Anda di halaman 1dari 19

“AKHLAK DAN BUDAYA DALAM KEHIDUPAN”

Disusun Oleh:
1. Nurul Fadwa : 16. 401. 3202
2. Raudhatun Nadia : 16. 401. 3237
3. Robiannur : 16. 401. 3205

KELAS B1
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BALIKPAPAN
TAHUN 2016
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehidarat- Nya yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayatnya kepada kami sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan menerapkan di
kehidupan bagi para pembaca. Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan dalam makalah ini baik dari segi susunan kaimat atupun tata
bahasanya. Oleh karena itu kami dengan tangan terbuka menerima kritik dan saran dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………................ ……………….i

KATA PENGANTAR …………………………………………………………..................ii

DAFTAR ISI……………………………………………………….………………..………iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………... ……………………………….…..1


B. Rumusan Masalah……………………..……..………..…. …………………….….1
C. Tujuan Pembahasan ………...............………………..….. ……………….……….2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak&Kebudayaan …………………………..……. ……………....3


B. Konsep Kebudayaan& Akhlak Dalam Islam.………...…………..…….. ………...4
C. Masjid Sebagai Pusat Kebudayaan Islam…………………………………………..8
D. Nilai-Nilai Islam Dalam Budaya Indonesia…………………….…………….…….9
E. Hubungan Akhlak & Kebudayaan Dalam Islam ………………………………….10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………...…….. ………………….15
B. Saran……………………………………………………… …….………………...15

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Akhlak dalam kehidupan manusia di tempatkan dalam kedudukan yang sangat
tinggi/penting karena puncak derajat kemanusian seseorang dinilai dari kualitas akhlaknya.
Bahkan kualitas keimanan manusia di ukur dari akhlaknya. Seluas apapun kadar keilmuan
seseorang tetang Islam. Sehebat apapun dirinya ketika melakukan ibadah, atau sekencang
apapun pengakuannya tetangkuatnya keimanan yang dia miliki, semua itu tidak memberi
jaminan. Tetap saja, alat ukur yangpaling akurat untuk menilai kemuliaan seseorang adalah
kualitas akhlaknya.

Tak lepas dari itu kebudayaan juga termasuk faktor penting pula bagi kehidupan
manusia. Kebudayaan juga memberikan pengaruh yang kuat kepada manusia dan
lingkungannya. Dalam kehidupan yang nyata kebudayaan itu sendiri setiap masyarakat
dengan masyarakat yang lain. Budaya adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuahkelompok orang dan diwarskan dari generasi ke generasi. Budaya
merupakan pula bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung
menganggapnya di wariskan secara genetis

B.Rumusan Masalah
Di dalam makalah ini akan dikemukakan beberapa segi pokok akhlak dan budaya dalam
kehidupan. Maka rumusan masalah yang dibuat sebagai berikut:

1. Apa pengertian Akhlak & Kebudayaan ?


2. Apa Konsep kebudayaan & akhlak dalam islam?
3. Apa nilai – nilai kebudayaan islam di indonesia?
4. Apa hubungan akhlak & kebudayaan dalam islam ?

1
C.Tujuan
Berdasarkan beberapa rumusan masalah di atas maka tujuan dari pembahasan ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian akhlak & kebudayaan Islam.
2. Untuk mengetahui konsep dari kebudayaan & akhlak dalam islam.
3. Untuk mengetahui apa saja nilai – nilai kebudayaan islam di indonesia.
4. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara akhlak & kebudayaan dalam islam.
.
2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak& Kebudayaan


Secara etimologi, istilah Akhlak berasal dari bentuk jamak khuluk yang berarti watak,
tabiat, perangai dan budi pekerti. Imam al-Ghazali memberi batasan khuluk sebagai :
“Khuluk adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong lahirnya perbuatan dengan
mudah dan ringan tanpa pertimbangan dan pemikiran mendalam”. Dari pengertian ini, suatu
perbuatan dapat disebut baik jika dalam melahirkan perbuatan-perbuatan baik itu dilakukan
secara spontan dan tidak ada paksaan atau intervensi dari orang lain.

Ibnu Miskawaih dalam kitab Tahdzibul Akhlak menjelaskan bahwa “khuluk ialah
keadaan gerak jiwa yang mendorong kearah melakukan perbuatan tanpa pertimbangan dan
pemikiran”.Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa gerak jiwa meliputi dua hal.Pertama,
alamiah dan bertolak dari watak seperti adanya orang yang mudah marah hanya karena
masalah sepele atau tertawa berlebihan karena mendengar berita yang tidak
memprihatinkan.Kedua, keadaan jiwa yang tercipta melalui kebiasaan, atau latihan.Pada
awalnya keadaan tersebut terjadi karena dipikirkan dan dipertimbangkan, namun pada
tahapan selanjutnya keadaan tersebut menjadi satu karakter yang melekat tanpa
dipertimbangkan dan dipikirkan masak-masak.Oleh karena itu, pendidikan akhlak sangat
diperlukan untuk mengubah karakter manusia dari keburukan ke arah kebaikan.

Kebudayaan ialah hasil budi – daya manusia. Budi artinya akal, kecerdikan, kepintaran
atau kebijaksanaan. Sedangkan Daya artinya ikhtiar , usaha, atau muslihat. Kebudayaan ialah
hasil usaha, kepintaran atau kecerdikan manusia. Akal manusia itu bertumbuh sesuai dengan
iklim, situasi, kondisi dan lingkungan mereka, begitu juga manusia itu banyak dan luas sesuai
pula dengan iklim udara, situasi dan kondisi serta lingkungan meraka.

Maka karna itu timbullah bermacam- macam kebudayaan pada masing-masing bangsa
atau suku bangsa dimana antara yang satu dengan yang lainnya berlainan dan berbeda.

Cabang – cabang dari kebudayaan itu banyak , di antaranya:

3
 Kesenian : Yaitu hasil yang indah – indah dari kecakapan dan kepintaran
manusia, seumpama seni rupa,. Seni pahat, seni bangunan, seni sastra, dan lain –
lain.
 Politik : Yaitu hasil dari kecakapan dan kepintaran manusia dalam mengatur
negara dan pemerintahan, seumpama pemerintahan monarki, pemerintahan
kerakyatan, pemerintahan kesatuan, pemerintahan serikat dan cara – cara
ekonomi terpimpin, dan lain – lain urusan negara dan pemerintahan.
 Filsafat : Yaitu hasil dari kecakapan dan kepintaran manusia dalam bidang
filosofi, yaotu bidang penyelidikan akal tentang sebab dan akibat, hasil
penyelidikan teori dan ideologie seperti sosialisme, imperialise, komunisme,
nasionalisme, dan lain – lain.

B. Konsep Kebudayaan & Akhlak dalam Islam


Menurut ahli budaya, kata budaya merupakan gabungan dari dua kata, yaitu budi dan
daya. Budi mengandung makna akal, pikiran, paham, pendapat, ikhtiar,
perasaan. Daya mengandung makna tenaga, kekuatan, kesanggupan. Jadi kebudayaan berarti
kumpulan segala usaha dan upaya manusia yang dikerjakan dengan mempergunakan hasil
pendapat untuk memperbaiki kesempurnaan hidup (Sidi Gazalba, 1998 : 35)

Oleh karena itu, jika kita membicarakan kebudayaan berarti kita membicarakan kehidupan
manusia dengan segala aktivitasnya.Dengan melakukan berbagai kegiatan dan aktivitasnya
manusia berusaha dengan daya upaya serta dengan kemampuan yang dimilikinya untuk
mengerjakan sesuatu guna kesempurnaan hidup.Kesempurnaan hidup itu dapat dicapai jika
manusia mampu menggunakan akal budinya dengan baik.

Kebudayaan adalah alam pikiran atau mengasah budi.Usaha kebudayaan adalah


pendidikan.Kebudayaan adalah pergaulan hidup diantara manusia dengan alam
semesta.Boleh jadi kebudayaan adalah usaha manusia melakukan tugas hidup sebagai
khalifah fil ardli (wakil Tuhan di bumi).

A.L. Kroeber dan Clyde Kluckhohn, telah mengumpulkan kurang lebih 161 definisi tentang
kebudayaan (Musa Asy’ari.1992) secara garis besar definisi sebanyak itu dapat
dikelompokkan dalam enam kelompok, sesuai dengan sudut pandang mereka.

4
Kelompok pertama melihat dan pendekatan historis, kedua dari pendekatan normatif oleh
Ralph Linton, ketiga dari pendekatan psikologi oleh Kluckkhonh,keempat dari pendekatan
structural oleh Turrney, kelima dari pendekatan genetik oleh Bidney dan keenam dengan
pendekatan deskriptif oleh Taylor.

Dilihat dari berbagai tujuan dan sudut pandang tentang definisi kebudayaan, menunjukkan
bahwa kebudayaan itu merupakan suatu persoalan yang sangat luas, namun esensinya adalah
bahwa kebudayaan itu melekat dengan diri manusia.Artinya, manusialah itu pencipta
kebudayaan.Kebudayaan itu hadir bersama dengan kelahiran manusia sendiri. Dari
penjelasan tersebut kebudayaan itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu kebudayaan sebagai suatu
proses dan kebudayaan sebagai sutau produk.

Al Qur’an memandang kebudayaan itu merupakan suatu proses, dan meletakkan kebudayaan
sebagai eksistensi hidup manusia. Kebudayaan merupakan suatu totalitas kegiatan manusia
yang meliputi kegiatan akal hati dan tubuh yang menyatu dalam suatu perbuatan.Oleh karena
itu, secara umum kebudayaan dapat dipahami sebagai hasil akal, budi, cipta rasa, karsa dan
karya manusia.Ia tidak mungkin terlepas dari nilai-nilai kemanusiaan, namun bisa jadi lepas
dari nilai-nilai ketuhanan.

Kebudayaan Islam adalah hasil akal, budi, cipta rasa, karsa dan karya manusia yang
berlandaskan pada nilai-nilai tauhid.Islam sangat menghargai akal manusia untuk berkiprah
dan berkembang.Hasil akal, budi rasa dan karsa yang telah terseleksi oleh nilai-nilai
kemanusiaan yang bersifat universal berkembang menjadi sebuah peradaban.

Dalam perkembangannya kebudayaan perlu dibimbing oleh wahyu dan aturan-aturan yang
mengikat agar tidak terperangkap pada ambisi yang bersumber dari nafsu hewani dan setan,
sehingga akan merugikan dirinya sendiri. Di sini agama berfungsi untuk membimbing
manusia dalam mengembangkan akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang
beradab atau peradaban Islami.

Oleh karena itu, misi kerasulan Muhammad SAW sebagaimana dalam sabdanya:
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak”. Artinya Nabi Muhammad SAW,
mempunyai tugas pokok untuk membimbing manusia agar mengembangkan kebudayaan
sesuai dengan petunjuk Allah.

5
Awal tugas kerasulan Nabi meletakkan dasar-dasar kebudayaan Islam yang kemudian
berkembang menjadi peradaban Islam. Ketika dakwah Islam keluar dan Jazirah Arab,
kemudian tersebar ke seluruh dunia, maka terjadilah suatu proses panjang dan rumit, yaitu
asimilasi budaya setempat dengan nilai-niali Islam itu sendiri, kemudian menghasilkan
kebudayaan Islam, kemudian berkembang menjadi suatu peradaban yang diakui
kebenarannya secara universal.

Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat mengimplementasikan iman yang


dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh ajaran islam dalam setiap tingkah laku sehari-hari.
Dan akhlak seharusnya diaktualisasikan dalam kehidupan seorang muslim seperti di bawah
ini:

1. Akhlak terhadap Allah


a. Mentauhidkan Allah
Tauhid adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah dan Beriman
bahwa hanya Allah semata yang berhak disembah, tidak ada sekutu bagiNya
b. Banyak Berzdikir pada Allah
Zikir (atau Dzikir) artinya mengingat Allah di antaranya dengan menyebut dan memuji nama
Allah. Zikir adalah satu kewajiban.Dengan berzikir hati menjadi tenteram.
c. Berdo’a kepada Allah SWT.
berdo’a adalah inti dari ibadah. Orang-orang yang tidak mau berdo’a adalah orang-orang
yang sombong karena tidak mau mengakui kelemahan dirinya di hadapan Allah SWT.
d. Bertawakal Hanya Pada Allah
Tawakal kepada Allah SWT merupakan gambaran dari sikap sabar dan kerja keras yang
sungguh-sungguh dalm pelaksanaanya yang di harapkan gagal dari harapan
semestinya,sehingga ia akan mamppu menerima dengan lapang dada tanpa ada penyesalan.
e. Berhusnudzhon ,kepada Allah
yakni berbaik sangka kepada Allah SWT karena sewsungguhnya apa saja yang di berijan
Allah merupakan jalan yang terbaik untuk hamba-Nya.

2. Akhlak terhadap Rasulullah


a. Mengikuti atau menjalankan sunnah Rosul
mengacu kepada sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah menjalani Hidupnya atau garis-
garis perjuangan / tradisi yang dilaksanakan oleh Rasulullah. Sunnah merupakan sumber
hukum kedua dalam Islam, setelah Al-Quran. 6
b. Bersholawat Kepada Rosul
Mengucapkan puji-pujian kepada Rosulullah S.A.W .Sesungguhnya Tuhan beserta para
malaikatnya semua memberikan Sholawat kepada Nabi (dari Allah berarti memberi rakhmat,
dan dari malaikat berarti memohonkan ampunan). Hai orang-orang beriman, ucapkanlah
Sholawat kepadanya (AQ Al Ahzab : 56)

3. Akhlak Terhadap diri sendiri


a. Sikap sabar
Sabar adalah menahan amarah dan nafsu yang pada dasarnya bersifat negative.Kemudian
manusia harus sabar dalam menghadapi segala cobaan.
b. Sikap Syukur.
Dalam keseharian, kadang atau bahkan sering kali kita lupa untuk ber-Syukur, atau men-
Syukuri segala Nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita.ada 3 (tiga) Cara yang mudah
untuk men-Syukuri Nikmat Allah yaitu bersyukur dengan hati yang tulus, mensyukuri dengan
lisan yang dilakukan dengan memuji Allah melalui ucapan Alhamdulillah, dan bersyukur
dengan perbuatan yang dilakukan dengan menggunakan Nikmat dan Rahmat Allah pada jalan
dan perbuatan yang diridhoi-Nya
c. Sikap Tawadlhu’
Tawadlhu’ atau Rendah hati merupakan salah satu bagian dari akhlak mulia jadi sudah
selayaknya kita sebagai umat muslim bersikap tawadhu, karena tawadhu merupakan salah
satu akhlak terpuji yang wajib dimiliki oleh setiap umat islam. Orang yang tawadhu’ adalah
orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah SWT
d. Bertaubat.
apabila melakukan kesalahan, maka segera bertaubat dan tidak mengulanginya lagi. Apabila
ada dari kita yang merasa telah terlalu banyak berbuat dosa dan maksiat sebaiknya kita
jangan berputus asa dari rahmat ampunan Allah, karena Allah SWT selalu memberikan
kesempatan pada kita untuk bertobat,

4. Aklak Terhadap Sesama Manusia


a. Merajut Ukhuwah atau Persaudaraan
Membina persaudaraan adalah perintah Allah yang diajarkan oleh semua agama, termasuk
agama Islam.Oleh sebab itu, sudah sewajarnya kalau semua elemen membangun ukhuwwah
dalam komunitasnya. Apabila ada kelompok tertentu dengan mengatas-namakan agama tetapi
enggan memperjuangkan perdamaian dan persaudaraan maka perlu dipertanyakan kembali
komitmen keagamaannya, 7
b. Ta’awun atau saling tolong menolong
Dalam Islam, tolong-menolong adalah kewajiban setiap Muslim. Sudah semestinya konsep
tolong-menolong tidak hanya dilakukan dalam lingkup yang sempit. Tolong-menolong
menjadi sebuah keharusan karena apapun yang kita kerjakan membutuhkan pertolongan dari
orang lain. Tidak ada manusia seorang pun di muka bumi ini yang tidak membutuhkan
pertolongan dari yang lain.
c. Suka memaafkan kesalahan orang lain
Islam mengajar umatnya untuk bersikap pemaaf dan suka memaafkan kesalahan orang lain
tanpa menunggu permohonan maaf daripada orang yang berbuat salah kepadanya. Pemaaf
adalah sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa ada sedikit pun rasa
benci dan dendam di hati. Sifat pemaaf adalah salah satu perwujudan daripada ketakwaan
kepada Allah.
d. Menepati Janji
Janji memang ringan diucapkan namun berat untuk ditunaikan.Menepati janji adalah bagian
dari iman.Maka seperti itu pula ingkar janji, termasuk tanda kemunafikan.

5. Akhlak Terhadap sesama Makhluk


a. Tafakur (Berfikir)
salah satu ciri khas manusia yang membedakanya dari makhluk yang lain, bahwa manusia
adalah makhluk yang berpikir. Dengan kemampuan itulah manusia bisa meraih berbagai
kemajuan, kemanfaatan, dan kebaikan.
b. Memanfaatkan Alam
Kedudukan manusia di bumi ini bukanlah sebagai penguasa yang sewenang-wenang, tetapi
sebagai khalifah yang mengemban amanat Allah.Karena itu, segala pemanfaatan manusia
atas bumi ini harus dengan penuh tanggung jawab dan tidak menimbulkan kerusakan.Sebab,
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

C. Masjid Sebagai Pusat Kebudayaan Islam


Masjid pada umumnya dipahami oleh masyarakat sebagai tempat ibadah khusus, seperti
shalat, padahal fungsi masjid lebih luas dari itu.Pada zaman Rasulullah, masjid berfungsi
sebagai pusat peradaban.Nabi mensucikan jiwa kaum muslimin, mengajar Al-qur’an dan Al-
hikmah, bermusyawarah berbagai permasalahan umat hingga masalah upaya-upaya

8
peningkatan kesejahteraan umat.Hal ini berjalan hingga 700 tahun, sejak Nabi mendirikan
masjid yang pertama, fungsi masjid dijadikan simbol persatuan umat dan masjid sebagai
pusat peribadatan dan peradaban.Sekolah-sekolah dan universitas-universitas kemudian
bermunculan justru dari masjid.Masjid Al Azhar di Mesir merupakan salah satu contoh yang
dapat dikenal oleh umat Islam di Indonesia maupun dunia. Masjid ini mampu memberikan
bea siswa bagi para pelajar dan mahasiswa, bahkan pengentasan kemiskinan merupakan
program nyata masjid.

Pada saat ini kita akan sangat sulit menemukan masjid yang memiliki program nyata
dibidang pencerdasan keberagamaan umat. Kita (mungkin) tidak menemukan masjid yang
memiliki kurikulum terprogram dalam pembinaan keberagamaan umat. Terlebih-lebih lagi
masjid yang menyediakan bea siswa dari upaya pengentasan kemiskinan. Dalam
perkembangan berikutnya muncul kelompok-kelompok yang sadar untuk mengembalikan
fungsi masjid sebagaimana mestinya. Kini mulai tumbuh kesadaran umat akan pentingnya
peranan masjid untuk mencerdaskan mensejahterakan jamaahnya. Menurut ajaran Islam
masjid memiliki dua fungsi utama, yaitu : (1) sebagai pusat ibadah ritual, dan (2) berfungsi
sebagai pusat ibadah social. Dari kedua fungsi gtersebut titik sentralnya bahwa fungsi masjid
sebagai pusat pembinaan umat Islam.

D. Nilai-nilai Islam Dalam Budaya Indonesia


Islam masuk ke Indonesia lengkap dengan budayanya, yaitu budaya Arab.Pada awal
masuknya Islam ke Indonesia, dirasakan umat sulit membedakan ajaran Islam dan budaya
Arab. Dalam ajaran Islam meniru budaya suatu kaum itu boleh saja sepanjang tidak
bertentangan dengan nilai-nilai dasar Islam, apalagi yang ditirunya adalah panutan suci nabi
Muhammad Saw, namun yang tidak boleh adalah menganggap bahwa nilai-nilai budaya Arab
dipandang sebagai ajaran Islam

Corak baju yang dikenakan Rasulullah merupakan budaya yang ditampilkan oleh orang
Arab.Yang menjadi ajarannya adalah menutup aurat, kesederhanaan, kebersihan dan
kenyamanan.Sedang bentuk dan mode pakaian yang dikenakan umat Islam boleh saja
berbeda dengan yang dikenakan oleh nabi Muhammad Saw, demikian pula cara makan nabi
dengan jari-jemari bukan merupakan ajaran Islam.

9
Dalam perkembangan dakwah Islam di Indonesia para penyiar Islam mendakwahkan ajaran
Islam melalui bahasa budaya, sebagaimana dilakukan oleh para Wali Allah di tanah
Jawa.Karena kehebatan para Wali dalam mengemas ajaran Islam dengan bahasa budaya
setempat, sehingga masyarakat tidak sadar bahwa nilai-nilai Islammasuk dan menjadi tradisi
dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Tugas berikutnya para intelektual Islam adalah menjelaskan secara sistematik dan
berkelanjutan supaya penetrasi yang sudah dilakukan oleh para pendahulunya.Integrasi nilai-
nilai Islam ke dalam kehidupan bangsa Indonesia ternyata tidak sekedar masuk pada aspek
kebudayaan semata, tetapi sudah masuk ke wilayah hukum.Sebagai contoh dalam hukum
keluarga (akhlawul syakhsiyyah) masalah waris, masalah pernikahan.Nilai-nilai Islam telah
masuk ke wilayah hukum yang berlaku di Indonesia.

E. Hubungan Akhlak & Kebudayaan Dalam Islam

Banyak definisi tentang kebudayaan, tetapi memilih pandangan yang menyatakan bahwa
kebudayaan adalah konsep, keyakinan, nilai dan norma yang dianut masyarakat yang
mempengaruhi perilaku mereka dalam upaya menjawab tantangan kehidupan yang berasal
dari alam sekelilingnya. Disamping sebagai fasilitas, alam adalah tantangan yang harus
diatasi. Berbeda dengan hewan, manusia tidak puas hanya dengan apa yang terdapat dalam
alam kebendaan. Dengan konsep yang dimiliki manusia berusaha mengolah alam ini , dan
dengan kesadaran dan cita-citanya manusia merumuskan apa yang bermakna dan apa yang
tidak bermakna dalam kehidupannya. Sekurang-kurangnya ada enam nilai yang amat
menentukan wawasan etika dan kepribadian manusia sebagai indifidu maupun sebagai
masyarakat, yaitu : ekonomi, solidaritas, agama, seni, kuasa dan teori.
1. Nilai teori. Ketika manusia menentukan dengan objektif identitas benda-benda atau
kejadian-kejadian, maka dalam prosesnya hingga menjadi pengetahuan, manusia mengenal
adanya teori yang menjadi konsep dalam proses penilaian atas alam sekitar.
2. Nilai ekonomi. Ketika manusia bermaksud menggunakan benda-benda atau kejadian-
kejadian, maka ada proses penilaian ekonomi atau kegunaan, yakni dengan logika efisiensi
untuk memperbesar kesenangan hidup. Kombinasi antara nilai teori dan nilai ekonomi yang
senantiasa maju disebut aspek progresip dari kebudayaan.
10
3. Nilai agama. Ketika manusia menilai suatu rahasia yang menakjubkan dan kebesaran yang
menggetarkan dimana di dalamnya ada konsep kekudusan dan ketakziman kepada yang
Maha Gaib, maka manusia mengenal nilai agama.
4. Nilai seni. Jika yang dialami itu keindahan dimana ada konsep estetika dalam menilai
benda atau kejadian-kejadian, maka manusia mengenal nilai seni.Kombinasi dari nilai agama
dan seni yang sama-sama menekankan intuisi, perasaan, dan fantasi disebut aspek ekpressip
dari kebudayaan.
5. Nilai kuasa. Ketika manusia merasa puas jika orang lain mengikuti fikirannya, norma-
normanya dan kemauan-kemauannya, maka ketika itu manusia mengenal nilai kuasa.
6. Nilai solidaritas. Tetapi ketika hubungan itu menjelma menjadi cinta, persahabatan dan
simpati sesama manusia, menghargai orang lain, dan merasakan kepuasan ketika membantu
mereka maka manusia mengenal nilai solidaritas.
7. Nilai budaya itu merupakan kristalisasi dari berbagai macam nilai kehidupan, yang
selanjutnya menentukan konfigurasi kepribadian dan norma etik individu maupun
masyarakat. Nilai apa yang paling dominan pada seseorang atau sekelompok orang, akan
menentukan “sosok” mereka sebagai manusia budaya (al insan madaniyyun bi at thab`i).
Orang yang lebih dipengaruhi oleh nilai ekonomi cenderung kurang memperhatikan halal dan
haram, orang yang lebih dipengaruhi oleh nilai teori cenderung menjadi ilmuwan, yang lebih
dipengaruhi oleh nilai kuasa cenderung tega dan nekad, yang lebih dipengaruhi oleh nilai
agama dan seni cenderung menjadi sufi dan seterusnya, sehingga ada sosok orang yang
materialis, seniman, pekerja sosial dan sebagainya. Bisa juga ada ilmuwan yang mengabdi
kepada materi, politisi yang pejuang, ulama yang rasionil, ilmuwan yang mistis dan
sebagainya.

Budaya progressip akan mengembangkan cara berfikir ilmiah dan melahirkan berbagai
cabang ilmu pengetahuan, sedangkan puncak dari budaya ekpressip bermuara pada
kepercayaan mitologis dan mistik. Pendukung budaya progressip pada umumnya dinamis dan
siap digantikan oleh generasi penerus dengan penemuan-penemuan baru, sedangkan
pendukung budaya ekpressip biasanya statis atau tradisional, memandang kebudayaan
sebagai sesuatu yang sudah final.

Budaya Islam Syar`iy


Sebagaimana telah diketahui bahwa sumber utama ajaran Islam adalah al Qur’an dan Sunnah
Rasul. Dalam perjalanan sejarahnya, budaya lokal juga ikut mempengaruhi corak kebudayaan
11
Islam. Istilah budaya Islam Syar`iy digunakan untuk membedakan bentuk pemahaman dan
pengamalan Nabi atas agama yang belum dipengaruhi oleh budaya jahiliyah (unsur-unsur
budaya lokal), sebaliknya justru mengubah budaya jahiliyah yang musyrik menjadi agama
tauhid, dengan bentuk-bentuk agama Islam yang telah dipengaruhi oleh unsur-unsur budaya
lokal; seperti sekte-sekte Syi`ah, Khawarij dan juga ordo-ordo Sufi, dll. Fakta sejarah
menunjukkan bahwa Islam seperti yang dicontohkan oleh Rasul, adalah sistem yang
merupakan kesatuan utuh antara aspek aqidah (iman) aspek Islam (aturan-aturan formal) dan
aspek ihsan (moral spiritual). Sepeninggal Rasul, untuk masa tertentu meski terjadi gejolak
sosial dan politik, tetapi magnit al Qr’an dan Sunnah masih cukup kuat menarik jiwa
penganutnya, terutama para sahabat besar sehingga budaya lokal tidak mempengaruhi secara
signifikan terhadap budaya Islam.

Dapat dikatakan bahwa Islam yang asli telah diperagakan oleh Nabi Muhammad s.a.w.dan
diteruskan oleh Khulafa Rasyidin, yakni pada periode dimana Madinah al Munawwarah
masih menjadi pusat imamah. Pengamalan Islam pada periode ini masih sederhana tetapi
tauhidnya sangat kokoh dan belum diwarnai oleh peradaban lain, sebaliknya malah
mengubah budaya lokal Arab. Meski budaya Islam periode awal disebut masih sederhana,
dan al Qur’an serta Sunnah Nabi menjadi nilai dasar, tetapi sebenarnya di dalamnya juga
sudah ada nilai-nilai rasional, ekonomi, kuasa, solidaritas dan seni.

Pergumulan Budaya
Sepeninggal periode Khulafa Rasyidin, budaya lokal menyeruak keatas permukaan menghiasi
aspirasi konflik elit politik. Baru dalam bilangan 20 tahun sepeninggal Rasul, wilayah
kekuasaan Islam sudah sangat luas, menaklukkan imperium Persia dan membebaskan
wilayah Syams dan Afrika dari penjajahan Romawi, dimana pada kedua wilayah itu masing-
masing telah memiliki peradaban yang sudah mapan serta potensi ekonomi yang sangat
besar. Umar bin Khattab melarang keras tokoh-tokoh elit hijrah ke negeri baru, tetapi
khalifah Usman agak mengendorkan larangan itu, sehingga banyak pedagang Quraisy hijrah
ke wilayah yang baru ditaklukkan. Dengan ketiadaan sosok Rasul, para tokoh elit Arab
Jahiliyah yang sudah masuk Islam tidak dapat lagi dibendung peran sosial ekonominya,
karena mereka sejak sebelum memeluk Islam memang sudah memiliki kelebihan pengalaman
dalam bidang ekonomi dan kepemimpinan. Jika pada masa Rasul dan Khulafa Rasyidin nilai
agama dan solidaritas lebih menonjol, maka pada periode pasca Khulafa Rasyidin nilai
ekonomi dan nilai kuasa justru yang lebih menonjol.
12
Akibatnya konflik politik dan persaingan bisnis menjadi subur, dan ujungnya adalah lahirnya
sistem kekuasaan absolut berupa dinasti Umayyah (berpusat di Damaskus dengan basis
budaya Romawi) dan disambung dinasti Abbasiah (berpusat di Baghdad dengan basis budaya
Persia). Adapun kelompok yang tetap berorientasi kepada Qur’an & Sunnah, mereka tidak
mau melibatkan diri dalam konflik, tetapi mengkhususkan diri menekuni pemikiran agama,
kemudian secara sosiologis menjadi kelompok ulama yang bisa dipertentangkan dengan
kelompok umaro (penguasa).

Pada saat itu berbagai aspirasi (Qur`ani, Hadits, Israiliyyat, filsafat dan tradisi lama) dan
berbagai kelompok kepentingan terlibat dalam pergumulan budaya, dan kesemuanya
mengatas namakan Islam.

1. Dari aspek politik lahirlah penguasa dinasti yang lebih mementingkan mempertahankan
nilai kuasa dibanding nilai agama dan solidaritas, disamping kelompok oposisi.

2. Dari aspek pemikiran hukum, lahirlah mazhab-mazhab fiqh, yang terbesar adalah mazhab
Maliki, Syafi`I, Hanafi dan Hambali.

3. Dari aspek teologi lahir alian-aliran ilmu Kalam (filsafat ketuhanan), seperti Mu`tazilah,
Qadariyah, Jabbariyyah, Maturidiyyah dan Ahlu sunnah wa al jama`ah.

4. Dari aspek spiritualisme, lahirlah sufisme yang bercorak lmmanen dan bercorak
transenden, yang panteistis dan yang tetap tauhid rational.

Di Aceh, Islam bergumul dengan budaya Melayu, melahirkan sastra Melayu Islam, dan
pengaruhnya meluas di Sumatera, melahirkan format seperti adat bersendi syara`, dan syara`
bersendi Kitabullah. Sedangkan di Jawa nilai-nilai Islam berhadapan dengan lingkungan
budaya kejawen, yaitu lingkungan budaya istana (Majapahit) yang telah menyerap
Hinduisme dan budaya wong cilik yang animistis.Hasilnya, yang lebih dekat ke Islam
menjadi Pesantren, sedangkan yang lebih dekat ke budaya lokal menjadi Kejawen dan
kebatinan. Di Jawa muncul konsep manunggaling kawula lan Gusti, konsep eling, konsep
kalifatullah sayyidin Panatagama, konsep ngerti sadurunging winarah, konsep layang kalima
sada dan sebagainya. Tipologi orang Jawa pasca pergumulan budaya Islam vs budaya lokal
terbagi menjadi tiga (menurut Geertz) yakni santri, abangan dan priyayi.Priyayi kebanyakan
juga abangan. 13
Pergumulan itu di Indonesia berlangsung terus hingga sekarang, melahirkan typologi H.Agus
Salim,Sukarno, Gus Dur,Nur khalis Majid, Harun Nasution, juga Takdir Ali Syahbana,
Mustafa Bisri, Emha Ainun Najib, Habib Riziq, Amrozi, , Inul dan kita-kita ini.

Bias Budaya dan Agama


Ketika zaman orde baru memberlakukan azas tunggal Panca Sila, muncul resistensi terhadap
Panca Sila dari sebagian kecil kelompok Islam.Wacana anti Panca Sila sebenarnya berasal
dari bias agama dan budaya.Islam itu agama (murni) yang juga melahirkan budaya, maka ada
kebudayaan Islam dan ada kebudayaan kaum muslimin. Kebudayaan Islam dipengaruhi oleh
ajaran Islam, sedangkan kebudayaan kaum muslimin ada yang berasal dari ajaran Islam dan
ada yang berasal dari budaya lain, yang bahkan mungkin bertentangan dengan ajaran Islam.
Kebudayaan adalah konsep, gagasan, dan keyakinan yang dianut oleh masyarakat dalam
waktu lama dan memandu perilaku mereka dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Ada kaidah yang mudah diingat, yaitu bahwa agama murni dalam hal ini ibadah mahdlah,
pada dasarnya ritus ibadah itu dilarang, kecuali yang ada perintahnya, Dalam agama murni
tidak ruang kreatifitas.sedangkan yang bersifat kebudayaan, mu`amalah, pada dasarnya
semua bentuk kebudayaan masyarakat itu dibolehkan, kecuali yang ada larangannya (al ashlu
fi al `adat wa al mu`amalah al ibahah hatta takun dall fi buthlanihi). Jadi pada agama (murni)
tidak ada ruang kreatifitas ummat, tapi pada wilayah budaya, semuanya justeru wilayah
kreatifitas. Nah Negara, ilmu pengetahuan (termasuk ilmu2 agama), Panca Sila dan konstitusi
adalah budaya. Demikian juga partai Islam, ormas Islam, juga produk kebudayaan.Bahkan
konsep khalifah adalah budaya Islam, oleh karena itu corak khulafa rasyidin berbeda dengan
khilafah Bani Umaayyah dan Abbasiyah.Negara Islam boleh berbentuk kerajaan, boleh
republik, boleh dinasti, boleh kerajaan konstitusional, bergantung kepada kondisi wilayah dan
kreatifitas ummatnya. Ideologi Anti Panca Sila bukanlah ekpresi Islam, tapi kedudukannya
sama dengan Komunisme yang juga anti Panca Sila, dua-duanya kebudayaan.

14
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Akhlak yaitu suatu yang sifatnya baik ataupun buruk yang tertanam dalam diri
manusia.Akhlak merupakan cerminan yang membuat manusia dapat memilah seseorang itu
baik atau buruk. Bagi umat muslim di seluruh alam berpatokan pada akhlaknya nabi
Muhammad SAW. Di karenakan sudah di jelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Qolam ayat
4 dikatakan bahwa “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) berada diatas budi pekerti yang
agung”. Maka dari itu Akhlak terpuji yang ada dalam diri Rasulullah SAW patut kita jadikan
contoh dan suri tauladan yang baik.

Kebudayaan merupakan hasil budi – daya manusia. Budi artinya akal, kecerdikan,
kepintaran atau kebijaksanaan. Sedangkan Daya artinya ikhtiar , usaha, atau muslihat.
Kebudayaan ialah hasil usaha, kepintaran atau kecerdikan manusia. Akal manusia itu
bertumbuh sesuai dengan iklim, situasi, kondisi dan lingkungan mereka. Dan karna itu
timbullah bermacam- macam kebudayaan pada masing-masing bangsa atau suku bangsa
dimana antara yang satu dengan yang lainnya berbeda dan tidak sama.

Islam masuk ke Indonesia lengkap dengan budayanya, yaitu budaya Arab.Pada awal
masuknya Islam ke Indonesia, dirasakan umat sulit membedakan ajaran Islam dan budaya
Arab. Dalam ajaran Islam meniru budaya suatu kaum itu boleh saja sepanjang tidak
bertentangan dengan nilai-nilai dasar Islam, apalagi yang ditirunya adalah panutan suci nabi
Muhammad Saw, namun yang tidak boleh adalah menganggap bahwa nilai-nilai budaya Arab
dipandang sebagai ajaran Islam

B. Saran
Kita sebagai umat manusia dengan sepatutnya memiliki akhlak yang baik. Baik dalam
suatu kelompok atau pun bangsa.Jika manusia telah berakhlakul karimah atau akhlak yang
baik, mulia, terpuji InsyaAllah hidupnya akan jauh lebih baik.Keterkaitan dengan
kebudayaan manusia, memang kebudayaan itu tidak seharusnya di tinggalkan tetap bila ada
hal yang menyimpang dari ajaran Agama kita sebagai umat manusia, wajib untuk
menghilangkan atau pun menghapusnya.

15
Daftar Pustaka

http://estehmak.blogspot.co.id/2013/05/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html Selasa,
07 Mei 2013

http://www.totaltren.com/2015/01/mengenal-konsep-akhlak-dalam-islam.html Sabtu, 24
Januari 2015

http://agengwahyudi.blogspot.co.id/2015/10/konsep-akhlak-dalam-islam.html Sabtu, 03
Oktober 2015

https://www.facebook.com/notes/adi-awaremuanatazenbu-uma/membangun-akhlak-manusia-
9-kebudayaan-sebagai-sumber-nilai/499541526784694 15 Juni 2013 pukul 20.41

Anda mungkin juga menyukai