Anda di halaman 1dari 17

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Asuhan Gizi Hari I (25 November 2017)
a. Recall 24 jam
Tabel 5.1 Recall I (24 November 2017)
Zat Gizi Asupan Gizi Kebutuhan Tingkat Interpretasi
Konsumsi (%)
Energi (kalori) 1165 1951 60 Defisit Berat
Protein (gram) 36 93 39 Defisit Berat
Lemak (gram) 27 54 50 Defisit Berat
Karbohidrat (gram) 211 362 58 Defisit Berat

b. Antropometri
Tabel 5.2 Antropometri
No Hari/Tanggal Indikator
Berat Tinggi LLA Status Gizi
badan badan (cm)
ideal estimasi LLA/U
(kg) (cm)
1 24 November 2017 40,5 145 27,6 97%
(normal)
2 25 November 2017 40,5 145 27,6 97%
(normal)

c. Hasil Biokimia
Tabel 2.5 Data Pemeriksaan Biokimia (Urinalisa) Tanggal 23 Mei 2017
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Standar Keterangan
Rumah Sakit
Kimia Urin
Warna Kuning Kuning Normal
Kejernihan Keruh Jernih Tidak normal
Berat jenis 1,005 1,010 – 1,020 Tidak normal
Ph 6,0 4,5 – 8,0 Normal

77
Leukosit (+) 3 Negatif Tidak normal
Nitrit (+) / Positif Negatif Tidak normal
Sedimen Urin
Epitel Skuamosa (+) / Positif Positif Normal
Leukosit Banyak Sel < 5 / Lp 40x Tidak normal
Eritrosit 0 – 3 Sel ≤ 3 / Lp 40x Normal
Bakteri (+) / Positif Negatif Tidak normal
Sumber : Data Rekam Medik 2017

Tabel 2.6 Data Pemeriksaan Biokimia Tanggal 23 November 2017


Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Standar Keterangan
Rumah Sakit
Glukosa – Sewaktu 92 mg/dl < 200 Normal
Creatinin 0,66 mg/dl 0,7 – 1,5 Tidak Normal
HbsAg (-) / Negatif Negatif Normal
Ratio BUN Creatinin 3,68 x 10^6/uL 3,50 – 5,50 x 10^6 u/L Hypochromia
Hemoglobin 8,1 g/dL 11,0 – 16,0 g/dL Anemia
Sumber : Data Rekam Medik 2017

d. Pemeriksaan Fisik
Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Fisik Pasien
Tanggal Keadaan fisik
24 November 2017 1. Fisik : Lemas
2. Keadaan umum : compos mentis
3. BAK : Dibantu kateter

e. Pemeriksaan Klinis
Tabel 3.3 Hasil Pengamatan Klinis Pasien
Tanggal Jenis Hasil Nilai Normal Keterangan
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan
24 November 2017 Tekanan darah 130/80 mmHg 120/80 mmHg Pre Hipertensi
Nadi 97x/menit 75-105 x/menit Normal
Suhu 36,20C 36,1 – 37,5 0C Normal
Respirasi 21x/menit 18-26 x/menit Normal

78
f. Pengobatan
Tabel 5.7 Pengobatan / Tindakan Yang Diberikan
Hari/Tanggal Obat Yang Diberikan Dosis
Jum’at 24 November 2017 Injeksi Cefotaxime 3 x 500 mg
(stopper)

g. Monitoring Evaluasi Makanan Pasien


Tabel 5.8 Asupan Pasien 25 November 2017
Zat Gizi Asupan Gizi Kebutuhan Tingkat Interpretasi
Konsumsi (%)
Energi (kalori) 1246,8 1951 63,9 Kurang
Protein (gram) 69,9 93 75,2 Sedang
Lemak (gram) 46,4 54 85,9 Baik
Karbohidrat (gram) 140,9 36 38,9 Buruk
Fe (mg) 6,4 25 25,6 Buruk
Folat (mg) 0 395 0 Buruk
Vitamin C (mg) 35,7 80 44,6 Buruk
Vitamin B1 (mg) 0,2 1,1 18 Buruk

79
2. Asuhan Gizi Hari II (26 November 2017)
a. Recall 24 Jam
Tabel 5.9 Recall I (25 November 2017)
Zat Gizi Asupan Gizi Kebutuhan Tingkat Interpretasi
Konsumsi (%)
Energi (kalori) 1246,8 1951 63,9 Kurang
Protein (gram) 69,9 93 75,2 Sedang
Lemak (gram) 46,4 54 85,9 Baik
Karbohidrat (gram) 140,9 36 38,9 Buruk
Fe (mg) 6,4 25 25,6 Buruk
Folat (mg) 0 395 0 Buruk
Vitamin C (mg) 35,7 80 44,6 Buruk
Vitamin B1 (mg) 0,2 1,1 18 Buruk

b. Antropometri
Tabel 5.10 Antropometri
No Hari/Tanggal Indikator
Berat Tinggi LLA Status Gizi
badan badan (cm)
ideal estimasi LLA/U
(kg) (cm)
1 25 November 2017 40,5 145 27,6 97%
(normal)
2 26 November 2017 40,5 145 27,6 97%
(normal)

c. Hasil biokimia
Tabel 5.11 Data Pemeriksaan Biokimia Tanggal 25 November 2017
Nilai Normal Standar
Pemeriksaan Hasil Rumah Sakit dan
Keterangan
Kebutuhan
Warna Urin Kuning Kuning Normal
Volume Urin 1100 cc 2053 cc Rendah

80
d. Pemeriksaan fisik
Tabel 5.12 Hasil Pengamatan Fisik
Tanggal Keadaan fisik
25 November 2017 1. Fisik : Normal
2. Keadaan umum : compos mentis
3. BAK : Dibantu Kateter

e. Pemeriksaan klinis
Tabel 5.13 Hasil Pengamatan Klinis
Tanggal Jenis Hasil Nilai Normal Keterangan
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan
25 November 2017 Tekanan darah 130/90 mmHg 120/80 mmHg Pre Hipertensi
Nadi 81x/menit 75-105 x/menit Normal
Suhu 36,20C 36,1 – 37,2 0C Normal
Respirasi 20x/menit 18-26 x/menit Normal

f. Pengobatan
Tabel 5.14 Pengobatan / Tindakan Yang Diberikan
Hari/Tanggal Obat Yang Diberikan Dosis
Sabtu 25 November Injeksi Cefotaxime 2 x 1 gram
2017 (stopper)
Minggu 26 November Obat Cefixime 2 x 100 mg
2017

g. Monitoring Evaluasi Makanan Pasien


Tabel 5.15 Asupan Pasien 26 November 2017
Zat Gizi Asupan Gizi Kebutuhan Tingkat Interpretasi
Konsumsi (%)
Energi (kalori) 1246 1951 63,9 Kurang
Protein (gram) 191,82 93 206,3 Lebih
Lemak (gram) 41,6 54 77,0 Sedang
Karbohidrat (gram) 144,7 36 40,0 Buruk
Fe (mg) 40 25 160,0 Lebih
Folat (mcg) 0,2 395 0,1 Buruk
Vitamin C (mg) 43,8 80 54,8 Buruk
Vitamin B1 (mg) 0,5 1,1 45,5 Buruk

81
B. Pembahasan
Upaya yang dilakukan dalam pemenuhuan kebutuhan gizi untuk pasien rawat inap
dilakukan melalui pelayanan gizi dengan menyediakan makanan atau diet kepada pasien.
Bagi sejumlah pasien dengan penyakit ringan maupun berat, upaya pelayanan gizi
tersebut tidak dapat dilaksanakan secara maksimal, karena hal tersebut sangat bergantung
pada kondisi pasien dan berbagai keterbatasan pada penerimaan, pencernaan serta
penyerapan berbagai zat gizi pada makanan di dalam tubuh.
Pada praktek lapangan mata kuliah dietetik penyakit tidak menular ini, saya
mendapatkan bagian untuk melakukan asuhan gizi di ruang Cempaka atau ruang
Kandungan diruangan ini adalah ruangan yang dimana bukan hanya terdapat pasien ingin
melahirkan baik normal maupun cesar saja melainkan juga banyak pasien dengan
penyakit yang berhubungan dengan organ dalam kewanitaan baik itu infeksi, tumor,
maupun keganasan. Hal yang saya lakukan pada hari pertama adalah melakukan skrining
pada semua pasien yang baru dirawat atau baru masuk rumah sakit, tujuan saya
melakukan skrining adalah untuk mengetahui tingkat tingkat keparahan penyakit yang
dialami pasien, serta menentukan diet apa yang sebaiknya dijalani pasien sesuai dengan
kondisi dan penyakitnya saat ini.
Di ruang cempaka saya mendapatkan 1 pasien untuk dilakukan asuhan gizi, pasien
saya masuk rumah sakit tanggal 23 November 2017 sekitar pukul 10.31 WIB dan
dipindahkan keruang cempaka sekitar jam 14.00 WIB, pasien saya adalah seorang wanita
yang bernama Ny. V berusia 35 tahun beberapa hari yang lalu melahirkan anaknya yang
ke 6 dengan persalinan normal dirumahnya. Ny. V masuk rumah sakit dengan keluhan
susah buang air kecil, buang air kecil sedikit-sedikit, nyeri perut dan pusing-pusing dan
saat ini masuk ke rumah sakit dengan diagnosa retensio urine, infeksi saluran kemih, dan
anemia.
ISK (infeksi saluran kemih) adalah kondisi dimana ketika ada organ tubuh seperti
ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra mengalami infeksi bakteri masuk ke saluran
kemih. Dalam kasus seperti ini wanita lebih rentan terkena ISK karena jarak antara uretra
dengan anus pada tubuh mereka lebih dekat dengan kandung kemih. Oleh karena itu
diperlukan diet yang tepat untuk pasien Ny. V, pemberian dietnya yaitu diet tinggi energi
tinggi protein. Makanan yang diberikan dalam bentuk biasa.
Saya melakukan asuhan gizi pada Ny. V selama 2 hari sejak tanggal 25 November
2017 sampai dengan tanggal 26 November 2017, berikut hasil asuhan gizi yang saya
lakukan selama 2 hari :

82
a. Skrining
Pasien Ny. V dilakukan skirining awal pada tanggal 24 november 2017
untuk mengetahui resiko yang ditimbulkan dari penyakitnya saat ini, saat
dilakukan skrining perolehan skor yang didapatkan yaitu 1 dengan kesimpulan
resiko rendah, dari hasil tersebut diketahui bahwa pasien tidak mengalami
penurunan badan dalam 6 bulan terakhir, namun berdasarkan pengakuan nafsu
makan Ny. V masih sedikit menurun. Kemudian penyakit yang dialami pasien
Ny. V saat ini masuk kedalam kategori penyakit penurunan sistem imun yaitu
infeksi saluran kemih karena penyakit ini ibu sering mengeluh sakit pada perut
sehingga karena penyakit ini juga dapat mengakibatkan pasien beresiko
mengalami malnutrisi.

b. Antropometri
Pada asuhan gizi I saya melakukan pengukuran 2 kali karena kondisi saat
ini Ny. V mengalami kesulitan untuk berdiri maka prosedur pengukuran yang
saya lakukan yaitu mengukur tinggi lutut dengan menggunakan alat pengukur
tinggi lutut didapatkan hasil tinggi lutut Ny. V sebesar 40,1 cm dan untuk
mendapatkan tinggi badan Ny. V dilakukan perhitungan estimasi tinggi badan
berdasarkan tinggi lutut untuk wanita, pengukuran berat badan tidak bisa
dilakukan sehingga untuk mendapatkan berat badan saya menggunakan
perhitungan BBI saja, saya mengukur LLA menggunakan pita LLA untuk
mendapatkan status gizi Ny. V status gizi Ny. V dalam keadaan normal.
Kemudian untuk
Pada asuhan gizi II saya melakukan pengukuran berat badan untuk
pertama kalinya pada Ny. V dan hasil penimbangan berat badan tanggal 27
november 2017 yaitu 43,6 kg. Penambahan berat badan pasien tersebut tidak
bisa diukur kenaikannya. Berdasarkan Berat badan Ny. V yang 43,6 kg dan
tinggi badan 145 cm tersebut status gizi Ny. V berdasarkan IMT dan LLA/U
adalah normal.

83
c. Biokimia
Pada asuhan gizi I hasil pemeriksaan laboratorium yang saya lihat dari
rekam medik pasien terdapat 2 jenis pemeriksaan yaitu pemeriksaan urinalisa
dan pemeriksaan darah. Dari pemeriksaan urinalisa diketahui bahwa terdapat
peningkatan kadar leukosit dan bakteri (+) pada urin sehingga berdasarkan
hasil lab bahwa pasien mengalami infeksi yang disebabkan oleh adanya
bakteri, meningkatnya kadar leukosit dalam urine adalah sebagai bentuk
respon tubuh untuk melawan atau menghadapi kejadian infeksi yang diderita.
Warna urin Ny. V adalah kuning namun untuk kerjernihan urin Ny. V keruh
hal tersebut dikarena urin terlalu lama terakumulasi di dalam kandung kemih
dan hanya bisa dikeluarkan sedikit-sedikit. Selanjutnya dari pemeriksaan darah
didapatkan hasil gula darah sewaktu yang memiliki normal, nilai leukosit yang
tinggi dari nilai normal, serta hb yang rendah dari nilai normal. Nilai hb yang
rendah menandakan bahwa pasien mengalami anemia sesuai dengan keluhan
pasien yang sering pusing-pusing. Kemudian nilai leukosit yang tinggi juga
menandakan bahwa pasien mengalami infeksi.
Pada asuhan gizi II pada tanggal 27 Mei 2017 tidak ada hasil
pemeriksaan laboratorium yang saya dapatkan namun yang ada hanyalah
observasi yang saya lakukan yaitu melihat warna urin dan volume urin pasien,
warna urin pasien kuning sama seperti pemeriksaan awal sedangkan tingkat
kejernihan urin sudah lebih jernih dari pemeriksaan awal, dan juga volume di
urine tampung meningkat seiring dengan asupan minuman yang diasup.

d. Pemeriksaan fisik
Pada asuhan gizi I hasil pengamatan pasien untuk pemeriksaan fisik
diketahui bahwa fisik pasien masih dalam keadaan lemas, keadaaan umum
pasien saat ini yaitu compos mentis atau masih dalam keadaan sadar, untuk
buang air kecil pasien sudah mulai lancar dengan bantuan kateter, sebelum
masuk rumah sakit pasien mengeluh susah untuk buang air kecil dan terasa
nyeri di perut.
Pada asuhan gizi II hasil pengamatan pasien untuk pemeriksaan fisik
hari selanjutnya diketahui bahwa fisik pasien sudah dalam keadaan normal,
keadaaan umum pasien saat ini yaitu compos mentis atau masih dalam
keadaan sadar, untuk buang air kecil pasien masih dalam kondisi yang lancar.

84
e. Pemeriksaan klinis
Pada asuhan gizi I hasil pengamatan pasien untuk pemeriksaan klinis
pasien diketahui bahwa tekanan darah mengarah pada pre hipertensi, nadi,
respirasi dan suhu pasien masih dalam keadaan normal.
Pada asuhan gizi II hasil pengamatan pasien untuk pemeriksaan klinis
hari selanjutnya diketahui bahwa tekanan darah masih mengarah kepada pre
hipertensi ini sangat mungkin dikarenakan oleh nyeri perut yang dirasakan
oleh Ny. V sehingga membuatnya terus berkontraksi sehingga tekanan
darahnya belum bisa stabil, suhu, nadi dan respirasi pasien dalam keadaan
normal. Denyut nadi merupakan berapa kali arteri (pembuluh darah bersih)
mengembang dan berkontraksi dalam satu menit sebagai respon terhadap detak
jantung. Oleh karena itu mengukur denyut nadi artinya sama dengan mengukur
denyut jantung.

f. Pengobatan
Pada asuhan gizi I pada pemberian obat pada asuhan gizi yang pertama
pasien mendapatkan injeksi cefotaxime. Pemberian injeksi cefotaxime sebagai
obat antibiotik kelas cephalosporin diberikan untuk mengobati berbagai infeksi
bakteri baik pada pernafasan ataupun saluran kemih, cara kerja injeksi
cefotaxime ini adalah dengan menghentikan pertumbuhan bakteri. Injeksi
cefotaxime ini juga memiliki efek samping mual, muntah sakit perut dan detak
jantung yang tidak teratur. Obat cefixime, obat ini berfungsi untuk menekan
sistem kekebalan tubuh, mekanisme kerja dari obat cefixime ini yaitu
menghambat sintesis dinding sel mempunyai aktivitas terbaik terhadap
organisme infeksi-infeksi yang disebabkan oleh berberapa mikroorganisme.
Pada asuhan gizi II pada pemberian obat pada asuhan gizi yang pertama
pasien mendapatkan injeksi cefotaxime, dan obat cefixime. Pada asuhan gizi
yang kedua sudah tidak diberikan injeksi cefotaxime dikarenan hari
sebelumnya sudah diberikan dan kondisi pasien juga seiring diberikannya
terapi sudah lebih membaik dari hari sebelumnya sehingga diberikan terapi
yang ringan.

85
g. Monitoring evaluasi makanan pasien
Perkembangan asupan makan dapat dilihat dari banyaknya makanan/zat
gizi yang dikonsumsi oleh pasien. Apabila asupan meningkat maka
menunjukkan keadaan pasien sudah mulai membaik namun apabila asupannya
menurun maka keadaan pasien kurang baik. Pemberian makanan yang adekuat
akan membantu proses penyembuhan.
Evaluasi makanan pasien dilakukan 2 hari berturut-turut mulai tanggal
27 sampai dengan 28 Mei 2017. Untuk mengetahui asupan makanan pasien
dilakukan dengan 2 metode yaitu food weight untuk makanan dari rumah sakit
dan recall 24 jam untuk asupanan makanan dari luar rumah sakit.

1. Asuhan Gizi I

200

180

160

140

120

100
85.9
80 75.2
60 63.9
58
60 50
39 38.9
40

20

0
Energi Protein Lemak Karbohidrat

Recall 24 jam (25 Mei 2017) Asupan Makanan RS (27 Mei 2017)

Grafik 5.1 %Tingkat Konsumsi Recall dan Asupan Pasien

Pada grafik 5.1 tersebut terlihat %tingkat konsumsi pasien saat sebelum
masuk rumah sakit dan setelah masuk rumah sakit. Untuk recall yang saya ambil
adalah makanan pasien sebelum masuk rumah sakit yaitu dari pagi hingga malam
tanggal 23 november 2017, dari hasil recall tersebut untuk asupan zat gizi makro
terdapat zat gizi yang memiliki interpretasi buruk yaitu pada asupan energi dan

86
karbohidrat baik itu makanan luar maupun makanan RS, sedangkan untuk asupan
protein memiliki interpretasi buruk pada makanan luar dan interpretasi sedang
pada makanan rumah sakit, lalu lemak memiliki interpretasi buruk pada makanan
luar dan interpretasi baik pada makanan rumah sakit. Dari hasil recall tersebut
masih terdapat zat gizi yang mengalami defisit/buruk, hal tersebut dikarenakan
kurangnya variasi bahan makanan yang dikonsumsi Ny. V saat dirumah, serta
terjadi pengulangan bahan makan setiap kali makan sehingga zat gizi mikro
tercukupi, sedangkan untuk zat gizi yang memiliki interpretasi baik seperti lemak
hal tersebut dikarenakan bahan makanan yang dikonsumsi Ny. V hampir
semuanya diolah dengan cara digoreng, sedangkan asupan protein sedang karena
Ny. V lebih suka mengkonsumsi lauk hewani daripada lauk nabati.

2,000 1951

1,800

1,600

1,400
1246.8
1,200

1,000

800

600
362 395
400

200 140.9
69.9 93 46.3 54 35.7
80
6.4 25 0 0.2 1.1
0
Energi Protein Lemak KH Fe Folat Vitamin C Vitamin B1

Asupan Rumah Sakit Kebutuhan

Grafik 5.2 Asupan Rumah Sakit dan Kebutuhan

Dari grafik tersebut terlihat bahwa hasil asupan makanan pasien dari dalam
rumah sakit dan kebutuhan. Berdasarkan hasil dari total asupan zat gizi, suplai zat
gizi berasal dari makanan rumah sakit masih lebih rendah dibandingkan kebutuhan.
Untuk suplai zat gizi terbanyak untuk energi sebesar 1246,8 kkal sudah sesuai
dengan prinsip diet yaitu tinggi energi dan protein sebesar 69,9 gram berasal dari

87
rumah sakit masih tergolong rendah, karena dari hasil recal Ny. V jarang selaki
mau menghabiskan makanan terutama lauk nabati. Sehingga untuk saat ini dapat
disimpulkan bahwa Ny. V sudah patuh terhadap diet yang dianjurkan hanya saja
perlu ditingkatkan lagi asupan makanan yang mengandung protein baik itu lauk
hewani maupun lauk nabati.

2. Asuhan Gizi II

200 200

180
160
160

140

120

100
85.9
75.2 77
80
63.963.9
60 54.8
44.6 45.5
38.9 40
40
25.6
18
20
0 0.1
0
Energi Protein Lemak Karbohidrat Fe Folat Vitamin C Vitamin B1

Recall 24 jam (25 November 2017) Asupan Makanan RS (26 November 2017)

Grafik 5.3 %Tingkat Konsumsi Recall dan Asupan Pasien

Pada grafik tersebut terlihat %tingkat konsumsi pasien pada tanggal 25


November 2017 dan asupan makanan tanggal 26 November 2017. Untuk recall
yang saya ambil adalah makanan pasien dari rumah sakit dan dari luar rumah sakit
tidak ada karena pada hari itu pasien mengakui hanya menkonsumsi makanan dari
rumah sakit saja, dari recall yang saya dapatkan masih terdapat zat gizi yang
mengalami defisit seperti energi, karbohidrat, fe, folat, vitamin C, vitamin B1.
Sedangkan untuk asupan yang normal yaitu protein dan lemak.
Dari grafik tersebut telihat bahwa terjadi peningkatan asupan makanan
pasien dari hari sebelumnya. Meskipun untuk zat gizi mikro ada beberapa yang
masih defisit seperti natrium, kalsium, dan kalium, sedangkan untuk zat gizi makro

88
untuk %tingkat konsumsi karbohidrat pada tanggal 26 November 2017 masuk
kedalam kategori defisit hal tersebut dikarenakan pada makan sore pasien tidak
memakan sama sekali makanan sorenya, hal ini bukan dikarenakan pasiennya tidak
mampu untuk menghabiskan makanannya hanya saja sore itu juga setelah makan
sore pasien dianjurkan dokter untuk bisa pulang dan kembali beristirahat dirumah,
karena Ny. V ada ibu yang baru saja melahirkan dan anaknya masih sangat
memerlukan keberadaan ibu dirumah maka Ny. V bergegas untuk pulang tanpa
menyantap sedikitpun makanan yang diberikan. Hal inilah yang menyebabkan
energi dan karbohidrat pada asuhan gizi terakhir ini masih sangat rendah, untuk
nasi dan sayur masih tersisa banyak padahal sumber karbohidrat cukup banyak
berasal pada nasi, selain itu sayur juga mengandung karbohdirat cukup banyak.
Asupan protein, lemak, dan fe masuk kedalam kategori diatas kebutuhan hal
tersebut dikarenakan, sebelum pulang dari rumah sakit antara setelah makan siang
dan mejelang makan sore Ny. V dikunjungi oleh sanak saudaranya dan
membawakan beberapa makanan dan menurut pengakuan Ny.V dia memakan
makanan tersebut dengan lahap. Hal inipun kemungkinan menjadikan makanan
sore tidak dimakan karena Ny. V sudah merasa kenyang.

1800

1600

1400

1200
982
1000

800

600

400
264
185.32
200 101.5
6.5 34.9 6.7 43.2 39.1 0.9 0.2 43.3
0 0.5 0.5 0
0
Energi Protein Lemak Karbohidrat Fe Folat Vitamin C Vitamin B1

Asupan Rumah Sakit Asupan Luar Rumah Sakit

Grafik 5.4 Asupan Rumah Sakit dan Asupan Luar Rumah Sakit

89
Dari grafik 5.4 tersebut terlihat bahwa hasil asupan makanan pasien baik dari
dalam rumah sakit dan dari luar rumah sakit. Dari asupan makanan pasien terlihat
bahwa asupan zat gizi paling banyak disuplai dari makanan rumah sakit
dibandingkan dengan makanan luar rumah sakit. Asupan protein berlebih
berdasarkan dari hasil %tingkat konsumsi, terlihat bahwa asupan protein terbanyak
berasal dari rumah sakit, karena jenis bahan makanan protein hewani adalah jenis
protein biologik tinggi dan pasien meminta untuk diberikan lauk hewani yaitu ikan
gabus dan setiap makan siang diberikan telur rebus untuk menambah proteinnya.
Sebenarnya untuk asupan protein yang berlebihan ini juga tidak baik, karena dapat
menyebabkan peningkatan permeabilitas dan hiperfiltrasi pada membran dasar
glomerulus yang dapat memperburuk proteinuria serta dapat memperberat fungsi
ginjal pasien. Terdapat penelitian juga menemukan bahwa diet tinggi protein yang
diberikan akan menyebabkan fungsi filtrasi glomerulus (GFR) meningkat dan
filtrasi glomerulus terhadap protein dapat menurunkan kadar albumin plasma.
Peningkatan permeabilitas glomerulus terhadap makromolekul menyebabkan
peningkatan proteinuria lebih lanjut sehingga terjadi keseimbangan protein negatif
dan kadar albumin serum yang rendah akan menetap. Kebutuhan protein yang
dianjurkan adalah sekitar 2g/kgBB/hari, oleh karena itu kebutuhan protein pasien
menggunakan anjuran tersebut. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa secara
keseluruhan Ny. V sudah mau mengikuti aturan dan patuh terhadap diet yang
sedang dijalani saat ini, sehingga Ny. V dapat cepat pulih dan bisa kembali
berkumpul dengan keluarganya.

90
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :
1. Infeksi saluran kemih adalah kondisi dimana ketika ada organ tubuh seperti ginjal,
ureter, kandung kemih dan uretra mengalami infeksi bakteri masuk ke saluran
kemih. Dalam kasus seperti ini wanita lebih rentan terkena ISK karena jarak antara
uretra dengan anus pada tubuh mereka lebih dekat dengan kandung kemih. Infeksi
saluran kemih bagian bawah adalah Infeksi yang terjadi pada uretra dan kandung
kemih. Gejala : Rasa selalu ingin buang air kecil, nyeri atau perih saat buang air
kecil, warna urine yang keruh, dan bau urine yang tidak sedap. Faktor resikonya
adalah, Gender perempuan, sering menahan BAK, kehamilan, permasalahan
saluran cerna, dan asupan protein kurang.
2. Diet untuk infeksi saluran kemih adalah diet tinggi energi tinggi protein. Makanan
yang diberikan dalam bentuk biasa.
3. Hasil skrining yang dilakukan pada Ny. V adalah resiko ringan, hasil tersebut
didapatkan dari keadaan pasien yang mengalami infeksi saluran kemih sehingga
dapat menyebabkan terjadinya malnutrisi pada pasien.
4. Antropometri pasien untuk kategori berat badan menggunakan berat badan ideal
kemudian hari selanjutnya terjadi kenaikan pengukuran berat badan aktual dapat
dilakukan yaitu berat badan sebesar 43,6 kg. Untuk tinggi badan menggunakan
estimasi tinggi badan dengan tinggi lutut, status gizi di dapatkan dari pengukuran
LLA, sehingga untuk status gizi pasien berdasarkan LLA/U untuk asuhan gizi hari
I dan II normal.
5. Biokimia yang didapatkan selama asuhan gizi 2 hari yang masih termasuk kedalam
kategori rendah adalah hemoglobin, karena hemoglobin yang rendah menandakan
bahwa pasien mengalami defisiensi protein, vitamin, dan mineral, serta
menyebabkan pasien mengalami anemia, sehingga diasupan makanan nya
diberikan makanan yang tinggi protein serta cukup vitamin dan mineral.
6. Pemeriksaan fisik yang dilakukan asuhan gizi 2 hari yaitu pasien dalam keadaan
yang sadar, buang air kecil dibantu dengan kateter namunberangsur-angsur bisa
buang air kecil dengan lancar tanpa kateter dan anemia makin berkurang hal
tersebut dikarenakan makanan yang dimakan tinggi akan protein.

91
7. Pemeriksaan klinis pasien selama asuhan gizi 2 hari yaitu untuk tekanan darah
masuk dalam kategori pre hipertensi dan suhu, nadi, dan respirasi masuk kedalam
kategori normal, penggunaan injeksi cefotaxime yang memiliki efek samping detak
jantung tidak teratur, namun hal itu tidak begitu berpengaruh terhadap kondisi
klinis pasien.
8. Pengobatan yang diberikan pada pasien yaitu injeksi cefotaxime yang digunakan
sebagai obat antibiotik untuk mengobati berbagai penyakit yang disebabkan oleh
infeksi bakteri.
9. Diagnosa yang digunakan pada asuhan gizi selama 2 hari adalah domain intake,
dengan prioritas masalah meningkatkan asupan zat gizi yang masih defisit serta
mengurangi keluhan-keluhan sehingga nafsu makan dan kondisi fisik dapat
membaik.
10. Monitoring asupan makan pasien selama 2 hari didapatkan hasil bahwa terjadi
peningkatan asupan pasien dari tanggal 25 november 2017 hingga tanggal 26
november 2017 meskipun itu juga ditambah dengan makanan dari luar rumah sakit
yang dimakan namun tetap saja jika dibandingkan asupan makanan rumah sakit
jauh lebih besar dibandingkan asupan makanan dari luar serta juga ada beberapa
zat gizi makro dan mikro yang masih defisit dikerenakan, sisa makanan dan jenis
makanan yang seharusnya dikonsumsi lebih tetapi tidak dikonsumsi.

B. Saran
Setelah dilakukan praktek dietetik penyakit infeksi dan penyakit tidak menular ini
diharapkan agar mahasiswa yang melakukan praktek dapat melakukannya sesuai
prosedur asuhan gizi di rumah sakit, khususnya pada ruang cempaka untuk dilakukan
skrining dengan tepat, pengukuran antropometri dengan prosedur yang sesuai dengan
kondisi pasien agar status gizi yang didapatkan tepat, untuk perhitungan kebutuhan
pasien juga agar lebih teliti karena diruang cempaka sendiri perlu ketelitian khusus dalam
menghitung kebutuhan energi dan zat gizi dikarenakan untuk beberapa pasien ada
penambahan energi dan zat gizi sesuai dengan keadaan pasien baik itu yang hamil
maupun yang sudah melakukan persalinan dan cesar yaitu ibu menyusui, juga penting
dalam memperhatikan pemorsian yang bersih dan aman untuk makanan dikonsumsi
pasien, hingga edukasi yang diberikan kepada keluarga pasien agar dapat dipahami dan
diterapkan dengan benar dan baik secara terus menerus.

92
DAFTAR PUSTAKA
Supariasa, I Dewa Nyoman, Bachyar Bakri, Ibnu Fajar. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta :
EGC.

Muttaqin, Arif. 2011. Pengkajian Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinik. Jakarta :
Salemba Medika.

Purnomo, Basuki B. 2003. Dasar – Dasar Urologi. Jakarta : CV. Sagung Seto.

Depkes RI. 2007. Profil Kesehatan 2007. Departemen Kesehatan RI.

Direktorat Jendral Bina Gizi Ibu dan Anak. 2013. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit
(PGRS). Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.

Ambarwati, F.R., Nasution, N. 2012. Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta :


Cakrawala Ilmu.

Utama.et.al,. 2011. Urinalisis Menggunakan Dua Jenis Dipstic (Batang Celup) pada Sapi
Bali. Bandung : Jurnal Veteriner. Vol. 12, No. 1.

Ariningrum.et.al,. 2017. Buku Pedoman Keterampilan Klinis Pemasangan Infus. Surakarta :


Buku Online.

http://www.alodokter.com/cefotaxim (Diakses tanggal 3 Desember 2017)


https://hellosehat.com/obat/cefotaxime/ (Diakses tanggal 3 Desember 2017)
https://ekkyfajarfranasaputra.wordpress.com/2010/01/20/ranitidine-dan-cefotaxime/
(Diakses tanggal 3 Desember 2017)
http://dechacare.com/cefixime-kapsul-P755-1.html
(Diakses tanggal 3 Desember 2017)
http://www.dexa-medica.com/our-product/prescriptions/ogb/cefixime
(Diakses tanggal 3 Desember 2017)
http://dokita.co/blog/memahami-hasil-tes-kreatinin-dalam-darah-dan-urin/
(Diakses tanggal 5 Desember 2017)
http://id.m.termwiki.com/ID/hypochromic_anemia
(Diakses tanggal 5 Desember 2017)
http://tanyatentangkesehatan.blogspot.co.id/2011/05/apa-itu-anemia.html?m=1
(Diakses tanggal 5 Desember 2017)

93

Anda mungkin juga menyukai