Anda di halaman 1dari 6

[Type the document title]

Proses Pengolahan Sanitasi Air (Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi
Jakabaring)

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) biasanya melakukan pengolahan secara fisika
dan kimiawi dalam proses penyediaan air bersih. Pengolahan secara fisika dilakukan secara
mekanis, contohnya pengendapan, filtrasi, adsorbsi, dan lain-lain. Pengolahan secara kimiawi
dilakukan dengan penmabahan bahan kimia, seperti klor, tawas, dan lain-lain, biasanya
digunakan untuk menyisihkan logam-logam berat yang terkandung dalam air.

PDAM Tirta Musi adalah salah satu PDAM yang ada di Kota Palembang. Dalam pengolahan
air bersih, PDAM Tirta Musi bergantung dengan tenaga listrik. Produksi dan distribusi air di
PDAM Air Musi berlangsung selama 24 jam.

1. Bangunan Intake

Gambar 1. Pintu gerbang Intake Ogan


Intake adalah bangunan penyadap air baku. Sumber air PDAM Tirta Musi Rambutan berasal
dari Sungai Ogan. Bangunan intake memiliki bar screen yang berfungsi untuk menyaring
benda-benda yang ikut tergenang dalam air. PDAM Tirta Musi Rambutan memiliki tiga
pintu air tempat masuknya air dan masing-masing pintu memiliki 2 bar screen (panyaring).
Air tersebut ditampung didalam bak dengan kedalaman 5 meter dan akan mengalir ke dalam
pompa yang berjumlah 5 pompa. Selanjutnya, air akan dialirkan melalui pipa ke bangunan
WTP (Water Treatment Plant). Jarak antara bangunan intake dan WTP maksimal sejauh 5
km. Di dekat bangunan Intake, terdapat ruang kontrol yang akan mengontrol kerja pompa
air.
Gambar 2. Proses penyaringan dan pemompaan air pada Intake

2. Water Treatment Plant (WTP)

Gambar 3. Proses air memasuki WTP dan bangunan WTP


Sebelum memasuki WTP, air dari intake akan diukur berapa jumlahnya pada chamber).
Water Treatment Plant adalah bangunan utama pengolahan air bersih. Bangunan WTP
melingkupi semua proses atau tahapan dalam pengolahan air bersih. Proses pengolahan air
bersih pada WTP terdiri dari :
a. Koagulasi

Gambar 4. Proses Koagulasi


Pada proses koagulan, dicampurkan Alum (Alumunium Sulfat 8%) dengan dosis
minimal 45 ppm dan Chlorin (Chlorin I/Pre Chlor) dengan dosis yang rendah, yaitu 1
ppm. Alumunium Sulfat berfungsi sebagai koagulan yang akan memecah kotoran
menjadi bagian yang lebih sederhana dan terdispersi sempurna di dalam air. Chlorin
berfungsi sebagai desinfektan yang akan mengendalikan pertumbuhan lumut/ganggang
pada air. Lumut/gangang yang banyak akan menutupi filter pada proses selanjutnya.
Sebelum pemberian Alumunium Sulfat, dilakukan uji Jar Test karena kualitas air baku
selalu berubah-ubah, tergantung keadaan cuaca di hulu sungai ogan yang berada di
daerah Bengkulu. Hal yang harus diperhatikan pada uji Jar Test adalah kekeruhan
(turbidity) dan pH (derajat keasaman). pH rata-rata pada air baku di PDAM Musi Tirta
adalah sekitar 5,8-6,2.
b. Flokulasi

Gambar 5. Proses Flokulasi, terlihat flok-flok pada permukaan air


Proses flokulasi disebut juga proses pengadukan lambat (slow mixing). Proses ini adalah
lanjutan dari proses koagulasi, yaitu koloid yang tidak stabil akan membentuk flok yang
terlihat di bak flokulasi.
c. Sedimentasi

Gigi-gigi
buaya
/hiu

Gambar 6. Bak sedimentasi dan akan berlanjut ke proses aerasi


Fungsi dari proses sedimentasi adalah mengendapkan partikel-partikel koloid. Proses ini
menggunakan prinsip gaya gravitasi sehingga menyebabkan partikel yang berat jenis
lebih besar akan mengndap ke bawah. Metode yang dilakukan pada proses ini dapat
menggunakan metode gigi hiu/gigi buaya yang akan menyaring partikel-partikel lebih
besar sehingga tidak ikut mengalir ke proses selanjutnya. Proses sedimentasi ini
berlangsung selama 1 jam. Kemudian, air akan mengalir ke bak aerasi, yaitu proses
menambahan oksigen pada air.
d. Filtrasi

Gambar 7. Pipa proses filtrasi dan bak filtrasi


Filtrasi adalah proses penyaringan untuk memisahkan flok-flok yang barukuran
kecil/halus yang tidak dapat diendapkan oleh proses sedimentasi. PDAM Tirta Musi
menggunakan media rapid sand filter pada proses filtrasinya (saringan pasir cepat) dan
single media yang menggunakan pasir kuarsa.
Media filtrasi PDAM Tirta Musi terdiri dari lapisan air yang berasal dari proses aerasi
(sedimentasi), media pasir, lantai pasir, nozzle (alat untuk mengontrol arah gerakan
fluida),dan rongga tempat air bersih yang telah disaring. Semua proses ini menggunakan
gaya gravitasi. Air bersih dari rongga filtrasi akan memasuki pipa berwarna biru yang
kemudian akan dialirkan ke tempat Balancing. Di tempat ini, air bersih akan
ditambahkan kapur yang berasal dari saturator. Fungsi pemberian kapur adalah untuk
mengatur pH (derajat keasaman) air.
Pada waktu tertentu, akan ada proses penyucian alat-alat filtrat pada saringan filtrasi.
Biasanya setiap alat filtrat yang berjumlah 3 buah akan dicuci secara bergantian setiap
harinya, pagi, sore, dan malam hari. Proses pencucian alat filtrat ini melalui pipa-pipa.
Pipa hijau yang berisi udara yang berfungsi sebagai blower dan pipa merah yang berisi
air bersih yang berasal dari pipa biru akan mengalir ke tempat filtrasi untuk
membersihkan alat filtrat, proses ini disebut dengan proses Back Wash.
e. Reservoir

Gambar 8. Reservoir
Reservoir berfungsi sebagai tempat penampungan air bersih yang telah disaring melalui
filter. Setelah pemberian kapur pada Balancing, air akan memasuki reservoir. Disini, air
akan diberi desinfektan kedua berupa gas klor (Chlor II/ Post Chlor). Air ini sudah
menjadi air yang bersih yang siap digunakan dan harus dimasak terlebih dahulu untuk
kemudian dapat dijadikan air minum.
3. Pemeriksaan Laboratorium
Sebelum didistribusikan ke masyarakat, air yang telah sampai reservoir akan diuji di
laboratorium terlebih dahulu. Pemeriksaan terdiri dari pemeriksaan fisik air, berupa uji Jar
Test yang terdiri dari pemeriksaan kekeruhan, analisa logam (Fe, Mn), dan pH air. Selain
itu, uji Jar Test juga dilakukan sebelum dan sesudah pengolahan air yang berfungsi sebagai
pembanding. Air yang sudah diolah juga akan diuji kadar klor yang tersisa menggunakan
alat dengan reagen ortolidin.
4. Tempat Distribusi Air
Air dari reservoir yang telah diuji di laboratorium akan di alirkan ke ruangan distribusi. Air
ini sudah menjadi air yang bersih yang siap digunakan dan harus dimasak terlebih dahulu
untuk kemudian dapat dijadikan air minum.

Anda mungkin juga menyukai