Makalah Kerangka Konseptual SP
Makalah Kerangka Konseptual SP
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
FAKULTAS EKONOMI
TAHUN 2018
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Kerangka Konseptual Audit Sektor Publik” yang
merupakan syarat dari mata kuliah Audit Keuangan Sektor Publik.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
JUDUL ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 3
2.1 Kebijakan Dan Prosedur Pengendalian Kualias Audit ........................ 3
2.2 Keberadaan dan Peran Komite Audit ................................................... 5
2.3 Pengujian Audit Sektor Publik ............................................................. 8
2.4 Akun dan Asersi Pengujian Audit Sektor Publik ................................. 14
2.5 Siklus Audit Sektor Publik ................................................................... 21
BAB III PENUTUP .................................................................................. 23
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 23
3.2 Saran ..................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 24
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
pemeriksaan. Dalam hal terdapat permasalahan yang belum diatur dalam standar
pemeriksaan, maka Pemeriksaan mengacu kepada Kerangka Konseptual.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami kebijakan dan prosedur pengendalian
kualitas audit
2. Untuk mengetahui dan memahami keberadaan dan peran komite audit
3. Untuk mengatahui dan memahami pengujian audit sektor publik
4. Untuk mengetahui dan memahami akun dan asersi pengujian audit sektor
publik
5. Untuk mengetahui dan memahami siklus audit sekor publik
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Unsur-unsur pengendalian mutu yang harus diterapkan oleh setiap KAP
pada semua jenis jasa audi, atestasi dan konsultansi meliputi:
Independensi. Meyakinkan semua personel pada setiap tingkat organisasi
harus mempertahankan independensi.
Penugasan personel. Meyakinkan bahwa perikatan akan dilaksanakan
oleh staf profesional yang memiliki tingkat pelatihan dan keahlian teknis
untuk perikatan dimaksud.
Konsultasi. Meyakinkan bahwa personel akan memperoleh informasi
memadai sesuai yang dibutuhkan dari orang yang memiliki tingkat
pengatahuan, kompetensi, pertimbagan (judgement), dan wewenang
memadai.
Supervisi. Meyakinkan bahwa pelaksanaan perikatan memenuhi standar
mutu yang ditetapkan oleh KAP.
Pemekerjaan (hiring). Meyakinkan bahwa semua orang yang di
pekerjakan memiliki karakteristik semestinya, sehingga memungkinkan
mereka melakukan penugasan secara kompeten.
Pengembangan profesioanl. Meyakinkan bahwa setiap personal memiliki
pengetahuan memadai sehingga memungkinkan mereka memenuhi
tanggung jawabnya. Pendidikan profesional berkelanjutan dan pelatihan
merupakan wahana bagi KAP untuk memberikan pengetahuan memadai
bagi personelnya untuk memenuhi tanggung jawab mereka dan untuk
kemajuan karier mereka di KAP.
Promosi (advancement). Meyakinkan bahwa semua personel yang
terseleksi untuk promosi memiliki kualifikasi seperti yang disyaratakan
untuk tingkat tanggung jawab yang lebih tinggi.
Penerimaan dan keberlanjutan klien. Menentukan apakah perikatan dari
klien akan di terima atau dilanjutkan untuk meminimumkan
kemungkinan terjadinya hubungan dengan klien yang manajemennya
tidak memiliki integritas berdasarkan pada prinisip pertimbangan kehati-
hatian (prudence).
7
Inspeksi. Meyakinkan bahwa prosedur yang berhubungan dengan unsure-
unsur lain pengendalian mutu telah diterapkan dengan efektif.
3. Ketrampilan.
4. Lingkup Kerja.
8
keterlibatan tertentu dengan perkerjaan Audit Internal, pekerjaan Auditor
Eksternal, dan isu-isu Pelaporan Keungan.
5. Komunikasi.
Secara lebih terinci, peran Komite Audit dapat disebutkan sebagai berikut
(Sumber: National Audit Office Online).
9
Sejauh mana Dewan ingin menempatkan jaminan
manajemen periodik (misalnya laporan pelayanan untuk
mendukung akuntabilitas dan peloporan akhir tahun ).
e. Peran yang tepat dari Komite Audit akan tergantung pada keadaan
tertentu organisasi. Tujuan menyeluruhan dari Komite Audit adalah
memberi masukan kepada Dewan agar senantiasa membuat
keputusan yang relevan.
2) Kerangka acuan
10
a. Komite Audit harus diberikan Term of Reference resmi oleh
Dewan. Ini harus ditinjau secara teratur dan pada gilirannya harus
mewajibkan Komite Audit secara teratur meninjau keefektifan
sendiri.
Teori dan konsep terkait pengujian audit sektor publik dibagi menjadi
dua kategori, yakni konsep teori dan konsep proses. Dalam bab ini, kategori teori
konsep lebih jauh akan dibahas sebagai kerangka konseptual audit sektor publik.
Konsep dibagi menjadi tiga fase, yakni term of reference, investigasi dan
peloparan.
1. Nilai Sosial
11
Konsep pertama mencerminkan akar audit bukti dalam nilai sosial
yang menganggap penting konsistensi dan integritas dalam persiapan dan
penyajian laporan keuangan.
2. Keterkaitan Dengan Perencanaan, Anggaran, Dan Pengendalian
manajemen
Konsep kedua mencerminkan hubungan antara audit internal dan
eksternal, dengan komponen lain siklus manajemen: perencanaan,
penganggaran dan pengendalian manajemen.
3. Akuntabilitas
4. Kriteria
Kriteria pelaporan keuangan dicirikan sebagai empat konsep dalam
aturan term of reference.
5. Lingkup Investigasi
Akuntabilitas term of reference dan terkait kriteria yang dapat
dikelompokan sebagai lingkup audit, dan hal ini didentifikasikan sebagai
konsep kelima dalam konsep ini.
6. Tujuan
7. Batasan-Batasan
12
Konsep ketujuh adalah aturan batasan-batasan dari sebagai macam
subjek audit. Batasan yang dapat didentifikasi temasuk batasan dalam
Undang-Undang dan kontrak, yang ditetapkan lingkungan pragmatis di
mana audit bukti dilakukan ketetapkan waktu (timeliness), afektivitas
biaya (cost effectiveness), dan kelayakan praktik (practise feasibility).
2.3.2 Investigasi
13
konsep pertama ini meminta auditor untuk mencapai kedekatan
yang cukup dengan usaha klien dalam melakukan audit.
2. Kepercayaan
Konsep kedua ini meminta adanya indentifikai auditor
pengendalian internal organisasi di mana dia fokus dan dapat dipercaya
dalam melaksanakan audit.
3. Bukti
4. Verifikasi
Konsep keempat adalah konsep pengendalian pada fase investigasi
dan teridentifikasi sebagai verifikasi (pengumpulan dan evaluasi buti audit
dengan pandangan penyediaan opini audit). Lebih lanjut, proses verifikasi
di dalamnya termasuk konsep ketercakupan (sufficiency) dan kesesuian
(approriateness) bukti.
5. Asumsi
Konsep verifikasi terlihat terkait dengan konsep kelima dan
keenam, dengan asmsi pada aktivitas verifikasi ditemukan.
6. Asersi
Selanjutnya asersi atau pernyataan, keduanya tentang pengendalian
internal dan laporan keuangan, auditor mencari untuk memverifikasi
dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bukti.
7. Kecukupan (kuantitas)
Kecukupan atau kuantitas bukti terdapat dua konsep lainnya, yakni
ketepatan (precision) dan tingkat jaminan yang disediakan oleh auditor.
Ketepatan (precision) dapat didefinisikan dalam istilah yang lebih luas
yang memerlukan bukti yang persuasif daripada konklusif, namun dapat
jugadidefinisikan terutama pada konsep tambahan dari metrialitas.
Sedangkan tingkat jaminan yang disediakan oleh auditor didefinisikan
dlam istlah konsep risiko dalam bentik variatif.
8. Penyesuaian (kualitas)
14
Penyesuaian atau kualitas bukti audit didefinisikan dalam istilah
lebih lanjut sebagi ketertarikan (relevance) dan keandalan (reliability).
9. Metode
Metode atau teknik yag digunakan oleh auditor dalam
mngumpulkan dan mengevaluasi bukti didefinisikan sebagai konsep
terpisah, kemudian terbagi kedalam metode pemenuhan (compliance
methods) dna metode substantif (substantive methods)
10. Kelayakan (Cerminan Batasan Umum dan Penyediaan Mata Rantai
Pelaporan)
konsep terkahir terkait infprmasi dalam fase investigasi audit adlah
kelayakan, mencerminkan secara khusus dalam standar pengujian ketuga
yang meminta auditor mempunyai cukup bukti yang layak untuk
menyediakan dasar layak dalam isi laporan.
2.3.3 Pelaporan
1. Tipe Laporan
2. Lingkup Laporan
3. Opini
15
sesuai dengan dasar pengungkapan akuntansi dan apakah penerapan dasar
akuntansi telah konsisten dengan periode terdahulu. Konsep terpenting
dalam kewajaran adalah ditemukan hubungan denga opini audit.
Pandangan umu tentang kewajaran adalah pelaksanaan yang sesuai dengan
penilaian profesional yang sesuai dengan prinsip akutansi berterima
umum.
4. Reservasi
5. Pengendalian Internal/Manajemen
Konsep kelima terkait dengan kebebasan menentukan tujuan ats
rekomendasi yang diberikan untuk perbaikan pengendalian internal.
6. Tindak Lanjut Audit
16
2.4 AKUN DAN ASERSI DALAM PENGUJIAN AUDIT SEKTOR PUBLIK
Pemeriksaaan pendapatan
17
Jenis koreksi pembukuan yang harus dikoreksi atas pendaptan adalah:
Audit terhadap siklus organisasi sektor publik terdiri dari auditor terhadap
belanja aparat/pegawai/SDM dan belanja pelayanan publik. Belanja aparat dan
belanja pelayanan publik terdiri dari belanja adminitrasi umum, belanja operasi
dan pemeliharaan, dan belanja modal/pembangunan.
18
publik. Audit siklus belanja ini berkaitan dengan belanja pegawai, belanja
operasional seperti pengadaan barang invebtaris antor, ATK, belanja
pemeliharaan dan pengeluaran kas. Kedua kelompok transaksi ini
memengaruhi berbagai rekening berikut.
a) Kas
b) Persediaan barang habis pakai
c) Aktiva tetap
d) Aktiva lain-lain
e) Utang
Transaksi-transaksi daalam siklus oprganisasi sektor publik ini
sanagt berpengaruh terhadap laporan keuangan organisasi sektor
publik. Kesalahan dalam membedakan pengeluaran/belanja untuk
belanja aparat/pegaai dan pengeluaran/belanja untuk pelayanan
publik akan menyebabkan laporan keuangan yang salah saj.i.
Berbagai pos-pos rekening belanja adminitrasi umum, belanaj
operasi dan peeliharaan dan belanja mosal/pembangunan dapat
material secara individual. Jadi, auditor berusaha mencari untuk
mencapai tingkat risiko yang lebih rendah yakni bahwa transaksi
dalam pos belanja merupakan sumber salah saji material dalam
laporan keuangan.
2) Risiko bawan pos belanja organisasi sektor publik pada banyak organisasi
adalah tinggi. Ada berbagai faktor yang meyebabkan tingginya risiko
bawaan sikulus belanja ini, anatara lain:
a) Volume transaksi yang selalu tinggi.
b) Pembelanjaan dan pengeluaran tanpa otorisasi yang dapat terjadi.
c) Pembelian aset yang tidak perlu.
d) Masalah akuntansi yang berkembang.
3) Tingginya volume transaksi akan memperbesar kemungkinan terjainya
salah saji. Semakin tinggi volume transakis, semakin tinggi kemungkinan
juga bahwa organisasi sektor publik melakukan oebelian aset yang tidak
perlu. Masalah akuntansi mengenai penentuan ‘apakah harga perolehan
19
aktiva dikapitalisasi atau dianggap sebagai biaya’ mengakibatkan
tingginya kemungkinan kesalahan perlakuan pengeluaran kas.
4) Tingginya risiko bawaan siklus belanja menyebakan banyak organisasi
sektor publik memprioritaskan atau memperluas struktur pengendalian
internal siklus belanja, untuk mencegah dan mendeteksi salah saji. Ini
signifikan mengurangi risiko pengendalian asersi keberadaan dan
keterjadian, kelengkapan,penilaian dan pengalokasian yang berkaitan
dengan transaksi dan rekening siklus belanja organisasi. Jadi, strategi audit
yang sering dipakai adalah pendekatan tingkat risiko pengendalian yang
ditetapkan lebih rendah.
5) Faktor ini yang perlu dipertimbangkan dala memilih strategi audit adalh
pertimbangan manfaat biaya, pengujian pengendalian tergantung
pertimbangan manfaat biaya. Auditor perlu mmbandingkan biaya dalam
melakukan penngujian pengendalian internal dengan penghematan yang
diperoleh dengan berkurangnya pengujian subtantif.
20
maksud untuk mencapai tujuan orgnisasi. Audit atas aktiva tetap ini sangat
penting karena aktiva tetap memiliki porsi terbesar sebagai aset/harta yang
dimiliki oleh organisasi publik.
Tujuan audit aktiva tetap adalah untuk memperoleh bukti tentang masing-
masing asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo aktiva tetap.
Tujuan audit ditentukan berdasarkan atas kelima ketegori asersi laporan keuangan,
seperti yang sudah disebutkan diatas.
21
dipergunakan dalam jangka pendek untuk memperoleh laba seperti capital gain.
Jangka waktu onvestasi sementara tidak lebih dari satu periode akuntansu. Di
samping investasi sementara, investasi dapat dilakukan dalam bentuk penanaman
modal dengan wujud surat berharga jngka panjang.
22
Saldo kas dihasilkan dari pengaruh kumulatif siklus belanja, siklus
investasi, dan siklus jasa personalia. Entitas harus mengeluarkan kasnya untuk
memperoleh berbagai sumber daya yang diperlukan organisasi sektor publik
(siklus belanja). Pengeluaran kas tersebut meliputi pula pengeluaran untuk
memperoleh sumber daya manusia (suklus jasa personalia). Siklus investasi juga
berkaitan erta dengan siklus kas. Entitas yang menanamkan investasi harus
mengeluarkan sejumlah uangnya untuk membeli saham atau surat berharga lain.
Investasi tersebut akan dapat menghasilkan pendapatan yang pada akhirnya akan
menambah kas. Saldo kas meliputi kas ditangan atau disimpam dalam entitas kas
di bank dan dana tertentu yang disishkan (seperti, dana kas kecil)
Tujuan audit saldo kas adalah untuk memperoleh bukti tentang masing-
masing asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo kas. Tujuan
audit ditentukan berdasarkan atas kelima kategori sersi laporan keuangan.
23
2.5.1 Survei Awal Karakter Industri/Bidang/Organisasi Yang Akan Diaudit
Tahapan selanutnya dalam siklus audit sektor publik adalah survei awal
terhadap karakter industri/organisasi yang akan diaudit.
Setelah program audit selesai dibuat, maka pihak organisasi sektor publik
segera mengeluarkan tugas untuk lembaga pemeriksa (auditor) untuk
melaksanakan audit.
Setelah mendapat surat tugas maka dimulailah salah satu tahapan dalam
proses audit dimana auditor akan mengembangkan sutu program audit, melalui
keefktifitas sistem pengendlian internal organisasi, dan melakukan pengujian-
pengujian yang diperlukan untuk memperoleh bukti audit yang memadai
24
Berdasarkan temuan-temjan auditor di lapangan, kemudian auditor
melakukan pembicaraan dengan pimpinan organiasi sektor publik, terkait temuan-
temuan tersebut. Dalam tahapan ini, auditor melakukan cross-check hasil
temuannya dengan fakta yang terjadi di lapangan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
25
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
26
Lampiran
27
28
29
30