Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS PEMBANGUNAN KAWASAN PEMKAB SUMENEP

TERPADU

PROPOSAL PENELITIAN

PENYUSUN :

NAMA : ABD. GAFUR

NPM : 718.5.1.0983

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS WIRARAJA
KABUPATEN SUMENEP
TAHUN 2019
ANALISIS PEMBANGUNAN KAWASAN PEMKAB SUMENEP

TERPADU

PROPOSAL PENELITIAN

Proposal ini disusun dalam rangka memenuhi tugas akhir MKU Bahasa

Indonesia

PENYUSUN :

NAMA : ABD. GAFUR

NPM : 718.5.1.0893

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS WIRARAJA
KABUPATEN SUMENEP
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, inayah-Nya kepada kami, sehingga penyusun

dapat menyelesaikan “PROPOSAL PENELITIAN” yang berjudul : “ANALISIS

PEMBANGUNAN KAWASAN PEMKAB SUMENEP TERPADU”.

Adapun proposal ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas besar mata

kuliah basaha Indonesia. Pada kesempatan ini, penyusun menyampaikan terima

kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moral maupun

material sehingga proposal penelitian ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini

penulis tujukan kepada :

1. Kepada kedua orang tua, yang sudah senaniasa memberikan kasih

sayang, dukungan serta do’a kepada penyusun.

2. Kepada Bapak rusly,M.Pd selaku dosen pengampuh mata kuliah

Bahasa Indonesia.

akkhir kata, kami menyadari penyusunan proposal ini masih belum

sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun

hingga dapat memberikan manfaat dan memberikan wawasan bagi yang

membutuhkan.

Sumenep, 10 Juni 2019

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. iii


Daftar Isi........................................................................................................... iv
BAB I PENDHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus .......................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 3
1.4.1 Manfaat Teoritis ....................................................................... 3
1.4.2 Manfaat Praktis ......................................................................... 3
1.5 Definisi Istilah ........................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peneliti Terdahulu ................................................................................... 5


2.2 Teori Yang Digunakan ........................................................................... 12
2.2.1 Menurut Para Ahli .................................................................... 12
2.2.2 Teori Perencanaan Pembangunan Infrastruktur ....................... 13
2.2.3 Persyaratan Bangunan Gedung ............................................... 14
2.3 Hipotesis Penelitian ................................................................................ 20
2.3.1 Maksud dan Tujuan .................................................................. 23
2.3.2 Waktu Pelaksanaan .................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan adalah sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha

pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh

suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka

pembinaan bangsa (nation building)”. Sedangkan Ginanjar Kartasasmita (1994

:124) memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai “suatu

proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan

secara terencana”

Sedangkan infrastruktur berarti prasarana atau segala sesuatu yang

merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses baik itu usaha,

pembangunan. Infrastruktur merupakan fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan

atau dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam

penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan limbah, transportasi dan pelayanan-

pelayanan similar untuk memfasilitasi tujuan-tujuan sosial dan ekonomi.

Berdasarkan pengertian infrastruktur tersebut maka infrastruktur merupakan

sistem fisik yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam

lingkup sosial dan ekonomi.

Secara teknik, pengertian infrastruktur dijelaskan sebagai aset fisik yang

dirancang dalam sistem sehingga memberikan pelayanan publik yang penting.

1
2

Oleh karena itu, infrastruktur merupakan bagian-bagian berupa sarana dan

prasarana (jaringan) yang tidak terpisahkan satu sama lain yang didefinisikan

dalam suatu sistem.

Pengertian Infrastruktur, menurut Grigg (1988:12) “infrastruktur merupakan

sistem fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan

gedung dan fasilitas publik lainnya, yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan

dasar manusia baik kebutuhan sosial maupun kebutuhan ekonomi.”

Dari pengertian diatas dapat kita pahami bahwa pembangunan infrastruktur

adalah suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang

dilakukan secara terencana untuk membangun prasarana atau segala sesuatu

yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses pembangunan

menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building)”.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkap dan tercantum diatas, maka

peneliti menarik sebuah problematika atau permasalahan yang harus di uraikan

secara jelas. Adapun problematika atau permasalahan yang harus dijelaskan yaitu.

1. Apakah maksud dan tujuan dari pembangunan Infrastruktur kawasan

Pemda terpadu di Kab. Sumenep.?

2. Mengapa pembangunan infrstruktur kawasan Pemda terpadu di Kab.

Sumenep terhenti.?
3

1.3 Tujuan Penelitian

a). Tujuan umum

menganalisa mengenai pembangunan proyek infrastruktur kawasan pemda

terpadu di Kab. Suemenep.

b). Tujuan khusus

Untuk mengetahui maksud dan tujuan menjadikannya kawasan pemda

terpadu di Kab. Sumenep dan juga untuk mengetahui kenapa proyek

infrastruktur tersebut terhenti dan belum dilanjutkan sampai saat ini.

1.4 Manfaat Penelitian

1) Manfaat teoretis

a) Memberikan pengetahuan mengenai pembangunan infrastruktur baik

dan benar juga yang memiliki nomenklatur dan tujuan yang jelas .

b) Sebagai referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang

berhubungan dengan pembangunan infrakstrktur dan

2). Manfaat praktis

a). Bagi peneliti

Hasil penelitian ini bisa memberikan informasi terkait dengan

pembangunan infrastruktur proyek pemerintahan Kab. Sumenep yang

dengan nomenklatur kawasan pemda terpadu.

b). Bagi masyarakat

penelitian ini dapat berguna sebagai alternative bagi masyarakat

mengenai maksud dan tujuan dari penggabungan beberapa OPD di

Kab. Sumenep.
4

1.5 Defenisi Istilah

 Nomenklatur adalah penamaan yang dipakai dalam bidang atau ilmu

tertentu.

 Insfrastruktur adalah sistem fisik yang menyediakan transportasi,

bangunan gedung, drainase, dan fasilitas publik lainnya, yang dibutuhkan

untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia baik kebutuhan sosial maupun

kebutuhan ekonomi.

Modernitas adalah suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke arah yang

lebih maju atau meningkat di berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Peneliti Terdahulu

Dalam rangka menunjang penelitian ini yang berjudul “Analisis

Pembangunan Kawasan Pemkab Sumenep Terpadu (Studi Kasus :

Pembangunan Infrastruktur Fisik)”, maka peniliti menijau beberapa

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang terkait dengan tema

tersebut.

Penelitian Pertama Berjudul “Pengaruh Pembangunan Infrastruktur

Fisik Terhadap Produktivitas Ekonomi Di Pulau Jawa” yang dialakukan

oleh Enik Widayati pada tahun 2000 dari Karyawan PT. Cikarang Inlandport.

Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan/ mendeskripsikan kondisi

pembangunan infrastruktur fisik dan untuk mengetahui apa saja faktor-faktor

yang menjadi penghambat pembangunan infrastruktur fisik di Pulau Jawa.

Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu pembangunan yang

sangat penting bagi suatu daerah, karena pembangunan tersebut dapat

mendorong perekonomian masyarakat dalam bentuk investasi. Pembangunan

infrastruktur fisik merupakan hal yang sangat vital dalam pembangunan

masyarakat dan wilayah disuatu daerah, karena mempunyai fungsi sebagai

sarana untuk memperlancar dan mendukung kehidupan dan penghidupan

masyarakat. Terutama pembangunan jalan, jembatan, puskesmas, prasarana

pendidikan dan tempat-tempat ibadah yang merupakan infrastruktur dan

mempercepat pembangunan guna meningkatkan kehidupan sosial ekonomi

5
6

masyarakat. Pembangunan infrastruktur termasuk kedalam pembangunan

fisik sudah sejak lama diketahui, bahwa keberadaan infrastruktur yang baik

memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang pemenuhan hak dasar

masyarakat seperti pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa infrastruktur merupakan modal

yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam mendukung kegiatan di berbagai

bidang. Disamping sebagai alat yang dapat menghubungkan antar daerah di

Indonesia, infrastruktur yang biasa sering disebut sebagai sarana dan

prasarana fisik ini, memiliki keterkaitan yang kuat dengan laju pertumbuhan

ekonomi suatu wilayah. Hal tersebut ditandai dengan wilayah yang memiliki

kelengkapan sistem infrastruktur yang berfungsi lebih baik akan berdampak

pada tingkat kesejahteraan sosial dan pertumbuhan ekonomi masyaraktanya.

Sebaliknya, keberadaan infrastruktur yang kurang berfungsi dengan baik

mengakibatkan timbulnya permasalahan sosial seperti penolakan dari

masyarakat terhadap infarastruktur yang telah terbangun. Salah satu aspek

penting dalam pembangunan adalah pembangunan di bidang fisik dan sosial.

Hal Ini dapat diwujudkan melalui perbaikan fasilitas infrastruktur yang ada.

Dimana, infrastruktur merupakan salah satu roda penggerak pertumbuhan

ekonomi. Infrastruktur seperti halnya sarana jalan keberadaannya merupakan

modernisasi bangsa yang penyediaannya merupakan salah satu aspek penting

guna meningkatkan kelancaran produktivitas sektor produksi dan yang tak

kalah pentingnya infrastruktur ini juga dapat berperan sebagai pendukung

dalam menciptakan dan meningkatkan akses transportasi bagi masyarakat


7

dalam beraktivitas. Seiring dengan diterapkannya Undang-Undang Otonomi

Daerah, yang mana diatur dalam UU No. 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah bahwa diberikanya kewenangan kepada Pemerintah

Daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangga daerahnya masing-

masing dengan azas desentralisasi. Sehingga pemerintah daerah dapat

melaksanakan pembangunan di daerah sesuai dengan kebutuhan masing-

masing. Posisi Kabupaten dalam Otonomi Daerah telah mendapatkan porsi

yang cukup penting dalam menetapkan kebijakan dan kewenangan dalam

pengelolaan pembangunan daerah. Dengan adanya UU No. 23 Tahun 2014

ini daerah juga berkesempatan untuk melakukan pembangunannya.

a. Hakekat Pembangunan

Secara umum hakekat pembangunan nasional merupakan

pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat.

Hakekat ini mengandung makna bahwa pembangunan nasional mengejar

keseimbangan, keserasian, dan keselarasan antara kemajuan lahiriah dan

batiniah. Pembangunan nasional yang berkesinambunngan diarahkan

untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa, sehingga senantiasa mampu

mewujudkan ketentraman dan kesejahteraan hidup lahir dan batin.

Selanjutnya pembangunan nasional harus diselenggarakan secara merata

di seluruh Negara, bagi masyarakat, dan bukan ditujukan untuk

kepentingan suatu golongan atau kelompok. Hasil dari pembangunan

nasional harus benar-benar di rasakan oleh seluruh rakyat dalam bentuk

peningkatan taraf hidup dan kualitas kehidupan masyarakat.


8

b. Maksud & Tujuan Pembangunan

Tujuan pembangunan pada dasarnya adalah untuk menciptakan

kemajuan di

bidang sosial dan ekonomi secara berkesinambungan, tanpa

mengabaikan

persamaan hak dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip keadilan bagi

masyarakat

Indonesia secara keseluruhan. Beberapa komponen penting dari aspek

pembangunan antara lain mencakup:

1). Pembangunan ekonomi, menitikberatkan pada usaha

peningkatan pendapatan masyarakat dalam berbagai kegiatan

ekonomi potensial, meningkatkan produktifitas pertanian dan

non pertanian, memperbaiki efisiensi dan meningkatkan

pertumbuhan industri dan sektor-sektor pelayanan publik secara

meluas.

2). Pembangunan lingkungan, bertujuan untuk memelihara

keseimbangan ekologi untuk menciptakan kondisi alamiah

lingkungan yang ramah dan bersahabat,

3). Pembangunan kelembagaan yakni mendorong partisipasi

masyarakat dalam kegiatan pembangunan, memperbaiki tata

kerja administratif, desentralisasi dan mobilisasi sumber daya,

penguatan lembaga,
9

4). Pembangunan fisik dan sosial, diantaranya adalah memperbaiki

serta meningkatkan kualitas pendidikan, serta mengembangkan

keahlian tenaga kerja dan memperbaiki kualitas fasilitas

pelayanan dan infrastruktur.

Kesemuanya itu berdasarkan atas filosofi Negara dalam kondisi yang

merdeka, berdaulat bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana

berkeprikehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib dan dinamis

serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat,

tertib dan damai.

Menurut Effendi (2002:48), “pentingnya ketersediaan

infrastruktur yang memadai berupa ketersediaan fasilitas pelayanan

publik baik sarana pendidikan, sarana kesehatan, rumah ibadah,

listrik, jalan, jembatan, trasportasi, air bersih, drainase, teknologi

dan komunikasi yang bertujuan agar masyarakat dapat bergerak

lebih dinamis dan mempermudah kegiatan ekonomi, serta agar para

investor mau menanamkan modalnya didaerah, karena apabila tidak

demikian biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan modal menjadi lebih

besar dan berpengaruh pada harga produk yang dihasilkan dan

tentunya akan lebih mahal dibandingkan dengan yang lainnya,

sehingga produk yang dihasilkan tidak kompetitif.”


10

c. Manfaat Pembangunan Infrastruktur

Dengan adanya pembangunan infrastruktur yang memadai adanya

kecendrungan penyelenggaraan pemerintah di daerah akan lebih aman

dan lancar, bahkan keefektifan pembangunan daerah akan dapat

terwujud. Pembangunan infrastruktur yang berorientasi pada visi dan

misi daerah hendaknya di selenggarakan secara terpadu, tertib, lancar,

aman, nyaman dan efisien serta tepat sasaran sehingga hasil yang di

capai dapat di nikmati oleh semua komponen masyarakat.

d. Ruang Lingkup Pembangunan Infrastuktur

Ruang lingkup pembangunan infrastruktur dapat dibagi menjadi

tiga bagian, yaitu:

 pembangunan infrastruktur transportasi daerah mendukung

peningkatan aksesibilitas masyarakat desa, yaitu: jalan,

jembatan, trotoar.

 pembangunan infrastruktur yang mendukung produksi

pertanian, yaitu: irigasi.

 Pembangunan infrastruktur yang mendukung pemenuhan

kebutuhan dasar masyarakat, meliputi: penyediaan air minum,

sanitasi.
11

e. Komponen Infrastruktur

Seperti telah disebutkan bahwa sistem infrastruktur merupakan

pendukung utama fungsi-fungsi sistem sosial dan sistem ekonomi

dalam kehidupan sehari masyarakat. Oleh American Public Works

Association (APWA), Infrastruktur di kelompokkan menjadi 12

kategori ( Stone dalam Kodoatie, 2005: 121), yaitu:

1. Sistem layanan publik terpadu

2. Sistem pengelolaan air limbah: pengumpulan, pengolahan,

pembuangan, daur ulang .

3. Fasilitas pengelolaan limbah padat

4. Fasilitas pengendalian banjir, drainase dan irigasi

5. Fasilitas lintas air dan navigasi

6. Fasilitas transportasi: jalan, rel, bandar udara ( termasuk tanda-

tanda lalu lintas dan fasilitas pengontrol)

7. Sistem penyediaan air: waduk, penampungan air, transmisi dan

distribusi, fasilitas pengelolaan air (treatment plant ).

8. Sistem kelistrikan: produksi dan distribusi

9. Fasilitas gas alam

10. Fasilitas perumahan publik

11. Taman kota sebagai daerah resapan, tempat bermain

12. Komunikasi.
12

2.2. Teori Yang Digunakan

2.2.1. Teori Menurut para Ahli

Mankiw (2003) menyatakan pekerja akan lebih produktif jika

mereka mempunyai alat-alat untuk bekerja. Peralatan dan infrastruktur

yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa disebut modal

fisik. Hal serupa juga dijelaskan dalam Todaro (2006) bahwa tingkat

ketersediaan infrastruktur di suatu negara adalah faktor penting dan

menentukan bagi tingkat kecepatan dan perluasan pembangunan

ekonomi. Infrastruktur merupakan suatu wadah untuk menopang

kegiatan-kegiatan dalam satu ruang. Ketersediaan infrastruktur

memberikan akses mudah bagi masyarakat terhadap sumber daya

sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam

melakukan kegiatan sosial. Dengan meningkatnya efisiensi otomatis

secara tidak langsung meningkatkan perkembangan ekonomi dalam

suatu wilayah. Sehingga menjadi sangat penting peran infrastruktur

dalam perkembangan ekonomi. Infrastruktur mengacu pada fasilitas

kapital fisik dan termasuk pula dalam kerangka kerja organisasional,

pengetahuan dan teknologi yang penting untuk organisasi masyarakat

dan pembangunan ekonomi mereka. Infrastruktur meliputi undang-

undang, sistem pendidikan dan kesehatan publik, sistem distribusi dan

perawatan air, pengumpulan sampah dan limbah, pengelolaan dan

pembuangannya, sistem keselamatan publik, seperti pemadam


13

kebakaran dan keamanan, sistem komunikasi, sistem transportasi, dan

utilitas publik (Tatom, 1993).

2.2.2. Teori Perencaan Pembangunan Infrastruktur

Ada empat yang harus diperhatikan dalam perencanaan bangunan

sebagai berikut:

1. Estetika Merupakan dasar keindahan dan keserasian bangunan yang

mampu memberikan rasa bangga kepada pemiliknya.

2. Fungsional Disesuaikan dengan pemanfaatan dan penggunaanya

sehingga dalam pemakaianya dapat memberikan kenikmatan dan

kenyamanan.

3. Struktural Mempunyai struktur yang kuat dan mantap yang dapat

memberikan rasa aman untuk tinggal di dalamnya.

4. Ekonomis Pendimensian elemen bangunan yang proporsional dan

penggunaan bahan bangunan yang memadai sehingga bangunan awet

dan mempunyai umur pakai yang panjang.

Beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam perancangan dan

analisis bangunan bertingkat sebagai berikut:

a. Tahap Arsitektural, Penggambaran denah semua lantai tingkat,

potongan, tampak, perspektif, detail, Rencana Anggaran Biaya

(RAB) dan Bestek (Rencana Kerja dan Syarat/RKS). Tahap

Struktural, Menghitung beban – beban yang bekerja, analisa


14

mekanika untuk pendimensian elemen struktur dan penyelidikan

tanah untuk perencanaan pondasinya.

b. Tahap finishing, Memberikan sentuhan akhir untuk keindahan

dan melengkapi gedung dengan segala fasilitas alat – alat

mekanikal elektrikal, sebagai pelayanan kepada penghuninya.

2.2.3. Persyaratan Bangunan Gedung

Bangunan gedung adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat

manusia melakukan kegiatannya untuk kegiatan hunian atau tinggal,

kegiatan usaha, kegiatan sosial, kegiatan budaya, dan/atau kegiatan

khusus. Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan

administratif baik pada tahap pembangunan maupun pada tahap

pemanfaatan bangunan gedung negara dan persyaratan teknis sesuai

dengan fungsi bangunan gedung. Persyaratan administratif bangunan

gedung negara meliputi:

1. Dokumen pembiayaan

2. Status hak atas tanah

3. Status kepemilikan

4. Perizinan mendirikan bangunan gedung

5. Dokumen perencanaan

6. Dokumen pembangunan

7. Dokumen pendaftaran

Persyaratan teknis bangunan gedung negara harus tertuang secara

lengkap dan jelas pada Rencana Kerja dan Syarat - Syarat (RKS) dalam
15

dokumen perencanaan. Secara garis besar persyaratan teknis bangunan

gedung negara sebagai berikut :

a. Persyaratan tata bangunan dan lingkungan

Persyaratan tata bangunan dan lingkungan bangunan

gedung negara meliputi persyaratan: Peruntukan dan intensitas

bangunan gedung Persyaratan peruntukan merupakan persyaratan

peruntukan lokasi yang bersangkutan sesuai dengan RT/RW

kabupaten/kota, RDTRKP, dan/atau Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan (RTBL). Persyaratan intensitas bangunan gedung

meliputi persyaratan kepadatan, ketinggian, dan jarak bebas

bangunan gedung yang ditetapkan untuk lokasi yang

bersangkutan.

Arsitektur bangunan gedung Persyaratan pengendalian

dampak lingkungan Persyaratan pengendalian dampak

lingkungan meliputi koefisien dasar bangunan (KDB), koefisien

lantai bangunan (KLB), koefisien daerah hijau (KDH) dan garis

sempadan bangunan.

b. Persyaratan Bahan Bangunan

Bahan bangunan untuk bangunan gedung negara harus

memenuhi SNI yang dipersyaratkan, diupayakan menggunakan

bahan bangunan setempat atau produksi dalam negeri, termasuk

bahan bangunan sebagai bagian dari komponen bangunan sistem


16

fabrikasi, dengan tetap harus mempertimbangkan kekuatan dan

keawatannya sesuai dengan peruntukan yang telah ditetapkan.

c. Persyaratan struktur bangunan

Struktur bangunan gedung negara harus memenuhi

persyaratan keselamatan (safety) dan kelayanan (serviceability)

serta SNI konstruksi bangunan gedung, yang dibuktikan dengan

analisis struktur sesuai ketentuan. Persyaratan keselamatan

meliputi persyaratan kemampuan bangunan gedung untuk

mendukung beban muatan. Setiap bangunan gedung, strukturnya

harus direncanakan kuat/kokoh, dan stabil dalam memikul

beban/kombinasi beban dan memenuhi persyaratan kelayanan

(serviceability) selama umur layanan yang direncanakan dengan

mempertimbangkan fungsi bangunan gedung, lokasi, keawetan,

dan kemungkinan pelaksanaan konstruksinya. Kemampuan

memikul beban diperhitungkan terhadap pengaruh-pengaruh aksi

sebagai akibat dari beban - beban yang mungkin bekerja selama

umur layanan struktur, baik beban muatan tetap maupun beban

muatan sementara yang timbul akibat gempa dan angin.Struktur

bangunan gedung harus direncanakan secara daktail sehingga

pada kondisi pembebanan maksimum yang direncanakan, apabila

terjadi keruntuhan kondisi strukturnya masih dapat

memungkinkan pengguna bangunan gedung menyelamatkan diri.

d. Persyaratan utilitas bangunan


17

Utilitas yang berada di dalam dan di luar bangunan

gedung negara harus memenuhi SNI yang dipersyaratkan.

Meliputi persyaratan :

 Keselamatan

Persyaratan keselamatan meliputi persyaratan

kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan

menanggulangi bahaya kebakaran dan bahaya petir.

 Kesehatan

Persyaratan kesehatan bangunan gedung meliputi

persyaratan sistem penghawaan, pencahayaan, dan sanitasi

bangunan gedung.

 Kenyamanan

Persyaratan kenyamanan bangunan gedung meliputi

kenyamanan ruang gerak dan hubungan antar ruang, kondisi

udara dalam ruang, pandangan, serta tingkat getaran dan

tingkat kebisingan.

 Kemudahan

Persyaratan kemudahan meliputi kemudahan hubungan

ke, dari, dan di dalam bangunan gedung, serta kelengkapan

prasarana dan sarana dalam pemanfaatan bangunan gedung.

e. Persyaratan sarana penyelamatan

Setiap bangunan gedung negara harus dilengkapi dengan

sarana penyelamatan dari bencana atau keadaan darurat, serta


18

harus memenuhi persyaratan standar sarana penyelamatan

bangunan sesuai SNI yang dipersyaratkan. Setiap bangunan

gedung negara yang bertingkat lebih dari tiga lantai harus

dilengkapi tangga darurat dan pintu darurat. Pembangunan

gedung Sekretariat Daaerah Kota Tegal direncanakan tiga lantai

jadi tidak dilengkapi dengan tangga darurat dan pintu darurat.

Pembangunan bangunan gedung direncanakan melalui

tahapan perencanaan teknis dan pelaksanaan beserta

pengawasannya. Agar pelaksanaan pembangunan berjalan sesuai

dengan rencana tepat biaya, tepat waktu dan tepat mutu maka

perlu dilakukan pengawasan konstruksi. Tepat biaya dilakukan

dengan mengontrol laporan harian, laporan mingguan dan laporan

bulanan, tepat waktu dilakukan dengan membuat time scheduling,

sedangkan tepat mutu dilakukan dengan memeriksa bahan –

bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan selain

itu juga dilakukan pengujian lapangan terhadap hasil pekerjaan

dilakukan pada setiap penyelesaian suatu pekerjaan untuk

mengetahui kualitasnya. Jangka waktu bangunan dapat tetap

memenuhi fungsi dan keandalan bangunan diperhitungkan 50

tahun, sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Adapun

ilustrasi tetang umur layanan rencana untuk setiap bangunan

gedung sebagai berikut :


19

Tabel 2.1 Umur Layanan

Kategori Umur Layanan Contoh Bangunan

Rencana

Bangunan sementara < 10 Tahun Bangunan tidak permanen, rumah

pekerja sederhana, ruang pamer

sementara.

Jangka waktu Menengah 25 – 49 Tahun Bangunan industri dan gedung

parkir.

Jangka waktu lama 50 – 99 Tahun Bangunan rumah, komersial dan

perkantoran Bangunan rumah sakit

dan sekolah. Gedung Parkir dilantai

basement atau dasar.

Bangunan permanen Minimum 100 Bangunan monumental dan

Tahun bangunan warisan budaya.

Bangunan Gedung Sekretariat Daerah direncanakan sebagai gedung

perkantoran sehingga dikategorikan jangka waktu lama dengan umur layanan

rencana 50 – 99 Tahun.
20

2.3. Hipotesis Penelitian

Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, kehidupan penduduk

di suatu daerah menjadi semakin dinamis. Mulai dari penyediaan sarana dan

prasarana dasar penduduk hingga pelayanan penduduk dalam berkegiatan.

Hal tersebut harus dapat dijawab oleh inovasi dan pengembangan pelayanan

pemerintah. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan smart city. Pendekatan

ini diperuntukkan agar pelayanan lebih efisien dan berkelanjutan. Perumusan

perencanaan smart city yang tertuang di dalam masterplan ini masih mengacu

pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2021,

masterplan TIK kelembagaan, serta dokumen lainnya yang telah ditetapkan

oleh pemerintah Kabupaten Sumenep.

Disamping itu, seiring dengan tren global tentang keterbukaan informasi

dan penggunaan teknologi digital menuntut Kabupaten Sumenep untuk

menyajikan dan memanfaatkan informasi secara cepat dan akurat, bahkan

dapat diakses secara real time, kapan dan dimana saja.. Pemanfaaatan

infrastruktur mutlak diperlukan untuk membantu pemerintah daerah dalam

mengontrol penggunaan sumber daya yang terdapat di daerah secara efektif

dan efisien, baik untuk peningkatan kinerja birokrasi maupun peningkatan

kepada pelayanan masyarakat.

Kabupaten Sumenep juga dilandasi oleh kebutuhan pemerintah daerah

dalam mewujudkan pelayanan publik yang terintegrasi dan efisien yang telah

didahului dengan penyelenggaraan egovernment. Selain itu, Kabupaten


21

Sumenep memiliki kebutuhan untuk mengintegrasikan pelayanan antara

penduduk.

Berdasarkan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)

Kabupaten Sumenep tahun 2005-2025, visi yang ingin dicapai adalah

“SUMENEP YANG SEJAHTERA, AGAMIS, DAN MAJU MANDIRI”.

Visi ini kemudian dijabarkan dalam enam misi, yaitu:

1. Penyediaan infrastruktur dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat

untuk mencapai taraf penghidupan yang layak,

2. Pengembangan fasilitas layanan publik, terutama di bidang kesehatan,

pendidikan dan pelayanan administrasi kependudukan dan perizinan

yang berkualitas, murah, dan menjangkau kebutuhan masyarakat,

3. Pemberdayaan industri kecil, menengah dan koperasi menuju

kemandirian usaha yang berpihak pada masyarakat,

4. Peningkatan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia atas dasar

kemampuan intelektual dan keterampilan berbasis ilmu pengetahuan

dan teknologi (IPTEK), serta keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan

Yang Maha Esa,

5. Pengembangan sistem aparatur pemerintahan yang profesional,

berkompeten, transparan, dan memiliki akuntabilitas, serta,

6. Pemanfaatan dan pemberdayaan potensi sumber daya alam. Termasuk

sektor pariwisata yang berwawasan lingkungan.


22

Untuk itu dalam rangka mewujudkan visi dan misi kab. Sumenep di point

pertama dan kedua, Sejak tahun 2018 Pemerintah Kabupaten Sumenep,

Madura, Jawa Timur, sudah manata kota dengan membangun kantor

untuk organisasi perangkat daerah (OPD), yang nilainya mencapai Rp

23 Miliar. Sesuai rencana, kantor Pemerintahan Kabupaten Sumenep akan

menyatu dalam satu kawasan dengan total anggaran yang dibutuhkan sebesar

Rp 23 M. Namun, untuk tahun 2018 baru bisa dianggarkan di APBD sebesar

Rp 10 M.

Dan saat ini, sudah ada tiga Kantor OPD yang pekerjaannya sudah

dimulai di Kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD), seperti Dinas

Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman dan Cipta Karya, Dinas

Kesehatan dan juga Dinas Perijinan Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu (DPPMPTSP). Proyek multi years (jamak) itu

diletakan di sekitaran Sekretariat Pemerintah Daerah, tepatnya Jalan Dr

Cipto Sumenep. Mega proyek tersebut dibagi menjadi dua paket.

Pekerjaan dengan nomenklatur pembangunan fisik kawasan Pemkab

terpadu dilakukan oleh PT Inneco Wira Sakti Hutama. Bangunan itu

dianggarkan sebesar Rp 4,6 miliar dan ditempatkan di sekretariat

daerah. Sementara pembangunan jalan poros dan tugu masuk kantor

Pemkab Sumenep tahun ini dianggarkan sebesar Rp1 miliar. Lokasinya

disanalah timur sekretariat daerah dan PT Duta Kulawangsa Raharja

sebagai rekanan pemenang tender.


23

Pembangungunan ini untuk mempermudah pelayanan publik. Sebab,

selama ini pelayanan terkendala lantaran masing-masing OPD tidak dalam

satu kawasan. Maka dengan selesainya bangunan ini diharapkan mampu

meningkatkan pelayanan publik

2.3.1. Maksud dan tujuan

Pembangunan kawasan pemkab Sumenep terpadu ini bertujuan

untuk mempermudah pelayanan publik. Sebab, selama ini

pelayanan terkendala lantaran masing-masing OPD tidak dalam

satu kawasan. Maka dengan selesainya bangunan ini diharapkan

mampu meningkatkan pelayanan publik, dan juga memudahkan

pelayanan kepada masyarakat. Dengan sekali masuk, warga bisa

mendatangi berbagai kantor pemerintahan sekaligus. Hal itu dinilai

lebih efektif dibandingkan saat pemkab terpisah oleh pagar pembatas.

Selain itu, kawasan pemkab terpadu akan menjadi ruang yang nyaman

bagi warga. Saat RTH nanti terbangun, masyarakat bisa menikmati

sore di kawasan pemkab. Termasuk, beberapa objek di kawasan

pemkab terpadu bisa dijadikan spot foto.

2.3.2. Waktu pelaksaan

Banyak orang disekitar dan juga yang lewat di sepanjang jalan

melewati proyek kawasan pemkab sumenep terpadu mengira

bahwa proyek itu gagal, tidak tepat waktu karena sampai saat ini

masih belum selesai. Dinas Perumahan Rakyat Kawasan

Pemukiman dan Cipta Karya (DPRKP&CiKa) sumenep tahun


24

2019 ini akan melanjutkan pembangunan Kawasan Kantor

Pemerintah Kabupaten sumenep (Pemkab) Sumenep Terpadu.

Pekerjaan pembangunan kawasan kantor terpadu tersebut,

merupakan kelanjutan dari pembangun tahun 2018. Sebab

proyek tersebut dikerjakan melalui teknis multiyears. Jadi

persepsi orang-orang yang mengira proyek itu gagal, salah.

Karena proyek tersebut melalui teknis multiyears bertahap

dari tahun ke tahun.

Penataan kawasan kantor pemerintah kabupaten (pemkab)

terpadu pada tahun 2019 kembali digerojok dana besar. Tahun ini

Pemkab Sumenep melalui dinas perumahan rakyat, kawasan

permukiman (DPRKP) dan cipta karya mengalokasikan dana

sekitar Rp 9,4 miliar untuk pembangunan lanjutan. Pada 2018,

biayanya sekitar Rp 10 miliar.

Kepala DPRKP dan Cipta Karya Sumenep Bambang

Irianto mengatakan, dana Rp 9,4 miliar itu dibagi dalam empat

paket. Pertama, revitalisasi fasilitas umum sekitar Rp 1,4 miliar.

Kedua, mekanikal elektrikal Rp 1,5 miliar. Ketiga, penerangan

jalan umum (PJU) dan ruang terbuka hijau (RTH) Rp 2,7 miliar.

Sebab salah satu tujuan itu semua adalah kedepannya pelayan

akan lebih meningkat, terutama untuk kepentingan masyarakat

yakni dengan adanya kawasan terpadu.


DAFTAR PUSTAKA

Agustina. 2017. Studi Tentang Pembangunan Infrastruktur Fisik, (online),

(https://ejournal.an.fisip-unmul.ac.id/site/wp-

content/uploads/2017/07/JURNAL%20fix%20(07-17-17-07-42-41 di akses 15

juni)

Arifin. 2019. Proyek Lanjutan Kawasan Pemkab Terpadu Jadi Pekerjaan

Prioritas,(online), ( https://kabarmadura.id/pembangunan-kantor-kawasan-

terpadu-berlanjut/ di akses 5 juni 2019)

Gunawan. 1978. Pengantar Ilmu Bangunan. Yogyakarta : Idea Dharma

Rasiyadi. 2018. Buku II Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep.

Sumenep : Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep.

Supanjie,2019. Hari Pertama Masuk Kerja 2019, Bupati Sumenep Tinjau

Proyek Pembangunan Pemkab Terpadu, (online),

(http://kompasmadura.com/2019/01/02/bupati-sumenep-hari-pertama-masuk-

kerja-langsung-tinjau-proyek/ di akses 11 juni 2019)

Anda mungkin juga menyukai