Konsep Integritas Dalam Islam1
Konsep Integritas Dalam Islam1
O L
E H
H. U. SYUJA’I
Alhamdulillah, Wasyukrulillah.
Hanya Allah-lah yang telah memberi kita segala kemampuan. Hanya Allah-lah yang
menggerakan segala kemampuan kita. Hanya Allah-lah yang menunjuki ke jalan yang benar.
Dan Hanya Allah-lah Yang Maha Mengatahui segala yang ada pada hati kita.
Harokah Tadrisil Quran (Gerakan Pembelajaran Al-Quran) adalah bagian dari Sunnah
Rasulullah SAW.yang telah berhasil menyatukan potensi Makkah dan Madinah melalui para
muharrik (penggerak)nya, yaitu Sahabat Muhajirin dan Sahabat Anshor.
Kekuatan dashsyat Al-Quran, tidak hanya dapat mempersatukan dialek-dialek Arab yang
ketika Al-Quran diturunkan itu begitu berpengaruh dalam membentuk egoistis dan egosentris
para pembesar qaibalah-qabilah Arab ketika itu. Tetapi kekuatan dahsyat Al-Quran itu telah
dapat mempersatukan konsep masyarakat yang berperadaban, yaitu Masyarakat Rabbaniy.
Memang, Qiyaadutur Rasuul (Kepemimpina Rasul) dengan wahyu Allah sebagai
pembimbingnya itulah yang mendasari kesuksesan Da’wah Risalanya itu, yaitu melalui
Tadrisul Quran. Tetapi para sahabat sebagai generasi penerus Risalahnya, walaupun tidak
dibimbing oleh wahyu Allah secara langsung, sudah dibekali Al-Quran yang harus
dipedomani dalam melaksanakan misi da’wahnya. Begitu juga kita sebagai ummat Nabi
Muhammad SAW.berkewajiban melanjutkan da’wah islamiyah melalui Harokah Tadrisil
Quran.
Harokah Tadrisil Quran adalah satu-satunya jalan untuk menwujudkan Al-Jiilul Quraniy
dan Al-Mujtama’ur Rabbaniy di era yang penuh tantangan dengan berbagai kecanggihan ilmu
dan teknologi yang sangat menggiurkan ini.
Kita tidak bisa menolak hasil rekayasa ilmu dan teknologi yang sudah kita manfaatkan.
Tatapi kitapun tidak bisa terlena dalam buaian dan pelukan kenimatan hasil rekayasa ilmu dan
teknologi yang membuat generasi dan masyarakat kita lupa akan jati dirinya sebagai muslim
dan msulimah.
Kita sebut kembali apa yang dikatakan Ahmad Abdul Ghafur ‘Ithoor yang mengutip
pernyataan William JB, “Bahwa kekuatan Islam itu tersimpul dalam Al-Quran dan Makkah
Al-Mukarromah”…”Manakala Al-Quran dan Makkah itu sudah lenyap dari bumi ini, maka
kita mudah mengenyahkan orang Islam melalui budaya”. Apakah sinyalemen ini sudah
terbukti sekarang ini?
Kita uji kenyataan, dan kita harus berkata jujur, “Lebih banyak mana prosentasinya
antara anak muda kita yang selalu membaca Al-Quran dengan yang hampir tidak pernah
membaca Al-Quran?”. “Lebih banyak mana antara mereka yang biarpun tetap melaksanakan
kegaiatan rutinnya dengan penuh kedisiplinan tetapi selalu menyempatkan membaca Al-
Quran dengan mereka yang jarang atau sama sekali tidak membaca Al-Quran dengan alasan
tidak punya waktu, sibuk, dan lain-lain?”. “Lebih banyak mana antara mereka yang merasa
senang, tentram, terhibur, berlapang hati, fikiran terbuka dan jernih dengan membaca Al-
Quran dengan mereka yang menenggelamkan dirinya ke dalam berbagai sarana hiburan dan
(۳ُ :ُ َّصف
ل ُتوـَّوفوعلمـَّووون ُ)اَل ص وكـَّبـَّر ُموقـَّتتاِ ُبعونـَّود ُاَ ب
ل ُ ُأوون ُتوـَّمقـَّوولموواَ ُوماِ ُ و مو و
“Betapa besar murka Allah, terhadap apa yang kamu katakan tetapi
tidak kamu lakukakn (Ash-Shaff : 3)
س ُاَلمقورآْبن
لووجنوـَّمة ُتوـَّودبريو ب
۱ ۲
۳ ٤
٥ ٦ ٧ ٨
٩ ۱٠ ۱١ ۱۲
ُومرروحولةة ُاَلوقـَوواَدعددMARHALAH QAWAID
ُوموروحلوةم ُاَلتصـَّوفبسويبر وموروحلوةم ُاَلبجويـَّبل ُوموروحلوةم ُاَلمموجتوـَّومبع
2
MARHALAH MARHALAH MARHALAH
TAFSIR JIIL MUJTAMA’
م ُبباِل صB.
صـَّوواَ ب Visi, 1
Misi, Strategi, Sasaran, Tujuan dan Indikator Ketercapaian
ب ل ُأووعلو م
وواَ م h.u.syuja’i.yasti
Lajnah Tadrisil Quran :
1. Visi Lajnah Tadrisil Quran :
Lajnah Tadrisil Quran disingkat LTQ adalah sebuah komite yang permanen dan
indepnen yang bergerak dalam pembelajaran Al-Quran untuk seluruh kaum muslimin
dan muslimat di seluruh wilyah Indonesia, dan orang asing yang muslim dan muslimat
yang diam atau menetap di wilayah Indonesia.
a. Membina para generasi muda dan seluruh anggota masyarakat umum dalam
kompetensi membaca, menghafal, memahami, dan mengamalkan isi atau
kandungan Al-Quran dalam pergaulan dan kehidupan sehari-hari.
b. Menggerakan para genarasi muda dan anggota masyarakat secara umum untuk
membiasakan membaca Al-Quran pada setiap kesempatan.
3. Strategi LTQ :
b. Memberdayakan Lajnah Tadrisil Quran dalam membina para generasi muda dan
anggota masyarakat melalui empat halaqoh dalam delapan marhalah.
a. Sasaran pembinaan Laajnah Tadrisil Quran adalah para generasi muda, yaitu;
para siswa, para mahasiswa, para santri, dan para pemuda, juga anggota
masyarakat secara umum.
b. Tujuan pembinaan Lajnah Tadrisil Quran adalah membina para generasi muda
menjadi Al-Jiilul Quraniy, dan membina para anggota masyarakat menjadi Al-
Mujtama’ur Rabbaniy.
c. Marhalah adalah tingkatan pembinaan yang dibina oleh seorang mudarris yang
professional.
d. Halaqoh I Tartilil Quran adalah halaqoh dasar, yang mebina kompetensi dasar
membaca Al-Quran dengan benar melalui Tajwid, dan membaca Al-Quran dengan baik
melalui Tahsin.
i. Tujuan akhir tadrisul Quran melalui LTQ ini adalah menciptakan Al-Jiilul Quraniy
dan Al-Mujtama’ur Rabbaniy yang berakhlak Al-Quran, yang di antara indikatornya
adalah selalu membiasakan membaca Al-Quran pada setiap kesempatan dan meng-
amalkan isi atau kandungan Al-Quran dalam pergaulan dan kehidupan sehari-hari.
ب بباِل صII
صـَّوواَ ب ل ُأو
ُ وعلوممJENJANG
وواَ م 3 LAJNAH TADRISILh.u.syuja’i.yasti
PEMBINAAN HAROKAH QURAN
A. Prinsip Umum :
1. Harokah Lajnah Tadrisil Quran secara harfiah bermakna “Gerakan Komite
Pemnbelajaran Al-Quran”, bersifat kegiatan kelompok pembinaan
pembelajaran Al-Quran
3. Murni artinya Harokah Lajnah Tadrisil Quran benar-benar untuk “Pembelajaran Al-
Quran”, bukan untuk kepentingan orang perorangan, kelompok orang, organisasi, lembaga,
atau institusi apapun selain LTQ.
4. Utuh artinya Harokah Lajnah Tadrisil Quran ini harus dilaksanakan sesuai dengan
struktur LTQ, bertahap dan berkesinambungan, tidak boleh ada yang diloncat atau
ditinggalkan.
5. Menyeluruh artinya Harokah Lajnah Tadrisil Quran ini harus menyentuh seluruh pemuda
dan lapisan masyarakat, tidak boleh ada yang terabaikan.
6. LTQ bisa bekerjasama dengan lembaga atau institusi apapun selama tidak
bertentangan dengan Visi dan Misi LTQ.
1. Jenjang Pembinaan Lajnah Tadrisil Quran dibentuk dan disusun oleh beberapa orang
atau sekolompok orang yang benar-benar peduli kepada nasib para generasi muda
muslim-muslimah, dan seluruh anggota masyarakat yang belum memiliki potensi
minimal dalam; membaca, menghafal, menulis, memahami, dan mengamalkan
Al-Quran dalam pergaulan dan kehidupan sehari-hari.
ل ُأووعلومم ُبباِل ص
صـَّوواَ ب
ب 4
وواَ م C. Struktur Organisasi LTQ Pada Setiap Tingkatan h.u.syuja’i.yasti
1. Struktur Organisasi LTQ Tingkat Nasional
………
Dewan Pembina Ketua
---------------
Wakil Ketua
Kelompok Binaan
Keterangan :
1. LTQ Tingkat Nasional berkedudukan di Ibu Kota Negara.
2. Staf ahli adalah tenaga profesional dalam bidang-bidang, Tajwidul Quran, Tahsiinul Quran
(Qiraat), Tahfizhul Quran, Khath atau Kaligrafi, Qawaid Bahasa Arab, Tafsiirul Quran,
Motifator untuk pelajar, mahasiswa, dan pemuda, juga monifator untuk mansyarakat umum.
3. Kelompok binaan adalah tempat pelaksanaan binaan LTQ di Tingkat Nasional.
4. Penyederhanaan Struktur Organsdasi dalam setiap Tingkatan dimaksudkan agar lebih
memperhatikan tingkat efektifitas dan efesiensi kerja .
5. Penetapan Jabatan Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Staf Ahli ditentukan
oleh aturan yang akan ditetapkan kemudian melalui mekanisme yang sesuai
dengan aturan yang disepakati.
6. Staf Ahli dalam bidang-bidang yang disebutkan pada poin 2 di atas harus
benar-benar sesuai dengan latar belakang keilmuan dan keahlian karena harus
bertindak sebagai mudarris yang membina para mutadarris.
7. Staf Ahli dimaksud harus disesuaiakan denga kebutuhan daerah binaan, baik
dari segi volume tugas pembinaannya maupun dari segi tingkatan akademis para
mutadarris yang akan dibinanya.
8. Para pejabat, pimpinan, dan tokoh yang beragama Islam diharapakn terlibat
dalam pengelolaan Harokah Tadrisil Quran ini sebagai Dewan Pembina.
9. Garis sambung sebagai garis instruksi dan tanggung-jawab, garis putus sebagai garis
kordinasi.
ل ُأووعلومم ُبباِل ص
صـَّوواَ ب
ب وواَ م 5
++
h.u.syuja’i.yasti
……………
Dewan Pembina Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris …………………………
Staf Ahli Bendahara
Kelompok Binaan
Keterangan :
2. Staf ahli adalah tenaga professional dalam bidang-bidang, Tajwidul Quran, Tahsiinul
Quran (Qiraat), Tahfizhul Quran, Khath atau Kaligrafi, Qawaid Bahasa Arab, Tafsiirul
Quran, Monifator untuk pelajar, mahasiswa, dan pemuda, juga monifator untuk
mansyarakat umum.
3. Kelompok binaan adalah tempat pelaksanaan binaan LTQ pada tingkat Provinsi.
4. Penyederhanaan Struktur Organsdasi dalam setiap Tingkatan dimaksudkan agar lebih
memperhatikan tingkat efektifitas dan efesiensi kerja .
5. Penetapan Jabatan Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Staf Ahli ditentukan
oleh aturan yang akan ditetapkan kemudian melalui mekanisme yang sesuai
dengan aturan yang disepakati.
6. Staf Ahli dalam bidang-bidang yang disebutkan pada poin 2 di atas harus
benar-benar sesuai dengan latar belakang keilmuan dan keahlian karena harus
bertindak sebagai mudarris yang membina para mutadarris.
7. Staf Ahli dimaksud harus disesuaiakan denga kebutuhan daerah binaan, baik
dari segi volume tugas pembinaannya maupun dari segi tingkatan akademis para
mutadarris yang akan dibinanya.
8. Para pejabat, pimpinan, dan tokoh yang beragama Islam diharapakn terlibat
dalam pengelolaan Harokah Tadrisil Quran ini sebagai Dewan Pembina.
9. Garis sambung sebagai garis instruksi dan tangung-jawab, garing putus sebgai garis
kordinasi.
ل ُأووعلومم ُبباِل ص
صـَّوواَ ب
ب وواَ م 6 h.u.syuja’i.yasti
3. Struktur Organisasi LTQ Tingkat Kota- Kabupaten
…………….
Dewan Pembina Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris ………………………….
Staf Ahli Bendahara
Kelompok Binaan
Universi-
Instansi ……………………………………………………………..
Kant. Cab. Lemb.Bis- Lemb.Lay.
Ting.Kota & tas/PT Perusahaan nis/Rekreasi Masyrkt
Kab.
Keterangan :
1. LTQ Tingkat Kota-Kabupaten berkedudukan di ibu kota Kota- Kabupaten.
2. Staf Ahli adalah tenaga profesional dalam bidang-bidang, Tajwidul Quran, Tahsiinul Quran
(Qiraat), Tahfizhul Quran, Khath atau Kaligrafi, Qawaid Bahasa Arab, Tafsiirul Quran,
Monifator untuk pelajar, mahasiswa, dan pemuda, juga monifator untuk mansyarakat
umum.
3. Kelompok Binaan adalah tempat pelaksanaan binaan LTQ pada tingkat Kota- Kabupaten.
4. Penyederhanaan Struktur Organsdasi dalam setiap Tingkatan dimaksudkan agar lebih
memperhatikan tingkat efektifitas dan efesiensi kerja .
5. Penetapan Jabatan Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Staf Ahli ditentukan
oleh aturan yang akan ditetapkan kemudian melalui mekanisme yang sesuai
dengan aturan yang disepakati.
6. Staf Ahli dalam bidang-bidang yang disebutkan pada poin 2 di atas harus
benar-benar sesuai dengan latar belakang keilmuan dan keahlian karena harus
bertindak sebagai mudarris yang membina para mutadarris.
7. Staf Ahli dimaksud harus disesuaiakan denga kebutuhan daerah binaan, baik
dari segi volume tugas pembinaannya maupun dari segi tingkatan akademis para
mutadarris yang akan dibinanya.
8. Para pejabat, pimpinan, dan tokoh yang beragama Islam diharapakn terlibat
dalam pengelolaan Harokah Tadrisil Quran ini sebagai Dewan Pembina.
9. Garis sambung sebagai garis instruksi dan tanggung-jawab, garis putus ebagai garis
kordinasi
ب ل ُأووعلومم ُبباِل ص
صـَّوواَ ب وواَ م4. Struktur Organisasi LTQ
7 Tingkat Kecamatan
h.u.syuja’i.yasti
……………
Dewan Pembina Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris …………………………
Staf Ahli Bendahara
Kelompok Binaan
…………..
Dewan Pembina Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris …………………………
Staf Ahli Bendahara
Kelompok Binaan
Keterangan :
1. LTQ Tingkat Kelurahan-Desa berkedudukan di ibu kota Kelurahan-Desa.
2. Staf Ahli adalah tenaga profesional dalam bidang-bidang, Tajwidul Quran, Tahsiinul Quran
(Qiraat), Tahfizhul Quran, Khath atau Kaligrafi, Qawaid Bahasa Arab, Tafsiirul Quran,
Monifator untuk pelajar, mahasiswa, dan pemuda, juga monifator untuk mansyarakat
umum.
3. Kelompok Binaan adalah tempat pelaksanaan binaan LTQ pada tingkat Kelurahan atau
Desa.
4. Penyederhanaan Struktur Organsdasi dalam setiap Tingkatan dimaksudkan agar lebih
memperhatikan tingkat efektifitas dan efesiensi kerja .
5. Penetapan Jabatan Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Staf Ahli
ditentukan oleh aturan yang akan ditetapkan kemudian melalui mekanisme
yang sesuai dengan aturan yang disepakati.
6. Staf Ahli dalam bidang-bidang yang disebutkan pada poin 2 di atas harus
benar-benar sesuai dengan latar belakang keilmuan dan keahlian karena harus
bertindak sebagai mudarris yang membina para mutadarris.
7. Staf Ahli dimaksud harus disesuaiakan denga kebutuhan daerah binaan, baik
dari segi volume tugas pembinaannya maupun dari segi tingkatan akademis para
mutadarris yang akan dibinanya.
8. Para pejabat, pimpinan, dan tokoh yang beragama Islam diharapakn terlibat
dalam pengelolaan Harokah Tadrisil Quran ini sebagai Dewan Pembina.
صـَّوواَ ب
ب
9. LTQ ل ُأووعلومم ُبباِل
صTingkat َووا
Kelurahan-Desa adalah yang9benar-benar memiliki daerah h.u.syuja’i.yasti
selain berbentuk
م
kantor instansi atau perusahaan, juga lembaga-lembaga pendidikan, formal, non
formal,dan informal, perkumpulaperkumpulan, kelompok- kelompok atau
organisasi kemasyarakatan lainnya.
10. Garis sambung sebagai garis instruksi dan tanggung-jawab, garis putus sebagai garis
kordinasi.
D. Hirarkhi Struktur Organisasi LTQ Untuk Seluruh Tingkatan
Organisasi LTQ ini adalah organisasi vertikal, yaitu organisasi tingkat paling bawah
bertanggung jawab kepada organisasi tingkat di atasnya secara bersambung. Begitu
juga Dewan Pembina tingkat paling bawah bertanggung-jawab kepada Dewan
Pembina tingkat di atasnya.
Dengan demikian hirarkhi Strutur Organisasinya sebagai berikut :
………………..……
Dewan Pembina Organisasi LTQ
Tingkat Kota-Kabupaten Tingkat Kota-Kabupaten
Keterangan :
1. Garis sambung yang vertikal, dari atas ke bawah adalah garis instruksi, dari bawah ke atas
adalah garis tanggung-jawab.
ل ُأووعلومم ُبباِل ص
صـَّوواَ ب
ب 10
وواَ م h.u.syuja’i.yasti
E. Organisasai LTQ Tingkat dan Kelompok dan Jenjang Pembinannya:
1. Pada setiap Kelompok Binaan LTQ harus ada Organisasi LTQ Kelompok.
Contoh 1; Pada Organisasi LTQ Tingkat Nasional ada Organisasi LTQ Kelompok
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Organisasi LTQ Kelompok Kementrian
Kahutanan, dll.
Contoh 2; Pada Organisasi LTQ Tingkat Provinsi ada Organisasi LTQ Kelompok Dinas
Perindustrian, Organisasi LTQ Kelompok Universitas Indonesia, dll.
Contoh 3; Pada Organisasi LTQ Tingkat Kota-Kabupaten ada Organisasi LTQ Kelompok
Kantor Kementrian Agama, Organisasi LTQ Kelompok SMAN 1 Bogor, dll. Contoh 4; Pada
Organisasi Tingkat Kecamatan ada Organisasi LTQ Kelompok Kantor Kecamatan Cisaat,
Organisasi LTQ Kelompok Koramil Kecamatan Cisaat, dll. Contoh 5; Pada
Organisasi LTQ Tingkat Kelurahan-Desa ada Organisasi LTQ Kelompok Petani Buah-
buahan Mekar Sari, Organisasi LTQ Kelompok Pengusaha Kerajinan Rotan
Serasi, dll.
2. Setiap Organisasi LTQ Kelompok harus memiliki Struktur Organisasai LTQ Kelompok
yang sama seperti Organisasai LTQ Tingkat masing-masing.
3. Jenjang Pembinaan LTQ pada setiap Organisasai LTQ Kelompok adalah berbentuk
kegiatan Tadrisul Quran minimal satu minggu satu kali.
4. Jenjang Pembinaan LTQ gabungan dari Organisasi LTQ Kelompok pada Organisasai LTQ
Tingkat Kelurahan-Desa adalah berbentuk kegiatan Tadrisul Quran minimal
satu bulan sekali.
6. Jenjang Pembinaan LTQ gabungan dari Organisasai LTQ Tingkat Kecamatan pada
Organisasai LTQ Tingkat Kota-Kabupaten adalah berbentuk kegiatan Tadrisul Quran minimal
tiga bulan sekali.
7. Jenjang Pembinan LTQ gabungan dari Organisasai LTQ Tingkat Kota-Kabupaten pada
Organisasai LTQ Tingkat Provinsi minimal empat bulan sekali.
8. Jenjang Pembinaan LTQ gabungan dari Organisasai LTQ Tingkat Provinsi pada
Organisasai LTQ Tingkat Nasional minimal enam bulan sekali.
Kelompok Binaan
ل ُأووعلومم ُبباِل ص
صـَّوواَ ب
ب وواَ م 12 h.u.syuja’i.yasti
a. Waktu penyelenggaraan ifen disesuaikan dengan ifen-ifen Hari Besar Islam, di antaranya;
Tahun Baru Islam 1 Muharram, Maulid Nabi Muhammad SAW 12 Rabi”ul Awwal, Isro-
Mi’raj Nabi Muhammad SAW 27 Rojab, Nuzulul Quran 17 Romadhon, dan lain-lain.
b. Bentuk ifen yang dislenggarakan, berbentuk Pestifal Tadiril Quran, Seminar, Diskusi,
Tablig Islamiy, Bedah Buku, Pameran dan Bazar Buku, Karya Seni, Karya Produksi, Lomba,
Musabaqoh, dan lain-lain, sesuai kesiapan tingkat masing-masing.
c. Musabaqoh, sesuai dengan Halaqoh dan Marhalah LTQ, yaitu; Musabaqoh Tartilil Quran,
Musabaqoh Tahfizhil Quran, Musabaqoh Tafhimil Quran, dan Musabaqah Tauzhifil Quran.
d. Khusus Musabaqah Tauzhifil Quran bentuknya bisa pnemapilan Seni Drama, Seni Busana,
Lomba Karya Seni, Rakayasa Pertanian, Teknologi, dan lain-lain.
2. Pengembangan Informasi LTQ melalui media cetak dan eletronik, seperti penerbitan
bulletin, majalah, buku, stasiun radio, televisi, dan lain-lain.
4. Penembangan Layanan Sosial yang bisa dilakukan LTQ terutama layanan bidang
kesehatan masyarakat, ekonomi umat, dan lain-lain.
5. Pelayanan Pembinaan kepada para calon ibu dan bapak rumah tangga, dan para ibu dan
bapak yang sudah berumah tangga dalam bingkai mawaddah warohmah.
ل ُأووعلومم ُبباِل ص
صـَّوواَ ب
ب 14
وواَ م
h.u.syuja’i.yasti