Anda di halaman 1dari 12

Jurnal komunikasi

P-ISSN: 1907-898X, E-ISSN: 2548-7647


Volume 13, Nomor 1, Oktober 2018

MEDIA DAN NYIA:


(Analisis Wacana Kritis Pembangunan Bandara Baru
New Yogyakarta International Airport
dalam Pemberitaan Media Lokal di Yogyakarta)

Kamil Alfi Arifin


Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi
Universitas Respati Yogyakarta

Umar Basuki
Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi
Universitas Respati Yogyakarta

Abstrak

Polemik mengenai pembangunan bandara baru New Yogyakarta International Airport


(NYIA) di Temon, Kulonprogo, membuat publik mengalami polarisasi: sebagian
mendukung, sebagian yang lain menolak. Media-media, harus diakui, ikut
merefleksikan dan bahkan menjadi arena pertarungan wacana dari polemik yang
sedang berlangsung. Dalam kajian analisis wacana kritis (critical discourse analysis),
media selalu dianggap tidak pernah netral, karena selalu melayani “kepentingan”
ideologis-ekonomis-politis tertentu. Oleh sebab itu, riset ini akan fokus menjawab
pertanyaan: Bagaimana wacana mengenai pembangunan bandara baru NYIA dalam
media lokal di Yogyakarta, krjogja.com? Riset ini menemukan krjogja.com
memproduksi wacana dukungan terhadap pembangunan NYIA dengan cara
memposisikan narasumber yang pro-NYIA sebagai subjek pemberitaan. Dalam
menyokong NYIA, krjogja.com juga tampak menggunakan pelbagai strategi
pewacanaan tertentu, seperti nasionalisme dan pengorbanan untuk negara, serta
menyerahnya WTT.

Kata kunci: NYIA, dampak pembangunan, media massa, analisis wacana kritis

69
Jurnal komunikasi, Volume 13, Nomor 1, Oktober 2018

Pendahuluan Rencana pembangunan bandara


baru NYIA merupakan bagian dari desain
Barangkali, diantara rezim politik besar program nasional, program
di Indonesia pasca Reformasi, pemerintah pusat yakni MP3EI
pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf (Masterplan Percepatan dan Perluasan
Kalla yang paling ambisius dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia). Meski
pembangunan infrastruktur. Di bawah demikian, sebetulnya, kalau ditarik ke
pemerintahan Jokowi, setidaknya, ada belakang, ke awal mula gagasan itu
beberapa proyek infrastruktur “raksasa” pertama kali digulirkan, rencana
yang telah dan sedang dibangun saat ini, pembangunan bandara baru NYIA
yakni: jalan raya, jalan tol, rel kereta, merupakan “rencana lama”. Artinya, hanya
bendungan, jembatan, moda transprotasi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla
massal baru, dan bandara. yang tampak bersikeras mengeksekusi
Dalam sebuah wawancara dengan rencana lama yang sempat tertunda dan
Majalah Tempo, Jokowi menegaskan tak kunjung terealisasi tersebut melalui
bahwa pembangunan infrastruktur— program RPJMN (Rencana Pembangunan
terutama di bagian Indonesia timur dan di Jangan Menengah Nasional). Pada 2012
daerah-daerah tertinggal—harus dilakukan yang lalu, pemerintah pusat melalui
sekarang sebab kalau ditunda-tunda lagi, Kementerian Perhubungan, berencana
ke depan biayanya akan semakin akan membangun sebanyak 45 bandara
membengkak alias tambah mahal (Tempo, baru dalam kurun waktu 10 tahun, yaitu
5 November 2017). Dalam kesempatan dengan perkiraan waktu selesai, sampai
wawancara tersebut, Joko Widodo juga 2022. Pembangunan tersebut akan dibagi
menjelaskan bahwa dirinya sudah menjadi dua tahap. Tahap pertama, akan
mempertimbangkan semua risikonya membangun 24 bandara baru hingga 2017,
secara cermat dan matang. Melihat sikap sisanya akan dibangun secara bertahap
Joko Widodo yang demikian, tak hingga 2022 (Kustiningsih, 2017). Dari
mengherankan, jika ada sebagian pihak sekian banyak bandara baru yang akan
yang menyebut pemerintahan Joko dibangun tersebut, bandara NYIA
Widodo-Jusuf Kalla ini sebagai “rezim merupakan salah satu di antaranya.
infrastruktur”. Pertimbangan pemerintah pusat yang
kemudian menjadi dasar rencana
Tulisan ini selanjutnya akan
pembangunan sejumlah bandara baru
menitikberatkan pada persoalan
tersebut adalah dalam rangka mendukung
pembangunan infrastuktur transportasi
pertumbuhan industri penerbangan yang
udara, terutama rencana pembangunan
semakin maju dan pesat. Apalagi,
bandara baru di daerah Temon,
mengingat pada saat itu, data statistik
Kulonprogo, Yogyakarta, New Yogyakarta
transportasi udara menunjukkan jumlah
International Airport (NYIA), yang
penerbangan dan penumpang di Indonesia
mendapatkan perlawanan atau respon
terus bertambah tiap tahunnya sehingga
penolakan yang cukup kuat sehingga
pemerintah merasa perlu untuk
membuat rencana pembangunan bandara
mengembangkan infrastruktur
baru yang akan menjadi bandara
transportasi udara yang dianggap sudah
terpanjang dan termegah di Indonesia
tidak lagi memadai di Indonesia (Majalah
tersebut, molor dari target waktu
Angkasa Pura, Mei-Juni 2012).
penyelesaian yang sudah ditetapkan oleh
pemerintah.

70
Kamil Alfi Arifin & Umar Basuki, Media Dan NYIA: (Analisis Wacana Kritis Pembangunan Bandara
Baru New Yogyakarta International Airport dalam Pemberitaan Media Lokal di Yogyakarta)

Persoalannya, rencana pembangu- Dalam pusaran polemik menyikapi


nan bandara baru NYIA di bawah rencana pembangunan bandara baru NYIA
pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla tersebut, tentu saja, media massa juga
pun masih menghadapi batu sandungan menjadi pihak yang ikut terlibat
besar. Rencana pembangunan bandara mengambil bagian dalam perdebatan yang
baru NYIA di bawah pemerintahan Joko sedang berlangsung. Media dalam
Widodo-Jusuf Kalla tetap mendapatkan pemberitaannya, ikut merefleksikan atau
resistensi yang kuat dari masyarakat, memproduksi wacana tertentu (Laughey,
terutama masyarakat di area terdampak. 2007; Fairclough, 2003). Bahkan, media
Rencana pembangunan bandara baru menjadi bagian dari arena atau medan
NYIA menjadi polemik yang cukup luas. pertarungan wacana itu sendiri.
Dalam pusaran polemik, publik di Pertanyaannya, bagaimana media-media
Yogyakarta terbelah dalam menyikapi menyikapi rencana pembangunan bandara
rencana pembangunan bandara baru baru NYIA? Dalam polemik dan
tersebut: sebagian mendukung, sebagian perdebatan yang tengah berlangsung,
yang lain menolak. seperti apakah dan bagaimana posisi
media? Oleh sebab itu, dari latar belakang
Sebagian masyarakat yang
di atas, riset ini hendak fokus menjawab
cenderung mendukung program
pertanyaan: Bagaimana wacana mengenai
pemerintah untuk membangun bandara
pembangunan bandara NYIA dalam
baru NYIA, misalnya, datang dari sejumlah
pemberitaan media lokal di Yogyakarta?
tokoh— baik itu akademisi, pimpinan
Objek yang akan diteliti adalah teks berita
organisasi masyarakat, pimpinan partai,
mengenai pembangunan bandara NYIA
pemimpin daerah dan sejumlah seniman
pada media lokal di Yogyakarta, yakni
lokal di Yogyakarta. Kontroversi paling
Kedaulatan Rakyat (KR) terutama yang
kuat adalah munculnya “sinyalemen
versi daring, krjogja.com. Berita-berita
dukungan” dari Ketua Umum
yang akan dianalisis dalam riset ini adalah
Muhammadiyah Haedar Nashir dan
berita-berita yang dimuat sepanjang
budayawan tersohor, Emha Ainun Najib
periode Agustus-September 2017.
(Fayyadl, 2017). Sinyalemen dukungan
Pemilihan media lokal dan waktu riset
kedua tokoh tersebut mendapatkan respon
(time-research) didasarkan pada
keras dan sinis dari masyarakat yang
pertimbangan berikut: Pertama,
menolak pembangunan bandara baru
Kedaulatan Rakyat merupakan media
NYIA, terutama di sosial media.
“tertua” di Yogyakarta yang memiliki
Sementara, sebagian masyarakat yang
sebaran pembaca yang cukup besar dan
menolak dan kritis terhadap proyek
loyal. Tegasnya, Kedaulatan Rakyat masih
pembangunan bandara baru NYIA adalah
menjadi media lokal yang penting dan
warga terdampak, sejumlah aktivis
perlu diperhatikan untuk melihat isu-isu
lingkungan hidup, dan aktivis mahasiswa
krusial di Yogyakarta. Kedua, pemilihan
di Yogyakarta. Mereka menyodorkan
waktu riset didasarkan pada pertimbangan
pelbagai argumen yang menguatkan posisi
tahun tersebut merupakan tahun penting
dan keberpihakannya masing-masing.
karena menandai proses dimulainya
pengerjaan proyek pembangunan bandara
NYIA.

71
Jurnal komunikasi, Volume 13, Nomor 1, Oktober 2018

Metode model analisis lain yang dikembangkan


oleh pemikir teori wacana, Mills tidak
Penelitian ini menggunakan terlalu menghiraukan pada soal-soal yang
analisis wacana kritis yang bersandar pada teknis seperti struktur kata, kalimat atau
paradigma kritis. Analisis wacana kebahasaan seperti lazimnya kajian-kajian
merupakan analisis yang digunakan untuk wacana kritis. Mills lebih fokus
melihat pemakaian bahasa, baik dalam memperhatikan bagaimana posisi dari
tulisan, ujaran, mitos ataupun simbol- berbagai aktor sosial, posisi gagasan atau
simbol lain sebagai praktik sosial peristiwa tertentu di tempatkan dalam teks
(Eriyanto, 2008; Williams, 2003; berita (Eriyanto, 2008). Ada dua tingkat
Jorgensen dan Philips, 2007; Titscher et analisis dalam model analisis wacana kritis
al., 2009). yang dikembangkan oleh Mills, yakni (1)
Paradigma kritis menolak asumsi Analisis posisi subjek-objek, (2) Posisi
mendasar pandangan positivisme dan pembaca. Tingkat yang pertama, analisis
konstruktivisme dalam melihat dunia dilakukan untuk menyelidiki bagaimana
(fakta dan bahasa). Konstruktivisme peristiwa dilihat dan dari kacamata siapa.
menyangkal pandangan positivisme yang Siapa yang diposisikan sebagai subjek
membedakan antara subjek dan objek pencerita dan siapa yang diposisikan
bahasa. Konstruktivisme, yang banyak sebagai objek yang diceritakan. Menurut
dipengaruhi pemikiran fenomenologis, Mills, pemosisian subjek dan objek ini
percaya bahwa bahasa tidak bisa hanya dapat digunakan untuk melihat bagaimana
dilihat sebagai alat untuk memahami ideologi dan kepentingan media bekerja.
realitas objektif, melainkan subjektif. Tingkat yang kedua, analisis posisi
pembaca. Mills berpandangan bahwa
Paradigma kritis melengkapi
pembaca sangatlah penting dan harus
pandangan konstruktivis. Pandangan kritis
diperhatikan dalam sebuah teks. Mills
menganggap, konstruktivisme kurang peka
tidak sepakat dengan banyak pemikir lain
pada proses produksi dan reproduksi
yang memandang pembaca hanya sekadar
makna yang terjadi secara historis dan
konsumen. Bagi Mills, pembaca sangat
institusional. Berlainan dengan pandangan
menentukan bagaimana teks diproduksi.
konstruktivis terkait subjek, pandangan
Dengan menyelidiki bagaimana posisi
kritis percaya bahwa subjek tidak bisa
pembaca diletakkan dalam sebuah teks,
berlaku netral dalam menafsirkan secara
kita juga dapat melihat ideologi media
bebas dengan pikirannya karena aktivitas
beroperasi melalui strategi-strategi wacana
penafsiran seringkali dipengaruhi oleh
tertentu. Namun, dalam konteks riset ini,
kekuatan-kekuatan sosial dalam
hanya akan digunakan satu tingkat analisis
masyarakat (Audifax, 2008).
saja, yakni analisis posisi subjek-objek.
Model analisis yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan model Hasil Dan Pembahasan
analisis yang diformulasikan oleh Sara
Mills. Model analisis ini dianggap tepat 1. Pemosisian Subjek-Objek
digunakan dalam penelitian ini sebab
model analisis Sara Mills menekankan Analisis pemosisian subjek-objek,
pada bagaimana satu gagasan atau satu tidak bisa dilepaskan dari pemilihan
kelompok ditampilkan dengan cara-cara narasumber dalam pemberitaan
tertentu dalam media sehingga dapat krjogja.com. Secara garis besar,
mempengaruhi pemaknaan ketika narasumber pemberitaan krjogja.com
diterima oleh khalayak. Berbeda dengan terkait polemik pembangunan NYIA,
sebagaimana telah dijelaskan dalam bagian
72
Kamil Alfi Arifin & Umar Basuki, Media Dan NYIA: (Analisis Wacana Kritis Pembangunan Bandara
Baru New Yogyakarta International Airport dalam Pemberitaan Media Lokal di Yogyakarta)

sebelumnya, dapat dikategorikan menjadi direpresentasikan oleh sejumlah


dua kelompok besar, yaitu: yang pihak yang menjadi mitra
mendukung dan yang menolak bahkan pemerintah dalam pembangunan
melawan pembangunan NYIA. NYIA. Misalnya, para investor (baik
investor dari luar negeri maupun
Yang mendukung pembangunan
dalam negeri), bank-bank swasta,
NYIA dapat dikategorikan dalam kelompok
dan lain sebagainya. Penting
berikut.
diketahui, skema pembiayaan
1. Pemerintah Pusat pembangunan NYIA tidak diambil
Pemerintah pusat, dalam hal ini, dari APBN/APBD, melainkan dari
direpresentasikan oleh Presiden kucuran dana investasi. Investor
Jokowi dan kabinet kerjanya serta terbesar NYIA adalah GVK India,
sebagian besar anggota DPR-RI. sebuah perusahaan swasta yang
Mereka dapat dianggap sebagai mengelola bandara Mumbai dan
kelompok yang sepenuhnya India.
mendukung pembangunan NYIA. 5. Wahana Tri Tunggal (WTT)
Hal ini dapat dilihat dari pendapat, Wahana Tri Tunggal (WTT)
sikap dan kebijakan yang merupakan sebuah paguyuban
dikeluarkan terkait pembangunan besar yang menaungi semua warga
NYIA. terdampak di Kulonprogo yang
2. PT Angkasa Pura menolak pembangunan NYIA.
PT Angkasa Pura sebetulnya juga Namun, di tengah perjalanan, WTT
bagian dari Pemerintah Pusat. berubah haluan dan sikap
Namun, dalam konteks riset ini, PT perjuangan: dari semula menolak,
Angkasa Pura sengaja ditempatkan kini berkompromi dan mendukung
dalam kelompok yang terpisah pembangunan NYIA. Perubahan
karena PT Angkasa Pura adalah tersebut tidak bisa dilepaskan dari
pihak yang bertanggung jawab atas “pengkhianatan” yang dilakukan
operasionalisasi pembangunan sejumlah pengurus teras dan elit-
NYIA di lapangan. PT Angkasa Pura elitnya. Perubahan sikap
menjadi aktor utama dari perjuangan WTT ini mengakibatan
pembangunan NYIA. munculnya paguyuban baru yang
3. Pemerintah Daerah menghimpun warga di area
Pemerintah daerah, dalam hal ini, terdampak yang bersikeras
direpresentasikan oleh Gubernur menolak pembangunan NYIA.
dan Wakil Gubernur Yogyakarta 6. Tokoh Publik, Akademisi dan
atau Sultan dan Pakualam, Bupati Seniman
dan Wakil Bupati Kulonprogo, serta Sejumlah tokoh publik, akademisi
sebagian besar anggota DPRD dan seniman di Yogyakarta juga
Kulonprogo. Mereka dapat dapat dikelompokkan dalam
dianggap sebagai kelompok yang barisan kelompok yang mendukung
sepenuhnya mendukung pembangunan NYIA. Yang paling
pembangunan NYIA. Hal tersebut mendatangkan kontroversi adalah
dapat dilihat dari sikap, pendapat, adanya “sinyalemen” dukungan
dan kebijakan yang dikeluarkan dari Ketua Umum Muhammadiyah,
terkait pembangunan NYIA. Haedar Nashir, dan Emha Ainun
4. Pihak Swasta Mitra Pemerintah. Najib. Meskipun ada sejumlah
Pihak swasta, dalam hal ini, seniman dan akademisi lain yang

73
Jurnal komunikasi, Volume 13, Nomor 1, Oktober 2018

kritis terhadap pembangunan ditempatkan ke dalam kelompok


NYIA. yang menolak pembangunan NYIA.
Bahkan, mereka menjadi relawan
Sementara, kelompok yang dalam posko-posko perlawanan,
menolak pembangunan NYIA dan bahkan mendampingi para petani dan
melawan serta keras melancarkan kritik korban pembangunan NYIA di
atas pembangunan bandara baru tersebut, Kulonprogo.
dapat dikategorikan dalam kelompok
berikut. Dari hasil analisis yang dilakukan,
sepanjang 2017, terutama dari bulan
1. Warga Terdampak Agustus-Desember, pemberitaan
Sejumlah warga terdampak di krjogja.com banyak menggunakan
Kulonprogo yang masih bersikeras narasumber pemberitaan dari pihak yang
menolak pembangunan NYIA dan pro-NYIA dan memposisikan narasumber
mempertahankan mati-matian tanah yang pro-NYIA tersebut sebagai subjek
miliknya. Mereka adalah warga pemberitaan. Sementara, kelompok yang
terdampak yang semula tergabung kontra NYIA, sangat jarang (untuk tidak
dalam WTT, tapi kemudian memilih mengatakan, nyaris sama sekali tidak)
tidak mengikuti perubahan sikap dijadikan narasumber berita. Sekalipun
perjuangan WTT yang beralih muncul dalam berita, kelompok yang
mendukung pembangunan NYIA. menolak NYIA dijadikan semata-mata
2. Aktivis Lingkungan Hidup dan objek pemberitaan. Akibatnya,
Agraria pembangunan NYIA dalam pemberitaan
Sejumlah aktivis lingkungan hidup krjogja.com banyak dilihat dari perspektif,
dan agraria di Yogyakarta yang keras sudut pandang, dan kepentingan kelompok
mengkritik dan menolak yang mendukung pembangunan NYIA.
pembangunan NYIA. Narasi Hal ini dapat dilihat dari sejumlah topik
penolakan mereka terutama pemberitaan yang menonjol dalam
didasarkan pada argumentasi pemberitaan krjogja.com terkait
mengenai dampak ekologi, pembangunan NYIA. Topik pemberitaan
perampasan lahan, dan kriminalisasi yang menonjol tersebut, dapat
petani di balik pembangunan NYIA. dikategorikan sebagai berikut.
3. Aktivis HAM
Sejumlah aktivis yang concern 1. Proses Pembangunan Bandara
terhadap ide dan gagasan Hak Asasi Topik pemberitaan ini sangat
Manusia (HAM) di Yogyakarta, juga menonjol dalam pemberitaan
dikategorikan ke dalam kelompok krjogja.com. Bahkan, lebih menonjol
yang kritis terhadap pembangunan dari topik-topik yang lainnya. Berita-
NYIA. Termasuk dalam hal ini berita mengenai seputar proses
adalah, Komnas HAM. Berdiri di atas pembangunan bandara, mulai dari
argumen utama pelanggaran hak peletakan batu pertama, peninjauan
asasi manusia, mereka mengkritik lokasi, pembersihan lahan (land-
perampasan lahan dan kriminalisasi clearing) dan lain sebagainya banyak
petani di Kulonprogo. sekali ditemukan. Topik pemberitaan
ini, tentu saja, secara tidak langsung,
4. Aktivis Mahasiswa memberikan legitimasi dan
Sejumlah aktivis mahasiswa dari dukungan terhadap pembangunan
berbagai kampus di Yogyakarta juga NYIA. Apalagi, narasumber yang pro
merupakan aktor sosial yang bisa

74
Kamil Alfi Arifin & Umar Basuki, Media Dan NYIA: (Analisis Wacana Kritis Pembangunan Bandara
Baru New Yogyakarta International Airport dalam Pemberitaan Media Lokal di Yogyakarta)

NYIA diletakkan dan diposisikan masalah relokasi dan ganti rugi.


sebagai subjek pemberitaan. Mereka diposisikan sebagai subjek
2. Prospek dan Keunggulan NYIA dalam pemberitaan.
Topik pemberitaan ini juga sangat 5. Amdal
menonjol dalam pemberitaan Amdal juga menjadi topik yang
krjogja.com. Berita-berita mengenai cukup menonjol dalam pemberitaan
keunggulan NYIA dan kecerahan krjogja.com. Banyak ditemukan
prospeknya ke depan banyak berita seputar Amdal dari proses
ditemukan. Judul-judul berita pembangunan NYIA. Namun, sama
bombastis seperti, “Bandara NYIA, halnya dengan topik pemberitaan
Jadi Pintu Gerbang Utama mengenai relokasi dan ganti rugi,
Pariwisata RI”, “Desain NYIA, topik pemberitaan mengenai Amdal
Tonjolkan Nuansa Khas Yogya”, dan pembangunan NYIA alih-alih
lain sebagainya banyak menghiasai bersifat kritis, malah muncul dalam
pemberitaan krjogja.com. wacana yang positif. Amdal
3. Peluang Usaha dan Ekonomi yang pembangunan NYIA sudah dianggap
Dibawa NYIA beres dan tidak bermasalah.
Topik pemberitaan ini menonjol 6. Mitigasi Bencana
dalam pemberitaan krjogja.com. Topik pemberitaan ini juga sangat
Berita-berita mengenai besarnya menonjol dalam pemberitaan
peluang usaha dan pertumbuhan krjogja.com. Berita-berita seputar
ekonomi dari adanya bandara baru adanya potensi bencana di lokasi
NYIA banyak muncul dalam dibangunnya bandara NYIA menjadi
pemberitaan krjogja.com. perhatian krjogja.com. Namun,
Krjogja.com dalam pemberitaan- pemberitaan mengenai topik adanya
pemberitaannya meneguhkan potensi bencana terutama tsunami di
rasionalitas pemerintah dalam Kulonprogo, tidak dapat dianggap
pembangunan NYIA: NYIA yang sebagai pemberitaan yang kritis atau
dibangun dengan konsep airport city memuat kritik atas pembangunan
akan memunculkan “kota baru” yang NYIA karena pemberitaan
menjanjikan secara ekonomi. krjogja.com justru malah
4. Relokasi dan Ganti Rugi menonjolkan aspek mitigasi
Topik pemberitaan ini juga cukup bencananya. Tegasnya, sekalipun
menonjol dalam pemberitaan ada potensi bencana di lokasi
krjogja.com. Berita-berita mengenai dibangunnya bandara NYIA, pihak
proses relokasi dan ganti rugi banyak NYIA sudah melakukan langkah-
muncul dalam pemberitaan di langkah mitigasi bencana yang
krjogja.com. Tentu saja, topik komprehensif dan memadai dengan
pemberitaan ini muncul dalam bantuan teknologi yang canggih.
wacana yang positif, alih-alih kritis.
Ini karena pemberitaan masalah Dari topik-topik pemberitaan yang
relokasi dan ganti rugi banyak menonjol dalam pemberitaan krjogja.com
dillihat dari perspektif orang-orang di atas, dapat dilihat kecenderungan
yang mendukung pembangunan produksi wacana yang dilakukan
NYIA, terutama PT Angkasa Pura I. krjogja.com. Produksi wacana yang
PT Angkasa Pura I dan pemberintah dilakukan krjogja.com adalah wacana-
daerah banyak dijadikan narasumber wacana yang memberikan dukungan dan
dalam pemberitaan mengenai legitimasi terhadap proses pembangunan

75
Jurnal komunikasi, Volume 13, Nomor 1, Oktober 2018

NYIA. Ini karena krjogja.com banyak yang semakin mendalam di Indonesia


menghilangkan topik-topik penting dalam (Kustiningsih, 2017). Dalam kondisi
pemberitaan, misalnya, dampak ekologi, semakin mendalamnya neoliberalisme
perampasan lahan, kriminalisasi petani, tersebut, masyarakat rentan (vulnerable-
dan lain sebagainya. Padahal, topik-topik group) di Kulonprogo tentu saja riskan
ini menjadi inti wacana dari gerakan karena berada dalam rencana
kelompok-kelompok yang kontra NYIA. pembangunan yang diserahkan kepada
Beberapa diskursus ini kiranya layak mekanisme pasar sepenuhnya. Klaim
mendapat perhatian. pihak PT Angkasa Pura I yang menyatakan
bahwa pembangunan bandara baru NYIA
Pertama, soal perampasan lahan
akan memberikan peluang pekerjaan yang
pertanian dan penghidupan. Rencana
besar bagi masyarakat sekitar,
pembangunan bandara baru NYIA yang
sebagaimana dikutip dalam pemberitaan-
akan dibangun di atas lahan 637 hektar
pemberitaan krjogja.com, dianggap tidak
tersebut, membutuhkan tanah yang sangat
sebanding dengan potensi hilangnya
luas. Kebutuhan tersebut akan menelan
ribuan pekerja petani gambas, melon,
atau menggusur banyak permukiman
semangka, terong, cabai yang sangat
warga dan tanah pertanian produktif di
produktif di Kulonprogo. Data yang
Kulonprogo. Sejumlah besar masyarakat
dilansir oleh PWPP-KP, di Kulonprogo,
Kuloprogo adalah petani yang hidup dari
terdapat sekitar 12.000 petani gambas
pertanian. Tegasnya, pemerintah melalui
yang mampu menghasilkan gambas 60 ton
proyek pembangunan bandara NYIA
per-hektar/tahun, 60.000 petani melon
dianggap tidak memiliki kesadaran
yang mampu menghasilkan 180 ton melon
ekologis dan lingkungan, serta
per-hektar/tahun, 60.000 petani
mengingkari semangat reforma agraria
semangka yang mampu menghasilkan 90
(Noer, 1999). Selain itu, pembangunan
ton semangka per-hektar/tahun, 12.000
bandara baru NYIA juga dianggap akan
petani terong yang mampu menghasilkan
membuat masyarakat di Kulonprogo (lebih
90 ton terong per-hektar/tahun, 4000
khusus petani penggarap yang tidak
petani cabai yang mampu menghasilkan 30
memiliki tanah di Kulonprogo sebagai
ton cabai per-hektar/tahun (PWPP-KP,
kelompok sosial yang paling rentan)
2017).
memiliki potensi besar “tersingkirkan” dari
kehidupannya di sana, dan terombang– Kedua, perusakan ekosistem.
ambing dalam ketidakpastian pasca Rencana pembangunan bandara di
pembangunan bandara baru NYIA. kawasan tersebut akan menyebabkan
Kekhawatiran seperti ini cukup beralasan kerusakan dan hilangnya gumuk pasir di
mengingat rencana pembangunan bandara pesisir selatan Yogyakarta. Padahal,
baru NYIA yang diperkirakan akan gumuk pasir tersebut merupakan 1 dari 14
menghabiskan dana sebesar US$ 500 juta gumuk pasir pantai di dunia yang memiliki
tersebut membuat pemerintah pusat tidak fungsi ekologis sebagai benteng terhadap
mampu menanggung pembiayaannya ancaman bencana tsunami (PWPP-KP,
sendiri. Oleh sebab itu, pemerintah 2017).
kemudian menggandeng investor asing,
Ketiga, soal kebijakan pem-
yakni GVK India, sebuah perusahaan
bangunan yang top-down dan tak
bandara yang mengelola bandara Mumbai
partisipatif. Artinya, rencana pem-
dan India. Keputusan pemerintah untuk
bangunan bandara baru NYIA belum
menggandeng sektor swasta jelas
menerapkan prinsip-prinsip pem-
menunjukkan indikasi privatisasi yang
bangunan yang melibatkan partisipasi
dibaca sebagai bagian dari neoliberalisme
76
Kamil Alfi Arifin & Umar Basuki, Media Dan NYIA: (Analisis Wacana Kritis Pembangunan Bandara
Baru New Yogyakarta International Airport dalam Pemberitaan Media Lokal di Yogyakarta)

warga atau masyarakat dalam baru NYIA di Temon, Kulonprogo,


pengambilan keputusan kebijakan Yogyakarta.
pembangunan. Akibatnya, rencana pem-
Hilangnya wacana-wacana kritis
bangunan bandara baru NYIA
seperti tersebut di atas, dalam pemberitaan
mendapatkan penolakan yang begitu kuat
krjogja.com, dapat terjadi karena
dari masyarakat di area terdampak dan
kelompok kontra NYIA tidak diposisikan
kelompok masyarakat sipil di Yogyakarta.
sebagai subjek dalam pemberitaan,
Padahal, dalam kajian mutakhir mengenai
melainkan hanya sekadar objek
perdebatan teoretik soal pendekatan
pemberitaan sehingga suara pihak yang
pembangunan, saat ini, sudah mulai
kontra NYIA dan korban pembangunan
muncul dan berkembang model
NYIA nyaris tidak muncul atau absen
pendekatan baru pembangunan yang
dalam pemberitaan krjogja.com.
dianggap lebih kritis dan humanis karena
Krjogja.com tidak memberikan ruang bagi
pro-poor, seperti pendekatan pem-
suara korban pembangunan NYIA. Malah
bangunan Foucaltian yang banyak
sebaliknya, krjogja.com memposisikan
dipengaruhi pemikiran-pemikiran besar
pihak-pihak yang pro NYIA sebagai subjek
pemikir Prancis, Michel Foucault dan
pemberitaan. Pada titik ini, krjogja.com
pendekatan pembangunan deliberatif yang
tak ubahnya seperti media humas NYIA.
banyak diilhami dari pemikiran-pemikiran
Ini karena ia tampak secara vulgar
besar Jerman, Jurgen Habermas
menjalankan peran yang nyaris sempurna
(Yanuardi, 2005). Intinya, pendekatan
dalam mendukung dan menyokong
pembangunan Foucaultian dan terutama
pembangunan NYIA. Krjogja.com berhasil
pendekatan deliberatif—selain mengkritik
dalam memberitakan secara gemilang
model pembangunan developmentalisme
pembangunan NYIA. Namun, pada saat
atau modernisasi yang terpusat dan dari
bersamaan, gagal dalam menangkap sisi
atas ke bawah—menekankan akan
gelap pembangunan NYIA.
perlunya ruang publik sebagai sebuah
arena untuk berdialog dan menegoisasikan
kepentingan untuk mengkonstruksi pem- 2. Strategi Pewacanaan
bangunan yang partisipatif dan memiliki
akar yang kuat dalam masyarakat yang Dalam memberikan dukungan dan
akan dibangun. Hal ini juga sejalan dengan legitimasi pada pembangunan NYIA,
gagasan strategi pembangunan infra- krjogja.com melakukan pelbagai strategi
struktur pro rakyat di Indonesia. Dalam pewacanaan tertentu. Ada beberapa
konteks strategi pembangunan infra- strategi pewacanaan pamungkas yang
struktur Indonesia masa depan yang pro dilakukan krjogja.com dalam memberikan
rakyat, pembangunan dimulai dari desa, dukungan pada pembangunan NYIA, yakni
pertanian dan melibatkan petani (Ja’far, sebagai berikut.
2007). Tanpa ketiga fondasi ini, jangan 1. Nasionalisme dan Berkorban untuk
berharap infrastruktur di Indonesia dapat Negara
berhasil mendorong pertumbuhan sosial-
ekonomi, ramah lingkungan dan mengakui Wacana nasionalisme dan
atau menghargai nilai-nilai lokal. pengorbanan untuk negara, menjadi salah
Semangat inilah yang nampak absen dan satu strategi pewacanaan yang dilakukan
tidak diperhatikan dalam rencana krjogja.com dalam menyokong NYIA. Ini
pembangunan infrastruktur udara di bisa dilihat dari berita berjudul “Negara,
Indonesia, terutama dalam konteks ini Alasan Warga Terdampak Bandara NYIA
adalah rencana pembangunan bandara Kulonprogo Mau Direlokasi”,

77
Jurnal komunikasi, Volume 13, Nomor 1, Oktober 2018

“Pembangunan Infrastruktur Butuh mendukung NYIA, yakni fakta


Pengorbanan” dan “Bandara NYIA, Jadi menyerahnya WTT. Ini bisa dilihat pada
Pintu Gerbang Utama Pariwisata RI”. berita berjudul “WTT Kini Setuju
Berita-berita yang menggambarkan Pembangunan Bandara” dan “WTT
tentang prospek dan keunggulan NYIA Akhirnya KO, Minta Lahannya Diukur
serta kerelaan warga terdampak menerima Ulang”. Berita-berita ini menggambarkan
skema ganti rugi dan relokasi tersebut di bagaimana paguyuban warga penolak
atas membingkai bahwa pembangunan pembangunan NYIA, Wahana Tri Tunggal
NYIA dilakukan atas nama nasionalisme, (WTT), berubah sikap dari posisi
demi negara. Oleh sebab itu, pembangunan perjuangannya: dari sebelumnya menolak
NYIA juga membutuhkan pengorbanan keras, berubah mendukung sepenuhnya
yang besar dari semua pihak, tak terkecuali pembangunan NYIA dengan menerima
warga terdampak. Saat ini, negara sedang skema ganti rugi dan relokasi. Bahkan,
sangat membutuhkan tanahmu, maka ketua dan sebagian anggota WTT siap
atas nama nasionalisme dan kecintaan membantu pihak NYIA melakukan
mendalam pada negaramu, berkorbanlah pengukuran aset warga terdampak. Jelas,
untuk negaramu dengan cara dalam berita-berita ini, krjogja.com
mengorbankan tanahmu untuk menggunakan wacana menyerahnya WTT
pembangunan infrastruktur. Inilah kira- sebagai strategi dalam mendukung
kira yang hendak disampaikan. pembangunan NYIA. Yang hendak
Penggunaan wacana nasionalisme sebagai disampaikan: pembangunan NYIA sudah
strategi dalam mendukung NYIA didukung oleh mayoritas warga
memberikan efek yang cukup kuat dan terdampak. Sementara yang tetap
stigamtik: pihak-pihak yang menolak melawan, hanyalah segelintir orang saja,
pembangunan NYIA akan mudah dianggap jumlah yang insignifikan.
tidak nasionalis, tidak mau berkorban
untuk pembangunan, dan bahkan lebih
jauh dari itu: dituding melawan negara. Kesimpulan
Karena dianggap melawan negara, negara Penilaian bahwa media-media
melalui aparatus represifnya tidak akan lokal, terutama dalam konteks riset ini
segan-segan untuk melakukan adalah krjogja.com, memihak dan
penggusuran dan penghancuran. Hal mendukung pembangunan NYIA, juga
itulah yang terjadi pada sebagian warga di diperkuat oleh banyaknya tudingan bahwa
daerah Temon, Kulonprogo, yang sampai media hanya mengamplifikasi
saat ini masih terus bertahan pemberitaan-pemberitaan mengenai
mempertahankan rumah dan tanahnya. dampak positif dari rencana pembangunan
Tentu saja, wacana nasionalisme yang NYIA yang muncul dalam forum-forum
digunakan krjogja.com adalah diskusi yang diadakan di Yogyakarta.
nasionalisme semu, yang oleh Tomagola
Keberpihakan krjogja.com
(2006: 142) disebut sebagai ironi
terhadap pembangunan NYIA, sebetulnya
nasionalisme Indonesia.
bukan hal yang sepenuhnya baru dalam
masalah hubungan media dan
2. Menyerahnya WTT pembangunan di Indonesia. Sebuah
Selain menggunakan wacana penelitian yang dilakukan oleh George
nasionalisme dan pengorbanan untuk Junus Aditjondro, misalnya, menunjukkan
negara, krjogja.com juga menggunakan bagaimana media-media di Indonesia ikut
strategi pewacanaan lain untuk “bermain” dalam setiap upaya
pembangunan yang dilakukan pemerintah
78
Kamil Alfi Arifin & Umar Basuki, Media Dan NYIA: (Analisis Wacana Kritis Pembangunan Bandara
Baru New Yogyakarta International Airport dalam Pemberitaan Media Lokal di Yogyakarta)

dan swasta (Aditjondro, 2003). Aditjondro di media sehingga membuat media


menuding, media melakukan proses kemudian tidak lagi independen dalam
rekayasa yang canggih dalam pemberitaan- pemberitaan-pemberitaannya. Sebuah
pemberitaan mengenai pembangunan riset doktoral yang dilakukan oleh Yayan
yang cenderung mengabaikan bahkan Sakti Suryandaru (2015) menggambarkan
sengaja melupakan aspek ekologi dan bagaimana media Jawa Pos dan seluruh
lingkungan hidup, terutama dalam konteks jaringannya di daerah Jawa Timur, ikut
riset yang dilakukan Aditjondro adalah menikmati ceceran dana CSR dari
mengenai pencemaran industri dan perusahaan tambang yang sedang
kerusakan lingkungan hidup yang parah. melakukan eksplorasi migas di sejumlah
Aditjondro menganggap media masih titik di Madura, terutama di Kabupaten
terlalu kuat melayani status quo politik dan Sumenep bagian kepulauan sehingga
ekonomi di Indonesia. implikasinya—selain independensi
pemberitaan Jawa Pos dan anak media
Riset Aditjondro tersebut meski
jaringannya dipertanyakan—juga
dilakukan pada tahun 1990-an,
hilangnya apa yang disebut sebagai green
nampaknya masih tetap relevan untuk
journalism, jurnalisme lingkungan hidup.
melihat proses-proses pembangunan yang
Dengan demikian, tidak terlalu
digambarkan dan diberitakan media-
mengherankan jika dampak buruk dari
media saat ini. Selepas dari otoritarianisme
pembangunan yang dilakukan, terutama
negara pada masa Orde Baru, kehidupan
dampak-dampak ekologi dan lingkungan
media di Indonesia memasuki
yang cukup serius, selalu akan di-filter
otoritarianisme baru yakni, pasar.
sedemikian rupa dan tidak banyak
Paradigma pasar dalam praktek media
ditampilkan oleh media.
begitu sangat dominan hari-hari ini. Maka
wajar, jika dalam kondisi kebebasan media Terakhir, sebagai saran dan
seperti sekarang ini, media tidak terlalu rekomendasi bagi peneliti-peneliti
memperhatikan agenda-agenda penting berikutnya, karena mengingat riset ini
publik. Media bergerak menurut hanya sekedar mencukupkan diri pada
kepentingannya sendiri yang tentu saja “analisis teks” berita pada krjogja.com
digerakkan kekuatan pasar (Kristiawan, semata, perlu dilakukan riset lanjutan
2013: 8). mengenai tinjauan analisis ekonomi politik
media, mengapa misalnya krjogja.com
Bahkan, dalam penilaian yang agak
bisa memproduksi wacana-wacana, yang
vulgar, tidak sedikit media yang menikmati
pada penilaian tertentu, bisa dianggap
dana Corporate Social Responsibility
terlalu banal karena menyokong NYIA
(CSR) yang diberikan oleh perusahaan
sepenuhnya.
yang menjadi mitra pembangunan yang
dilakukan pemerintah melalui iklan-iklan

79
Jurnal komunikasi, Volume 13, Nomor 1, Oktober 2018

DAFTAR PUSTAKA

Aditjondro, George Junus. 2003. Suryandaru, Yayan Sakti. “Relasi Ekonomi,


“Kebohongan-Kebohongan Politik, dan Media dalam
Negara: Perihal Kondisi Obyektif Pemberitaan Konflik Lingkungan:
Lingkungan Hidup di Nusantara”. Kasus Eksplorasi Migas di
Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Madura”. Artikel ilmiah
disampaikan dalam forum ilmiah di
Audifax. 2008. “Research”. Jalasutera: Sekolah Pascasarjana UGM, tahun
Yogyakarta. 2016.

Eriyanto. 2008. “Analisis Wacana: Tomagola, Tamrin Amal. 2006. “Republik


Pengantar Analisis Teks Media”. Kapling”. Resist: Yogyakarta.
LKiS: Yogyakarta.
Titscher, Stefan, dkk. 2009. “Metode
Fairclough, Nourman. 2003. “Bahasa dan Analisis Teks dan Wacana”.
Kekuasaan”. Boyan Publishing: Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Malang
Williams, Kevin. 2003. “Understanding
Fauzi, Noer. 1999. “Petani dan Penguasa: Media Theory”. Oxford University
Dinamika Perjalanan Politik Press: New York.
Agraria Indonesia”. Insist:
Yogyakarta. Yanuardi. 2005. “Revisi Terhadap Teori
Pembangunan Pembangunan
Ja’far, Marwan. 2004. “Infrastruktur Pro Faoucaultian: Sebuah Upaya
Rakyat: Strategi Investasi Mengembangkan Teori
Infrastruktur Indonesia Abd 21”. Pembangunan Deliberatif”,
Pustaka Tokoh Bangsa dan LKiS: Program Pascasarjana Ilmu Politik
Bantul. UGM.

Jorgensen, Marianne W dan Philips,


Louise J. 2007. “Analisis Wacana:
Teori dan Metode”. Pustaka Media online
Pelajar: Yogyakarta.
Majalah Tempo, “Republik Ini Bukan
Kristiawan, R. 2013. “Penumpang Gelap Cuma Jawa, Jokowi: Saya Sudah
Demokrasi: Kajian Liberalisasi Menghitung Semua Resiko”, 5
Media di Indonesia”. AJI: November 2017.
Yogyakarta.
Majalah Angkasa Pura, “Airport-City,
Kistiningsih, Wahyu. “Kelompok Rentan Masa Depan Industri Pengelolaan
dalam Pembangunan Kawasan Jasa Kebandaraan”, edisi Mei-Juni
Kota Bandara di Kulonprogo: 2012.
Studi Kasus New Yogyakarta
International Airport”, Jurnal Muhammad Al-Fayyadl, “Mistifikasi
Pemikiran Sosiologi UGM, Volume Kesadaran Rakyat yang
4 No. 1 Januari 2017. Menderita Oleh Cak
Nun”,literasi.co., 17 Desember
Laughey, Dan. 2007. “Key Themes in 2017.
Media Theory” . Open University
Press: England.

80

Anda mungkin juga menyukai