Anda di halaman 1dari 7

1.

HCl
A. Sifat Fisika
1. Massa atom : 36,45
2. Massa jenis : 3,21 gr/cm3.
3. Titik leleh : -1010C
4. Energi ionisasi : 1250 kj/mol
5. Kalor jenis : 0,115 kal/gr0C
6. Pada suhu kamar, HCl berbentuk gas yang tak berwarna
7. Berbau tajam.
B. Sifat Kimia
1.HCl akan berasap tebal di udara lembab.
2. Gasnya berwarna kuning kehijauan dan berbau merangsang.
3.Dapat larut dalam alkali hidroksida, kloroform, dan eter.
4.Merupakan oksidator kuat.
5.Berafinitas besar sekali terhadap unsur-unsur lainnya, sehingga dapat
6. Racun bagi pernapasan.

NAOH

Senyawa NaOH (Natrium Hidroksida)


1) Sifat Kimia
 berwarna putih atau praktis putih
 berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain
 Sangat basa dan mudah terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida
 keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur
 Bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap karbondioksida dan lembab
 mudah larut dalam air dan dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter
 NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air
2) Sifat Fisik
 Massa molar 39,9971 g/mol
 Densitas 2,1 g/cm³
 Titik lebur 318 °C (591 K)
 Titik didih 1390 °C (1663 K)
 Kelarutan dalam air 111 g/100 ml (20 °C)
 Kebasaan (pKb) -2,43

2. . Gelas Arloji
Gelas arloji berfungsi untuk menimbang bahan-bahan kimia yang bersifat higroskopis, sebagai
penutup saat melakukan pemanasan bahan kimia, dan sebagai wadah untuk mengeringkan suatu
bahan dalam desikator.

Gelas Piala/ Beaker Glass

Gelas piala atau Beaker glass berfungsi untuk sebagai wadah untuk melarutkan suatu zat atau
bahan kimia, untuk menampung zat kimia yang bersifat korosif, dan sebagai wadah untuk
mencampur dan memanaskan cairan. Untuk mencegah kontaminasi atau hilangnya cairan dapat
digunakan gelas arloji sebagai penutup.

Gelas piala tidak dapat digunakan untuk mengukur volume.

8. Gelas Ukur
Gelas Ukur berfungsi untuk mengukur volume segala
benda, baik padat maupun cair pada berbagai ukuran volume. Selain itu juga dapat digunakan
untuk merendam pipet dalam asam pencuci.

9. Labu Takar /Ukur

Labu Takar berfungsi untuk menyiapkan larutan dalam kimia


analitik yang konsentrasi dan jumlahnya diketahui dengan pasti dengan keakuratan yang sangat
tinggi. Alat ini sangat cocok digunakan untuk mengukur sesuatu dengan keakuratan yang tinggi
karena di bagian leher terdapat lingkaran graduasi, volume, toleransi, suhu kalibrasi dan kelas
gelas. Pada lehernya juga terdapat tanda batas yang menunjukkan volume sebagaimana tertera
pada badan labu takar. Biasanya berwarna transparan, tetapi ada juga yang berwarna gelap.
Biasanya dilengkapi dengan penutup dari bahan tahan bahan kimia seperti polietilen atau dapat
juga dari gelas.

12. Piknometer
Piknometer adalah alat yang berfungsi untuk mengukur nilai massa jenis atau densitas dari
fluida.

1. 3. Dilarang mengambil atau membawa keluar alat-alat serta bahan dalam laboratorium
tanpa seizin petugas laboratorium.
2. Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke laboratorium. Hal ini untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Gunakan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk praktikum yang diberikan.
4. Jangan melakukan eksperimen sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya bahan
kimia, alat-alat, dan cara pemakaiannya.
5. Bertanyalah jika Anda merasa ragu atau tidak mengerti saat melakukan percobaan.
6. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk memudahkan
pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.
7. Pakailah jas laboratorium saat bekerja di laboratorium.
8. Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam kebakaran, eye shower,
respirator, dan alat keselamatan kerja yang lainnya.
9. Jika terjadi kerusakan atau kecelakaan, sebaiknya segera melaporkannya ke petugas
laboratorium.
10. Berhati-hatilah bila bekerja dengan asam kuat reagen korosif, reagen-reagen yang volatil
dan mudah terbakar.
11. Setiap pekerja di laboratorium harus mengetahui cara memberi pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K).
12. Buanglah sampah pada tempatnya.
13. Usahakan untuk tidak sendirian di ruang laboratorium. Supaya bila terjadi kecelakaan
dapat dibantu dengan segera.
14. Jangan bermain-main di dalam ruangan laboratorium.
15. Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik.
16. Dilarang merokok, makan, dan minum di laboratorium.
1. Perbedaan antara Sifat Asam dan Sifat Basa

Asam dan basa merupakan dua senyawa yang mempunyai sifat yang khas.

Sifat-sifat Asam:

 Rasa asam yang khas (kecut).


 Perubahan warna lakmus dari biru menjadi merah.
 Bereaksi dengan logam tertentu untuk menghasilkan gas H2.
 Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, dengan nilai pH yang lebih rendah sesuai
dengan peningkatan keasaman.

Menghasilkan ion h+ dalam air

Sifat-sifat basa:

 Mempunyai rasa pahit


 Jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion hidroksida (OH-)
 Dapat merubah warna indikator kertas lakmus merah menjadi biru
 Memiliki pH lebih dari 7. Semakin besar nilah pH suatu zat maka semakin kuat derajat
kebasaanya.

Menghasilkan ion Oh- dalam air

2. basa

 Natrium hidroksida / soda api / soda ash dan kalium hidroksida, sebagai bahan baku pembersih
dalam rumah tangga, misalnya sabun mandi, sabun cuci, detergen, pemutih dan pembersih lantai
 Magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida, terkandung dalam obat nyeri lambung
(antasid)

 Amoniak, untuk pelarut desinfektan (pencegah terjadinya infeksi) dan bahan baku pupuk urea

Asam
Dalam kehidupan sehari-hari asam atau larutan asam digunakan secara luas. Asam asetat banyak
digunakan sebagai cuka makanan seperti pada bakso, asam sulfat digunakan sebagai larutan elektrolit
pada sel aki (accumulator), asam benzoat banyak digunakan pada industri makanan sebagai bahan
pengawet.

3. Teori Asam-Basa Lewis


Di tahun 1923 ketika Bronsted dan Lowry mengusulkan teori asam-basanya, Lewis juga mengusulkan
teori asam basa baru juga. Lewis, yang juga mengusulkan teori oktet, memikirkan bahwa teori asam
basa sebagai masalah dasar yang harus diselesaikan berlandaskan teori struktur atom, bukan
berdasarkan hasil percobaan.
Teori asam basa Lewis

Asam: zat yang dapat menerima pasangan elektron.

Basa: zat yang dapat mendonorkan pasangan elektron.


Asam-Basa Arrhenius
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang bila dilarutkan di dalam air meningkatkan konsentrasi
ion H+(aq). Basa adalah zat yang bila dilarutkan di dalam air dapat meningkatkan konsentrasi
ion OH-(aq). ion H+(aq) tidak berupa proton bebas tetapi terikat secara kimia pada molekul air,
membentuk H3O+(aq). Spesi ini dinamakn ion hidronium yang terasosiasi dengan sendirinya
melalui ikatan hidrogen dengan sejumlah molekul air. Adanya ion hidronium dan ion hidroksida
dalam larutan air akibat swa-ionisasi air
Dengan demikian, pelarutan asam atau basa ke dalam air akan menggeser reaksi swaionisasi air.
Contoh asam menurut teori Arrhenius adalah HCl. HCl bila dilarutkan kedalam air akan
menghasilkan H+ dan Cl- sesuai reaksi
contoh basa menurut adalah KOH. KOH bila dilarutkan ke dalam air akan menghasikan K+ dan
OH- sesuai reaksi:

Walaupun teori Arrhenius berhasil mengungkapkan beberapa kasus, tetapi memiliki


keterbatasan. Selain hanya memandang aspek reaksi asam-basa di dalam pelarut air, juga
pembentukan ion H+ atau ion OH- merupakan kekhasan teori asam-basa Arrhenius. Artinya jika
suatu reaksi tidak membentuk ion H+ atau ion OH- tidak dapat dikatakan sebagai asam atau
basa.

Asam-Basa Bronsted-Lowry
Pada tahun 1923, Johanes Bronsted dan Thomas Lowry mengemukakan bahwa reaksi asam dan
basa dapat dipandang sebagai reaksi transfer proton, dan asam-basa dapat didefinisikan dalam
bentuk transfer proton.
Menurut teori asam-basa Bronsted-Lowry, suatu asam adalah spesi yang memberikan (donor)
proton, sedangkan basa adalah yang bertindak sebagai penerima (akseptor) proton dalam suatu
reaksi transfer proton.
Pada reaksi asam Basa Bronsted-Lowry, terdapat dua pasangan asam basa. Pasangan
pertama merupakan pasangan antara asam dengan basa konjugasi (yang menyerap proton);
dalam hal ini ditandai dengan Asam-1 dan Basa-1. Pasangan kedua adalah pasangan antara basa
dengan asam konjugasi (yang memberi proton); dalam hal ini ditandai dengan Basa-2 dan Asam-
2. Rumusan kimia pasangan asam-basa konjugasi hanya berbeda satu proton (H+).

Teori tersebut bertentangan dengan yang dikemukakan Arrhenius, yakni bahwa jika ada senyawa
yang bersifat asam (menghasilkan ion H+) tidak memiliki hubungan dengan senyawa lain yang
bersifat basa (menghasilkan OH-).
Sekarang dapat diungkapkan beberapa cara yang menunjukkan bahwa model asam-basa menurut
Bronsted-Lowry lebih luas cakupannya dibandingkan model dari Arrhenius. Menurut model
Bronsted-Lowry :

 Basa adalah spesi akseptor proton, misalnya ion OH-.


 Asam dan basa dapat berupa ion atau molekul.
 Reaksi asam-basa tidak terbatas pada larutan air.
 Beberapa spesi dapat bereaksi sebagai asam atau basa tergantung pada pereaksi lain.

Anda mungkin juga menyukai