Anda di halaman 1dari 25

PENERAPAN MODEL HUKUM PENYELENGGARAAN TANGGUNG JAWAB

SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN SEBAGAI


UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KABUPATEN
MUSI BANYUASIN

Nursimah

Fakultas Hukum Universitas Muhammadyah Palembang


E-mail: nursimahabdullah@yahoo.co.id

Abstract

Implementation of social and environmental responsibility is an


application of the rule of law by Act No. 40 of 2007 on Limited Liability
Companies Act No. 25 of 2007 on Investment and Law Number 32 of 2009
on the Protection and Management of the Environment. This study
aimed to investigate the problem of setting TJSL law program at this
time and on the implementation of the program TJSL current
administration as well as the development of a model law on corporate
TJSL Banyuasin Mining in an effort to improve the welfare of the local
community or the community around the company. The method used in
this study is empirical legal researchlm According to the research
results that the absence of specific local regulations for the
administration of TJSL, that no decision No. Regents. 202 of 2012 on the
establishment of a forum of multi-stakeholders of corporate social
responsibility. The application program TJSL still be incidental and
ceremonial, not yet fully implemented. Development of a model of the
legal form of a draft policy on the administration of an academic paper
TJSL is a reference for the Government to make regulations Kab.Muba
area.

Keywords : TJSL Programs, Corporate Social Responsibility, The


Development Of A Model Law.
Abstrak

Pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan


aplikasi dari aturan hukum menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007
tentang Penanaman Modal dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Penelitian ini
dimaksudkan untuk meneliti permasalahan tentang pengaturan hukum
program TJSL pada saat ini dan tentang penerapan program TJSL saat ini
serta pengembangan model hukum penyelenggaraan TJSL pada
perusahaan Pertambangan di Kabupaten Musi Banyuasin sebagai upaya
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal atau masyarakat
sekitar perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian hukum empiris. Menurut hasil penelitian bahwa belum adanya
peraturan daerah yang khusus untuk penyelenggaraan program TJSL,
yang ada keputusan Bupati No. 202 Tahun 2012 tentang pembentukan
forum multi stakeholders-corporate sosial responsibility. Penerapan
program TJSL masih bersifat insidentil dan seremonial, belum
sepenuhnya terlaksana. Pengembangan model hukum tersebut berupa
kebijakan yang berbentuk suatu rancangan naskah akademik tentang
penyelenggaraan program TJSL yang merupakan acuan bagi Pemerintah
Kab.Muba untuk membuat peraturan daerahlm

Kata kunci : Program TJSL, tanggung jawab sosial perusahaan,


pengembangan model hukum.

Pendahuluan kesalahan-kesalahan yang terjadi


Penerapan program dapat diperbaiki dengan segera.
tanggung jawab sosial dan Kecendrungan (trend)
lingkungan merupakan salah satu meningkatnya tuntutan public atas
bentuk implementasi dari konsep transparasi dan akuntabilitas
tata kelola perusahaan yang baik perusahaan merupakan wujud dari
(Good Corporate Governance). implimentasi Good Corporate
Diperlukan tata kelola perusahaan Governance (GCG) dengan melalui
yang baik agar prilaku bisnis penerapan Cooperate Sosial
mempunyai arahan yang bisa Responsibility (CSR). Dalam era
dirujuk dengan mengatur hubungan pembangunan kesadaran akan
seluruh kepentingan pemangku penerapan tanggung jawab sosial
kepentingan (stakeholders) yang dan lingkungan menjadi penting
dapat di penuhi secara seiring dengan semakin maraknya
proporsional, mencegah kesalahan- kepedulian masyarakat terhadap
kesalahan signifikan dalam strategi produk yang ramah lingkungan.
korporasi dan memastikan Meskipun secara konsep
paparan tentang tanggung jawab
perusahaan sudah dipastikan akan Sejumlah studi di berbagai
memiliki konstribusi positif Negara memperlihatkan bahwa ada
terhadap kinerja perusahaan, keengganan seorang general
namun dalam realitasnya sejumlah manager atau pimpinan pada level
perusahaan ternyata tidak secara tertentu untuk memberikan
otomatis mampu melaksanakan ide komitmennya terhadap
universal ini. pelaksanaan jaminan sosial
Salah satu kendala tidak perusahaan ini, semata-mata
terimplementasinya tanggung keengganannya
jawab sosial dan lingkungan bagi mempertanggungjawabkan
perusahaan antara lain adalah keuangan perusahaan dihadapan
begitu kuatnya dominasi yang direksi atau pemegang saham. Hal
melingkupi para manager ini nampaknya menunjukkan
perusahaan sampai akhirnya bahwa konsep tanggung jawab
mampu mengambil keputusan perusahaan disana sini masih
alternatif mana yang harus belum diterima secara total oleh
didahulukan dalam penerapan pelaku usaha pada level yang
tanggung jawab sosial tertinggi (CEO dan para pemegang
perusahaan.1 Apakah fokus pada saham).
tuntutan beban tugas yang harus Berkaitan dengan hal
memberikan keuntungan maksimal tersebut menurut Bupati Pahri
kepada perusahaan yang telah Azhari bahwa perusahaan-
mempekerjakannya ataukah hanya perusahaan yang ada di Kabupaten
sekedar mengurangi keuntungan Musi Banyuasin masih minim dalam
sebatas kepatutan sehingga dia mendorong kesejahteraan
telah memberikan perlindungan masyarakat sekitar. Program
berupa tanggung jawab sosial tanggung jawab sosial dan
kepada masyarakat di sekitarnya? lingkungan yang dilaksanakan oleh
perusahaan, pada umumnya masih
1
I Gede A.B Wiranata, 2007, Etika bersifat insidentil dan seremonial.
Bisnis dan Hukum Bisnis, Universitas
Lampung, Bandar Lampung, hlm 62. Indicator belum optimalnya
tanggung jawab sosial dan baru sebagai acuan bagi
lingkungan yang dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten Musi
perusahaan ini dapat dibuktikan Banyuasin untuk membuat suatu
masih adanya masyarakat miskin di peraturan daerah (Perda) tentang
lingkungan perusahaan. Sementara penyelenggaraan program
focus utama TJSL yang harus tanggung jawan sosial dan
diperhatikan terlebih dahulu lingkungan
adalah lingkungan sekitar
perusahaan. Selain itu menurut Rumusan Masalah
Bupati Muba program TJSL Berdasarkan uraian diatas,
perusahaan harus diarahkan pada permasalahan yang akan dikaji
pemberdayaan masyarakat yang di adalah : pertama bagaimanakah
harapkan aga terwujudnya pengaturan hukum tentang
sinkronisasi program secara program TJSL pada perusahaan
berkelanjutan. Adapun pertambangan di Kabupaten Musi
pelaksanaan program yang mampu Banyuasin, dalam upaya
memberdayakan masyarakat akan meningkatkan kesejahteraan
jauh lebih berarti dari sekedar masyarakat sekitar ? kedua
penyaluran dana. Program bagaimanakah penerapan program
berkelanjutan tersebut dapat di TJSL saat ini pada perusahaan
bidang pertaniaan, perternakan, pertambangan di Kabupaten Musi
budi daya ikan, dan lainnya. Selain Banyuasin ? ketiga pengembangan
itu kurang optimalnya peneraat model hukum yang bagaimana
TJSL di Kabupaten Muba karena untuk program TJSL pada
belum adanya peraturan khusus perusahaan pertambangan di
yang dapat memberikan sanksi Kabupaten Musi Banyuasin yang
terhadap perusahaan yang tidak akan di pormulasikan dalam suatu
melakukan TJSL secara efektif. Kebijakan Pemerintah berupa
Berkaitan dengan masalah Peraturan Daerah (Perda) ?
tersebut maka perlu adanya
pengembangan model hukum yang Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini ketentuan hukum dalam suatu
secara khusus yaitu upaya ilmiah peristiwa hukum konkrit tertentu
secara sistematis, logis, objektif yang terjadi dalam masyarakat.2
dan kritis yang bertujuan sebagai Penelitian ini merupakan aplikasi
berikut : pertama untuk dari Undang-Undang Nomor 40
menganalisis dan mengembangkan Tahun 2007 tentang Perseroan
pengaturan hukum tentang Terbatas dan Undang-Undang
program TJSL pada perusahaan Nomor 25 tahun 2007 tentang
pertambangan di Kabupaten Musi Penanaman Modal, kajian
Banyuasin, dalam upaya pokoknya didapat dari masalah
meningkatkan kesejahteraan yang dikaji dari lapangan dengan
masyarakat sekitar, kedua untuk menyesuaikan diri pada ruang
menganalisis dan mengidentifikasi lingkup dan identifikasi masalah
mengenai penerapan program TJSL yang dikemukakan diatas. Penulis
saat ini pada perusahaan ingin menjelaskan secara umum
pertambangan di Kabupaten Musi mengenai kajian model hukum
Banyuasin, ketiga untuk penyelenggaraan program TJSL
menganalisis dan mengembangkan pada perusahaan pertambangan di
model hukum tentang program Kabuapten Musi Banyuasin.
TJSL pada perusahaan Penelitian ini menggunakan
pertambangan di Kabupaten Musi bahan-bahan penelitian berupa
Banyuasin yang akan di bahan-bahan hukum bersifat
pormulasikan dalam suatu normative preskriptif, yang
Kebijakan Pemerintah berupa diinteraksikan dengan bahan
Peraturan Daerah (Perda). penelitian berupa fakta
kemasyarakatan bersifat empiris
Metode Penelitian deskriptif. Bahan-bahan hukum
Metode yang digunakan dalam bersifat normative preskriptif
penelitian ini adalah penelitian
hukum empiris yaitu penelitian 2
Soerjono Soekanto, 1990, Ringkasan
Metodelogi Penelitian Hukum, Ind-Hill-co,
hukum mengenai pemberlakuan Jakarta, hlm 9.
dimaksud, berdasarkan kekuatan penjelasan terhadap badan
mengikatnya, yang terdiri dari : hukum primer dan bahan hukum
1. Bahan hukum primer yaitu sekunder seperti kamus hukum.
bahan-bahan hukum yang Surat kabar, majalah juga
mengikat dan terdiri dari : menjadi bahan bagi penelitian
Norma atau Kaedah Dasar yaitu ini sepanjang memuat informasi
Pancasila, Peraturan Dasar yaitu yang relevan dengan persoalan
UUD NRI Tahun 1945, Peraturan hukum yang dikaji dalam
PerUndang-Undangan tentang penelitian hukum ini.4
Pertambangan dan Peraturan Pengumpulan bahan
PerUndang-Undangan tentang penelitian berupa bahan-bahan
Perusahaan hukum bersifat normative
2. Bahan hukum sekunder yaitu preskriptif dilakukan dengan cara
bahan yang menjelaskan bahan penelusuran, pengumpulan dan
hukum primer seperti hasil studi dokumen, baik secara
penelitian, jurnal ilmiah, hasil konvensional maupun
seminar atau pertemuan ilmiah menggunakan teknologi informasi.
lainnya, bahkan menurut Ronny Selanjutnya pengumpulan bahan
Hanitijo Soemitro, dokumen penelitian berupa fakta
pribadi atau pendapat dari kemsyarakatan bersifat empiris
kalangan pakar hukum termasuk deskriptif dilakukan dengan cara
dalam bahan hukum sekunder pengumpulan dan pengklarifikasian
ini sepanjang relevan dengan data dan informasi dengan
persoalan hukum yang dikaji menggunakan teknik wawancara
dalam penelitian hukum ini3. mendalam terhadap key
3. Bahan hukum tersier, yaitu informant.
bahan hukum penunjang yang Bahan penelitian berupa
memberi petunjuk dan bahan-bahan hukum yang bersifat

4
Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji,
3
Roni Hanitijo Sumitro, 1988, 2001, Penelitian Hukum Normatif Suatu
Metedologi Penelitian Hukum dan Yuri Tinjauan Singkat, PT. Raja Grafindo Persada,
Metri¸Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm 24 Jakarta, hlm 14-15
normative preskriptif diolah ideal (preskriptif, seharusnya) dan
dengan tahapan yaitu real (implementatif, senyatanya)
menstrukturkan, mendeskripsikan model hukum penyelenggaraan
dan mensistematisasi bahan-bahan program TJSL pada perusahaan
hukum, yang kemudian dianalisis pertambangan, sebagai upaya
dengan menggunakan metode untuk meningkatkan kesejahteraan
normative, yang hasil analisisnya masyarakat di Kabupaten Musi
kemudian diinteraksikan dengan Banyuasin.
bahan penelitian berupa fakta
kemasyarakatan bersifat empiris
Hasil Penelitian dan Pembahasan
deskriptif yang telah dianalisis
Pengaturan Hukum Program TJSL
dengan menggunakan metode
Saat ini Pada Perusahaan-
analisis kualitatif. Perusahaan Pertambangan di
Kabupaten Musi Banyuasin
Penggunaan teori-teori
Sebagai Upaya Untuk
hukum dan konsep-konsep hukum Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat Local
dalam penelitian untuk
menafsirkan hasil analisis bahan Tanggung jawab Sosial dan
penelitian berupa bahan-bahan Lingkungan atau Corporate Social
hukum bersifat normative Responsibility (CSR) merupakan
prespektif yang diinteraksikan produk hukum yang tertuang dalam
dengan hasil analisis bahan peraturan perundangan dan
penelitian berupa fakta merupakan sebuah kewajiban
kemasyarakatan bersifat empiris untuk dilaksanakan oleh
deskriptif, bertujuan perusahaan-perusahaan yang
menghasilkan, menstrukturkan dan beroperasi dengan memanfaatkan
mengsistematisasi temuan hukum sumber daya suatu daerahlm Sejak
dan temuan fakta kemsyarakatan, kegiatan eksplorasi dipastikan akan
yang menjadi dasar untuk membawa dampak secara positif
pengambilan kesimpulan, sehingga maupun negative. Dampak positif
tujuan akhir penelitian ini dapat ini tidak lain menggeliatnya atau
tercapai yaitu model hukum yang melesetnya mobilitas ekonomi
wilayah sekitar dikarenakan yang makin berkembang pula
terjadinya peningkatan menuju integrasi total perusahaan
pendapatan / income masyarakat, dan masyarakat. Peran perusahaan
namun kadang kala bukan hal dalam mendorong mobilitas
tersebut yang didapatkan eknomi tidak hanya terlokalisir
melainkan kecondongan yang pada terciptanya lapangan kerja
merusak baiksecara sendiri-sendiri sehingga tercipta pula daya beli
maupun sistematis seperti yang pada akhirnya akan
pencemaran sungai dan menggerakan roda perekonomian
sebagiannya. Mengingat potensi suatu tempat, namun jauh pada
ressiko kerusakan seperti itu sudah upaya terciptanya Multiflier effect
sewajarnya bagi perusahaan untuk yang akan menghidupkan semua
menjalankan tanggung jawab nilai-nilai yang ada dalam
social yang semakin berkembang kehidupan masyarakat tersebut
dan lebih intergratif lagi dengan baik materil maupun imateril
masyarakat dewasa ini. lainnya. Wujud hubungan ini dapat
Saat ini pradigma CSR sudah dilihat dari banyaknya kegiatan
mengalami perkembangan masyarakat yang terkoneksi
signifikan. Sebagian besar dengan perusahaan dan saling
perusahaan sudah memiliki cara terkait satu sama lain sehingga
pandang yang menggambarkan member keuntungan bersama.
hubungan yang sangat baik dengan Corporate social
masyarakat sekitar melalui responsibility dewasa ini makin
implementasi CSR. CSR bukan lagi dikedepankan menjadi salah satu
sebuah beban bagi perusahaan tolok ukur sehat tidaknya
namun merupakan investasi social kehidupan financial suatu
yang akan menentukan perusahaan, arif tidaknya
keberhasilan investasi finensialnya pengelolaan sumber daya local dan
di masa yang akan datang. bagaimana fungsi keberadaan
Hal ini sangat jelas terlihat suatu perusahaan sebagai motor
dari kehidupan social perusahaan penggerakan kemajuan lintas
sektoral. Di Negara-negara pengertian dari berbagai pihak
tertentu, CSR juga bahkan terkait sehingga menghasilkan
dijadikan regulasi yang menjadi rumusan-rumusan yang memiliki
prasyarat dalam perdagangan. ketetapan hukum yang jelas.
Pelaksanaan tanggung jawab social Program-program CSR yang
ini sudah di jadikan sebagai dijalankan perusahaan dalam
prasyarat agar produk suatu kegiatan community development
perusahaan dapat memasuki memiliki dasar hukum dan
Negara tersebut melalui kegiatan pengertian menurut berbagai
ekspor-impor. Dinamika ini peraturan yang berlaku dan
menunjukan besarnya perhatian tertuang dalam :
dunia terhadap permasalahan Kepment ESDM No. 1453 / 2000
tanggung jawab social perusahaan pasal 6 & 7, UU Minerba No. 4 Th
sebagai stakeholder yang 2009, UU Perseroan Terbatas No.
memanfaatkan sumberdaya suatu 40 Th 2007 dan UU Penanaman
daerahlm Tanggung jawab social Modal No. 25 Th 2007 Pasal 17
perusahaan (CSR) telah menjadi yaitu
etika bisnis dalam dunia usaha “ pengembangan masyarakat
yang di dasari oleh norma, regulasi community development (CD)
dan hukum yang pada akhirnya adalah upaya sistematis untuk
menjadi tuntunan moral dunia meningkatkan kemandirian
usaha terhadap lingkungannya. kelompok masyarakat rentan
Di Indonesia sendiri (vulnerqble groups) dengan
perhatian pemerintah dan berbagai gabungan sumber daya yang
stakeholder tak kalah besarnya mereka miliki maupun sumber
dengan apa yang dijalankan oleh daya dari luar”.
banyak perusahaan multinasional. Mengacu pada pengertian diatas
wujud perhatian ini terlihat dari maka terdapat empat aspek yang
berbagai bentuk kajian hukum, tertuang di dalamnya yaitu :
definisi dan upaya-upaya 1. Adanya komunitas
membangun kesepahaman serta masyarakat sebagai target
program yang mendiami memungkinkan kemandirian
suatu kawasan dimana masyarakat dapat terwujud.
kegiatan operasional 4. Adanya target yang hendak
perusahaan dijalankan. dicapai baik dalam jangka
2. Adanya sumber daya yang pendek, panjang maupun
dapat berasal dari kawasan menengahlm
dimana sebuah komunitas Dari kesepahaman diatas
berada. Sumberdaya maka CSR yang dituangkan dalam
tersebut sebaiknya memang kegiatan community development
di angkat dari kearifan local tersebut merupakan segala bentuk
yang sehingga memiliki pemberdayaan yang di tunjuk
keunggulan komparatif, untuk membangun kemandirian
akan tetapi sumberdaya masyarakat sehingga masyarakat
juga dapat di datangkan dari tidak bergantung secara utuh
luar sebagai program jika dengan perusahaan. Upaya-upaya
memang memiliki nilai-nilai membangun kemandirina ini dapat
aplikatif tinggi, sehingga dilakukan dengam pemanfaatan
program dapat dilaksanakan sumberdaya local maupun dari luar
tepat guna dan sasaran. yang bisa diintegrasikan sehingga
3. Adanya upaya sistematis dan menghasilkan sinergi positif yang
terukur dengan logical pada akhirnya akan mampu
frame working yang baik meningkatkan kesejahteraan
sehingga program secara umum. Kesejahteraan ini
pemberdayaan dapat benar- dapat tercipta melalui terciptanya
benar berjalan dengan baik lapangan pekerjaan baru dan
dan memiliki sustainabilitas peningkatan penghasilan sehingga
yang tinggi. Sustainabilitas meningkatkan daya beli
program menentukan masyarakat serta terpenuhinya
keberhasilan pemberdayaan berbagai sendi kehidupan social,
dalam jangka panjang yang budaya, olahraga dan kepemudaan
sebagai bagian dari kebutuhan conduct,yakni menjadi ukuran
masyarakat yang bersifat imateril. tingkah laku dan kesamaan sikap
Dengam demikian sangat yang harus ditaati oleh setiap
jelaslah bahwa program CSR yang orang dalam ber masyarakat;
tertuang dalam kegiatan kedua, as a tool of social
community development ini engineering, yakni hukum harus
haruslah memiliki sasaran, tujuan dapat dijadikan alat untuk menuju
dan teknis pencapaian yang kehidupan yang lebih baik sesuai
tersusun secara sistematis dan dengan situasi dan kondisi
integrative dangan logical frame perubahan zaman; ketiga, as atool
working yang baik, sehingga secara of justification,yakni hukum
keseluruhan akan membangun sebagai alat untuk menyatakan
harmonisasi antara perusahaan dan benarnya suatu tingkah laku yang
masyarakat melalui terciptanya hidup dan berkembang dalam
simbiosis mutualisme yang pada masyarakat; keempat, as a tool of
akhirnya akan meningkatkan control,yakni sebagai alat untuk
produktivitas kerja semua mengontrol pemikiran dan tingkah
stakeholder dalam integral yang laku manusia agar mereka selalu
harmonis. untuk mencapai sasaran terpelihara moralnya, tidak
dan tujuan tersebut maka perlu melakukan perbuatan yang
adanya pengaturan hukum yang melanggar hukum , norma susila,
jelas dalam pelaksanaannya. dan ajaran agama yang dipeluknya;
Sejak era reformasi 1997, kelima, rechtzeken heid yakni agar
telah banyak peraturan perundang- dalam setiap persoalan dan
undangan yang diterbitkan dan permasalahan yang terjadi dalam
disempurnakan sesuai masyarakat ada kepastian hukum
perkembangan arus untuk dijadikan pegangan oleh
globalisasi.Fungsi hukum yang seluruh masyarakat .
diharapkan setelah diubah melalui Mengacu pada kesepakatan
peraturan perundang-undangan, internasional sebagai konsekuensi
antara lain: pertama, standard of menjadi anggota WTO,demi
menyesuaikan dengan Nomor 25 Tahun 2007 tentang
perkembangan globalisasi ekonomi Penanaman Modal (UUPM);
dan perdangangan bebas,berbagai demikian pula Undang-undang
peraturan perundang-undangan Nomor 1 Tahun 1995 tentang
telah diterbitkan dan Perseroan Terbatas diganti dengan
sempurnakan. Beberapa peraturan Undang-undang Nomor 40
perundang-undangan yang Tahun2007 tentang Perseroan
diterbitkan dan disempurnakan terbatas (UUPT).
terkait bidang ekonomi, Perubahan perundangan terutama
diantaranya adalah Undang-undang dengan disahkannya dua Undang-
Nomor 4 Tahun 1982 Tentang undang tersebut terakhir yaitu
Lingkungan Hidup (UULH) diganti Undang-undang Penanaman Modal
dengan Undang-undang Nomor 23 (UUPM) dan Undang-undang Nomor
Tahun 1997 tentang Pengelolahan 40 Tahun 2007 tentang perseroan
Lingkungan Hidup (UUPLH), terbatas, telah menimbulkan
kemudian diperbaharui lagi dengan kontroversial dalam masyarakat
Undang-undang Nomor 39 Tahun khusus kalangan dunia usaha. Pro
2009 tentang Perlindungan dan dan kontra terhadap Undang-
Pengelolahan Lingkungan Hidup; undang tersebut dipicu dengan
Undang-undang Nomor 5 tahun adanya Pasal 74 UUPT yang
1999 tentang Larangan Praktek mewajibkan perusahaan yang
Monopoli dan Persaingan Usaha berkaitan dengan sumber daya
Tidak Sehat; Undang-undang alam untuk melakukan program
Nomor 8 Tahun 1999 tentang tanggung jawab sosial perusahaan
Perlindungan Konsumen; Undang- (Corporate Social Responsibility).
undang Nomor 1 Tahun 1967 Sebelumnya hal tersebut juga
tentang PMA dan Undang-undang telah diatur dalam Pasal 15
Nomor 6 Tahun 1968 tentang Undang-undang Nomor 25 Tahun
Penanaman Modal Dalam Negeri 2007 tentang Penanaman Modal,
(PMDN) yang telah dicabut dan di yang mewajibkan perusahaan dan
ganti dengan Undang-undang penanaman modal yang berkaitan
dengan sumber daya alam dan tentang pengelolaan lingkungan
lingkungan hidup untuk melakukan hidup serta Undang-Undang Badan
program CSR. Kontroversi tersebut usaha Milik Negara dalam pasal 2
timbul karena kewajiban Jonoeto pasal 66 ayat (1) Undang-
melakukan program CSR dianggap Undang No. 19 Tahun 2003 jonoeto
bertentangan dengan hakekat pasal 8 Tahun 2003 tentang
kegiatan suatu perusahaan. Tujuan program kemitraan bersumber dari
perusahaan melaksanakan laba setelah pajak sebesar 1-3%.
kegiatannya, pada hakekatnya
Penerapan Program TJSL Saat ini
adalah untuk mencari keuntungan
di Perusahaan Pertambangan di
yang sebesar-besarnya. Selain itu Kabupaten Musi Banyuasin
tanggung jawab sosial perusahaan
Tidak dapat dipungkiri
merupakan kewajiban moral dan
bahwa kemajuan suatu daerah
bersifat sukarela (voluntary).
ditentukan oleh daya beli
Dalam kenyataannya bahwa
masyarakat secara agregat. Daya
di Kabupaten Musi Banyuasin
beli ini menggambarkan kekuatan
belum adanya peraturan daerah
yang mendeterminasi semua
yang khusus untuk
dinamika social ekonomi yang ada
penyelenggaraan program TJSL,
di masyarakat. Tinggi rendahnya
yang ada keputusan Bupati No. 202
determinasi ini tergantung pada
Tahun 2012 tentang pembentukan
kapasitas masyarakat dalam
forum multi stakeholders-
menyokong upaya-upaya
corporate sosial responsibility
pencapaian kesejahteraan. Dengan
sehingga untuk penyelenggaraan
demikian maka kapasitas inilah
TJSL masih menggunakan
yang harus ditingkatkan dengan
peraturan dari pasal 74 Undang-
cara menemu kenali potensi dan
Undang No.40 Tahun 2007 tentang
semua aspek yang dapat
perseroan terbatas, dan pasl 15
mendukung atau menghambat laju
Undang-Undang No. 25 Tahun 2007
program pemberdayaan. Upaya
tentang penanaman modal dan
menemu kenali potensi dan
Undang-Undang No.32 Tahun 2009
kemungkinan hambatan ini oleh kepada komunitas. Dengan
PT. Baturona Adimulya dan PT kata lain komunitaslah yang
Medco Indonesia dilakukan dengan menggerakan semua hal
mengadakan pemetaan social ( terkait dibawah pengawasan
social mapping). Hasil pemetaan dan bimbingan dari
social dijadikan strategi dasar pelaksanaan program
pengembangan jangka pendek, perusahaan.
menengah maupun panjang. 3. Berorientasi pada
PT. Baturoma Adimulya pemberdayaan ekonomi
sebagai perusahaan tambang (economic empowerment).
batubara yang menjalankan Setiap program harus
berbagai program yang memiliki nila-nilai ekonomis
merepresentasikan tanggung jawab yang tinggi. Nilai ekonomis
social memiliki strategi pencapaian yang tinggi ini pada akhirnya
maksud melalui beberapa hal akan meningkatkan income
berikut ini : perkapita masyarakat
1. Berbasis pada sumber daya dengan multiflier effect
local (local resource based). yang lebih luas.
Program-program 4. Diutamakan program yang
pemberdayaan yang sustainable ( sustainability
dilakukan merupakan programs). Program-
program yang diangkat dan program pemberdayaan
di kembangkan berdasarkan yang dilaksanakan
potensi yang ada disekitar merupakan program yang
perusahaan sehingga memiliki kesinambungan.
memiliki keunggulan 5. Disusun berdasarkan
komperatif yang tinggi. perencanaan partisipatif
2. Berbasis pada masyarakat (participatory programs).
(community based). Keterlibatan total
Program-program yang masyarakat sebagai sasaran
dijalankan berorientasi dalam setiap programs
pemberdayaan tidak hanya keberanian yang akan
akan meningkatkan income membawa mereka pada
masyarakat itu sendiri kemandirian sebagai tujuan
dalam jangka pendek, akhir dari community
namun lebih dari itu development.
keterlibatan tersebut akan Untuk lebih mudah dalam
membawa arus informasi memahami dinamika tersebut,
yang membuka cakrawala kami mencoba menggambarkan
berfikir masyarakat sehingga dalam bentuk diagram seperti yang
mereka memiliki visi dan tersaji pada diagram di bawah ini :

Conflict
Sensitivi
ty

Stakeh Local
Strategic Comm
olders Program
Engag unity
ement Based
Conflict
Problem
Potencie
& need s/social
Community Social risk
Local Resouce
characteristic Mapping
Sosio-economi Social capital

Gambar 1.1 Diagram dinamika menjadi bagian instrinsik


community seperti karakteristik
sustainbility community
komunitas, masalah dan
development
kebutuhan, social ekonomi serta
Melalui social mapping, PT. program apa saja yang dijalankan
Baturona dan PT Medco Indonesia berdasarkan dinamika yang ada.
menemukan berbagai hal yang Untuk lebih jelasnya akan kami
uraikan satu persatu hasil relative lambat. Hal
penemuan sebagai berikut : tersebut dapat kita
1. karakteristik komunitas, bandingkan dengan
karakteristik komunitas perkembangan yang ada
merupakan keumuman diwilayah yang sama namun
watak, sifat dan budaya memiliki heterogenitasetnis
suatu komunitas. Hal ini yang tinggi. Situasi ini
sangat penting untuk merupakan fakta yang
diketahui untuk melihat menggambarkan cara
lebih dalam sisi sosiologis pandang, keuletan,
suatu komunitas. Dalam kemampuan berpikir,
teori adopsi informasi, data wawasan keilmuan dan
statistic menunjukan bahwa keinginan berubah yang ada
arus informasi dan inovasi pada masyarakat pribumi
akan lebih cepat diterima relative kecil sehingga
jika pendekatan masyarakat lemah dalam
menggunakan integrasi membangun perubahannya
tujuan dalam dinamika sendiri, ditambah lagi sikap
sosiologis komunitas yang oknum-oknum berpengaruh
ada. Masyarakat yang yang tidak kooperatif
berada disekitar PT. terhadap ajakan pada
Baturona Adimulya dan PT. perubahan yang lebih baik,
Medco Indonesia merupakan situasi seperti ini
masyarakat pribumi yang memerlukan pendekatan
beretnis sekayu. Seperti khusus yang lebih intens.
pada umumnya daerah yang 2. Kondisi social ekonomi
memiliki tingkat masyarakat sekitar
homogenitas penduduk asli tambang. Suatu program
yang tinggi diwilayah pemberdayaan pada cluster
sumatera selatan, community empowerment
perkembangan kemajuan akan lebih memiliki tingkat
keberhasilan apabila menentukan program yang
program yang dikembangkan tepat guna dan sasaran.
diangkat dari kearifan local 4. Setelah ditemu kenali, maka
diupgrade sedemikian rupa seluruh variable yang
sehingga menjadi aplikatif terindentifikasi (termasuk
untuk suatu komunitas. didalam multy stakeholder
Pada masyarakat pribumi terkait) dielaborasi sehingga
dapat kami lihat minimnya menghasilkan suatu program
diversifikasi sumber yang profitable dan tidak
penghasilan. Sumber bertentangan dengan kultur
penghasilan utama terletak yang ada sehingga tingkat
pada pertanian yang social risk menurun.
dikelola secara tradisional Pengenalan mendalam
dan snagat jauh dari kultur terhadap community target ini
teknis sehingga tidak banyak memberikan tentang jenis program
hal yang dapat diharpkan apa yang sebaiknya diterapkan
dari pertanian seperti itu. komunitas. Berdasarkan situasi
3. Masalah dan kebutuhan. yang ada maka PT. Baturona
Social mapping merupakan Adimulya dan PT. Medco Indonesia
upaya menemu kenali membagi pola program
dinamika suatu komunitas pemberdayaan yang akan
termasuk di dalamnya diterapkan dalam masyarakat
kebutuhan dan sasaran sehingga dampak positif
permasalahan yang ada. keberadaan perusahaan dapat
Social mapping juga benar-benar dirasakan. Diagram
merupakan upaya menggali dibawah ini menjelaskan
potensi sumber daya, generalisasi beberapa program
kapasitas social maupun yang dibuat berdasarkan hasil
potensi konflik social. Hal social mapping.
ini sangat penting dalam
1 HUBUNGAN MASYARAKAT :
Communiy Pengembangan kesepahaman melalui komunikasi
Relation dan informasi kepada stakeholder, yang pada
umumnya banyak dilakukan kepada masyarakat
setempat dan Pemda
2
Communiy
PELAYANAN MASYARAKAT
Service
Bantuan pembangunan infrastruktur yang dapat
menunjang terlaksananya program Community
3 Relation dan Community Empowerment
Communiy
Empowerment
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Upaya memperkuat kapasitas masyarakat dalam
meningkatkan kualitas dan taraf hidup mereka

Gambar 1.2 jenis-jenis program community development.


Dalam kenyataannya di berkelanjutan tersebut dapat di
Kabupaten Musi Banyuasin bidan pertanian, perternakan, budi
Penerapan program TJSL masih daya ikan dan sebagainya.
bersifat insidentil dan seremonial, Model Hukum Penyelenggaraan
TJSL Pada Perusahaan
belum sepenuhnya terlaksana.
Pertambangan Sebagai Upaya
Menurut hasil penelitian bahwa Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat di Kabupaten Musi
para perusahaan-perusahaan di
Banyuasin
Kab.Muba belum secara optimal
menjalankan program TJSL hal ini
Sebagai kegiatan berjenjang
dapat dilihat dari indicator masih
waktu dan sistematis, kegiatan
adanya masyarakat miskin di
pemberdayaan memiliki tujan,
lingkungan perusahaan. Sedangkan
target dan tolak ukur yang jelas.
program penerapan TJSL yang
Kegiatan community development
dimaksud adalah perusahaan harus
memiliki tujuan akhir terciptanya
di arahkan pada pemberdayaan
kemandirian masyarakat. Diagram
masyarakat agar terwujudnya
III dibawah ini menunjukan alur
sinkronisasi program secara
pencapaian tujuan tersebut.
berkelanjutan. Program
1 2 3 Self Help
Community Community Community Condition
Relation Service Empowerment

Focus CD adalah membuat orang secara mandiri dan efektif mengatasi


masalah mereka sendiri
Gambar 1.3 diagram tujuan program pemberdayaan

Dalam pelksanaan program II (wilayah dalam kecamatan lokasi


pemberdayaan yang dilakukan, PT. tambang) dan ring III (wilayah
Baturona Adimulya menetapkan kabupaten dan provinsi sumatera
kawasan target program selatan). Pembgian wilayah ini
pemberdayaan yang ditetapkan ditentukan untuk menetapkan
berdasarkan letak geografis sasaran berdasarkan skala prioritas
komunitas yang ada. Berdasarkan yang ditentukan oleh kedekatan
letak geografis ini ditetapkan 3 suatu komunitas dengan wilayah
ring wilayah target program yaitu operasional perusahaan. Table 1.3
ring I (wilaya terdekat dengan dibawah ini menunjukan dinamika
tambang / desa-desa sekitar), ring tersebut.
Tabel 1.3
Sasaran program community development PT. Baturona Adimulya
NO. PRIORITAS SASARAN JUMLAH DESA

1 RING I DESA SUPAT BARAT, SUPAT INDUK, SUPAT


TIMUR, LETANG DAN SUKA MAJU

2 RING II DESA DI KEC. BABAT SUPAT DAN SUNGAI


LILIN

3 RING III KECAMATAN LAIN DI WILAYAH KABUPATEN


MUSI BANYUASIN

Kreteria prioritas :
 Prioritas Ring I yaitu desa/ masyrakat yang bersentuhan atau akan
bersentuhan dengan operasional dan atau dampak operasional PT.
Baturona Adimulya
 Prioritas Ring II yaitu desa/ masyarakat yang rentan dengan
berbagai kebutuhan berkaitan dengan operasional PT. Baturona
Adimulya
 Prioritas Ring III yaitu desa/masyarakat yang berada dalam wilayah
kecamatan babat supat, kecamatan sungai lilin dan kecamatan
disekitar yang bersangkutan dan memiliki kepentingan
Tidak hanya membangun dijalankan. Keberhasilan suatu
strategi pencapaian program, program dapat diukur dengan
namun PT. Baturona Adimulya mengunakan berbagai indicator
juga membuat rancangan dibawah ini :
evaluasi untuk melihat
efektivitas program yang
PROGRAM SASARAN ANTARA TUJUAN AKHIR

PENDIDIKAN - Kualitas pendidikan meningkat


- Pelayanan kesehatan bertambah Sejahtera, Mandiri,
KESEHATAN - Kualitas kegiatan beragama meningkat dan berwawasan
- Peningkatan kegiatan ekonomi
- Program berkelanjutan lingkungan
KEAGAMAAN - Harmonis dengan masyarakat

EKONOMI Gambar 1.4

Tolak ukur keberhasilan program CD

KRITERIA MASYARAKAT MANDIRI:


- Memiliki sumber pendapatan yang mampu menopong
kehidupan keluarga serta tidak tergantung kepada
perusahaan dan bisa memberikan kontribusi
- Memiliki intelektual yang mampu bersaing dengan
masyarakat lain
- Memiliki kemampuandalam pengelolaan diri dan
masyarakat sehinggah tidak tergantung pada pihak lain

Melalui program masyarakat, maka perlu di bentuk


pemberdayaan yang dilakukan pengembangan model hukum.
diharapkan masyarakat mampu Pengembangan model
mencapai tingkat kemandirian hukum tersebut berupa kebijakan
yang baik sehinggah mampu yang berbentuk suatu rancangan
menghidupi diri sendiri dan naskah akademik tentang
mengerakan roda perekonomian penyelenggaraan program TJSL
pada saat perusahaan tidak yang merupakan acuan bagi
beroprasi lagi di wilayah tersebut. Pemerintah Kab.Muba untuk
Dalam rangka untuk melaksanakan membuat peraturan daerahlm
tujuan program TJSL agar dapat Adapun bentuk draft rancangan
meningkatkan kesejahteraan naskah akademik tersebut sebagai
berikut :
1. Judul : Peraturan Daerah e. Faktor-faktor yang
Kabupaten Banyuasin mempengaruhi TJSL
Nomor…….. Tahun 2014 f. Jenis-jenis Program TJSL
Tentang 6. Penyidikan (Pasal……)
penyelenggaraan 7. Sanksi administrative (Pasal…..)
Program Tanggung 8. Pembinaan dan pengawasan
Jawab Sosial dan (Pasal……)
Lingkungan di 9. Ketentuan Pidana (Pasal…..)
Kapubaten Musi 10. Ketentuan Penutup (Pasal………)
Banyuasin
2. Pertimbangan hukum Penutup
3. Mengingat atau dasar hukum Pengaturan hukum program
penyusunan Perda, yang TJSL saat ini pada perusahaan-
meliputi peraturan perundang- perusahaan pertambangan di
undangan yang berkaitan Kabupaten Musi Banyuasin sebagai
dengan pemerintah daerah, upaya untuk meningkatkan
perusahaan dan lain-lain kesejahteraan masyarakat lokal,
4. Ketentuan umum, yang belum ada peraturan secara
memuat istilah-istilah atau khusus.Penerapan program TJSL
pengertian-pengertian saat ini di perusahaan
5. Materi, yang memuat tentang pertambangan di Kabupaten Musi
a. azas dan tujuan Banyuasin, belum optimal karena
penyelenggaraan TJSL masih minimnya dalam mendorong
b. Hak dan kewajiban kesejahteraan masyarakat sekitar.
perusahaan Model hukum penyelenggaraan
c. Manfaat dari program TJSL pada perusahaan
TJSL pertambangan sebagai upaya
d. Kategori perusahaan meningkatkan kesejahteraan
menurut implementasi masyarakat di Kabupaten Musi
TJSL Banyuasin, Antara lain menyususn
kebijakan berupa suatu rancangan
naskah akademik tentang Perusahaan,
http://fema.ipb.ac.id/index
penyelenggaraan program TJSL
.php/lingkungan-
yang merupakan acuan bagi masyarakat-dan-tanggung-
jawab-sosial-perusahaan-
Pemerintah Kab.Muba untuk
csr/ diakses tanggal 25
membuat peraturan daerahlm Februari 2013

Elvinaro Ardianto, Dkk, 2011, Efek


Kedermawanan Pebisnis
Daftar Pustaka
Corporate Sosial
Responsibility, Gramedia
Abdul Kadir Muhammad, 2007,
Jakarta.
Hukum Perusahaan
Indonesia, Universitas
-------------------------------------,
Lampung, Bandar Lampung.
2009, Publik Relation
Praktis, Widya Pajajaran,
Budiman Arif, Dkk, 2004, TJSL
Bandung.
(Corporate Sosial
Responsibility), ICSD,
Gunawan Wijaya, 1997, Seri Aspek
Jakarta.
Hukum Dalam Bisnis. Raja
Gravindo. Jakarta.
Catur Ariadie, Peran Corporate
Hamzah Hatrik, 1996,
Sosial
Pertanggungjawaban
http://caturariadie.com/ilm
Korporasi Dalam Hukum
u-komunikasi/hubungan-
Pidana Indonesia, Raja
eksternal/peran-corporate-
Grafindo Persada, Jakarta.
sosial-responsibility-dalam-
pembentukan-citra-
HLMSetiyono, 2002, Kejahatan
perusahaan.html, diakses
Korporasai Analisis
tanggal 25 Februari 2013
Viktimologis &
Pertanggungjawaban
C.S.T Kansil, 2002, Pokok-pokok
Korporasi Dalam Hukum
Badan Hukum, Pustaka Sinar
Pidana Indonesia, Averoes
Harapan, Jakarta.
Press, Malang.
Dhaniswara K Harjono, 2008,
Hendrik Budi, Untung, 2008,
Pembaruan Hukum
Corporate Sosial
Perseroan Terbatas,
Responsibility, Sinar Grafika
Tinjauan Terhadap UU No.
Jakarta.
40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas, PPHBI,
Muladi , 1985, Lembaga Pidana
Jakarta.
Bersyarat, Alumni, Bandung.
Fema, Lingkungan Masyarakat dan
Tanggung Jawab Sosial
Nor Hadi, 2011, Corporate Sosial Laporan penelitian Dana
Responsibility, Graha Ilmu, DIPA Kopertis Wilayah II.
Jakarta
I Gede A.B Wiranata, 2007, Etika
Roni Hanitijo Sumitro, 1988, Bisnis dan Hukum Bisnis,
Metedologi Penelitian Jurnal Universitas Lampung,
Hukum dan Yuri Bandar Lampung.
Metri¸Ghalia Indonesia,
Jakarta. Joni Emirzon, 2007, Prinsip-prinsip
Good Corporate Sosial
Rudhi Prasetyo, 2010, Teori dan Responsibility, Paradigma
Praktek Persero Terbatas, Baru Dalam Bisnis Indonesia,
Sinar Gravika, Jakarta. Laporan Penelitian,
Yogyakarta.
Salim, 2012, Hukum Pertambangan
Mineral dan Batubara, Sinar Norsahid Fajar, 2006, Tanggung
Grafika, Jakarta. Jawab Sosial BUMN, Laporan
Penelitian, , Depok.
Sentosa Sembiring, 2011, Hukum
Perusahaan, Nuansa Aulia, Reza Rahman, 2009. Corporate
Bandung. Sosial Responsibility, Antara
Teori dan Kenyataan,
Soerjono Soekanto dan Mustafa Jurnal, Yogyakarta
Abdullah, 1987, Sosisologi
Hukum dalam Masyarakat, Rusfadia Sakti, 2006, Menilai
Rajawali, Jakarta. Tanggung Jawab Sosial
Televisi, Laporan Penelitian,
Soerjono Soekanto, 1990, Jakarta.
Ringkasan Metodelogi
Penelitian Hukum, Ind Hill- HLM Budi Untung, Relevansi Azas
co, Jakarta. Keterbukaan bagi Pemegang
-------------------------------------, Saham Publik, Naskah
2006, Sosiologi Suatu Disertasi Fajar Winarni P
Pengantar Raja Grafindo, Hak Atas Lingkungan Hidup,
Jakarta. Jurnal Mimbar Hukum UGM

Solichim Abdul Wahab, 2012, Undang-Undang


Analisis Kebijakan, Bumi
Aksara, Jakarta. Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan
Terbatas
Jurnal dan Laporan Penelitian
Undang-Undang Nmor 25 Tahun
Ardiana Hidayah, 2010, 2007 tentang Penanaman
Implementasi Program CSR Modal
pada PT. Bukit Asam Tbk,
Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup

Anda mungkin juga menyukai