Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Prinsip Percobaan


1. Berdasarkan identifikasi sampel dari senyawa organik dan anorganik
2. Berdasarkan karakterisasi atau pengelopokan sifat smpel yang dianalisis

1.2 Tujuan Percobaan


Memberikan pengalaman dan pengetahuan tentang pengenalan suatu sampel
dari golongan senyawa anorganik atau senyawa organik serta melihat
karakterisasi atau pengelompokan sifat sampel yang dianalisis

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Dasar


Identifikasi sampel merupakan langkah awal sebelum melakukan
analisis kimia untuk menetapkan jenis/karakter golongan dari sampel yang
akan dianalisis, apakah dari senyawa anorganik atau senyawa organik,
sekaligus pula dapat menetapkan metoda/prosedur kerja analisisnya.
Identifikasi meliputi pengamatan secara makro tentang wujud, rupa,
warna, bau, sifat higroskopis. Dalam praktikum ini jenis atau golongan
sampel adalah sampel dari golongan senyawa anorganik misalnya dari
mineral berasal dari batu-batuan, pasir, tanah dan air sedangkan dari sampel
organik misalnya dari alam seperti tumbuh-tumbuhan, hewan dan sintesis
dari jenis polimer.

2.2 Teori Tambahan


Analisa kualitatif bertujuan menentukan adanya tidak unsur, radikal,
ion atau senyawa dalam zat atau campuran zat yang tidak diketahui atau
sampel (contoh) , sedangkan untuk menentukan struktur molekul atau
struktur kristal tidak termasuk analisa kualitatif. Analisa kualitatif dapat
dilakukan pada bermacam-macam skala. Dalam analisisi makro kuantitas
zat yang dikerjakan adalah 0,5 – 1 gram dan volume larutan yang diambil
untuk analisa sekitar 20 ml. Dalam apa yang bisa disebutkan analisisi
semimikro, kuantitas yang digunakan untuk analisis dikurangi dengan faktor
0,1 – 0,05, yakni sekitar 0,05 gram dan volume larutan sekitar 1 ml. Untuk
analisis mikro faktor itu adalah 0,01 atau kurang. Tidak ada batas yang
tajam anatara analisi semimikro dan mikro : yang pertama pernah disebut
analisis sentigram dan ayang kedua analisis miligram, tetapi istilah ini-
istilah ini hanya menyatakan sangat kasar mengenai kuantitas yang
digunakan dalam analisis (Vogel,1985:144).
Tujuan dari analisis kualitatif bukan sekedar mendeteksi bahan-bahan
penyusun suatu campuran, tujuan yang sama pentingnya adalah untuk
mengetahui jumlah relatif yang mendekati dari setiap komponen. Untuk
tujuan ini, biasanya memakai 0,5 – 1 gram zat itu; jumlah relatif berbagai
endapan akan memberi petunjuk yang kasar tetntang proporsi dari bahan-
bahan penyusun yang terdapat (Vogel,1985:422)
Setiap analisis terbagi menjadi tiga bagian :
1. Pemeriksaan pendahuluan.
Ini meliputi pemeriksaan pendahuluan dengan uji kering, pemeriksaant
hasil-hasil yang mudah menguap yang diperoleh dengan larutan
natrium hidroksida (untuk amonium), dan dengan asam sulfat encer dan
pekat (untuk radikal-radikal asam atau anion).
2. Pemeriksaan ion logam (kation) dalam larutan.
3. Pemeriksaan anion dalam larutan.
Zat yang akan dianalisis boleh berupa: (A) padat dan non-logam, (B)
cairan (larutan), (C) logam atau aliase, dan (D) zat ‘tak larut’
(Vogel,1985:422).

Rupa dari zat harus diperhatikan dengan seksama; jika perlu


hendaknya dipakai lensa atau mikroskop. Amatilah apakah zat itu terdiri
dari kistal ataukah amorf, apakah bersifat magnetis dan apakah memiliki
bau atau warna yang khas.
Beberapa senyawa berwarna yang umum terdapat adalah seperti
tercatat di bawah ini:
1. Merah: Pb3O4, As2S2, HgO, HgI2, HgS, Sb2S3, CrO3, cu2O,
K3[Fe(CN)6]; dikromat berwarna merah-jingga; permanganat dan tawas
krom berwarna ungu-kemerahan.
2. Merah jambu: garam-garam dari mangan dan kobalt yang berhidrat.
3. Kuning: CdS, As2S3, SnS2, PbI2, HgO 9yang diendapkan),
K4[Fe(CN)6].3H2O; kromat; besi (III) klorida dan nitrat.
4. Hijau: Cr2O3 , Hg2I2, Cr(OH)3; garam-garam besi(II), misalnya
FeSO4.7H2O, FeSO4..(NH4)2SO4.6H2O, FeCl2. 4H2O; garam-garam
nikel; CrCl3,.6H2O, CuCi2.2H2O, CuCO3, K2MnO4.
5. Biru: garam-garam kobalt anhidrat; garam-garam tembaga(II) berhidrat;
biru Prusia.
6. Coklat; PbO2, CdO.Fe3O4, Ag3AsO4, SnS, Fe2O3 dan Fe(OH)3
(cokelat-kemerahan).
7. Hitam: PbS, CuS, CuO, Hgs, FeS, MnO2, Co3O4, CoS, NiS, Ni2O3,
Ag2S, C.
Warna larutan yang diperoleh ketika zat dilarutkan dalam air atau
dalam asam encer, harus diperhatikan, karena ini mungkin memberi
keterangan-keterangan yang berharga. warna-warna berikut diperlihatkan
olehh ion-ion (kation biasanya berhidrat) yang terdapat dalam larutan encer.
Biru: tembaga(II); Hijau: nikel, besi(II), kromium(III), manganat;
kuning: kromat, heksasianoferat(II), besi(II); merah-jingga: dikromat; ungu:
permanganat; merah-jambu: kobalt, managn(II).
Zat harus dihancurkan sampai menjadi bubuk yang halus dalam
lumpang yang sesuai, sebelum pengujian dimulai. Uji-uji ini biasanya
menghasilkan banyak keterangan yang berguna; uji-uji ini dapat dikerjakan
dengan cepat (10-15 menit), dan tak boleh sekali-kali diabaikan.
(Vogel,1985:422-423).
Sampel terdiri dari 2 macam jenis, yaitu anorganik dan organik.
Biasanya sampel anorganik didapat dari garam-garam mineral, sedangkan
organik didapat dari bahan-bahan alam yang hidup seperti tumbuh-
tumbuhan.
Preparasi sampel dapat dilakukan dengan cara memilih terlebih dahulu
pelarut yang cocok untuk sampel tersebut. Sampel anorganik biasanya
dilarutkan menggunakan air, air panas, HCl 2M, HCl 2M panas, HCl pekat,
HCl pekat panas, HNO3 2M, HNO3 2M panas, HNO3 pekat, HNO3 pekat
panas, dan Aquaregia (Air Raja). Sedangkan sampel organik menggunakan
pelarut organik, salah satunya yaitu alcohol, aceton, benzene, eter,
kloroform, atau metilen chloride.
Selain identifikasi diatas, zat atau senyawa dapat diketahui dari warna
khas yang keluar saat dibakar. Zat atau senyawa dapat memberikan warna
khas sesuai dengan unsur atau logam penyusunnya, karena logam
mempunyai jumlah elektron yang berbeda-beda, sehingga valensi
elektronnya berbeda-beda. Eksitasi elektron pada elektron valensi akibat
dirangsang oleh pembakaran dengan bunsen, memberikan eksitasi elektron
yang berbeda untuk setiap logam, sekaligus akan memberikan panjang
gelombang yang dicirikan oleh warna yang muncul. Warna dapat dilihat
melalui pembakaran dengan bantuan kawat Ni-Cr yang sebelumnya
dibersihkan dulu menggunakan HCl pekat. Spesifik panjang gelombang atau
warna dapat terlihat dengan bantuan kaca kobalt atau kaca biru tua.

Berikut daftar warna yang muncul jika senyawa dibakar :

Pewarnaa Nyala dengan


Logam Pewarnaan Nyala
Kaca Kobalt

Natrium Kuning Keemasan Tidak ada warna


Kalium Lembayung Merah-tua agak keunguan
Kalsium Merah-bata Hijau muda
Stronsium Merah tua Ungu
Barium Hijau-kekuningan Hijau kebiruan

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
1. Tabung reaksi ukuran 6. Kawat nikrom
7. Alat destruksi basah
kecil
8. Kaca arloji
2. Rak tabung reaksi
9. Botol semprot
3. Batang pengaduk
10.Botol warna penyimpan
4. Plat tetes
5. Gelas kimia 250, 500 sampel
mL
3.1.2 Bahan
1. Sampel anorganik BP-16 9. HNO3 2M
2. Sampel organik BP-8 10. HNO3 pekat
3. HCl 2M 11. H2O2
4. HCl pekat 12. Etanol
5. Metilen klorida 13. Aseton
6. Etil asetat 14. Na2CO3
7. N-Hexan 15. K2CO3
8. H2SO4 pekat 16. NaOH
3.2 Diagram Alir
3.2.1 Identifikasi sampel

Sampel Anorganik BP-16

Pengenalan Wujud Pengenalan Warna Pengenalan Rupa Pengenalan Bau

Padat Putih Serbuk Tidak berbau


halus
Sampel Organik BP-8

Pengenalan Wujud Pengenalan Warna Pengenalan Rupa Pengenalan Bau

Cair Kuning Larutan Berbau

2. Pengenalan sifat zat yang hidroskopis

Sampel Anorganik BP-16

- Simpan dalam kaca arloji


- Diamkan
- Catat waktu mulai menyimpan
- Catat saat hidroskopis
- Cari perbandingan kedua sampel

Tidak hidroskopis

Sampel Organik BP-8

- Simpan dalam kaca arloji


- Diamkan
- Catat waktu mulai menyimpan
- Catat saat hidroskopis
- Cari perbandingan kedua sampel

Tidak hidroskopis

3. Pengenalan sifat asam dan basa


1. Dengan kertas lakmus

Sampel Anorganik BP-16 Sampel Organik BP-8

- Periksa dengan kertas - Periksa dengan kertas


lakmus lakmus
- Amati - Amati

Lakmus merah menjadi biru Lakmus merah tetap merah,


lakmus biru tetap biru

3.2.2 Preparatif sampel

Sampel Anorganik BP-16


Sampel Organik BP-8
+ 200 mL HCl 2N
- Simpan dalam botol + 100 mL Aseton
gelap, beri label. - Simpan dalam botol

Larutan Sampel gelap, beri la


Anorganik
Larutan Sampel
Organik
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Identifikasi Sampel
1. Diperiksa kedua sampel ini secara makro terhadap :
a. Pengenalan wujud : padat, cair atau gas
b. Pengenalan rupa : untuk padat bungkahan (flokul, butiran,
serbuk halus), untuk cair larutan, koloid
c. Pengenalan warna : berwarna, tidak berwarna
d. Pengenalan bau untuk anorganik/organik : berbau atau tidak
berbau
2. Pengenalan sifat zat yang higroskopis
a. Diambil beberapa bagian dari masing-masing sampel,
disimpan dalam kaca arloji, dibiarkan beberapa lama
b. Dicatat waktu mulai menyimpan dan mulai saat hidroskopis
c. Dicari perbandingan waktu dari kedua sampel tersebut yang
bersifat hidroskopis
3. Pengenalan sifat asam dan basa
a. Ditetesi kertas lakmus dengan sampel
b. Diamati yang terjadi dari kedua sampel

3.3.2 Preparatif Sampel


1. Untuk Sampel Anorganik
a. Sampel anorganik BP-16 dilarutkan dengan 200 mL HCl 2N.
b. Larutan disimpan dalam botol berwarna yang tertutup rapat dan
diberi label.

2. Untuk Sampel Organik


a. Sampel organik BP-8 dilarutkan dengan 100 mL Aseton.
b. Larutan disimpan dalam botol berwarna yang tertutup rapat dan
diberi label.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
Sampel Anorganik BP-16
No Perlakuan Pengamatan
1. Identifikasi sampel
Pemeriksaan secara makro :
a. Padat
a. Wujud b. Sebuk halus
b. Rupa c. Putih
c. Warna d. Tidak berbau
d. Bau
2. Pengenalan sifat hidroskopis
Disimpan di kaca arloji, di diamkan Tidak hidroskopis
30 menit
3. Pengenalan Sifat Asam dan Basa
Ditetesi kertas lakmus dengan Lakmus merah berubah menjadi
sampel biru
4. Preparatif sampel
Sampel Anorganik BP-16 (+) HCl Sampel larut sempurna
2M

Sampel Organik BP-8


No Perlakuan Pengamatan
1. Identifikasi sampel
Pemeriksaan secara makro :
a. Cair
a. Wujud
b. Larutan
b. Rupa
c. Kuning
c. Warna
d. Berbau
d. Bau

2. Pengenalan sifat hidroskopis


Disimpan di kaca arloji, di diamkan Tidak hidroskopis
30 menit
3. Pengenalan Sifat Asam dan Basa
Ditetesi kertas lakmus dengan Lakmus merah tetap merah,
sampel lakmus biru tetap biru
4. Preparatif sampel
Sampel Organik BP-8 (+) Aseton Sampel larut sempurna

4.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini, praktikan dituntut agar dapat memiliki
pengalaman dan pengenalan berdasarkan karakteristik atau pengelompokan
sifat sampel yang dianalisis. Sampel yang digunakan adalah sampel
anorganik BP-16 dan sampel organik BP-8
Pertama kedua sampel diamati wujud, rupa, warna dan bau. Saat
pengamatan bau jangan langsung mencium bau zat tersebut, sebaiknya
dikipas-dikipas menggunakan tangan. Kemudian diuji keasaman dan
kebasaan. Kedua sampel diuji dengan kertas lakmus. Pada sampel anorganik
BP-16 lakmus merah berubah menjadi lakmus biru yang berarti sampel
bersifat basa. Sedangkan pada sampel organik BP-8 lakmus merah tetap
merah dan lakmus biru tetap biru yang berarti sampel bersifat netral.
Selanjutnya dilakukan preparatif sampel dengan cara penambahan
pelarut. Untuk melarutkan sampel harus dipilih pelarut yang cocok yang
dapat melarutkan sampel secara sempurna. Pada percobaan ini pelarut yang
digunakan untuk sampel anorganik BP-16 adalah HCl 2M, karena HCl encer
ini mampu melarutkan sampel dengan sempurna dibanding pelarut lain. Dan
untuk sampel organik BP-8 pelarut yang digunakan adalah aseton, karena
aseton mampu melarutkan sampel dengan sempurna dibanding pelarut lain.

BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh beberapa kesimpulan,


diantaranya :
1. Pada sampel anorganik BP-16
a. Wujud : padat
b. Rupa : serbuk halus
c. Warna : putih
d. Bau : tidak berbau
e. Tidak hidroskopis
f. Bersifat basa
g. Pelarut yang cocok : HCl 2M

2. Pada sampel organik BP-8


a. Wujud : cair
b. Rupa : larutan
c. Warna : kuning
d. Bau : berbau
e. Tidak hidroskopis
f. Bersifat netral
g. Pelarut yang cocok : aseton

DAFTAR PUSTAKA

Brady, James. 2012. Chemistry Edisi 6. Erlangga : Jakarta


Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar dan Tetapan Modern Jilid 3. Erlangga :
Jakarta
Syukri. 1998. Kimia Dasar. ITB : Bandung
Vogel. 1979. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi
Kelima Bagian I. PT. Kalman Media Pusaka : Jakarta
Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi
Kelima Bagian II. PT. Kalman Media Pusaka : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai