Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN FISIOTERAPI SENAM OTAK (BRAIN GYM)


UNTUK MENINGKATKAN DAYA INGAT (DEMENSIA)
PADA LANJUT USIA (MIDLE AGE)

OLEH :

Nama : Dilla Ovialita


NIM: 1611401016

PROGRAM STUDI DIII FISIOTERAPI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS ABDURRAB
2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang.

Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi,

anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Hal ini normal, dengan

perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada

semua proses alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua

orang akan mengalami proses menjadi tua merupakan masa hidup manusia

yang terakhir. Di masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental

dan sosial secara bertahap. Manusia yang muda menjadi tua merupakan

proses penuaan secara alamiah yang tidak bisa kita hindari dan merupakan

hukum alam. Akibat dari proses itu itu menimbulkan beberapa perubahan,

meliputi perubahan fisik, mental, spiritual, psikososial adaptasi stres mulai

menurun (Azizah,2011: 1)

Pikun (demensia) adalah kemunduran kognitif yang sedemikian

beratnya sehingga mengganggu aktifitas hidup sehari-hari dan aktivitas

sosial. Kemunduran kogitif pada demensia biasanya di awali dengan

kemunduran memori/daya ingat (pelupa).(Nugroho, 2008:175).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muharyani (2010)

dengan Judul Demensia dan Gangguan Aktivitas Kehidupan Sehari-hari

(AKS) lansia. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa demensia

mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari berupa gangguan aktivitas


makan (54,55%), kontinensia (30,30%), berpakaian (42,42%), toileting

(48,49%), ambulansi (54,55%), dan aktivitas mandi (30,30%). Berdasarkan

hasil survey pendaluan yang dilakukan pada bulan Januari 2015 di Desa

Kalirejo wilayah kerja Puskesmas Lawang Kabupaten Malang. Diperoleh

data, bahwa Lansia di desa Kalirejo yaitu berjumlah 1023 orang. Lansia

berusia = 65 tahun berjumlah 70 orang (6.81%) dan dari 70 orang lansia

berusia >65 tahun tersebut diketua 22 orang lansia mengalami demensia.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada 5 orang dari mereka

diketahui 1 orang mengalami demensia ringan, 2 orang mengalami

demensia sedang, 2 orang mengalami demensia berat, dan berkaitan dengan

kegiatan Aktivitas sehari-hari, saat mandi: 2 orang (40%) Mandiri / 2 orang

(40%) Mandiri dengan alat bantu . Saat Berpakaian : 2 orang (40%) mandiri

/ 2 orang (40%) orang membutuhkan bantuan orang lain & alat bantu. Saat

Eliminasi BAB (Buang Air Besar) : 2 orang (40%) mandiri / 2 orang (40%)

mandiri dengan alat bantu. Saat Bergerak/ Berpindah : 2 orang (40%)

Membutuhkan bantuan orang lain. Saat Kontinensia/eliminasi BAK (Buang

AirKecil) : 2 orang (40%), mandiri 2 orang 40% mandiri dengan alat bantu.

Dan Saat makan dan minum : 2 (40%) orang mandiri / 2 orang (40%)

Membutuhkan bantuan orang lain. Berdasarkan fenomena diatas peneliti

memaknai bahwa ada keterkaitan antara demensia dengan aktivitas sehari-

hari (ADL(Activity of Daily Living) pada lansia yang mengalami demensia.

Tingkat fungsional pasien dalam melakukan ADL dasar dan untuk

pemeliharaan aktivitas seperti sosialisasi dan rutinitas harian harus dikaji.

Perawat akan menggunakan informasi ini untuk menentukan tingkat


pengawasan, pengarahan, dan bantuan yang dibutuhkan untuk membantu

pasien mandi, berpakaian , bergerak, eliminasi,dan makan. (Gerdener, 2011:

569).

Proses menjadi tua disebabkan oleh faktor biologi, berlangsung

secara alamiah, terus-menerus dan berkelanjutan yang dapat menyebabkan

perubahan anatomis, fisiologis, biokemis pada jaringan tubuh sehingga

memengaruhi fungsi, kemampuan badan dan jiwa (Constantinides, 1994

dalam Darmojo, 1999). Lansia mengalami kemunduran sel karena proses

penuaan yang berakibat kelemahan organ, kemunduran fisik dan penyakit

degeneratif. Kemampuan kognitif yang menurun sering dianggap sebagai

masalah biasa dan merupakan hal yang wajar terjadi pada mereka yang

berusia lanjut. Penurunan kemampuan kognitif tersebut ditandai dengan

banyak lupa merupakan salah satu gejala awal kepikunan yang terjadi pada

lansia. Dampak lanjut dari kemunduran fungsi kognitif umumnya akan

terjadi demensia. Demensia merupakan penyakit degenerative akibat

kematian sel yang meliputi kemunduran 79 daya ingat dan proses berpikir.

Menurut Kitchin (1994) kemampuan kognitif merupakan kemampuan

mental untuk mengonstruksikan atau mampu memprediksikan suatu

lingkungan, serta menciptakan suatu matriks dari berbagai pengalaman

lingkungan di mana pengalaman baru dapat diintegrasikan ke dalamnya

(Kompas, 2004).

Pada beberapa lansia proses penuaan menjadi sebuah beban. Lansia

juga mulai kehilangan kemandirian, baik secara fisik misal keterbatasan

gerak, dan secara psikologis misal kerusakan kognitif (Watson, 2003). Pada
umumnya setelah orang memasuki lansia maka akan mengalami penurunan

fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar,

orientasi, pemahaman, pengertian dan perhatian, sehingga menyebabkan

reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Berdasarkan beberapa

penelitian, penurunan kognitif pada usia lanjut yang berumur kurang lebih

75 tahun terjadi penurunan fungsi kognitif 25% (Silvia, 2008).

Brain gym (senam otak) merupakan latihan yang terangkai dari

gerakan tubuh yang dinamis, yang memungkinkan keseimbangan aktivitas

kedua belahan otak secara bersamaan. Gerakan ini merangsang seluruh

bagian otak untuk bekerja. Senam otak, mengaktifkan tiga dimensi, yakni

lateralitaskomunikasi, pemfokusan-pemahaman, dan pemusatan-pengaturan

(Dennison, 2002). Dampak positif senam otak pada lansia, setelah 2 bulan

pelaksanaan senam otak terjadi peningkatan fungsi memori, konsentrasi,

atensi dan kewaspadaan untuk mengurangi pikun (Lihardo, 2005).

Penelitian tentang pengaruh senam otak terhadap peningkatan fungsi

kognitif belum pernah dilakukan. Umur harapan hidup di Indonesia tahun

2000 mencapai lebih dari 70 tahun (Darmojo,1999).

1.2 Identifikasi Masalah

Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak

secara tibatiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa

dan akhirnya menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan

tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua proses alami
yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan mengalami

proses menjadi tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir. Di masa

ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial secara

bertahap. Manusia yang muda menjadi tua merupakan proses penuaan

secara alamiah yang tidak bisa kita hindari dan merupakan hokum alam.

Akibat dari proses itu itu menimbulkan beberapa perubahan, meliputi:

perubahan fisik, mental, spiritual, psikososial adaptasi stres mulai

menurun.(Azizah,2011: 1)

Senam otak(Brain Gym) adalah suatu usaha alternative alami yang

sehat untuk menghadapi ketegangan dan menghadirkan relaksasi dalam

kehidupan sehari-hari. Senam otak bertujuan meningkatkan rasa percaya

diri, menguatkan motivasi belajar, merangsang otak kiri dan kanan,

merelaksasi otak dan dapat meningkatkan fungsi kognitif (Andri 2013).

Permasalahan yang timbul ada 3 aspek, yaitu impairment, limitation in

activity, dan participation retraction, impairment terdiri dari dua komponen

yaitu anatomical impairment, dimana tubuh pasien tersebut bungkuk,

kesulitan untuk berjalan, untuk melakukan kegiatan sehari-hari sudah

terhambat. Fungsional impairment yaitu adanya gangguan mengingat pada

lansia. Limitation in actifity mengenai kemampuan fungsonal seperti

kesulitan untuk mengingat meletakkan benda, janji kepada seseorang.

Participant retraction dimana lansia ini susah sekali untuk mengingat

kejadian atau sesuatu benda yang dia inginkan.

1.3 Rumusan Masalah


Apakah ada pengaruh senam otak terhadap kognitif pada lansia ?

1.4 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengaktifkan otak kiri yang

sering kali tidak banyak digunakan. Otak kiri berfungsi untuk

perkembangan intelegensia, pusat perkembangan logika dan rasio, berfikir

secara sistematis, berbahasa verbal, berpikir linier dan terstruktur, berfikir

analis dan bertahap, cara berpikir jangka pendek.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Penulis

Manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini bagi Penulis untuk

menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman dalam asuhan

fisioterapi senam otak(barin gym) untuk meningkatkan daya

ingat(dimensia) pada lanjut usia(middle age).

1.5.2 Bagi Institusi Pendidikan

Manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini bagi institusi

pendidikan adalah sebagai masukan dalam pengetahuan tentang

penggunaan modalitas terapi untuk lansia.

1.5.3 Bagi Pasien dan Masyarakat

Manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini bagi masyarakat

adalah memberikan informasi yang benar terhadap keluarga dan

masyarakat, sehingga dapat lebih mengenal dan mengetahui


gambaran pada kasus dimensia atau pikun pada orang tua atau lanjut

usia.

Anda mungkin juga menyukai