Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)


BERBASIS BUDAYA SEKOLAH

Di Susun oleh :

Muchamad Gunawan,S.Pd
NIP. 197001111992011001

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 PARUNG
Jl. Waru Jaya No 17, Parung, Kab Bogor. 16330.  0251-8541063
Home page : www.sman1parung.sch.id e_mail : smanparung@yahoo.com

BOGOR
2017
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini.

Menimbang bahwa dalam rangka mewujudkan bangsa yang berbudaya melalui penguatan
nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa
ingin tahu, semangat kebangsaan,cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta
damai, gemar membaca, peduli lingkungan,peduli sosial, dan bertanggung jawab, perlu
penguatan pendidikan karakter.
Makalah ini membahas tentang hal-hal yang dapat kita lakukan sebagai pendidik dan
pengelola pendidikan yang bertanggung jawab untuk memberikan penguatan pendidikan
karakter pada anak didik kita.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan makalah ini. Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini bias terseleseaikan.

Bogor, 2 November 2017


Penyusun

Muchamad Gunawan,S.Pd
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………….. i


Daftar Isi …………………………………………………………………… ii
Bab I PENDAHULUAN ……………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………… 1
1.2 Rumusan dan Batasan Masalah …………………………………… 2
1.3 Tujuan Masalah …………………………………………………. 2
Bab II PEMBAHASAN ………………………………………………… 3
2.1 Pengertian Pendidikan Karakter ……………………………… 3
2.2 Pengertian Beda Karakter dan Kepribadian …………………..... 4
2.3 Contoh Program Pendidikan karakter ………………………... 5
2.4 Indikator keberhasilan Penguatan Pendidikan Karakter …………. 9
Bab III PENUTUP ………………………………………………………. 11

Daftar Pustaka ………………………………………………………………. 13


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada


Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Mengingat pula Visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yaitu : "Jawa Barat Maju dan
Sejahtera Untuk Semua". Makna “Maju” dalm visi tersebut adalah sikap dan kondisi
masyarakat yang produktif, berdaya saing dan mandiri, terampil dan inovatif dengan tetap
dapat menjaga tatanan sosial masyarakat yang toleran, rasional, bijak dan adaptif terhadap
dinamika perubahan namun tetap berpegang pada nilai budaya serta kearifan lokal dan
berdaulat secara pangan, ketahanan ekonomi dan social (visi Jawa Barat,.
http://jabarprov.go.id)

Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar,


2000), ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan
kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang
lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20
persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di
dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill daripada hard
skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter peserta didik sangat penting
untuk senantiasa dikuatkan. Melihat perkembangan dunia teknologi dan persaingan globlal
yang sedemikian rupa, besar kemungkinan karakter bangsa ini bisa keropos.
Melalui makalah ini penilis ingin mengajak pembaca, khususnya stakeholder pendidikan
untuk menyadari betapa pentingnya penguatan Pendidikan Karakter bagi peserta didik.
1.2 Rumusan dan Batasan Masalah

Penulis merumuskan beberapa masalah yang akan di bahas dalam karya tulis ini antara lain :
a. Apa pengertian dari penguatan pendidikan karakter itu?
b. Apa perbebedaan karakter dan kepribadian?
c. Seperti apa Implementasip program penguatan pendidikan Karakter

1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengingatkan kita semua selaku pendidik dan
pemangku kepentingan pendidikan tentang pentingnya penguatan pendidikn karakter kepada
peserta didik dan memberikan gambaran mengenai langkah konkrit dan relevan dalam
pelaksanaan penguatan pendidikan karakter yang dapat dilakukan di sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penguatan Pendidikan Karakter

Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah gerakan


pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta
didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan
kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan
Nasional Revolusi Mental (GNRM).

Karakter adalah nilai-nilai yang melandasi perilaku manusia berdasarkan norma


agama, kebudayaan, hukum/konstitusi, adat istiadat, dan estetika. Adapun pendidikan
karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai perilaku (karakter) kepada warga sekolah
yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri,
sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil
Pelaksanaan pendidikan karakter umumnya dialaksanakan melalui 3 cara, yaitu :
1. Mengintegrasikan/mengkontekstualisasikan mata pelajaran yang ada di struktur
kurikulum dan Mata Pelajaran Muatan Lokal melalui kegiatan intrakurikuler dan ko-
kurikuler

2. Mengimplementasikan PPK melalui kegiatan ekstrakurikuler, baik ekstrakurikuler


wajib dan pilihan yang ditetapkan oleh satuan pendidikan

3. Melalui kegiatan pembiasaan yang dilakukan melalui budaya sekolah, baik melalui
kegiatan rutin, spontan, pengkondisian, serta melalui keteladanan orang dewasa di
lingkungan sekolah.

Dalam makalah ini contoh implementasi yang dibahas terkait dengan penguatan
pendidikan karakter berbasis budaya sekolah.

“Pendidikan karakter yang utuh dan menyeluruh tidak sekedar membentuk anak-anak
muda menjadi pribadi yang cerdas dan baik, melainkan juga membentuk mereka menjadi
pelaku baik bagi perubahan dalam hidupnya sendiri, yang pada gilirannya akan
menyumbangkan perubahan dalam tatanan sosial kemasyarakatan menjadi lebih adil, baik,
dan manusiawi.”(Doni Koesoema A.Ed)
2.2 Perbedaan Karakter dan Kepribadian.

Kepribadian memiliki banyak arti, tergantung sudut pandangnya, namun yang saya
pahami sebagai umat beragama bahwa kepribadian adalah fitrah manusia, yang menurut teori
kepribadian, kepribadian adalah representasi dari individu atas pengaruh internal dan
eksternal yang mencakup factor genetic atau biologis, pengalaman-pengalaman social dan
perubahan lingkungan. Dengan kata lain kepribadian itu merupakan corak individu yang
dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan yang cenderung menetap dan terpresentasi
lewat perilaku.. Kepridian bersifat neutral, tidak dapat dinilai “baik” atau “buruk”.

Adapun karakter dapat diartikan sebagai proses yang kekal yang dapat
mengidentifikasikan individu. Karakter merupakan kombinasi sifat-sifat dalam diri
seseorang yang menjadikannya unik, berdasarkan apa yang ia sudah miliki sejak lahir
(genetik) maupun apa yang ia pelajari dalam hidupnya (lingkungan). Jadi, karakter dapat juga
disebut sebagai learned behavior

Berdasarkan perbedaan di atas, karakter sebenarnya lebih terkait dengan nilai-nilai


serta kepercayaan seseorang. Itulah sebabnya pendidikan karakter merupakan kegiatan yang
penting yang harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis dalam system
pendidikan. Akan di bawa ke mana pribadi-pribadi peserta didik itu di sekolah kita? Akan
dibentuk menjadi apa pribadi-pribadi beragam peserta didik itu di pendidikan kita? Kitalah
yang bertanggungjawab membantu mengembangkan kepribadian bawaan peserta didik agar
berkarakter sesuai dengan 18 karakter bangsa yang diharapkan dan sesuai dengan citra
sekolah kita.
Ibarat sebuah baja/besi dibuat menjadi gergaji, gergaji inilah yang disebut
kepribadian, akan kita jadikan apa gergaji tersebut, apakah menjadi gergaji potong atau
gergaji belah atau gergaji besi, tergantung bagaimana mengasahnya. Apakah akan dijadikan
gergaji tajam, setengah tajam atau gergaji tumpul, sangat dipengaruhi bagaimana
mengasahnya, inilah yang dinamakan karakter. Nampak jelas dari analogi tersebut, kita
selaku pendidik bertanggungjawab dalam mengasah pribadi-pribadi peserta didik agar
berkarakter sesuai dengan apa yang diharapkan negeri ini.
2.3 Implementasi Program Penguatan Pendidikan karakter.
A. langkah Awal
 Sosialisasi program PPK di Sekolah
1. Menyamakan Persepsi Pendidik/Guru tentang Pemahaman Program PPK
Terkait dengan program penguatan pendidikan karakter disekolah, bagaimana
menjalankan dan melaksanakan pendidikan karakter disekolah, serta bagaimana cara
menyusun program dan melaksanakannya, dari gagasan ke tindakan maka perlu
sosialisaso agar persepsi tentang PPK dipahami semua pihak unsur sekolah. Sosialisai
dapat dialksanakan pada saat rapat Dinas, atau Breafeing pagi atau saat acara IHT.
Program ini membekali dan memberikan wawasan pada guru tentang psikologi anak, cara
mendidik anak dengan memahami mekanisme pikiran anak dan 3 faktor kunci untuk
menciptakan anak sukses, serta kiat praktis dalam memahami dan mengatasi anak yang
“bermasalah” dengan perilakunya.

2. Sosialisasi Progam PPK kepada Peserta Didik


Kegiatan ini bertujuan menyampaiakan informasi kepada peserta didik pentingnya
penguatan pendidikan karakter, karena merekalah calon penentu masa depan negeri ini.
Seolah ini adalah wasiat buat peserta didik karena 15 sampai 30 tahun yang akan datang
merekalah yang memegang kekuasaan terahadap NKRI.
Kegiatan ini, dapat dilaksanakan melalui seminar, disampaiakan saat MPLS atau jika tidak
memungkinkan dapat disampaikan saat upacara sebagai materi pembinaan.

B. Penumbuhan dan Pengembangan Karakter

Selanjutnya setelah sosialisasi PPK dilaksanakan sekolah dapat melaksanakan program-


program harian, mingguan, bulanan dalam rangka menumbuhkan dan mengembangkan
penguatan karakter kepada peserta didik yang di motori oleh semua Unsur Pendidikan di
sekolah.
Intinya struktur kegiatan apapun yang dilaksanakan di sekolah merupakan perwujudan
dari 4 dimensi pengolahan karakter sebagaimana yang dikatakan Ki Hadjar Dewantara
yaitu olah olah raga, olah pikir, olah rasa dan olah hati. Sehingga dari prioritas struktur
program yang akan dialaksanakan ini kelak akan membentuk ciri khas sekolah kita
masing-masing. Branding sekolah kita akan muncul dari kegiatan-kegiatan tersebut.

Contoh kegiatan yang dapat dilaksanakan :


1. Gerakan Disiplin Masuk Sekolah
Penanaman disiplin peserta didik mutlak harus dilaksanakan, dimulai dari disiplin
waktu masuk sekolah, peserta didik yang datang terlambat tentu harus dibedakan
dengan peserta didik yang sudah datang tepat waktu. Penanganan siswa yang datang
terlambat dapat bervariasi sesuai dengan keterlambatan ke berapa dari siswa tersebut.
Hal ini untuk menanamkan rasa tanggungjawab terhadap siswa. Sangsi haruslah
bersifat mendidik dan dapat memberi efek jera, sangsi tetap harus diberikan sebab
kalau dibiarkan tanpa tanggungjawab, maka siswa akan memandang remeh disiplin
masuk tepat waktu. Harapannya siswa dapat memperbaiki sikap kurang disiplin
tersebut dengan penuh tanggungjawab.
Saya kurang setuju dengan sekolah yang menerapkan aturan tutup gerbang bagi siswa
yang terlambat, karena lebih banyak dampak negatifnya, siswa tersebut mungkin saja
pulang kerumah, lalu berbohong dengan menelepon sekolah seolah-olah sakit atau
ada kepentingan keluarga, atau bahkan siswa tersebut tidak pulang tetapi berkeliaran
di luar rumah dan sekolah tanpa ada yang mengontrol. Bagi siswa yang bertahan
menunggu gerbang di buka, maka kita telah mempermalukan mereka di depan
masyarakat. Rasa malu tersebut bisa berdampak pada rasa benci terhadap peraturan
sekolah.
Berikut contoh format yang dapat digunakan untuk identifikasi siswa yang terlambat
DAFTAR REKAPITULASI KETERLAMBATAN SISWA
Kelas :
Keterlambatan ke / Tanggal
No Nama
1 2 3 4 5 dst

2. Gerakan 5 S (Salam, Senyum, Sapa, Sentuh, Sopan)

Program ini cukup sederhana, Kepala Sekolah bersama Wakil Kepal Sekolah dan
Dewan Guru menyambut kedatangan siswa, yaitu dimulai dengan menyambut siswa
yang datang di gerbang sekolah atau tempat lain dengan ucapan salam sambil
tersenyum kita jabat tangan mereka dan jika muhrim dapat pula kita tepuk bahunya
untuk memberikan rasa nyaman dan bangga, dalam kegiatan ini kita dapat sambil
menegur/merapihkan pakaian seragam siswa yang kurang sesuai dengan tata tertib
seragam sekolah atau rambut yang kurang pantas. Semua hal dilakukan dengan
senyuman dan sapaan.
3. Upacara Bendera
Kegiatan upacara pengibaran bendera merah putih tentunya rutin dilaksanakan setiap
hari Senin atau hari besar Nasional lainnya. Kegiatan upacara bendera syarat akan
penguatan nilai-nilai karakter bangsa, mulai dari religius, disiplin hingga nasionalisme
Sebagai bentuk keteladanan maka pada saat upacara perayaan hari PGRI, petugas
upacara adalah dewan guru dan staff, sehingga siswa dapat melihat dan mencontoh
bahwa Guru dan karyawan sekolah juga mampu memnjadi petugas upacara.

4. Gerakan Doa dan Literasi Pagi


Setiap hari sebelum jam pertama KBM dimulai siswa diwajibkan berdoa bersama dan
kemudian membaca buku sesuai yang disukainya selama kurang lebih 15 menit.
Dalam menunjang gerakan ini, setiap kelas diharapkan membuat rak untuk
menyimpan buku, yang dinamakan „Pojok Literasi“, didekat rak buku dapat ditempel
papan/sterofom untuk menuliskan apa-apa yang berkesan ketika siswa membaca
buku.
Dan setiaap akhir Jam Pulang siswa juga wajib memanjatkan doa
Penganggungjawab kegiatan adalah Guru yang mengajar pada jam pelajaran di kelas
tersebut.
5. Gerakan Jum’at Bersih Rohani (Jumsiroh)
Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Jumat pagi/ Jam ke 1, dengan pengaturan
sebagai berikut :
a. Jumat Minggu Pertama : Kegiatan Sholat Dhuha Bersama dan Siraman Rohani
Dalam kegiatan ini, seluruh siswa dan dewan guru/Staf TU melaksanakan sholat
Dhuha bersama di lapangan, setelah kegiatan sholat kemudian diteruskan dengan
membacara surat Yasin/ tahlil dan kemudian ceramah rohani / Kultum..
Penceramah dapat melibatkan Guru-guru dan siswa secara bergilir, atau dapat
pula mengundang dari ulama sekitar sekolah. Kegiatan ini membutuhkan waktu
kurang lebih 45 menit. Sehingga KBM setelah kegiatan Jumsiroh tetap dapat
berjalan sebagaimana biasanya

b. Jum’at Minggu Kedua : Kegiatan Kerja Bakti Kelas


Dalam kegiatan ini siswa diajak kerja bakti membersihkan kelasnya masing-
masing bersama Bapak/ibu guru wali kelasnya. Walaupun membersihkan kelas
sudah dilaksanakan tiap hari oleh piket siswa kelas masing-masing namun dalam
piket harian biasanya hanya bagian dalam saja yang di bershkan, dalam kegiatan
Jum’at bersih ini suasana kegotongtoyongan dan haromonisasi dengan wali kelas
akan terbentuk. Tidak hanya ruang dalam kelas yang dibersihkan tetapi juga
lingkungan luar kelas ikut disentuh.
c. Jum’at Minggu Ke Tiga : Kegiatan Senam Bersama
Kegiatan ini mengajak seluruh warga sekolah baik Guru/TU dan siswa untuk
berolah raga bersama melalui kegiatan senam pagi.

d. Jum’at Minggu keempat adalah cangan manakala karena satu dan lain sebab tidak
bisa melaksanakan kegiatan pada Jum’at minggu ke 1, 2 atau 3
6. Gerakan 5 M
Kegiatan ini diawali dengan memasang Spanduk/Slogan tentang 5 M, yaitu :
a. Malu Jika Saya Datang Terlambat
b. Malu Jika Saya Tidak Disiplin
c. Malu Jika Saya Tidak Berakhlak Mulia
d. Malu Jika Saya Buang Sampah Sembarangan
e. Malu Jika Saya Tidak Sopan dan Bertatakrama
Jika ada dana memungkinkan akan lebih menarik jika slogan tersebut dituangkan
dalam Running Text bersama Visi Misi Sekolah dan Lainnya.
Timplementasi kegiatan ini adalah keteladanan yang di motori oleh Guru dan warga
sekolah. Contohnya jika kita melihat sampah tidak pada tempatnya maka kita pungut
dan buang tanpa harus menyuruh siswa atau pembantu sekolah.

2.4 Indikator Keberhasilan Penguatan Pendidikan Karakter

Keberhasilan program penguatan pendidikan karakter dapat diketahui melalui pencapaian


indikator oleh peserta didik sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi Lulusan
SMA,yaitu :
a. Dimensi Sikap
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:
1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
2. berkarakter, jujur, dan peduli,
3. bertanggungjawab,
4. pembelajar sejati sepanjang hayat, dan
5. sehat jasmani dan rohani
sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan internasional.

b. Dimensi pengetahuan
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat
teknis, spesifik, detil, dan kompleks berkenaan dengan:
1. ilmu pengetahuan,
2. teknologi,
3. seni,
4. budaya, dan
5. humaniora.

Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, serta kawasan regional
dan internasional.

c. Dimensi ketrampilan
Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak:
1. kreatif,
2. produktif,
3. kritis,
4. mandiri,
5. kolaboratif, dan
6. komunikatif

melalui pendekatan ilmiah sebagai pengembangan dari yang dipelajari di satuan


pendidikan dan sumber lain secara mandiri

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa Pemerintah senantiasa

berupaya untuk meningkatkan dan menguatkan karakter bangsa yang kian hari dirasa makin

terkikis oleh perkembangan jaman. Bahkan pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 87

tahun 2017 menetapkan penguatan pendidikan karakter.

Bahwa dalam rangka mewujudkan bangsa yang berbudaya melalui penguatan nilai-nilai

religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,

semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar

membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab, perlu penguatan

pendidikan karakter. Tanggung jawab penguatan pendidikan karakter adalah tanggungjawsab

bersama keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat.

Penguatan pendidikan karakter tidak hanya wajib dilaksanakan pada jenjang pendidikan dasar

saja, tetapi dapat diterapkan di jenjang pendidikan SMA sesuai dengan ciri khas sekolah

dengan harapan sekolah memiliki branding yang mungkin saja berbeda dengan sekolah

lainnya.
Pelaksanaan penguatan pendidikan karakter di sekolah dapat dilaksanakan dengan berbagai

cara. Kegiatan-kegiatan yang selama ini telah dilakukan sebenarnya sudah mengarah kepada

PPK, hanya terkadang kegiatan tersebut dilaksanakan tetapi tidak disampaikan maksud dan

tujuannya kepada semua pihak. Sehingga hasil yang diharapkan kesulitan untuk di ukur.

Intinya struktur kegiatan apapun yang dilaksanakan di sekolah merupakan perwujudan dari 4

dimensi pengolahan karakter sebagaimana yang dikatakan Ki Hadjar Dewantara yaitu olah

olah raga, olah pikir, olah rasa dan olah hati. Sehingga dari prioritas struktur program yang

akan dialaksanakan ini kelak akan membentuk ciri khas sekolah kita masing-masing.

Branding sekolah kita akan muncul dari kegiatan-kegiatan tersebut.

Melalui makalah ini penulis ingin mengajak kita semua untuk mewujudkan visi Jawa Barat

yakni “Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua” dan mensukseskan salah satu nawacita

Presiden RI melalui penguatan pendidikan karakter anak didik.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan semoga Allah SWT meridhoi langkah
baik kita dalam upaya mencerdaskan anak bangsa.
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Presiden No 87 tahun 2017 tentang PPK

http://www.pendidikankarakter.com/peran-pendidikan-karakter-dalam-melengkapi-
kepribadian/

www.jabarprov.go.id

Buku Kajian dan Pedoman Penguatan Pendidikan karakter (PPK), Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan RI, 2016

https://www.instagram.com/osissman1parung/

Anda mungkin juga menyukai