PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan atau petebaran ruas jalan Biha - Krui ini merupakan sub proyek dari Western
Indonesia National Road lmprovement Project (WlNRlP) yang bertujuan untuk menunjang
aktivitas masyarakat dan sarana untuk pemerataan pembangunan.
Kondisi awal proyek biha - Krui, sepanjang 25 Km, banyak terdapat lokasi yang pertu
ditakukan pengelolaan dan pemantauan terhadap Iingkungan karena rencana pelaksanaan proyek,
diantaranya terdapat areal sensitif dimana adanya tebing pada sisi kanan jatan yang harus digati.
Kemudian banyaknya pohon di sisi kiri dan kanan jalan yg harus ditebang untuk pelebaran badan
jatan. Lalu adanya lahan perumahan dan bangunan sakral yang menyebabkan terhambatnya
proses petaksanaan proyek ini, serta terdapat bahan produktif yaitu daerah persawahan yang
tentunya menjadi pertimbangan datam melaksanakan metode pekerjaan proyek.
1.2 Identitas Pemrakarsa
Kab. Lampung
PERMASALAHAN
2.1 Tahap Pra Konstruksi
1. Pengukuran Ulang
Pihak proyek mempertihatkan kebutuhan lahannya. Pihak BPN Kabupaten Lampung Barat
metakukan pengukuran. Pihak pemerintah Kabupaten membebaskan tahan. Setetah kegiatan ini,
pihak pemrakarsa metaksanakan pengukuran ulang untuk kebutuhan konstruksi jatan.
2. Pengadaan Tanah
Pihak pemerintah Kabupaten Kabupaten Lampunq Barat metaksanakan
pengadaan tanah. Anggaran pengadaan tanah disiapkan APBN Pusat.
2.2 Tahap Konstruksi
1. Mobitisasi Tenaga Kerja
Tenaga Kerja yang dibutuhkan diestimasi sebanyak 658 HOK. Sebagian besar tenaga kerja yang
akan dipekerjakan adatah tenaqa
kerja lokat.
2. Mobitisasi/Demobitisasi Peratatan dan Material
Jenis peratatan yang dibutuhkan datam rencana pembangunan Jatan bintas Barat diantaranya
Butdozer, Excavator, Wheel Loader, Motor Grader, Steel Wheel Rotter, Sturry Sea[ Machine,
Aspal Sprayer, Tyre Rotter; Tandem Rotler, Hammer dan Dump truck. Peratatan sebagian besar
dimobitisasi dari Bandar Lampung. Material umumnya dimobitisasi dari beberapa quarry site
yang ada di sepanjang jatan Bengkunat – Pugung Tampak.
3. Pembangunan dan Pengoperasian Base Camp
Petaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan dipertukan base camp beserta sarana dan
prasarana penunjangnya yang meliputi kantor direksi, barak tenaga kerja, gudang dan areal
stockpile, areal parkir kendaraan peratatan berat, bengket, dapur serta fasititas MCK dengans
pesifikasi yang akan mengacu kepada Standar Nasionat Indonesia (SNl) Nomor 03-2399-1991
tentang Tata Cara Perencanaan Bangunan MCK Umum, terutama tentang mengenai kapasitas,
sistem penyediaan air bersih, bahan bangunan, konstrukst, ptumbing (air bersih, air kotor,
drainase). Kebutuhan air bersih di lokasi base camp akan menggunakan air tanah dangkat untuk
air minum dan atau dari sungai yang terdekat untuk mandi, cuci dan kakus (MCK).
4. Pembersihan dan Persiapan Lapangan
Pembersihan tujuannnya untuk mempersiapkan kondisi di tapangan agar dapat melakukan
pekerjaan konstruksi. Pembersihan lahan adatah kegiatan stripping di sepanjang area rencana
trase jatan yang akan ditingkatkan, yaitu dibersihkan dari lapisan top soil dan tumbuhan
maupun akar-akarnya.
5. Pekerjaan Jatan dan Jembatan
Rencana pembangunan ruas jalan Bengkunat - Pugung Tampak merupakan kegiatan petebaran
jatan, adapun tahapan kegiatan peningkatan jatan adatah sbb:
Tahapan Peningkatan Jalan;
a) Pekerjaan Tanah
b) Pembuatan Talud dan Drainase
c) Penghamparan timbunan
d) Penghamparan lapisan pondasi bawah agregat kelas B
e) Penghamparan lapisan pondasi atas agregat kelas A
f) Penyemprotan lapis resap pengikat dan perekat
g) Penghamparan lapisan permukaan
Tahapan Kegiatan Reklamasi;
a) Pekerjaan talud
b) Urugan tanah / pilihan reklamasi
c) Pemasang batu kosong di sisi luar talud sebagai pengaman talud
d) Penghamparan lapisan pondasi bawah agregat kelas B
e) Penghamparan lapisan pondasi atas agregat kelas A
f) Penyemprotan lapis resap pengikat dan perekat
g) Penghamparan lapisan permukaan
Pembangunan Saran / Prasarana
Pembangunan sarana/prasarana metiputi kegiatan pemasangan rel pengaman, rambu-rambu
latu [intas, stabitisasi tanaman, penanaman pohon dan perdu, dan pemasangan marka jatan dan
penataan meningkatkan estetika kawasan ini.
2.3 Tahap Paska Konstruksi
1. Pengoperasian Jalan Yang dimaksud dengan kegiatan ini adatah melintasnya kendaraan
pada ruas jatan yang tetah selesai ditingkatkan dan diharapkan akan dapat menyetesaikan
sebgian masatah latu lintas di witayah Bengkunat - Pugung Tampak di Provinsi
Lampung.
2. Pemeliharaan Jalan Kegiatan ini metiputi pemetiharan rutin dan pemetiharan berkala
serta perbaikan bagian jalan ketika terjadi kerusakan jatan.Terrnasuk dalam kegiatan ini
adatah penggantian rambu dan marks jalan yang rusak serta pemeliharaan pohon
pelindung,
BAB III
b) Jenis Dampak
Persepsi negative masyarakat pemilik lahan yang terkena pelearan jalan. Termasuk
terhadap lahan pekuburan di Pesisir Selatan yang berada di sisi depan.
Untuk memantau persepsi negative masyarakat pemilik lahan yang berada di sekitar
Ruas Jalan Bengkunat – Pugung Tampak di Provinsi Lampung.
f) Jangka Waktu
Dilaksanakan pada saat pengukuran ulang dilakukan satu kali selama pengukuran
ulang.
b) Jenis Dampak
Untuk memantau persepsi negative masyarakat pemilik lahan yang berada di sekitar
Ruas Jalan Bengkunat – Pugung Tampak di Provinsi Lampung.
f) Jangka Waktu
Dilaksanakan pada saat saat pembayaran ganti rugi dilakukan satu kali selama
proses pemberian ganti rugi.
b) Jenis Dampak
Terbukanya kesempatan kerja bagi penduudk sekitar lokasi proyek teruma bagi
pekerja konstruksi ruas jalan.
Persepsi negative masyarakt sekitar lokasi, terutama bagi penduduk yang tidak
diterima sebagai pekerja konstruksi.
Memberi kesempatan kerja kepada penduduk sekitar lokasi proyek untuk ikut
berpartisipasi dalam kegiatan konstruksi terutama bagi penduduk yang memiliki
keterampilan dalam pembangunan ruas jalan.
Mengutamakan perekrutan tenaga kerja lokal.
Untuk memberi peluang kerja bagi penduduk yang berdomisili di sekitar Ruas Jalan
Bengkunat – Pugung Tampak di Provinsi Lampung.
f) Jangka Waktu
Dilaksanakan pada saat saat penerimaan teaga kerja konstruksi, dilakukan satu kali
selama masa penerimaan tenaga kerja konstruksi.
b) Jenis Dampak
Buku mutu udara ambien yang merujuk pada PP No.41 Tahun 1999.
Nilai ambang batas emisi gas buang kendaraan kendaraan bermotor merujuk pada
Kepmen LH No. Kep-35/MENLH/1993.
Baku mutu tingkat kebisingan merujuk pada Keputusan Men.LH
No.48/MENLH/1996.
Timbulkannya kerusakan badan jalan.
Menyesuaikan volume angkatan dengan kapasitas ruas jalan yang ada serta
memperbaiki kerusakan bada jalan yang diakibatkan oleh kegiatan pengangkutan.
Menutup material yang diangkut dengan terpal dan melakukan penyiraman di ruas
jalan yang dilalui oleh kendaraan pengangkut untuk meminimalkan debu
berterbangan.
Melakukan penyiraman secara berkala dan menutup material yang diangkut.
Mengurangi kecepatan di sekitar permukiman penduduk.
Memasang rambu lalu lintas.
f) Jangka Waktu
b) Jenis Dampak
Kualitas udara ambien (Partikel debu, gas Nox, Sox, CO, CO2) pada permukiman
penduduk sekitar ruas jalan Bengkunat - Pugung Tampak.
Kualitas air (TSS, Kekeruhan, DO, BOD5, COD, Ph,Ammonia, Coliform) pada
perairan sekitar ruas jalan Bengkunat - Pugung Tampak.
Kemacetan arus lalu lintas pada sekitar ruas jalan Bengkunat-Pugung Tampak.
f) Jangka Waktu
b) Jenis Dampak
Untuk mengetahui kemacetan arus lalu lintas yang timbul pada Ruas Jalan
Bengkuant - Pugung Tampak di Kab.Lampung Barat.
f) Jangka Waktu
KESIMPULAN
Kesimputan dari laporan petaksanaan RKL& RPL ini adalah sebagai berikut:
Dokumen Lingkungan RKL&RPL yang ada, tidak secara exptisit menjetaskan upaya
pengetotaan dan pemantauan lingkungan yang tepat dan akurat, seperti tidak menjetaskan
cara detit pengetotaan dan lokasi pengetolaan yang tepat, dll.
Rekomendasi dari dokumen RKL&RPL yang ada sebagian besar tidak bisa
diintegrasikan ke datam design, karena rekomendasi masih bersifat umum dan lokasi
pengetotaan tidak akurat/tepat serta tidak ada penegasan pengambitan sampting kuatitas
Iingkungan (air, udara, kebisingan dan sosiat) didatam program pengelolaan dan
pemantauan lingkungan yang direkomendasikan, sehingga implikasinya tidak masuk data
BOQ dokumen kontrak.