Anda di halaman 1dari 16

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 3


1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 3
1.2 Identitas Pemrakarsa ........................................................................................................ 3
1.3 Lokasi Kegiatan................................................................................................................ 3
1.4 Deskripsi Kegiatan ........................................................................................................... 5
BAB II PERMASALAHAN ........................................................................................................... 7
2.1 Tahap Pra Konstruksi ....................................................................................................... 7
2.2 Tahap Konstruksi ............................................................................................................. 7
2.3 Tahap Paska Konstruksi ................................................................................................... 8
BAB III PEMBAHASAN RKL & RPL ......................................................................................... 9
3.1 Tahap Pra Konstruksi ....................................................................................................... 9
3.2 Tahap Konstruksi ........................................................................................................... 10
3.3 Tahap Pasca Konstruksi ................................................................................................. 14
BAB IV KESIMPULAN .............................................................................................................. 16
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan atau petebaran ruas jalan Biha - Krui ini merupakan sub proyek dari Western
Indonesia National Road lmprovement Project (WlNRlP) yang bertujuan untuk menunjang
aktivitas masyarakat dan sarana untuk pemerataan pembangunan.
Kondisi awal proyek biha - Krui, sepanjang 25 Km, banyak terdapat lokasi yang pertu
ditakukan pengelolaan dan pemantauan terhadap Iingkungan karena rencana pelaksanaan proyek,
diantaranya terdapat areal sensitif dimana adanya tebing pada sisi kanan jatan yang harus digati.
Kemudian banyaknya pohon di sisi kiri dan kanan jalan yg harus ditebang untuk pelebaran badan
jatan. Lalu adanya lahan perumahan dan bangunan sakral yang menyebabkan terhambatnya
proses petaksanaan proyek ini, serta terdapat bahan produktif yaitu daerah persawahan yang
tentunya menjadi pertimbangan datam melaksanakan metode pekerjaan proyek.
1.2 Identitas Pemrakarsa

Nama Pemrakarsa (Petaksana Fisik) : Balai III/ PJN II Prov Lampung


Jabatan : Ka Balai III / PPK 8
Atamat Pemrakarsa : Jl. H.M Noerdin Pangi No 78, Km 7 Palembang
Nomor Tetp/Fax : 0711410016 / 415322
EmaiI ; Bbpjn-III@yahoo.com
Bidang Kegiatan : Peningkatan dan Pelebaran Jalan Krui – Biha,
Kab. Lampung Barata, Provinsi Lampung
SK AMDAL yang disetujui : Izin Lingkungan Tahun 2012
1.3 Lokasi Kegiatan
Peningkatan atau petebaran ruas jatan Biha - Krui ini merupaka sub proyek dari Western
Indonesia National Road lmprovement Project (WlNRlP). Biha - Krui Proyek (datam laporan ini
disebut sebagai "Proyek") terletak di ruas (027). Jatan Biha - Krui, sepanjang 25 Km merupakan
akses jatan Nasional yang tertetak disebetah barat pesisir pantai provinsi Lampung, bita ditinjau
dari witayah administrasinya, ruas jalan ini berada di witayah Kabupaten Lampung Barat, yakni
dari Km. 245+500 di Tugu lkan Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Lampung Barat, dan
berakhir di Biha Kecamatan Pesisir Setatan Km. 220+300 Kabupaten Pesisir Barat.
Proyek peningkatan ruas jatan Krui - Biha metintasi atau menghubungkan 3 (tiga)
kecamatan, yakni Kecamatan Pesisir Tengah, Kecamatan Krui Setatan dan Kecamatan Pesisir
Selatan serta mencakup 21 Pekon/Keturahan adalah sebagai berikut:
Kecamatan :
1. Pesisir Setatan
2. Krui Setatan
3. Pesisir Tengah
Pekon:
1. Biha
2. Tanjung Setia
3. Pagar Datam
4. Sumur Jaya
5. Petita Jaya
6. Sukarame
7. Negeri Ratu
8. Tatang Bamban
9. Mandiri Sejati
10. Batai Kencana
11. Padang Raya
12. Way Napat
13. Way Sutuh
14. Padang Hatuan
15. Lintik
16. Sukajadi
17. Pemerihan
18. Way Redak
19. Way Serai
20. Kampung Jawa
Kelurahan:
1. Pasar Krui
Lokasi kegiatan petebaran dan peningkatan jatan ruas jatur Krui - Biha juga merupakan
jatur transportasi Material serta lokasi Base Camp setama kegiatan konstruksi bertangsung. Peta
lokasi pada Gambar 1.1.

Kab. Lampung

Gambar 1.1 lokasi proyek

1.4 Deskripsi Kegiatan


Nama Paket : Biha - Krui
Nomor Paket : ICB No. 01
Status Jalan : Jalan nasionaI
Kelas Fungsional : IIIA
Panjang Jalan : 25,059 km
Jenis Penanganan : Peningkatan Ruas Jalan
Lokasi Proyek : Lampung
Pemilik Proyek : Direktorat Jenderal Bina Marga
Nama Konsultan : DSC Renardet SA
Nama Kontraktor : PT. Jaya Konstruksi MP, Tbk
Nilai Kontrak : Rp. 134.909.21 1.000,00
Nomor Kontrak : 10-17 /01-WlNRIP-WP1 /CE/ Al8043-lD /11-13
Tanggal Kontrak : 25 November 2013
Waktu Pelaksanaan : 640 hari
Masa Pemetiharaan : 730 hari
Dokumen Pengaman Lingkungan (Safeguard Document) :
- Link : SPPL/AMDAL
- Sosial : LARAP
BAB II

PERMASALAHAN
2.1 Tahap Pra Konstruksi
1. Pengukuran Ulang
Pihak proyek mempertihatkan kebutuhan lahannya. Pihak BPN Kabupaten Lampung Barat
metakukan pengukuran. Pihak pemerintah Kabupaten membebaskan tahan. Setetah kegiatan ini,
pihak pemrakarsa metaksanakan pengukuran ulang untuk kebutuhan konstruksi jatan.
2. Pengadaan Tanah
Pihak pemerintah Kabupaten Kabupaten Lampunq Barat metaksanakan
pengadaan tanah. Anggaran pengadaan tanah disiapkan APBN Pusat.
2.2 Tahap Konstruksi
1. Mobitisasi Tenaga Kerja
Tenaga Kerja yang dibutuhkan diestimasi sebanyak 658 HOK. Sebagian besar tenaga kerja yang
akan dipekerjakan adatah tenaqa
kerja lokat.
2. Mobitisasi/Demobitisasi Peratatan dan Material
Jenis peratatan yang dibutuhkan datam rencana pembangunan Jatan bintas Barat diantaranya
Butdozer, Excavator, Wheel Loader, Motor Grader, Steel Wheel Rotter, Sturry Sea[ Machine,
Aspal Sprayer, Tyre Rotter; Tandem Rotler, Hammer dan Dump truck. Peratatan sebagian besar
dimobitisasi dari Bandar Lampung. Material umumnya dimobitisasi dari beberapa quarry site
yang ada di sepanjang jatan Bengkunat – Pugung Tampak.
3. Pembangunan dan Pengoperasian Base Camp
Petaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan dipertukan base camp beserta sarana dan
prasarana penunjangnya yang meliputi kantor direksi, barak tenaga kerja, gudang dan areal
stockpile, areal parkir kendaraan peratatan berat, bengket, dapur serta fasititas MCK dengans
pesifikasi yang akan mengacu kepada Standar Nasionat Indonesia (SNl) Nomor 03-2399-1991
tentang Tata Cara Perencanaan Bangunan MCK Umum, terutama tentang mengenai kapasitas,
sistem penyediaan air bersih, bahan bangunan, konstrukst, ptumbing (air bersih, air kotor,
drainase). Kebutuhan air bersih di lokasi base camp akan menggunakan air tanah dangkat untuk
air minum dan atau dari sungai yang terdekat untuk mandi, cuci dan kakus (MCK).
4. Pembersihan dan Persiapan Lapangan
Pembersihan tujuannnya untuk mempersiapkan kondisi di tapangan agar dapat melakukan
pekerjaan konstruksi. Pembersihan lahan adatah kegiatan stripping di sepanjang area rencana
trase jatan yang akan ditingkatkan, yaitu dibersihkan dari lapisan top soil dan tumbuhan
maupun akar-akarnya.
5. Pekerjaan Jatan dan Jembatan
Rencana pembangunan ruas jalan Bengkunat - Pugung Tampak merupakan kegiatan petebaran
jatan, adapun tahapan kegiatan peningkatan jatan adatah sbb:
 Tahapan Peningkatan Jalan;
a) Pekerjaan Tanah
b) Pembuatan Talud dan Drainase
c) Penghamparan timbunan
d) Penghamparan lapisan pondasi bawah agregat kelas B
e) Penghamparan lapisan pondasi atas agregat kelas A
f) Penyemprotan lapis resap pengikat dan perekat
g) Penghamparan lapisan permukaan
 Tahapan Kegiatan Reklamasi;
a) Pekerjaan talud
b) Urugan tanah / pilihan reklamasi
c) Pemasang batu kosong di sisi luar talud sebagai pengaman talud
d) Penghamparan lapisan pondasi bawah agregat kelas B
e) Penghamparan lapisan pondasi atas agregat kelas A
f) Penyemprotan lapis resap pengikat dan perekat
g) Penghamparan lapisan permukaan
 Pembangunan Saran / Prasarana
Pembangunan sarana/prasarana metiputi kegiatan pemasangan rel pengaman, rambu-rambu
latu [intas, stabitisasi tanaman, penanaman pohon dan perdu, dan pemasangan marka jatan dan
penataan meningkatkan estetika kawasan ini.
2.3 Tahap Paska Konstruksi
1. Pengoperasian Jalan Yang dimaksud dengan kegiatan ini adatah melintasnya kendaraan
pada ruas jatan yang tetah selesai ditingkatkan dan diharapkan akan dapat menyetesaikan
sebgian masatah latu lintas di witayah Bengkunat - Pugung Tampak di Provinsi
Lampung.
2. Pemeliharaan Jalan Kegiatan ini metiputi pemetiharan rutin dan pemetiharan berkala
serta perbaikan bagian jalan ketika terjadi kerusakan jatan.Terrnasuk dalam kegiatan ini
adatah penggantian rambu dan marks jalan yang rusak serta pemeliharaan pohon
pelindung,
BAB III

PEMBAHASAN RKL DAN RPL


3.1 Tahap Pra Konstruksi
3.1.1. Kegiatan Pengukuran Ulang
a) Sumber Dampak

Kegiatan Pengukuran Ulang

b) Jenis Dampak

Persepsi negative masyarakat pemilik lahan yang terkena pelearan jalan. Termasuk
terhadap lahan pekuburan di Pesisir Selatan yang berada di sisi depan.

c) Tolak Ukur Dampak

Timbulnya persepsi negatif masyarakat pemilik lahan.

d) Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

 Melakukan sosialisasi dalam setiap tahap kegiatan agar masyarakat memahami


dengan baik tujuan kegiatan pengukuran ulang.
 Bila kondisi tidak terpenuhi maka sebaiknya pihak pemarkarsa proyek
melaksanakan alternative arah pelebaran ruas jalan. Khusus untuk masalah
pekuburan tua di Pesisi Selatan hendaknya pelebaran ruas jalan diarahkan ke arah
kanan.

e) Rencana Pemantauan Lingkungan

Untuk memantau persepsi negative masyarakat pemilik lahan yang berada di sekitar
Ruas Jalan Bengkunat – Pugung Tampak di Provinsi Lampung.

f) Jangka Waktu

Dilaksanakan pada saat pengukuran ulang dilakukan satu kali selama pengukuran
ulang.

3.1.2. Kegiatan Pengadaan Tanah


a) Sumber Dampak
Kegiatan Pengadaan Tanah

b) Jenis Dampak

Persepsi negatif masyarakat pemilik lahan yang terkena pelebaran jalan.

c) Tolak Ukur Dampak

 Timbulnya persepsi negatif masyarakat pemilik lahan.


 Saran dan masukan dari masyarakat terhadap rencana kegiatan

d) Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

 Melakukan sosialisasi dalam setiap tahap kegiatan agar masyarakat memahami


dengan baik tujuan kegiatan.
 Melaksanakan kegiatan pengadaan tanah sesuai atas prakarsa pemerintah Kabupaten
setempat.
 Memberi ganti rugi kepada pemilik lahan/bangunin dengan harga yang layak

e) Rencana Pemantauan Lingkungan

Untuk memantau persepsi negative masyarakat pemilik lahan yang berada di sekitar
Ruas Jalan Bengkunat – Pugung Tampak di Provinsi Lampung.

f) Jangka Waktu

Dilaksanakan pada saat saat pembayaran ganti rugi dilakukan satu kali selama
proses pemberian ganti rugi.

3.2 Tahap Konstruksi


3.2.1. Kebutuhan Tenaga Kerja Konstruksi
a) Sumber Dampak

Kebutuhan tenaga kerja konstruksi

b) Jenis Dampak

 Terbukanya kesempatan kerja bagi penduudk sekitar lokasi proyek teruma bagi
pekerja konstruksi ruas jalan.
 Persepsi negative masyarakt sekitar lokasi, terutama bagi penduduk yang tidak
diterima sebagai pekerja konstruksi.

c) Tolak Ukur Dampak

 Jumlah pekerja local yang diserap oleh kegiatan proyek.


 Timbulnya persepsi negatif masyarakat pemilik tanah.
 Saran dan masukan dari masyarakat terhadap rencana kegiatan.

d) Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

 Memberi kesempatan kerja kepada penduduk sekitar lokasi proyek untuk ikut
berpartisipasi dalam kegiatan konstruksi terutama bagi penduduk yang memiliki
keterampilan dalam pembangunan ruas jalan.
 Mengutamakan perekrutan tenaga kerja lokal.

e) Rencana Pemantauan Lingkungan

Untuk memberi peluang kerja bagi penduduk yang berdomisili di sekitar Ruas Jalan
Bengkunat – Pugung Tampak di Provinsi Lampung.

f) Jangka Waktu

Dilaksanakan pada saat saat penerimaan teaga kerja konstruksi, dilakukan satu kali
selama masa penerimaan tenaga kerja konstruksi.

3.2.2. Kegiatan Mobilisasi/Demobilisasi Peralatan dan Material


a) Sumber Dampak

Kegiatan mobilisasi/demobilisasi peralatan dan material

b) Jenis Dampak

 Kerusakan badan jalan yang dilalui kendaraan pengangkut.


 Kualitas udara.

c) Tolak Ukur Dampak

 Buku mutu udara ambien yang merujuk pada PP No.41 Tahun 1999.
 Nilai ambang batas emisi gas buang kendaraan kendaraan bermotor merujuk pada
Kepmen LH No. Kep-35/MENLH/1993.
 Baku mutu tingkat kebisingan merujuk pada Keputusan Men.LH
No.48/MENLH/1996.
 Timbulkannya kerusakan badan jalan.

d) Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

 Menyesuaikan volume angkatan dengan kapasitas ruas jalan yang ada serta
memperbaiki kerusakan bada jalan yang diakibatkan oleh kegiatan pengangkutan.
 Menutup material yang diangkut dengan terpal dan melakukan penyiraman di ruas
jalan yang dilalui oleh kendaraan pengangkut untuk meminimalkan debu
berterbangan.
 Melakukan penyiraman secara berkala dan menutup material yang diangkut.
 Mengurangi kecepatan di sekitar permukiman penduduk.
 Memasang rambu lalu lintas.

e) Rencana Pemantauan Lingkungan

 Memantau kerusakan sarana badan jalan yang dilalui kendaraan pengangkut


peralatan dan material.
 Memantau konsentrasi debu di kawasan sekitar Ruas Jalan yang dilalui oleh
kendaraan pengangkut peralatan dan material.

f) Jangka Waktu

Dilaksanakan pada saat kegiatan pengangkutan peralatan dan material, dilakukan


satu kali dalam 6 (enam) bulan.

3.2.3. Kegiatan Pekerjaan Jalan dan Jembatan


a) Sumber Dampak

Pekerjaan jalan dan jembatan

b) Jenis Dampak
 Kualitas udara ambien (Partikel debu, gas Nox, Sox, CO, CO2) pada permukiman
penduduk sekitar ruas jalan Bengkunat - Pugung Tampak.
 Kualitas air (TSS, Kekeruhan, DO, BOD5, COD, Ph,Ammonia, Coliform) pada
perairan sekitar ruas jalan Bengkunat - Pugung Tampak.
 Kemacetan arus lalu lintas pada sekitar ruas jalan Bengkunat-Pugung Tampak.

c) Tolak Ukur Dampak

 Baku mutu udara ambiem mengacu pada PP No.41 tahun 1999.


 Nilai ambang batas emisi gas buangan bermotor merujuk pada KepMen LH No.
Kep-35/EMNLH/11/1996.
 Baku mutu air permukaan mengacu pada standar air kelas I yang ditetapkan dalam
PP No.82 Tahun 2001.
 Indikator perubahan kelimpahan dan keanekaragaman biota air plankton dan
benthos pada badan perairan
 Laporan dari masyarakat di sekitar ruas jalan Bengkunat - Pugung Tampak yang
terkena gangguan/kemacetan arus lalu lintas

d) Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

 Melakukan penyiraman ditempat yang potensial menimbulkan debu.


 Mengatur jadwal pekerjaan jalan dan jembatan.
 Membatasi pembukaan vegetasi.
 Tidak mengganggu atau memburu biota darat (satwa burung, reptil kecil dan satwa
liar lainnya), baik yang dilindungi dan endemik dan yang tidak dilindungi dan tidak
endemik
 Melakukan penanaman kembali agar kualitas lingkungan biotik cepat terpulihkan.
 Melakukan pengaturan lalu lintas
 Mengatur pengalihan lalu lintas ke jalur alternative yang sudah dipersiapkan
 Memasang rambu lalu lintas sesuai standar yang berlaku

e) Rencana Pemantauan Lingkungan

 Untuk memantau kontransi gas buangan dan debu di lokasi kegiatan


 Untuk memantau penurunan kualitas air permukaan akibat kegiatan pembersihan,
dan persiapan lokasi.
 Untuk memantau kemacetan arus lalu lintas di sekitar lokasi.

f) Jangka Waktu

Dilaksanakan pada saat kegiatan pembangunan dan pengoperasian basecamp,


dilakukan satu kali dalam 6 (enam) bulan.

3.3 Tahap Pasca Konstruksi


3.3.1. Kegiatan Pemeliharaan Jalan
a) Sumber Dampak
Pemeliharaan Jalan

b) Jenis Dampak

Gangguan/kemacetan arus lalu lintas

c) Tolak Ukur Dampak

Laporan dari masyarakat yang menggunakan ruas jalan Bengkunat - Pugung


Tampak yang terkena gangguan/kemacetan arus lalu lintas.

d) Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

 Memelihara/memperbaiki rambu yang telah lama dipasang.


 Mengatur Jadwal pemeliharaan jalan.
 Konsisten memelihara bahu jalan, median jalan dari penggunaan oleh pihak yang
tidak berhak atau pengalihan fungsi.

e) Rencana Pemantauan Lingkungan

Untuk mengetahui kemacetan arus lalu lintas yang timbul pada Ruas Jalan
Bengkuant - Pugung Tampak di Kab.Lampung Barat.
f) Jangka Waktu

Dilaksanakan selama operasional Ruas Jalan Bengkunat - Pugung Tampak di


Kab.Lampung Barat dilakukan satu kali dalam 6 (enam) bulan.
BAB IV

KESIMPULAN

Kesimputan dari laporan petaksanaan RKL& RPL ini adalah sebagai berikut:
 Dokumen Lingkungan RKL&RPL yang ada, tidak secara exptisit menjetaskan upaya
pengetotaan dan pemantauan lingkungan yang tepat dan akurat, seperti tidak menjetaskan
cara detit pengetotaan dan lokasi pengetolaan yang tepat, dll.
 Rekomendasi dari dokumen RKL&RPL yang ada sebagian besar tidak bisa
diintegrasikan ke datam design, karena rekomendasi masih bersifat umum dan lokasi
pengetotaan tidak akurat/tepat serta tidak ada penegasan pengambitan sampting kuatitas
Iingkungan (air, udara, kebisingan dan sosiat) didatam program pengelolaan dan
pemantauan lingkungan yang direkomendasikan, sehingga implikasinya tidak masuk data
BOQ dokumen kontrak.

Anda mungkin juga menyukai