ﺳﺒﻴﻞ اﻟﻌﻠﻢ
Meretas Jalan Ilmu, Meniti Jejak Ulama
Telah dimaklumi bahwa antara adzan dan iqamah terdapat jarak waktu. Hal itu
karena salah satu hikmah adzan adalah panggilan untuk orang-orang yang jauh, di
luar masjid. Agar mereka bersiap-siap melaksanakan shalat berjamaah. Agar
mereka memiliki kelonggaran untuk berwudhu atau mandi bagi yang junub,
mengganti pakaian, menyelesaikan hajat bagi yang memilik hajat dan berjalan ke
masjid. Adapun iqamah, ia adalah panggilan kepada yang sudah hadir di masjid
bahwa shalat akan ditegakkan.[1]
Lalu, apakah amalan-amalan yang bisa dilakukan jika kita telah hadir di masjid
sebelum iqamah dikumandangkan. Amalan-amalan berikut adalah diantara yang
dapat kita lakukan:
1. Menunggu shalat
Allah maha pembalas kebaikan. Sehingga orang yang duduk di masjid untuk
menunggu shalat pun, pahalanya seperti orang yang sedang shalat. Ini yang
dinyatakan oleh sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
اﻧ َﺘ َﻈ َﺮ ﱠ
«اﻟﺼﻼَة ْ ﺻﻼةٍ ﻣَ ﺎ ُ »وَ ﻻَ َﻳ َﺰ
َ ال ﻓﻲ
“Dan ia tetap dalam shalat selama ia menunggu shalat.” (HR Bukhari dan Muslim)
2. Berdoa
Ini termasuk amal yang paling dianjurkan pada waktu antara adzan dan iqamat.
Hendaknya seorang muslim betul-betul memanfaatkan waktu ini untuk memohon
kebutuhannya kepada Allah, karena ia adalah waktu dikabulkannya doa. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidak akan ditolak doa antara adzan dan iqamah.” (HR Abu Dawaud, At-Tirmidzi, ia
berkata: Hasan)
3. Shalat sunnah
Seseorang bisa mengerjakan shalat antara adzan dan iqamah. Dan untuk shalat
sunnah ini bisa beberapa macam:
Shalat tahiyyatul masjid. Shalat ini disyariatkan bagi yang baru masuk masjid
sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Jika salah seorang diantara kalian masuk masjid, maka hendaknya ia shalat dua
rakaat sebelum ia duduk.” (HR Bukhari dan Muslim)
Shalat sunnah rawatib. Shalat ini dilakukan untuk shalat-shalat fardhu yang
memiliki sunnah qabliyah rawatib, yaitu shalat subuh dan dzuhur. Abdullah bin
Umar menuturkan:
، وَ َر ْﻛﻌَ َﺘ ْﻴ ِﻦ ﺑَﻌْ َﺪ َﻫﺎ، اﻟﻈ ْﻬ ِﺮﻞ ﱡ َ ﺎت َر ْﻛﻌَ َﺘ ْﻴ ِﻦ َﻗ ْﺒ ٍ َﻰ – ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ – ﻋَ ْﺸ َﺮ َر َﻛﻌ ﺖ ﻣِ َﻦ اﻟ ﱠﻨ ِﺒ ﱢ ُ َﺣﻔِ ْﻈ
ﺢ ﺻﻼَةِ ﱡ َ
َ وَ َر ْﻛﻌَ َﺘ ْﻴ ِﻦ ﻗ ْﺒ، ِﺎء ﻓِ ﻰ ﺑ َْﻴﺘِﻪ ْ
ِ وَ َر ْﻛﻌَ َﺘ ْﻴ ِﻦ ﺑَﻌْ َﺪ اﻟﻌِ َﺸ، ِب ﻓِ ﻰ ﺑ َْﻴﺘِﻪ ْ
ِ وَ َر ْﻛﻌَ َﺘ ْﻴ ِﻦ ﺑَﻌْ َﺪ اﻟﻤَ ْﻐ ِﺮ
ِ اﻟﺼ ْﺒ َ ﻞ
“Aku hapal dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sepuluh rakaat; dua rakaat
sebelum dzuhur, dua rakaat setelahnya, dua rakaat setelah maghrib di rumahnya,
dua rakaat setelah isya di rumahnya dan dua rakaat sebelum subuh.” (HR Bukhari)
Shalat antara adzan dan iqamah. Pada shalat-shalat fardhu yang tidak
memiliki sunnah qabliyyah rawatib, seseorang tetap disyariatkan melakukan
shalat antara adzan dan iqamat. Ini sesuai sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam:
“Antara adzan dan iqamat itu terdapat shalat –Rasul mengulanginya tiga kali- bagi
siapa yang berkehendak.” (HR Bukhari dan Muslim)
Shalat setelah wudhu. Shalat ini bisa dilakukan bagi orang yang baru
berwudhu. Shalat ini disyariatkan sesuai hadis:
ِﺻﻼَة َ ﺎل ﻟِ ِﺒﻼَ ٍل ﻋِ ْﻨ َﺪ َ ﻋَ ْﻦ َأ ِﺑﻰ ُﻫ َﺮﻳْ َﺮ َة – رﺿﻰ ﷲ ﻋﻨﻪ – َأ ﱠن اﻟ ﱠﻨ ِﺒﻰ – ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ – َﻗ
ﱠ
ى ﻓِ ﻰ ﱠ َ
ﺪ َ
ﻳ ﻦَ َْﻴ
ﺑ َ
ﻚ ﻴ
ْ َ
ﻠ ْﻌ َ
ﻧ ف ﱠ َ
د ُ
ﺖ ْﻌ ِﻤ ﺳ
َ ﻰ ﱢ
ﻧ ﺈ
ِ
َ
ﻓ ، ِ
م َ ﻼ ِﺳ
ْ ﻹ ا ﻰ ِل َﺣ ﱢﺪ ْﺛﻨِﻰ ِﺑﺄَرْ َﺟﻰ ﻋَ ﻤَ ٍﻞ ﻋَ ﻤِ ْﻠ َﺘ ُﻪ ﻓ ُ َاﻟ َﻔ ْﺠ ِﺮ » َﻳﺎ ِﺑﻼْ
ﱠ َ ﺎر ِإﻻﱠ َ َ ُ َ َ َ ﱢ َ َ ْ َ ْ
ﺖ ُ ﺻﻠ ْﻴ ٍ ﺖ ﻋَ ﻤَ ﻼً أرْ َﺟﻰ ﻋِ ﻨْﺪِ ى أﻧﻰ ﻟ ْﻢ أ َﺗﻄ ﱠﻬﺮْ ﻃ ُﻬﻮ ًرا ﻓِ ﻰ َﺳﺎﻋَ ﺔِ ﻟ ْﻴ ٍﻞ أوْ َﻧ َﻬ َ ﻗ. « ِاﻟ َﺠﻨﱠﺔ
ُ ﺎل ﻣَ ﺎ ﻋَ ﻤِ ﻠ
ﱢ ُ َ ُ ِﻚ ﱡ
ﻰَ ﺻﻠ َ ﺐ ﻟِﻰ أ ْن أ َ اﻟﻄ ُﻬﻮ ِر ﻣَ ﺎ ﻛ ِﺘ َ ِﺑ َﺬﻟ
Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda kepada Bilal ketika waktu shalat fajar, “Wahai Bilal, ceritakan kepadaku
amal yang diharapkan yang telah kau lakukan di dalam Islam, karena aku
mendengar suara kedua sandalmu di surga.” Bilal berkata, “Tidak ada amalan yang
paling diharapkan di sisiku, yaitu bahwa tidaklah aku bersuci pada waktu malam
atau siang kecuali aku shalat dengan bersuci shalat yang aku sanggupi.” (HR
Bukhari)
4. Berdzikir
Berdzikir adalah amalan yang ringan di lisan, namun sangat besar dalam
timbangan. Banyak sekali ayat Alquran atau hadiz nabawi yang menunjukkan
tentang keutamaan dzikir. Bahkan Rasulullah senantiasa menggunakan waktunya
untuk berdzikir.
ِﻞ َأ ْﺣ َﻴﺎﻧِﻪ
اﻟﻠ َﻪ ﻋَ َﻠﻰ ُﻛ ﱢ َ ِﺸ ُﺔ َﻛ
ﺎن اﻟ ﱠﻨ ِﺒﻰ – ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ – َﻳ ْﺬ ُﻛﺮُ ﱠ
ﱡ
َ ﺖ ﻋَ ﺎﺋ َ َﻗ
ْ ﺎﻟ
Maka, waktu antara adzan dan iqamah juga bisa digunakan untuk berdzikir, tentu
dengan lafadz-lafadz dzikir yang disyariatkan seperti, subhaanallah wa bihamdihi,
subhanallahil ‘adziim, alhamdulillah, Allahu akbar, laa ilaaha illallallah, laa haula wa
laa quwwata illa billah dan lain-lain.
5. Membaca Alquran
Membaca Alquran bisa menjadi salah satu amalan yang dapat dilakukan saat
menunggu dikumandangkannya iqamat. Waktu seperti ini sangat tepat untuk
memperbanyak pahala dengan membaca Alquran karena kebaikan setiap hurufnya
Nabi shallallahu ‘alaihi nyatakan akan dilipatgandakan sebanyak sepuluh kali lipat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah, maka untuknya satu
kebaikan. Dan satu kebaikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan. Aku
tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf
dan mim satu huruf.” (HR Tirmidzi, ia berkata: hasan shahih gharib)
6. Istighfar
Beristighfar, memohon ampunan kepada Allah adalah diantara amalan yang baik
dilakukan saat menunggu iqamat dikumandangkan. Banyak ayat dan hadis yang
menunjukkan keutamaan istighfar. Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
beristighfar dalam satu hari sebanyak seratus atau tujuhpuluh kali.
َ َﻗ: ﺎل
َ َﻗ، – ِﻲ – رﺿﻲ ﷲ ﻋﻨﻪ َ ﻋﻦ
َ اﻷ
» – ﺎل َر ُﺳﻮل ﷲ – ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﺑﻦ ﻳﺴﺎر اﻟﻤﺰﻧ ﱢ ِ ﻏ ﱢﺮ
َ ُ ﻓﺈﻧﻲ ﱢ، وه
ُ ُواﺳ َﺘ ْﻐﻔِ ﺮ ِ ُﺗﻮﺑُﻮا ِإﻟﻰ ﷲ، ﺎس َ
« ٍﻣﺌﺔ ﻣَ ﺮﱠ ة ِ اﻟﻴ
ﻮم َ ﻮب ﻓﻲ ُ أﺗ ْ ُ َﻳﺎ أﻳﱡ َﻬﺎ اﻟ ﱠﻨ
Penutup
Itulah beberapa amalan yang dapat kita lakukan dalam rangka menunggu iqamat
dikumadangkan. Sebagai penutup, penulis ingin menasehati diri penulis dan para
pembaca untuk tidak menyia-nyiakan waktu antara adzan dan iqamah dengan
perbuatan yang tidak bermanfaat seperti mengobrol, menggunakan hp dan yang
lainnya. Alangkah lebih baik mengamalkan amalan-amalan yang penulis sebutkan
diatas sesuai kesanggupan dan kemudahannya. Dan hendaknya juga kita bersabar
ketika iqamat belum dikumadangkan. Sebagian kaum muslimin terlihat
tergesa-gesa ingin shalat segera dilakukan, padahal adzan belum lama
dikumandangkan. Ingatlah bahwa dengan menunggu berarti kita juga membantu
saudara kita yang lain untuk menghadiri shalat berjamaah yang sangat besar
pahalanya.
[1] Bahasan tentang disyariatkannya membuat jarak antara adzan dan iqamah bisa
dilihat pada link berikut:
- http://abul-jauzaa.blogspot.com/2008/07/jarak-antara-adzan-
dan-iqamah.html
- http://konsultasisyariah.com/jarak-antara-adzan-dan-iqomah
- http://almanhaj.or.id/content/997/slash/0
Beri rating:
2 Votes
Bagikan + Cetak:
Memuat...
Agustus 14, 2011 3 Balasan
« Sebelumnya Berikutnya »
Tinggalkan Balasan
Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Nama
*
Surel
*
Situs web
Komentar
Kirim Komentar
Balas
Kalau di tempat kami antara adzan dan iqomah diisi dengan bernyanyi (
istilah mereka puji-pujian).
Balas
Cari Artikel
Sayyidul Istighfar
Allaahumma Anta Rabbii laa ilaaha illaa anta, khalaqtanii wa ana ‘abduka, wa ana ‘alaa
‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu, a’uudzu bika min syarri maa shana’tu, abuu`u laka bi
ni’matika ‘alayya, wa abuu`u laka bi dzanbii faghfir lii, innahu laa yaghfirudz dzunuuba
illaa anta
Ya Allah, engkau adalah Rabb ku tidak ada yang berhak disembah selain engkau, engkau
yang telah menciptakanku dan aku adalah hambamu, dan aku berada di atas
perjanjian-Mu semampuku, aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang aku perbuat,
aku mengakui nikmatmu atas ku dan aku mengakui dosa-dosaku maka ampunilah aku,
sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa selain-Mu…
Tulisan Teratas
Funuun
Terbaru
Benarkah Orang yang Memilih untuk Berpartisipasi Dalam Pemilu Bermental Tempe dan
Seperti Kabayan?
Beribadah Dengan Akhlak Baik
Dari Mana, Kemana dan Untuk Apa Manusia Hidup?
Sabar Dalam Beribadah
“Ya Allah! Berkahilah kami di bulan Rajab dan bulan Sya’ban, dan sampaikanlah kami ke
bulan Ramadan!”
Reproduksi dan Tarbiah: Jihad Paling Utama
Mewaspadai Istidraj
Delapan Kerusakan Bid’ah Dalam Agama
Sikap Inshaf Syaikul Islam Ibnu Taimiyyah Terhadap Ahli Bid’ah
Beda, Antara Pandangan Manusia dan Pandangan Allah
Urgensi Ijtihad Kolektif (Ijtihad Jama’iy)
Kesalahan-Kesalahan Sikap Manusia Terhadap Para Ulama
Mengapa Allah Mendatangkan Musibah?
Belajarlah Dari Pengalaman Pribadi dan Orang Lain
Memetik Pelajaran Dari Kisah Karun (QS. Al Qashash: 76 – 83)
Makna Takwil, Itsbat, Tafwidh dan Tajsim
Mencari Nilai Ibadah Dalam Bekerja
Keutamaan Ibadah di Zaman Fitnah
Meraih Kelezatan Dalam Ibadah
Ketawadhuan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah dan Sya’ir Gubahannya
Komentar Pengunjung
Meta
Mendaftar
Masuk log
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.com
Blog Stats
155,059 hits
Tamu Online