Anda di halaman 1dari 9

Menu 

‫ﺳﺒﻴﻞ اﻟﻌﻠﻢ‬
Meretas Jalan Ilmu, Meniti Jejak Ulama

Amalan-Amalan Antara Adzan dan Iqamah

Telah dimaklumi bahwa antara adzan dan iqamah terdapat jarak waktu. Hal itu
karena salah satu hikmah adzan adalah panggilan untuk orang-orang yang jauh, di
luar masjid. Agar mereka bersiap-siap melaksanakan shalat berjamaah. Agar
mereka memiliki kelonggaran untuk berwudhu atau mandi bagi yang junub,
mengganti pakaian, menyelesaikan hajat bagi yang memilik hajat dan berjalan ke
masjid. Adapun iqamah, ia adalah panggilan kepada yang sudah hadir di masjid
bahwa shalat akan ditegakkan.[1]

Lalu, apakah amalan-amalan yang bisa dilakukan jika kita telah hadir di masjid
sebelum iqamah dikumandangkan. Amalan-amalan berikut adalah diantara yang
dapat kita lakukan:

1. Menunggu shalat

Allah maha pembalas kebaikan. Sehingga orang yang duduk di masjid untuk
menunggu shalat pun, pahalanya seperti orang yang sedang shalat. Ini yang
dinyatakan oleh sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

‫اﻧ َﺘ َﻈ َﺮ ﱠ‬
«‫اﻟﺼﻼَة‬ ْ ‫ﺻﻼةٍ ﻣَ ﺎ‬ ُ ‫»وَ ﻻَ َﻳ َﺰ‬
َ ‫ال ﻓﻲ‬

“Dan ia tetap dalam shalat selama ia menunggu shalat.” (HR Bukhari dan Muslim)

2. Berdoa

Ini termasuk amal yang paling dianjurkan pada waktu antara adzan dan iqamat.
Hendaknya seorang muslim betul-betul memanfaatkan waktu ini untuk memohon
kebutuhannya kepada Allah, karena ia adalah waktu dikabulkannya doa. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

« ِ‫ان وَ اﻹ َِﻗﺎﻣَ ﺔ‬ َ َ ُ َ‫»ﻻَ ﻳُ َﺮ ﱡد اﻟ ﱡﺪﻋ‬


ِ ‫ﺎء ﺑ َْﻴ َﻦ اﻷذ‬

“Tidak akan ditolak doa antara adzan dan iqamah.” (HR Abu Dawaud, At-Tirmidzi, ia
berkata: Hasan)

3. Shalat sunnah

Seseorang bisa mengerjakan shalat antara adzan dan iqamah. Dan untuk shalat
sunnah ini bisa beberapa macam:

Shalat tahiyyatul masjid. Shalat ini disyariatkan bagi yang baru masuk masjid
sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

َ َ ‫اﻟﻤَ ﺴﺠ َﺪ َﻓ ْﻠﻴﺮْ َﻛﻊْ َر ْﻛﻌَ َﺘﻴﻦ َﻗﺒ‬ َ َ ‫» إ َذا َد َﺧ‬


َ ‫ﻞ أ ْن َﻳ ْﺠﻠ‬
« ‫ِﺲ‬ ْ ِ ْ َ ِ ْ ْ ‫ﻞ أ َﺣ ُﺪ ُﻛ ُﻢ‬ ِ

“Jika salah seorang diantara kalian masuk masjid, maka hendaknya ia shalat dua
rakaat sebelum ia duduk.” (HR Bukhari dan Muslim)

Shalat sunnah rawatib. Shalat ini dilakukan untuk shalat-shalat fardhu yang
memiliki sunnah qabliyah rawatib, yaitu shalat subuh dan dzuhur. Abdullah bin
Umar menuturkan:

، ‫ وَ َر ْﻛﻌَ َﺘ ْﻴ ِﻦ ﺑَﻌْ َﺪ َﻫﺎ‬، ‫اﻟﻈ ْﻬ ِﺮ‬‫ﻞ ﱡ‬ َ ‫ﺎت َر ْﻛﻌَ َﺘ ْﻴ ِﻦ َﻗ ْﺒ‬ ٍ َ‫ﻰ – ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ – ﻋَ ْﺸ َﺮ َر َﻛﻌ‬ ‫ﺖ ﻣِ َﻦ اﻟ ﱠﻨ ِﺒ ﱢ‬ ُ ‫َﺣﻔِ ْﻈ‬
‫ﺢ‬ ‫ﺻﻼَةِ ﱡ‬ َ
َ ‫ وَ َر ْﻛﻌَ َﺘ ْﻴ ِﻦ ﻗ ْﺒ‬، ِ‫ﺎء ﻓِ ﻰ ﺑ َْﻴﺘِﻪ‬ ْ
ِ ‫ وَ َر ْﻛﻌَ َﺘ ْﻴ ِﻦ ﺑَﻌْ َﺪ اﻟﻌِ َﺸ‬، ِ‫ب ﻓِ ﻰ ﺑ َْﻴﺘِﻪ‬ ْ
ِ ‫وَ َر ْﻛﻌَ َﺘ ْﻴ ِﻦ ﺑَﻌْ َﺪ اﻟﻤَ ْﻐ ِﺮ‬
ِ ‫اﻟﺼ ْﺒ‬ َ ‫ﻞ‬

“Aku hapal dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sepuluh rakaat; dua rakaat
sebelum dzuhur, dua rakaat setelahnya, dua rakaat setelah maghrib di rumahnya,
dua rakaat setelah isya di rumahnya dan dua rakaat sebelum subuh.” (HR Bukhari)

Shalat antara adzan dan iqamah. Pada shalat-shalat fardhu yang tidak
memiliki sunnah qabliyyah rawatib, seseorang tetap disyariatkan melakukan
shalat antara adzan dan iqamat. Ini sesuai sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam:

« ‫ﺎء‬ َ ‫ﻞ َأ َذا َﻧ ْﻴ ِﻦ‬


َ ‫ﺻﻼَ ٌة – َﺛﻼَ ًﺛﺎ – ﻟِﻤَ ْﻦ َﺷ‬ ‫» ﺑ َْﻴ َﻦ ُﻛ ﱢ‬

“Antara adzan dan iqamat itu terdapat shalat –Rasul mengulanginya tiga kali- bagi
siapa yang berkehendak.” (HR Bukhari dan Muslim)

Shalat setelah wudhu. Shalat ini bisa dilakukan bagi orang yang baru
berwudhu. Shalat ini disyariatkan sesuai hadis:

ِ‫ﺻﻼَة‬ َ ‫ﺎل ﻟِ ِﺒﻼَ ٍل ﻋِ ْﻨ َﺪ‬ َ ‫ﻋَ ْﻦ َأ ِﺑﻰ ُﻫ َﺮﻳْ َﺮ َة – رﺿﻰ ﷲ ﻋﻨﻪ – َأ ﱠن اﻟ ﱠﻨ ِﺒﻰ – ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ – َﻗ‬
‫ﱠ‬
‫ى ﻓِ ﻰ‬ ‫ﱠ‬ َ
‫ﺪ‬ َ
‫ﻳ‬ ‫ﻦ‬َ ْ‫َﻴ‬
‫ﺑ‬ َ
‫ﻚ‬ ‫ﻴ‬
ْ َ
‫ﻠ‬ ْ‫ﻌ‬ َ
‫ﻧ‬ ‫ف‬ ‫ﱠ‬ َ
‫د‬ ُ
‫ﺖ‬ ْ‫ﻌ‬ ِ‫ﻤ‬ ‫ﺳ‬
َ ‫ﻰ‬ ‫ﱢ‬
‫ﻧ‬ ‫ﺈ‬
ِ
َ
‫ﻓ‬ ، ِ
‫م‬ َ ‫ﻼ‬ ‫ِﺳ‬
ْ ‫ﻹ‬ ‫ا‬ ‫ﻰ‬ ِ‫ل َﺣ ﱢﺪ ْﺛﻨِﻰ ِﺑﺄَرْ َﺟﻰ ﻋَ ﻤَ ٍﻞ ﻋَ ﻤِ ْﻠ َﺘ ُﻪ ﻓ‬ ُ َ‫اﻟ َﻔ ْﺠ ِﺮ » َﻳﺎ ِﺑﻼ‬ْ
‫ﱠ‬ َ ‫ﺎر ِإﻻﱠ‬ َ َ ُ َ َ َ ‫ﱢ‬ َ َ ْ َ ْ
‫ﺖ‬ ُ ‫ﺻﻠ ْﻴ‬ ٍ ‫ﺖ ﻋَ ﻤَ ﻼً أرْ َﺟﻰ ﻋِ ﻨْﺪِ ى أﻧﻰ ﻟ ْﻢ أ َﺗﻄ ﱠﻬﺮْ ﻃ ُﻬﻮ ًرا ﻓِ ﻰ َﺳﺎﻋَ ﺔِ ﻟ ْﻴ ٍﻞ أوْ َﻧ َﻬ‬ َ ‫ ﻗ‬. « ِ‫اﻟ َﺠﻨﱠﺔ‬
ُ ‫ﺎل ﻣَ ﺎ ﻋَ ﻤِ ﻠ‬
‫ﱢ‬ ُ َ ُ ‫ِﻚ ﱡ‬
‫ﻰ‬َ ‫ﺻﻠ‬ َ ‫ﺐ ﻟِﻰ أ ْن أ‬ َ ‫اﻟﻄ ُﻬﻮ ِر ﻣَ ﺎ ﻛ ِﺘ‬ َ ‫ِﺑ َﺬﻟ‬

Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda kepada Bilal ketika waktu shalat fajar, “Wahai Bilal, ceritakan kepadaku
amal yang diharapkan yang telah kau lakukan di dalam Islam, karena aku
mendengar suara kedua sandalmu di surga.” Bilal berkata, “Tidak ada amalan yang
paling diharapkan di sisiku, yaitu bahwa tidaklah aku bersuci pada waktu malam
atau siang kecuali aku shalat dengan bersuci shalat yang aku sanggupi.” (HR
Bukhari)

4. Berdzikir

Berdzikir adalah amalan yang ringan di lisan, namun sangat besar dalam
timbangan. Banyak sekali ayat Alquran atau hadiz nabawi yang menunjukkan
tentang keutamaan dzikir. Bahkan Rasulullah senantiasa menggunakan waktunya
untuk berdzikir.

ِ‫ﻞ َأ ْﺣ َﻴﺎﻧِﻪ‬
‫اﻟﻠ َﻪ ﻋَ َﻠﻰ ُﻛ ﱢ‬ َ ‫ِﺸ ُﺔ َﻛ‬
‫ﺎن اﻟ ﱠﻨ ِﺒﻰ – ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ – َﻳ ْﺬ ُﻛﺮُ ﱠ‬
‫ﱡ‬
َ ‫ﺖ ﻋَ ﺎﺋ‬ َ ‫َﻗ‬
ْ ‫ﺎﻟ‬

Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa


berdzikir dalam setiap waktu dan keadaannya.” (HR Bukhari Muslim)

Maka, waktu antara adzan dan iqamah juga bisa digunakan untuk berdzikir, tentu
dengan lafadz-lafadz dzikir yang disyariatkan seperti, subhaanallah wa bihamdihi,
subhanallahil ‘adziim, alhamdulillah, Allahu akbar, laa ilaaha illallallah, laa haula wa
laa quwwata illa billah dan lain-lain.

5. Membaca Alquran

Membaca Alquran bisa menjadi salah satu amalan yang dapat dilakukan saat
menunggu dikumandangkannya iqamat. Waktu seperti ini sangat tepat untuk
memperbanyak pahala dengan membaca Alquran karena kebaikan setiap hurufnya
Nabi shallallahu ‘alaihi nyatakan akan dilipatgandakan sebanyak sepuluh kali lipat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ﻮل اﻟﻢ َرْ ٌف وَ َﻟ ِﻜ ْﻦ َأﻟ ٌِﻒ‬


ُ ‫اﻟ َﺤ َﺴﻨ َُﺔ ِﺑﻌَ ْﺸ ِﺮ َأﻣْ َﺜﺎﻟ َِﻬﺎ ﻻَ َأ ُﻗ‬
ْ َ‫اﻟﻠﻪِ َﻓ َﻠ ُﻪ ﺑﻪِ َﺣ َﺴﻨ ٌَﺔ و‬
ِ ‫َﺎب ﱠ‬ ً َ
ِ ‫»ﻣَ ْﻦ َﻗ َﺮأ َﺣﺮْ ﻓﺎ ﻣِ ْﻦ ِﻛﺘ‬
ٌ ٌ ِ‫َﺣﺮْ ٌف وَ ﻻَمٌ َﺣﺮْ ف وَ ﻣ‬
«‫ﻴﻢ َﺣﺮْ ف‬ ٌ

“Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah, maka untuknya satu
kebaikan. Dan satu kebaikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan. Aku
tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf
dan mim satu huruf.” (HR Tirmidzi, ia berkata: hasan shahih gharib)

6. Istighfar

Beristighfar, memohon ampunan kepada Allah adalah diantara amalan yang baik
dilakukan saat menunggu iqamat dikumandangkan. Banyak ayat dan hadis yang
menunjukkan keutamaan istighfar. Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
beristighfar dalam satu hari sebanyak seratus atau tujuhpuluh kali.

‫اﻟﻠ َﻪ‬ َ ‫اﻟﻠﻪِ إ ﱢﻧﻰ‬


‫ﻷ ْﺳ َﺘ ْﻐﻔِ ﺮُ ﱠ‬
ِ
‫ﻮل » وَ ﱠ‬
ُ ‫اﻟﻠﻪِ – ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ – َﻳ ُﻘ‬ ‫ﻮل ﱠ‬ َ ‫ﺖ َر ُﺳ‬ ُ ْ‫ﺎل َأﺑُﻮ ُﻫ َﺮﻳْ َﺮ َة َﺳﻤِ ﻌ‬
َ ‫َﻗ‬
« ‫ﻴﻦ ﻣَ ﺮﱠ ًة‬ َ ْ ‫ﻮب إ َﻟ ْﻴﻪِ ﻓِ ﻰ‬ َ
َ ِ‫اﻟ َﻴﻮْ ِم أ ْﻛ َﺜ َﺮ ﻣِ ْﻦ َﺳ ْﺒﻌ‬ ِ ُ ‫وَ أ ُﺗ‬

Abu Hurairah menuturkan, aku mendengar Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa


sallam- bersabda, “Demi Allah, sungguh aku beristighfar kepada Allah dan bertobat
kepada-Nya dalam satu hari lebih dari tujuh puluh kali.” (HR Bukhari)

َ ‫ َﻗ‬: ‫ﺎل‬
َ ‫ َﻗ‬، – ‫ِﻲ – رﺿﻲ ﷲ ﻋﻨﻪ‬ َ ‫ﻋﻦ‬
َ ‫اﻷ‬
» – ‫ﺎل َر ُﺳﻮل ﷲ – ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬ ‫ﺑﻦ ﻳﺴﺎر اﻟﻤﺰﻧ ﱢ‬ ِ ‫ﻏ ﱢﺮ‬
َ ُ ‫ﻓﺈﻧﻲ‬‫ ﱢ‬، ‫وه‬
ُ ُ‫واﺳ َﺘ ْﻐﻔِ ﺮ‬ ِ‫ ُﺗﻮﺑُﻮا ِإﻟﻰ ﷲ‬، ‫ﺎس‬ َ
« ٍ‫ﻣﺌﺔ ﻣَ ﺮﱠ ة‬ ِ ‫اﻟﻴ‬
‫ﻮم‬ َ ‫ﻮب ﻓﻲ‬ ُ ‫أﺗ‬ ْ ُ ‫َﻳﺎ أﻳﱡ َﻬﺎ اﻟ ﱠﻨ‬

Dari Al Aghar bin Yasar Al Muzani radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, bersabda


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai manusia, bertobatlah kepada Allah
dan beristighfarlah kepada-Nya. Sesungguhnya aku bertobat dalam satu hari
seratus kali.” (HR Muslim)

Penutup

Itulah beberapa amalan yang dapat kita lakukan dalam rangka menunggu iqamat
dikumadangkan. Sebagai penutup, penulis ingin menasehati diri penulis dan para
pembaca untuk tidak menyia-nyiakan waktu antara adzan dan iqamah dengan
perbuatan yang tidak bermanfaat seperti mengobrol, menggunakan hp dan yang
lainnya. Alangkah lebih baik mengamalkan amalan-amalan yang penulis sebutkan
diatas sesuai kesanggupan dan kemudahannya. Dan hendaknya juga kita bersabar
ketika iqamat belum dikumadangkan. Sebagian kaum muslimin terlihat
tergesa-gesa ingin shalat segera dilakukan, padahal adzan belum lama
dikumandangkan. Ingatlah bahwa dengan menunggu berarti kita juga membantu
saudara kita yang lain untuk menghadiri shalat berjamaah yang sangat besar
pahalanya.

Wallahu ‘alam bish-shawab

Abu Khaleed Resa Gunarsa – Subang, 14 Ramadhan 1432 H

[1] Bahasan tentang disyariatkannya membuat jarak antara adzan dan iqamah bisa
dilihat pada link berikut:

- http://abul-jauzaa.blogspot.com/2008/07/jarak-antara-adzan-
dan-iqamah.html

- http://konsultasisyariah.com/jarak-antara-adzan-dan-iqomah

- http://almanhaj.or.id/content/997/slash/0

Beri rating:

2 Votes

Bagikan + Cetak:

 Facebook 69  Twitter  Cetak  Surat elektronik


Print with Joliprint

Memuat...
Agustus 14, 2011  3 Balasan

« Sebelumnya Berikutnya »

Tinggalkan Balasan
Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Nama

*
Surel

*
Situs web

Komentar

Kirim Komentar

Beritahu saya balasan komentar lewat surat elektronik.

kang iman pada Oktober 12, 2011 pukul 12:34 am

tulisan yang bermanfaat, amiin

 Balas

Ping-balik: Amalan-Amalan Antara Adzan dan Iqamah | Islam Untuk Kita


Mujiman, S.Pd. pada April 5, 2014 pukul 7:40 am

Kalau di tempat kami antara adzan dan iqomah diisi dengan bernyanyi (
istilah mereka puji-pujian).

 Balas

Cari Artikel

Nasehat Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam:

"...Bersemangatlah atas sesuatu yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan pada


Allah dan janganlah lemah!" (HR Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu)

Sayyidul Istighfar

‫ﻚ ﻣِ ْﻦ َﺷ ﱢﺮ‬ َ ‫ َأﻋُ ﻮْ ُذ ِﺑ‬،‫ﺖ‬


ُ ْ‫َﻄﻌ‬َ ‫اﺳﺘ‬ َ َ
ْ ‫ وَ أ َﻧﺎ ﻋَ َﻠﻰ ﻋَ ْﻬﺪِ كَ وَ وَ ﻋْ ﺪِ كَ ﻣَ ﺎ‬، َ‫ِﻲ وَ أ َﻧ ْﺎ ﻋَ ْﺒ ُﺪك‬ َْ
ْ ‫ َﺧﻠﻘ َﺘﻨ‬،‫ﺖ‬ َ ‫ﻲ َﻻ ِإ َﻟ َﻪ ِإ ﱠﻻ َأ ْﻧ‬ ‫اﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ َأ ْﻧ َ ﱢ‬
ْ ‫ﺖ َرﺑ‬
ّ
َ
َ ‫ب َإ ﱠﻻ أ ْﻧ‬ ‫ َﻓ ِﺈ ﱠﻧ ُﻪ َﻻ ﻳ َْﻐﻔِ ﺮُ ﱡ‬،‫ﺎﻏﻔِ ﺮْ ﻟِﻲ‬
ْ ‫ﻚ ِﺑ َﺬ ْﻧ ِﺒﻲ َﻓ‬ َ
َ ‫ وَ أ ُﺑﻮْ ُء َﻟ‬،‫ﻲ‬ َ َ ‫ﻚ ِﺑﻨِﻌْ ﻤَ ﺘ‬ َ
َ ‫ أ ُﺑﻮْ ُء َﻟ‬،‫ﺖ‬
‫ﺖ‬ َ ْ‫اﻟﺬ ُﻧﻮ‬ ْ ْ ‫ِﻚ ﻋَ ﻠ ﱠ‬ ُ ْ‫ﺻﻨَﻌ‬ َ ‫ﻣَ ﺎ‬

Allaahumma Anta Rabbii laa ilaaha illaa anta, khalaqtanii wa ana ‘abduka, wa ana ‘alaa
‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu, a’uudzu bika min syarri maa shana’tu, abuu`u laka bi
ni’matika ‘alayya, wa abuu`u laka bi dzanbii faghfir lii, innahu laa yaghfirudz dzunuuba
illaa anta

Ya Allah, engkau adalah Rabb ku tidak ada yang berhak disembah selain engkau, engkau
yang telah menciptakanku dan aku adalah hambamu, dan aku berada di atas
perjanjian-Mu semampuku, aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang aku perbuat,
aku mengakui nikmatmu atas ku dan aku mengakui dosa-dosaku maka ampunilah aku,
sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa selain-Mu…

***Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang mengucapkannya


pada siang hari seraya meyakininya, kemudian ia mati sebelum sore, maka ia termasuk
penghuni surga. Dan siapa saja yang mengucapkannya pada malam hari seraya
meyakininya, kemudian ia mati sebelum pagi, maka ia termasuk penghuni surga (HR
Bukhari: 5659)

Tulisan Teratas

Hentikan Celaan, Jaga Kehormatan Sesama Muslim


Mengapa Kita Harus Beribadah Kepada Allah?
Mencari Nilai Ibadah Dalam Bekerja
Benarkah Orang yang Memilih untuk Berpartisipasi Dalam Pemilu Bermental Tempe dan
Seperti Kabayan?
Mencintai Allah dan Tanda-Tandanya
Kata-Kata Mutiara Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah -rahimahullah
At-Tatswiib; Mengucapkan “Ash-Shalaatu khairum minan naum” Pada Adzan Subuh,
Sunnah atau Bid’ah?
Shaum; Pengertian dan Hikmahnya
Bolehkan Barang Gadai Dipakai Oleh Pemegang Barang?
Anak dan Istri; Antara Musuh dan Penyenang Hati

Funuun

Akidah Tauhid (29)


Biografi Ulama (2)
Fatwa (19)
Fikih (19)
Usul Fikih (3)
Hadis (13)
Musthalah Hadis (5)
Hikmah dan Akhlak (59)
Keluarga Islami (5)
Kisah (6)
Manhaj (43)
Muamalah Islam (7)
Tafsir Al Qur`an (2)
Uncategorized (8)

Terbaru

Benarkah Orang yang Memilih untuk Berpartisipasi Dalam Pemilu Bermental Tempe dan
Seperti Kabayan?
Beribadah Dengan Akhlak Baik
Dari Mana, Kemana dan Untuk Apa Manusia Hidup?
Sabar Dalam Beribadah
“Ya Allah! Berkahilah kami di bulan Rajab dan bulan Sya’ban, dan sampaikanlah kami ke
bulan Ramadan!”
Reproduksi dan Tarbiah: Jihad Paling Utama
Mewaspadai Istidraj
Delapan Kerusakan Bid’ah Dalam Agama
Sikap Inshaf Syaikul Islam Ibnu Taimiyyah Terhadap Ahli Bid’ah
Beda, Antara Pandangan Manusia dan Pandangan Allah
Urgensi Ijtihad Kolektif (Ijtihad Jama’iy)
Kesalahan-Kesalahan Sikap Manusia Terhadap Para Ulama
Mengapa Allah Mendatangkan Musibah?
Belajarlah Dari Pengalaman Pribadi dan Orang Lain
Memetik Pelajaran Dari Kisah Karun (QS. Al Qashash: 76 – 83)
Makna Takwil, Itsbat, Tafwidh dan Tajsim
Mencari Nilai Ibadah Dalam Bekerja
Keutamaan Ibadah di Zaman Fitnah
Meraih Kelezatan Dalam Ibadah
Ketawadhuan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah dan Sya’ir Gubahannya
Komentar Pengunjung

Apakah Berpartisipasi Dalam Pemilu Merupakan Kelemahan Mental? | Muslim.Or.Id -


Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah on Benarkah Orang yang Memilih untuk
Berpartisipasi Dalam Pemilu Bermental Tempe dan Seperti Kabayan?
Para Ulama Mengingatkan Akan Bahayanya Syiah, Bahkan Sebelum WAHABIYAH Ada, |
"Bisa Karena Terbiasa" on Para Ulama Berbicara Tentang Syi’ah Rafidhah
BERIBADAH DENGAN AKHLAK BAIK | m3n4n's Blog on Beribadah Dengan Akhlak Baik
Beribadah Dengan Akhlak Yang Baik | Sekedar Cerita Sahabat on Beribadah Dengan
Akhlak Baik
Shalat Jama’ah Haruskah di Masjid ? | Abu Zahra Hanifa on Sah kah Shalat Berjamaah
Selain di Masjid?

Meta

Mendaftar
Masuk log
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.com

Blog Stats

155,059 hits
Tamu Online

View Full Site

Now Available! Download WordPress for Android

Create a free website or blog at WordPress.com.

Anda mungkin juga menyukai