Anda di halaman 1dari 26

Jurnal

CITA HUKUM
VOL. 3 NO. 1 JUNI 2015
Diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta bekerjasama dengan Pusat Studi Konstitusi dan Legislasi Nasional (POSKO-LEGNAS) UIN
Jakarta. Jurnal Cita Hukum mengkhususkan diri dalam pengkajian Hukum Indonesia dan
terbit dua kali dalam satu tahun di setiap bulan Juni dan Desember.

Redaktur Ahli
Muhammad Atho Mudzhar (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Muhammad Amin Suma (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Salman Maggalatung (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Ahmad Hidayat Buang (University Malaya Malaysia)
Nadirsyah Hosen (Wollongong University Australia)
JM Muslimin (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Stephen Koos (Munchen University Germany)
Abdullah Sulaiman (Universitas Trisakti)
Jimly Asshiddiqie (Universitas Indonesia)
Muhammad Munir (IIU Islamabad Pakisatan)
Tim Lindsey (Melbourne University Australia)
Raihanah Azahari (University Malaya Malaysia)
Jaih Mubarok (UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
Djawahir Hejazziey (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Editor in Chief
Nur Rohim Yunus
Managing Editor
Muhammad Ishar Helmi

Editors
Fitria
Indra Rahmatullah
Mara Sutan Rambe
Asisten to The Editors
Erwin Hikmatiar

Alamat Redaksi
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jl. Ir. H. Juanda 95 Ciputat Jakarta 15412
Telp. (62-21) 74711537, Faks. (62-21) 7491821
Website: www.fsh-uinjkt.net, E-mail: jurnal.citahukum@uinjkt.ac.id
Permalink: http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/citahukum
Jurnal

CITA HUKUM
Menyambut baik kontribusi dari para ilmuwan, sarjana, profesional, dan peneliti dalam
disiplin ilmu hukum untuk dipublikasi dan disebarluaskan setelah melalui mekanisme
seleksi naskah, telaah mitra bebestari, dan proses penyuntingan yang ketat.
DAFTAR ISI

1 Penerapan Hukum Jaminan Fidusia Dalam Kontrak Pembiayaan Syariah;


Muhammad Maksum

11 Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Indonesia (Tinjauan


Terhadap UU Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia)
Fathul Muin

25 Kewenangan Legislasi Dewan Perwakilan Daerah dalam Reformasi


Kelembagaan Perwakilan Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi
Khamami Zada

39 Konsep Pengakuan Bersalah Terdakwa Pada “Jalur Khusus” Menurut RUU


KUHAP dan Perbandingannya Dengan Praktek Plea Bargaining di
Beberapa Negara
Aby Maulana

67 Scope of State Responsibility Against Terrorism In International Law


Perspective; Indonesian Cases
Dian Purwaningrum Soemitro & Indra Wahyu Pratama

77 Pengendalian Sosial Kejahatan (Suatu Tinjauan Terhadap Masalah


Penghukuman Dalam Perspektif Sosiologi)
Mas Ahmad Yani

91 Perubahan Konstitusi dan Reformasi Ketatanegaraan Indonesia


Abu Tamrin

99 Konsep Perlindungan Hak Cipta Karya Musik Dalam Ranah Hukum


Hak Kekayaan Intelektual Dari Tindak Pidana Pembajakan
Oksidelfa Yanto
115 Tindak Pidana Korupsi (Dugaan Penyalahgunaan Wewenang) Pejabat
Publik (Perspektif Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang
Administrasi Pemerintahan)
Fathudin

133 Perlindungan Hukum Bagi Investor Terhadap Praktik Kejahatan


Insider Trading Pada Pasar Modal Di Indonesia
Fadilah Haidar

153 Penyalahgunaan Perjanjian Lisensi Merek Dalam Praktek Bisnis Hak


Atas Kekayaan Intelektual
Ida Rofida

169 Persamaan Unsur Pokok Pada Suatu Merek Terkenal (Analisis Putusan
MA Nomor 162 k/pdt.sus-hki/2014)
Muhammad Dandi Pahusa
Jurnal Cita Hukum, FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Vol.3 No.1(2015),pp.133-152,DOI: 10.15408/jch.v2i1.2311.2015.3.1.133-152
-----------------------------------------------------------------------------------------------

Perlindungan Hukum Bagi Investor


Terhadap Praktik Kejahatan Insider Trading
Pada Pasar Modal Di Indonesia

Fadilah Haidar
Magister Manajemen Bisnis Binus Business School
Jl. Hang Lekir I No. 6, Senayan Jakarta
E-mail: fadilah_haidar@yahoo.com

Abstract: Legal Protection towards Investors Concerning Insider Trading Crime


Practices in Capital Market in Indonesia. Legal protection to investor is a crucial
element in business and investment continuation. Legalprotection is
implemented through legal structure and legal substance which is
interconnected. The absence of legal protection to investor on insider trading
crime practices in capital market will create unfair market, illicit profit and
untreatable market that inflict Investors. Thus, Act No. 8 Year 1995 gives
protection to investor in order to create investement safety in capital market.
Keyword: Investor, Insider Trading Crime

Abstrak: Perlindungan Hukum Bagi Investor Terhadap Praktik Kejahatan


Insider Trading Pada Pasar Modal di Indonesia. Perlindungan hukum bagi
investor merupakan suatu hal yang krusial dalam kelangsungan dunia bisnis dan
investasi. Perlindungan hukum itu sendiri berupa legal structure dan legal
substance dimana keduanya saling bersinergi dalam memberi kepastian dan
perlindungan hukum. Dengan tidak adanya perlindungan hukum bagi investor
terhadap kejahatan insider trading di pasar modal, maka akan tercipta unfair
market, timbulnya illicit profit, dan untrustable market yang merugikan investor.
Oleh karenanya, UU No. 8 Tahun 1995 memberikan perlindungan hukum bagi
investor, sehingga dengannya diharapkan dapat terciptanya keamanan dalam
melakukan investasi di pasar modal.
Kata Kunci: Investor, Kejahatan Insider Trading, Pasar Modal

DOI: 10.15408/jch.v2i1.2311


Naskah diterima: 24 Maret 2015, direvisi: 22 Mei 2015, disetujui untuk terbit: 14 Juni 2015.

133
Fadhila Haidar

Pendahuluan
Pasar modal sebagai wadah untuk mencari dana bagi perusahaan dan
alternatif sarana investasi bagi masyarakat (investor) dimana di dalamnya terdapat
transaksi penawaran umum dan perdagangan efek dari perusahaan publik (emiten)
kepada masyarakat investor. Pasar Modal/Capital Market/Stock Exchange/Stock Market/
dalam dalam pengertian klasik diartikan sebagai suatu bidang usaha perdagangan
surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi atau efek-efek pada
umumnya.1 Pasal 1 angka 13 Undang-Undang Nomor 08 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal memberikan pengertian pasar modal yang lebih spesifik, yaitu kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik
yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek. Kegiatan tersebut dilindungi oleh payung hukum yang sangat
menjunjung tinggi prinsip keterbukaan.
Penentuan harga di Pasar Modal dipengaruhi oleh suatu informasi atau fakta
materil, karena suatu informasi mencerminkan suatu harga. 2 Dalam Pasal 1 angka 7
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995, yang dimaksud dengan informasi atau fakta
materil adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian,
atau fakta yang dapat mempengaruhi harga Efek pada Bursa Efek dan atau keputusan
pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau
fakta tersebut. Informasi yang harus disampaikan kepada publik adalah informasi
yang akurat dan lengkap sesuai dengan keadaan perusahaan. 3 Prinsip keterbukaan
adalah prinsip yang menjadi landasan pertimbangan bagi para pelaku di pasar modal
untuk melakukan aktivitas perpasarmodalan secara rasional.
Menurut Peraturan Nomor X.K.1. IV-1. Keputusan Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal. Nomor KEP-86/PM/1996. Tentang Keterbukaan Informasi. Informasi
yang harus dibuka oleh perusahaan publik antara lain, penggabungan usaha,
pembelian saham, peleburan usaha atau pembentukan usaha patungan, pemecahan
saham atau pembagian deviden saham, pendapatan dari deviden yang luar biasa
sifatnya, perolehan atau kehilangan kontrak penting, produk atau penemuan baru
yang berarti, perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam
manajemen, pengumuman pembelian kembali atau pembayaran Efek yang bersifat
utang, penjualan tambahan Efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang
materiel jumlahnya, pembelian atau kerugian penjualan aktiva yang materiel,
perselisihan tenaga kerja yang relative penting, tuntutan hukum yang penting
terhadap perusahaan, dan atau direktur dan komisaris perusahaan, pengajuan
tawaran untuk pembelian efek perusahaan lain, penggantian akuntan yang
mengaudit perusahaan, penggantian wali amanat, Perubahan tahun fiskal
perusahaan.

1 Najib A. Gisymar. Insider Trading dalam Transaksi Efek, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999), h. 10.
2 Bismar Nasution, Keterbukaan dalam Pasar Modal, (Jakarta: Fakultas Hukum Universitas
Indonesia, Cet. Pertama, 2001), h. 1.
3 M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia (Jakarta: Kencana,

2004), h. 230.
134 – Jurnal Cita Hukum. Vol. 3 No. 1 Juni 2015. ISSN: 2356-1440.
Perlindungan Hukum Bagi Investor

Menurut penulis perlindungan hukum bagi investor merupakan suatu hal


yang krusial dalam kelangsungan dunia bisnis dan investasi, wujud dari
perlindungan hukum itu sendiri berupa legal structure dan legal substance dimana
keduanya saling bersinergi dalam memberi kepastian dan perlindungan hukum.
Dengan tidak adanya perlindungan hukum bagi investor terhadap kejahatan insider
trading di pasar modal maka akan tercipta unfair market, timbulnya illicit profit, dan
untrustable market yang merugikan investor.

Pengertian Pasar Modal


Pasar Modal/Capital Market/Stock Exchange/Stock Market/ dalam dalam
pengertian klasik diartikan sebagai suatu bidang usaha perdagangan surat-surat
berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi atau efek-efek pada umumnya.1
Menurut Pasal 1 angka 13 Undang - Undang Nomor 08 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara.
Nomor 3587) pengertian pasar modal yang lebih spesifik, yaitu kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik
yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek. Pengertian pasar modal sebagaimana pasar konvensional pada
umumnya, merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli. Pasar (market)
merupakan saran yang mempertemukan aktivitas pembeli dan penjual untuk seuatu
komoditas atau jasa. Pengertian modal (capital) dapat dibedakan :2 Barang modal
(capital goods) seperti tanah, bangunan, gedung, mesin, dan Modal uang (fund) yang
berupa financial assets.

Visi dan Misi Ketentuan Perundangan Pasar Modal di Indonesia


Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995, tentang Pasar Modal,
Undang-undang Nomor 52 Tahun 1952 Tentang penetapan “Undang-undang Darurat
tentang Bursa dan Lembaran Negara Tahun 1951 Nomor 79, sebagai Undang-undang
(Lembaran Negara Tahun 1952 Nomor 67 Perundangan Pasar Modal di Indonesia
yakni UU No. 8 Tahun 1995, terdapat visi dan misi bagi pengaturan dan pelaksanaan
kegiatan pasar modal di Indonesia, yakni sebagai berikut: a). Visi, Memajukan
pembangunan nasional serta dalam rangka antisipasi atas globalisasi ekonomi. b).
Misi, Berperan strategis dalam pembangunan nasional sebagai salah satu sumber
pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi masyarakat.

Peran dan Fungsi Pasar Modal


Secara umum, pasar modal mempunyai peran penting bagi perkembangan
ekonomi suatu Negara karena pasar modal berfungsi sebagai:3

1Najib A. Gisymar. Insider Trading dalam Transaksi Efek, (Bandung: Citra Aditya Bakt, 1999), h. 10.
2M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Prenada
Media, 2004), h. 10
3 Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, Hukum Pasar Modal di Indonesia. (Jakarta: Sinar Grafika, 2013),

h. 7
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta - 135
Fadhila Haidar

1. Sarana untuk menghimpun dana-dana masyarakat untuk disalurkan ke


dalam kegiatan-kegiatan produktif;
2. Sumber pembiayaan yang mudah, murah, cepat bagi dunia usaha dan
pembangunan nasional;
3. Mendorong terciptanya kesempatan berusaha dan sekaligus menciptakan
kesempatan kerja dan juga mempertinggi efisiensi alokasi sumber produksi;
4. Memeperkokoh mechanism financial market dalam menata system moneter,
karena pasar modal; dapat menjadi saran open market operation sewaktu-waktu
diperlukan oleh Bank Sentral dan Menekan tingginya bunga menuju suatu
rate yang reasonable;
5. Sebagai alternative investasi bagi para pemodal.4
Sangat diperlukan hukum yang mengatur seluruh kegiatan di pasar modal,
sebab aktivitas di pasar modal amatlah kompleks. Apabila disimpulkan yang
merupakan target yuridis dari pengaturan hukum terhadap pasar modal pada
pokoknya adalah sebagai berikut: Keterbukaan Informasi; Profesionalisme dan
tanggung jawab para pelaku di pasar modal; Pasar yang tertib dan modern; Efisiensi;
Kewajiban; Perlindungan Investor.5
Adapun fungsi dari Pasar Modal, secara umum, fungsi pasar modal adalah
sebagai sarana penambah modal bagi usaha, sebagai sarana pemerataan pendapatan,
sebagai sarana peningkatan kapasitas produksi, sebagai sarana penciptaan tenaga
kerja, sebagai sarana peningkatan pendapatan negara, sebagai indikator
perekonomian Negara.6

Produk–Produk pada Pasar Modal


Pertama, Reksa Dana. Reksa dana (mutual fund) adalah sertifikat yang
menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan uang kepada pengelola reksa dana
(manajer investasi) untuk digunakan sebagai modal berinvestasi. Melalui dana reksa
ini nasihat investasi yang baik “jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang”
bisa dilaksanakan. Pada prinsipnya investasi pada reksa dana adalah melakukan
investasi yang menyebar pada sejumlah alat investasi yang diperdagangkan di pasar
modal dan pasar uang.7
Kedua, Saham. Secara sederhana saham dapat didefinisikan sebagai tanda
penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. 8 Wujud
saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut

4 Departemen Keuangan RI, Seluk Beluk Pasar Modal. (Jakarta: Depkeu RI, Tanpa tahun), h. 5
5 Munir Fuady. 1996. Pasar Modal Modern: Suatu Tinjauan Hukum, (Bandung: Citra Adtyia Bakti),
h.13
Alam S. Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XI. Jilid 2, (Jakarta: Esis, 2007), h. 70–71
6

Gunawan Widjaya dan Almira Prajna Ramaniya. Reksana Dana dan Peran Serta Tanggung Jawab
7

Manajer Investasi dalam Pasar Modal: Seri Pengetahuan Pasar Modal (Jakarta: Prenada Media Group, 2006.), h 7.
8 Edilius dan Sudarsono. Kamu Ekonomi Uang dan Bank (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h. 239.

136 – Jurnal Cita Hukum. Vol. 3 No. 1 Juni 2015. ISSN: 2356-1440.
Perlindungan Hukum Bagi Investor

adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Laba yang besar dari
saham didistribusikan kepada pemegang saham sebagi dividen.
Ketiga, Saham Preferen. Saham preferen memberikan pilihan tertentu atas hak
pembagian dividen. Ada pembeli saham preferen yang menghendaki penerimaan
dividen yang besarnya tetap setiap tahun, ada pula yang menghendaki didahulukan
dalam pembagian dividen, dan lain sebagainya.
Keempat, Obligasi. Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi
kontrak antara pemberi pinjaman dengan penerima pinjaman.9 Surat obligasi adalah
selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut memberikan
pinjaman kepada perusahaan yang menerbitkan obligasi. Pada dasarnya memiliki
obligasi sama persis dengan memiliki deposito berjangka. Hanya saja obligasi dapat
diperdagangkan.
Kelima, Waran. Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu
dan harga yang sudah ditentukan. Biasanya waran dijual bersamaan dengan surat
berharga lainnya, misalnya obligasi atau saham. Penerbit waran harus memiliki
saham yang nantinya dikonversi oleh pemegang waran. Namun setelah obligasi atau
saham yang disertai waran memasuki pasar baik obligasi, saham maupun waran
dapat diperdagangkan secara terpisah. Kalau pemodal ingin mendapatkan dividen,
terlebih dahulu ia menggunakan waran untuk membeli saham Capital gain bisa
didapat bila pemegang obligasi yang disertai waran menjualnya dengan harga yang
lebih tinggi dari harga ketika memperolehnya.10
Keenam, Right Issue. Right issue merupakan hak bagi pemodal membeli
saham baru yang dikeluarkan emiten. Ini berbeda dengan saham bonus atau dividen
saham, yang otomatis diterima oleh pemegang saham. Right issue dapat
diperdagangkan. Biasanya harga saham hasil right issue lebih murah dari saham lama.
Karena membeli right issue berarti membeli hak untuk membeli saham, maka kalau
pemodal menggunakan haknya otomatis pemodal telah melakukan pembelian saham.
Dengan demikian maka imbalan yang akan didapat oleh pembeli right issue adalah
sama dengan membeli saham, yaitu dividen dan capital gain.11

Perkembangan Pasar Modal di Indonesia


Secara singkat, perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai
berikut:12
a) 14 Desember 1912, Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh
Pemerintah Hindia Belanda.
b) 1914 – 1918, Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I

9 Dyah Ratih S. Saham dan Obligasi Ringkasan Teori dan Soal Jawab, (Yogyakarta: Atmajaya, 2002), h.
82
10 Yulsafni. Hukum Pasar Modal…… h. 39-40
11 Ibid., hlm. 35.
12 http://www.tianmarketiva.com/sejarah-bursa-efek-indonesia. Diakses pada 10 Mei 2014,

pukul 18.41 WIB.


Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta - 137
Fadhila Haidar

c) 1925 – 1942, Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek
di Semarang dan Surabaya
d) Awal tahun 1939, Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di
Semarang dan Surabaya ditutup.
e) 1942 – 1952, Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II
f) 1952, Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar
Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman (Lukman Wiradinata)
dan Menteri keuangan (Prof.DR. Sumitro Djojohadikusumo). Instrumen yang
diperdagangkan: Obligasi Pemerintah RI (1950)
g) 1956, Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak
aktif.
h) 1956–1977, Perdagangan di Bursa Efek vakum.
i) 10 Agustus 1977, Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ
dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10
Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar
modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten
pertama.
j) 1977–1987, Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga
1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan
dibandingkan instrumen Pasar Modal.
k) 1987, Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang
memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran
Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.
l) 1988-1990, Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal
diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat
meningkat.
m) 2 Juni 1988, Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh
Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya
terdiri dari broker dan dealer.
n) Desember 1988, Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88)
yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa
kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.
o) 16 Juni 1989, Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh
Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.
p) 13 Juli 1992, Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas
Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.
q) 22 Mei 1995, Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem
computer JATS (Jakarta Automatic Trading Systems).
r) 10 November 1995, Pemerintah mengeluarkan Undang -Undang No. 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai
Januari 1996.
138 – Jurnal Cita Hukum. Vol. 3 No. 1 Juni 2015. ISSN: 2356-1440.
Perlindungan Hukum Bagi Investor

s) 1995, Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.


t) 2000, Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai
diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
u) 2002, BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote
trading).
v) 2007, Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ)
dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Perusahaan Go Public
Go public merupakan penawaran saham atau obligasi kepada masyarakat
umum untuk pertama kalinya.13 Pertama kali di sini berarti bahwa pihak penerbit
pertama kalinya melakukan penjualan saham atau obligasi. Transaksi penawaran
umum penjualan saham pertama kalinya terjadi pada pasar perdana (primary market).
Pasar perdana adalah penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan
saham (emiten) kepada investor selama waktu yang ditetapkan oleh pihak yang
menerbitkan sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder (Secondary
Market).
Istilah Emiten dapat kita temukan pada Pasal 1 angka 6 UU no 8 tahun 1995,
Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum. 4 Emiten adalah Pihak yang
melakukan penawaran umum efek, baik efek yang bersifat ekuitas (saham), efek yang
bersifat hutang (obligasi), efek yang bersifat syariah (sukuk).
Pihak yang melakukan penawaran umum saham/(Go Publik, Initial Publik
Offering/IPO) adalah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), karena
modal PT direpresentasikan atau dalam bentuk saham, sedangkan pihak yang
melakukan penawaran umum obligasi atau sukuk disebut Emiten obligasi/atau
sukuk, dimana tidak hanya perusahaan berbentuk PT saja, tetapi setiap pihak
dimungkinkan untuk dapat menerbitkan atau menjual obligasi atau sukuk di pasar
modal Indonesia.
Perusahaan Publik adalah Perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-
kurangnya oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor
sekurang–kurangnya Rp 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) atau suatu
jumlah pemegang saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah. Sejak perusahaan melakukan penawaran saham perdana berlangsung
maka investor5 akan memilih perusahaan mana yang paling lucrative ke dalam
portofolionya.

13 Hendy M. Fakhruddim. Go Public, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2008), h 12.
4 Ibid
5 An investor is a person who allocates capital with the expectation of a financial return. The types of

investments include: equity, debt securities, real estate, currency, commodity, derivatives such as put and call options,
etc. This definition makes no distinction between those in the primary and secondary markets. That is, someone who
provides a business with capital and someone who buys a stock are both investors. An investor who owns a stock is
known as a shareholder.
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta - 139
Fadhila Haidar

Pengawasan Pasar Modal Saat Ini


Seiring berkembangnya hukum di tanah air Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2011 mengisyaratkan bahwa adalah lembaga OJK bertugas menggantikan
Bapepam dalam pengawasan kegiatan di pasar modal.1 Dalam Pasal 6 huruf b
Undang-Undang No 21 Tahun 2011, OJK melaksanakan tugas dan pengaturan
kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal. Hal ini berarti OJK tetap harus
memperhatikan ketentuan yang ada dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
Tentang Pasar Modal. Kehadiran OJK adalah menggusur BAB Badan Pengawas Pasar
Modal (BAPEPAM).
Dasar penggantian Bapepam ke OJK adalah BAB XIII KETENTUAN
PERALIHAN Pasal 55 ayat (1): “Sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas, dan
wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal,
Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya
beralih dari Menteri Keuangan dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ke
OJK”.2 Secara normative yuridis, dengan terjadinya pengalihan fungsi, tugas serta
wewenang pengaturan dan pengawasan terhadap sector pasar modal dari Bapepam
kepada OJK maka seluruh wewenang yang dimiliki oleh Bapepam berdasarkan
undang-undang Pasar Modal akan menjadi kewenangan OJK. Menurut pasal 5 UU
nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal Peralihan kewenangan tersebut meliputi
kewenangan untuk:
a. Memberi :

1. Izin usaha kepada Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan,


lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Reksa Dana, Perusahaan Efek,
Penasihat Investasi, dan Biro Administrasi Efek;
2. Izin orang perseorangan bagi Wakil Penjamin Emisi Efek, Wakil
Perantara Pedagang Efek, dan Wakil Manajer Investasi; dan
3. Persetujuan bagi Bank Kustodian;

b. Mewajibkan pendaftaran Profesi Penunjang Pasar Modal dan Wali Amanat;


c. Menetapkan persyaratan dan tata cara pencalonan dan memberhentikan
untuk sementara waktu komisaris dan atau direktur serta menunjuk
manajemen sementara Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, serta
lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sampai dengan dipilihnya
komisaris dan atau direktur yang baru;
d. Menetapkan persyaratan dan tata cara Pernyataan Pendaftaran serta
menyatakan, menunda atau membatalkan efektifnya Pernyataan
pendaftaran;

Inda Rahyani, Hukum Pasar Modal Indonesia, (Yogyakarta: Atmajaya, 2002), h .82.
1
2http://riosidauruk.blogspot.com/2013/03/dari-bapepam-ke-ojk.html. Diakses pada, Kamis 16
Oktober 2014. Pukul 15.47 WIB.
140 – Jurnal Cita Hukum. Vol. 3 No. 1 Juni 2015. ISSN: 2356-1440.
Perlindungan Hukum Bagi Investor

e. Mengadakan pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap Pihak dalam hal


terjadi peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran terhadap Undang-
undang dan atau peraturan pelaksanaanya;
f. Mewajibkan setiap Pihak untuk :

1) Menghentikan atau memperbaiki iklan atau promosi yang berhubungan


dengan kegiatan di Pasar Modal; atau
2) Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi akibat
yang timbul dari iklan atau promosi dimaksud;

g. Melakukan pemeriksaan terhadap :

1) Setiap Emiten atau Perusahaan Publik yang telah atau diwajibkan


menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam; atau
2) Pihak yang dipersyaratkan memiliki izin usaha, izin orang
perseorangan, persetujuan, atau pendaftaran profesi berdasarkan
Undang-undang;

h. Menunjuk Pihak lain untuk melakukan pemeriksaan tertentu dalam rangka


pelaksanaan wewenang Bapepam sebagaimana dimaksud dalam huruf g;
i. Mengumumkan hasil pemeriksaan;
j. Membekukan atau membatalkan pencatatan suatu Efek pada Bursa Efek
atau menghentikan transaksi Bursa atas Efek tertentu untuk jangka waktu
tertentu guna melindungi kepentingan pemodal;
k. Menghentikan kegiatan perdagangan Bursa Efek untuk jangka waktu
tertentu dalam hal keadaan darurat;

l. Memeriksa keberatan yang diajukan oleh Pihak yang dikenakan sanksi oleh
Bursa Efek, Lembaga Kliring dsan Penjaminan, atau Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian serta memberikan keputusan membatalkan atau
menguatkan pengenaan sanksi dimaksud;
m. Menetapkan biaya perizinan, persetujuan, pendaftaran, pemeriksaan, dan
penelitian serta biaya lain dalam rangka kegiatan Pasar Modal;
n. Melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerugian masyarakat
sebagai akibat pelanggaran atas ketentuan di bidang Pasar Modal;
o. Memberikan penjelasan lebih lanjut yang bersifat teknis atas UUPM atau
peraturan pelaksanaannya;
p. Menetapkan instrumen lain sebagai Efek selain yang telah ditentukan dalam
Pasal 1 angka 5 UU PM; dan

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta - 141


Fadhila Haidar

q. Melakukan hal-hal lain yang diberikan berdasarkan Undang-undang Pasar


Modal.

Penyidikan di Bidang Pasar Modal


Dalam hal melakukan pemerikasaan dan penyidikan atas terjadinya
pelanggaran UUPM, kekuasaan OJK merupakan polisi yang menegakkan hukum
sebagai Penyidik Pegawai Negeri Sipil. Pendelegasian kekuasaan Bapepam kepada
OJK juga diperluas yaitu mempunyai kekuasaan untuk mengenakan sanksi
administrasi yang jumlahnya cukup banyak dalam pelaksanaan kekuasaannya.
Termasuk dalam kekuasaan pengenaan sanksi adalah untuk mengenakan denda,
pembatasan dan pembekuan kegiatan usaha, pencabutan izin usaha serta pembatalan
persetujuan pendaftaran (Pasal 102 UU No 8 Tahun 1995) Sebagai Penyidik Pegawai
Negeri Sipil (PPNS), OJK mempunyai kewenangan seperti layaknya Polisi dalam
melakukan pemeriksaan dan penyidikan, hal tersebut ada pada Pasal 100 dan 101
UUPM.
Mengenai kewenangan polisionil Bapepam yang didelegasikan oleh OJK
sebagai PPNS diatur dalam Peraturan Pemerintah No.46/1995 Tentang Tata Cara
Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal. Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur masalah-
masalah mengenai tujuan pemeriksaan, norma dan pedoman umum pemeriksaan
serta bagaimana pemeriksaan dilakukan oleh PPNS. Dalam rangka pelaksanaan
kewenangan sebagai penyidik, OJK dapat dibantu oleh aparat penegak hukum
lainnya, juga dapat melalukan perintah penangkapan sebagaimana kewenangan yang
dimiliki oleh pendahulunya yaitu Bapepam.

Lembaga-Lembaga Pasar Modal di Indonesia


Berikut merupakan Lembaga Penunjang pada Pasar Perdana: 4
Pertama; Penjamin Emisi Efek (Underwriter). Tugas penjamin efek antara lain
adalah memberikan nasihat mengenai jenis efek yang sebaiknya dikeluarkan, harga
yang wajar dan jangka waktu efek (obligasi dan sekuritas kredit), kemudian dalam
mengajukan pernyataan pendaftaran emisi efek, membantu menyelesaikan tugas
adinistrasi yang berhubungan dengan pengisian dokumen pernyataan pendaftaran
emisi efek, penyusunan prospektus merancang spesimen efek dan mendampingi
emiten selama proses evaluasi. Mengatur penyelenggaraan emisi (pendistribusian
efek dan menyiapkan sarana-sarana penunjang).
Kedua; Akuntan Publik. Tugas akuntan publik antara lain adalah melakukan
pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan dan memberikan pendapatya,
memeriksa pembukuan apakah sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum dan ketentuan-ketentuan Bapepam,memberikan petunjuk pelaksanaan cara-
cara pembukuan yang baik apabila diperlukan.

4 I Putu Gede Ari Suta, Menuju Pasar Modal Modern, (Yayasan SAD Satria Bakti, 2000), h. 211.

Lihat pula Yulsafni, Hukum Pasar Modal……h. 58-67


142 – Jurnal Cita Hukum. Vol. 3 No. 1 Juni 2015. ISSN: 2356-1440.
Perlindungan Hukum Bagi Investor

Ketiga; Konsultan Hukum. Tugas konsultan hukum adalah meneliti aspek-


aspek hukum emiten dan memberikan pendapat dari sisi hukum tentang keadaan
dan keabsahan usaha emiten, yang meliputi anggaran dasar, izin usaha, bukti
kepemilikan atas kekayaaan emiten, perikatan yang dilakukan oleh emiten dengan
pihak ketiga, serta gugatan dalam perkara perdata dan pidana.
Keempat; Notaris. Notaris bertugas membuat berita acara RUPS, membuat
konsep akta perubahan anggaran dasar dan menyiapkan naskah perjanjian dalam
rangka emisi efek.
Kelima; Agen Penjual. Agen penjual ini umumnya terdiri dari perusahaan
pialang (broker/dealer) yang bertugas melayani investor yang akan memesan efek,
melaksanakan pengembalian uang pesanan dan menyerahkan sertifikat efek kepada
pemesan.
Keenam; Perusahaan Penilai. Perusahaan penilai diperlukan apabila
perusahaan emiten akan melakukan penilaian kembali aktivanya. Penilaian tersebut
dimaksudkan untuk mengetahui beberapa beesarnya nilai wajar aktiva perusahaan
sebagai dasar dalam melakukan emisi melalui pasar modal.
Adapun lembaga penunjang dalam emisi obligasi. Dalam emisi obligasi,
disamping lembaga penunjang untuk emisi saham juga dikenal lembaga sebagai
berikut:
Pertama; Wali Amanat (Trustee). Tugas wali amanat adalah menganalisis
kemampuan dan kredibilitas emiten, melakukan penilaian terhadap sebagian atau
seluruh harta kekayaan emiten yang diterima olehnya sebagai jaminan, memberikan
nasihat yang diperhitungkan oleh emiten, melakukan pengawasan terhadap
pelunasan pinjaman pokok beserta bunganya yang harus dilakukan oleh emiten tepat
pada waktunya, membuat perjanjian perwaliamanatan dengan pihak emiten,
memanggil Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO), apabila diperlukan.
Kedua; Penanggung (Guarantor). Penanggung bertanggungjawab atas
dipenuhinya pembayaran pinjaman pokok obligasi beserta bunganya dari emiten
kepada para pemengang obligasi tepat pada waktunya, apabila emiten tidak
memenuhi kewajibannya.
Ketiga; Agen Pembayar (Paying Agent). Agen pembayar bertugas membayar
bunga obligasi yang biasanya dilakukukan setiap dua kali setahun dan pelunasan
pada saat obligasi telah jatuh tempo. Selain dari pada itu dalam pasar modal juga
terdapat lembaga penunjang pasar sekunder yakni, merupakan lembaga yang
menyediakan jasa-jasa dalam pelaksanaan transaksi jual beli di bursa. Lembaga
penunjang tersebut terdiri dari:
Pertama; Pedagang Efek. Di samping melakukan jual beli efek untuk diri
sendiri, pedangang efek juga berfungsi untuk menciptakan pasar bagi efek tertentu
dan menjaga keseimbangan harga serta memelihara likuiditas efek dengan cara
membeli dan menjual efek tertentu di pasar sekunder.

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta - 143


Fadhila Haidar

Kedua; Perantara Perdagangan Efek (Broker). Broker bertugas menerima order


jual dan beli investor untuk kemudian ditawarkan dibursa efek, atas jasanya broker
mengenakan fee kepada investor.
Ketiga; Perusahaan Efek. Perusahaan efek atau perusahaan sekuritas
(securities company) dapat menjalankan saru atau beberapa kegiatan, baik sebagai
penjamin emisi efek (underwriter), peranraa pedagang efek, manajer investasi atau
penasihat investasi.
Keempat; Biro Administrasi Efek. Yaitu pihak yang berdasarkan kontrak
dengan emiten secara teratur menyediakan jasa-jasa melaksanakan pembukuan,
transfer dan pencatatan, pembayaran dividen, pembagaian hak opsi, emisi sertifikat,
atau laporan tahunan untuk emiten.
Kelima; Reksa Dana (Mutual Fund). Reksadana merupakan perusahaan yang
kegiatannya mengelola dana-dana investor yang pada umumnya diinvestasikan
dalam bentuk instrumen pasar modal atau pasar uang oleh manajer investasi. Atas
dana yang dikelola tersebut diterbitkan unit saham atau sertifikat sebagai bukti
keikutsertaan investor pada perusahaan reksadana.

Menganal Praktik Insider Trading


Menurut Black's Law Dictionary yang dimaksud dari Insider Trading adalah
Where private information is used to create more profit. Sometimes this is considered a crime
and punished. Refer to gun jumping.5 Adapun menurut Utpal Bhattacharya dan Hazem
Daouk dalam Journal of Finance, Vol. LVII, No. 1, tahun 2002, Insider trading is the
trading of a public company's stock or other securities (such as bonds or stock options) by
individuals with access to non-public information about the company. In various countries,
trading based on insider information is illegal.6
UUPM dianggap kurang mendukung perlindungan kepada investor, sebab
prinsip pengaturan UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal belum menganut teori
penyalahgunaan (misaproprition theory) maka ketika terjadi praktik-praktik
perdagangan orang dalam tidak efektif memberikan sanksi hukum kepada
keterlibatan orang dalam dalam insider trading.

Adanya Perdagangan Orang Dalam


Dari beberapa kejahatan yang dilakukan di bursa perdagangan oleh orang
dalam (insider trading) adalah yang paling terkenal. Hal ini mungkin karena orang
yang mengetahui informasi orang dalam dalam mempergunakannya dalam
perdagangan sering dianggap “jenius” dalam perdagangan (karena setiap transaksi
yang dilakukannya) membawa keuntungan besar).

5 http://thelawdictionary.org/insider-trading/ Diakses pada 10 Desember 2014, pukul 20.29


WIB.
6 Utpal Bhattacharya and Hazem Daouk. The World Price of Insider Trading, (Journal of Finance,

Vol. LVII, No. 1. 2002)


144 – Jurnal Cita Hukum. Vol. 3 No. 1 Juni 2015. ISSN: 2356-1440.
Perlindungan Hukum Bagi Investor

Ditinjaun dari prespektif hukum Islam insider trading ini merupakan haram,
karena mengandung kebathilan, sebagaimana dalam firman Allah SWT QS. An Nisaa
ayat 29: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kami saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka
di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.”
Larangan perdagangan oleh orang dalam sebagaimana dikatakan di atas,
pada dasarnya adalah agar informasi yang keluar dari perusahaan dapat sampai
kepada semua orang (pemodal) secara merata terlebih dahulu sehingga tidak ada satu
pihak pun yang diuntungkan, dengen mengingat bahwa informasi di bursa
merupakan komoditi penting yang membuat orang memutuskan melakukan atau
tidak melakukan investasi. Dengan demikian tidak seorang pun akan diuntungkan
terutama apabila yang bersangkutan mempunyai akses terhadap manajemen
perusahaan. 1
Larangan pedagangan oleh orang dalam ini mulai diintrodusir dengan
diberlakukannya Keputusan Menteri keuangan nomor 1548/KMK/013/1990 tentang
Pasar Modal sebagaimana diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
284/KMK.010/1995, yang kemudian diperkuat dengan diberlakukannya UUPM.
Ketentuan mengenai perdagangan orang dalam ini ditentukan dalam Pasal. 95-98
UUPM. Ketentuan selanjutnya dari UUPM ini (Pasal 96-98) memperluas jangkauan
dari Pasal 95 baik terhadap orang dalam yang mendorong/mempengaruhi orang lain
atau memberikan informasi orang dalam kepada pihak lain (Pasal. 96), atau “orang
luar” yang berusaha untuk memperoleh informasi orang dalam tersebut secara
melawan hukum (Pasal 97) serta juga terhadap perusahaa efek/anggota bursa (Pasal
98).
Bilamana ditemukan kecenderungan transaksi yang mencolok, seperti
kenaikan atau penurunann harga yang luar biasa, volume dan frekuensi perdagangan
yang “istimewa” (karena sebelumnya saham tersebut tidak aktif), termasuk aktivitas
transaksi Anggota Bursa yang luar biasa, maka perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut. Penelitian pertama yang dilakukan adalah dengan melakukan pengecekan
terhadap semua informasi resmi yang telah dipublikasikan, kemudian emiten juga
dihubungi untuk memberikan konfirmasi apakah yang bersangkutan telah
memberikan informasi tertentu melalui media massa atau memang ada
keadaan/kejadian yang telah terjadi atau akan dilakukan tetapi masih dirahasiakan. 2
Gejala-gejala3 di atas perlu diteliti lebih lanjut karena biasanya mereka yang
mempunyai informasi orang dalam akan melakukan tindakan jual atau beli

1 Hamud M. Balfas, Tindak Pidana Pasar Modal dan Pengawasa Perdagangan di Bursa, (Jurnal Hukum

dan Pembangunan Edisi Januari-Juni 1998), h 57.


2 Ibid, hal 60
3 Mereka yang mengetahui informasi orang dalam biasanya akan bertindak lebih dahulu,

misalnya kalau ada kenaikan pembagian deviden (dibandingkan tahun sebelumnya) atau pengambilalihan
(take over) emiten karena setelah pengumuman saham biasanya akan mengalami kenaikan. Sebaliknya akan
menjual kalau perusahaan akan mengeluarkan pengumuman yang dapat mengakibatkan penurunan harga
saham, misalnya apabila ada kerugian dalam tahun buku yang bersangkutan.
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta - 145
Fadhila Haidar

mendahului diumumkannya kejadian-kejadian penting dalam perusahaan.4 Apabila


tidak ditemukan cukup alasan yang menunjang adanya indikasi transaksi yang tidak
wajar dimaksud, maka penelitian berikutnya dilakukan dengan cara memeriksa data
base anggota bursa maupun emiten yang bersangkutan yang berkaitan dengan
kemungkinan hubungan afiliasi satu dengan yang lainnya. 5

Informasi Materil yang Belum Disebutkan


Ketentuan tentang manipulasi harga dan “insider trading” kelihatannya juga
dimaksudkan untuk menghindari terjadinya transaksi oleh perusahaan publik
terhadap efek sendiri.6
Rahasia berharga (informasi) ini dapat berupa apapun, antara lain seperti
yang dicantumkan dalam Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-86/PM/1996,
Informasi atau Fakta Material yang diperkirakan dapat mempengaruhi harga Efek
atau keputusan investasi pemodal, antara lain hal-hal sebagai berikut: a.
Penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha, atau pembentukan usaha
patungan; b. Pemecahan saham atau pembagian dividen saham; c. Pendapatan dari
dividen yang luar biasa sifatnya; d. Perolehan atau kehilangan kontrak penting; e.
Produk atau penemuan baru yang berarti; f. Perubahan dalam pengendalian atau
perubahan penting dalam manajemen; g. Pengumuman pembelian kembali atau
pembayaran Efek yang bersifat utang; h. Penjualan tambahan efek kepada masyarakat
atau secara terbatas yang material jumlahnya; i. Pembelian, atau kerugian penjualan
aktiva yang material; j. Perselisihan tenaga kerja yang relatif penting; k. Tuntutan
hukum yang penting terhadap perusahaan, dan atau direktur dan komisaris
perusahaan; l. Pengajuan tawaran untuk pembelian Efek perusahaan lain; m.
Penggantian Akuntan yang mengaudit perusahaan; n. Penggantian Wali Amanat; o.
Perubahan tahun fiscal perusahaan.

Melakukan Transaksi dimana dengan Informasi Meterial


Hal yang sangat menarik mengenai “perdagangan orang dalam”7 dalam
hukum pasar modal kita adalah tidak dicantumkannya unsur

4 Hamud M. Balfas, Tindak Pidana Pasar Modal …… h. 60


5 Ibid, hal 61
6 Hamud M. Balfas, Tindak Pidana Pasar Modal …… h. 58
7 Maksud dari “orang dalam” dalam pasar modal yang dikenal di Indonesia hanya meliputi:

a. komisaris, direktur, atau pegawai Emiten atau Perusahaan Publik;


b. pemegang saham utama Emiten atau Perusahaan Publik;
c. orang perseorangan yang karena kedudukan atau profesinya atau karena hubungan usahanya
dengan Emiten atau Perusahaan Publik memungkinkan orang tersebut memperoleh informasi
orang dalam; atau
d. Pihak yang dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir tidak lagi menjadi Pihak sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, atau huruf c di atas.
Sebagai contoh penjelasan huruf d adalah Tuan A berhenti sebagai direktur pada tanggal 1 Januari. Namun
demikian Tuan A masih dianggap sebagai sebagai orang dalam sampai dengna tanggal 30 Juni pada tahun
yang bersangkutan.
146 – Jurnal Cita Hukum. Vol. 3 No. 1 Juni 2015. ISSN: 2356-1440.
Perlindungan Hukum Bagi Investor

“mendapatkan/meperoleh keuntungan” dari transaksi dengan mempergunakan


informasi orang dalam.
Dengan demikian UUPM memang melarang sama sekali adanya unsur
“informasi orang dalam” ini dalam perdagangan efek di bursa kita tanpa melihat
apakah adanya informasi tersebut memberikan keuntungan atau tidak kepada si
pengguna informasi tersebut. Larangan perdagangan oleh orang dalam ini begitu
pentingnya bahkan punya pesan khusus kepada orang dalam dengan menyatakan
bahwa “orang dalam mempunyai kewajiban untuk berhati-hati dalam menyebarkan
informasi agar informasi tidak disalahgunakan oleh pihak yang menerima informasi
tersebut untuk melakukan pembelian atau penjualan atas efek. 8 Menemukan adanya
“insider trading” tidak mudah karena biasanya dengan modus canggih dan kompleks,
namun indikasi awal dapat dilakukan dengan cara memantau perkembangan
transaksi di Bursa. 9

Mendapatkan Keuntungan yang Tidak Layak


Pada pelaksanaan praktik insider trading di bursa saham motif utama para
pelaku adalah mendapatkan keuntungan, namun keuntungan ini tidak dibenarkan
sebab diusahakan dengan cara yang tidak legal secara hukum maupun tidak etis
secara etika perdagangan bursa, hal seperti ini dikenal dengan Illicit profit, definition is,
Not permitted or allowed; prohibited; unlawful; as an illicit trade; illicit intercourse.10
Adapun objek lainnya yang menjadi motif dalam pelaksanaan insider trading ini
menurut Doug Bandow a senior fellow at the Cato Institute adalah The objective of
insider trading laws is counter-intuitive: prevent people from using and markets from
adjusting to the most accurate and timely information. The rules target “non-public”
information, a legal, not economic concept. As a result, we are supposed to make today’s trades
based on yesterday’s information.

Kasus Insider Trading di Indonesia


Berikut merupakan contoh kasus lemahnya kekuatan UUPM untuk menjerat
praktik insider trading di Indonesia. Insider Trading pernah terjadi di Indonesia pada
tahun 2007 sebagaimana diberitakan Detik Finance oleh Wahyu Daniel - detikfinance
Selasa, 18/12/2007 10:52 WIB:
- Duduk Perkara: “Kasus dugaan Insider Trading PGN menguak ke permukaan pada
Januari 2007 lalu. Dugaan muncul akibat penundaaan proyek pipanisasi gas Sumsel-
Jabar (SSWJ) yang tidak segera dilaporkan manajemen ke publik. Harga saham pada
12 Januari 2007 terjungkal 23,32 persen menjadi Rp 7.400 per saham. Tidak
dilaporkannya penundaan proyek tersebut diduga terkait dengan kepentingan

8 Hamud M. Balfas, Tindak Pidana Pasar Modal dan Pengawasa Perdagangan di Bursa, (Jurnal Hukum

dan Pembangunan), h. 60
9 M. Irsan Nasarudin, et.al, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h.

270
10 West's Encyclopedia of American Law (The Gale Group, Inc. All rights reserved. Copyright,

edition 2. 2008)
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta - 147
Fadhila Haidar

divestasi saham PGN 5,32 persen pada 15 Desember 2006 agar harga ketika divestasi
tidak turun”.
- Putusan Hukum: “Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-
LK) hanya memberikan sanksi administratif berupa denda terhadap 9 orang
karyawan dan mantan karyawan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) dalam kasus
perdagangan saham PGN (Insider Trading). Ke-9 Orang itu adalah mantan Dirut PGN
WMP Simanjuntak didenda Rp 2,330 miliar, mantan Sekretaris Perusahaan
Widyatmiko Bapang sebesar Rp 25 juta, Adil Abas Rp 30 juta, Nursubagjo Prijono Rp
53 juta, Iwan Heriawan Rp 76 juta, Djoko Saputro Rp 154 juta, Hari Pratoyo Rp 9 juta,
Rosichin Rp 184 juta, dan Thohir Nur Ilhami Rp 317 juta”
- Analisa Hukum: Menurut penulis sanksi hukum yang dijatuhkan kurang tepat, sebab
pada Pasal 104 UU No 8 1995 jelas bahwa perdagangan orang dalam selain dikenakan
denda dapat pula sekaligus dikenakan pidana penjara maksimal 10 tahun. Ini
merupakan ketidaktegasan dalam implmentasi hukum, yang akibatnya merugikan
ribuan investor dan dapat menimbulkan uncondusife market.

Perbandingan Insider Trading di Berbagai Negara


Dunia bursa saham di seluruh dunia pada prinsipnya mengenal insider
trading ini dengan konsep yang sama, yakni melanggar prisip dari bursa efek
berdasarkan "Objectives and Principles of Securities Regulation" published by the
International Organization of Securities Commissions (IOSCO) in 1998 and updated in 2003
states that the three objectives of good securities market regulation are: 1). Investor protection,
2). Insuring that markets are fair, efficient and transparent, and 3). Reducing systemic risk.
Adapun perbandingan yang penulis hadirkan dalam skripsi ini mengenai
konsep hukum terhadap insider trading di beberapa Negara.
Negara pertama yang penulis bahas adalah Russia, Setelah satu dekade
perdebatan dan lobi-lobi untuk pembentukan undang-undang baru Rusia pada insider
trading dan manipulasi pasar akhirnya mulai berlaku tahun Januari 2011 lalu, yakni
Federal Law No. 224-FZ “On Insider Trading and Countering Market Manipulation and
Amending Certain Russian Legal Acts” (the “Insider Trading Law”) provides the legal
framework for prosecuting illegal insider trading by inter alia defining the term “inside
information” and establishing liability for its unlawful use.11
Negara kedua Amerika Serikat larangan insider trading English and American
common law prohibitions against fraud Pada tahun 1909, jauh sebelum UU Bursa Efek
disahkan, Mahkamah Agung Amerika Serikat memutuskan bahwa direktur
perusahaan, yang membeli saham perusahaan tersebut ketika ia tahu itu akan
melambungkan harga, melakukan penipuan dengan membeli tetapi tidak
mengungkapkan informasi dalamnya.
Bagian 15 dari Securities Act of 1933, terdapat larangan penipuan dalam
penjualan efek yang sangat diperkuat oleh Securities Exchange Act of 1934. Bagian 16

11 http://www.bloomberg.com/news/2013-07-02/russia-claims-first-insider-trading-case-in-
unilever-s-kalina.html. Diakses pada 10 Desember 2014, pukul 22.00 WIB.
148 – Jurnal Cita Hukum. Vol. 3 No. 1 Juni 2015. ISSN: 2356-1440.
Perlindungan Hukum Bagi Investor

(b) dari Securities Exchange Act of 1934 melarang keuntungan short-swing (dari setiap
pembelian dan penjualan dalam jangka waktu enam bulan) yang dibuat oleh direktur
perusahaan, pejabat, atau pemegang saham yang memiliki lebih dari 10% saham
perusahaan.12 Menurut Pasal 10 (b) dari Undang-Undang 1934, SEC Rule 10b-5,
melarang penipuan terkait dengan perdagangan efek. The Insider Trading Sanctions Act
of 1984 and the Insider Trading and Securities Fraud Enforcement Act of 1988.13
Negara Ketiga adalah Inggris, perundangan yang menyangkut ketentuan
bursa efek adalah the Criminal Justice Act 1993, Part V, Schedule 1, and the Financial
Services and Markets Act 2000. Menurut organisasi independen Cato visi dan misi
peratruran di atas which defines an offence of Market Abuse. It is also illegal to fail to trade
based on inside information (whereas without the inside information the trade would have
taken place).
Dari beberapa Negara di atas jelaslah bahwa Undang-undang pasar modal
nomor 8 tahun 1995 yang saat ini masih dipakai di Indonesia sudah kurang relevan
dengan perkembangan dunia perpasar modalan masa kini dan pergerakan yang masif
dari kejahatan insider trading ataupun segala jenis frauds lainnya khususnya dalam
pasar modal. Terlihat pula bahwa pengaturan mengenai karakteristik insider trading
dalam UUPM belum memadai dan belum mampu menjerat pelaku, karena adanya
batasan-batasan dan kekurangan dalam pengaturan yang terdapat dalam Pasal 95-98
UUPM. Ketentuan mengenai larangan insider trading yang terdapat dalam UUPM
belum dapat memberikan perlindungan yang seutuhnya kepada para investor.

Perlindungan Hukum Terhadap Investor Akibat Praktik Insider Trading


Penegakan hukum insider trading mencakup tiga hal, yaitu penegakan secara
administratif, perdata, dan pidana. Pada dasarnya UUPM telah meletakkan landasan
bagi penegakkan hukum sebagai bentuk perlindungan untuk setiap pelanggaran
terhadap kegiatan pasar modal, yakni Adanya sanksi administratif (Pasal 102 UUPM),
Sanksi Pidana (Pasal 103-110 UUPM), Tuntutan ganti kerugian secara perdata (Pasal
111 UUPM).
UUPM dianggap kurang mendukung perlindungan kepada investor, sebab
prinsip pengaturan UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal belum menganut teori
penyalahgunaan (misaproprition theory) maka ketika terjadi praktik-praktik
perdagangan orang dalam tidak efektif memberikan sanksi hukum kepada
keterlibatan orang dalam dalam insider trading sebab UU No.8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal masih menganut teori hubungan kepercayaan (fiduciary duty theory).
Teori penyalahgunaan (misappropriation theory) mengatakan setiap orang yang
menggunakan inside information atau informasi yang belum tersedia untuk publik
melakukan perdagangan saham atas informasi tersebut dikategorikan sebagai insider.

12 A Securities & Exchange Commission regulation that requires company insiders to return any profits

made from the purchase and sale of company stock if both transactions occur within a six-month period. A company
insider, as determined by the rule, is any officer, director or holder of more than 10% of the company's shares.
13 Thomsen LT. "Testimony Concerning Insider Trading," (SEC. Retrieved December 21, 2011).

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta - 149


Fadhila Haidar

Walaupun orang yang melakukan perdagangan itu tidak mempunyai fiduciary duty
dengan perusahaan.14
Pasal 95 berbunyi: “Orang dalam dan Emiten atau Perusahaan Publik yang
mempunyai informasi orang dalam dilarang melakukan pembelian atau penjualan
atas efek: a). a. Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud; dan b). Perusahaan lain
yang melakukan transaksi dengan Emiten atau Perusahaan Publik yang
bersangkutan.”
Apabila Pasal 95 ini dicermati lebih mendalam lagi, maka masih terdapat
celah hukum yang dipakai oleh orang dalam (insider), maupun orang luar yang
menerima informasi (insider) untuk melakukan transaksi efek yang dilarang atau
insider trading. Pasal 95 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 hanya menjangkau
orang dalam kapasitas Fiduciary duty theory, sehingga para pelaku yang masuk dalam
kategori Misappropriation theory hampir dapat dipastikan akan terhindar dari
pelaksanaan Pasal 104 Undang-Undang No 8 tahun 1995 yaitu mengenai sanksi yang
dapat dikenakan bagi pelaku insider trading.15

Penyelesaian Hukum Tindakan Insider Trading di Pasar Modal


Kejahatan insider trading diselesaikan dengan jalan melalui pengadilan, dan
tidak dapat diselesaikan dengan jalan Alternative dispute resolution. Dalam pasal 104
UU No 8 Tahun 1995 jelas diutarakan bahwa kejahatan insider trading hukumannya
adalah denda maksimal 15 miliar rupiah dan maksimal penjara 10 tahun.
Tingkat kesulitan penegakan hukum insider trading sebagai salah satu jenis
White collar crime. Kenyataan menunjukkan bahwa kasus White collar crime sampai ke
pengadilan jauh lebih sulit daripada membawa kasus-kasus konevnsional.16
Kesulitan ini disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:7 a). Modus
operandi dari white collar crime jauh lebih kompleks dibandingkan dengan kejahatan
konvensional; b). Pelaku white collar crime jarang yang mempunyai riwayat hidup
kriminil seperti yang umumnya dimiliki oleh pelaku kejahatan konvensional; c).
Kerugian dari white collar crime tidak sejelas kerugian sebagai akibat dari kejahatan
konvensional. Dalam kejahatan konvensional kerugian jelas (misalnya: terluka atau
terbunuh).8

Penutup
Berdasarkan Perundangan Pasar Modal di Indonesia yakni UU No. 8 Tahun
1995, terdapat visi dan misi bagi pengaturan dan pelaksanaan kegiatan pasar modal
di Indonesia, yakni, bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya suatu

Munir Fuady, Doktrin-Doktrin Modern Dalam Corporate Law………h. 264


14

Najib A. Gisymar, Insider Trading…… h. 44.


15
16 Munir Fuady, Pasar Modal…… h. 180
7 Ibid.
8 Sere Intan A. Sinaga, Tinjauan Yuridis Terhadap Praktik Insider Trading di Indonesia, (Pekanbaru:

JOM Fakultas Hukum Volume I No. 2, 2014), h. 11


150 – Jurnal Cita Hukum. Vol. 3 No. 1 Juni 2015. ISSN: 2356-1440.
Perlindungan Hukum Bagi Investor

masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, bahwa pasar
modal mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan nasional sebagai salah
satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi masyarakat,
bahwa agar pasar modal dapat berkembang dibutuhkan adanya landasan hukum
yang kukuh untuk lebih menjamin kepastian hukum pihak-pihak yang melakukan
kegiatan di pasar modal serta melindungi kepentingan masyarakat pemodal dari
praktik yang merugikan, bahwa sejalan dengan hasil-hasil yang dicapai
pembangunan nasional serta dalam rangka antisipasi atas globalisasi ekonomi,
Undang-undang Nomor 52 Tahun 1952 Tentang penetapan “Undang-undang Darurat
tentang Bursa”, dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan.
Salah satu bentuk pelanggaran terhadap prinsip keterbukaan di pasar modal
adalah praktik Insider trading. Dalam pasar modal di Indonesia, praktik insider trading
tergolong salah satu pelanggaran yang paling sering dilakukan oleh pihak-pihak yang
terkait di dalam sejumlah skandal, apakah itu yang melibatkan emiten swasta
ataupun BUMN. Saat ini yang berwenang adalah OJK karena kewenangan BAPEPAM
telah pindah sepenuhnya ke OJK, Mulai 31 Desember 2012.
Perlindungan hukum bagi investor terhadap praktik insider trading pada
pasar modal di Indonesia berdasarkan UU No. 8 Tahun 1995. Terdapat kekuatan
hukum yang lemah di UUPM terhadap penindakan praktik orang dalam atau insider
trading, sebagaimana yang kita lihat dan bandingkan di beberapa Negara peraturan
perundangan pasar modal terus direvisi, karena dunia pasar modal amatlah dinamis
dan kompleks. Berikut kelemahan dari UUPM dan bahan yang bisa menjadi acuan
pembelajaran untuk memperbaiki struktur hukum pasar modal Indonesia; a.
Pengaturan mengenai karakteristik insider trading dalam UUPM belum memadai dan
belum mampu menjerat para pelaku, karena adanya tidak jelasnya batasan-batasan
insider trading yang terdapat dalam Pasal 95-98 UUPM. b. Ketentuan mengenai
larangan insider trading yang terdapat dalam UUPM belum dapat memberikan
perlindungan yang seutuhnya kepada para investor. c. Tidak disebutkannya pihak-
pihak luar emiten secara detail dan sesuai perkembangan dunia pasar modal yang
dapat menunjang praktik insider trading ini, sehingga pihak-pihak luar tersebut
sangat besar kemungkinan melakukan praktik insider trading ini. d. Didalam UUPM
tidak memberikan “batasan” secara tegas mengenai insider trading dan tidak
disebutkan juga mengenai informasi yang semestinya dibuka setelah disclosure.

Pustaka Acuan:

Buku :
Edilius dan Sudarsono. Kamus Ekonomi Uang dan Bank. Jakarta: Rineka Cipta. 1994
Fuady, Munir Pasar Modal Modern (Suatu Tinjauan Hukum). Bandung: Citra Adtyia
Bakti. 1996
Gisymar, Najib A. Insider Trading dalam Transaksi Efek. Bandung, Citra Aditya Bakti,
Bandung. 1999
Hendy M. Fakhruddim. Go Public. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta - 151


Fadhila Haidar

Hulwati, Transaksi Saham di Pasar Modal Indonesia Prespektif Hukum Ekonomi Islam.
Yogyakarta: UII Press. 2001
Nasarudin, M. Irsan dan Indra Surya. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta,
Kencana. 2004
Nasution, Bismar. Keterbukaan dalam Pasar Modal, cetakan pertama: Fakultas Hukum
Universitas Indonesia. 2001
PPJM, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN
Syarifhidayatullah. Jakarta: UIN Syahid. 2012
Rahyani, Inda. Hukum Pasar Modal Indonesia, Univ. Yogyakarta : Atmajaya, 2002
Ratih S, Dyah. Saham dan Obligasi Ringkasan Teori dan Soal Jawab, Yogyakarta:
Universitas Atmajaya. 2002
Raywidjaja, I.G. Hukum Pasar Modal. Jakarta: Maspion. 2001
S, Alam. Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Esis, Jilid 2. 2007
Suta, I Putu Gede Ari. Menuju Pasar Modal Modern. Yayasan SAD Satria Bakti. 2000
Tavinayati dan Yulia Qamariyanti. Hukum Pasar Modal di Indonesia. Jakarta. Sinar
Grafika. 2013
Tunggal, Iman Sjahputra. Tanya-Jawab Aspek Hukum Pasar Modal di Indonesia. Jakarta:
Harvarindo. 2000
Widjaya, Gunawan dan Almira Prajna Ramaniya. Reksana Dana dan Peran Serta
Tanggung Jawab Manajer Investasi dalam Pasar Modal. Seri Pengetahuan Pasar
Modal, Prenada Media Group, Jakarta. 2006
Yulsafni. Hukum Pasar Modal, Bdan Penerbit Iblam, Jakarta. 2005

Peraturan Perundang-undangan :
Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
Undang- Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK
Keputusan Menteri keuangan nomor 1548/KMK/013/1990 tentang Pasar
Modal, diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 284/KMK.010/1995
Peraturan Nomor X.K.1. IV-1. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal.
Nomor KEP-86/PM/1996. Tentang Keterbukaan Informasi.

Sumber non-buku :
Balfas, Hamud M. Tindak Pidana Pasar Modal dan Pengawasa Perdagangan di Bursa,
Jurnal Hukum dan Pembangunan Edisi Januari-Juni. 1998
Balfas, Hamud M. Tindak Pidana Pasar Modal dan Pengawasa Perdagangan di Bursa,
Jurnal Hukum dan Pembangunan. 1999
Bhattacharya, Utpal and Hazem Daouk. The World Price of Insider Trading.
Journal of Finance, Vol. LVII, No. 1. 2002
Sinaga. Sere Intan A. Tinjauan Yuridis Terhadap Praktik Insider Trading di Indonesia.
(Pekanbaru, Riau: JOM Fakultas Hukum Volume I No. 2, 2014

152 – Jurnal Cita Hukum. Vol. 3 No. 1 Juni 2015. ISSN: 2356-1440.

Anda mungkin juga menyukai