Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Sesuai dengan Undang-Undang No. 1 tahun 1970 mengenai Kesehatan dan Keselamatan
Kerja dan mengingat bahwa di Laboratorium/Ruang Praktikum pada Program Studi
Kebidanan beresiko untuk terjadinya gangguan kesehatan lingkungan dan keselamatan kerja,
serta dalam upaya meningkatkan perlindungan maupun pelestarian lingkungan dalam segala
aktivitas, maka dibutuhkan tindakan pencegahan.
Barkaitan dengan hal tersebut diatas, maka diperlukan Pedoman Pelaksanaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) maupun penyediaan sarananya. Pedoman Pelaksanaan K3 ini
disusun dan ditujukan khususnya untuk kepentingan dosen, mahasiswa dan staf di
lingkungan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar dengan tujuan untuk memastikan
komitmen institusi dalam hal penerapan K3 bisa terlaksana secara rutin dan berkelanjutan.
Untuk itu seluruh dosen, mahasiswa dan staf maupun pihak-pihak terkait diwajibkan
melaksanakan dan mentaati ketentuan-ketentuan standar K3 yang disyaratkan dalam buku
pedoman ini, dengan demikian pencegahan terhadap hal-hal yang tidak diinginkan dapat
dihindari.
Atas perhatian dan kerjasama semua pihak, saya ucapkan terima kasih.

Makassar, Agustus 2016


Ketua Jurusan

Drs. Rusli,Sp.FRS.,Apt
KEBIJAKAN K3

Sudah menjadi kebijaksanaan pada Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar agar
setiap dosen, mahasiswa dan staf mendapatkan tempat yang aman dan sehat dalam
melaksanakan tugas sehari-hari. Pada prinsipnya semua pihak harus berupaya serta
mengambil langkah-langkah positif sehingga seluruh dosen, mahasiswa dan staf terjamin dan
bekerja dengan aman dan sehat.
Secara garis besar, kebijakan ini adalah:
1. Meningkatkan kesadaran dan memberikan pengertian bahwa kecelakaan itu dapat
dicegah.
2. Memberikan pengertian bahwa target utama K3 adalah “zero accident”.
3. Mengutamakan keselamatan dosen, mahasiswa dan staf dari penggunaan
peralatan dan bahan di Laboratorium pada Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes
Makassar
4. Menjamin bahwa semua dosen, mahasiswa dan staf telah mengetahui dan
melaksanakan pekerjaannya secara produktif yaitu dengan cara yang aman melalui
petunjuk yang benar, instruksi pekerjaan yang tepat, instruksi pemakaian peralatan
yang tepat, instruksi pemakaian bahan yang tepat melalui pengawasan yang tepat.
5. Menyediakan fasilitas, peralatan, perlengkapan keselamatan kerja yang layak dan
memadai serta menjamin akan digunakan secara tepat.
6. Memastikan bahwa yang diminta dan direkomendasikan dalam kebijakan K3
telah diikuti.
7. Meningkatkan perlindungan dan pelestarian lingkungan dalam segala aktivitas
dan meminimumkan kerusakan yang mungkin terjadi akibat aktivitas tersebut.

Semua dosen, mahasiswa dan staf harus sudah mengetahui akan tanggung jawabnya masing-
masing termasuk peduli akan kesehatannya, keselamatannya dan lingkungan ditempat kerja,
sehubungan dengan kebijakan diatas.

Makassar, Agustus 2016


Ketua Jurusan

Drs. Rusli,Sp.FRS.,Apt

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu


bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian
materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses
produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan
berdampak pada masyarakat luas.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan
petugas kesehatan dan non kesehatan di Indonesia belum terekam dengan
baik. Jika kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di
beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan) menunjukan
kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering
terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan
pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko
kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah
tersedia. Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus
melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan
pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan
hidupnya. Dalam bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan
faktor yang sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang yang
mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada diri,
keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat meminimalisir
Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan
mempunyai kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja
dan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari
pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Kesehatan, Pasal
23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus
diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang
mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau
mempunyai staf paling sedikit 10 orang. Jika memperhatikan peraturan
tersebut institusi pendidikan merupakan tempat yang harus
menyelanggarakan upaya-upaya K3 khususnya institusi pendidikan yang
bergelut dengan bahan beracun dan berbahaya.
Oleh karena itu K3 seyogyanya melekat pada pelaksanaan praktikum dan
penelitian di laboratorium. Laboratorium adalah tempat staf pengajar,
mahasiswa dan pekerja lab melakukan eksprimen dengan bahan kimia alat gelas
dan alat khusus. Penggunaan bahan kimia dan alat tersebut berpotensi terjadinya
kecelakaan kerja. Pada umumnya kecelakan kerja penyebab utamanya adalah
kelalaian atau kecerobohan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk
mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara membina dan mengembangkan
kesadaran (attitudes) akan pentingnya K3 di laboratorium.
Keselamatan Kerja di Laboratorium, perlu diinformasikan secara cukup (tidak
berlebihan) dan relevan untuk mengetahui sumber bahaya di laboratorium dan
akibat yang ditimbulkan serta cara penanggulangannya. Hal tersebut perlu
dijelaskan berulang ulang agar lebih meningkatkan kewaspadaan. Keselamatan
yang dimaksud termasuk orang yang ada disekitarnya.
Peraturan Keselamatan Kerja.
Tujuan Peraturan Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk menjamin :
a. Kesehatan , keselamatan dan kesejahteraan orang yang bekerja di
laboratorium.
b. Mencegah orang lain terkena resiko terganggu kesehatannya akibat kegiatan di
laboratorium.
c. Mengontrol penyimpanan dan penggunaan bahan yang mudah terbakar dan
beracun
d. Mengontrol pelepasan bahan berbahaya (gas) dan zat berbau ke udara,
sehingga tidak berdampak negative terhadap lingkungan.

Aturan umum yang terdapat dalam peraturan itu menyangkut hal hal sebagai berikut :
a. Orang yang tak berkepintingan dilarang masuk laboratorium, untuk mencegah
hal yang tidak diinginkan.

b. Jangan melakukan eksprimen sebelum mengetahui informasi mengenai


bahaya bahan kimia, alat alat dan cara pemakaiannya.
c. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk
memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.
d. Harus tau cara pemakaian alat emergensi : pemadam kebakaran, eye shower,
respirator dan alat keselamatan kerja yang lain.
e. Setiap laboran /Pekerja laboratorium harus tau memberi pertolongan darurat
(P3K).
f. Latihan keselamatan harus dipraktekkan secara periodik bukan dihapalkan
saja
g. Dilarang makan minum dan merokok di lab, bhal ini berlaku juga untuk
laboran dan kepala Laboratorium.
h. Jangan terlalu banyak bicara, berkelakar, dan lelucon lain ketika bekerja di
laboratorium
i. Jauhkan alat alat yang tak digunakan, tas,hand phone dan benda lain dari atas
meja kerja.

Pakaian di Laboratorium
Pekerja laboratorium harus mentaati etika berbusana di laboratorium. Busana
yang dikenakan di laboratorium berbeda dengan busana yang digunakan sehari hari.
Busana atau pakaian di laboratorium hendaklah mengikuti aturan sebagai berikut :
a. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak oleh bahan kimia, sepatu yang
terbuka, sepatu licin, atau berhak tinggi.
b. Wanita dan pria yang memiliki rambut panjang harus diikat, rambut panjang
yang tidak terikat dapat menyebabkan kecelakaan. karena dapat tersangkut
pada alat yang berputar.
c. Pakailah jas praktikum, sarung tangan dan pelindung yang lain dengan baik
meskipun, penggunaan alat alat keselamatan menjadikan tidak nyaman.
Bekerja dengan Bahan Kimia

Bila anda bekerja dengan bahan kimia maka diperlukan perhatian dan
kecermatan dalam penanganannya. Adapaun hal umum yang harus diperhatikan
adalah sebagai berikut :
a. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia
b. Hindari menghirup langsung uap bahan kimia
c. Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus
( cukup dengan mengkibaskan kearah hidung )
d. Bahan kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi (pedih
dan gatal

Memindahkan Bahan Kimia


Seorang laboran pasti melakukan pekerjaan pemindahan bahan kimia pada
setiap kerjanya. Ketika melakukan pemindahan bahan kimia maka harus diperhatikan
hal hal sebagai berikut :
a. Baca label bahan sekurang kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan
dalam pengambilan bahan misalnya antara asam sitrat dan asam nitrat.
b. Pindahkan sesuai jumlah yang diperlukan
c. Jangan menggunakan bahan kimia secara berlebihan
d. Jangan mengembalikan bahan kimia ke tempat botol semula untuk
menghindari kontaminasi, meskipun dalam hal ini kadang terasa boros

Memindahkan Bahan Kimia Cair


Ada sedikit perbedaan ketika seorang laboran memindahkan bahan kimia yang
wujudnya cair. Hal yang harus diperhatikan adalah :
a. Tutup botol dibuka dengan cara dipegang dengan jari tangan dan sekaligus
telapak tangan memegang botol tersebut.
b. Tutup botol jangan ditaruh diatas meja karena isi botol bisa terkotori oleh
kotoran yang ada diatas meja.
c. Pindahkan cairan menggunakan batang pengaduk untuk menghindari percikan.
d. Pindahkan dengan alat lain seperti pipet volume shg lebih mudah.
Memindahkan Bahan Kimia Padat

Pemindahan bahan kimia padat memerlukan penanganan sebagai berikut :


a. Gunakan sendok sungu atau alat lain yang bukan berasal dari logam.
b. Jangan mengeluarkan bahan kimia secara berlebihan.
c. Gunakan alat untuk memindahkan bebas dari kontaminasi. Hindari satu
sendok untuk bermacam macam keperluan.

Cara Pemanasan Larutan dalam Tabung Reaksi


Pemanasan tabung reaksi sering dilakukan dalam suatu percobaan di
laboratorium. Ada banyak reaksi yang harus dilakukan pemanasan untuk
mempercepat proses reaksi. Tata cara melakukan pemanasan tabung reaksi adalah :
a. Isi tabung reaksi sebagian saja, sekitar sepertiganya.
b. Api pemanas terletak pada bag bawah larutan.
c. Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata.
d. Arah mulut tabung reaksi pada tempat yang kosong agar percikannya tidak
mengenai orang lain.

Cara memanaskan dengan gelas Kimia


Pemanasan yang dilakukan menggunakan gelas kimia ( bukan tabung reaksi)
maka harus memperhatikan aturan sebagai berikut :
a. Gunakan kaki tiga sebagai penopang gelas kimia tersebut.
b. Letakkan batang gelas atau batu didih pada gelas kimia untuk menghindari
pemanasan mendadak.
c. Jika gelas kimia tersebut berfungsi sbg penagas air , isikan air seperempatnya
saja supaya tidak terjadi tumpahan.

Peralatan dan Cara Kerja


Bekerja dengan alat alat kimia juga berpotensi terjadinya kecelakaan kerja,
oleh karena itu harus diperhatikan hal hal sebagai berikut :
a. Botol reagen harus dipegang dengan cara pada bagian label ada pada telapak
tangan .
b. Banyak peralatan terbuat dari gelas , hati hati kena pecahan kaca. Bila
memasukkan gelas pada prop-karet gunakan sarung tangan sebagai pelindung.
c. Ketika menggunakan pembakar spritus hati hati jangan sampai tumpah di
meja karena mudah terbakar. Jika digunakan bunsen amati keadaan selang
apakah masih baik atau tidak.

d. Hati hati bila mengencerkan asam sulfat pekat, asam sulfatlah yang dituang
sedikit demi sedikit dalam air dan bukan sebaliknya.

Pembuangan Limbah
Limbah bahan kimia secara umum meracuni lingkungan, oleh karena itu perlu
penanganan khusus :
a. Limbah bahan kimia tidak boleh dibuang langsung ke lingkungan .
b. Buang pada tempat yang disediakan
c. Limbah organik dibuang pada tempat terpisah agar bisa didaur ulang.
d. Limbah padat (kertas saring, korek api, endapan) dibuang ditempat khusus.
e. Limbah yang tidak berbahaya (Misal : detergen) boleh langsung dibuang
,dengan pengenceran air yang cukup banyak.
f. Buang segera limbah bahan kimia setelah pengamatan selesai.
g. Limbah cair yang tidak larut dlm air dan beracun dikumpulkan pada botol dan
diberi label yang jelas.

Terkena Bahan Kimia

Kecelakaan kerja bias saja terjadi meskipun telah bekerja dengan hati hati.
Bila hal itu terjadi maka perhatikan hal hal sebagai berikut :
a. Jangan panik .
b. Mintalah bantuan rekan anda yang ada didekat anda, oleh karenanya dilarang
bekerja sendirian di laboratorium.
c. Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dengan bahan tersegut,
bila memungkinkan bilas sampai bersih
d. Bila kena kulit, jangan digaruk , supaya tidak merata.
e. Bawaah keluar ruangan korban supaya banyak menghirup oksigen.
f. Bila mengkawatirkan kesehatannya segera hubungi paramedik secepatnya.

Terjadi Kebakaran

Kebakaran bisa saja terjadi di laboratorium, karena di dalamnya banyak


tersimpan bahan yang mudah terbakar. Bila terjadi kebakaran maka :
a. Jangan Panik
b. Segera bunyikan alarm tanda bahaya.
c. Identifikasi bahan yang terbakar (kelas A;B atau C), padamkan dengan kelas
pemadam yang sesuai ( Contoh kebakaran klas B bensin, minyak tanah dll
tidak boleh disiram dengan air)
d. Hindari menghirup asap secara langsung, gunakan masker atau tutup hidung
dengan sapu tangan.
e. Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat
f. Cari Bantuan Pemadam Kebakaran , oleh karenanya No Telpon Pemadam
Kebakaran harus ada di Laboratorium
Kombinasi bahan dibawah ini berpotensi terjadi kecelakaan kerja, oleh
karenanya harus dihindari.

a. Natrium atau Kalium dengan air


b. Amonium nitrat, serbuk seng dan air
c. Kalium nitrat dengan natrium asetat
d. Nitrat dengan ester
e. Peroksida dengan magnesium, seng atau aluminium
f. Benzena atau alkohol dengan api

Gas Berbahaya

Ada beberapa gas yang berbahaya keberadaanya di laboratorium. Gas gas


tersebut adalah :
a. Bersifat Iritasi
gas HCl, HF, nitrat dan nitrit, klorin,sulfur dioksida ( cermati baunya yang
nyegrak).
b. Karbon monoksida
sangat mematikan, semua reaksi yang menghasilkan gas tersebut dihindari,
karena tidak berwarna, dan tidak berbau
c. Hidrogen sianida berbau seperti almond
Hidrogen sulfida dikenali dari baunya Hidrogen selenida (H2Se) gas yang
sangat beracun.

Simbol Bahaya

Di lingkungan lab terdapat benda benda yang berbahaya berikut ini ada
beberapa simbul bahaya yang ahrus dikenalai :
Daftar Pustaka

Bahan Ajar Pelatihan Manajemen Laboratorium, Deroktoral Jendral Pendidikan


Tinggi, Proyek Peningkayan Manajemen Pendidikan tinggi, 2002

Mariati; 1998. Bahan Kimia Berbahaya. Penataran pengelolaan Laboratorium


(Laboratorium Manajemen) Fakultas Kedokteran USU Medan.

Anda mungkin juga menyukai