Anda di halaman 1dari 39

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Apel (Malus sylvestris Mill) adalah tanaman yang berasal
dari daerah subtropis. Di Indonesia terdapat dua jenis apel, yaitu
apel lokal maupun apel impor. Terdapat empat varietas apel
yang dibudidayakan oleh petani di Indonesia, yaitu manalagi,
anna, rome beauty, dan wangling. Citarasa, aroma maupun
tekstur apel sebenarnya dihasilkan kurang dari 230 komponen
kimia serta beragam asam seperti asam asetat, asam format
dan 20 jenis asam lain. Kandungan alkohol berkisar 30-40 jenis
ester seperti, etil asetat dan 100 jenis karbonil seperti
formaldehide dan asetaldehide . Apel memiliki kandungan gizi
yang sangat tinggi, namun sifat dari apel yang mudah busuk
dan rusak sehingga diperlukan pengolahan apel. Salah satu
produk olahan buah apel ini yaitu sari buah apel. Agar sari buah
apel ini dapat bertahan lama maka diperlukan pengawetan
dengan menginaktifkan enzim dan menekan jumlah
mikroorganisme di dalam sari buah (Khurniyati dan Teti, 2015).
Pada saat proses pemetikan buah, beberapa tindakan
yang dilakukan dapat menyebabkan timbulnya penyakit pada
pascapanen. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk
mencegah timbulnya penyakit pascapanen, diantaranya
penentuan saat panen, penggunaan alat panen, dan pemetikan.
Pemanenan yang tidak seragam umur panennya akan
menyebabkan masalah dalam penyimpanan. Buah yang
dipanen masak atau matang jika dicampur dengan buah mentah
di penyimpanan, akan memengaruhi pemasakan buah mentah
sebelum waktunya, dan mengubah sifat ketahanan buah karena
adanya perubahan fisiologi buah.
Alat yang digunakan untuk memanen buah atau sayur,
khususnya pada lahan luas, juga dapat mempengaruh
timbulnya penyakit pascapanen. Sebaiknya sebelum digunakan,
peralatan panen disterilkan terlebih dahulu, dan diusahakan
sesedikit mungkin terjadi luka oleh penggunaan alat tersebut.
Pemetikan buah harus dilakukan dengan hati-hati, karena
kerusakan sedikit saja akan mampu merangsang timbulnya
penyakit pascapanen, apalagi jika produk tersebut memar
1
karena jatuh atau tergencet, akan mudah terserang patongen
pascapanen karena menurunnya ketahanan produk akibat
kerusakan fisiologi (Soesanto, 2006). SOP budidaya pada
tanaman meliputi pembibitan, pemupukan, pemeliharaan dan
cara oanen yang mampu meningkatkan produktivitas hasil
tanaman (Santosa, 2014).

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


Tujuan umum dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang
(PKL) di Perkebunan Kusuma Agrowisata adalah untuk
mengetahui gambaran umum kondisi Perkebunan Kusuma
Agrowisata yang meliputi sejarah singkat perkebunan, lokasi
perkebunan, struktur organisasi, ketenagakerjaan, proses
pemanenan, mesin dan peralatan, pemasaran.

1.2.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang
(PKL) di Perkebunan Kusuma Agrowisata ini adalah untuk
mengetahui dan memahami penerapan standard operating
procedure (SOP) perawatan tanaman apel di PT. Kusuma
Agrowisata.

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Buah Apel


Buah apel mempunyai umur simpan yang relatif pendek,
kurang lebih 7 hari pada suhu kamar, karena buah apel setelah
dipetik akan mengalami perubahan komposisi dan terjadi
kerusakan, yang disebabkan oleh berlanjutnya kegiatan
fisiologis. Kerusakan mekanis juga dapat terjadi misalnya
pecah, kulit mudah sobek dan kerusakan mikrobiologis seperti
pembusukan oleh mikrobia.(4) Pengolahan yang sering
dilakukan untuk buahbuahan antara lain pengeringan,
perendaman dalam gula, penggaraman, fermentasi atau dengan
cara pengalengan (Isyuniarto dan Agus, 2007). Varietas
manalagi, rome beauty, dan anna umumnya memiliki nilai pH
yang cukup rendah. Ketiga apel ini memiliki karakteristik yang
berbeda-beda dimana apel manalagi cenderung memiliki rasa
buah yang manis, kandungan asam yang rendah serta kadar
vitamin C yang rendah, sedangkan apel rome beauty memiliki
rasa yang sedang yaitu antara manis dan asam seimbang,
kandungan asam yang cukup tinggi, serta apel anna memiliki
kandungan asam yang paling tinggi, ketiga varietas apel
tersebut memiliki kandungan vitamin C yang berbeda dimana
vitamin C dalam buah apel dipengaruhi oleh kondisi
penyimpanan, pertumbuhan dan pengolahannya (Khurniyati dan
Teti, 2015).
Kandungan kimia buah apel varietas manalagi: total gula
(%) 8,29; total asam (%) 0,23; Mh 4,62; vitamin C 7,43; rome
beauty: total gula (%) 9,79; total asam (%) 0,35; Mh 3,65;
vitamin C 11,42; anna: total gula (%) 11,50; total asam (%) 0,39;
Mh 3,46; vitamin C 8,18 (Khurniyati dan Teti, 2015). Menurut
(Hapsari dan Teti, 2015), komposisi kimia apel per 100 gram
adalah 58.00 kalori; karbohidrat 14,90 gram; lemak 0,40 gram;
protein 0,30 gram; kalsium 6,00 mg; fosfor 10,00 mg; besi 0,30
mg; vitamin A 90,00 SI; vitamin B1 0,04 mg; vitamin C 5,00 mg
dan air 84,00%.

3
2.2 Manajemen Industri
Menurut Astuti (2006), Sebuah sistem manajemen industri
(industrial management system) dapat dipandang sebagai
sebuah siklus mengenai bagaimana manajer bekerja bersama
dengan bawahan dengan tujuan sebagai berikut: merencanakan
kinerja Industri, menentukan responsibilitas-responsibilitas, dan
menetapkan goals atau objectives untuk suatu periode kinerja.
Manajemen industri secara umum adalah sebagai
berikut :

1. Lokasi Perkebunan
Penentuan lokasi sebuah perusahaan atau perkebunan
bukanlah perkara yang mudah karena banyak variabel yang
harus dipertimbangkan. Sifat fisik tanah menentukan
kesesuaian tanaman dengan lokasi tanaman apel dapat
merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan hubungan
yang tidak erat antara produktivitas dengan tingkat infiltrasi
(resapan air tanah) (Baskara, 2010). Menurut Madura (2007),
salah satu keputusan penting dalam menajemen produksi
adalah pemilihan lokasi untuk pabrik atau kantor.
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi terdiri dari lapisan-lapisan mulai dari
direktur, general manager, manajer, supervisor, pelaksana, dan
lain-lain. Berdasarkan lapisan-lapisan tersebut kita dapat
menentukan kedalaman dari hierarki struktur organisasi
(Yunarto, 2006). Menurut Stephen (2008), organisasi terdiri dari
manusia yang mempunyai kemampuan dan cara berfikir, serta
mau bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
3. Ketenagakerjaan
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk
memenuhi sendiri maupun untuk masyarakat. Hubungan kerja
adalah suatu hubungan antara buruh dan majikan setelah
adanya perjanjian kerja yaitu suatu perjanjian di mana pihak
buruh mengikat dirinya pada pihak majikan untuk bekerja
dengan mendapatkan upah dan majikan menyatakan
kesangggupannya untuk memperkejakan buruh dengan
membayar upah (Khoe, 2013). Menurut Hariandja (2007),
4
perencanaan tenaga kerja merupakan kegiatan khusus yang
berkaitan dengan penentuan kebutuhan tenaga kerja, baik
kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang dengan kata
lain seberapa banyak tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
melakukan tugas-tugas yang dibebankan oleh perusahaan.
4. Proses Produksi
Proses produksi dapat didefinisikan sebagai integrasi
sekuensial dari tenaga kerja, material, informasi, metode kerja,
dan mesin atau peralatan, dalam suatu lingkungan, guna
menghasilkan nilai tambah bagi produk, agar dapat dijual
dengan harga kompetitif di pasar. Proses itu mengkonversi input
terukur ke dalam output terukur melalui sejumlah langkah
sekuensial yang terorganisasi (Gaspersz, 2005). Proses
produksi merupakan proses perubahan bentuk dan peningkatan
daya guna dari suatu bahan baku menjadi barang-barang yang
sudah diolah dan siap dipasarkan dengan melibatkan faktor-
faktor produksi dalam pelaksanaanya (Rosa, 2008).
5. Mesin dan Peralatan
Mekanisasi pertanian akan semakin dibutuhkan seiring makin
sulitnya memperoleh tenaga kerja pertanian. Hampir semua
kegiatan mekanisasi pertanian bergantung pada pasokan dan
ketersediaan energi fosil (Prastowo, 2011). Menurut Harapanta
(2008), mesin dan peralatan adalah suatu alat yang gerak,
dimana tenaga penggeraknya berupa aliran listrik maupun
bukan dari listrik misal bahan bakar atau tenaga surya.
6. Tata Letak Fasilitas
Pilihan layout harus dirancang sedemikian rupa sehingga
memudahkan alur kerja, efisiensi dan suasana dinamis. Apabila
kita keliru menentukan lokasi dan fasilitas pendukung lainya,
maka kita akan mengalami kerugian dan inefisiensi waktu
(Suharyadi dkk, 2007). Menurut Kartika (2014), terdapat empat
tipe dasar yang umumnya diterapkan dalam melakukan proses
perancangan tata letak dan fasilitas produksi di suatu pabrik
yaitu tata letak produk, tata letak proses, tata letak posisi tetap,
dan tata letak teknologi.
7. Pengendalian Mutu
Penerapan Manajemen Mutu Terpadu di suatu perusahaan
sangat berperan dalam mendukung pencapaian standar mutu
5
tersebut dan menjaga konsistensi mutu produk yang
dihasilkannya. Sehingga dengan penerapan manajemen mutu
terpadu pada suatu perusahaan diharapkan mampu
memperbaiki mutu produk dan jasa bersama-sama dengan
pengurangan biaya mutu (Sukartini dkk, 2008). Menurut
Herjanto (2006), pengendalian mutu tidak lagi hanya dilakukan
di bagian produksi tetapi juga dilakukan disemua kegiatan
operasi. Sejak penentuan pemasok bahan baku
(supplier,vendor), pengendalian selama proses produksi,
sampai ke proses pengiriman barang dan pelayanan pasca
penjualan.
8. Sanitasi
Sanitasi merupakan upaya pencegahan penyakit. Sanitasi
sebagai usaha menciptakan kondisi yang mampu mencegah
terjadinya kontaminasi makanan atau terjadinya penyakit
(Saparinto dan Hidayati, 2006). Sanitasi juga dapat didefinisikan
sebagai usaha pencegahan penyakit dengan cara
menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang
berkaitan dengan rantai perpindahan penyakit tersebut. Sanitasi
meliputi pengawasan mutu bahan mentah, penyimpanan bahan,
suplai air yang baik, pencegahan kontaminasi makanan dari
lingkungan, peralatan, dan pekerja pada semua tahapan proses
(Purnawijayanti, 2006).
9. Limbah
Limbah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari
suatu aktifitas manusia atau proses alam yang tidak atau belum
tentu mempunyai nilai ekonomis bahkan dapat merupakan nilai
ekonomis lebih negatif. Sesuai sifatnya, limbah digolongkan
menjadi 3 bagian, yaitu:limbah cair, limbah gas/asap dan limbah
padat. Pengolahan limbah dapat mencegah terbuangnya bahan
sisa yang dapat mencemari lingkungan sekaligus adanya
potensi untuk pengolahan limbah menjadi sesuatu yang berguna
(Purnawijayanti, 2006). Limbah tidak memiliki nilai ekonomis
karena itu limbah dibuang. Sejauh mana limbah itu berbahaya
bergantung pada karakteristik Iimbah (Abdurrahman, 2008).

10. Pemasaran
6
Menurut Canon et al (2008), pemasaran adalah suatu
aktivitas yang bertujuan mancapai sasaran perusahaan,
dilakukan dengan cara mengantisipasi kebutuhan pelanggan
atau klien serta mengarahkan aliran barang dan jasa yang
memenuhi kebutuhan pelanggan atau klien dari produsen.
Menurut Rifa’i dan Nur (2015), strategi pemasaran merupakan
salah satu ujung tombak dari sebuah perusahaan, karena hal ini
sangat penting bagi tiap-tiap perusahaan terutama bagi para
pemula. Strategi STP yaitu segmenting, targeting, dan
positioning dapat dijadikan dasar untuk pembuatan strategi bagi
perusahaan untuk mengisi aspek pasar secara maksimal.

2.3 Standard Operating Procedure (SOP)

Standard Operating Procedure (SOP) mempunyai beberapa


tujuan, antara lain memperjelas alur tugas wewenang dan
tanggung jawab dari petugas/pegawai terkait, melindungi
organisasi/unit kerja dan petugas/pegawai dari mala praktek
atau kesalahan administrasi lainnya dan untuk menghindari
kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi (Rudi,
2008). Menurut Hadiwiyono (2013), SOP pada dasarnya adalah
pedoman yang berisi prosedur-prosedur operasional standar
yang ada dalam suatu organisasi yang digunakan untuk
memastikan bahwa setiap keputusan, langkah, atau tindakan
dan penggunaan fasilitas pemrosesan yang dilaksanankan
orang orang di dalam suatu organisasi telah berjalan secara
efektif, konsisten, standar, dan sistemasis.
Standard Operating Procedure (SOP) adalah dokumen atau
tulisan berisi petujuk aktifitas yang harus dilakukan seseorang
atau organisasi pada situasi tertentu (khususnya) yang
berkaitan dengan bahaya/ Hazard) yang digambarkan secara
jelas. Isi standard operating procedure (SOP) terfokus pada
proses penyelesaian suatu tugas atau aktifitas dengan urutan
atau tahapan kerja yang jelas sehingga memudahkan untuk
diikuti atau dilaksanakan (Rudi, 2008). Menurut (Subagio, 2009),
SOP menunjang Good Manufacturing Process yang akan
menghasilkan kualias yang aman dan bermutu.

7
BAB III METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Praktik Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan selama
kurang lebih satu bulan sesuai hari kerja dan jam di PT Kusuma
Agrowisata Jalan Abdul Gani Atas PO BOX 36, Batu, Jawa
Timur mulai tanggal 18 Januari-18 Februari 2016.

3.2 Metode Pengumpulan Data


Metode Praktik Kerja Lapang yang dilaksanakan di
Perkebunan Kusuma Agrowisata Batu, Jawa Timur dilakukan
dengan mengikuti kegiatan sesuai keadaan lapang. Untuk
mendukung kelengkapan atau penunjang keberhasilan Praktek
Kerja Lapang dilakukan kegiatan antara lain:
1. Observasi atau pengamatan secara langsung
Obsevasi merupakan pengumpulan data dengan
pengamatan langsung yang dilaksanakan di perkebunan apel ke
bagian budidaya tanaman tahunan
2. Wawancara
Wawancara adalah proses tanya-jawab dengan mandor
tanaman apel bagian tanaman “Apel Menghasilkan” dan
pengendalian hama dan penyakit tanaman (PHPT) departemen
budidaya tanaman (BTT).
3. Studi Pustaka
Data dapat diperoleh dengan mempelajari dokumen-
dokumen dan buku-buku yang terkait dengan tema Standard
Operating Procedure pada perawatan tanaman apel
4. Dokumentasi
Pengumpulan data pada SOP perawatan tanaman apel di
perkebunan dengan mengelompokanya yang kemudian
digunakan untuk menyusun laporan.

3.3 Materi Kegiatan PKL


Selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapang (PKL), materi

8
kegiatan yang dipelajari di Perkebunan Kusuma Agrowisata
Batu, Jawa Timur meliputi :
1. Tugas Umum
Materi kegiatan secara umum dalam pelaksanaan Praktek
Kerja Lapang ini meliputi sejarah singkat perusahaan, visi dan
misi perusahaan, lokasi perusahaan, struktur organisasi,
Ketenagakerjaan, proses pemanen, mesin dan peralatan,
Pemasaran dan Manajemen sumber daya manusia.
2. Tugas Khusus
Mahasiswa PKL dapat mengetahui, mempelajari dan
memahami penerapan Standard Operating Procedure
penerimaan hasil panen di Perkebunan Kusuma Agrowisata
Batu, Jawa Timur.

3.4 Jadwal Kegiatan


Jadwal kegiatan (Tabel 1) penulisan proposal dimulai bulan
november 2015 dan diakhiri revisi dan pengumpulan laporan
bulan mei 2016. Jumlah bulan kegiatan Praktik Kerja Lapang
diharapkan selesai selama 7 bulan. Log sheet Praktik Kerja
Lapang (Lampiran 1) dimulai senin 18 Januari 2016 hingga
selasa 16 Februari 2016 dengan jumlah hari kerja 28 hari.

Tabel 1. Jadwal Kegiatan

9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Gambaran Umum Perusahaan

IV.1.1Sejarah Perusahaan
Kusuma Agrowisata merupakan sebuah perusahaan
yang didirikan oleh Ir. Edy Antoro pada tahun 1989. Pada
awalnya sebelum membangun perusahaan ini, bapak Edy
bekerja sebagai pengawas perkebunan (Sinder) kopi di PT.
Perkebunan Nusantara XII di daerah Jember. Tetapi lama
kelamaan bapak Edy mulai merasa bosan terhadap
pekerjaannya karena merasa tidak ada tantangannnya.
Akhirnya dengan tekat yang kuat Edy Antoro melepaskan
jabatannya di PT. Perkebunan Nusantara XII.
Ir. Edy Antoro selanjutnya merantau ke Kota Batu,
Jawa Timur. Pada mulanya beliau membeli tanah di daerah
Batu Selatan seluas 4 hektar. Di tanah seluas 4 hektar ini,
selanjutnya beliau menanami lahannya dengan tanaman
apel. Awalnya banyak orang yang mencemooh usahanya ini
dan berpikir bahwa usahanya tidak akan berhasil karena
lahan yang digunakan oleh Ir. Edy Antoro adalah lahan
berbatu dan yang tumbuh biasanya hanya tanaman semak
serta sangat tidak bagus untuk digunakan sebagai lahan
budidaya apel. Namun seorang Ir. Edy Antoro tetap tidak
kehabisan akal dan pantang menyerah.
Berdasarkan pengalaman yang telah dimilikinya dan
dengan kegigihannya, akhirnya beliau berhasil mengatasi hal
tersebut dan merubah lahan yang sebelumnya tidak layak
ditanami tanaman apel menjadi layak dan menghasilkan
panen yang cukup memuaskan. Berkat hasil kerja keras
beliau, maka hasil panen buah apel pertama sangat luar
biasa. Sekitar tahun 90-an, karena di daerah Batu pada saat
itu sedang panen raya maka harga apel dipasaran lokal Kota
Batu turun drastis. Harga buah apel hanya Rp 1.200,00
sampai Rp 1.900,00 per kg ditingkat petani. Hal ini tentunya
tidak dapat menutup biaya operasional usaha. Keadaan ini
10
mendorong Ir. Edy Antoro untuk membawa hasil panen buah
apelnya untuk dijual langsung ke pedagang kota di Jakarta.
Setelah sampai di Jakarta, yang didapatkan oleh pak Edy
adalah penolakan, hal ini dikarenakan kuatnya ikatan antar
pedagang, akhirnya banyak buah apel yang tidak terjual dan
rusak, akan tetapi hal ini tidak membuat seorang Edy Antoro
berputus asa dan kehilangan akal.
Beliau selanjutnya berpikir bagaimana caranya agar
apelnya dapat terjual dengan cepat dan memperoleh untung
yang semestinya. Ir. Edy Antoro mendapatkan ide untuk
mengundang para konsumen untuk datang sendiri ke
kebunnya, dan memetik langsung buah apel disana. Saat itu,
pengunjung hanya dikenakan biaya Rp 2.500,00 dengan
fasilitas dapat memetik buah apel sendiri dan makan buah
apel sepuasnya. Apabila pengunjung berkeinginan untuk
membawa pulang buah apel yang telah dipetik maka
dikenakan biaya Rp 2.500,00 per kg. Ir Edy Antoro mengaku
sudah mendapatkan keuntungan lebih kurang Rp 600,00 per
kg dari harga tersebut, karena harga apel dipasaran Rp
1.900,00 per kg. Pengunjung membayar Rp 2.500,00 per
orang dengan fasilitas makan sepuasnya. Diperkirakan setiap
pengunjung paling banyak hanya mampu menghabiskan 5
buah apel yang setara dengan 1 kilogram. Dalam
perkembangannya, perubahan fokus usaha tersebut dinilai
mampu memberikan peningkatan keuntungan. Terbukti
dengan semakin meningkatnya pengunjung yang
berwisata di perkebunan apel. Pada tahun 1990 Ir. Edy
Antoro akhirnya resmi mendirikan Badan Usaha PT. Kusuma
Satria Dinasasri Wisatajaya atau yang sekarang lebih dikenal
dengan Kusuma Agrowisata.
Tahun 1992 Ir. Edy Antoro mengembangkan bisnisnya
dengan membuka divisi Hotel. Pada awalnya untuk divisi ini
beliau membangun cottage sebanyak 16 kamar, dimana
pada perkembangannya selanjutnya berubah menjadi hotel
dimana pada masa sekarang sudah memiliki 155 kamar dan
berstandar bintang 4. Berikutnya pada tahun 1996 beliau
membuka divisi baru yaitu Kusuma Estate, divisi ini bertugas
membangun dan memasarkan perumahan atau yang lebih
11
dikenal denga vila yang dibangun di kawasan Kusuma
Agrowisata. Selanjutnya pada tahun 1998 beliau menambah
divisi baru yaitu Kusuma Industri. Divisi ini bertugas
mengolah produk berbahan baku apel menjadi produk olahan
seperti sari apel, cuka apel, jenang apel dan brem apel.
Dalam perkembangannya, menambah jumlah varian
minuman sari buah dengan berbahan baku buah-buahan
segar yang berasal dari perkebunan sendiri maupun dari
mitra tani binaan PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya.
Produk minuman sari buah yang diproduksi antara lain
sari buah apel, sari buah jambu, sari buah nanas dan sari
buah mangga. Semua produk industri tersebut dipasarkan di
area pulau Jawa dan Bali. Tahun 2002 dibentuk divisi baru
yaitu divisi Klinik Agribisnis dan Agrowisata sebagai wadah
yang dapat menghubungkan petani dengan dunia agribisnis
melalui program antara lain mengadakan pelatihan, studi
banding, seminar, workshop, dan kajian-kajian tentang
agribisnis. Setelah melalui perjalanan panjang, akhirnya pada
tahun 2005, semua usahadan aktivitas yang dirintis oleh Ir.
Edy Antoro memiliki legalitas hukum dengan SIUP 91-
92/13-24/VII/97/PI dengan nama PT. Kusuma Agrowisata
yang sekarang merupakan holding dari beberapa divisi
yang terdapat didalamnya. Selanjutnya pada tahun 2011, Ir.
Edy Antoro melebarkan sayap bisnisnya dengan membuka
divisi baru yaitu Divisi Taman Bermain yang diberi nama
Sindu Education Park. Taman bermain ini akan didirikan di
Yogyakarta dimana dalam pembangunannya, Kusuma
Agrowisata bekerja sama dengan pemerintah Yogyakarta.

IV.1.2Visi dan Misi Perusahaan


Visi dan misi merupakan syarat wajib bagi sebuah
perusahan. Setiap perusahaan memiliki visi dan misi yang
berbeda, semua tergantung tujuan yang akan dicapai oleh
masing-masing perusahaan. Visi dan misi perusahaan adalah
landasan dasar bagi sebuah perusahaan. Oleh karena itu, tak
perlu ditanyakan lagi, bahwa peranan visi dan misi perusahaan
sangatlah penting. Visi dari Kusuma Agrowisata adalah
membangun Kusuma Agrowisata group menjadi perusahaan
12
yang terpercaya, terkemuka, yang tangguh dan mampu
bersaing di pasar global. Misinya yaitu menghasilkan produk
dan jasa yang dapat diterima dan dapat memberikan kepuasan
konsumen serta mendapat keuntungan untuk kelangsungan dan
pengembangan usaha serta kesejahteraan karyawan.

IV.1.3Tujuan Perusahaan
Kusuma Agrowisata merupakan perusahaaan yang
bergerak dibidang agrowisata, budidaya tanaman, dan
penjualan buah serta sayuran segar. Selain itu juga bergerak di
bidang real estate dan perhotelan. Tujuan perusahaan yaitu
memberikan hiburan wisata agro yang edukatif dan
menyediakan produk-produk segar maupun olahan dengan
mengutamakan kepuasan konsumen.

IV.2 Lokasi dan Keadaan Wilayah Perusahaan


Kusuma Agrowisata terletak di Jalan Abdul Gani Atas,
Kota Batu, Jawa Timur. Kota Batu terletak 19 kilometer dari
kota Malang dan berada pada ketinggian antara 680 sampai
1.700 meter dpl. Kota Batu dikelilingi oleh pengunungan, yaitu
Gunung Panderman (2.040 meter), Gunung Arjuno (3.339
meter), Gunung Welirang (2.156 meter), Gunung Anjasmoro
(2.277 meter), dan Gunung Kawi (2.651 meter). Kusuma
Agrowisata terletak di Desa Ngaglik, sebelah barat berbatasan
dengan Desa Sisir, sebelah timur berbatasan dengan Desa
Pesanggrahan, sebelah selatan berbatasan dengan Gunung
Panderman, sebelah utara berbatasan dengan Desa Ngaglik.
Kota Batu sudah terkenal sebagai kota tujuan wisata sehingga
akan memudahkan perusahaan ini berkembang sebagai
perusahaan yang bergerak dibidang agrowisata.
Tanah di Kusuma Agrowisata adalah tanah berjenis
Andosol yang berbatu berwarna cokelat kemerahan dan Vertisol
pada kebun kopi. Curah hujan 1540 mm per tahun. Tipe iklim
daerah Batu termasuk ke dalam tipe iklim D. Ketinggian tempat
Kusuma Agrowisata 900 sampai 1.000 meter dpl dengan
kemiringan 15º sampai 25º. Kelembaban udara 75 sampai 98
persen dengan suhu sekitar 18ºC sampai 28ºC. Penyinaran

13
matahari pada musim penghujan 5 jam per hari dan pada
musim kemarau 8 sampai 10 jam per hari (Arianto, 2014).
Total luas areal Kusuma Agrowisata yaitu 100 hektar. Luas
kebun untuk kawasan wisata 29,63 hektar yang terdiri dari 7,03
hektar kebun apel, 6,6 hektar kebun jeruk, 3,4 hektar kebun
jambu, 2 hektar kebun stroberi, 9 hektar kebun kopi, 1,6 hektar
kebun buah naga. Selain kebun wisata, Kusuma Agrowisata
juga memiliki fasilitas pendukung, yaitu bangunan green house
sayuran hidroponik dan tanaman hias, areal air softgun dan
shooting area, flying fox, lokasi outbond, mini cross, mini zoo,
kedai apel dan stroberi, bangunan pengolahan kopi, bangunan
industri olahan apel, dan kawasan penjualan buah dan sayuran.
Luas arel kebun apel di desa Ngaglik dapat dilihat di Lampiran
2 dan kebun apel junggo dapat dilihat di Lampiran 3. Kebun di
Kusuma Agrowisata dibagi menjadi dua, yaitu kebun atas dan
kebun bawah. Kebun atas terdiri dari kebun jeruk, stroberi, dan
buah naga, sedangkan kebun bawah terdiri dari kebun apel,
jeruk, stroberi, jambu, dan buah naga dapat dilihat di lampiran 4
dan lampiran 5.
Karakteristik tanah yang berada di lokasi perkebunan
kusuma agrowisata untuk saat ini cocok dengan tanaman apel.
Manajemen produksi di Desa Ngaglik 42.587 kg dan di Daerah
Junggo 78.540 kg pada tahun 2015. Rincian dapat dilihat pada
lampiran 6 dan lampiran 7.

IV.3 Struktur Organisasi Perusahaan


Kusuma Agrowisata dipimpin oleh seorang direktur utama
yang membawahi enam divisi (divisi Agrowisata, divisi Hotel,
divisi Real Estate, divisi Industri, divisi KAA, dan divisi Taman
Bermain), dan dua kepala biro (kabir pengawasan intern dan
kabir direksi).
Perusahaan memiliki enam divisi yang dikepalai oleh
seorang Operasional Manajer (OM). Setiap divisi, OM
membawahi departemen yang dikepalai oleh seorang Manajer.
Kelima divisi perusahaan tersebut adalah :
1. Divisi Agrowisata yang menawarkan kebun apel, kebun
jeruk, kebun strawberry, dan tanaman hidroponik.

14
2. Divisi Hotel yang merupakan resort hotel yang berklasifikasi
bintang empat yang menyEdyakan fasilitas ruang pertemuan
3. Divisi Estate yang berfokus pada pengembangan hunian
berupa villa dengan konsep lingkungan bernuansa bunga.
4. Divisi Agroindustri yang memproduksi produk-produk olahan
seperti sari apel, sari jambu, sari jeruk, selai strawberi,
jenang apel, dan lain-lain.
5. Divisi Klinik Agribisnis dan Agrowisata (KAA) merupakan
divisi yang dibentuk untuk memberdayakan petani dan dunia
agribisnis di Indonesia dengan program antara lain
mengadakan pelatihan, studi banding, seminar, workshop,
dan kajian-kajian tentang agribisnis dan juga bertugas
memasarkan produk petikan dari Divisi Agrowisata.
Setelah melalui perjalanan panjang, akhirnya pada tahun
2005, semua usaha yang dirintis oleh Ir. Edy Antoro memiliki
legalitas hukum dengan SIUP 91-92/13-24/VII/97/PI., dengan
nama PT. Kusuma Agrowisata yang sekarang merupakan
holding dari beberapa divisi yang terdapat didalamnya.
Selanjutnya pada tahun 2011 Ir. Edy antoro melebarkan sayap
bisnisnya dengan membuka divisi baru yaitu divisi taman
bermain yang diberi nama Sindu Education Park, taman
bermain ini akan didirikan di Yogyakarta dimana dalam
pembangunannya sendiri, Kusuma Agrowisata bekerja sama
dengan pemerintah Yogyakarta.
Struktur organisasi yang diterapkan adalah struktur
organisasi fungsional yang dikelompokkan orang-orang ke
dalam departemen – departemen menurut kesamaan
keterampilan dan aktivitas-aktivitas kerja. Struktur organisasi
pada BTT (lampiran 8) terdiri dari lapisan-lapisan, mulai dari
general manager, operasional manajer, manajer, asisten
manajer, pelaksana, dan lain-lain. Berdasarkan lapisan-lapisan
tersebut dapat ditentukan kedalaman dari hirarki struktur
organisasi yaitu grade I, II, III, IV, V, VI dan VI.

IV.4 Ketenagakerjaan
Penyerapan tenaga kerja di Kusuma Agrowisata Group
dilaksanakan berdasarkan kebutuhan tiap departemen.
Sehingga jumlah tenaga kerja pada masing-masing departemen
15
akan berbeda sehingga akan mengakibatkan jumlah karyawan
atau tenaga kerja yang ada di setiap divisi akan berbeda pula.
Tenaga kerja atau karyawan di Divisi Agrowisata sendiri dibagi
menjadi 5 jenis, yaitu: karyawan tetap, karyawan kontrak tiga
bulan, karyawan kontrak satu tahun, karyawan harian lepas, dan
karyawan outsourcing. Karyawan iasi mulai yang bekerja di
Divisi Agrowisata kecuali karyawan harian lepas dan kontrak
tiga bulan berumur antara 20 tahun hingga 55 tahun, memiliki
tingkat pendidikan bervariasi mulai dari SD hingga S1/S2.
Jumlah karyawan yang ada di Divis Agrowisata per tahun 2014
berjumlah 246 orang pekerja, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2. Jumlah Total Karyawan pada Divisi Agrowisata di


Kusuma Agrowisata Group
Jenis kelamin
No Jenis Karyawan
L P Jumlah
1 Karyawan tetap 37 4 41
2 Karyawan kontrak 1 tahun 19 7 26
3 Karyawan kontrak 3 bulan 26 11 37
4 Karyawan outsourcing 3 0 3
5 Karyawan harian lepas 108 31 139
Total 193 53 246
Keterangan: L = Laki-laki ; P = Perempuan
Sumber: Arsip Departemen Personalia, 2014.

Tabel 3. Jumlah Karyawan Tetap, Kontrak 1 Tahun, dan


Outsourcing pada Divisii Agrowisata Group
Berdasarkan Golongan Umur
No Golongan Umur Jumlah Karyawan (orang)
1 Umur 20-30 tahun 17
2 Umur 31-40 tahun 42
3 Umur 41-50 tahun 10
4 Umur 51-55 tahun 1
Total 70
Sumber: Arsip Departemen Personalia, 2014.

16
Tabel 4. Jumlah Karyawan Tetap, Kontrak 1 Tahun dan
Outsourcing pada Divisi Agrowisata Group
Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Karyawan (orang)
1 Laki-laki 59
2 Perempuan 11
Total 70
Sumber: Arsip Departemen Personalia, 2014.

Tabel 5. Jumlah Karyawan Tetap, Kontrak 1 Tahun, dan


Outsourcing pada Divisi Agrowisata di Kusuma
Agrowisata Group Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Jumlah Karyawan Persentase
No Tingkat Pendidikan
(orang) (%)
1 SD 3 4
2 SLTP 7 10
3 SLTA 36 51
4 D1 4 6
5 D2 5 7
6 D3 6 9
7 S1/S2 9 13
Total 70 100
Sumber: Arsip Departemen Personalia, 2014.

Tabel 6. Jumlah Karyawan pada Kebun Apel Departemen BTT


Divisi Agrowisata pada Kusuma Agrowisata Group
Berdasarkan Jenis Pekerjaan yang Dilakukan
No Jenis Pekerjaan Jumlah Pekerja (orang)
Pemangkasan, penelungan,
1 5
perompesan, dan panen*
Pengolahan tanah, pemupukan
2 4
dan penyiangan
3 Sanitasi Lingkungan** 1
Total 10
Keterangan: ‘*’ = karyawan dimungkinkan untuk melakukan
pekerjaan lain jika pekerjaan yang seperti tertera pada
tabel tidak ada pada waktu tertentu.
‘**’ = Bukan merupakan karyawan khusus yang
17
bekerja pada kebun apel, tidak seperti 9 karyawan
lainnya yang merupakan pekerja khusus pada kebun
apel.
Sumber: hasil wawancara dengan pembimbing lapang.

Karyawan-karyawan yang bekerja di Divisi Agrowisata


memiliki jam kerja harian yang berbeda-beda untuk waktu
masuk dan selesai bekerja, namun secara keseluruhan memiliki
jumlah jam kerja yang sama yaitu 8 jam kerja. Setiap karyawan
yang akan bekerja diharuskan untuk mengisi daftar hadir yang
telah disediakan oleh Departemen Personalia. Cara pengisian
daftar hadir tersebut adalah dengan melakukan checklog yaitu
dengan memasukkan kartu tanda karyawan yang telah didesain
khusus oleh Departemen Personalia pada mesin khusus yang
akan mencetakkan waktu kedatangan pada kartu tersebut. Ada
pula sistem pengisian daftar hadir (checklog) lainnya untuk
karyawan tertentu dengan mesin pengenal sidik jadi yang telah
disediakan. Peraturan Pengisian daftar hadir ini berlaku pula
apabila seoarang karyawan telah selesai melakukan pekerjaan,
dilakaukan dengan cara yang sama seperti pengisian daftar
hadir ketika datang.
Karyawan yang bekerja di Departemen BTT khususnya
pada karyawan lapang yang bekerja di kebun apel memiliki jam
kerja harian mulai pukul 06.00 WIB sampai dengan pukul 14.00
dengan rincian 7 jam efektif kerja dan 1 jam untuk istirahat.
Tujuh jam efektif kerja dimulai dari pukul 06.00 WIB sampai
dengan 12.00 WIB dan diteruskan kembali pukul 13.00 WIB
sampai dengan pukul 14.00 WIB, sedangkan untuk 1 jam
istirahat dimulai dari pukul 12.00 WIB sampai dengan 13.00
WIB. Karyawan berjumlah 10 orang, kecuali yang bekerja pada
sanitasi lingkungan kebun apel mempunyai tiga jenis
penggajian. Gaji harian, merupakan gaji yang diterima oleh
setiap karyawan Rp. 50.00,00. Penggajian kedua adalah gaji
borongan murni, diterima oleh karyawan lapang tersebut
melakukan suatu pekerjaan tertentu dengan besar gaji
menyesuaikan jumlah prestasi. Contoh prestasi yang
didapatkan adalah jumlah pohon yang mampu diberikan
penelungan atau perompesan atau jenis pekerjaan lainnya.
18
Perhitungan besarnya gaji untuk karyawan lapang yang
menerima jenis gaji borongan muri diperoleh dari hasil perkalian
gaji untuk satu Pohon (Rp) dengan jumlah prestasi karyawan.
Jenis penggajian yang terakhir adalah jenis gaji borongan
target. Jenis penggajian ini akan diteria suatu karyawan lapang
Jika suatu karyawan lapang tersebut melakukan suatu
pekerjaan tertentu dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
Jenis gaji seperti ini untuk karyawan lapang di kebun apel
biasanya akan diterima jika karyawan tersebut mengikuti
pekerjaan lembur yang dilakukan setelah jam pekerjaan harian
selesai, yang besarnya gaji yaitu Rp 50.000,00 atau terkadang
pula jika karyawan lapang bekerja pada pekerjaan tertentu
seperti perompesan. Pekerjaan tersebut diharuskan selesai
dalam waktu satu hari kerja.

IV.4.1 Rekruitmen
Rekruitmen di PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya
dilakukan berdasarkan kebutuhan dari departemen yang ada.
Departemen yang membutuhkan tenaga kerja mengajukan
permintaan rekrumen tenaga kerja kepada bagian personalia
yang kemudian akan ditindak lanjuti oleh bagian personalia.
Dari permintaan tersebut bagian personalia mencari
karyawan yang sesuai dengan klasifikasi yang diajukan. Di
PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya terdapat dua
sumber perusahan memperoleh karyawan yakni:
1. Sumber dari perusahaan
Apabila terdapat permintaan pegawai, maka bagian
personalia akan mencari pegawai yang berasal dari
internal perusahaan terlebih dahulu. Menurut Subekhi dan
Mohammad (2012), sumber rekruitmen dari internal
perusahaan merupakan upaya rekruitmen pegawai yang
dapat dilakukan melalui proses memutasikan pegawai
berdasarkan hasil evaluasi kinerja pegawai tersebut.
Sedangkan di Kusuma Agrowisata rekruitmen dengan
sumber pegawai internal perusahaan diperoleh melalui:
a. Internal Divisi (Mutasi Jabatan)
Apabila terdapat departemen yang mengajukan
permintaaan perekrutan pegawai kepada pihak
19
personalia, maka hal awal yang dilakukan oleh bagian
personalia yakni mengajukan nama pegawai dari dalam
divisi tersebut. Pengajuan ini didasarkan pada evaluasi
kerja dan kriteria pekerjaan yang dibutuhkan oleh
departemen tersebut. Jika kepala departemen yang
bersangkutan menyetujui untuk menerima pegawai
tersebut, maka proses rekruitmen dapat diakhiri.
Namun jika kepala divisi tidak menyetujui pegawai
tersebut bekerja pada bidang yang sedang dilakukan
proses rekruitmen, maka bagian personalia akan
mencari pegawai dari department lain yang sesuai
kualifikasi.
b. Lintas Divisi ( Transfer atau Rotasi)
Rekruitmen pegawai dari lintas divisi dilakukan
karena proses Rekruitmen dalam internal divisi tidak
berhasil. Pihak personalia akan mengajukan nama-
nama pegawai dari divisi lain sesuai dengan hasil
evaluasi kerja yang diperoleh. Jika kepala departemen
menyetujui untuk merekrut pegawai tersebut kedalam
divisinya maka proses rekruitmen dapat dihentikan.
Namun apabila kepala divisi tidak menyetujui pegawai
tersebut bekerja di divisinya, maka akan dilakukan
proses rekruitmen selajutnya dengan sumber dari
eksternal PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya
2. Sumber dari luar perusahaan
Proses rekruitmen dengan sumber dari luar pada
PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya , dilakukan
karena tidak berhasilnya perekrutan pegawai dari
internal perusahaan. Proses rekruitmen dengan sumber
dari luar perusahaan diperoleh melalui:
a. Pelamar terdahulu yang pernah melamar pada
perusahaan, namun belum dapat terekrut.
b. PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya
bekerjasama dengan perusahaan outsoucing
yakni CV. Wish dalam memperoleh cleaning
service

20
c. Lembaga pendidikan yakni Mahasiswa yang
telah melaksanakan praktik kerja lapang di PT.
Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya
d. Iklan di media massa (surat kabar, website)

Proses rekruitmen dilakukan proses seleksi untuk


memperoleh tenaga kerja yang sesuai kebutuhan
perusahaan. Menurut Mathis (2012), proses seleksi yang
ada dalam PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya
meliputi 6 tahapan yakni:
a. Tinjauan data dan biografis pelamar
Tahapan ini dilakukan oleh bagian personalia PT Kusma
Agrobio. Tahapan ini bertujuan untuk mengetahui apakah
data dan biografis yang dikirim oleh pelamar sesuai
dengan apa yang telah diterima oleh perusahaan.
b. Penyerahan data pelamar kepada departemen yang
bersangkutan.
Tahapan ini merupakan tahapan lanjutan dari tinjauan
data dan biografis oleh pihak personalia. Pihak
personalia akan menawarkan kepada departemen yang
bersangkutan, apakah departemen tersebut akan
menerima pegawai tersebut. Jika pegawai tersebut
diterima maka akan dilakukan tahapan seleksi yang
ketiga yakni wawancara oleh bagian departemen yang
bersangkutan.
c. Wawancara dengan departemen yang bersangkutan
Wawancara dilakukan untuk mengetahui apakah calon
pegawai tersebut sesuai dengan kualifikasi yang
dibutuhkan oleh departemen tersebut.
d. Rekomendasi dari bagian personalia
Rekomendasi dari bagian personalia dimaksudkan
kepada calon pegawai yang telah melaksanakan
wawancara dan dinyatakan sesuai dengan kualifikasi
yang dibutuhkan oleh divisi tersebut. Rekomendasi
digunakan untuk melakukan tahapan selanjutnya yakni
psikotes.
e. Psikotest dan perhitungan gaji

21
Psikotest merupakan tahapan terahir yang menentukan
apakah calon pegawai tersebut akan dapat diterima
diperusahaan atau akan ditolak. Psikotest terdiri dari tes
kepribadian dan pengetahuan tentang jabatan. Jika hasil
psikotest baik dan pegawai tersebut diterima maka
tahapan selajutnya adalah penentuan gaji karyawan
tersebut.
f. Penandatangan kontrak
Setelah diterima maka karyawan tersebut
menandatangani kontrak kerja yang telah disediakan oleh
perusahaan.

IV.4.2 Pelatihan dan Pengembangan Karyawan


Menurut Wexley (2012), pelatihan dan
pengembanhan adalah istilah yang mengarah pada
usaha yang terencana yang dirancang untuk
memfasilitasi kebutuhan keterampilam, pengetahuan dan
sikap yang sesuai dengan anggota. Pelaksanaan dan
pengembangan karyawan dilaksanakan tiga kali dalam
satu tahun dengan materi pelatihan dan pengembangan
yaitu manajemen, kepemimpinan, karatakter dan budaya
perusahaan. Seluruh karyawan merupakan peserta dari
kegiatan tersebut dan pimpinan sebagai pelatih. Sistem
pelaksanaan dari pengembangan karyawan di PT.
Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya dilaksanakan bergilir
pada masing-masing karyawan. Tempat pelatihan dan
pengembangan dilaksanakan di dalam perusahaan
maupun diluar perusahaan.
1. Jenis-jenis Pelatihan
Terdapat beberapa jenis pelatihan yang diadakan di
PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya, antara lain:
a. Pelatihan motivasi kerja
b. Pelatihan budidaya perusahaan
c. Pelatihan bidang pekerjaan
d. Pelatihan manajerial
e. Pelatihan supervisi dan pelatihan
kepemimpinan
2. Tujuan Pengembangan dan Pembinaan Karyawan
22
Terdapat beberapa tujuan dari pengembangaan dan
pembinaan karyawan di PT. Kusuma Satria
Dinasasri Wisatajaya, antara lain:
a. Produktivitas Kerja
Dengan pemberian pelatihan dan pembinaan
diharapkan karyawan dapat meningkatkan kualitas
dan kuantitas produksi yang semakin baik karena
kemampuan dan pengetahuan yang semakin baik.
b. Efisiensi
Pengembangan karyawan, diharapkan dapat
meningkatkan efisiensi tenaga kerja, sehingga
karyawan mampu mengerjakan beberapa
pekerjaan sehingga perusahaan tidak harus
merekrut karyawan lebih banyak yang berdampak
pada biaya pengeluaran perusahaan.
c. Kerusakan dan kecelakaan
Pengembangan karyawan, bertujuan membuat
karyawan semakin memahami pekerjaannya,
sehingga mampu meminimalisir kecelakaan kerja
ataupun kerusakan barang perusahaan.
d. Moral
Dengan pengembangan, karyawan diharapkan
karyawan akan memiliki etika yang baik dan sesuai
dengan nilai-nilai yang ada dalam budaya
perusahaan.
e. Pelayanan
Dengan pengembangan, karyawan diharapkan
karyawan dapat meningkatkan pelayanan terhadap
perusahaan maupun terhadap konsumen.
f.Kepemimpinan
Dengan pengembangan, kepemimpinan seorang
manajer dapat lebih baik dan dapat memotivasi
karyawan secara terarah

IV.4.3 Evaluasi Pekerjaan dan Kompensasi


1. Evaluasi Pekerjaan
Menurut Wiajayanti (2008), Turnover lebih mengarah
pada kenyataan akhir yang dihadapi organisasi pada
23
periode tertentu. Sedang intensi keluar mengacu kepada
hasil evaluasi individu mengenai kelanjutan
hubungannya dengan organisasi dan belum diwujudkan
dalam tindakan nyata meninggalkan organisasi (hanya
sebatas keinginan atau niat untuk meninggalkan
organisasi). Evaluasi pekerjaan di PT. Kusuma Satria
Dinasasri Wisatajaya dilaksanakan pada awal tahun dan
akhir tahun. Kepala departemen akan mengevaluasi
kinerja pekerja sesuai dengan kinerja yang telah
dilakukan dalam satu tahun. evaluasi pekerjaan tidak
dapat dilakukan secara sembarangan karena terdapat
form evaluasi yang telah ditentukan oleh perusahaan.
Pada saat mengevaluasi kinerja karyawan kepala divisi
harus professional dan tidak boleh menyangkutkan
masalah pribadi terhadap evaluasi kinerja karyawan
tersebut.
2. Kompensasi
Menurut Samudera (2014), Pemberian
kompensasi merupakan salah satu tugas dari fungsi
personalia yang paling kompleks dan juga merupakan
salah satu aspek yang paling berarti baik bagi
karyawan maupun bagi organisasi. Kompensasi yang
diberikan sesuai dengan jenis pekerjaan dan golongan
kerja karyawan, maka karyawan akan mendapatkan
suatu kepuasan tersendiri dalam bekerja. Kompensasi
yang diterima karyawan PT. Kusuma Satria Dinasasri
Wisatajaya dibedakan berdasarkan status karyawan,
kompensasi yang diterima adalah sebagai berikut adalah
sebagai berikut:
a. Karyawan Tetap dan Karyawan Kontrak
Karyawan tetap dan karyawan kontrak minimal 1
tahun menerima komponen kompensasi sebagai
berikut:
a) Gaji Pokok
Gaji pokok merupakan gaji yang diterima karyawan
setiap bulannya yang besarannya bergantung pada
jabatan karyawan tersebut.

24
b) BPJS kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan
BPJS kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan
merupakan asuransi yang diperuntukan untuk jaminan
kesehatan karyawan dan jaminan kepada karyawan
yang mengalami kecelakaan kerja.
c) Tunjangan keluarga
Tunjangan Keluarga diberikan kepada karyawan yang
telah berkeluarga. Tunjangan keluarga tersebut
berlaku bagi satu orang isteri dan dua orang anak.
d) Bonus produktivitas
Bonus produktifitas diberikan kepada karyawan yang
tidak mendapatkan surat teguran dan diberikan setiap
tanggal 15.
e) Bonus akhir tahun
Bonus akhir tahun merupakan bonus yang diterima
setiap karyawan disesuaikan dengan jabatan
karyawan tersebut
f) Tunjangan Hari Raya (THR)
THR merupakan hak pendapatan pekerja yang wajib
dibayarkan perusahaan menjelang hari raya
keagamaan berupa uang atau dalam bentuk lain.
Uang THR yang diterima oleh karyawan PT. Kusuma
Satria Dinasasri Wisatajaya Tani sebesar gaji yang
diterima selama satu bulan penuh.
g) Makan siang
Makan siang dapat di peroleh karyawan di kantin
khusus karyawan dengan menunjukkan kupon agro
Eat Dining Room (EDR)
h) Bonus prestasi
Bonus prestasi diberikan kepada karyawan yang
dapat mencapai dan atau melebihi target penjualan.
Bonus prestasi diberikan pada pertengahan tahun.
i) Pesangon
Pesangon merupakan uang yang diberikan kepada
karyawan yang sebagai dari perusahaan dalam
rangka pemutusan hubungan kerja. PT. Kusuma
Satria Dinasasri Wisatajaya memberikan pesangon
sebesar gaji pokok yang diterima pegawai tersebut
25
selama bekerja di perusahaan, pendasaran ini sesuai
dengan UU No 13, Tahun 2013 tentang
keternagakerjaan.
j) Uang kebijaksanaan
Uang kebijaksanaan merupakan uang yang
diberikan kepada karyawan yang mengundurkan
diri. Uang kebijaksanaan diberikan sebagai balas
jasa atas kinerja yang diberikan kepada perusahaan,
dengan besaran yang ditentukan oleh perusahaan.
k) Uang pensiun
Uang pesiun merupakan uang yang diterima oleh
karyawan yang pensiun dan dibayarkan oleh
perusahaan satu kali sesuai masa kerja karyawan
tersebut.
l) Upah Lembur
Karyawan yang akan melakukan kerja lembur harus
mengajukan persetujuan kerja lembur kepada pihak
personalia terlebih dahulu. Upah lembur yang
diterima berupa uang dan tambahan makan yang
berlaku bagi karyawan yang melakukan lembur
empat jam keatas.
b. Karyawan Harian Lepas
Kompensasi yang diterima oleh karyawan harian
lepas dan karyawan kontrak dibawah satu tahun
yakni berupa gaji yang diterima seminggu sekali
berdasarkan kehadirannya dan upah lembur
sebesar Rp 9000,- perjamnya. Karyawan yang akan
melakukan kerja lembur harus mengajukan
persetujuan kerja lembur kepada pihak personalia
terlebih dahulu.

IV.4.4Pemberhentian
Menurut Hariandja (2007), hubungan kerja merupakan
keadaan yang mungkin terjadi dalam suatu perusahaan
akibat dari berbagai alasan seperti disiplin, ekonomi, bisnis
dan alasan-alasan pribadi. Pemberhentian yang terjadi di PT.
Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya merupakan
pengurangan tenaga kerja secara normal atau alamiah
26
sebagai akibat pengunduran diri, pensiun atau meninggal
(Atrition), setra pemutusan hubungan kerja.
a. Pengunduran diri
Pengunduran diri dilakukan oleh karyawan
perusahaan, karena alasan-alasan pribadi karyawan
tersebut.
b. Pensiun
Pesiun dilakukan kepada karyawan tetap PT. Kusuma
Satria Dinasasri Wisatajaya dikarena karyawan yang
telah mencapai batas maksimum usia kerja yakni 55
tahun. Apabila dalam perusahaan terdapat program
pensiun dini maka karyawan yang belum memasuki
usia 55 tahun dapat mengajukan surat pensiun dini.
Apabila tidak terdapat program pensiun dini, namun
terdapat karyawan yang mengajukan pensiun dini
maka karyawan tersebut dianggap mengundurkan
diri.
c. Meninggal
d. Pemutusan Hubungan Kerja
Pemutusan hubungan kerja di PT. Kusuma Satria
Dinasasri Wisatajaya terjadi pada karyawan kontrak
yang telah habis masa kontraknya.

IV.5 Proses Produksi


Proses produksi tanaman apel dimulai dari pembibitan
tanaman hingga tanaman berproduksi buah apel. Pembibitan
tanaman apel dilakukan dengan bekerja sama dengan mitra di
karangploso dengan ketentuan seluruh kebutuhan ditanggung
oleh PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya dan pihak mitra
hanya mengokulasi dan memelihara bibit hingga siap ditanam di
lokasi perkebunan dengan ketentuan ukuran sekitar sebatang
rokok dan umurnya satu tahun. Kemudian PT Kusuma Satria
Dinasasri Wisatajaya membeli bibit-bibit tersebut dari mitra
dengan setengah harga pasar. Bibit-bibit tersebut ditanam di
lokasi blok apel untuk tanaman baru atau tanaman penyulaman.
Tanaman apel bisa berbuah umur 2-3 tahun dan optimal
berbuah umur 6-7 tahun.
Proses produksi apel dilakukan oleh tanaman apel dengan
27
bahan inputan berupa unsur hara dari dalam tanah, pupuk
anorganik (pupuk grower) dan pupuk organik (kompos).
Tanaman apel akan memasak unsur hara yang diperoleh di
daun dengan bantuan sinar matahari yang menghasilkan nutrisi
kemudian diedarkan ke seluruh bagian tanaman. Selain nutrisi
tersebut juga ditambahkan hormon agar tanaman apel dapat
berproduksi dua kali setahun. Apel autralia dapat dipanen usia
5,5 bulan terhitung dari perompesan, apel manalagi dapat
dipanen usia 4-4,5 bulan terhitung dari perompesan dan apel
rome beauty dapat dipanen usia 5 bulan terhitung dari
perompesan.

IV.5.1 Proses Pemanenan


Tanaman apel untuk semua jenis disortir menjadi 4 grade
yaitu grade A, grade B, grade C dan grade D. Lokasi panen
dilakukan di Desa Ngaglik dan Junggo, sedangkan untuk
pemetikan hanya di Desa Ngaglik saja. Pemanenan hasil
produksi tanaman apel dilakukan dengan dua cara yaitu
pemanenan untuk mitra industri (tengkulak) dan pemanenan
dengan cara wisata petik. Pemanenan untuk mitra industri
biasanya dilakukan saat pemanenan pertama tanaman apel
untuk mendapatkan ukuran buah apel grade A dan grade B
karena harga jualnya lebih mahal, sedangkan pemanenan untuk
tengkulak dilakukan apabila buah apel tidak terjual dengan cara
wisata petik. Saat ini PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya
belum sepenuhnya memenuhi permintaan konsuman akan
wisata petik apel dikarenakan ketersediaan apel masih perlu
ditingkatkan. Pemanenan wisata petik dilakukan petik langsung
buah apel dari tanamannya.

IV.5.1.1 Pemanenan untuk Mitra Industri (Tengkulak)


Pemanenan (Gambar 1) pertama dilakukan saat apel
sudah berumur 4-4,5 bulan sejak perompesan. Apabila ada
permintaan dari pasar makan akan dipanen apel untuk
grade A dan grade B. Jumlah apel yang diminta bisa
mencapai 3 kuintal untuk pasar di Pulau Bali. Panen grade
C dan grade D dilakukan setelah selesai pemetikan oleh
wisatawan, selanjutnya dijual ke tengkulak.
28
Gambar 1. Hasil Pemanenan Apel

4.5.1.2 Pemanenan dengan Cara Wisata Petik


Wisata Petik adalah memetik langsung buah segar dari
pohonnya berupa buah apel, buah jambu biji merah, dan
buah naga. Pengunjung berasal dari dalam negeri Tabel 7
dan luar negeri Tabel 8. Pada pemetikan apel hanya
dilakukan secara bertahap tiap blok di lokasi desa Ngaglik
yang berjumlah 29 blok dengan jenis apel manalagi kecuali
pada blok B3 dan C4 jenis ana, dan blok E1 jenis apel rome
beauty. Cara petik dilakukan secara bertahap yaitu pada
blok X yang sudah siap panen, dengan memetik 2 buah
apel setiap orang (tiket) apabila buahnya pada kondisi
grade A dan grade B, namun apabila buahnya pada kondisi
grade C akan dipetik 3 buah apel. Pada grade D tidak
dilakukan wisata petik lagi.

Tabel 7. Jumlah Kunjungan Wisatawan Dalam Negeri


Tahun
Bulan
2011 2012 2013 2014 2015
Januari 12.209 23.055 16.214 15.490 24.880
Februari 11.529 11.194 9.901 9.033 16.851
Maret 8814 10.518 13.735 11.650 17.814
April 10.144 12.405 9.325 11.493 24.199
Mei 14.160 14.277 14.007 15.748 33.327
Juni 17.697 18.057 17.026 24.684 24.421
Juli 12.067 13.592 8.373 16.034 30.681
29
Tabel 7. Jumlah Kunjungan Wisatawan Dalam Negeri (Lanjutan)
Tahun
Bulan
2011 2012 2013 2014 2015
Agustus 5.018 14.394 15.217 25.110 18.445
September 9.638 9.829 10.225 18.882 15.248
Oktober 10.479 9.999 13.154 24.186 16.234
November 10.430 14.480 14.321 27.495 24.763
Desember 18.147 20.962 24.458 35.818 53.899
Total 140.332 172.762 165.956 235.623 300.762
Rata-rata 11.694 14.397 13.830 19.635 25.064
Sumber : Departemen Marketing Kusuma Agrowisata, 2011-
2015

Tabel 8. Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara


Tahun
Bulan
2011 2012 2013 2014 2015
Januari 171 134 99 233 75
Februari 275 141 296 238 105
Maret 417 817 478 234 111
April 303 198 196 179 181
Mei 234 193 392 215 137
Juni 147 144 313 232 80
Juli 122 95 177 91 164
Agustus 92 123 150 125 234
September 141 191 92 176 231
Oktober 246 95 172 559 208
November 185 324 171 159 200
Desember 345 286 578 237 112
Total 2.678 2.741 3.114 2.678 1.838
Rata-rata 223 228 260 223 153
Sumber : Departemen Marketing Kusuma Agrowisata, 2011-
2015

IV.6 Mesin dan Peralatan


Peralatan ataupun alat-alat bantu pertanian biasanya selalu
digunakan untuk mempermudah dan mempercepat cara kerja

30
sehingga tenaga, waktu maupun biaya bisa diminimalisir.
Adapun peralatan yang biasanya dipakai perawatan tanaman
apel di lahan apel PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya
Divisi Budidaya Tanaman tahunan adalah alat-alat sederhana
seperti gunting dahan, gergaji pangkas, sikat baja, kuas saput,
cangkul, cangkul garpu, mesin PHPT, mesin babat. Gunting
dahan digunakan untuk memangkas ranting (Gambar 2) yang
terdapat tunas yang melidi, kecil dan bertumpuk yang dianggap
tidak produktif. Gergaji pangkas untuk memotong cabang pohon
yang terlalu besar apabila digunting. Sikat baja digunakan untuk
menyikat kutu sisik agar hilang dari cabang pohon. Kuas saput
untuk menyaput (mencat) batang pohon atau cabang pohon
dengan obat Benlox agar menghambat pertumbuhan kutu sisik
dan mempertahankan cabang pohon atau tangkai pohon yang
terkena kanker. Cangkul digunakan untuk menggali tanah bisa
juga menggemburkan tanah, sedangkan cangkul garpu
digunakan menggemburkan tanah lebih spesifik. Mesin PHPT
(Gambar 3) sebagai digunakan sebagai alat untuk menyalurkan
obat pestisida saat disemprot ke tanaman apel. Mesin babat
untuk memotong rumput yang sudah dianggap tinggi di lahan
apel.

Gambar 2. Mengguting Ranting Daun dengan Dunting


Dahan atau Ranting

31
Gambar 3. Mesin PHPT atau Diesel

IV.7 Tata Letak Kebun


Tata letak bertujuan untuk meminimasi biaya produksi. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan setiap space
yang ada sehingga tidak ada space yang kosong dan tidak
terjadi terjadi back tracking serta yang lainnya. Layout PT.
Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya jika dilihat kondisi lokasi
pabrik menempatkan fasilitas lokasi perkebunan apel pada blok-
blok tertentu yaitu A1, A2, A3, A4, A5, B1, B2, B3, B4, B5, C1,
C2, C3, C4, C5, C6, D1, D2, E1, E2, F1, F2, F3, F4, F5, F6,
G1,G2 dan G3 dengan total 29 blok di Desa Ngaglik dan A1, A2,
A3, A4, A5, A6, A7, A8, A9, A10, B1, B2, B3, C1, C2, C3, C4 dan
C5. Pengelompokan tanaman apel ini bertujuan untuk
tercapainya ketersediaan produksi buah apel setiap harinya
dikarena tidak ada hari libur wisata petik di PT kusuma
Agrowisata. Pola aliran (Gambar 4) memperlihatkan aliran odd
angel saat melakukan pemetikan buah apel manalagi di blok A2.
Pola aliran odd angle karena cara pemetikan buah tidak
seragam yang sesuai dengan selera konsumen saat pemetikan
buah apel pada setiap tanaman apel.

32
Gambar 4. Pola Aliran Wisata Petik Kebun Apel

IV.8 Pengendalian Mutu


Pengendalian mutu di PT. Kusuma Satria Dinasasri
Wisatajaya dilakukan dengan:
1. Pengendalian Mutu Bahan Baku
Bahan baku yang dikendalikan berupa bibit unggul yaitu
bekerja sama dengan mitra di karangploso dimana tanamannya
hasil okulasi yang nantinya akan menghasilkan buah apel
berkualitas tinggi dimana tanaman apel tanpa okulasi akan
mengahasilkan buah yang kecil dan rasanya pahit. Selain itu
dilakukan dengan merawat tanaman apel dengan memberi
pupuk organik berupa kompos dan pupuk anorganik berupa
pupuk grower sesuai dengan kadarnya agar optimal dalam
supply nutrisi tanaman apel.
2. Pengendalian Mutu proses
Proses yang dilakukan untuk memproduksi buah apel ialah
dengan mengendalikan keseluruhan yang mempengaruhi faktor
inpu mengendalikan hama tanaman diantaranya tungau merah,
helopetis, kutu hijau, ulat grayak, penggerrek daun, penggulung
33
pucuk, trips dank kutu sisik, begitu juga penyakit tanaman
berupa jamur upas, kanker batang, bercak daun dan empung
tepung. Dimana hama dan penyakit tanaman ini dapat merusak
daun yang menjadi proses pemasakan unsur hara yang menjadi
nutrisi sehingga supply makanan apel kurang optimal sehingga
proses pembungaan dan pembuahan tidak optimal yaitu dari
segi kuantitas dan kualitas.
3. Pengendalian Mutu Produk Akhir
Pengendalian mutu produk akhir buah apel ditentukan
dengan dengan menjaga kualitas. Faktor yang mempengaruhi
mutu produk akhir adalah penampilan buah yaitu warna buah
dan ukuran buah . Warna yang memiliki warna hijau kekuningan
apel manalagi cenderung memiliki rasa yang lebih manis dan
lebih enak dibandingkan buah yang berwarna hijau saja. Ukuran
buah sangat mempengaruhi nilai jual buah, grade A memiliki
ukuran paling besar dibandingkan grade B, grade C dan grade
D, sehingga harga jual grade A lebih tinggi dibandingkan grade
B, grade C dan grade D.

IV.9 Sanitasi
Sanitasi merupakan tindakan pencegahan (preventif)
terhadap suatu proses agar tidak ada kontaminasi baik fisik,
kimia dan biologi. Sanitasi berguna agar tercapainya good
manufacturing process yang aman dan bermutu. Sanitasi dibagi
menjadi tiga bagian seperti sanitasi pekerja, sanitasi lingkungan,
dan sanitasi alat.

IV.9.1 Sanitasi Pekerja


Pekerja PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya harus
memperhatikan kebersihan badan selama bekerja. Semua
karyawan harus mencuci tangan mereka sebelum dan setelah
melakukan pekerjaan. Begitu juga pengunjung yang memetik
buah di kebun diharuskan mencuci tangan dan buah dengan air
keran di luar kebun dan memakannya di luar kebun

IV.9.2 Sanitasi Lingkungan


Pada PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya sistem
sanitasi dan pembersihan lingkungan dilakukan setiap hari yaitu
34
pagi dan sore yang oleh petugas kebersihan. Hal ini dilakukan
agar menciptakan lingkungan yang asri, bersih dan nyaman.
Sehingga dengan kenyamanan gedung maupun lingkungan
kerja maka akan mempengaruhi produktivitas pekerja dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan bagiannya masing–
masing. Bentuk pembersihan dan sanitasi di PT Kusuma Satria
Dinasasri Wisatajayapada bagunan membersihakan lantai
dengan disapu dan dipel secara berkala. Sampah dan kotoran-
kotoran dari proses produksi dikumpulkan dan dibuang ke
tempat pembuangan sampah. Bentuk pembersihan dan sanitasi
terhadap lingkungan adalah dengan membersihkan tanaman–
tanaman yang berada di sekitar taman pabrik. Selain itu, semua
pekerja dihimbau untuk selalu menjaga kebersihan pabrik.

IV.9.3 Sanitasi Alat


Sanitasi peralatan PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya
dilakukan dengan cara yang sederhana namun mampu
memenuhi standar sanitasi yang telah ditetapkan. Sanitasi
berupa pencucian peralatan seperti gunting dahan, gergaji
pangkas, cangkul, cangkul garpu, sikat baja dan kuas saput
setelah selesai bekerja. Gunting dahan yang juga digunakan
sebagai gunting untuk petik buah naga oleh wisatawan
mengalami korosi pada mulut gunting, sehingga perlu
dibersihkan dengan alcohol supaya karatnya hilang yang
menjadi sumber kontaminasi.

IV.10 Limbah
Limbah merupakan sisa hasil produksi yang tidak dan/atau
belum memiliki nilai ekonomis dan kemungkinan berdampak
negatif terhadap lingkungan apabila tidak dilakukan
penanganan. Limbah perkebunan apel di PT Kusuma Satria
Dinasasri Wisatajaya tidak termasuk bahan berbahaya dan
beracun (B3) yang memiliki karakteristik bersifat organik dan
jumlahnya sedikit. Limbah yang dihasilkan berupa limbah padat
yaitu daun hasil perompesan dan buah yang jatuh di sekitar
pohon. Daun hasil perompesan dibiarkan di sekitar tanaman
apel yang nantinya akan menjadi sumber nutrisi bagi
pertumbuhan tanaman apel. Limbah buah apel dijadikan
35
sebagai pakan ternak burung kasuari.

IV.11 Pemasaran
Pemasaran adalah suatu kegiatan pendistribusian dan
penjualan produk dari distributor kepada konsumen. Menurut
Kotler (2005), kegiatan pemasaran dilandasi oleh konsep
kebutuhan dan keinginan manusia. Kebutuhan (needs) adalah
pernyataan dari perasaan kekurangan, sedangkan keinginan
(wants) adalah kebutuhan manusia yang dibentuk oleh budaya
dan kepribadian seseorang. Keinginan digambarkan dalam
bentuk objek yang akan memuaskan kebutuhan manusia.
Manusia memiliki keinginan yang tidak terbatas namun memiliki
sumber daya yang terbatas.
Strategi yang digunakan PT Kusuma Satria Dinasasri
Wisatajaya adalah menentukan STP (Segmenting, Targetting,
dan Positioning) pada setiap produk yang dipasaran. Pada PT
Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya strategi penerapan STP ini
berbeda pada setiap konsumenya. Berdasarkan variable
demografis segmentasi terbagi atas usia, pendapatan, dan
status sosial. Pada hasil segmenting selanjutnya dapat
ditentukan target pasar yang akan dipilih, yaitu dengan cara
membagi produk berdasarkan pendapatan misalnya pada apel
grade A dan grade B pada panen pertama akan dikirim ke Bali
yang menjadi pasar terbesar kusuma agro dan untuk grade A,
grade B dan grade C setelah panen pertama akan dijadikan
wisata petik bagi wisatawan.

IV.11.1 Product
Produk adalah suatu barang yang diproduksi dari suatu
pabrik yang dipasarkan guna memenuhi kebutuhan konsumen.
Menurut Kotler (2005) ada beberapa elemen produk yang
menjadi ciri khas dan hal terpenting pada produk yaitu kualitas,
bentuk fisik, kemasan, merk dagang dan lain – lain. PT Kusuma
Satria Dinasasri Wisatajaya merupakan salah satu perkebunan
yang bergerak di bidang agrowisata buah apel, jambu, jeruk,
naga dan strawberry. Produk yang berbagai jenis buah ini dapat
dijadikan sebagai nilai tambah dengan menggandengkan buah
apel dengan buah jambu dan naga atau strawberry dengan
36
buah jambu dan naga.
Departemen Trading sebagai pemasaran di Kusuma
Agrowisata Group bertugas packaging dan labelling produk
yang akan dikirim ke pasar premium dan modern baik
komoditas berasal dari agro sendiri atau berasal dari petani
yang sudah jadi mitra. Pada hari rabu 10 februari 2016
komoditas yang di-packing dan di-labelling (Gambar 5) yaitu :
brokoli, okra, terong ungu, pepino, paprika merah, paprika
kuning, kembang kol, alang-alang, daun bawang, lobak bulus,
jambu biji merah, sukini, buncis, bayam, bayam merah, kacang
merah, sawi, daun min, seledri, sugar bit, markisa thailand, dan
jagung. Hari selanjutnya jum’at 12 februari 2016 komoditas yang
di-packing dan di-labelling yaitu: labuca, sirsak, nasubi, timun
baby, terong lalap, tomat beef, timun, baby corn, kapri biasa,
kapri manis, lidah buaya, buncis, lettuce, dan jamur tiram.
Pemasaran produk terbesar ke Bali, untuk tempat lain Malang
dan Surabaya.

Gambar 5. Pakcaging dan Labelling Buah-Buahan dan Sayur-


Sayuran di Departemen Trading

4.11.2 Price
Harga merupakan suatu nilai kompensasi yang harus ada
dan ditetapkan sebagai kombinasi dari barang yang dijual
sesuai dengan pelayannanya. Menurut Swastha (2005), Harga
suatu barang atau jasa merupakan penentu bagi permintaan
pasarnya. PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya di dalam
menetapkan harga buah dalam bentuk paketan dengan
37
memandu wisatawan yang akan melakukan petik buah dengan
menunjukkan tiket, dimana tiket warna kuning bisa menunjukkan
tiket guest card (paketan langsung dengan hotel) untuk petik
apel saja atau menunjukkan tiket untuk petik strawberry dan
apel, sedangkan tiket warna hijau menunjukkan petik jambu biji
merah, buah naga dan apel. Harga tiket paketan di lobby
strawberry dan apel adalah sama yaitu Rp 70.000,00 untuk hari
biasa dan Rp 75.000,00 untuk weekend, Sedangkan paket hotel
sebesar Rp 800.000,00/kamar sehari semalam dan bisa petik
salah satu buah yaitu strawberry, jambu atau apel. Rute untuk
tiket warna kuning ada 2 yaitu, dari hotel atau lokasi petik
strawberry berangkat ke lobby apel untuk petik apel dan dapat
jus jambu. Rute untuk tiket warna hijau dari lobby menuju lokasi
petik jambu selanjutnya ke lobby lagi untuk mengambil welcome
drink yoghurt kemudian ke lokasi petik apel dan petik buah naga
kemudian menuju ke Alamanda resto mengambil jus jambu dan
nasi goreng. yaitu paket dengan petik langsung sambil difoto
oleh seorang tour guide

IV.11.2 Place (Distribusi)


Saluran distribusi adalah serangkain organisasi yang
saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan
barang atau jasa siap untuk digunakan atau siap untuk
dikonsumsi. Saluran yang dipilih PT Kusuma Satria Dinasasri
Wisatajaya merupakan sangat mempengaruhi keputusan
pemasaran yang lain. Penetapan harga tergantung apakah
menggunakan distribtor besar atau pengecer (Kotler, 2005). PT
Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya dalam memasarkan produk
meliputi Indonesia dan luar negri, dimana Indonesia meliputi
Pulau Jawa, Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau
Sulawesi, Pulau Papua dan Pulau NTB serta pulau lainnya
sedangkan untuk wisatan luar negri dari Arab, Bangladesh,
Singapura, Malaysia, Thailand, Belanda dan China.

4.11.4 Promotion
Menurut Kismono (2011), menyatakan bahwa promosi
adalah usaha yang dilakukan pemasar untuk mempengaruhi
38
pihak lain agar berpartisipasi dalam kegiatan pertukaran.
Promosi dilakukan untuk memyampaikan informasi mengenai
buah dengan karakteristik jenis, rasa dan ukuran yang
dipasarkan kepada konsumen. Promosi saat ini erat kaitannya
promosi yang dilakukan saat awal didirikan wisata petik apel
yang mana dengan uang Rp 2.500,00 dapat memakan apel
sepuasnya di kebun. Promosi ini berkembang dari mulut ke
mulut sehingga banyak orang yang mengetahuinya sehingga
banyak orang yang berlibur ke Kusuma Agrowisata. PT Kusuma
Satria Dinasasri Wisatajaya hanya perlu mempertahankan
kepercayaan konsumen dengan cara memperbaiki jenis, rasa
dan ukuran buah apel, sehingga hingga konsumen tetap loyal
meskipun dinaikkan harga wisata petik dengan paketan.
Promosi saat ini hanya mengandalkan web sehingga calon
konsumen dapat melihat sekilas gambaran wisata petik. Namun,
tetap diperlukan adanya inovasi terbaru agar promosi yang
dilakukan menjadi lebih baik lagi.

39

Anda mungkin juga menyukai