Anda di halaman 1dari 28

Tanggal: 10 April 2019

1. Komunikator Politik
A. Pengertian Komunikator Politi
Komunikator Politik adalah orang atau sekelompok orang yang
menyampaikan pesan poltik yang biasanya berkaitan dengan kekuasaan
pemerintah, kebijakan pemerintah, aturan pemerintah, kewenangan pemerintah
yang bertujuan untuk mempengaruhi khalayak baik itu verbal atau non verbal.
Menurut Leonard Doob yang kemudian di sitir oleh Nimmo (1993), komunikator
politik dapat dikategorikan dalam tiga tipologi:
1. Politikus atau disingkat "pols"
2. Komunikator profesional atau "pross"
Aktivis atau disingkat "voz's"

B. Komunikator Politik
1. Politikus
Politikus adalah orang yang bercita-cita untuk dan atau memegang
jabatan pemerintah, tidak peduli apakah mereka dipilih, ditunjuk, atau pejabat
karier, dan tidak mengindahkan apakah jabatan itu eksekutif, legislatif, atau
yudukatif. Beberapa tipe komunikator politik tersebut memiliki kemampuan
memengaruhi orang lain, seperti memengaruhi pendapat terhadap suatu isu
tertentu. Untuk itu, tentu saja kemampuan komunikasi dan penguasaan materi
sangat menentukan keberhasilan mereka dalam menciptakan opini yang
dikehendaki.
2. Komunikator Profesional
Selanjutnya komunikator politik yang lain adalah mereka yang
tergolong sebagai komunikator profesional. Profesional adalah orang-orang
yang mencari nafkahnya dengan berkomunikasi. Komunikator profesional
adalah peranan sosial yang relatif baru, suatu hasil sampingan dari revolusi
komunikasi yang sedikitnya mempunyai dua dimensi utama: munculnya
media massa; dan perkembangan serta-merta media khusus (seperti majalah
untuk khalayak khusus, stasiun radio, dsb.) yang menciptakan publik baru
untuk menjadi konsumen informasi dan hiburan. Yang digolongkan sebagai
komunikator profesional adalah mereka yang disebut sebagai promotor dan
jurnalis.
3. Aktivis
Komunikator yang ketiga aktivis adalah mereka yang terlibat dalam
politik maupun komunikasi dan memiliki keahlian tentang itu, tetapi mereka
tidak menggantungkan nafkahnya pada kedua bidang itu. Mereka ini misalnya
juru bicara kelompok kepentingan, pemuka pendapat (opinion kader), dan
mahasiswa. Para aktivis ini tidak jarang justru sangat berpengaruh terhadap
pandangan politik jaringan sosialnya.

C. Penggunaan Bahasa Dalam Penyampaian Pesan Politik


1. Semiotika
Seluruh aktifitas manusia dalam keseharian selalu diliputi berbagai
kejadian-kejadian yang secara langsung atau tidak langsung, disadari atau tak
sadar, memiliki potensi makna yang luas nilainya jika dipandang dari sudut-
sudut yang dapat mengembangkan suatu objek pada kaitan-kaitan yang
mengindikasikan suatu pesan atau tanda tertentu. Jika diartikan melalui suatu
penjelasan maka akan dapat diterima dan disepekati orang lain.
Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji
tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha
mencari jalan di dunia ini, di tengah manusia dan bersama-sama manusia.
Memahami semiotika politik, sama halnya dengan belajar melihat dan
menganalisa tanda-tanda. Meski istilah semiotika banyak dipakai di dunia
kesusasteraan dan kebahasaan.
2. Pragmatika
Pragmatik, cabang semiotika tentang asal-usul, pemakaian, dan akibat
lambang dan tanda, ilmu tentang pertuturan, konteks, dan maknanya. Suatu
cabang penyelidikan semiotika yang mempelajari “ hubungan diantara tanda-
tanda dengan interpreter atau para pemakainya. Pragmatik secara khusus
berurusan dengan aspek-aspek komunikasi, khususnya fungsi-fungsi
situasional yang melatari tuturan. Menurut Yule, pragmatik adalah cabang
ilmu bahasa yang mempelajari tentang makna yang dikehendaki si penutur

Tanggal : 10 April 2019


2. Media Komunikasi Politik
A. Pengertian media massa dan komunikasi politik
Media massa adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan
pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan pengertian media massa sendiri
alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak dengan
menggunakan alat-alat komunikasi seperti surat kabar, film, radio dan televise. Media
adalah bentuk jamak dari medium yang berarti tengah atau perantara. Massa berasal
dari bahasa Inggris yaitu mass yang berarti kelompok atau kumpulan. Dengan
demikian, pengertian adalah perantara atau alat-alat yang digunakan oleh massa
dalam hubungannya satu sama lain. Media Massa adalah sarana komunikasi massa
dimana proses penyampaian pesan, gagasan, atau informasi kepada orang banyak
(publik) secara serentak.
Media komunikasi merupakan sebuah sarana penyampaian informasi atau
pesan, yang sangat penting peranannya dalam berbagai bidang kehidupan manusia.
Termasuk didalamnya dalam bidang politik. Media komunikasi merupakan sarana
bagi partai politik untuk menyampaikan dan memperkenalkan siapa dirinya,
melakukan kampanye, mengusung kandidatnya, membangun citra, dan
mensosialisasikan agenda partai serta hal-hal lain yang terkait dengan organisasinya.
Komunikasi politik dapat dilakukan secara privat, dari seorang kepada seorang
yang lain secara khusus misalnya melalui telepon. Komunikasi politik juga
dapat dikomunikasikan kepada orang banyak sekaligus, disiarkan secara publik
melalui media massa seperti surat kabar, majalah, radio, ataupun televisi.
Macam Macam Media Komunikasi Politik
1. Telepon
Telepon merupakan media komunikasi yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dalam bentuk suara. Sifatnya dua arah, dan biasanya
privat (person to person). Komunikasi menggunakan tlepon merupakan jenis
komunikasi langsung, dimana pesan yang disampaikan oleh komunikator
akan langsung diterima oleh komunikan pada saat itu juga.
Dalam komunikasi politik, telepon digunakan sebagai media dalam
melakukan kampanye kotemporer. Misalnya untuk melakukan pembicaraan
pribadi terkait pengumpulan dana bagi organisasi, atau untuk melakukan
pengarahan kepada pendukungnya agar mendatangi tempat kampanye.
Selain itu telepon juga dapat digunakan untuk melakukan survey terkait
pandangan politik dan semacamnya, misalnya dengan melakukan kuesioer
ataupun polling telepon.
2. Radio
Radio merupakan media komunikasi yang digunakan untuk
menyampaikan informasi ataupun berita dalam bentuk suara dan sifatnya
satu arah. Selain berita, radio juga memberikan hiburan, sepeerti pemutaran
lagu dan sebagainya.
3. Televisi
Televisi merupakan media komunikasi yang menampilkan gambar
bergerak serta suara. Meskipun sama-sama bersifat satu arah, tayangan
televisi lebih menarik dibandingkan dengan radio ataupun suran kabar.
Meskipun juga menampilkan juga berita terkini, televisi lebih banyak
menayangkan program yang sifatnya hiburan.Dalam bidang politik, televisi
juga dapat dijadikan sebagai media kampanye; terutama dalam hal
pembangunan citra kandidat. Televisi dapat meningkatkan publisitas
kandidat secara signifikan, mengingat dimasa ini hampir semua keluarga
memiliki minimal satu buah televisi di rumahnya.
4. Surat Kabar
Surat kabar atau disebut juga Koran, merupakan media massa yang
memberitakan kejadian-kejadian terkini dalam berbagai topik. Biasanya
isinya hanya berupa tulisan dengan foto hitam putih yang dicetak pada kertas
berbiaya rendah. Meski tidak semenarik televisi, surat kabar memiliki
kelebihan tersendiri misalnya dalam pencitraan untuk kandidat kepala daerah
yang mungkin tidak tepat jika diiklankan melalui televisi yang jangkauannya
hingga seluruh Indonesia.
5. Majalah
Sama seperti surat kabar, majalah juga berjenis media cetak dimana
bahan utamanya adalah kertas dan tinta. Hanya menampilkan tulisan serta
gambar, tanpa audio ataupun video. Bedanya majalah terbit secara berkala,
rata – rata sebulan sekali, tidak setiap hari seperti surat kabar. Oleh karena
itu majalah biasanya membahas suatu topik berita secara lebih dalam di
banding surat kabar
6. Internet
Internet telah menjadi saluran komunikasi yang paling popular dan
paling banyak digunakan di era milenial ini. Berbagai surat kabar, radio,
hingga tayangan televisi pun kini dapat dinikmati melalui internet
(streaming). Banyak jenis program aplikasi internet yang dapat digunakan
untuk mengkomunikasikan kepentingan politik..
7. Media Sosial
Media sosial merupakan salah satu jenis media yang
penyebarluasannya menggunakan jaringan internet. Contoh media sosial
misalnya facebook, twitter, instagram, dkk.
8. Poster
Poster merupakan selebar kertas yang berisi ilustrasi serta tulisan
pendek (beberapa kata). Poster biasanya di temple ditempat yang ramai
dilewati orang- orang, sehingga menarik perhatian mereka (baca juga: jenis-
jenis interaksi sosial).
9. Spanduk
Spanduk merupakan kain rentang, yang dalam bidang politik biasanya
diisi dengan tulisan propaganda, slogan, atau informasi singkat mengenai
suatu hal. Spanduk digunakan untuk mempublikasikan atau mempromosikan
kegiatan, produk, visi misi, dan sebagainya.
10. Pemilu
Pemilu merupakan media komunikasi dimana oran-orang yang
berkepentingan diperkenankan untu berkampanye dengan tujuan politis.

Tanggal 01 Mei 2019


3. Pilar Komunikasi politik
1. Pengertian Partai Politik
Secara umum dapat dikatakan bahwa partai politik suatu kelompok yang
terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orentasi, nilai-nilai dan cita-
cita yang sama.
Berikut ini adalah beberapa definisi partai politik menurut beberapa ahli :
1. Menurut Carl. J. Friedrich, partai politik adalah sekelompok manusia yang
terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan
penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya, berdasarkan
penguasaan ini memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang
bersifat idiil maupun materiil
2. R. H. Soltau, partai politik adalah kelompok warga negara yang sedikit
banyak yang terorganissir, yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik dan
dengan memanfaatkan kekuasaan untuk memilih bertujuan menguasai
pemerintahan dan melaksanakan kebijaksanaan umum mereka.
Tujuan Partai Politik (Pasal 10)
1. Tujuan umum partai politik adalah:
a. Mewujudkan cita-cita nasionalbangsa indonesia sebagaimana
dimaksid dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
b. Menjaga dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
c. Menge,bangkan kehidupan demokratis berdasarkan Pancasila dengan
menjunjung tinggi kedaultan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan
d. Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat indonesia.
2. Tujuan khusus partai politik
a. Meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam
rangka penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan.
b. Mempejuangkan cita-cita partai politik dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

B. Syarat Pembentukan Partai Politik


Dalam UU No. 2 Tahun 2008 Pasal 2 partai politik di Indonesia adalah
Sebagai berikut.
1. Partai politik didirikan dan dibentuk oleh paling sedikit 50 (lima puluh) orang
warga negara Indonesia yang telah berusia 21 (dua puluh satu) tahun dengan
akta notaris.
2. Pendirian dan pembentukan Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) menyertakan 30% (tiga puluh perseratus) keterwakilan perempuan.
3. Akta notaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memuat Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta kepengurusan Partai Politik tingkat
pusat.
4. Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (3) memuat paling sedikit:
a. Asas dan ciri Partai Politik
b. Visi dan Misi Partai Politik
c. Nama, lambang, dan tanda gambar Partai Politik
d. Tujuan dan Fungsi Partai Politik
e. Organisasi, tempat kedudukan, dan pengambilan keputusan
f. Kepengurusan Partai Politik
g. Peraturan dan Keputusan Partai Politik
h. Pendidikan Politik, dan
i. Keuangan Partai Politik
5. Kepengurusan Partai Politik tingkat Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat 3
disusun dengan menyertakan paling rendah 30% (tigapuluh perseratus)
keterwakilan perempuan.
3. Komisi Pemilihan Umum
4. Badan Pengawas Pemilihan Umum
5. Media Massa

Tanggal : 01 Mei 2019


4. Demokrasi dan kebebasa Pers
1. Pengertian Pers dan Kebebasan Pers
Secara etimologis berasal dari bahasa Inggris berarti “press” dan bahasa
Belanda, “persen atau pers”, yang artinya menekan atau mengepres. Istilah ini
menunjuk pada semacam alat lempengan dari besi yang di antara dua lembar besi
tersebut diletakkan suatu barang kemudian ditekan untuk menghasilkan sesuatu yang
diinginkan. Hal ini yang dimaksudkan adalah mesin cetak kuno yang harus ditekan
dengan keras untuk menghasilkan cetakan pada lembaran kertas.
Undang-undang No. 40 Tahun 1999 Pasal 1 ayat 1 memberi definisi pers
adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan
kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar,
suara dan gambar serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan
menggunakan media cetak, media elektronik, dan jenis saluran yang tersedia.
Dalam perkembangannya pers mempunyai dua pengertian, yakni pers dalam
pengertian luas dan pers dalam pengertian sempit. Dalam pengertian luas, pers
mencakup semua media komunikasi massa, seperti radio, televisi, dan film yang
berfungsi memancarkan/menyebarkan informasi, berita, gagasan, pikiran, atau
perasaan seseorang atau sekelompok orang kepada orang lain. Maka dikenal adanya
istilah jurnalistik radio, jurnalistik televisi, jurnalistik pers.

2. Fungsi dan Peranan Pers di Indonesia


Dalam Undang-undang No. 40 Tahun 1999 Pasal 3 disebutkan mengenai
fungsi pers, dalam hal ini pers nasional. Adapun fungsi pers nasional adalah sebagai
berikut :
a. Sebagai wahana komunikasi massa. Pers nasional sebagai sarana
berkomunikasi antarwarga negara, warga negara dengan pemerintah, dan
antarberbagai pihak.
b. Sebagai penyebar informasi. Pers nasional dapat menyebarkan informasi
baik dari pemerintah atau negara kepada warga negara (dari atas ke bawah)
maupun dari warga negara ke negara (dari bawah ke atas).
c. Sebagai pembentuk opini. Berita, tulisan, dan pendapat yang dituangkan
melalui pers dapat menciptakan opini kepada masyarakat luas. Opini
terbentuk melalui berita yang disebarkan lewat pers.
d. Sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial serta
sebagai lembaga ekonomi.
3. Pentingnya Kebebasan Pers dalam Komunikasi Politik
Di Indonesia, kebebasan media layak dianggap eksis jika memenuhi beberapa
indikator:
Pertama, kebebasan media dilihat dari minimnya intervensi negara. Artinya, negara
tidak lagi mengontrol dengan ketat lisensi, isi dan distribusi media. Secara teoretis,
media yang selalu dikontrol negara melalui berbagai instrumen-represifnya, tidak
pernah bisa mewujudkan kebebasan menjalankan aktivitas jurnalisme secara benar,
apalagi menjadi kekuatan pengawasan bagi kebijakan negara.
Kedua, mitologi kebebasan media diukur dari ada atau tidaknya
pembreidelan/penutupan institusi media. Pembredelan telah menjadi problem besar
media di negara kita sejak tahun 1744 ketika BataviascheNouvelles dibredel
Pemerintah Kolonial Belanda. Dengan diberlakukannya Undang-Undang Pokok Pers
No. 40 tahun 1999 yang menyatakan bahwa “terhadap pers nasional agar tidak
dilakukan pemebreidelan, sensor, dan pelarangan untuk mempublikasikan dan
menyiarkan”, maka hingga saat ini tidak terjadi lagi pembreidelan pers di tanah air,
meski dalam praktiknya belum bebar-benar hilang dengan banyaknya aturan
pemerintah lain yang membayangi gerak kritis pemberitaan media.
Ketiga, kebebasan media dilihat dari kuantitas atau jumlah media lebih banyak
dibandingkan sebelumnya. Sejak tahun 1998 terjadi signifikansi peningkatan jumlah
media massa.

Keempat, kebebasan media diukur dari kebebasan media untuk menulis berita apa
saja yang muncul dari semua pihak, termasuk bebas dari kontrol internal media yang
menghambat kekebasan ekspresi wartawan.

Tanggal 08 Mei 2019


5.Tujuan Komunikasi Poilitik
1. Filosofi Komunikasi Politik
Karena politik adalah pengambilan keputusan bukan untuk
kepentingan perorangan, melainkan untuk kepentingan orang banyak, cita-cita
politik harus diarahkan untuk menciptakan individu yang memiliki komitmen
untuk menjadi “negarawan”. Karena negarawan hanya bisa dicapai melalui
keikhlasan dan kejujuran.
Komunikasi politik memiliki filosofi, yakni pendayagunaan sumber
daya komunikasi apakah itu sumber daya manusia, infrastruktur, maupun
piranti lunak untuk mendorong terwujudnya sistem politik yang mengusung
demokrasi, di mana kekuasaan menjalankan pemerintahan ada di tangan
pemenang pemilu (mayoritas) dengan melindungi hak-hak golongan yang
kalah (minoritas). Dengan demikian, demokrasi menjadi cita-cita yang luhur
sesuai dengan hati nurani sehingga dapat diabdikan untuk kepentingan semua
pihak, baik yang kalah maupun yang menang dalam membangun suatu
kebersamaan menuju tujuan yang sama.
2. Tujuan Komunikasi Politik
Politik, seperti komunikasi, adalah proses; dan seperti komunikasi,
politik melibatkan pembicaraan.
Komunikasi politik merupakan kegiatan yang senantiasa dilakukan
oleh seorang politikus maupun partai politik untuk mencapai tujuan-tujuan
politik tertentu, bahkan masyarakat secara luas juga terlibat dalam kegiatan
komunikasi politik baik disengaja maupun tidak dengan motif dan tujuan
masing-masing.
Secara umum ada tiga tujuan komunikasi politik, yaitu: Sebuah upaya
membentuk citra (image) politik, membentuk pendapat umum, dan
meningkatkan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan umum.
Salah satu tujuan komunikasi politik adalah menciptakan,
membangun, dan memperkuat citra (image) politik di tengah masyarakat,
khususnya pemilih. Citra politik juga dapat melemah, luntur dan hilang dalam
sistem kognitif masyarakat. Citra politik memiliki kekuatan untuk memotivasi
aktor atau individu untuk melakukan suatu hal. Citra politik tersebut terbentuk
berdasarkan informasi yang diterima masyarakat, baik langsung maupun
melalui media massa. Citra politik berkaitan dengan pembentukan pendapat
umum karena pada dasarnya pendapat umum politik terbangun melalui citra
politik. Sedangkan citra politik terwujud sebagai konsekuensi kognitif dari
komunikasi politik.
Para politikus sangat berkepentingan dalam menciptakan,
membangun, dan memperkuat citra politik positif mereka melalui komunikasi.
Citra politik yang positif dari suatu partai politik maupun kandidat akan
memberikan efek yang positif pula terhadap pemilih guna memberikan
suaranya dalam pemilihan umum.
Komunikasi politik dalam prakteknya sering kali memainkan peran
ganda kaitannya dengan citra politik. Disatu sisi untuk membangun citra
politik positif bagi, disisi lain dilakukan untuk menghancurkan citra lawan
politik. Hal tersebut dilakukan dengan asumsi bahwa kehancuran citra suatu
lawan politik berarti suatu keuntungan bagi seseorang politikus (kandidat)
maupun partai politik untuk membangun citra politiknya dan mendapat
dukungan politik dari masyarakat
Pendapat umum mengenai komunikasi politik, komunikasi politik juga
bertujuan untuk membentuk, membina serta mempertahankan pendapat umum
(opini publik). Pendapat umum merupakan fenomena komunikasi politik yang
sudah cukup lama menjadi perhatian, baik oleh politisi maupun oleh para
akademisi. Hal tersebut dapat dipahami karena pada hakikatnya pendapat
umum di negara demokrasi dapat disebut sebagai sebuah kekuatan politik.
Pendapat umum sering diposisikan sebagai kekuatan keempat setelah
kekuatan lainnya dalam konsep trias politika (pembagian kekuasaan) yang
diungkapkan Montesqueu, yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
Dari sekian banyak pengertian yang disampaikan oleh banyak orang
maupun para pakar tentang pendapat umum, setidaknya definisi yang
diungkapkan Hafied Cangara di bawah ini dapat mewakili dan memberikan
pemahaman konferhensit tentang pendapat umum.

Tanggal : 08 Mei 2019


6. Public Relation Politik
1. Definisi Public Relations Politik
Public Relations Politik merupakan ilmu terapan baru dalam bidang kajian PR
Dari berbagai paparan terkait dengan PR politik dapat kita identifikasikan
sejumlah pemahaman tentang PR politik, antara lain sebagai berikut.
1. PR politik terkait dengan proses melayani publik internal dan publik eksternal
dari sebuah institusi atau organisasi politik, seperti partai.
2. PR politik biasanya terkait dengan sejumlah isu dan dinamika khusus yang
dikelolah guna mendapatkan perhatian para pemilih (voters).
3. PR politik memiliki orientasi pada pengumpulan dukugan seluas mungkin
terhadap khalayak melalui berbagai salauran yang bisa dimanfaatkan mulai
dengan slauran formal hingga saluran informal.

2. Kualifikasi Public Relations Politik


Sekarang ini, seiring degan perkembangan zaman yang sudah beralih ke
zaman modern dan seiring memasuki era global, profesi Public Relations sangat
diperlukan d berbagai elemen perusahaan ataupun corporate. Sebab, dengan adanya
globalisasi ini, sebuah perusahaan harus mampu menjaga citra dan selalu
meningkatkan citra baik diantara dunia, serta untuk dapat cepat mengendalikan krisis
konflik didalam atau diluar organisasi, serta untuk menjalani hubungan baik dengan
perusahaan lain.
Oleh karena itu, sebuah profesi Public Relations haruslah memiliki standar
kemampuan atau kualifikai sebagai berikut:
1) Kemampuan berkomunikasi (Ability Communicate)
Kemampuan berkomunikasi yang baik yang harus ada atau dimiliki oleh
seorang PR adalah kemampuan berbicara secara lisan dan seperti presentasi
didepan client, komunikasi tulis seperti membuat press relese, komunikasi ini
ditunjang dengan kemapuan untuk dapar berbahasa asing dengan baik.
2) Kemampuan mengorganisasikan (Ability organize)
Kemampuan mengorganisasikan adalah sebah kemampuan untuk mengelolah
SDM atau menenejerial anggota organisasi saat terjadi suatu maslah tertentu,
atau pada moment ke PR an.
3) Kemampuan bergalau atau membina relasi (Ability to get on with people)
Selaim memiliki kemampuan berbicara dengan baik, seorang Public Relations
harus memiliki kemampuan untuk bergaul dengan siapa saja. Sebab, denan
memiliki kemampuan bergaul, seorang PR dapat menjalani hubungan
kerjasama dengan berbagai elemen dengan masyarakat atau stakeholder
tentunya menguntungkan perusahaan dan tentu saja akan memperbanyak
jaringan komunikasi yang didapatkannya.
4) Kepribadian utuh atau jujur (Personal Integrity)
Seorang Public Relations haruslah memiliki keperibadian yang jujur. Sebab,
kepribdian yang jujur akan meningkatkan kredibilitas kita sebagai PR sebuah
prusahaan dimata rekan kerja, client ayau perusahaan lainnya. Sebaliknya,
jika kita bekerja sebagai Public Relations yang tidak jujur, akan menurunkan
kreadibilitas kita dimata otang lain dan menurunkan citra baik perusahaan
kita.
5) Memiliki imajinasi yang kuat (imagination)
3. Tujuan Publik Relations Politik
a. Menciptakan solidaritas dan kohevisitas internal organisasi melalui
upaya pelayanan public internal, sehingga seluruh komponen dan sumber
daya politik organisasi bias dioptimalkan dalam pencapaian tujuan
organisasi
b. Menjebatani hubungan organisasi dengan public eksternal dalam rangka
menumbuhkan kesepahaman dan dukungan atas sejumlah program dan
tujuan khusus organisasi.
c. Memperoleh penemuan-penemuan, penyimpulan-penyimpulan, dan
rekomendasi atas sejumlah isu dan dinamika politik yang berkembag.
Mengetahui secara pasti posisi kekuatan, kelemahan,pelungan dan serta
tantangan organisasi ditengah hubungan denga berbagai pihak diinternal ataupun
eksternal organisasi elalui evaluasi yang sistematis, terarah dan berkelanjutan
Tanggal : 15 Mei 2019
7. Marketing Politik
1. Pengertian Pemasaran Politik
Pemasaran politik adalah sebuah konsep baru yang belum begitu lama dikenal
dalam kegiatan politik.Ia merupakan konsep yang introdusir dari penyebaran ide-ide
social di bidang pembangunan dengan meniru cara-cara pemasaran komersial,tapi
orientasinya lebih banyak pada tataran penyadaran, sikap dan perubahan perilaku
untuk menerima hal-hal baru.Cara penyebaran seperti ini di lihat dari kontesk dan
orienttasinya tersebut “ Pemasaran social yang secara substansif tidak jauh beda
dengan istilah penyuluhan sosialisasi dan kampanye.
Pemasaran social berorientasi kepada upaya untuk memasyarakatkan ide-ide
social terutama dalam hal perubahan perilaku masyarakat untuk menerima
pembaruan. Oleh sebab itu, politik yang berisi pemikiran pembaruan seperti
demokrasi dan pembentukan suatu system pemerintahan yang lebih baik (Good
Governance) dapat digolongkan sebagai produk social yang perlu di masyarakatkan
(Di sosialisasikan). Wiebe dan Kotler menyatakan jika barang komersial seperti pasta
gigi dan semacamnya dapat di pasarkan dalam masyarakat, mengapa tidak ide-ide
social seperti cita-cita,program dan calon yang di ajukan partai tidak bisa di
sosialisasikan dengan mneggunakan prinsip-prinsip pemsaran.
Sebuah proses pemasaran harus digerakan oleh empat elemen utama yaitu :
1. Product (produk)
Produk atau kemasan adalah barang yang di produksi oleh suatu unit usaha
yang ingin di pasarkan guna memenuhi kebutuhan pembeli.Jika dikaitkan dengan
politik,maka produk yang mau dipasarkan bisa diterima oleh masyarakat adalah partai
politik itu sendiri sebagai bentuk produk social. Selain partai politik, bisa juga dalma
bentuk logo,cita-cita atau visi,program pada calon yang di ajukan oleh partai
politik,apakah itu untuk menduduki jabatan presiden,anggota legislative maupun
jabatan-jabatan lainnya yang ada kaitannya dengan kebijakan public.
2. Place (Tempat)
Dalam pemasaran sangat penting dan strategis dalam menarik perhatian
pembeli.pemilihan dan penentuan tempat harus memiliki nilai ekonomi yang
memajang (Display) Produk-produk yang ingin di pasarkan. Dalam konteks
komunikasi politik,tempat sering di asosiasikan dengan istilah ruang public (Public
Sphere) misalnya media masa yang dapat digunakan untuk memasarkan partai beserta
cita-cita dan program nya. Price (harga) adalah elemen yang sangat penting dalam
pemasaran. Harga menentukan daya saing dalam pasar, namun perlu diingat bahwa
harga memiliki segmen pasar tertentu. Dalam konteks komunikasi politik, maka
harga sebuah partai besar lebih sluit dimasuki oleh para calon yang ingin maju
sebagai kontestan, disbanding partai partai kecil yang digolongkan sebagai partai
gurem.
3. Promotion (promosi)
Aadalah usaha yang dilakukan untuk menarik perhatian para pembeli melalui
teknik-teknik komunikasi, melalui media cetak atau elektronik maupun melalui
komunikasi antar pribadi. Dalam konteks komunikasi politik, promosi sering kali
dihubungkan dengan istilah kampanye. Promosi atau kampanye memegang peran
penting bukan saja dalam memasarkan partai politik beserta program dan visinya,
tetapi juga memasarkan kandidat yang akan diajukan sebagai calon presiden atau
wakil presiden.
2. PERBEDAAN MARKETING POLITIK DENGAN KAMPANYE
Lees marshment menekankan bahwa marketing politik berkonsentrasi pada
hubungan antara produk politik sebuah organisasi dengan permintaan pasar.dengan
demikian, menjadi faktor penting dalam sukses implementasi marketing politik.
Dalam prosesnya, marketing politik tidak terbatas pada kegiatankampanye
politik menjelang pemilihan, namun juga mencakup even – even politik yang lebih
luas dan jika menyangkut politik pemerintahan bersifat sustainable dalam rangka
menawarkan atau menjual produk politik dan pembangunan symbol, citra,platform,
dan program – program yang berhubungan dengan public dan kebijakan politik.
Pemasaran politik adalah strategi kampanye politik untuk membentuk serangkaian
makna politis tertentu dalam pikiran para pemilih. Sedangkan makna politis yang
terbentuk dalam pikiran para pemilih menjadi orientasi perilaku yang akan
mengarahkan pemilih umtuk kontestan tertent
Tanggal: 15 Mei 2019
8. Budaya Komunikasi Politik
1. Pengertian Budaya Politik Partisipan
Budaya politik yang partisipasif adalah budaya politik yang demokratik,
dalam hal ini, akan mendukung terbentuknya sebuah sistem politik yang demokratik
dan stabil. Budaya politik yang demokratik ini menyangkut “suatu kumpulan sistem
keyakinan, sikap, norma, persepsi, dan sejenisnya, yang menopang terwujudnya
partisipasi,” kata Almond dan Verba.
Masyarakat dalam budaya politik ini mamahami bahwa mereka berstatus warga
negara dan memberikan perhatian terhadap sistem politik. Masyarakat memiliki
kebangsaan dan kemaua untuk berperam dalam sistem politik. Selain itu, masyarakat
dalam budaya politik imi memiliki keyakinan dapat memengaruhi pengambilan
kebijakan publik dan membentuk kelompok untuk melakukan protes jika pelaksamaa
pemerintah tidak transparan.
Dalam budaya politik partisipan ini, demokrasi dapat berkembang dengan
baik. Hal ini dikarenakan terjadinya hubungan yang harmonis antara warga negara
dan pemerintah yang ditunjuk oleh tingkat kompetensi politik (penyelesaian sesuatu
secara politik), dan tingkat efficacy (keberdayaan). Dapat dikatakan bahwa tipe
budaya ini merupakan kondisi ideal bagi secara politik.
Dalam budaya politik partisipan, orientasi politik warga terhadap kesulurahan objek,
baik umum, input, maupun output secara pribadinya mendekati satu atau dapat
dikatakan tinggi.
Budaya politik partisipan adalah salah satu jenis budaya politik bangsa. Dalam
budaya politik partisipan, orientasi politik warga terhadapkesluruhan objek politik,
baik umum, input dan output, maupun pribadinya mendekati satu atau dapat
dikatakan tinggi.

2. Bentuk-Bentuk Budaya Politik Partisipan


Sebagai komunitas warga negara yang terdidik dan terpelajar,hendaknya kita
memiliki peran besar (partisipasi aktif)untuk melakukan perubahan politik yang lebih
baik dan berbudaya. Melalui sarana pemilihan umum, kita dapat menjadikannya
sebagai momentum untuk mendorong perubahan sosial politik, politik ekonomi,
budaya, dan lain-lain ke arah yang lebih baik dan demokratif melalui
pemerintahanyang dipilah melalui pemilu, secara damai dan beradab (berbudaya).
Semua itu dimaksudkan sebagai upaya melakukan pendidikan budaya politik
partisipan (rakyat) yang lebih luas karena dengan demikian akan dapat digunakan
sebagai salah satu rujukan untuk menentukan pilihan dalam pemilu secara arif,
bijaksana, kritis, dan rasional.
Dalam setiap tahapan pemilu, kita sebagai simpatisan (kader) partai politik, ataupu
kaum terpelajar tidak ada larangan untuk mengikutinya. Namun demikian, hal yang
perlu dikedepankan dalam kampanye adalah situasi damai karena dalam
kampanyenya sering kali terjadi persinggungan antar massa pendukung dari partai
politik (simpatisan dan kader) partai politik. Bermula dari saling mengejek dan saling
hina di antara mereka ketika berpapasan di jalan raya dalam situasi kampanye,
perkelahian antar massa pendukung partai politik seringkali terjadi.
Untuk mewujudkan situasi seperti itu dibutuhhkan toleransi yang besar terhadap
kelompok yang berbeda pandangan politik dan juga sikap anti kekerasan. Pelajar
yang ingin aktif dalam kampanye harus sadar bahwa tindakan brutal, kekerasan, dan
keseluruhan hanya akan merusak situasi pemilu yang demokratis dan beradab. Untuk
itu, kita harus sadar bahwa brutalisme, kekerasan, dan kerusuhan yang mengiringi
proses pemilu sebenarnya adalah tindakan yang sangat bertentangan dengan nilai-
nilai demokratis dan budaya politik bangsa Indonesia. Ada beberapa alasan yang
melatarbelakangi orang berperilaku tidak mau melibatkan diri dalam politik
(partisipan). Robert dahl menyebutkan alasan sebagai berikut.
1. Orang mungkin kurang tertarik dalam politik jika mereka memandang rendah
terhadap segala manfaat yang diharapkan dari keterlibatan politik, dibandingkan
dengan manfaat yang akan diperleh dari berbagai aktivitas lainnya.
2. Orang merasa tidak melihat adanya perbedaan yang tegas dengan keadaan
sebelumnya, sehingga apa yang dilakukan seorang tersebut tidaklah menjadi
persoalan.
3. Seseorang cenderung kurang terlibat dalam politik jika merasa bahwa tidak ada
masalah terhadap hal yang dilakukan, karena ia tidak dapat mengubah dengan jelas
hasilnya.
4. Seseorang cenderung kurang terlibat dalam politik jika merasa bahwa hasil-
hasilnya relatif akan memuaskan orang tersebut sekalipun ia tidak berperan di
dalamnya.
5. Jika pengetahuan seseorang tentang politik tersebut terlalu terbatas untuk dapat
menjadi efektif.
6. Semakin besar kendala yang dihadapi dalam perjalanan hidup, semakin kecil
kemungkinan bagi seseorang untuk terlibat dalam politik.

Tanggal : 12 Juni 2019


9. Partisipasi Politik dan Pemilu
1. Pengertian Partisipasi Politik
Secara etimologi pengertian Partisipasi berasal dari bahasa latin yang
berarti Pars yang artinya bagian dan capere yang berarti mengambil peranan dalam
aktivitas atau kegiatan politik negara. Sedangkan secara etimologi adalah kegiatan
yang dilakukan dengan mengambil bagian. Sedangkan dalam bahasa inggris,
Partisipate atau participation berarti mengambil bagian atau peranan. Jadi partisipasi
berarti mengambil peranan dalam aktivitas atau kegiatan politik Negara.
Dalam khazanah ilmu sosial dan juga ilmu politik isitilah partisipasi politik
merupakan suatu pembahasan yang sering didiskuiskan oleh para ahli walaupun
dalam memberikan pengertian partisipasi politik tersebut. Secara umum, pengertian
partisipasi politik adalah suatu kegiatan warga negara baik sebagai peseorangan
maupun dengan berkelompok dalam bidang politik. Kegiatan tersebut dapat dianggap
sebagai bentuk-bentuk atau jenis-jenis partipasi politik ketika meliputi: Pemberian
suara dalam pemilihan umum, Menjadi anggota partai Politik dan sebagainya.
Pengertian Partisipasi Politik mengacu pada kegiatan warga negara (sebagai
swasta) pada dua hal pokok, yakni pada proses pemilihan penguasa (pemerintah) dan
pengawasan pada aktivitas penguasa yang terpilih tersebut. Aktivitas kedua ini berupa
kegiatan mempengaruhi proses pembuatan keputusan (kebijakan) publik.
Partisipasi politik adalah kegiatan warga negara yang bertindak sebagai pribadi-
pribadi, yang dimaksud untuk mempengaruhi pembuatan keputusan oleh Pemerintah.
Partisipasi bisa bersifat individual atau kolektif, terorganisir atau spontan, mantap
atau sporadik, secara damai atau dengan kekerasan, legal atau illegal, efektif atau
tidak efektif (Huntington,dkk,1994:4). Partisipasi politik menjadi salah satu aspek
penting suatu demokrasi.
Sedangkan menurut Milbrath dan Goel (Cholisin, 2007:152), membedakan
partisipasi politik menjadi beberapa jenis, yaitu
1. Partisipasi Politik Apatis. Partisipasi politik yang erat kaitannya dengan budaya
politik apatis.
2. Partisipasi Politik Specter. Partisipasi politik specter adalah orang atau golongan
yang sebenarnya tidak terlalu peduli dengan sistem politik negaranya, namun
pernah mengikuti pemilihan umum.
3. Partisipasi Politik Gladiator. Gladiator identik dengan suasana di medan perang.
Berarti partisipasi kelompok ini adalah sangat aktif.
4. Partisipasi Politik Pengkritik. Sesuai dengan namanya, partisipasi politik
pengkritik adalah partisipasi orang-orang dalam politik secara tidak
konvensional.
2. Bentuk – Bentuk Partisipasi
Politik
Menurut Mas’oed dan MacAndrews (2000:225) partisipasi politik masyarakat
secara umum dapat dikategorikan dalam beberapa bentuk sebagai berikut:
1. Electroral activity, yaitu segala bentuk kegiatan yang secra langsung atau tidak
langsung berkaitan dengan pemilihan. Termasuk dalam kategori ini adalah ikut
serta dalam memberikan sumbangan untuk kampanye, menjadi sukarelawan
dalam kegiatan kampanye,ikut mengambil bagian dalam kampanye atau rally
politik sebuah partai atau calon pemimpin, memberikan suara dalam pemilihan,
mengawasi pemberian dan penghitungan suara, menilai calon-calon yang
diajukan dan lain-lainnya.
2. Lobbying, yaitu tindakan dari seseorang atau sekelompok orang untuk
menghubungi pejabat pemerintah ataupun tokoh politik dengan tujuan untuk
mempengaruhinya menyangkut masalah tertentu.
3. Organizational activity, yaitu keterlibatan warga masyarakat ke dalam
organisasi sosial dan politik, apakah ia sebagai pemimpin, aktivis atau sebagai
anggota biasa.
4. Contracting, yaitu partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat dengan secara
langsung pejabat pemerintah atau tokoh politik, baik dilakukan secara individu
maupun kelompok orang yang kecil jumlahnya. biasanya
5. Violance, yaitu dengan cara-cara kekerasan untuk mempengaruhi pemerintah,
yaitu dengan cara kekerasan, pengacauan, dan pengrusakan.
Tanggal : 12 Juni 2019
10. Pendapat Umum dan Polling
1. Pengertian Pendapat Umum
Publik opinion dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan dengan
‘pendapat umum”, dengan demikian publik diterjemahkan dengan umum sedangkan
opinion dialih bahasakan dengan “pendapat”. Dalam ilmu komunikasi terdapat istilah
lain yaitu public relations yang umumnya diterjemahkan dengan “hubungan
masyarakat”, sedangkan relations diterjemahkan dengan “hubungan” . Istilah public
dalam bahasa Inggris mempunyai pegertian bermacam-macam:
Secara ethimologis publik bisa berarti orang banyak, terbuka, tidak rahasia,
siapapun boleh, umum dan openbar.
Secara psikologis publik adalah sekelompok orang yang mempunyai minat
yang sama tentang suatu hal (E. Bogardus) atau sekelompok orang yang menaruh
perhatian terhadap satu masalah yang sama, melibatkan diri dalam masalahtersebut,
dan berusaha untuk mengatasinya (Herbert Blumr). Publik tidak terkumpul di suatu
tempat saja, melainkan dapat muncul/ada di beberapa tempat.
Menurut sosiologi, publik adalah sekelompok orang yang berkumpul di suatu
tempat dan mempunyai perhatian terhadap suatu masalah/hal yang sama.
Dalam berbagai literatur, konsep opini/pendapat publik atau public opinion
dikemukakan oleh banyak ilmuwan secara berbeda-beda sehingga menimbulkan
kontroversi. Tidak mudah untuk menyepakati sebuah definisi tentang pendapat
umum. Rentang sejarah yang relatif panjang serta melibatkan segi-segi ilmiah, etnis
dan filosofis yang kompleks, maka muncul banyak definisi tentang pendapat umum
itu sendiri .
2. Pengertian jajak pendapat (polling)
Polling adalah suatu kerja pengumpulan pendapat umum dengan
menggunakan teknik dan prosedur ilmiah (Eriyanto,1999:75). Hal ini untuk
membedakan dengan kerja pengumpulan pendapat umum lain yang tidak
menggunakan penelitian ilmiah, seperti diskusi, demonstrasi, atau pengukuaran
ekspresi pendapat umum lainnya.
Metode yang digunakan dalam mengenali pendapat umum dalam polling
adalah metode survei, yakni suatu metode dimana objek adalah orang atau individu
dan menggunakan kuisioner sebagai alat untuk mendapatkan data atau
informasi. Ada beberapa defenisi kunci yang dapat menggambarkan polling secara
keseluruhan. Polling adalah metode yang memakai sampel untuk menggambarkan
sikap atau pendapat populasi. Meskipun memakai sampel, hasilnya dimaksudkan
untuk dapat digenaralisasikan pada populasi yang luas. Karena itu dalam penerapan
sampel, sangat disarankan untuk memakai prinsip probabilitas sehingga hasil sampel
adalah representasi dari populasi sesungguhnya.
Polling hanya bisa digunakan untuk menggambarkan sikap atau perilaku
(Eriyanto,1999:75). Ia adalah metode yang tepat untuk mengetahui apa yang publik
pikirkan, apa yang publik rasakan terhadap suatu isu atau masalah. Ia dapat mengukur
pendapat orang lain mengenai suatu permasalahan yang kontradikasi dalam
masyarakat. Polling menggambarkan preferensi, atau intensitas terhadap pilihan
pendapat, tapi hanya berhenti sampai di sana. Ia tidak dapat menjelaskan kenapa
seseorang melakukan pilihan tersebut.
Polling digunakan untuk menggambarkan secara sistematis fakta atau karakteristik
secara akurat. Akumulasi data yang diperoleh semata-mata untuk deskripsi, ia tidak
berusaha untuk mengkaji hipotesis atau menguji konsep tertentu. Polling digunakan
untuk mendapatkan informasi tentang suatu fenomena dalam hal ini yang ingin
didapat dari polling adalah sikap, pandangan, keyakinan masyarakat terhadap isu-isu
yang berkembang.
Karena itu dapat juga dikatakan bahwa polling adalah penerapan praktis dari
metode survei, pemakaian metode survei untuk mengukur pendapat pulik terhadap
isu-isu politik. Pengertian ini untuk membandingkan dengan penerapan praktis dari
metode survei untuk keperluan lain. Dalam pelaksanaannya polling lebih sederhana
dari survei akademik. Sifat kesederhanaan itu karena polling menuntut hasil yang
cepat, agar hasilnyasecepatnya dapat dipublikasikan. Pertanyaan yang ditanyakan
kepada publik juga tidak banyak, biasanya tidak lebih dari 20 pertanyaan. Seperti
yang dikatakan oleh Cellinda C. Lake (dalam Eriyanto, 1999:77) berikut ini:

Tanggal : 17 Juni 2019


11. Partai Politik Dan Pemilu
1. Pengertian Partai Politik
Partai politik adalah sekelompok orang yang memiliki ideologi yang sama,
berniatmerebut dan mempertahankan kekuasaan "yang menurut pendapat mereka
pribadi paling idealis dengan tujuan untuk memperjuangkan kebenaran dalam suatu
level tingkat negara.
Pengertian ini mengungkapkan bahwa partai politik merupakan sebuah
organisasiartikulasi yang di dalamnya terdapat orang-orang yang memiliki
kepentingan politik yaitumenguasai pemerintah dan bersaing untuk mendapatkan
dukungan dari masyarakat. Jadi partai politik disini merupakan penghubung
kekuasaan antara pemerintah dengan masyarakat,tentunya sebagai media penghubung
dan penampung aspirasi masyarakat.9al ini berbeda pula dengan pendapat Inu
kencana dkk, yang mengemukakan bahwah partai politik itu tidak hanya menekankan
pada kumpulan orang-orang yang memilikiideologi yang sama atau berniat merebut
dan mempertahankan kekuasaan belaka, tetapi lebihuntuk memperjuangkan
kebenaran, dalam suatu level negara. "kencana dkk, 2002:58. Jadi, partai politik tidak
hanya sekedar kumpulan orang-orang yang memiliki kesamaan ideologi
dan tujuan yang sama, tetapi harus bersedia memperjuangkan kebenaran,
terutama dalammelaksanakan aktivitas politik dalam suatu negara .Pengertian partai
politik di atas senada dengan yang tertera dalam undang-undang (nomor 31 tahun
2002 pasal 1 )organisasi yang dibentuk oleh sekelompok warga negara republik
Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk
memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa dan negara melalui
pemilihan umum.
2. Makna Partai Politik
Parati politik merupakan instrument yang tidak terpisahkan dari system
demokrasi di Negara mana pun di dunia, tidak dapat di katakana demokrasi sebuah
Negara jika tidak ada partai politik di Negara tersebut karena pada hakikatnya partai
politik merupakan manifestasi dari kebebasan masarakat untuk membentuk kelompok
sesuai dengan kepentingannya. Keberadaan partai politik dapat dilihat sebagi suatu
bentuk kebebasan hak asasi manusia serta keberadaannya sebagai suatu badan
hokum. Kebebasan hak asasi yangdimaksut dengan adalah kebebasan untuk
berserikat dan hidup berorganisasi. Oleh sebab itu, dalam perkembangannya
kebebasab berserikat merupakan kebebasan yang dikuasai secara universal yang
kemudian yang di kenal dengan kemerdekaan berserikat {freedom of association}
Hampir semua Negara di dunia ini sepakat bahwa demokrasi yang berarti
pemerintahan dari rakyat adalah sebuah system yang dapat di terima agar kedaulatan
rakyat benar benar terwujud. Partai politik akan tumbuh dan berkembang seiring
dengan kehadiran suatu partai politik diharapkan mampu untuk mengakomodasi
kepentingan mereka. Sesungguhnya
3. Pengertian Pemilihan Umum
Pemilihan umum adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk
memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat, serta
salah satu bentuk pemenuhan hak asasi warga Negara di bidang politik. Pemilu
dilaksanakan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat. Sebab, rakyat tidak mungkin
memerintah secara langsung. Karena itu, diperlukan cara untuk memilih wakil rakyat
dalam memerintah suatu Negara selama jangka waktu tertentu.
Bagi sejumlah negara yang menerapkan atau mengklaim diri sebagai
negarademokrasi "berkedaulatan rakyat&, pemilu memang dianggap sebagai lambang
sekaligus tolahukur utama dan pertama dari demokrasi. artinya, pelaksanaan dan hasil
pemilu merupakan refleksi dari susasana keterbukaan dan aplikasi dari nilai dasar
demokrasi, di samping perluadanya kebebasan berpendapat dan berserikat yang
dianggap cerminan pendapat warganegara. Alasannya, pemilu memang dianggap
akan melahirkan suatu representatif aspirasi rakyat yang tentu saja berhubungan erat
dengan legitimasi bagi pemerintah. Sesuai pemilu demokrasi sebagai sistem yang
menjamin kebebasan warga negara terwujud melalui penyerapan suara sebagai
bentuk partisipasi publik secara luas. Dengan kata lain bahwa pemilu merupakan
simbol daripada kedaulatan rakyat.
Pemilu adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-
wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat, serta salah satu bentuk
pemenuhan hak asasi warga negara di bidang politik. Pemilu dilaksanakan untuk
mewujudkan kedaulatan rakyat. Sebab, rakyat tidak mungkin memerintah secara
langsung. Karena itu, diperlukan cara untuk memilih wakil rakyat dalam memerintah
suatu negara selama jangka waktu tertentu. Pemilu dilaksanakan dengan menganut
asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Tanggal 17 Juni 2019


12. Propaganda Dan Kampanye Dalam Pemilu
1. Propaganda
Berdasarkan asal usul kata propaganda berasal dari bahasa latin “Propagare”
yang artinya cari tukang kebun menyemaikan tunas suatu tanaman ke sebuah lahan
untuk memproduksi tanaman baru yang kelak akan tumbuh sendiri. Dengan kata lain
juga mengembangkan atau memekarkan (untuk tunas). Propaganda dapat
didefinisikan sebagai komunikasi yang digunakan oleh suatu kelompok terorganisasi
yang ingin menciptakan partisipasi aktif atau pasif dalam tindakan-tindakan suatu
massa yang terdiri dari individu-individu yang dipersatukan secara psikologis melalui
manipulasi psikologis.
Batas lain menyebutkan bahwa propaganda merupakan suatu penyebaran
pesan yang terlebih dahulu telah direncanakan secara seksama untuk mengubah sikap,
pandangan, pendapat dan tingkah laku penerima/komunikan sesuai dengan pola yang
telah ditetapkan oleh komunikator. Sedangkan definisi dari Ecyclopedia international
mengatakan propaganda adalah “suatu jenis komunikasi yang berusaha
mempengaruhi pandangan dan reaksi, tanpa mengindahkan tentang nilai benar atau
tidaknya pesan yang disampaikan”.
Dari beberapa definisi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, sebagai
berikut:
a. Adanya suatu upaya dari individu.
b. Kegiatas propaganda dilakukan secara terus-menerus sampai dengan tujuan atau
keinginannya tercapai atau paling minimal mendekati kearah tujuan.
c. Proses penyampaian ide.
d. Memiliki tujuan untuk merubah sikap.
e. Propaganda dilakukan dengan usaha sadar.
f. Sebagai bagian dari proses komunikasi, tentunya propaganda sangat tepat (sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki propagandis didalam mempengaruhi sikap dan
perilaku orang lain)
2.Kampanye
Secara etimologis kampanye berasal dari bahasa perancis champagne yang
berarti lapangan, operasi militer itupun terampil dari bahasa latin champagne yang
diturunkan didaerah sekitar Napoli berarti terbuka, medan perang, atau lapangan yang
dalam perkembangannya bermakna. Pengertian kampanye sudah banyak disalah
artikan karena realitas lapangan sering kali tidak sesuai dengan tujuan kampanye.
Kampanye adalah aktifitas komunikasi yang ditujukan untuk mempengaruhi orang
lain agar ia memiliki wawasan, sikap, dan perilaku sesuai dengan kehendak atau
keinginan penyebar, atau pemberi informasi.
Menurut Imawan (1999) kampanye adalah upaya persuasive untuk mengajak
orang lain yang belum sepaham atau belum yakin pada ide-ide yang kita tawarkan,
agar mereka bersedia bergaung dan mendukungnya. Kampanye pada prinsipnya
merupakan suatu proses komunikasi individu atau kelompok yang dilakukan secara
terlembagakan yang bertujuan untuk menciptakan suatu efek atau dampak tertentu.
Rongers dan storey (1987) mendefiniskan kampanye sebagai “serangkaian tindakan
komunikasi yang terancana dengan tujuan untuk menciptakan efek tertentu pada
sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu
tertentu”.
.
Tujuan Kampanye
Adapun tujuan kampanye sebagai berikut:
1. Memobilisasi dan melibatkan orang-orang untuk terlibat dalam
menyebarluaskan informasi tertulis melalui media atau media tidak tertulis
untuk mencegah atau mendorong sikap individu atau public untuk melakukan
dan tidak melakukan suatu tindakan tertentu demi kesejahteraan individu
maupun public pada umumnya
2. Memberi tekanan kepada pemegang kekuasaan atau kemenangan dari para
pembuat keputusan untuk mencari solusi yang bermanfaat bagi kesejahteraan
individu atau public pada umumnya.
3. Menginformasikan dan memberikan pendudukan kepada individu atau public.
4. Melakukan perubahan terhadap perilaku dan sikap demi kesejahteraan hidup.
5. Mempersuasikan orang-orang untuk mengerti, memahami, dan melakukan
suatu tindakan tertentu.
6. Kegiatan kampanye biasanya diarahka untuk menciptakan perubahan pada
tataran pengetahuan kognitif.
7. Pada tahap berikutnya diarahkan pada perubahan sikap.
8. Pada tahap terakhir, kegiatan kampanye ditujukan untuk mengubah perilaku
khalayak secara konkret dan terukur.

Anda mungkin juga menyukai