1. Komunikator Politik
A. Pengertian Komunikator Politi
Komunikator Politik adalah orang atau sekelompok orang yang
menyampaikan pesan poltik yang biasanya berkaitan dengan kekuasaan
pemerintah, kebijakan pemerintah, aturan pemerintah, kewenangan pemerintah
yang bertujuan untuk mempengaruhi khalayak baik itu verbal atau non verbal.
Menurut Leonard Doob yang kemudian di sitir oleh Nimmo (1993), komunikator
politik dapat dikategorikan dalam tiga tipologi:
1. Politikus atau disingkat "pols"
2. Komunikator profesional atau "pross"
Aktivis atau disingkat "voz's"
B. Komunikator Politik
1. Politikus
Politikus adalah orang yang bercita-cita untuk dan atau memegang
jabatan pemerintah, tidak peduli apakah mereka dipilih, ditunjuk, atau pejabat
karier, dan tidak mengindahkan apakah jabatan itu eksekutif, legislatif, atau
yudukatif. Beberapa tipe komunikator politik tersebut memiliki kemampuan
memengaruhi orang lain, seperti memengaruhi pendapat terhadap suatu isu
tertentu. Untuk itu, tentu saja kemampuan komunikasi dan penguasaan materi
sangat menentukan keberhasilan mereka dalam menciptakan opini yang
dikehendaki.
2. Komunikator Profesional
Selanjutnya komunikator politik yang lain adalah mereka yang
tergolong sebagai komunikator profesional. Profesional adalah orang-orang
yang mencari nafkahnya dengan berkomunikasi. Komunikator profesional
adalah peranan sosial yang relatif baru, suatu hasil sampingan dari revolusi
komunikasi yang sedikitnya mempunyai dua dimensi utama: munculnya
media massa; dan perkembangan serta-merta media khusus (seperti majalah
untuk khalayak khusus, stasiun radio, dsb.) yang menciptakan publik baru
untuk menjadi konsumen informasi dan hiburan. Yang digolongkan sebagai
komunikator profesional adalah mereka yang disebut sebagai promotor dan
jurnalis.
3. Aktivis
Komunikator yang ketiga aktivis adalah mereka yang terlibat dalam
politik maupun komunikasi dan memiliki keahlian tentang itu, tetapi mereka
tidak menggantungkan nafkahnya pada kedua bidang itu. Mereka ini misalnya
juru bicara kelompok kepentingan, pemuka pendapat (opinion kader), dan
mahasiswa. Para aktivis ini tidak jarang justru sangat berpengaruh terhadap
pandangan politik jaringan sosialnya.
Keempat, kebebasan media diukur dari kebebasan media untuk menulis berita apa
saja yang muncul dari semua pihak, termasuk bebas dari kontrol internal media yang
menghambat kekebasan ekspresi wartawan.