Anda di halaman 1dari 167

PEDOMAN

BAHAN AJAR

BAHASA INDONESIA

Dr. Murnianto, M.Pd

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


PRODI KEBIDANAN CURUP
DAFTAR ISI

Modul Pengertian dan Ciri-ciri Bahasa Indonesia ........................................... 2


- Pendahuluan Pengertian dan Ciri-ciri Bahasa Indonesia .......................... 3
- Pembahasan Pengertian dan Ciri-ciri Bahasa Indonesia ............................ 6
- Soal dan pertanyaan .................................................................................. 10

Modul Bahasa Indonesia ………………………………………...................... 12


- Pendahuluan Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia ........................... 13
- Pembahasan Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia ............................ 15
- Soal dan pertanyaan .................................................................................. 20

Modul Bahasa Indonesia ................................................................................ . 22


- Pendahuluan Menulis Karya Ilmiah dengan Benar ................................... .. 23
- Pembahasan Menulis Karya Ilmiah dengan Benar .................................... . 25
- Soal dan Pertanyaan .................................................................................. . 31

Modul Bahasa Indonesia .................................................................................. 33


- Pendahuluan Membaca dan Menulis ........................................................ 34
- Pembahasan Membaca dan Menulis .......................................................... 36
- Soal dan pertanyaan .................................................................................. 39

Modul Bahasa Indonesia .................................................................................. 41


- Pendahuluan Menjaring Gagasan dan Menuangkan .................................. 42
- Pembahasan Menjaring Gagasan dan Menuangkan ................................... 44
- Soal dan pertanyaan .................................................................................. 56

Modul I Bahasa Indonesia................................................................................ 59


- Pendahuluan Mengembangkan Ide dan Merevisi Tulisan ........................ 50
- Pembahasan Mengembangkan Ide dan Merevisi Tulisan .......................... 62
- Soal dan pertanyaan .................................................................................. 68

Modul Bahasa Indonesia ................................................................................. 70


- Pendahuluan Paragraf dalam Menulis ....................................................... 71
- Pembahasan Paragraf dalam Menulis ........................................................ 73
- Soal dan pertanyaan .................................................................................. 82
Modul I Bahasa Indonesia Paragraf ................................................................ 84
- Pendahuluan Paragraf................................................................................. 85
- Pembahasan Paragraf ................................................................................. 86
- Soal dan pertanyaan .................................................................................. 100

Modul I Prosedur Menulis Akademi ................................................................ 102


- Pendahuluan Prosedur Menulis Akademi .................................................. 103
- Pembahasan Prosedur Menulis Akademi ................................................... 105

Modul Bahasa Indonesia ................................................................................ 110


- Pendahuluan Menulis Karya Ilmiah dengan Benar ................................... 111
- Pembahasan Menulis Karya Ilmiah dengan Benar .................................... 113
- Soal dan Pertanyaan .................................................................................. 119

Modul Pendidikan Bahasa Indonesia .............................................................. 121


- Pendahuluan Metode Menulis Artikel Opini ............................................. 122
- Pembahasan Menulis Karya Ilmiah dengan Benar .................................... 125
- Soal dan Pertanyaan .................................................................................. 129

Modul I Biologi Dasar Manusia ...................................................................... 131


- Pendahuluan Penyusunan Jurnal Ilmiah .................................................... 132
- Pembahasan Penyusunan Jurnal Ilmiah ..................................................... 135
- Soal dan Pertanyaan .................................................................................. 155

Bahan Ajar Bahasa Indonesia .......................................................................... 157


- Pendahuluan Penyusunan Jurnal Ilmiah .................................................... 158
- Pembahasan Penyusunan Jurnal Ilmiah ..................................................... 160
- Soal dan Pertanyaan .................................................................................. 165

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 1


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PROSES BELAJAR MENGAJAR
No. Dok : Tgl. Diterbitkan : Paraf :
Modul Pancasila Agustus 2013 Ka. Prodi
Kebidanan

MODUL
PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI BAHASA

DI SUSUN OLEH :

Dr. Murnianto, M.Pd

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PRODI KEBIDANAN CURUP
T.A 2013/2014

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 2


1. IDENTIFIKASI MATA KULIAH
Kode : bd 5.103
Beban / jumlah sks : 2 SKS / T:1 P:1
Penempatan : SEMESTER 1
2. STANDAR KOMPETENSI
1. Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa mampu menjelaskan pengertian
bahasa
3. Mengetahui tentang ciri-ciri bahasa
4. Mengetahui tentang wacana/teks yang berhubungan dengan ciri-ciri bahasa
5. Mengetahui cara membaca dan memahami suatu wacana

3. KOMPETENSI DASAR
1. Memahami tentang bahasa dan ciri-ciri bahasa
2. Memahami tentang wacana dan cara membaca dan memahami suatu wacana

4. DESKRIPSI
Modul ini membahas tentang pengertian bahasa dan ciri-ciri bahasa serta cara
membaca dan memahami suatu wacana atau teks yang berhubungan dengan ciri-
ciri bahasa.

5. WAKTU
120 Menit

6. MANFAAT
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan ciri-ciri bahasa
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara membaca dan memahami suatu wacana atau
teks yang berhubungan dengan ciri-ciri bahasa

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 3


7. PETUNJUK BELAJAR
1. Sebelum PBM dimulai mahasiswa membaca buku mengenai materi tentang
pengertian bahasa dan ciri-ciri bahasa serta cara membaca dan memahami suatu
wacana atau teks yang berhubungan dengan ciri-ciri bahasa
2. Menggunakan mode diskusi dan tanya jawab dalam pembelajaran
3. Memperbanyak referensi sebagai bahan bacaan agar mudah memahami materi
pembelajaran yang di berikan.

8. TUJUAN AKHIR PEMBELAJARAN


Pada akhir perkuliahan mahasiswa mampu :
a. Memahami tentang pengertian bahasa dan ciri-ciri bahasa serta cara membaca
dan memahami suatu wacana atau teks yang berhubungan dengan ciri-ciri
bahasa

9. REFRENSI
Aminuddin. 2011. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru
Algensindo.

Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Depdiknas.2002.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Bakti Husada.

Hidayat, Kosadi. 2001. Perencanaan Pengajaran Bahasa Indonesia. Trimitra


Mandiri. (tanpa keterangan kota penerbit)

Zain, Badudu. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Sinar


Harapan.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 4


PEMBELAJARAN
PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI BAHASA

1. Pengertian Bahasa
Bahasa adalah sistem lambang bunyi arbitter yang digunakan oleh para
anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan
mengidentifikasikan diri.

2. Ciri-ciri Bahasa
a. Bahasa berwujud lambang atau simbol
Adalah suatu kesepakatan bersama yang merupakan identitas komunitas atau
kelompok tertentu.
b. Bahasa adalah sebuah sistem
Artinya adalah aturan yang bermakna terdiri dari unsur-unsur yang tersusun
secara rapi sehingga mempunyai arti.
c. Bahasa berupa bunyi
Adalah yang dihasilkan oleh alat-alat artikulasi atau penmghasil suara yang
memiliki arti.
d. Bahasa bersifat arbitter
Adalah berubah-ubah, tidak tetap, mana suka, tidak ada hubungan wajib antara
lambang bahasa dan konsep pengertian lambang.
e. Bahasa itu bermakna
Adalah bahasa dapat melambangkan ide seseorang.
f. Bahasa bersifat konvensional
Bahasa dipatuhi oleh semua anggota masyarakat.
g. Bahasa bersifat unik

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 5


Adalah mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki orang lain.
h. Bahasa itu bersifat universal
Adalah memiliki ciri-ciri yang sama dari beberapa bahasa.
i. Bahasa bersifat produktif
Adalah menghasilkan dari kata-kata yang sedikit menghasilkan banyak makna.
j. Bahasa bervariasi
Adalah tiap-tiap etnis atau suku memiliki bahasa masing-masing.
k. Bahasa bersifat dinamis
Adalah setiap kegiatan manusia selalu disertai dengan bahasa.
l. Bahasa berfungsi sebagai alat interaksi sosial
Adalah bahasa sebagai komunikasi timbal balik antara invidu dengan
kelompok.
m. Bahasa berupa identitas penuturnya
Adalah dengan bahasa dapat untuk mengenali jati diri seseorang.

3. Pengertian Wacana
Istilah wacana berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau tuturan.
Menurut Alwi, dkk (2003:42), wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan sehingga
membentuk makna yang serasi di antara kalimat-kalimat itu. Menurut Tarigan (dalam
Djajasudarma, 1994:5), wacana adalah satuan bahasa terlengkap dan tertinggi atau
terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang
berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata. Lebih lanjut,
Syamsuddin (1992:5) menjelaskan pengertian wacana sebagai rangkaian ujar atau
rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara
teratur, sistematis, dalam satu kesatuan yang koheren, dibentuk dari unsur segmental
maupun nonsegmental bahasa.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 6


Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa wacana adalah
satuan bahasa yang lengkap yang disajikan secara teratur dan membentuk suatu makna.
Wacana adalah rangkaian ujaran lisan maupun tulisan yang mengungkapkan
suatu hal, disajikan secara teratur (memiliki kohesi dan koherensi), dibentuk oleh unsur
segmental dan nonsegmental bahasa.
Mempelajari wacana berarti pula mempelajari bahasa dalam pemakaian. Di
samping itu, pembicaraan tentang wacana membutuhkan pengetahuan tentang kalimat
dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kalimat.
Untuk mencapai wacana yang kohesi dan koherensi diperlukan alat-alat
wacana. Baik yang berupa alat gramatikal , aspek semantik, atau gabungan keduanya.
Alat-alat gramatikal yang dapat digunakan agar suatu wacana menjadi kohesi, antara
lain adalah (a) konjungsi, (b) kata ganti dia, nya, mereka, ini, dan itu sebagai rujukan
anaforis, (c ) menggunakan elipsis (Chaer, 1994).
Penggunaan aspek semantik juga dapat dilakukan agar suatu wacana menjadi
kohesi dan koherensi. Menurut Chaer hal ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai
berikut: (1) menggunakan hubungan pertentangan antarkalimat, (2) menggunakan
hubungan generik-spesifik atau sebaliknya spesifik-generik, (3) menggunakan
hubungan perbandingan antara dua kalimat dalam satu wacana, (4) menggunakan
hubungan sebab akibat antara dua kalimat, (5) menggunakan hubungan tujuan dalam
satu wacana, dan (6) menggunakan hubungan rujukan yang sama pada dua kalimat
dalam satu wacana.
a. Wacana dan Fungsi Bahasa dalam Komunikasi
Wacana dengan unit konversasi memerlukan unsur komunikasi yang
berupa sumber (pembicara san penulis) dan penerima (pendengar dan pembaca).
Semua unsur komunikasi berhubungan dengan fungsi bahasa (Djajasudarma,
1994:15). Fungsi bahasa meliputi (1) fungsi ekspresif yang menghasilkan jenis
wacana berdasarkan pemaparan secara ekspositoris, (2) fungsi fatik (pembuka
konversasi) yang menghasilkan dialog pembuka, (3) fungsi estetik, yang

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 7


menyangkut unsur pesan sebagai unsur komunikasi, dan (4) fungsi direktif yang
berhubungan dengan pembaca atau pendengar sebagai penerima isi wacana secara
langsung dari sumber.

b. Wacana dan Kajian Bidang Ilmu Lainnya.


Kajian tentang wacana tidak bisa dipisahkan dengan kajian bahasa lainnya,
baik pragmatik maupun keterampilan berbahasa.
c. Wacana dan Pragmatik
Pragmatik berhubungan dengan wacana melalui bahasa dan konteks.
Dalam hal ini dapat dibedakan tiga hal yang selalu berhubungan yaitu sintaksis,
semantik dan pragmatik. Sintaksis merupakan hubungan antar unsur, semantik
adalah makna, baik dari setiap unsur maupun makna antar hubungan
(pertimbangan makan leksikal dan gramatikal), dan pragmatik berhubungan
dengan hasil ujaran (pembicara dan pendengar atau penulis dan pembaca)
a) Hubungan Gramatikal dan Semantik dalam Wacana
Hubungan antarproposisi yang terdapat pada wacana (kalimat) dapat
dipertimbangkan dari segi gramatika (memiliki hubungan gramatikal) dan dari
segi semantik (hubungan makna dalam setiap proposisi)
b) Hubungan Gramatikal
Unsur-unsur gramatikal yang mendukung wacana dapat berupa.
1. Unsur yang berfungsi sebagai konjungsi (penghubung) kalimat atau satuan
yang lebih besar, seperti dengan demikian, maka itu, sebabnya, dan
misalnya.
2. Unsur kosong (Elipsis) yang dilesapkan mengulangi apa yang telah
diungkapkan pada bagian terdahulu (yang lain)
misalnya: Pekerjaanku salah melulu, yang benar rupanya yang terbawa
arus.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 8


3. Kesejajaran antarbagian (Paralelisme), misalnya: Orang mujur belum tentu
jujur. Orang jujur belum tentu mujur.
4. Referensi, baik endofora (anafora dan katafora) maupun eksofora.
Referensi (acuan) meliputi persona, demonstratif, dan komparatif.
5. Kohesi leksikal
Kohesi leksikal dapat terjadi melalui diksi (pilihan kata) yang
memiliki hubungan tertentu dengan kata yang digunakan terdahulu. Kohesi
leksikal dapat berupa pengulangan, sinonimi dan hiponimi, serta kolokasi.
c) Hubungan semantik
Hubungan semantik merupakan hubungan antarproposisi dari bagian-
bagian wacana. Hubungan antarproposisi dapat berupa hubungan antar klausa
yang dapat ditinjau dari segi jenis kebergantungan dan dari hubungan logika
semantik. Hubungan logika semantik dapat dikaitkan dengan fungsi semantik
konjungsi yang berupa (1) ekspansi (perluasan), yang meliputi elaborasi,
penjelasan/penambahan, dan (2) proyeksi, berupa ujaran dan gagasan

d) Wacana dan Keterampilan Berbahasa


Pembahasan wacana berkaitan erat dengan pembahasan keterampilan
berbahasa terutama keterampilan berbahasa yang bersifat produktif, yaitu
berbicara dan menulis. Baik wacana maupun keterampilan berbahasa, sama-
sama menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 9


SOAL DAN PERTANYAAN

1. Sistem lambang bunyi arbitter yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial
untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri adalah pengertian
dari...(c)
a. Arbitter
b. Artikulasi
c. Bahasa
d. Konvensional
e. Unik

2. Bahasa yuang dihasilkan oleh alat-alat artikulasi (penghasil suara) yang memiliki
arti adalah ciri-ciri bahasa berupa...(e)
a. Lambang
b. Sebuah sistem
c. Bermakna
d. Konvensional
e. Bunyi

3. Yang merupakan ciri-ciri dari bahasa adalah...(c)


a. Sebagai alat pemersatu
b. Sebagai sarana
c. Sebagai alat interaksi sosial
d. Sebagai lambang kebanggaan bangsa
e. Sebagai lambang identitas nasional

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 10


4. Rangkaian ujaran lisan maupun tulisan yang mengungkapkan suatu hal, disajikan
secara teratur (memiliki kohesi dan koherensi), dibentuk oleh unsur segmental dan
nonsegmental bahasa adalah pengertian dari...(d)
a. Bahasa
b. Kohesi
c. Korehensi
d. Wacana
e. Bunyi

5. Yang termasuk dalam fungsi bahasa,kecuali...(c)


a. Fungsi fatik
b. Fungsi ekspretif
c. Fungsi semantik
d. Fungsi estetik
e. Fungsi direktif

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 11


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PROSES BELAJAR MENGAJAR
No. Dok : Modul Tgl.Diterbitkan : Paraf :
Pendidikan Desember 2015 Ka. Prodi
Bahasa Indonesia Modul I Kebidanan

MODUL
PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

DI SUSUN OLEH :

Dr. Murnianto, M.Pd

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PRODI KEBIDANAN CURUP
T.A 2015/2016

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 12


PENDAHULUAN

2. IDENTIFIKASI MATA KULIAH


Kode : bd 5.103
Beban/jumlah SKS : 2 SKS / P:1 T:1
Penempatan : semester 1
3. Standar Kompetensi
1. Mampu berperilaku profesional,beretika dan bermoral serta tanggap
4. Menghargai sesama tanpa membedakan status sosial, budaya dan bahasa.

3. Kompetensi Dasar
1. Memahami kedudukan bahasa Indonesia
2. Mengetahui bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
3. Mengetahui fungsi bahasa Indonesia

4. Deskripsi
Modul ini memberikan kemampuan untuk memahami bahasa Indonesia
sebagai bahasa Nasional dan fungsi-fungsi bahasa yang berkaitan dengan
kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.

4. Waktu
120 Menit

6. Manfaat
1. Mahasiswa mampu memahami kedudukan bahasa Indonesia
2. Mahasiswa dapat mengetahui bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 13


3. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi bahasa Indonesia

7. Petunjuk Belajar
1. Sebelum PBM dimulai mahasiswa membaca buku mengenai kedudukan dan
fungsi bahasa Indonesia
2. Menggunakan mode diskusi dan tanya jawab dalam pembelajaran
3. Memperbanyak referensi sebagai bahan bacaan agar
mudah memahami materi pembelajaran yang di berikan.

8. Tujuan Akhir Pembelajaran


Pada akhir perkuliahan mahasiswa mampu :
1. Memahami kedudukan bahasa Indonesia
2. Memahami bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
3. Memahami fungsi bahasa Indonesia

9. Referensi
Aminuddin. 2011. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru
Algensindo.

Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Depdiknas.2002.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Bakti Husada.

Hidayat, Kosadi. 2001. Perencanaan Pengajaran Bahasa Indonesia. Trimitra


Mandiri. (tanpa keterangan kota penerbit)

Zain, Badudu. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Sinar


Harapan.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 14


PEMBELAJARAN
KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

1. Kedudukan Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional diperoleh melalui perjuangan
yang panjang dimulai dari kurang lebih tahun 1908 disebut sebagai kesadaran
nasional, saat itu bangsa Indonesia berjuang tetapi masih bersifat kedaerahan
(lokal) waktu berjalan terus kesadaran nasional berkembang menjadi kebangkitan
nasional 1920.
Adanya suatu keinginan untuk bersatu melepaskan diri dari belenggu
penjajahan. Dipelopori oleh kaum muda, keinginan untuk bersatu dinyatakan
dalam kongres pemuda 28 Oktober.Puncak perjuangan bangsa Indonesia diperoleh
pada tanggal 17 Agustus 1945.
Kedudukan bahasa Indonesia berada di atas bahasa-bahasa daerah. Hasil
Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada
tanggal 25-28 Februari 1975 antara lain menegaskan bahwa dalam kedudukannya
sebagai bahasa nasional bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
a. Lambang kebanggaan Nasional
Sebagai lambang kebanggaan nasional bahasa Indonesia memancarkan
nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang
dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus bangga, menjunjung dan
mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan terhadap bahasa
Indonesia harus memakainya tanpa ada rasa rendah diri, malu dan acuh tak
acuh. Kita harus bangga memakainya dengan memelihara dan
mengembangkannya.
b. Lambang Identitas Nasional

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 15


Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan
lambang bangsa Indonesia. Berarti bahasa Indonesia dapat mengetahui
identitas seseorang, yaitu sifat, tingkah laju dan watak sebagai bangsa
Indonesia. Kita harus menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita tidak
tercermin di dalamnya. Jangan sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkan
gambaran bangsa Indonesia yang sebenarnya.
c. Alat pemersatu
Sebagai alat pemersatu masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial
budaya dan bahasanya.
Dengan fungsi ini memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam
latar belakang sosial budaya yang berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan
bersatu dalam kebangsaan, cita-cita dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasa
Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya karena mereka
tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi dijajaholeh masyarakat suku lain.
Karena dengan adanya kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa
Indonesia, identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin
dalam bahasa daerah masing-masing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah
masih tegar dan tidak dapat tergoyah sedikitpun. Bahkan, bahasa daerah
diharapkan memperkaya khazanah bahasa Indonesia.
d. Alat penghubung antarbudaya antar daerah
Manfaat bahasa Indonesia dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan untuk segala
aspek kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang
berhubungan dengan ideologi, politik,ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan
keamanan mudah diinformasikan kepada warga. Apabila arus informasi antar
manusia meningkat berarti akan mempercepat pengetahuan seseorang. Apabila

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 16


pengetahuan seseorang meningkat berarti tujuan pembangunan akan cepat
tercapai.

2. Fungsi Bahasa Indonesia


Fungsi bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 2 bagian, ayitu fungsi
bahasa secara umum dan secara khusus.
Fungsi bahasa secara umum dijelaskan di bawah ini:
a. Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri
Mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan dan perasaan.
Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang
tersirat di dalam hati dan pikiran kita.

b. Sebagai alat komunikasi


Bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang melahirkan
perasaan dan memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama. Komunikasi
merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Pada saat menggunakan
bahasa sebagai komunikasi, berarti memiliki tujuan agar pendengar menjadi
sasaran utama perhatian seseorang. Bahasa yang dikatakan komunikatif
karena bersifat umum. Selaku mahluk sosial yang memerlukan orang lain
sebagai mitra berkomunikasi.

c. Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial


Pada saat beradaptasi di lingkungan sosial, seseorang memilih bahasa
yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan
menggunakan bahsa yang non standar pada saat berbicara dengan teman-
teman dan menggunakan bahasa standar pada saat berbicara dengan orang tua
atau yang dihormati.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 17


d. Sebagai alat kontrol sosial
Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku serta tutur kata seseorang.
Kontrol sosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat, contohnya
buku-buku pelajaran, ceramah agama, orasi ilmiah, mengikuti diskusi serta
iklan layanan masyarakat.

Fungsi bahasa secara khusus:


Fungsi bahasa secara khusus dapat dijelaskan di bawah ini:
a. Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari
Manusia adalah mahluk sosial yang tak terlepas dari hubungan
komunikasi dengan mahluk sosialnya. Komunikasi berlangsung dapat
menggunakan bahasa formal dan non formal.

b. Mewujudkan seni (sastra)


Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui
media seni, seperti syair, puisi, prosa, dll. Terkadang bahasa yang digunakan
yang memiliki makna denotasi atau makna yang tersirat. Dalam hal ini,
diperlukan pemahaman yang mendalam agar bisa mengetahui makna yang
ingin disampaikan.

c. Mempelajari bahasa-bahasa kuno


Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa
atau kejadian di masa lampu. Untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin
atau dapat terjadi kembali di masa yang akan datang, atau hanya sekedar
memenuhi rasa keingintahuan tentang latar belakang suatu hal.

d. Mengeksploitasi IPTEK

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 18


Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, serta akal dan
pikiran yang sudah diberikan tuhan kepada manusia, maka manusia akan
selalu mengembangkan berbagai hal untuk mencapai kehidupan yang lebih
baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu didokumentasikan
supaya manusia lainnya juga dapat mempergunakannya dan melestarikannya
demi kebaikan manusia itu sendiri.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 19


SOAL DAN PERTANYAAN

1. Dibawah ini,puncak perjuangan bangsa Indonesia jatuh pada tanggal…..(a)


a. 17 Agustus 1945
b. 18 Agustus 1945
c. 27 Agustus 1945
d. 28 Agustus 1945
e. 21 Agustus 1945

2. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional bahasa Indonesia berfungsi


sebagai…..(b)
a. Etika
b. Lambang Kebanggan Nasional
c. Moral
d. Pemecah belah
e. Anarkis

3. Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui media seni,
seperti syair, puisi, prosa, dll…..(c)
a. Wajah
b. Pemecah belah
c. Seni (Sastra)
d. Fatamorgana
e. Kearifan individu

4. Bahasa kuno sama artinya dengan bahasa yang bersifat…….(d)


a. Bahasa modern

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 20


b. Bahasa gaul
c. Bahasa ABG
d. Bahasa masa lampau
e. Bahasa kekinian
5. Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, serta akal dan pikiran
yang sudah diberikan tuhan kepada manusia, maka hal yang akan dilakukan oleh
manusia adalah…..(e)
a. Bingung
b. Berdiam diri
c. Emosi
d. Marah
e. Mengembangkan berbagai hal untuk mencapai kehidupan yang lebih baik

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 21


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PROSES BELAJAR MENGAJAR
No. Dok : Modul Tgl.Diterbitkan : Paraf :
Bahasa Indonesia Desember 2015 Ka. Prodi
Modul I Kebidanan

MODUL
BAHASA INDONESIA

DI SUSUN OLEH :

Dr. Murnianto, M.Pd


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PRODI KEBIDANAN CURUP
T.A 2015/2016

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 22


PENDAHULUAN

1. IDENTIFIKASI MATA KULIAH


KODE : bd 5.103
BEBAN/JUMLAH SKS: 2 SKS / P:1 T:1
PENEMPATAN : SEMESTER 1

2. STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami definisi karya ilmiah.
2. Memahami tentang menulis karya ilmiah dengan benar.
3. Menerapkan penulisan karya ilmiah dengan benar.

3. KOMPETENSI DASAR
1. Memahami definisi karya ilmiah.
2. Memahami tentang menulis karya ilmiah dengan benar.
3. Menerapkan penulisan karya ilmiah dengan benar.

4. DESKRIPSI
Modul ini membahas tentang defini karya ilmiah dan cara menulis karya
ilmiah dengan benar.

5. WAKTU
120 menit

6. MANFAAT
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara menulis karya ilmiah dengan benar.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 23


2. Mahasiswa mampu memahami cara menulis karya ilmiah dengan benar.

7. PETUNJUK BELAJAR
1. Sebelum PBM dimulai mahasiswa membaca buku mengenai menulis karya
ilmiah dengan benar.
2. Menggunakan mode diskusi dan tanya jawab dalam pembelajaran.
3. Memperbanyak referensi sebagai bahan bacaan agar mudah memahami materi
pembelajaran yang di berikan.

8. TUJUAN AKHIR PEMBELAJARAN


Pada akhir perkuliahan mahasiswa mampu :
1. Memahami pengertian karya ilmiah .
2. Memahami tujuan dan pentingnya budaya akademik, etos kerja, sikap terbuka
dan adil.

9. REFERENSI
http://lollybali.mywapblog.com/cara-membuat-rumusan-masalah-yang-baik-
d.xhtml (diakses 11 februari 2016 pkl. 14.05)

http://vionadewiayunitami.blogspot.co.id/2013/06/cara-membuat-judul-karya-
ilmiah-ilmiah.html (diakses 11 februari 2016 pkl. 14.20)

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 24


PEMBELAJARAN
MENULIS KARYA ILMIAH DENGAN BENAR

A. Memilih Topik Tulisan


Dalam menulis suatu karya tulis, pemilihan topik sangatlah penting dan dapat
menentukan hasil dari karya tulis tersebut.Untuk itu perlu diperhatikan syarat-
syarat dalam pemilihan topik-topik yang baik. Berikut ini beberapa syarat yang
harus diperhatikan penulis dalam pemilihan topik suatu karya tulis
1. Topik harus menarik perhatian penulis.
Topik yang menarik perhatian akan memotivasi pengarang atau penulis
secara terus-menerus mencari data-data untuk memecahkan masalah-masalah
yang dihadapinya. Penulis akan didorong agar dapat menyelesaikan tulisan
sebaik-baiknya. Sebaliknya, jika suatu topik yang sama sekali tidak disenangi
penulis akan menimbulkan kekesalan. Bila terdapat hambatan pun, penulis
tidak akan berusaha sekuat tenaga untuk menentukan data dan fakta yang akan
digunakan untuk memecahkan masalah.
2. Topik harus diketahui/dipahami penulis.
Penulis hendaklah mengerti serta mengetahui meskipun baru prinsip-
prinsip ilmiahnya.Misalnya asal data yang digunakan berasal dari mana? ,
metode analisis yang digunakan, dan referensi apa saja yang akan menjadi
acuan.
3. Jangan terlalu baru, teknis, dan kontroversial.
Bagi penulis pemula, topik yang terlalu baru kemungkinan belum ada
referensinyadalam kepustakaan. Topik yang terlalu teknis kemungkinan dapat
menjebak penulis jika tidak benar-benar menguasai bahan penulisannya. Begitu

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 25


juga topik yang kontroversial akan menimbulkan kesulitan untuk bertindak
secara objektif.

4. Bermanfaat.
Topik yang dipilih hendaknya bermanfaat.Ditinjau dari segi akademis
dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan dapat berguna dalam ehidupan
sehari-hari maupun dari segi praktis.
5. Jangan terlalu “Luas”.
Penulis harus membatasi topik yang akan ditulis. Setiap penulis harus
betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup sempit dan terbatas untuk
digarap sehingga tulisan bisa fokus dan tepat sasaran.
Hal yang perlu diperhatikan penulis ialah pembatasan topik.
Pembatasan topik sekurang-kurangnya dapat membantu penulis atau pengarang
dalam berbagai hal berikut ini :
1) Memungkinkan penulis penuh dengan keyakinan dan kepercayaan bahwa
topik tersebut benar-benar diketahuinya.
2) Memungkinkan penulis mengadakan penelitian dengan intensif mengenai
masalahnya.

Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan cara :


1. Tetapkanlah topik dalam kedudukan sentral.
2. Ajukan pertanyaan apakah topik tersebut masih dapat dirinci?.
3. Tetapkanlah yang mana subtopik yang akan dipilih.
4. Ajukanlah pertanyaan apakah subtopik yang dipilih masih dapat dirinci lebih
lanjut.
5. Lakukan proses diatas secara terus-menerus hingga mendapatkan sebuah
Tema.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 26


Jika telah mendapatkan topik yang sesuai selanjutnya pemilihan judul juga
perlu diperhatikan. Berikut syarat-syarat judul yang baik :
1. Original dan asli
2. Relevan.
3. Provokatif.
4. Singkat.
B. Merumuskan Judul tulisan
Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil
penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau tim dengan
memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dilakukan dan ditaati oleh masyarakat
keilmuan.Jenis jenis Karya ilmiah adalah artikel ilmiah populer, artikel ilmiah,
disertasi, tesis, skripsis, kertas kerja dan makalah.
Cara membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah dengan
memperhatikan hal-hal seperti dibawah ini :
1. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah menentukan
tema judul. Misalnyadalam bidang pendidikan, teknologi, kesehatan, pertanian
dan lain lain.
2. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah menentukan
objek yang akan diteliti. Misalnya dalam tema pertanian kita memilih kacang
hijau sebagai objek. Sebaiknya dalam memilih objek penelitian peneliti
sebaiknya memilih objek yang disukai agar semangat dalam mengerjakannya.
3. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah menemukan
apa yang akan diteliti dari objek yang dipilih. Misalnya pengaruhnya,
kualitasnya, manfaatnya, dan lain-lain.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 27


4. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah mencari bagian
mana dari objek yang akan kamu teliti. Misalnya daun, batang akar, maupun
semua bagian tumbuhan itu.
5. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah menentukan
media yang dijadikan sehingga kita dapat menghubungkan apa yang diteliti
dengan bagian yang diteliti. Seperti cahaya matahari, air, pembangunan
nasional dan lain-lain.
6. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah membuat
kalimat yang tepat dalam menggabungkan tema, objek, sesuatu yang diteliti,
bagian yang diteliti dan medianya.

C. Merumuskan Masalah Menyusun Prosedur


Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap
pembuatan makalah yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan
pembuatan makalah. Tanpa Perumusan Masalah, suatu kegiatan penelitian akan
menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan membuahkan hasil apa-apa.
Perumusan masalah memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan
kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan
dapat dilakukan.
2. Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. Perumusan
masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah
setelah peneliti sampai di lapangan.
3. Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh
peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti.
Keputusan memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak perlu dapat

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 28


dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah peneliti menjadi tahu
mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang bagaimana yang
tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya.
4. Dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi
dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan
sampel penelitian.

Kriteria Perumusan Masalah:


Ada tiga kriteria yang diharapkan dapat dipenuhi dalam perumusan masalah
penelitian yaitu :
a. Kriteria pertama dari suatu perumusan masalah adalah berwujud kalimat tanya
atau yang bersifat kalimat interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan
jawaban deskriptif, maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban
eksplanatoris, yaitu yang menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala
di dalam kehidupan manusaia.
b. Kriteria Kedua dari suatu masalah penelitian adalah bermanfaat atau
berhubungan dengan upaya pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti
pemecahannya secara jelas, diharapkan akan dapat memberikan sumbangan
teoritik yang berarti, baik sebagai pencipta teori-teori baru maupun sebagai
pengembangan teori-teori yang sudah ada.
c. Kriteria ketiga, adalah bahwa suatu perumusan masalah yang baik, juga
hendaknya dirumuskan di dalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang
aktual, sehingga pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang relevan
pula, dan dapat diterapkan secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi
kehidupan manusia.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 29


Ada beberapa kondisi yang bisa di lakukan untuk membuat rumusan
masalah, yaitu sebagai berikut:
a. Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
b. Rumusan masalah hendaknya jelas dan padat
c. Rumusan masalah berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah
d. Rumusan masalah merupakan dasar membuat hipotesis
e. Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 30


PERTANYAAN

1. Manakah yang merupakan syarat yang harus diperhatikan penulis dalam pemilihan
topik suatu karya tulis … (d)
a. Topik harus dalam kedudukan sentral
b. Menentukan objek yang akan diteliti
c. Rumusan masalah
d. Topik harus menarik perhatian penulis
e. Perumusan masalah berwujud kalimat tanya

2. Manakah yang bukan merupakan syarat-syarat judul yang baik … (e)


a. Provokatif
b. Original dan Asli
c. Relevan
d. Singkat
e. Padat

3. Apa saja yang harus di perhatikan dalam membuat judul karya ilmiah yang baik dan
benar … (a)
a. Menentukan tema judul
b. Memberikan masukan ilmiah
c. Menambah materi wawasan
d. Mencari ketentuan isi ilmiah
e. Memunculkan ide pokok bahasan

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 31


4. Fungsi perumusan masalah antara lain … (a)
a. Sebagai pedoman
b. Sebagai peneliti
c. Sebagai pendidik
d. Sebagai acuan
e. Sebagai pilihan
5. Kriteria perumusan masalah antara lain, kecuali …. (e)
a. Berwujud kalimat tanya
b. Bersifat kalimat interrogatif
c. Bermanfaat atau berhubungan dengan upaya pembentukan dan perkembangan
teori
d. Perumusan masalah yang baik
e. Masalah yang dirumuskan dengan pertanyaan

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 32


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PROSES BELAJAR MENGAJAR
No. Dok : Modul Tgl.Diterbitkan : Paraf :
Bahasa Indonesia Agustus 2013 Ka. Prodi
Modul Kebidanan

MODUL
BAHASA INDONESIA

DI SUSUN OLEH :
Dr. Murnianto, M.Pd

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PRODI KEBIDANAN CURUP
T.A 2013/2014

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 33


PENDAHULUAN

1. IDENTIFIKASI MATA KULIAH


KODE : bd 5.103
BEBAN/JUMLAH SKS : 2 SKS / P:1 T:1
PENEMPATAN : SEMESTER 1
2. STANDAR KOMPETENSI
1. Mampu memahami pengertian membaca dan menulis dalam praktik kebidanan.
2. Mampu memahami dan mengaplikasikan konteks membaca dan menulis dalam
praktik kebidanan.
3. Mampu membedakan antara membaca dan menulis.
4. Mampu memahami keterkaitan antara membaca dan menulis.

3. KOMPETENSI DASAR
1. Memahami pengertian membaca dan menulis.
2. Memahami konteks membaca dan menulis.

4. DESKRIPSI
Modul ini memberikan kemampuan untuk memahami konsep-konsep ilmu
bahasa Indonesia yang berkaitan dengan pengertian membaca dan meenulis serta
konteks membaca dan menulis.

5. WAKTU
120 Menit

6. MANFAAT
1. Mahasiswa kaya akan buah pikiran atau ide.
2. Mahasiswa mampu berkarya dengan buah pikiran atau ide yang di miliki.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 34


3. Mahasiswa berperan dalam memajukan masyarakat dan Negara.

7. PETUNJUK BELAJAR
1. Sebelum PBM dimulai mahasiswa membaca buku mengenai pengertian
membaca dan menulis serta konteks membaca dan menulis.
2. Menggunakan mode diskusi dan tanya jawab dalam pembelajaran
3. Memperbanyak referensi sebagai bahan bacaan agar mudah memahami materi
pembelajaran yang di berikan.
8. TUJUAN AKHIR PEMBELAJARAN
Pada akhir perkuliahan mahasiswa mampu :
1. Memahami pengertian membaca dan menulis.
2. Memahami konteks membaca dan menulis.
3. Memahami manfaat kebiasaan membaca.

9. REFERENSI
http://edukasi.kompasiana.com/2011/09/25/tahap-tahap-membaca-pada-anak-
usia-dini/

http://childrengarden.wordpress.com/2010/04/02/tahap-tahap-perkembangan-
anak-dalam-menulis/

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 35


PEMBELAJARAN
MEMBACA DAN MENULIS

A. Pengertian membaca menulis


Membaca adalah usaha memahami bacaan sebaik-baiknya; jika teks yang
dilafalkan maka pembelajarannya jelas dan fasih, tepatin formasi dan
penjedaannya, sehingga komunikatif dengan pendengar, dan juga ditandai oleh
suatu pemahaman teks.(Amir, 1996:2). Membaca adalah melihat serta memahami
isi dariapa yang tertulis dengan melisankan atau hanya di hati. (Tim Penyusun
Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, 2002:18).
Membaca adalah merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerja sama
beberapa keterampilan, yakni mengamati, memahami dan memikirkan.
(YasinBurhan, 1971:90). Menurut Ronald Barker dan Robert Ekskarpit
(1975:155), membaca merupakan penangkapan dan pemahaman ide, aktifitas
pembaca yang diiringi curahan jiwa dalam menghayati naskah. Setelah proses
yang bersifat mekanis tersebut berlangsung, maka nalar dan intuisi kita bekerja
pula, berupa proses pemahaman dan penghayatan. Dengan penghayatan, pembaca
berarti telah pula merasakan nuansa naskah sehingga bisa pula melangsungkan
perenungan .Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui
media kata-kata atau bahasa tulis. (H.G. Taringan, 1985:7).Menurut Ahmad S
HarjaSujana (1985:3) menyatakan bahwa membaca merupakan kegiatan yang
merespon lambing-lambang tertulisdengan menggunakan pengertian yang tepat.
Semua pengertian di atas benar, hanya masalahnya dari sudut manakah
kita memandang dan dalam kontek sapa. Membaca yang hanya terbatas pada
pembunyian lambang tertulis dan pelafalan kata tanpa harus memahami naskah

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 36


dinamakan membaca permulaan.Membaca yang sudah berusaha untuk memahami
bacaan dinamakan membaca lanjut. (Tim Penyusun Kamus Pusat Indonesia,
2002:8). Jadi muara akhir kegiatan membaca adalah memahami ide atau gagasan
yang terkuat, tersirat bahkan tersorot dalam bacaan. Dengan demikian
pemahamanlah yang menjadi produk membaca yang bisa diukur. Selain fakta
penangkapan dan pemahaman, membaca ju ga mementingkan ketepatan dan
kecepatan. Idealnya, kita bisa membaca dalam waktu yang singkat untuk bahan
relative banyak, dengan tingkat pemahaman yang tinggi dan selaras dengan
maksud penulis. Aktifitas membaca membutuhkan pula kompetensi / kemampuan
bahasa, kecerdasan tertentu dan referen kehidupan yang luas. Faktor-faktor yang
mendasar tadi, tidak bersifat statis melainkan menulis harus semakin bertambah
karena kegiatan membaca, disamping lantaran aktifitas yang lain. Pada saat kita
aktif membaca, referen kehidupan, intelektualitas dan khazanah kata, kita pun
meningkat artinya semakin aktifkit amembaca maka akan semakin tinggi
pengetahuan yang kita dapatkan.
Menulis ialahsuatu bentuk berfikir, tetapi justru berfikir bagi membaca
tertentu dan bagi waktu tertentu. Salah satu dari tugas-tugas terpenting sang
penulis sebagai penulis adalah menguasai prinsip-prinsip menulis dan berfikir
yang akan dapat menolongnya mencapai maksud dan tujuan.

B. Konteks Membaca Menulis


Melakukan membaca dan menulis bukan berarti mengecilkan kemahiran
bahasa lain seperti, menyimak dan berbicara juga mempunyai arti yang sangat
terhadap peningkatan kemahiran menulis, seorang dapat memperoleh ide melalui
mendengarkan berita dan berdiskusi dengan orang lain.
Kita menyadari bahwa aktivitas menuliss angatlah berkaitan dengan
membaca. Leonhart (2002) menyatakan bahwa anak-anak gemar membacaakan

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 37


memperoleh rasa kebahasaan tertulis, yang kemudian mengalir kedalam bahasa
tulis mereka.

Manfaat kebiasaan membaca bagi seorang penulis :


a. Memperoleh ide yang akan di tuangkan dalam tulisannya.
b. Memperoleh gambaran gaya penulisan / penceritaan.
c. Memperoleh kepekaanakan rasa bahasa, kekayaan kosa kata dan kekayaan
struktur bahasa.

Kebiasaan membaca juga bermanfaat untuk menciptakan learmimg society seperti:


a. Kaya akan buah pikiran/ide
b. Dapat bekerja/berkarya
c. Masyarkat maju
d. Negara maju

Seorang penulis pemula untuk memulai melakukan kegiatan menulis masih perlu
bimbingan yang terncana, seperti terlihat pada gambar:
a. Memiliki kepekaan
b. Memiliki latar belakang
c. Model bacaan
d. Menyenangi tulis menulis
e. Membiasakan membaca

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 38


SOAL DAN PERTANYAAN

1. Anak-anak gemar membaca dan akan memperoleh rasa kebahasaan tertulis yang
kemudian mengalir kedalam bahasa tulis mereka, merupakan pernyataan dari
…..(b)
a. Ki hajardewantara
b. Leonhart
c. Albert Einstein
d. R.A kartini
e. Thomas

2. Salah satu kebiasaan membaca bagi seorang penulis yaitu, kecuali…..(d)


a. Memperoleh ide yang akan di tuangkan dalam tulisannya
b. Memperoleh gambaran gaya penulisan atau pencitraan
c. Memperoleh kepekaanakan rasa bahasa
d. Memajukan masyaarakat dan Negara
e. Memperoleh kekayaan kosa kata dan kekayaan struktur bahasa

3. Kebiasaan membaca juga bermanfaat untuk menciptakaan learning-society seperti


…..(a)
a. Dapat bekerja/berkarya
b. Memiliki kepekaan
c. Memiliki informasi
d. Memperluas wawasan
e. Menyenangi tulis menulis

4. Seseorang dapat memperoleh ide melalui ….(c)

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 39


a. Bernyanyi
b. Bermain
c. Berdiskusi dengan orang lain
d. Cerita
e. Gambar
5. Seorang penulis pemula untuk mulai melakukan kegiatan menulis masih perlu
bimbingan yang terncana, seperti di bawahini , kecuali ….(e)
a. Model bacaan
b. Membisakan membaca
c. Memiliki latar belakang informasi
d. Memiliki kepekaan
e. Disiplin

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 40


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PROSES BELAJAR MENGAJAR
No. Dok : Modul Tgl.Diterbitkan : Paraf :
Bahasa Indonesia Agustus Ka. Prodi
Bahan Ajar Kebidanan

MODUL
BAHASA INDONESIA

DI SUSUN OLEH :

SUPRAPTO, M.Pd

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 41


PRODI KEBIDANAN CURUP
T.A 2014/2015

PENDAHULUAN

1. IDENTIFIKASI MATA KULIAH


KODE : bd 5.103
BEBAN/JUMLAH SKS : 2 SKS/ P:1 T:1
PENEMPATAN : SEMESTER 1
2. STANDAR KOMPETENSI
a. Mampu menjaring gagasan, menjadikan gagasan tersebut ke dalam ide tulisan,
sehingga ide tulisan tersebut menjadi tulisan yang baik.
b. Mampu membuat tulisan yang dimulai dari menjaring gagasan, gagasan ke ide
tulisan dan dari ide tulisan menjadi tulisan

3. KOMPENTESI DASAR
a. Menjaring gagasan, menjadikan gagasan tersebut ke dalam ide tulisan, sehingga
ide tulisan tersebut menjadi tulisan yang baik
b. Membuat tulisan yang dimulai dari menjaring gagasan ke ide tulisan dan dari
ide tulisan menjadi tulisan

4. DESKRIPSI MATA KULIAH


Mata kuliah ini membahas tentang menjaring gagasan dan menuangkan gagasan ke
dalam sebuah tulisan. Mata kuliah memerlukan latihan berupa menjaring gagasan
dan masing-masing mahasiswa membuat sebuah tulisan dari gagasan tersebut.

5. WAKTU
120 Menit

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 42


6. MANFAAT
a. Mahasiswa mampu mengetahui tentang gagasan
b. Mahasiswa mampu menjaring gagasan ke ide tulisan dan menuangkan ke
dalam tulisan
c. Mahasiswa dapat membuat tulisan dengan baik

7. PETUNJUK BELAJAR
a. Menggunakan mode diskusi dalam pembelajaran
b. Mahasiswa dapat menambah referensi dengan menambah bacaan buku yang
berkaitan dengan menjaring gagasan dan menuangkan ke dalam tulisan

8. TUJUAN AKHIR PEMBELAJARAN


Pada akhir perkuliahan ini mahasiswa mampu:
a. Mahasiswa mampu menjaring gagasan ke ide tulisan dan selanjutnya ide
tulisan menjadi tulisan
b. Mahasiswa dapat membuat tulisan yang baik

9. REFERENSI
Holtz, Herman. 2000. "How to Start and Run a Writing and Editing". Jakarta:
Grasindo.

Levy, Mark. 2005. "Menjadi Genius dengan Menulis". Bandung: Kaifa.

Mirriam-Goldberg, Caryn. 2003. "Daripada Bete, Nulis Aja!". Bandung:


Kaifa.

Nadeak, Wilson. 1989. "Bagaimana Menjadi Penulis Artikel Kristiani". Bandung:


Yayasan Kalam Hidup.

Rusyana, Yus. 1988. "Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan". Bandung:
Diponegoro.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 43


PEMBAHASAN
MENJARING GAGASAN DAN MENUANGKAN
DALAM TULISAN

A. Menjaring Gagasan Dan Menuangkan Dalam Tulisan


1. Menjaring Gagasan
Menjaring gagasan adalah menghimpun atau mengumpulkan gagasan.
Maksudnya ialah gagasan yang berkaitan dengan bahan tulisan atau hal yang
dapat ditulis. Gagasan itu pada hakikatnya sudah dimiliki oleh setiap orang. Ia
selalu ada pada pemiliknya. Akan tetapi, pemilik gagasan kadang-kadang tidak
tahu, tidak menyadari bahwa sesungguhnya sangat banyak gagasan yang dapat
dijadikan bahan tulisan. Oleh karena itu, gagasan yang ada yang sudah dimiliki
perlu dijaring.
Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia selalu diikat oleh tema. Setiap
pembelajaran biasanya bernaung di bawah sebuah tema. Maksud penggunaan
tema ini adalah supaya pembelajaran jangan terlepas dari konteks. Konteks
berbahasa selalu terlihat dalam pembelajavran. Dengan demikian pembelajaran
bahasa benar-benar berlangsung dalam suasana komunikatif yang nyata.
Penggunaan tema sebagai pengikat pembelajaran ini dapat pula dijadikan basis
atau dasar untuk menjaring gagasan sebagai bahan tulisan.
Teknik menjaring gagasan dengan basis tema tidak sulit
mengaplikasikannya. Hal ini dapat dilakukan oleh semua orang. Pembelajaran
untuk siswa sekolah dasar pun dapat menggunakan teknik ini. Langkah-langkah
yang dapat ditempuh adalah seperti berikut ini: (1) menetapkan tema; (2)
memunculkan gagasan peserta (pembelajar) berdasarkan tema; (3) mengajak
pembelajar untuk memerinci gagasan yang dimunculkan sehingga berkembang

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 44


menjadi gagasan yang lebih banyak; (4) gagasan yang terinci tersebut diperinci
lagi oleh pembelajar sesuai dengan kebutuhannya dan berhenti pada titik
optimal rincian.
Dengan mengikuti keempat langkah tersebut penjaringan gagasan telah
berlangsung. Gagasan yang tadinya hanya ada di dalam pikiran, kini ia
teraktualisasi ke lembar-lembar kertas. Tampilan gagasan itu akan terlihat
seperti “jaring laba-laba”. Oleh karena itu, menjaring gagasan dengan prosedur
ini disebut juga menjaring gagasan dengan model ”jaring laba-laba”. Jika
gagasan itu diibaratkan dengan mata ikat jaring atau jala, maka yang menjadi
pusat jalanya adalah tema. Jadi tema terletak dipusat, kemudian diikuti oleh
mata-mata ikat jaring yang merupakan gagasan yang dapat dikembangkan.
Dengan teknik ini akan ditemukan banyak gagasan. Misalkan tema
pengikat adalah “pertanian”. Dari tema ini akan muncul beberapa gagasan
seperti kelapa, cengekeh, pala, sawit, karet, dan sebagainya. Dari kelapa akan
berkembang sejumlah gagasan lain seperti minyak kelapa, sabut kelapa, daun
kelapa, tempunrung kelapa, dan sebagainya. Masing-masing gagasan
dikembangkan lagi sehingga gagasan tersebut menjadi lebih banyak atau
“berkembangbiak”. Semakin mampu kita menganalisis satu gagasan menjadi
lebih rinci, semakin berkembanglah gagasan tersebut. Dengan demikian, kita
akan memperoleh banyak bahan tulisan.
a. Menuangkan Gagasan Dan Penggunaan Bahasa Tulisan
Menuangkan gagasan melalui tulisan memang tidak mudah karena
menulis bukan hanya menuangkan apa yang diucapkan atau
membahasatuliskan bahasa lisan saja. Menulis merupakan kemampuan
menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu
gagasan atau pesan (Rusyana, 1988:191). Artinya, gagasan yang ada pada
penulis disampaikan dengan menggunakan lambang-lambang bahasa yang

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 45


terpola dan melaluinya pembaca dapat memahami apa yang
dikomunikasikan penulis. Bila apa yang dimaksudkan oleh penulis sama
dengan yang dimaksudkan oleh pembaca, seseorang dapat dikatakan telah
terampil menulis.
Tidak mudah tentunya berteriak, mengungkapkan kesedihan, atau
menjelaskan cara kerja suatu alat melalui tulisan. Karena itu, menulis
menuntut kemampuan berpikir yang memadai. Sebab tulisan adalah wadah
yang sekaligus merupakan hasil pemikiran. Melalui tulisanlah penulis
mengomunikasikan pikirannya. Dan melalui kegiatan berpikir, penulis
dapat meningkatkan kemampuannya dalam menulis.
Langkah awal yang perlu dilakukan dalam menuangkan gagasan
adalah menulis itu sendiri. Hal tersebut merupakan usaha untuk
mewujudkan apa yang ada di kepala. Jangan biarkan kertas atau layar
monitor komputer tetap kosong. Teruslah menulis meski hasil awal tulisan
tidak begitu baik. Itu hal yang wajar dan jauh lebih baik daripada Anda tidak
mencoba menuliskannya. Karena gagasan tulisan tidak akan ada artinya jika
tidak mulai ditulis. Ketika sedang menulis, menulislah saja, jangan
membarenginya dengan mengedit. Hal itu akan memperlambat hasil tulisan,
bisa jadi tulisan tidak akan selesai karena disibukkan dengan penyuntingan
yang dilakukan. Alasan lainnya, sebuah tulisan yang baik dihasilkan
melalui dua tahap, menuangkan isi pikiran dan penyuntingan.
Setelah draf awal tulisan selesai, lakukan tahap kedua, yaitu
penyuntingan. Hal ini perlu dilakukan agar gagasan yang disampaikan
melalui tulisan berhasil mencapai sasaran. Mungkin saja draf awal tulisan
masih dipenuhi dengan pilihan kata yang kurang tepat atau gagasan belum
dipaparkan dengan baik. Perhatikan dan perbaiki penggunaan bahasa dalam
tulisan. Dalam hal ini, tulisan adalah dalam bahasa Indonesia. Karena itu,

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 46


untuk menjadi seorang penulis tentu saja diperlukan penguasaan bahasa
Indonesia yang memadai.
Sejumlah bidang masalah yang lazim diperhatikan dalam
penyuntingan adalah kesalahan tata bahasa. Kesalahan tata bahasa ini
meliputi kesalahan pemakaian tanda baca, kesalahan ejaan, penyusunan
kalimat dalam paragraf, dan sebagainya. Hal ini perlu diperhatikan untuk
mendapatkan tulisan yang baik dan benar. Penggunaan kata yang betul dan
yang salah juga perlu dipertimbangkan dalam kaitan dengan penafsirannya
oleh pembaca.
Perhatikan pula tentang perpindahan yang menyentak. Karena dalam
rangkaian tulisan diperlukan jembatan untuk memuluskan perpindahan dari
satu topik, paragraf, atau kalimat kepada berikutnya agar pembaca tidak
tersentak dan tidak bingung ketika membaca tulisan. Ambiguitas juga
menjadi masalah tersendiri yang perlu dicermati. Masalah ini memerlukan
kewaspadaan istimewa karena merupakan masalah yang tidak mudah
dilacak oleh penulis. Ambiguitas atau kekaburan makna biasanya
bersumber pada perumusan yang kurang tepat dalam penulisan. Diperlukan
kepekaan terhadap hal ini.
b. Dari Gagasan ke Ide Tulisan
Gagasan adalah pendapat yaitu pendapat terhadap dan tentang
sesuatu. Jika dalam menjaring gagasan diperoleh sesuatu, kemudian kita
memberikan pendapat terhadap sesuatu itu atau tentang sesuatu itu, itulah
gagasan. Jika gagasan itu dituangkan ke dalam frase atau kelompok kata, ia
akan menjadi ide tulisan. Jadi ide tulisan adalah gagasan yang dituangkan
ke dalam kelompok kata atau frase.
Ambillah contoh di atas. Temanya adalah “pertanian”. Dari tema itu
lahir induk gagasan kelapa. Kelapa diuraiankan menjadi buah kelapa, daun

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 47


kelapa, batok kelapa, lidi kelapa, dan sebagainya. Kini diambil salah satu
anak gagasan yakni lidi kelapa. Lidi adalah tulang daun kelapa. Lidi kelapa
akan menjadi ide tulisan jika dituangkan ke dalam frase. Farase yang
mungkin adalah “manfaat lidi kelapa, pemanfaatan lidi kelapa, kegunaan
lidi kelapa, dan lidi kelapa serba guna”. Frase-frase tersebut adalah ide
tulisan, ide yang dapat diolah menjadi tulisan.
Dari frase-frase yang muncul dari gagasan itu, akan lahir berbagai
pendapat tentangnya. Seperti contoh di atas, pendapat tentang lidi kelapa.
Penulis berpendapat bahwa lidi kelapa bermanfaat, dapat dimanfaatkan,
dapat digunakan, dan lidi itu dianggap serbaguna. Pendapat-pendapat
tentang lidi kelapa itu akan dapat dikembangkan menjadi tulisan. Dengan
demikian, penulis telah memperoleh ide untuk menulis. Ide itulah yang
dikembangkan menjadi tulisan.

2. Ide Tulisan
Menulis adalah menjual ide. Maksudnya, ketika menulis seorang
penulis sedang memaparkan idenya kepada pembaca dengan tujuan agar setiap
pembaca dapat menangkap, menerima, tertarik, dan mengaplikasikan hal-hal
yang menjadi buah pikiran penulis tersebut.
Ide berasal dari sensasi sensoris yang terjadi pada panca indera kita
yang lima itu, penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan rasa.
Sintesa dari sensasi sensoris tersebutlah yang melahirkan ide.
Ide bisa disebut sebagai benih tulisan dan sangat memengaruhi tulisan
Anda. Ide tersebutlah yang akan menentukan keputusan calon pembaca untuk
membaca tulisan Anda lebih lanjut. Oleh karena itu, setiap penulis harus bisa
menemukan idenya dalam menulis

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 48


Bagi orang yang menganggap ide selayaknya bintang jatuh, jadikanlah
setiap datangnya ide adalah momen berharga, cata, atau jika bisa langsung
jadikan tulisan, jadi ketika ide kering masih ada stok. Lebih mudah bagi orang
yang justru mengejar ide. Kejar pada tempat dimana dapat menemukannya
tentu saja, dengan banyak membaca, banyak mendengar, ide hadir dimana saja,
kapan saja, dan bisa saja berasal dari siapa saja.
Cara menuangkanya dalam tulisan bisa dipelajari dari mana saja,
biasanya seseorang cenderung mengikuti gaya penulisan yang mirip dengan
buku-buku yang sering ia baca. Bagi pemula menuangkan ide bisa dimulai
dengan menulis buku harian, sekilas kita seperti membukukan hal remeh tapi
coba lihat dunia banyak
buku harian yang justru dapat merubah dunia, seperti buku harian anne frank.
Cara yang lain, ya itu tadi, selalu catat, jadikan momen berharga. Suatu
saat ide-ide acak tersebut bisa saja bermanfaat, ide- ide yang menggabungkan
diri dan melahirkan sintesa baru.
Ide bisa disebut sebagai benih tulisan dan sangat memengaruhi tulisan
Anda. Ide tersebutlah yang akan menentukan keputusan calon pembaca untuk
membaca tulisan Anda lebih lanjut. Oleh karena itu, setiap penulis harus bisa
menemukan idenya dalam menulis.
a. Ide Besar Sebuah Tulisan
1) Ide yang Orisinal
Tidak semua penulis memiliki ide yang berbeda-beda. Akan
tetapi, semua penulis harus memiliki ide yang orisinal. Ide besar sebuah
tulisan dapat terlihat dari keorisinalitasan idenya. Namun seperti yang
sudah dituliskan sebelumnya, tidak semua penulis memiliki ide yang
berbeda, ini berarti tidak semua ide yang ditulis merupakan ide yang
benar-benar baru. Banyak sekali ide yang muncul setelah membaca

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 49


tulisan orang lain, mendengar pembicaraan orang lain, mengamati
sebuah gambar, mendengarkan lirik-lirik sebuah lagu, dan sebagainya.
Sebuah ide tetap bisa dikatakan orisinal apabila dari hasil membaca,
mengamati, atau mendengarkan, tercetus sebuah pemikiran atau
penjabaran yang baru mengenai hal tersebut. Ini tidak dapat dikatakan
mencuri ide orang lain karena ide tersebut diolah dan dijabarkan
dengan cara yang berbeda dan dari sudut pandang yang berbeda pula,
terlebih jika akhirnya muncul ide baru dari ide yang sudah ada. Jadi,
ide besar harus merupakan ide yang orisinal, ide yang benar-benar
muncul dari pemikiran penulis, dan merupakan olahan dari ide-ide
yang sudah ada sebelumnya.

2) Ide yang Memberikan Pencerahan


Maksud dari kalimat di atas adalah sebuah ide harus dapat
menjawab tantangan zaman, tren, atau fenomena yang sedang muncul.
Ide besar yang didapatkan merupakan hasil dari pengamatan penulis
atas apa yang sedang terjadi di lingkungan dan masyarakat sekitar, atau
dalam lingkup yang lebih luas lagi. Misalnya, ketika pemanasan global
sedang menjadi fokus utama dunia saat ini, maka seorang penulis dapat
menyumbangkan ide atau gagasannya dengan menulis hal-hal seputar
gerakan penghijauan, penghematan energi, menjaga kelestarian alam,
dan hal-hal lain yang dapat dilakukan dan aplikatif untuk
mengantisipasi pemanasan global. Dengan kalimat lain, ide yang
memberikan pencerahan adalah ide yang dijabarkan oleh penulis dalam
tulisannya, di mana penjabaran dari ide tersebut dapat menggugah dan
menggerakkan pembaca untuk melakukan sesuatu atau bertindak atas
apa yang sedang terjadi.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 50


3) Ide yang Spesifik
Meskipun idenya bagus, namun tidak akan menarik bagi
pembaca bila ide tersebut terlalu luas. Selain agar pembahasan tidak
melebar ke mana-mana, juga akan memudahkan penulis ketika
menjabarkan idenya ke dalam bahasa tulis. Dengan ide yang spesifik,
pembaca dapat lebih fokus menangkap gagasan yang ingin
disampaikan penulis.

4) Ide Klise dari Sudut Pandang Berbeda


Ide yang klise, setiap orang mungkin akan meremehkannya,
namun ide yang kelihatan klise ini ternyata bisa disebut ide besar sebuah
tulisan dengan syarat Anda melihat dan mengemasnya dari sudut
pandang yang berbeda. Mungkin sudah banyak tulisan-tulisan yang
mengemukakan tentang cinta, kasih, perceraian, pernikahan, namun
akan sangat berbeda jika Anda mengupasnya dengan cara Anda dan dari
sudut yang berbeda. Anda menguraikannya dari cara pandang yang lain
dari pemikiran orang pada umumnya.
5) Ide yang Memuat Topik yang Menarik bagi Orang Banyak
Ide besar sebuah tulisan salah satunya adalah ketika dijabarkan
akan memuat topik-topik yang menarik orang banyak dan bukan untuk
beberapa orang saja. Ide seperti itu adalah ide yang "up to date" atau ide
yang mengikuti perkembangan zaman sehingga banyak orang akan
tertarik pada ide yang diangkat. Jika saat ini perhatian masyarakat pada
munculnya fenomena aliran-aliran suatu agama, ide tulisan yang
memuat topik tersebut akan mendapat perhatian masyarakat pembaca.

6) Ide yang Menambah Sesuatu Jika Dibaca

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 51


Seseorang akan kecewa bila tidak mendapatkan apa pun setelah
melakukan suatu kegiatan, demikian halnya dalam kegiatan membaca.
Bahkan, tulisan yang dibaca tersebut bisa dicap tidak bermutu. Karena
itu, seorang penulis haruslah memiliki ide yang dapat mencukupi
kebutuhan pembaca yang satu ini. Ide yang bisa menambah sesuatu
ketika dibaca, entah itu pengetahuan baru, informasi, inspirasi untuk
melakukan sesuatu, bahkan sekadar menghibur pembacanya.

7) Dari Mana Datangnya Ide Besar Menulis


Ketika penulis sedang tidak melakukan apa pun, ide itu pun bisa
datang. Namun, tidak semua seperti itu. Ada ide yang didapat penulis
setelah penulis melakukan sesuatu, seperti membaca buku, menonton
film, jalan-jalan, mengalami kejadian yang luar biasa, dan sebagainya.
Ide juga bisa diperoleh dengan dicari atau ditemukan dengan sengaja.
Penulis melakukan pengamatan maupun penelitian, sampai akhirnya
menemukan ide yang baik.
 Di dalam Diri Anda
Hidup Anda adalah sumber gagasan yang tidak akan
pernah kering. Dari pengalaman hidup, Anda dapat menemukan ide-
ide menarik untuk sebuah tulisan. Banyak penulis yang menemukan
ide besarnya dari pengalaman hidupnya sendiri. Sebut saja, Leo
Tolstoy -- salah satu ide bukunya ketika dia mengikuti perang, Ian
Fleming -- James Bond lahir dari pengalamannya menjadi agen
rahasia, Khalil Gibran -- beberapa karya sastranya adalah cinta yang
dia berikan untuk sahabat penanya, Pramudya Ananta Toer -- salah
satu bukunya adalah pengalamannya ketika dibuang dan
dipenjarakan, dan masih banyak lagi lainnya.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 52


 Media Elektronik dan Cetak
Buku, surat kabar, majalah, televisi, radio, maupun
internet dapat Anda pakai sebagai sumber untuk menemukan ide.
Tidak jarang penulis dapat menemukan ide besar setelah mereka
memakai dan memanfaatkan media-media tersebut. Ide muncul atau
diperoleh setelah membaca buku, mengikuti berita di surat kabar,
melihat siaran di televisi, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan tersebut
jika Anda manfaatkan dengan baik, akan meletikkan ide di kepala
Anda.
 Lingkungan Sekitar Anda
Jika ingin menjadi seorang penulis yang penuh dengan ide,
haruslah didukung dengan kepekaan dalam dirinya atas lingkungan
sekitarnya. Karena apa yang terjadi di sekitarnya adalah sumber ide
yang tidak ada habisnya. Pengamatan atas apa yang terjadi di
lingkungannya maupun menangkap setiap fakta yang terjadi serta
mengolahnya, dapat menjadi sebuah ide untuk ditulis.
Setelah mengetahui ide besar sebuah tulisan dan sumber-
sumber untuk menemukan ide tersebut, satu hal yang harus Anda
perhatikan seputar ide ini adalah sebesar dan sebagus apa pun ide
Anda, tidak akan ada artinya apabila tidak bisa ditangkap oleh
pembaca lewat bahasa tulisan Anda. Entah itu ide orisinal Anda, ide
yang memberikan pencerahan, ide yang spesifik, maupun ide yang
akan memberikan kontribusi ketika dibaca, akan gagal diterima
pembaca jika tidak dapat disampaikan lewat jalinan kata dan kalimat
yang membentuk alinea-alinea dalam tulisan Anda dengan baik.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 53


Karena itu, selain memiliki ide yang cemerlang, seorang
penulis harus mampu dan terampil menguasai teknik-teknik
kepenulisan. Sehingga apa yang menjadi ide atau gagasan penulis
dapat dijabarkan lewat bahasa tulisan sehingga sampai kepada
pembaca yang menikmati karya tulis Anda.

B. Tips Kreatif Mencari Ide Tulisan


Menulis membutuhkan sebuah ide tentunya, hal inilah yang terkadang
membuat kita susah untuk menulis. Sebenarnya untuk mendapatkan ide, tidaklah
sesulit apa yang kita kira.
Sebelum mencari ide sebaiknya kamu fokuskan dulu apa yang ingin kamu
tulis. Ada banyak hal yang bisa anda tulis. Misalnya: tentang motivasi, kisah cinta,
pendidikan, cerpen, dunia remaja, puisi, dan lain-lain. Kamu harus kenali dulu hal
itu, supaya lebih mudah mencari ide. Taruh saja kamu akan menulis artikel dunia
remaja, maka ide yang akan kamu cari adalah semua hal yang terkait dengan dunia
remaja. Ada 9 hal yang perlu utnuk diketahui dalam mencari sebuah ide untuk
menulis, antara lain:
1) Feed back pengalaman anda dari kecil hingga sekarang setiap orang pasti
punya pengalaman hidup. Termasuk anda! Tapi sering kali orang bilang
begini “Pengalaman hidup saya biasa-biasa saja atau pengalaman hidup saya
tidak ada yang menarik, dan masih banyak lagi ungkapan-ungkapan yang
serupa. Perlu saya jelaskan kepada anda, sebenarnya setiap pengalaman hidup
itu adalah pembelajaran. Hanya saja untuk melihat hal itu perlu perenungan
dan evaluasi diri yang dalam.
Jadi untuk bisa menemukan ide dengan cara ini anda harus banyak merenung
dan mengavalusi diri, termasuk perjalanan hidup anda dari kecil sampai
sekarang. Catatlah hal-hal yang anda ingat dan berkesan dalam dalam hidup

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 54


anda. Bisa kesan senang maupun susah. Kalau anda mau serius dengan cara
ini saya yakin akan banyak ide yang bisa anda tuangkan dalam bentuk tulisan.
2) Catat semua kejadian penting yang ada di sekitar anda. Cara ini sangat mudah,
anda tinggal mencatat semua hal yang ada di sekitar anda. Seperti di kantor,
sekolah, kampus, lingkungan tempat tinggal, saat nongkrong dengan teman
dan lain-lain. Hal ini terbukti efektif saya lakukan, bahkan ketika mengobrol
pun saya bisa menemukan ide. Tapi anda harus ingat, segera catat jika sudah
menemukan hal manarik supaya tidak lupa. Tidak perlu pakai buku, catat saja
di HP anda, setelah itu sampai rumah baru di salin.
3) Searching ke google atau yahoo. Tidak bisa dipungkiri bahwa mbah google
dan yahoo bisa menyediakan berbagi macam informasi yang kita butuhkan.
Ini bisa anda manfaatkan secara efektif. Tapi perlu anda ingat di sini tujuan
anda adalah untuk mencari ide bukan untuk mengcopy paste. Carilah semua
hal yang anda butuhkan. Dengan begitu mencari ide tidak akan lagi sulit.
4) Melihat update status teman di facebook. Ternyata selain sebagai jejering
sosial facebook memiliki banyak manfaat, salah satunya penyedia ide dalam
menulis. Saya pun sering melakukan hal ini. Caranya sangat mudah anda lihat
saja status yang paling banyak di like, status yang kontroversi, status yang
lebay, status yang memotivasi dan semua status yang anda angap unik.
5) Baca buku, koran, majalah dan media cetak lainnya. Saya pernah mengatakan
dalam tulisan saya sebelumnya bahwa menulis dan membaca adalah pasangan
sejati. Jadi tidak bisa anda tolak bahwa membaca buku adalah salah satu faktor
penting dalam menemukan ide. Bukan itu saja membaca juga akan membuat
anda lebih mudah mengembangkan sebuah ide.
Sekarang yang jadi pertanyaan bagaimana caranya kita menemukan
6) Pergilah jalan-jalan. Ketika anda mengalami suntuk dan kejenuhan dalam
pekerjaan atau kagiatan yang anda lakukan maka pergilah jalan-jalan. Otak

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 55


anda ini butuh istirahat dan butuh refreshing. Ada kalanya anda harus
mengosongkan otak anda sesaat, supaya otak bisa di masuki oleh sesuatu yang
baru. Saat jalan-jalan anda tidak usah berusaha mencari ide, tapi kalau
kebetulan ada hal yang menrik baru anda catat. Tujuan jalan-jalan ini sendiri,
hanya untuk menyegarkan otak.
7) Berbicara dan berdiskusi dengan orang lain. Berbicara dan berdiskusilah
dengan orang lain tentang berbagai topik. Ini akan membuka pikiran dan
wawasan anda. Pertukaran ide melalui diskusi akan semakin memperkaya
hasil analisis anda terhadap sebuah masalah. Dengan begitu, anda dapat
dengan lebih mudah menemukan solusi atas suatu masalah, terlebih lagi jika
kita sebelumnya kesulitan menemukan solusinya
8) Menulislah tiap hari. Kenapa saya menyuruh anda menulis setiap hari. Karena
ada kalanya ide itu muncul saat anda menulis. Selain itu dengan menulis setiap
hari, otak kita akan terbiasa berpikir. Inilah cara mengasah daya pikir kita
menjadi lebih tajam dan kreatif tentunya dalam menulis.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 56


PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Langkah-langkah yang termasuk ke dalam menjaring gagasan...(a)


a. Menetapkan tema
b. Menetapkan alur dari tulisan
c. Meringkas gagasan yang diperoleh
d. Menyimpulkan gagasan
e. Membuat tulisan dari gagasan

2. Ide-ide yang dapat memberikan inspirasi dalam menjaring gagasan, kecuali...(e)


a. Ide yang spesifik
b. Ide klise dari sudut pandang yang berbeda
c. Ide yang memuat topik yang menarik perhatian banyak orang
d. Ide yang menambah pengetahuan untuk semua orang
e. Ide yang objektif

3. Apa pengertian dari menjaring gagasan...(b)


a. Tidak terampil dalam menulis
b. Gagasan yang berkaitan dengan bahan tulis atau hal yang dapat ditulis
c. Pola pikir yang kurang
d. Terampil dalam berpikir, namun tidak bisa menuangkan dalam tulisan
e. Kesimpulan dalam tulisan

4. Kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan


sesuatu gagasan atau pesan, merupakan pengertian dari...(b)
a. Soejarno Soekanto

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 57


b. Rusyana
c. KH. Dewantara
d. Ahmad Dahlan
e. Sostro Amidjoyo
5. Cara menemukan ide-ide tulisan, kecuali...(c)
a. Di dalam diri
b. Media elektronik dan cetak
c. Pendidikan
d. Tidur
e. Lingkungan sekitar

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 58


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PROSES BELAJAR MENGAJAR
No. Dok : Modul Tgl.Diterbitkan : Paraf :
Biologi Dasar dan Desember 2015 Ka. Prodi
Biologi Modul I Kebidanan
Perkembangan

MODUL I
BAHASA INDONESIA

DI SUSUN OLEH :

SUPRAPTO, M.Pd
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PRODI KEBIDANAN CURUP
T.A 2014/2015

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 59


PENDAHULUAN

1. IDENTIFIKASI MATA KULIAH


KODE : bd 5.103
BEBAN/JUMLAH SKS : 2 SKS / P:1 T:1
PENEMPATAN : SEMESTER 1

2. STANDAR KOMPETENSI
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa mampu:
1. Mengetahui cara mengembangkan ide dan merevisi tulisan
2. Mengetahui operasional dari kegiatan menulis
3. Mengetahui cara menyempurnakan tulisan

3. KOMPENTESI DASAR
1. Memahami cara mengembangkan ide dan merevisi tulisan
2. Memahami operasional dari kegiatan menulis
3. Menerapkan cara menyempurnakan tulisan

4. DESKRIPSI MATA KULIAH


Mata kuliyah ini membahas tentang mengembangkan ide dan merevisi tulisan,
operasional dari kegiatan menulis, dan cara menyempurnakan tulisan.

5. WAKTU
120 MENIT

6. MANFAAT
1. Mahasiswa dapat memahami cara mengembangkan ide dan merevisi tulisan

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 60


2. Mahasiswa dapat memahami operasional dari kegiatan menulis
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan menerapkan cara menyempurnakan tulisan

7. PETUNJUK BELAJAR
1. Sebelum PBM dimulai mahasiswa membaca buku mengenai cara
mengembangkan ide dan merevisi tulisan
2. Menggunakan mode diskusi dan tanya jawab dalam pembelajaran.
3. Memperbanyak referensi sebagai bahan bacaan agar mudah memahami materi
pembelajaran yang di berikan.
8. TUJUAN AKHIR PEMBELAJARAN
Pada akhir perkuliahan mahasiswa mampu:
1. Memahami cara mengembangkan ide dan merevisi tulisan
2. Memahami operasional dari kegiatan menulis
3. Menerapkan cara menyempurnakan tulisan

9. REFERENSI
Aminuddin. 2011. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru
Algensindo.

Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Depdiknas.2002.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Bakti Husada.

Hidayat, Kosadi. 2001. Perencanaan Pengajaran Bahasa Indonesia. Trimitra


Mandiri.

(tanpa keterangan kota penerbit)

Zain, Badudu. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Sinar Harapan.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 61


PEMBELAJARAN
MENGEMBANGKAN IDE DAN MEREVISI TULISAN

A. Pengertian Dan Ragam Makalah Akademik


Makalah merupakan karya tulis ilmiah mengenai suatu topik. Karena itu,
paparannya didasarkan atas hasil studi, baik secara langsung melalui observasi
lapangan maupun secara tidak langsung melalui studi kepustakaan. Kemudian
karya tersebut disajikan dalam pertemuan ilmiah (lokakarya, seminar, simposium,
konferensi, konvensi, diskusi akademik, perkuliahan, dan kegiatan ilmiah lainnya).
Makalah ditulis untuk berbagai fungsi, di antaranya untuk memenuhi tugas yang
dipersyaratkan dalam matakuliah tertentu, berfungsi menjelaskan suatu kebijakan,
dan berfungsi menginformasikan suatu temuan.
Ragam makalah terbagi dua, yaitu makalah biasa (common paper) dan
makalah posisi (position paper). Jenis pertama mendeskripsikan suatu gagasan,
kebijakan, atau temuan kepada pihak lain dan berfungsi untuk menunjukkan
pemahaman seseorang terhadap permasalahan yang dibahas. Makalah jenis kedua
menunjukkan posisi teoretis penulis dalam suatu kajian yang memperlihatkan
dipihak mana dia berdiri serta alasannya yang didukung oleh teori-teori atau data
yang relevan.

B. Langkah-langkah Penulisan Makalah


 Ide Dasar Karya Tulis Ilmiah
1. Pertama-tama langkah sebelum menulis adalah mencari, menemukan dan
menentukan ide dasar yang akan dikaji.
2. Ide dirumuskan secara ringkas, dan jelas.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 62


3. Memilih ide dasar sangat mungkin dipersepsi identik dengan memilih
judul.
4. Terdiri dari kata-kata yang jelas, singkat, tidak bertele-tele, deskriptif,
tidak terlalu puitis atau bombastis.

 Perumusan Masalah
1. Secara sederhana masalah bias diartikan.
2. Rumusan masalah berisi uraian tentang masalah-masalah yang hendak
dipecahkan pertanyaan yang menuntut jawaban.
3. Masalah harus dirumuskan dengan jelas secara spesifik.
4. Bentuk pertanyan-pertanyaan yang mendasar (apa, bagaimana, mengapa).

 Sifat-sifat Masalah
1. Masalah kualitatif, contohnya: bagaimana kualitas guru bidang studi IPA
ditinjau dari kemampuan mengajarnya?
2. Masalah kuantitatif, contohnya: berapa banyak diperlukan tambahan guru
akibat kenaikan jumlah siswa sebanyak 25% dari jumlah siswa saat ini?
3. Untuk dapat merumuskan masalah penelitian diperlukan ketrampilan,
teknik, atau cara mengidentifikasi masalah.
4. Setelah variabel penelitian dikemukakan, langkah selanjutnya ialah
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkenan dengan varibel
tersebut.

 Kajian Teori

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 63


1. Setelah menemukan masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian, langkah
berikutnya adalah menentukan jawaban sementara atau dugaan jawaban
atas pertanyaan tersebut.
2. Dugaan jawaban disebut juga dengan hipotesis.
3. Membuat hipotesis, harus berpaling kepada teori yang ada dalam khazanah
pengetahuan ilmiah dalam bidang yang relevan.
4. Membolehkan seseorang mengkajji teiri untuk menurunkan hipotesis dan
argumentasi dalam menjelaskan hipotesis.
5. Hipotesis diajukan atas dasar berfikir rasional.

 Menggali Data Lapangan


1. Informasi.
2. Mengkajji dulu apakah data itu sudah ada di lapangan atau belum.
3. Mengumpulkan data bias melalui, angket wawancara, dokumentasi, atau
observasi.

 Menarik Kesimpulan
1. Kesimpulan ini adalah sintesis dari hasil penelitian.
2. Kesimpulan harus konsepsional dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
ilmiah.
3. Ketafaman penyusun dalam melihat hakikat permasalahan sangat
diperlukan dalam menarik kesimpulan.
4. Tebal tipisnya karya tulis bukan ukuran baik tidaknya karya tulis.
5. Yang terpenting adalah isinya.
6. Kesimpulan bukanlah ringkasan dari jawaban, melainkan generalisasi dari
semua alternatif jawaban.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 64


C. Menulis Makalah Akademik
Menyusun makalah akademik merupakan tugas rutin mahasiswa pada hampir
semua matakuliah. Karena itu, menguasai proses penulisan dan keterampilan yang
mendukung produktivitas/pembuatan makalah merupakan sebuah kewajiban.
Sebelumnya, akan dipaparkan terlebih dahulu definisi,ragam, dan karakteristik
makalah yang baik.

D. Penyuntingan Karya Tulis Ilmiah


Dalam penulisan karya tulis ilmiah, proses penyuntingan sangat penting
untuk dilakuakan, penyuntingan merupakan aktifitas menyiapkan naskah dan
sebagainya untuk diedarkan atau diterbitkan dalam bentuk cetakan dengan
memperhatikan tata penyajiannya.
Dalam proses penyuntingan yang dilakukan pada isi. Paragraf, ragangan
atau outline harus memperhatikan aturan-aturan yang telah ditentukan. Misalnya
dalam penyuntingan paragraph perlu memperhatikan susunan kata. Dalam
penyuntingan ragangan perlu memperhatikan kesempurnaan dari gagasan karya
tulis dan lain sebagainya.
Dapat dikatakan bahwa baik atau tidaknya suatu karya tulis ilmiah harus
mampu lolos dari proses editing karya tulis ilmiah.
2. Memahami hakikat editing karya tulis ilmiah
Penyuntingan adalah aktifitas menyiapkan naskah dan sebagainya untuk
diedarkan dan diterbitkan dalam bentuk cetakan dengan memperhatikan tata
penyajiannya. Untuk menjadi penyunting (editor) yang baik dan bertanggung
jawab, seseorang hendaklah memahami dan menghayati eksistensi
profesionalisme penyyuntingan diantaranya:
a. Memahami prinsip tata permainan bahasa-bahasa.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 65


b. Memahami teknik penulisansesuai dengan laras tulisan dan sekaligus
memahami tata permainan bahasa dalam bahasa tulis.
c. Memahami pertalian erat antara dunia penulisan dan dunia marketing.
d. Yakin bahwa topik yang ditulis akan mendatangkan pencerahan bagi
pembaca.
e. Jernih dan objektif dalam menyikapi perbedaan pendapat.
f. Memahami kecenderungan yang berlangsung dan berkembang terus-
menerus dalam masyarakat.

2. Editing isi/ materi/ gagasan


Isi/materi/gagasan sebuah karya tulis ilmiah sangat mempengaruhi
diterima atau tidaknya oleh pembaca,maka dari itu hal-hal yang perlu
diperhatikan di dalam suatu isi adalah:
a. Perbaikan daya tarik
b. Bahasa komunikatif
c. Tata karma penulisan feature
d. Perombakan alenia naïf dan pedant
e. Nada penulisan yang bersahabat
3. Editing paragraf
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengeditan
paragraph karya tulis ilmiah agar menjadi paragraf yang efektif adalah:
a. Ungkapan tindakan penting dengan kata kerja yang tepat,bukan dengan
kata benda.
b. Letakkan pelaku sebagai subjek sedekat mungkin dengan kata kerjanya.
c. Letakkan informasi yang lebih singkat sebelum infomasi yang panjang
dan kompleks.
d. Pelihara integritas atau kesatuan (Co-Core-Others)

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 66


e. Letakkan informasi yang familiar dan berulang di awal kallimat.
f. Letakkan informasi baru dan tidak terduga di akhir kalimat dan berilah
penekanan (stress).
g. Susunlah tali-tali topik untuk membentuk paparan informasi yang
koheren dan konsisten.
h. Buatlah rancangan issue untuk setiap paragraf tulisan dan setiap issue
harus berkaitan dengan isi diskusi.
i. Rumuskan maksud-maksud kalimat (sentence point) yang tepat untuk
setiap unit tulisan (discourse).
j. Bisakan untuk meletakkan sentencepoint di bagian akhir issue, jangan
dibagian akhir diskusi.

4. Editing ragangan/ outline


Struktur outline bergantung pada banyak hal yang berhubungan dengan
tujuan karangan dan kehendak penulis. Hal yang perlu diperhatikan dalam
outline adalah outline harus selalu mendahulukan penjelasan masalah dan
tujuan karangan supaya setiap pembaca dapat mengetahui apakah yang akan
dijumpainya di dalam karangan.

5. Editing kebahasan
Dalam segi sintagmatik penyebab kesalahan berbahasa dapat
disebabkan dari dua hal. Yang pertama karena faktor berkurangnya
konsentrasi dan perhatian. Yang kedua disebabkan kurangnya pengetahuan
teoritis, kebahasaan, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam editing bahasa
adalah
a. Interferensi atau pencampuran bahasa.
b. Kedwibahasaan atau bilingualisme.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 67


PERTANYAAN:

1. Perhatikan pernyataan berikut :


a. Ide Dasar Karya Tulis Ilmiah
b. Perumusan Masalah
c. Sifat-sifat Masalah
d. Kajian Teori
e. Menggali Data Lapangan
f. Menarik Kesimpulan
Pernyataan diatas merupakan . . . (C)
a. Editing kebahasaan
b. Editing ragangan
c. Langkah-langkah penulisan makalah
d. Editing paragraf
e. Editing isi

2. Untuk menjadi penyunting (editor) yang baik dan bertanggung jawab, seseorang
hendaklah memahami dan menghayati eksistensi profesionalisme penyyuntingan
diantaranya, kecuali . . . (E)
a. Memahami prinsip tata permainan bahasa-bahasa.
b. Memahami teknik penulisansesuai dengan laras tulisan dan sekaligus
memahami tata permainan bahasa dalam bahasa tulis.
c. Memahami pertalian erat antara dunia penulisan dan dunia marketing.
d. Yakin bahwa topik yang ditulis akan mendatangkan pencerahan bagi pembaca.
e. Interferensi atau pencampuran bahasa.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 68


3. Mendeskripsikan suatu gagasan, kebijakan, atau temuan kepada pihak lain dan
berfungsi untuk menunjukkan pemahaman seseorang terhadap permasalahan yang
dibahas merupakan . . . (D)

a. Makalah posisi (position paper)


b. Makalah luar biasa
c. Makalah ilmiah
d. Makalah biasa (common paper)
e. Makalah singkat

4. Faktor penyebab kesalahan berbahasa merupakan . . . (A)


b. Berkurangnya konsentrasi dan perhatian
c. Perbaikan daya tarik
d. Bahasa komunikatif
e. Tata karma penulisan feature
f. Perombakan alenia naïf dan pedant

5. Pelihara integritas atau kesatuan dikenal dengan . . . (B)


a. Position paper
b. Co-Core-Others
c. Common paper
d. Makalah ilmiah
e. Makalah biasa

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 69


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PROSES BELAJAR MENGAJAR
No. Dok : Modul Tgl.Diterbitkan : Paraf :
Bahasa Indonesia Agustus 2013 Ka. Prodi
Modul Kebidanan

MODUL
BAHASA INDONESIA

DI SUSUN OLEH :

Dr. Murnianto, M.Pd

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PRODI KEBIDANAN CURUP
T.A 2013/2014

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 70


PENDAHULUAN

1. IDENTIFIKASI MATA KULIAH


KODE : bd 5.103
BEBAN/JUMLAH SKS : 2SKS/ P:1 T:1
PENEMPATAN : SEMESTER 1
2. STANDAR KOMPETENSI
1. Mahasiswa mampu mengetahui : pengertian, ciri-ciri, struktur dan macam-
macam paragraph
2. Mampu mengaplikasikan paragaraf dalam menulis

2. KOMPETENSI DASAR
1. Memahami pengertian paragaraf
2. Memahami struktur dan macam macam paragraph
3. Mampu mengaplikasikan paragraph dalam menulis

3. DESKRIPSI
Modul ini memberikan kemampuan untuk memahami paragraph dalam
menulis dan mampu mengaplikasikannya

4. WAKTU
2 x 90 menit

5. MANFAAT
1. Mahasiswa mampu memahami pengertian paragraf
2. Mahasiswa dapat mengetahui ruang lingkup macam macam paragraf

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 71


3. Mahasiswa memahami ciri ciri paragraph

6. PETUNJUK BELAJAR
1. Sebelum PBM dimulai mahasiswa membaca buku mengenai Paragraf dalam
menulis
2. Menggunakan metode diskusi dan tanya jawab dalam pembelajaran
3. Memperbanyak referensi sebagai bahan bacaan agar mudah memahami materi
pembelajaran yang di berikan.

7. TUJUAN AKHIR PEMBELAJARAN


Pada akhir pembelajaran mahasiswa mampu :
a. Memahami pengertian agama dalam mewujudkan kesatuan dan persatuan
bangsa.
b. Memahami definisi serta tujuan peranan agama dalam mewujudkan kesatuan
dan persatuan bangsa.
c. Mampu melakukan dan menerapkan peranan agama di dalam lingkungan
masyarakat.

8. REFERENSI
Wiyanto, Asul. 2006. Terampil Menulis Paragraf. Grasindo

Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahsa Indonesia Edisi Ketiga.Jakarta : Depdiknasa.

Dini, Dahlia dan Sitorus. 2004. Bimbingan Pemantapan Bahasa Indonesia.Bandung


: CV Yrama Widya.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 72


PEMBELAJARAN
PARAGRAF DALAM MENULIS

A. Pengertian Paragraf
Menurut Arifin dan S. Amran Tasai (2006:125) “Paragraf adalah
seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik”. Kalimat dalam
paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam
membentuk gagasan atau topik tersebut
Menurut Akhaidah dan kawan-kawan (1999:144) paragraf merupakan
inti penuangan buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf
tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat
penjelas sampai pada kalimat penutup.Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam
suatu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan.
Secara Umum, Pengertian Paragraf adalah karangan yang terdiri dari
sejumlah kalimat dengan pikiran utama sebagai pengendaliannya dan pikiran
penjelas sebagai pendukungnya. atau paragraf dapat juga diartikan sebagai
seperangkat kalimat yang terdiri atas satu kalimat pokok dan beberapa kalimat
penjelas. Kalimat Pokok atau kalimat utama yaitu kalimat yang berisi masalah atau
kesimpulan sebuah paragraf.Sedangkan kalimat penjelas adalah kalimat yang berisi
penjelas masalah pada kalimat utama.

B. Ciri-Ciri Paragraf
 Bertakuk atau letaknya agak dalaman, ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis
karangan yang biasa.
 paragraf memakai pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat topik

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 73


 Kalimat topik dan selebihnya merupakan kalimat pengembang sebagai fungsi
penjelas, menguraikan ataupun menerangkan pikiran utama yang terdapat
dalam kalimat topik.
 Paragraf memakai pikiran penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas.
C. Struktur Paragraf
Paragraf terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat
penjelas atau kalimat pendukung.Kalimat topik merupakan kalimat terpenting
yang berisi ide pokok alinea.Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung
berfungsi untuk menjelaskan atau mendukung ide utama. Untuk mendapatkan
paragraf yang baik perlu diperhatikan hal-hal berikut :
1. Posisi Paragraf
Sebuah karangan dibangun oleh beberapa bab. Bab-bab suatu
karangan yang mengandung kebulatan ide dibangun oleh beberapa anak bab.
Anak bab dibangun oleh beberapa paragraf. Jadi, kedudukan paragraf dalam
karangan adalah sebagai unsur pembangun anak bab, atau secara tidak langsung
sebagai pembangun karangan itu sendiri. Dapat dikatakan bahwa paragraf
merupakan satuan terkecil karangan, sebab di bawah paragraf tidak lagi satuan
yang lebih kecil yang mampu mengungkapkan gagasan secura utuh dan
lengkap.
2. Batasan Paragraf
Pengertian paragraf ini ada beberapa pendapat, antara lain :
 Kamus Besar Bahasa Indonesia : paragraf adalah bagian bab dalam suatu
karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai
dengan garis baru)

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 74


 The Jiang Gie dan A. Didyamartaya : paragraf ialah satuan pembagian
lebih kecil di bawah sesuatu bab dalam buku. Paragraf biasanya diberi
angka Arab.
3. Kegunaan Paragraf
Paragraf bukan berkaitan dengan segi keindahan karangan itu, tetapi
pembagian per paragraf ini memiliki beberapa kegunaan, sebagai berikut:
4. Sebagai penampung fragmen ide pokok atau gagasan pokok keseluruhan
paragraph
5. Alat untuk memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran penulisnya.
6. Penanda bahwa pikiran baru dimulai,
7. Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis
8. Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi pengantar,
transisi, dan penutup.

Mendapatkan banyaknya unsur dan urutan unsur yang pembangun


paragraf, struktur paragraf dapat dikelompokkan menjadi delapan kemungkinan,
yaitu :
 Paragraf terdiri atas transisi kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang, dan
kalimat penegas.
 Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, kalimat pengembang,
dan kalimat penegas.
 Paragraf terdiri atas kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat peneges.
 Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, dan kalimat
pengembang.
 Paragraf terdiri atas transisi berupa kalimat, kalimat topik, kalimat
pengembang.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 75


 Paragraf terdiri atas kalimat topik dan kalimat pengembang.
 Paragraf terdiri atas kalimat pengembang dan katimat topik.

D. Macam-Macam Paragraf
A. Eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi
informasi.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan
dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal.Sebab, hampir seminggu
terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen.Sebaliknya, permintaan
terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
B. Argumentasi
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan
data atau fakta konsep sebagai alasan atau bukti.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa
kecilnya.Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar
psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15
tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang
tuanya.Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau
mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian
hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan
keluarga.Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan
orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin
terlihat di mana-mana.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 76


C. Deskripsi
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca
seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama.Hati Doni semakin gencar
memuji gadis yang mempesona di hadapanya.Ya, karena memang gadis
didepannya itu sangat cantik.Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis
pinggang.Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar
mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang
menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
D. Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat
sesuatu.
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap
sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan.Nilai-nilai
tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai
dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-
nilai kemanusiaan.Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus
mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai.Dengan
demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan
saling mencintai.
E. Narasi
Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga
membentuk alur cerita.Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
Contoh:

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 77


Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil
menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit
perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik
sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.

 Macam-macam paragraf berdasarkan tujuannya


1. Paragraf pembuka
Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan
bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
Contoh paragraf pembuka :
Pemuli baru saja usai.Sebagian orang, terutama caleg yang sudah pasti
jadi, merasa bersyukur karena pemilu berjalan lancer seperti yang
diharapkan.Namun, tidak demikian yang dirasakan oleh para caleg yang
gagal memperoleh kursi di parlemen. Mereka mengalami stress berat hingga
tidak bias tidur dan tidak mau makan.

2. Paragraf penghubung
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan
kepada pembaca.Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf
pembuka.Sifat paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis
karangannya.Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif,
eksposisis, paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu
perkembangan yang logis.Bila uraian itu mengandung pertentangan
pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan
untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf yang menekankan
pendapat pengarang.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 78


3. Paragraf penutup
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau
penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap
penting.
Contoh paragraf penutup :
Demikian proposal yang kami buat.Semoga usaha kafe yang kami
dirikan mendapat ridho dari Tuhan YME serta bermanfaat bagi sesame.Atas
segala perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

 Macam-macam paragraf berdasarkan letak kalimat utama


1. Paragraf deduktif
Paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal
paragraf dan dimulai dengan pernyataan umum yang disusun dengan uraian
atau penjelasan khusus.
Contoh paragraf deduktif :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah
diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah
menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya
untuk membuka usaha baru.
3. Paragraf induktif
Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir
paragraf dan diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan
diakhiri dengan pernyataan umum.

Contoh paragraf induktif :


Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana
pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 79


Komunikasi tidak lancer.Informasi tersendat-sendat.Memang bahasa
merupakan alat komunikasi yang penting, efektif dan efisien.

4. Paragraf campuran
Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di
awal dan akhir paragraph.Kalimat utama yang terletak diakhir merupakan
kalimat yang bersifat penegasan kembali.

Contoh paragraf campuran :


Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari
komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan
sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang
modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bias maju seperti
sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.

 Macam-macam paragraf berdasarkan isi


1. Paragraf deskripsi
Paragraf deskripsi ditandai dengan kalimat utama yang tidak
tercantum secara nyata dan tema paragraf tersirat dalam keseluruhan
paragraf.Biasanya dipakai untuk melakukan sesuatu, hal, keadaan, situasi
dalam cerita.
Contoh paragraf deskripsi :
Dari balik tirai hujan sore hari, pohon-pohon kelapa di seberang
lembah itu seperti perawan mandi basah, segar penuh gairah dan daya
hidup. Pelepah-pelepah yang kuyup adalah rambut basah yang tergerai dan
jatuh di belahan punggung.Batang-batang yang ramping dan meliuk-liuk

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 80


oleh hembusan angin seperti tubuh semampai yang melenggang tenang dan
penuh pesona.
2. Paragraf proses
Paragraf proses ditandai dengan tidak terdapatnya kalimat utama dan
pikiran utamanya tersirat dalam kalimat-kalimat penjelas yang
memaparkan urutan suatu kejadian atau proses, meliputi waktu, ruang,
klimaks dan antiklimaks.
3. Paragraf efektif
Paragraf efektif adalah paragraf yang memenuhi ciri paragraf yang
baik.Paragrafnya terdiri atas satu pikiran utama dan lebuh dari satu pikiran
penjelas.Tidak boleh ada kalimat sumbang, harus ada koherensi antar
kalimat.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 81


PERTANYAAN BAHASA INDONESIA

1.’’Masih banyak masyarakat yang kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah


disaat terkena bencana, pernyataan diatas dikemukakan oleh Ali Sutijo, SST.MPH
bahwa masyarakat memerlukan bantuan dari tangan pemerintah’’.
Kalimat di atas merupakan paragraph ……(d)
a. Eksposisi
b. Deskripsi
c. Peresuasi
d. Argumentasi
e. Narasi

2. Dibawah ini yang merupakan struktur paragraph yang di kelompokkan menjadi


delapan, kecuali……..(c)
a. Paragraf terdiri atas kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat peneges.
b. Paragraf terdiri atas kalimat pengembang dan kalimat topik.
c. paragraph terdiri atas kalimat contoh
d. Paragraf terdiri atas transisi berupa kalimat, kalimat topik, kalimat
pengembang.
e. Paragraf terdiri atas kalimat topik dan kalimat pengembang.

3. Dibawah ini yang bukan merupakan ciri –ciri paragraph adalah……..(a)


a. Tersusun rapi ,benar dan mudah di mengerti
b. Paragraf memakai pikiran penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas.
c. Bertakuk atau letaknya agak dalaman, kedalam lima ketukan spasi untuk jenis
karangan yang biasa
d. Paragraf memakai pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat topik

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 82


e. Kalimat topik dan selebihnya merupakan kalimat pengembang sebagai fungsi
penjelas, menguraikan atau pun menerangkan pikiran utama yang terdapat
dalam kalimat topic

4. ’’paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran yang didukung oleh semua
kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau
kalimat topik, kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini
saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan.
’’Merupakan pengertian paragraph menurut………..(d)
a. Sutijo
b. Aji Nugrocho
c. Sofiyan Arif
d. Akhaidah dan kawan-kawan (1999:144)
e. Arifindan S. AmranTasai (2006:125)

5.’’Rumahku ditepi gunung, suasananya sejuk dan setiap pagi embun menutupi desaku
dan setiap pagi itulaha kumemulai aktivitasku aku terbangun dari tempat tidur,
mandi, sarapan dan berangkat sekolah menggunakan sepeda selama aku menuju
sekolaha kumelewati dua sisi jalanan dengan pemandangan sawah hijau yang indah.
Angina barhembus dan tanaman sawah yang hijau berubah menjadi gelombang
akibat angin’’
Paragraph tersebutmerupakan paragraph………(e)
a. Paragraf efektif
b. Paragraf proses
c. Paragraf campuran
d. Paragraf deduktif
e. Paragraf deskripsi

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 83


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PROSES BELAJAR MENGAJAR
No. Dok : Modul Tgl.Diterbitkan : Paraf :
Bahasa Indonesia Febuari 2016 Ka. Prodi
Modul I Kebidanan

MODUL I
BAHASA INDONESIA PARAGRAF

DI KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU


PRODI KEBIDANAN CURUP
T.A 2015/2016
PENDAHULUAN

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 84


1. IDENTIFIKASI MATA KULIAH
KODE : bd 5.103
BEBAN/JUMLAH SKS : 2 SKS / P:1 T:1
PENEMPATAN : SEMESTER 1

2. STANDAR KOMPETENSI
a. Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa mampu memahami jenis-
jenisparagraf.
b. Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa mampu mengembangkan paragraf.

3. KOMPETENSI DASAR
a. Memahami tentang jenis-jenisparagraf.
b. Mengetahui dan memahami pengembangan paragraf.

4. DESKRIPSI
Mata kuliah ini membahas tentang jenis-jenis paragraph dan pengembangan
paragraf.

5. WAKTU
120 menit

6. MANFAAT
1. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis paragraf.
2. Mahasiswa dapat mengembangkan berbagai jenis paragraf.

7. PETUNJUK BELAJAR

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 85


1. Sebelum PBM dimulai mahasiswa membaca buku mengenai jenis-jenis
paragraph dan pengembangan paragraf
2. Menggunakan mode ceramah, tanya jawab dan diskusi dalam pembelajaran
3. Memperbanyak referensi sebagai bahan bacaan agar mudah memahami materi
pembelajaran yang di berikan

8. TUJUAN AKHIR PEMBELAJARAN


Pada akhir pembelajaran mahasiswa mampu :
a. Memahami berbagaijenisparagraf.
b. Memahami dan mampumengembangkanberbagaijenisparagraf.

9. DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal.2003.Cermat Berbahasa Indonesia.Jakarta: Akademika


Pressindo.

Keraf, Gorys.1982. Eksposisi dan Deskripsi. Ende Plores: Nusa Indah.

Muttaqin, Zaenal. dkk.2004.Kaidah dan Pelatihan Bahasa Indonesia.


Bandung: Insan Mandiri.

Tarigan, Djago.1996.Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan


Pengembangannya.Bandung: Angkasa.

Wahyu, Cecep.dkk.2009.Kaidah dan Pelatihan Bahasa Indonesia.


Bandung: Insan Mandiri.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 86


PEMBELAJARAN
PARAGRAF

a. Jenis Paragraf dan Pengembangannya


1. Paragraf Deduksi
Deduksi berarti berfikir dari umum ke khusus. Paragraf ini penempatan
kalimat topiknya selalu diawal.
Contoh:
Janji-janji yang disampaikan oleh calon presiden pada waktu kampanye
pilkada (pemilihan kepala daerah) amat menarik. Pemberantasan korupsi,
kolusi, dan nepotisme dikalangan pejabat daerah merupaan prioritas utama
yang akan segera dilaksanakan untuk menjamin terselenggaranya pemerintahan
daerah yang bersih dan berwibawa. Kesejahteraan petani, nelayan, dan buruh
serta karyawan baik negeri maupun swasta akan ditingkatkan. Anggaran
pendidikan pun akan dinaikkan sampai dua kali lebih besar dari pada anggaran
sebelumnya. Gedung-gedung sekolah dan peralatannya akan diperbaharui dan
ditambah. Selain itu, tidak akan ada lagi anak yang tidak mampu bersekolah
karena SPP dan buku murid-murid SD/MI sampai SMA/MA yang berasal dari
keluarga kurang mampu akan ditanggung oleh pemerintah daerah.

2. Paragraf Induksi
Paragraf yang pengembangannya dimulai dari pemaparan bagian-
bagian kecil atau hal-hal yang konkret hingga sampai kepada suatu simpulan
yang bersifat umum disebut paragraf induksi. Induksi berarti cara berfiikir dari
khusus ke yang umum. Pada paragraf seperti ini penempatan kalimat topiknya
berada diakhir paragraf.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 87


Contoh:
Budi tinggal bersama ibunya yang telah menjanda disebuah rumah
dekat masjid. Setelah ibunya meninggal, dia diajak ke rumah pamannya di
sebuah perkampungan kumuh yang sangat jauh dari masjid. Anak-anak muda
di kampung itu terkenal dengan kenakalannya dan mereka senang bergerombol
di mulut-mulut gang sambil menenggak minuman keras dan mengganggu
orang-orang yang lewat. Akhirnya Budi pun terpengaruh menjadi pemabuk dan
suka berkelahi. Dia tidak segan-segan melukai seseorang ketika mabuk dan
sering terlibat aksi tawuran antarkelompok remaja kampung itu. Kini Budi
meringkuk dalam tahanan polisi, padahal dahulu ia seorang anak yang baik dan
rajin shalat.

3. Paragraf Campuran
Dalam paragraf campuran penempatan kalimat topiknya di tengah
paragraf. Paragraf ini di mulai oleh kalimat pengembang setelah kalimat atau
kata transisi kalau ada. Setelah itu, kalimat topik di kembangkan lagi dan
diakhiri oleh kalimat penegas kalau diperlukan.
Contoh:
Dia pandai bergaul dan menyesuaikan diri sehingga setiap orang amat
suka bersahabat dengannya. Dalam berpakaian, dia tidak pernah mencari
perhatian orang lain dan selalu menyesuaikan dengan lingkungan tempat dia
tinggal. Dia pandai berhias diri tetapi tidak pernah memakai make up yang
berlebihan. Pantas laila menjadi idaman setiap jejaka. Di samping itu,dia pun
rajin mengaji dan tidak pernah meninggalkan shalat yang lima waktu atau tes
yang sesuai dengan anjuran gurunya, prestasi setiap semesternya selalu
meningkat dan sampai sekarang dia bertahan pada peringkat pertama
dikelasnya.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 88


4. Paragraf Perbandingan
Pengembangan Paragraf perbandingan dilakukan dengan cara
membanding-bandingkan kalimat topik. Misalnya, kalimat topik mengenai hal
yang bersifat abstrak dibandingkan dengan hal yang bersifat konkret dengan
cara merinci perbandingan tersebut dalam bentuk yang konkret atau bagian
bagian kecil.
Contoh:
Sifat orang jahat sama halnya dengan lalat. Lalat biasa hinggap di
tempat-tempat yang kotor dan selalu makan makanan yang menjijikan. Kemana
saja dia pergi pasti pasti membawa penyakit. Begitu juga orang jahat biasa
tinggal di tempat-tempat maksiat dan biasa makan makanan yang diharamkan.
Kemana pun dia pergi pasti bikin membuat keonaran yang meresahkan warga.

5. Paragraf Pertanyaan
Kalimat topik dalam paragraf pertanyaan berbentuk kalimat tanya dan
kalimat-kalimat pengembangan dalam paragraf jenis ini juga biasa merupakan
jawaban-jawaban atas pertanyaan tersebut.
Contoh:
Siapakah Osama Bin Laden itu? Dia seorang bangsa Arab anak
pengusaha terkenal di negeri tersebut. Dia seorang politis Muslim yang
menentang pemerintahan kerajaan yang di Arab, akibat pertentangannya
dengan pemerintah negeri itu, dia lari ke Afganistan dan memimpin sebuah
organisasi yang bernama Al-Qaeda. Selanjutnya, Dia dituduh Amerika Srikat
sebagai dalang teroris Internasional yang menyerang dan menghancurkan
Petagon dan WTC. Oleh karena itu , dia menjadi salah seorang daftar pencarian
orang di Negara Amerika Serikat.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 89


6. Paragraf Sebab-Akibat
Kalimat topik paragraf sebab-akibat merupakan sebab atau akibat
peristiwa-peristiwa atau sifat objek yang dipaparkan dalam kalimat
pengembang. Jika kalimat topiknya berupa sebab maka kalimat
pengembangnya harus merupakan akibat dari sebab itu. Sebaliknya jika kalimat
topiknya berupa akibat, kalimat pengembangnya harus merupakan sebab-sebab
dari akibat itu.
Contoh :
Pak Ahmad sangat telaten merawat tanamannya. Setiap petak sawah
yang akan ditanami padi selalu diperiksa tingkat keasamannya. Kalau sudah
diketahui tingkat keasamannya, beliau taburi kapur atau kalsit secukupnya dan
dibiarkan beberapa hari sebelum diaduk. Ketika menanam, beliau selalu
mengikuti aturan dari PPL (Penyuluhan pertanian) baik jarak dari rumpun ke
rumpun maupun jumlah pohon yang ditanam pada setiap rumpun. Dalam hal
pemupukan, selain menggunakan pupuk organik buatan sendiri, beliau juga
menggunakan pupuk Urea,TSP,dan KCL dengan dosis sesuai dangan aturan.
Setiap pagi beliau pergi ke sawah untuk mengairi tanaman padinya dengan air
yang dialirkan dari irigasi. Hama-hamanya, baik hama tikus maupun ulat
penggerek batang selalu diberantas. Selain itu, Pa Ahmad selalu berdoa agar
hasil panennya melimpah. Maka tak mengherankan apabila panen padi pak
Ahmad tahun ini sangat melimpah.

7. Paragraf Contoh
Paragraf contoh adalah pengembangan kalimat topik dalam sebuah
paragraf dengan menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh itu dipakai untuk
memperjelas maksud dalam kalimat topik.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 90


Contoh :
Proses pengurusan surat-surat yang paling mudah ialah dengan cara
“Menembak” atau ”Lewat belakang” (Tidak melalui prosedur yang berlaku).
Contohnya waktu membayar pajak mobil, saya tidak mengurus sendiri, tetapi
menyuruh calo yang biasa mangkal disana. Beresnya cepat sekali. Contoh lain
waktu adik saya akan membuat SIM. Dia hanya memberikan uang da salinan
KTP kepada calo lalu dia dipanggil untuk dipotret. Beberapa menit kemudian,
SIM pun selesai. Selain itu waktu membuat akta kelahiran anak, saya hanya
memerlukan waktu menunggu satu jam dengan cara memberi uang pelicin
alakadarnya. Sementara itu, orang lain harus menunggu akta kelahiran anaknya
beberapa jam setelah menyerahkan formulir karena tidak memberi uang pelicin.
8. Paragraf Perulangan
Pengembangan paragraf perulangan dilakukan dengan cara mengulang
kata atau kelompok kata. Pengembangan paragraf perulangan juga bisa
dilakukan dengan cara mengulang bagian-bagian kalimat yang penting.
Contoh :
Ada kaitan yang kuat antara makan, hidup dan berpikir pada
manusia.Setiap manusia perlu makan, makan untuk hidup. Hidup tidak hanya
unuk makan. Akan tetapi hidup manusia mempunyai tujuan. Tujuan hidup
berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainya, tetapi ada persamaannya
yakni salah satu diantaranya melangsungkan keturunan. Keturunan merupakan
penerus bangsa yaitu generasi yang lebih baik dan tangguh. Tangguh
menghadap segala tantangan dan rintangan. Rintangan dan tantangan membuat
manusia berpikir. Berpikir bukan sembarang berpikir tetapi berpikir jernih utuk
memecahkan berbagai persoalan hidup dan kehidupan (Taringan,1981:34).

9. Paragraf Definisi

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 91


Dalam paragraf definisi kalimat topiknya merupakan sesuatu pengertian
atau istilah yang memerlukan penjelasan secara panjang lebar agar maknanya
mudah dipahami oleh pembaca. Alat untuk memperjelas pengertian itu ialah
kalimat pengembang.
Contoh :
Sosiolinguistik adalah ilmu antardisipliner yakni sosiologi dan
lingustik. Sosiologi adalah kajian yang objektif dan ilmiah bagi manusia
didalam masyarakat. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa. Sosiolinguistik
merupakan subdisiplin ilmu bahasa yang mempelajari faktor-faktor sosial yang
berperan dalam penggunaan bahasa dalam pergaulan sosial. Sosiolinguistik
mengkaji bahasa dan pemakaiannya dalam sosial budaya. Selain itu,
sosiolinguistik dalam pengembangan subsidang linguistik memfokuskan
penelitian pada variasi ujaran dalam konteks sosial. Berdasarkan keterangan
diatas, dapat disimpulkan bahwa: “Sosiolinguistik adalah cabang ilmu
linguistik yang bersifat interdisipliner dengan sosiologi dengan penelitian
hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor sosial didalam suatu masyarakat”.

10. Paragraf Deskriptif


Kalimat topik dalam paragraf deskriptif tidak tersurat seperti pada
paragraf-paragraf yang lain. Kalimat topik paragraf ini tersirat pada semua
kalimat pengembang. Kita akan mengetahui kallimat topik setelah selesai
membaca paragraf karena kalimat topik paragraf deskriptif merupakan
simpulan semua paparan dalam paragraf.
Contoh :
Waktu itu jam 16.00, wasit mulai membunyikan peluitnya tanda
pertandingan dimulai. Kedua kesebelasan sibuk mengatur strategi untuk
menyerang dan mempertahankan gawangnya dari serangan lawan. Permainan

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 92


cukup seru karena kedua keebelasan kekuatan dan semangatnya cukup
seimbang. Penonton bersorak-sorai mendukung kesebelasan kesayangannya
masing-masing. Tidak lama kemudian, salah satu kesebelasan ada yang
“merobek gawang” lawannya. Pendukung yang menang mengejek habis-
habisan kesebelasan yang kalah sampai mengeluarkan kata-kata “kotor”.
Pendukung yang kalah merasa tidak enak sehingga terjadilah pertengkaran
antarpendukung kesebelasan. Bukan hanya berperang mulut, melainkan juga
mereka saling melempar dan berkelahi. Akhirnya, sebelum pertandingan
selesai, wasit terpaksa membunyikan peluit panjangnya tanda pertandingan
berakhir.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 93


b. Teknik Berlatih Mengembangkan Paragraf
1. Pengembangan Paragraf
Pengarang itu adalah usaha mengembangkan beberapa kallimat topik.
Dengan demikian, dalam karangan itu kita harus mengembangkan beberapa
paragraf demi paragraf. Oleh karena itu, kita harus hemat menempatkan kalimat
topik. Satu paragraf hanya mengandung sebuah kalimat topik.
Contoh dibawah ini memperlihatkan perbedaan paragraf yang tidak
hemat dan paragraf yang hemat akan kalimat topik. Paragraf yang tidak hemat
ini mengandung tiga buah kalimat topik.
Penggemar seruling buatan Frederik Morgan bersedia menunggu lima belas
tahun asal memperoleh sebuah seruling buatan Morgan. Pertengahan bulan Juli
Morgan menghentikan pemesanan seruling karena terlalu banyak pihak yang
memesan seruling buatannya. Memang dewasa ini Morgan tergolong ahli
pembuat instrumen tiup ahli dunia.
Perhatikan Paragraf berikut yang merupakan hasil pengembangan
kalimat-kalimat di atas.
Penggemar seruling buatan Frederick Morgan bersedia menunggu lima
belas tahun asal memperoleh seruling buatan Morgan. Pernyataan tersebut
dikemukakan oleh beberapa penggemar seruling Eropa. Hal ini terjadi setelah
Morgan mengumumkan bahwa pemesanan serulingnya ditutup.
Pada Pertengahan bulan Juli Morgan menghentikan pemesanan seruling karena
terlalu banyak pihak yang memesan seruling buatannya. Jika seruling dibuat
terus menerus Morgan harus bekerja selama 14 tahun guna memenuhi pesanan
tersebut. Seruling buatan Morgan sangat berperan pada musik di dunia Eropa
sejak tahun 1950.
Memang dewasa ini Morgan tergolong ahli pembuat instrumen tiup ahli dunia.
Beberapa ahli lainnya adalah Hans Caolsma (Utrecht), Mortin Skovroneck

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 94


(Bremen), Fredrick Van Huene (Amerika Serikat),Klaus Scheele (Jerman),
serta Shigchoru Yamaoka dan Kuito Kinoshito (Jepang).
Kalau kita amati, ternyata paragraf-paragraf yang terakhir lebih
”berbicara” dari pada paragraf sebelumnya, yang mengandung tiga buah
kalimat topik. Paragraf terakhir hemat akan kalimat topik, tetapi kreatif dengan
kalimat-kalimat penjelas.

2. Teknik Pengembangan Paragraf


Teknik pengembangan paragraf secara garis besar ada dua macam.
Pertama, dengan menggunakan “ilustrasi”. Apa yang dikatakan kalimat topik
itu dilukiskan dan digambarkan dengan kalimat-kalimat penjelas sehingga di
depan pembaca tergambar dengan nyata apa yang dimaksud oleh penulis.
Kedua, dengan “analisis”. Apa yang dinyatakan kalimat topik dianalisis secara
logis sehingga pernyataan tadi merupakan sesuatu yang meyakinkan.
Di dalam praktik, kedua teknik diatas dapat di rinci lagi menjadi
beberapa cara yang lebih praktis, di antaranya (a) dengan memberikan contoh,
(b) dengan menampilkan fakta-fakta, (c) dengan memberikan alasan-alasan dan
(d) dengan bercerita.

a. Dengan memberikan Contoh/Fakta


Kegiatan KUD di desa-desa yang belum dewasa sering di campuri
oleh tengkulak-tengkulak, seperti di Desa Kioro. Semua kegiatan KUD
selalu di pantau oleh tengkulak-tengkulak. Kadang-kadang bukan memantau
lagi namanya, tetapi langsung ikut serta menentukan harga gabah penduduk
yang akan di jual ke koperasi. Tengkulak itulah yang mengatur pembagian
uang yang ditangani oleh ketua koperasi,mengatur pembelian padi, dan
sebagainya. Demikian pula halnya dalam menjual kembali ke masyarakat.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 95


Harga padi selalu ditentukan oleh tengkulak itu. Dari hasil penjualan ini
tengkulak meminta upah yang cukup besar dari ketua koprasi.
Dalam mengunakan cara ini, penulis hendaknya pandai memilih
contoh-contoh yang umum, contoh yang representatif, yang dapat mewakili
keadaan yang sebenarnya, dan bukan contoh yang dicari-cari.

b. Dengan Memberi Alasan-Alasan


Dalam cara ini, apa yang dinyatakan oleh kalimat topik dianalisis
berdasarkan logika, dibuktikan denga uraian-uraian yang logis dengan
menjelasakan sebab-sebab mengapa demikian. Perhatikan paragraf berikut.
Membiasakan diri berolahraga setiap pagi banyak manfaatnya bagi
seorang pegawai. Olahraga itu sangat perlu untuk mengimbangi kegiatan
duduk berjam-jam dibelakang meja kantor. Kalau tidak demikian, pegawai
iu akan menderita beberapa penyakit karena tidak ada keseimbangan kerja
otak dan kerja fisik. Kalau pegawai itu menderita sakit, berarti
membengkalaikan pekerjaan kantor yang berarti pula melumpuhkan
kegiatan negara.

c. Dengan Bercerita
Biasanya pengarang mengungkapkan kembali peristiwa-peristiwa
yang sedang atau sudah berlalu apabila ia mengembangkan paragraf dengan
cara ini. Dengan paragraf itu, pengarang berusaha membuat lukisannya itu
hidup kembali.Perhatikan paragraf berikut:
Kota Wonosobo telah mereka lalui. Kini jalan lebih menanjak dan
sempit berliku-liku. Bus meraung-raung ke dataran tinggi Dieng. Di samping
kanan jurang menganga, tetapi pemandangan di kejauhan adalah hutan pinus
menyelimuti punggung bukit bekas-bekas kawah yang memutih.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 96


Pemandangan itu melalaikan goncangan bus yang tak henti-hentiya
berkelak-kelok. Sesekali atap rumah berderet kelihatan di kejauhan.

Bagian paragraf menurut teknik pemaparannya:


Paragraf menurut teknik pemaparannya dapat dibagi dalam empat
macam, yaitu deskriptif, ekspositoris, agumentatif, dan naratif.
a. Deskriptif
Paragraf deskriptif disebut juga paragraf melukiskan (lukisan).
Paragraf ini melukiskan apa yang terlihat di depan mata. Jadi, paragraf
ini bersifat tata ruang atau tata letak. Pembicaraannya dapat berurutan
dari atas ke bawah atau dari kiri kekanan. Dengan kata lain, deskriptif
berurusan dengan hal-hal kecil yang tertangkap oleh pancaindra.
Contoh sebuah paragraf deskriptif:
Pasar tanah abang adalah sebuah pasar yang sempurna. Semua
barang ada di sana. Di toko yang paling depan berderet toko sepatu
dalam dan luar negeri. Di lantai dasar terdapat toko kain yang lengkap
dan berderet-deret. Di samping kanan pasar terdapat warung-warung
kecil penjual sayur dan bahan dapur. Disamping kiri ada pula berjenis-
jenis buah-buahan pada bagian belakang kita dapat berpuluh-puluh
pedagang daging. Belum lagi kita harus melihat lantai satu, dua, dan
tiga.

b. Ekspositoris
Paragraf Ekspositoris disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini
menampilkan suatu objek. Tertuju pada satu unsur saja. Penyampainnya
dapat menggunakan perkembangan analisis atau keruangan.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 97


Contoh Paragraf Ekspositoris:
Pasar Tanah Abang adalah pasar yang kompleks. Di lantai dasar
terdapat sembilan puluh kios penjual kain dasar. Setiap hari rata-rata
terjual tiga ratus meter untuk setiap kios. Dari data ini dapat
diperkirakan berapa besarnya uang yang masuk ke kas DKI dari Pasar
Tanah Abang.
c. Argumentatif
Paragraf argumentatif sebenarnya dapat dimasukkan ke dalam
ekspositoris. Paragraf argumentatif disebut juga persuasi. Paragraf ini
lebih brsifat membujuk atau menyakinkan pembaca terhadap suatu hal
atau objek. Biasanya, paragraf ini menggunakan perkembangan
analisis.
Contoh Paragraf Argumentatif:
Dua tahun terakhir, terhitung sejak Boeing B-737 milik
maskapai penerbangan Aloha Airlines celaka, isu pesawat tua mencuat
ke permukaan. Ini bisa dimaklumi sebab pesawat yang badannya koyak
sepanjang 4 meter itu sudah dioperasikan lebih dari 19 tahun. Oleh
karena itu, cukup beralasan jika orang menjadi cemas terbang dengan
pesawat berusia tua. Amankan? kalo memang aman, lalu bagaimana
cara merawatnya dan berapa biayanya sehingga ia tetap nyaman di
naiki?

d. Naratif
Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita.
Oleh sebab itu, sebuah karangan narasi atau paragraf narasi haya kita
temukan dalam novel, cerpen, atau hikayat.
Contoh Paragraf Naratif:

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 98


Malam itu ayah kelihatan benar-benar marah. Aku sama sekali
dilarang berteman dengan Syairun. Bahkan ayah mengatakan bahwa
aku akan dia antar dan dijemput ke sekolah. Itu semua gara-gara
Selamat yang telah memperkenalkan aku dengan Siti.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 99


PERTANYAAN

1. Pengembangan Paragraf perbandingan dilakukan dengan cara membanding-


bandingkan kalimat topik merupakan pengertian dari paragraf........( c )
a. Paragraf Definisi
b. paragraf pertanyaan
c. paragraf perbandingan.
d. paragraf sebab akibat.
e. paragraf contoh.

2. Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu,


sebuah karangan narasi atau paragraf narasi haya kita temukan dalam novel, cerpen,
atau hikayat.merupakan pengertian yang termasuk paragraph teknik pemaparannya
adalah………. (a)
a. Narasi
b. Ekspositoris
c. Argumentatif
d. Deskritif
e. Definisi

3. Yang merupakan teknik pengembangan paragraf ………. (c )


a. Dengan memberi kesimpulan
b. Dengan memeberipenjelas
c. Dengan memberikan Contoh/Fakta
d. Dengan argument
e. Dengan khayal

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 100


4. ‘’Sosio linguistik adalah ilmu antar disipliner yakni sosiologi dan lingustik.
Sosiologi adalah kajian yang objektif dan ilmiah bagi manusia didalam
masyarakat’’.merupakan contoh dari paragraph ….. ( a )

a. Paragraf Definisi
b. paragraf sebab akibat.
c. paragraf contoh
d. paragraf pertanyaan
e. paragraph deskriftif

5. Usaha mengembangkan beberapa kallimat topik merupakan penjelasan dari….(d)


a. Kalmia tutama
b. Kalimat penjelas
c. Kalimat penutup
d. pengembangan paragraph
e. paragraph contoh

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 101


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PROSES BELAJAR MENGAJAR
No. Dok : Modul TGL. Paraf :
Bahasa Indonesia Diterbitkan : Ka. Prodi
Febuari 2016 Kebidanan
Modul I

MODUL I
PROSEDUR MENULIS AKADEMI

DI SUSUN OLEH :

SUPRAPTO, M
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PRODI KEBIDANAN CURUP
T.A 2015/2016

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 102


PENDAHULUAN

1. IDENTIFIKASI MATA KULIAH


KODE : bd 5.103
BEBAN/JUMLAH SKS: 2 SKS / P:2 T:1
PENEMPATAN : SEMESTER 1

2. STANDAR KOMPETENSI
a. Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa mampu memahami prosedur
menulis akademi
b. Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa mampu mengembangkan tulisan
akademi

3. KOMPETENSI DASAR
a. Memahami tentang jenis-jenis menulis akademi.
b. Mengetahui dan memahami pengembangan penulisan akademi.

4. DESKRIPSI
Mata kuliah ini membahas tentang prosedur dalam penulisan akademi.

5. WAKTU
120 menit

6. MANFAAT
a. Mahasiswa dapat mengetahui prosedur penulisan akademi.
b. Mahasiswa dapat mengembangkan berbagai tulisan akademi.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 103


7. PETUNJUK BELAJAR
a. Sebelum PBM dimulai mahasiswa membaca buku mengenai prosedur
menulis akademi.
b. Menggunakan mode ceramah, tanya jawab dan diskusi dalam pembelajaran
c. Memperbanyak referensi sebagai bahan bacaan agar mudah memahami materi
pembelajaran yang di berikan

8. TUJUAN AKHIR PEMBELAJARAN


Pada akhir pembelajaran mahasiswa mampu :
a. Memahami berbagai prosedur menulis akademi.
b. Memahami dan mampu mengembangkan berbagai tulisan akademi.

9. REFERENSI
Koentjaraningrat. 1980. Manusia dan Kebudayaan Indonesia. Jakarta: PT.
Gramedia.

Nopirin. 1980. Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila,Cet. 9. Jakarta: Pancoran


Tujuh.

Notonagoro. 1980. Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila, Cet. 9. Jakarta:


Pantjoran Tujuh.

Salam, H. Burhanuddin, 1998. Filsafat Pancasilaisme. Jakarta: Rineka Cipta

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 104


PEMBELAJARAN
PROSEDUR MENULIS AKADEMI

A. Pengertian Tulisan Akademi


Menulis akademik merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
menghasilkan tulisan akademik. Tulisan akademik ialah karya tulis yang disusun
akademisi untuk memperoleh gelar akademik, misalnya disertasi untuk mencapai
gelar doktor (S-3), tesis untuk mencapai gelar master (S-2), skripsi untuk mencapai
gelar serjana (S-1).
Penulisan akademik adalah penulisan yang dijalankan secara ilmiah atau
saintifik. Dengan mengkaji secara teratur dan teliti suatu persoalan. Dan penulisan
akademik berbeda dari kaedah-kaedah penulisannya seperti, penulisan novel yang
berasaskan khayalan atau rekaan dan generalisasi daripada pengalaman.
Kaedah saintisfik berasaskan kepercayaan bahwa dimana suatu fenomena
memiliki keterangan-keterangan tertentu, yaitu tiap-tiap kesan mempunyai sebab.
Kaedah ini berasaskan idea bahwa kesimpulan hanya boleh diterima bila diikuti
dengan bukti.
Seorang penulis akademik harus mengumpulkan data secara objektif,
tidak berat sebelah dalam mengumpulkan data yang disertai kebenaran hipotesis
dan mengabaikan yang tidak mengikuti kehendak pribadi penyelidik. Untuk
menjadikan pengetahuan biasa menjadi pengetahuan ilmiah (Sains), kita harus
melalui jalan yang panjang.
Proses yang disebut sebagai kaedah ilmiah dapat disusun seperti berikut:
1. Pengumpulan data dan fakta
2. Pengamatan data dan fakta
3. Pemilihan data dan fakta

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 105


4. Penggolongan data dan fakta
5. Penafsiran data dan fakta
6. Kesimpulan umum
7. Perumusan hipotesis
8. Pengujian terhadap hipotesis melalui kajian dan percobaan empiris
9.Penilaian, menerima atau menolak atau menambah, ataupun merubahhipotesis
10. Perumusan teori ilmu pengetahuan
11.Perumusan dalil atau hukum ilmu pengetahuan .

B. Jenis tulisan akademi


Menulis akademik dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Menulis makalah
2. Menulis laporan

C. Kriteria Tulisan Akademi


Secara ringkas kriteria penulisan akademik adalah sebagai berikut:
1. Menyampaikan fakta secara sistematik atau mengemukakan hukumalam kepada
situasi yang spesifik
2. Penulisannya cermat, tepat, benar, dan tidak membuat andaian.
3. Tidak menulis untuk memenuhi kehendak golongan-golongan tertentu.
4. Penulis hanya menulis untuk memaklumkan tentang sesuatu dan tidak bersifat
prejudis.
5. Penulisan akademik bersifat sistematik. Setiap langkah direncanakan secara
sistematik, konseptual, dan mengikuti prosedur yang jelas.
6. Penulisan akademik tidak bersifat emosional. Ia menggunakan sebab-musabab
dan pengertian sesuatu masalah atau persoalan. Kata-katanya mudah
didefenisikan.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 106


7. Setiap pandangan yang dikemukakan disertai dengan bukti.
8. Menulis dengan jujur dan hanya mengemukakan kebenaran. Tidak ada
kenyataan-kenyataan yang boleh menimbulkan keraguan.
9. Penulisan akademik tidak bersifat argumentatif. Rumusan yang dibuat dalam
penulisan akademik akan membiarkan fakta berbicara sendiri.
10.Penulisan akademik tidak bersifat persuasif. Jika penulisan berkenaan berjaya
mengubah pandangan pembaca, itu bukan melalui kaedah persuasif,
argumentasi, perselisihan pendapat dan protes, tetapi melalui fakta yang berdiri
atau berbicara sendiri.
11.Penulisan akademik tidak akan memutar-belitkan fakta karena akan merusak
tujuan penulisan akademik. Ia juga tidak akan melebih-lebihkan sesuatu karena
ia akan menunjukkan motif penulis yang mementingkan dirinya sendiri

D. Langkah-langkah menulis akademi


1. Merencanakan
Sebagai kegiatan yang kompleks, menulis membutuhkan perencanaan yang
memadai. Dalam proses perencanaan, kegiatan-kegiatan berikut sangat penting
diperhatikan sebagai penulis.
a. Mengumpulkan bahan
Hampir semua penulis mengumpulkan segala sesuatu yang mereka perlukan
berupa data, informasi, bacaan sebelum memulai menulis. Tahap seperti
inilah yang pada hakikatnya sebagai tahap pengumpulan bahan untuk
menulis.
b. Menentukan tujuan dan bentuk
Dalam penulisan ilmiah, tujuan dan bentuk yang dipilih sering ditentukan
oleh situasi. Misalnya, dalam membuat laporan penelitian, format dan tujuan

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 107


laporan mungkin sudah ditentukan oleh sponsor atau pemberi dana peneliti.
Segala usaha lain untuk memperluas tujuan yang telah ditentukan itu pada
umumnya cukup bermanfaat.
c. Menentukan pembaca
Pembaca yang berbeda akan memerlukan bacaan yang berbeda pula. Oleh
karena itu, penulis perlu mengetahui keadaan pembaca sebaik-baiknya.
Apakah pembaca tulisan kita nanti itu memiliki pengetahuan cukup banyak
atau sedikit tentang bidang yang kita tulis dan apa yang diharapkan atau
diinginkan pembaca dari informasi yang disampaikan oleh penulis. Penulis
perlu mengetahui apa yang diinginkan, yang diperlukan, atau yang
diharapkan oleh pembaca.
2. Menulis
Bagi kebanyakan penulis yang sudah profesional, biasanya situasi memaksa
mereka untuk menulis sebelum benar-benar siap. Penulis yang belum
berpengalaman sering kurang tepat dalam memperkirakan waktu yang
diperlukan untuk mengembangkan ide menjadi kata-kata tidak diperhitungkan.
Dalam penulisan ilmiah, karena kompleksnya isi dan adanya batas waktu yang
sudah pasti, lebih baik menulis seawal mungkin, lebih-lebih penulis sudah
mempersiapkan bahan sebagai bahan dasar penulisan, dan paling akhir sedikit
menyusun draf untuk mencapai hasil akhir.
3. Merefleksikan
Teknik yang sering digunakan oleh penulis karangan ilmiah, sebelum
merangkum karangannya mereka merefleksikan apa yang sudah mereka tulis.
Kesempatan ini memungkinkan penulis memperoleh perspektif yang segar
tentang kata-kata yang pada mulanya tampak sangat betul tetapi kemudian
terasa salah.
4. Merevisi

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 108


Mengerjakan revisi merupakan langkah yang sangat penting untuk
menghasilkan tulisan yang baik. Akan tetapi, hal ini seringkali kurang
mendapat perhatian dibandingkan dengan langkah-langkah yang lainnya.
Revisi, perbaikan, dan penyempurnaan tulisan yang dilaksanakan secara
berhati-hati dan seksama dapat menghasilkan tulisan yang jelas, terarah,
terfokus sesuai dengan keinginan penulis dan pembaca. Penulis perlu
merasakan masalah yang mungkin muncul dan menuntut perbaikan dari
penulisnya sendiri sehingga tulisan yang dihasilkan menjadi lebih baik dan
layak baca.
Tulisan ilmiah selalu membawa nama penulisnya. Oleh karena itu, penulis
sebaiknya tidak terlalu cepat puas dengan apa yang pernah ditulisnya.
Upayakanjangan sampai para pembaca tidak dapat memahaminya, atau salah
menginterpretasi serta menafsirkan tulisannya karena tidak jelas arah, fokus,
dan tujuannya.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 109


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PROSES BELAJAR MENGAJAR
No. Dok : Modul Tgl.Diterbitkan : Paraf :
Bahasa Indonesia Desember 2015 Ka. Prodi
Modul I Kebidanan

MODUL
BAHASA INDONESIA

DI SUSUN OLEH :

Dr. Murnianto, M.Pd

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PRODI KEBIDANAN CURUP
T.A 2015/2016

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 110


PENDAHULUAN

1. IDENTIFIKASI MATA KULIAH


KODE : bd 5.103
BEBAN/JUMLAH SKS: 2 SKS / P:1 T:1
PENEMPATAN : SEMESTER 1

2. STANDAR KOMPETENSI
2. Memahami definisi karya ilmiah.
3. Memahami tentang menulis karya ilmiah dengan benar.
4. Menerapkan penulisan karya ilmiah dengan benar.

3. KOMPETENSI DASAR
4. Memahami definisi karya ilmiah.
5. Memahami tentang menulis karya ilmiah dengan benar.
6. Menerapkan penulisan karya ilmiah dengan benar.

4. DESKRIPSI
Modul ini membahas tentang defini karya ilmiah dan cara menulis karya
ilmiah dengan benar.

5. WAKTU
120 menit

6. MANFAAT
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara menulis karya ilmiah dengan benar.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 111


2. Mahasiswa mampu memahami cara menulis karya ilmiah dengan benar.

7. PETUNJUK BELAJAR
1. Sebelum PBM dimulai mahasiswa membaca buku mengenai menulis karya
ilmiah dengan benar.
2. Menggunakan mode diskusi dan tanya jawab dalam pembelajaran.
3. Memperbanyak referensi sebagai bahan bacaan agar mudah memahami materi
pembelajaran yang di berikan.

8. TUJUAN AKHIR PEMBELAJARAN


Pada akhir perkuliahan mahasiswa mampu :
1. Memahami pengertian karya ilmiah .
2. Memahami tujuan dan pentingnya budaya akademik, etos kerja, sikap terbuka
dan adil.

9. REFERENSI
http://lollybali.mywapblog.com/cara-membuat-rumusan-masalah-yang-baik-
d.xhtml (diakses 11 februari 2016 pkl. 14.05)

http://vionadewiayunitami.blogspot.co.id/2013/06/cara-membuat-judul-karya-
ilmiah-ilmiah.html (diakses 11 februari 2016 pkl. 14.20)

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 112


PEMBELAJARAN
MENULIS KARYA ILMIAH DENGAN BENAR

D. Memilih Topik Tulisan


Dalam menulis suatu karya tulis, pemilihan topik sangatlah penting dan dapat
menentukan hasil dari karya tulis tersebut.Untuk itu perlu diperhatikan syarat-
syarat dalam pemilihan topik-topik yang baik. Berikut ini beberapa syarat yang
harus diperhatikan penulis dalam pemilihan topik suatu karya tulis
6. Topik harus menarik perhatian penulis.
Topik yang menarik perhatian akan memotivasi pengarang atau penulis
secara terus-menerus mencari data-data untuk memecahkan masalah-masalah
yang dihadapinya. Penulis akan didorong agar dapat menyelesaikan tulisan
sebaik-baiknya. Sebaliknya, jika suatu topik yang sama sekali tidak disenangi
penulis akan menimbulkan kekesalan. Bila terdapat hambatan pun, penulis
tidak akan berusaha sekuat tenaga untuk menentukan data dan fakta yang akan
digunakan untuk memecahkan masalah.
7. Topik harus diketahui/dipahami penulis.
Penulis hendaklah mengerti serta mengetahui meskipun baru prinsip-
prinsip ilmiahnya.Misalnya asal data yang digunakan berasal dari mana? ,
metode analisis yang digunakan, dan referensi apa saja yang akan menjadi
acuan.
8. Jangan terlalu baru, teknis, dan kontroversial.
Bagi penulis pemula, topik yang terlalu baru kemungkinan belum ada
referensinyadalam kepustakaan. Topik yang terlalu teknis kemungkinan dapat
menjebak penulis jika tidak benar-benar menguasai bahan penulisannya. Begitu

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 113


juga topik yang kontroversial akan menimbulkan kesulitan untuk bertindak
secara objektif.

9. Bermanfaat.
Topik yang dipilih hendaknya bermanfaat.Ditinjau dari segi akademis
dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan dapat berguna dalam ehidupan
sehari-hari maupun dari segi praktis.
10. Jangan terlalu “Luas”.
Penulis harus membatasi topik yang akan ditulis. Setiap penulis harus
betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup sempit dan terbatas untuk
digarap sehingga tulisan bisa fokus dan tepat sasaran.
Hal yang perlu diperhatikan penulis ialah pembatasan topik.
Pembatasan topik sekurang-kurangnya dapat membantu penulis atau pengarang
dalam berbagai hal berikut ini :
3) Memungkinkan penulis penuh dengan keyakinan dan kepercayaan bahwa
topik tersebut benar-benar diketahuinya.
4) Memungkinkan penulis mengadakan penelitian dengan intensif mengenai
masalahnya.

Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan cara :


1. Tetapkanlah topik dalam kedudukan sentral.
2. Ajukan pertanyaan apakah topik tersebut masih dapat dirinci?.
3. Tetapkanlah yang mana subtopik yang akan dipilih.
4. Ajukanlah pertanyaan apakah subtopik yang dipilih masih dapat dirinci lebih
lanjut.
5. Lakukan proses diatas secara terus-menerus hingga mendapatkan sebuah
Tema.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 114


Jika telah mendapatkan topik yang sesuai selanjutnya pemilihan judul juga
perlu diperhatikan. Berikut syarat-syarat judul yang baik :
1. Original dan asli
2. Relevan.
3. Provokatif.
4. Singkat.
E. Merumuskan Judul tulisan
Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil
penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau tim dengan
memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dilakukan dan ditaati oleh masyarakat
keilmuan.Jenis jenis Karya ilmiah adalah artikel ilmiah populer, artikel ilmiah,
disertasi, tesis, skripsis, kertas kerja dan makalah.
Cara membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah dengan
memperhatikan hal-hal seperti dibawah ini :
7. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah menentukan
tema judul. Misalnyadalam bidang pendidikan, teknologi, kesehatan, pertanian
dan lain lain.
8. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah menentukan
objek yang akan diteliti. Misalnya dalam tema pertanian kita memilih kacang
hijau sebagai objek. Sebaiknya dalam memilih objek penelitian peneliti
sebaiknya memilih objek yang disukai agar semangat dalam mengerjakannya.
9. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah menemukan
apa yang akan diteliti dari objek yang dipilih. Misalnya pengaruhnya,
kualitasnya, manfaatnya, dan lain-lain.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 115


10. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah mencari bagian
mana dari objek yang akan kamu teliti. Misalnya daun, batang akar, maupun
semua bagian tumbuhan itu.
11. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah menentukan
media yang dijadikan sehingga kita dapat menghubungkan apa yang diteliti
dengan bagian yang diteliti. Seperti cahaya matahari, air, pembangunan
nasional dan lain-lain.
12. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah membuat
kalimat yang tepat dalam menggabungkan tema, objek, sesuatu yang diteliti,
bagian yang diteliti dan medianya.

F. Merumuskan Masalah Menyusun Prosedur


Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap
pembuatan makalah yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan
pembuatan makalah. Tanpa Perumusan Masalah, suatu kegiatan penelitian akan
menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan membuahkan hasil apa-apa.
Perumusan masalah memiliki fungsi sebagai berikut:
5. Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan
kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan
dapat dilakukan.
6. Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. Perumusan
masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah
setelah peneliti sampai di lapangan.
7. Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh
peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti.
Keputusan memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak perlu dapat
dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah peneliti menjadi tahu

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 116


mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang bagaimana yang
tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya.
8. Dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi
dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan
sampel penelitian.

Kriteria Perumusan Masalah:


Ada tiga kriteria yang diharapkan dapat dipenuhi dalam perumusan masalah
penelitian yaitu :
f. Kriteria pertama dari suatu perumusan masalah adalah berwujud kalimat tanya
atau yang bersifat kalimat interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan
jawaban deskriptif, maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban
eksplanatoris, yaitu yang menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala
di dalam kehidupan manusaia.
g. Kriteria Kedua dari suatu masalah penelitian adalah bermanfaat atau
berhubungan dengan upaya pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti
pemecahannya secara jelas, diharapkan akan dapat memberikan sumbangan
teoritik yang berarti, baik sebagai pencipta teori-teori baru maupun sebagai
pengembangan teori-teori yang sudah ada.
h. Kriteria ketiga, adalah bahwa suatu perumusan masalah yang baik, juga
hendaknya dirumuskan di dalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang
aktual, sehingga pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang relevan
pula, dan dapat diterapkan secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi
kehidupan manusia.

Ada beberapa kondisi yang bisa di lakukan untuk membuat rumusan


masalah, yaitu sebagai berikut:

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 117


f. Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
g. Rumusan masalah hendaknya jelas dan padat
h. Rumusan masalah berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah
i. Rumusan masalah merupakan dasar membuat hipotesis
j. Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 118


PERTANYAAN

1. Manakah yang merupakan syarat yang harus diperhatikan penulis dalam pemilihan
topik suatu karya tulis … (d)
a. Topik harus dalam kedudukan sentral
b. Menentukan objek yang akan diteliti
c. Rumusan masalah
d. Topik harus menarik perhatian penulis
e. Perumusan masalah berwujud kalimat tanya

2. Manakah yang bukan merupakan syarat-syarat judul yang baik … (e)


a. Provokatif
f. Original dan Asli
g. Relevan
h. Singkat
i. Padat

3. Apa saja yang harus di perhatikan dalam membuat judul karya ilmiah yang baik dan
benar … (a)
f. Menentukan tema judul
g. Memberikan masukan ilmiah
h. Menambah materi wawasan
i. Mencari ketentuan isi ilmiah
j. Memunculkan ide pokok bahasan

4. Fungsi perumusan masalah antara lain … (a)

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 119


a. Sebagai pedoman
b. Sebagai peneliti
c. Sebagai pendidik
d. Sebagai acuan
e. Sebagai pilihan
5. Kriteria perumusan masalah antara lain, kecuali …. (e)
a. Berwujud kalimat tanya
b. Bersifat kalimat interrogatif
c. Bermanfaat atau berhubungan dengan upaya pembentukan dan perkembangan
teori
i. Perumusan masalah yang baik
j. Masalah yang dirumuskan dengan pertanyaan

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 120


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PROSES BELAJAR MENGAJAR
No. Dok : Modul Tgl.Diterbitkan : Paraf : Ka.
Pendidikan Desember 2015 Prodi
Bahasa Indonesia Modul I Kebidanan

MODUL
PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

DI SUSUN OLEH :

Dr. Murnianto, M.Pd

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PRODI KEBIDANAN CURUP
T.A 2015/2016

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 121


PENDAHULUAN

1. IDENTIFIKASI MATA KULIAH


KODE : bd 5.103
BEBAN/JUMLAH SKS: 2 SKS / P:1 T:1
PENEMPATAN : SEMESTER 1
2. STANDAR KOMPETENSI
1. Mampu menggunakan bahasa jurnalistik
2. Mampu memilih masalah artikel jurnalistik
3. Mampu mengetahui tujuan penulisan artikel jurnalistik
4. Mampu membuat artikel jurnalistik secara sistematika
5. Mampu menyusun artikel jurnalistik.

3. KOMPETENSI DASAR
2. Memahami bahasa jurnalistik
3. Mengetahui masalah artikel jurnalistik
4. Mengetahui tujuan penulisan artikel jurnalistik
5. Mengetahui cara membuat artikel jurnalistik secara sistematika
6. Memahami penyusunan artikel jurnalistik

4. DESKRIPSI
Modul ini memberikan kemampuan untuk memahami metode menulis artikel
jurnalistik ( opini )

5. WAKTU
2 x 90 menit

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 122


6. MANFAAT
1. Mahasiswa mampu memahami bahasa jurnalistik
2. Mahasiswa dapat mengetahui pilihan-pilahan masalah artikel jurnalistik
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan tulisan artikel jurnalistik
4. Mahasiswa mampu menyusun artikel jurnalistik secara sistematika
5. Mahasiswa mampu menyusun artikel jurnalistik

7. PETUNJUK BELAJAR
1.Sebelum PBM dimulai mahasiswa membaca buku mengenai metodemenulisart
ikeljurnalistik ( opini )
2. Menggunakan mode diskusi dan tanya jawab dalam pembelajaran
3. Memperbanyak referensi sebagai bahan bacaan agar mudah memahami materi
pembelajaran yang diberikan.

8. TUJUAN AKHIR PEMBELAJARAN


Pada akhir perkuliahan mahasiswa mampu :
2. Memahami pemakaian bahasa artikel jurnalistik
3. Memahami pilihan masalah artikel jurnalistik
4. Memahami tujuan penulisan artikel jurnalistik
5. Memahami sistematika artikel jurnalistik
6. Memahami langkah-langah menyusun artikel jurnalistik.

9. REFERENSI
Anwar, Rosihan (1991). Bahasa Jurnalistik dan Komposisi. Jakarta : Pradnya
Paramita.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 123


Anderson, Benedick ROG. (1966). Bahasa Politik Indonesia. Indonesia Satu, Afril
: Hal 89-116.

Badudu,J.S. (1988). Cakrawala Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Eriyanto.(2001). Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta:


LKIS.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 124


PEMBELAJARAN
METODE MENULIS ARTIKEL OPINI

A. Pemakaian Bahasa Jurnalistik


Menurut para ahli :
1. Rosihan Anwar : Bahasa yang digunakan oleh wartawan dinamakan bahasa pers
atau bahasa jurnalistik. Bahasa jurnalistik memiliki sifatsifat khas yaitu, singkat,
padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik. Bahasa jurnalistik didasarka
n pada bahasa baku, tidak menggap sepi kaidah-kaidah
tata bahasa,memperhatikan ejaan yang benar, dalam kosa kata bahasa jurnalistik
mengikuti perkembangan dalam masyarakat.
2.S.Wojowasito: Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa yang tampak
dalam harian-harian dan majalah-majalah dengan fungsi yang demikian
itu tersebut haruslah jelas dan mudah dibaca oleh mereka dengan ukuran
intelek yang minimal. Sehingga sebagian besar masyarakat yang huruf
Dapat menikmati isinya. Walaupun demikian tuntutan bahwa bahasa jurnalistik
harus baik, tak boleh ditinggalkan. Dengan kata lain bahasa jurnalistik yang baik
haruslah sesuai dengan norma-norma tata bahasa yang anatara lain terdiri atas
susunan kalimat yang benar pilihan kata yang cocok.
3. JS Badudu: Bahasa media masa harus singkat, padat, sederhana, jelas, lugas,
tetapi selalu menarik. Sifat sifat itu harus dipenuhi oleh bahasa surat kabar men
gingat bahasa surat kabar dibaca oleh lapisan-lapisan masyarakat yang tidak
sama tingkat pengetahuannya. Mengingat bahwa orang tidak harus
menghabiskan waktunya.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 125


hanya dengan membaca surat kabar. Harus lugas, tetapi jelas, agar mudah
dipahami. Orang tidak perlu mesti mengulang-ulang apa yang dibacanya karena
ketidakjelasan bahasa yang digunakan dalam media massa.
4. Asep Syamsul M. Romli: Bahasa Jurnalistik/Language of mass communication
Bahasa yang biasa digunakan wartawan untuk menulis berita di media masa.
Sifatnya, komunikatif, yakni langsung menjamah materi atau ke pokok persoal
an (straight to the point), tidak berbunga-bunga, dan tanpa basa-
basi. Serta spesifik,
yakni jelas atau mudah dipahami orang banyak, hemat kata, menghindarkan
penggunaan kata mubazir dan kata jenuh, menaati kaidah-kaidah bahasa yang
berlaku (Ejaan yang disempurnakan), dan kalimatnya singkat-singkat.
5. Kamus Besar Bahasa Indonesia(2005): Bahasa jurnalistik adalah salah satu
ragam bahasa Indonesia, selain tiga ragam bahasa undang-undang, ragam bahasa
ilmiah, dan ragam bahasa sastra.
6. Dewabrata: Penampilan bahasa ragam jurnalistik yang baik bisa ditengarai
dengan kalimat-kalimat yang mengalir lancar dari atas sampai akhir,
menggunakan kata-kata yang merakyat, akrab di telinga masyarakat sehari-hari;
tidak menggunakan susunan yang kaku formal dan sulit dicerna. Susunan kalimat
jurnalistik yang baik akan menggunakan kata-kata yang paling pas untuk
menggambarkan suasana serta isi pesannya.Bahkan nuansa yang terkandung
dalam masing-masing kata pun perlu diperhitungkan.

B. PemilihanMasalahArtikelJurnalistik
Masalah penelitian berbeda dengan masalah masalah lainnya. Tidak semua
masalah kehidupan dapat menjadi masalahp enelitian. Masalah penenlitian terjadi
jika ada kesenjangan( gap ) antara yang seharusnya dengan kenyataan yang ada
antar aapa yang diperlukan dengan yang tersedia antara harapan dan kenyataan.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 126


Kriteriamasalahpenelitian
Beberapahalyang perludiperhatikandalammemilihmasalahpenelitian
a. Memiliki nilai penelitian
Masalah yang akan dipecahkan akan berguna atau bermanfaat yang positif
b. Memiliki pisibilitas
Pisibilitas artinya masalah tersebut dapat dipecahkan atau dijawab.
c. Sesuai dengan kualitas peneliti
Sesuai dengan kualitas penenliti artinya tingkat kesulitan masalah disesuaikan
dengan tingkat kemampuan peneliti.

C. MaksudTulisanArtikel
Tujuan penulisan artikel :
1. Mengimbau atau mengajak.
2. Memberitahu atau memberi informasi.
3. Melarang
4. Memengaruhi
5. Untuk penyaluransuatu ide
6. Untuk menghibur pembaca.
7. Memperluas wawasan.
8. Untuk membantu pembaca memecahkan permasalahan yang dihadapi.

D. SistematikaArtikelJurnalistik
A. PerencanaanLiputan
1. Memilihtopik
2. Membuathipotesa
3. Menetapkan target wilayah
4. Menetapka target waktu

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 127


5. Menetapkan target observasi
6. Menetapkan target narasumber
7. Menetapkan target risetdokumen.

B. Pelaksanaan Peliputan
1. Pengumpulan fakta
2. Pengelompokkan fakta
3. Analisis hasil pengumpulan fakta dan korelasi dengan memilih fakta-
fakta terkait, kemudian di diskusikan bersama
4. Konfigurasi ( kelengkapan data )

C. PenulisanLaporan
1. Menentukan bentuk tulisan
2. Mengutamakan penampilan fakta terselubung dan terbuka
3. Rinci dan runtut
4. Berimbang dan tidak memihak
E. Langkah-LangkahMenulisArtikel
Langkah-langkah menulis artikel :
1. Tentukan tema
Tema haruslah spesifik, semakin spesifik semakin menarik minat baca.
2. Tetapkan tujuan penulisan
3. Rumuskan ide pokok atau masalah
Biasanya perumusan masalah dalam bentuk pertanyaan hanya saja dalam
penulisan artikel deskripsi dan narasi, rumusan masalahnya tidak tersurat tapi
tersembunyi di balik alur tulisan.
4. Kembangkan tema dan pembahasan sesuai dengan jeni sartikel.
5. Buatlah kesimpulan

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 128


PERTANYAAN:

1. Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa yang tampak dalam harian-
harian dan majalah-majalah. Pengertian bahasa jurnalistik tersebut merupakan
ngertian bahasa menurut... (c)
a. Rosihan Anwar
b. JS Badudu
c. S.Wojowasito
d. Asep Syamsul M. Romli
e. Dewabrata

2. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih masalah penelitian yaitu... (a)
a. Memilikinilai penelitian
b. Penyaluran suatu ide
c. Pengumpulan fakta
d. Narasumber yang ada
e. Menentukan bentuk tulisan

3. Dibawah ini merupakan maksud tulisan artikel. Kecuali.. (e)


a. Mengimbau atau mengajak.
b. Memberitahu atau memberi informasi.
c. Melarang
d. Memengaruhi
e. Memahami

4. Penulisan sistematika Artikel Jurnalistik terdiri dari salah satunya. yaitu... (e)
a. Menentukan bentuk tulisan

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 129


b. Pengumpulan fakta
c. Target observasi
d. Target narasumber
e. Perencanaan liputan
5. Perhatikan susunan dibawah ini
1) Tentukan tema
2) Buatlah kesimpulan
3) Rumuskan ide pokok atau masalah
4) Kembangkan tema dan pembahasan sesuai dengan jenis artikel.
5) Tetapkan tujuan penulisan
Susunan yang tepat dalam langkah-langkah menulis artikel... (d)
a. 1) - 5) - 4) - 3) - 2)
b. 1) - 5) - 2) - 4) - 3)
c. 3) - 4) - 5) - 2) - 1)
d. 1) - 5) - 3) - 4) – 2)
e. 3) - 4) - 1) - 2) - 5)

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 130


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PROSES BELAJAR MENGAJAR
No. Dok : Modul Tgl.Diterbitkan : Paraf :
Bahasa Indonesia Agustus 2013 Ka. Prodi
Modul I Kebidanan

MODUL I
BAHASA INDONESIA

DI SUSUN OLEH :
Dr. Murnianto, M.Pd

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PRODI KEBIDANAN CURUP
T.A 2015/2016

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 131


PENDAHULUAN

1. IDENTIFIKASI MATA KULIAH


KODE : bd 5.103
BEBAN/JUMLAH SKS: 2 SKS/ P:1 T:1
PENEMPATAN : SEMESTER 1

2. STANDAR KOMPETENSI
2. Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa mampu menjelaskan tentang
penyusunan jurnal ilmiah
3. Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa mampu menjelaskan gagasan karya
ilmiah, formulasi pemilihan masalah serta ragam bahasa artikel ilmiah

3. KOMPETENSI DASAR
1. Memahami tentang penyusunan jurnal ilmiah
2. Memahami gagasan karyailmiah, formulasi pemilihan masalah serta ragam
bahasa artikel ilmiah

4. DESKRIPSI
Modul ini membahas tentang penyusunan jurnal ilmiah yang terdiri dari gagasan
karya ilmiah, formulasi pemilihan masalah serta ragam bahasa artikel ilmiah

5. WAKTU
120 MENIT

6. MANFAAT

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 132


1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang penyusunan jurnal ilmiah
2. Mahasiswa dapat mengetahui gagasan karya ilmiah, formulasi pemilihan
masalah serta ragam bahasa artikel ilmiah

7. PETUNJUK BELAJAR
1. Sebelum PBM dimulai mahasiswa membaca buku mengenai penyusunan jurnal
ilmiah yang terdiri dari gagasan karya ilmiah, formulasi pemilihan masalah
serta ragam bahasa artikel ilmiah
2. Menggunakan mode diskusi dan tanya jawab dalam pembelajaran
3. Memperbanyak referensi sebagai bahan bacaan agar mudah memahami materi
pembelajaran yang di berikan.

8. TUJUAN AKHIR PEMBELAJARAN


Pada akhir perkuliahan mahasiswa mampu :
a. Memahami penyusunan jurnal ilmiah
b. Memahami gagasan karya ilmiah, formulasi pemilihan masalah serta ragam
bahasa artikel ilmiah

9. REFERENSI
Brown, G., and Yule, G. 1983. Discourse Analysis. Cambridge: Cambridge
University Press.

Depdikbud. 1996. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi,


Artikel, Makalah, Laporan Penelitian. Malang: BAAKPSI.

Saragih, Amrin. 1999. Penulisan Artikel Ilmiah. Makalah Disajikan dalam


Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah di Medan, FPBS IKIP Medan, 20-21
April.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 133


PEMBELAJARAN
PENYUSUNAN JURNAL ILMIAH

A. Gagasan awal dari karya ilmiah


Karya ilmiah pada dasarnya merupakan salah satu bentuk aktivitas komunikasi
(tuturan). Apapun jenis karya ilmiah, dapat dikemba- likan pada tiga elemen
pokok:
(1) penda-huluan,
(2) isi
(3) penutup
Format umum untuk jurnal ilmiah biasanya terdiri dari:
1. Judul;
2. Abstrak;
3. Pendahuluan;
4. Bahan dan metode;
5. Hasil;
6. Pembahasan;
7. Kesimpulan;
8. Daftar pustaka.

1. Judul
Setiap jurnal ilmiah harus memiliki judul yang jelas. Dengan membaca
judul, akan memudahkan pembaca mengetahui inti jurnal tanpa harus membaca
keseluruhan dari jurnal tersebut. Misalnya, judul "Laporan Lab
Biologi".Dengan judul seperti ini, maka tidak ada pembaca yang mau
membacanya karena tidak menggambarkan isi jurnal.Contoh judul yang jelas,

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 134


misalnya "Pengaruh Cahaya dan Suhu terhadap Pertumbuhan Populasi Bakteri
Escherichia Coli".Judul ini sudah sedikit banyak melaporkan isi dari jurnal.

2. Abstrak
Abstrak berbeda dengan ringkasan.Bagian abstrak dalam jurnal ilmiah
berfungsi untuk mencerna secara singkat isi jurnal.Abstrak di sini dimaksudkan
untuk menjadi penjelas tanpa mengacu pada jurnal.
Bagian abstrak harus menyajikan sekitar 250 kata yang merangkum
tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan. Jangan gunakan singkatan atau kutipan
dalam abstrak.Pada abstrak harus dapat berdiri sendiri tanpa catatan
kaki.Abstrak ini biasanya ditulis terakhir.Cara mudah untuk menulis abstrak
adalah mengutip poin yang paling penting di setiap bagian jurnal.Kemudian
menggunakan poin-poin untuk menyusun sebuah deskripsi singkat tentang
studi Anda.

3. Pendahuluan
Pendahuluan adalah pernyataan dari kasus yang Anda diselidiki, yang
memberikan informasi kepada pembaca untuk memahami tujuan spesifik Anda
dalam kerangka teoritis yang lebih besar. Bagian ini juga dapat mencakup
informasi tentang latar belakang masalah, seperti ringkasan dari setiap
penelitian yang telah dilakukan dan bagaimana sebuah percobaan akan
membantu untuk menjelaskan atau memperluas pengetahuan dalam bidang
umum. Semua informasi latar belakang yang dikumpulkan dari sumber lain
harus menjadi kutipan.
Catatan: Jangan membuat pendahuluan terlalu luas. Ingat saja bahwa
Anda menulis jurnal untuk rekan yang juga memiliki pengetahuan yang sama
dengan Anda.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 135


4. Bahan dan Metode
Bagian ini menjelaskan ketika percobaan telah dilakukan. Peneliti menjelaskan
desain percobaan, peralatan, metode pengumpulan data, dan jenis
pengendalian.Jika percobaan dilakukan di alam, maka penulis menggambarkan
daerah penelitian, lokasi, dan juga menjelaskan pekerjaaan yang
dilakukan.Aturan umum yang perlu diingat adalah bagian ini harus
memaparkan secara rinci dan jelas sehingga pembaca memiliki pengetahuan
dan teknik dasar agar bisa di duplikasikan.

5. Hasil
Di sini peneliti menyajikan data yang ringkas dengan tinjauan menggunakan
teks naratif, tabel, atau gambar.Ingat hanya hasil yang disajikan, tidak ada
interpretasi data atau kesimpulan dari data dalam bagian ini.Data yang
dikumpulkan dalam tabel/gambar harus dilengkapi teks naratif dan disajikan
dalam bentuk yang mudah dimengerti.Jangan ulangi secara panjang lebar data
yang telah disajian dalam table gambar

6. Pembahasan
Pada bagian ini, peneliti menafsirkan data dengan pola yang diamati. Setiap
hubungan antar variabel percobaan yang penting dan setiap korelasi antara
variabel dapat dilihat jelas. Peneliti harus menyertakan penjelasan yang berbeda
dari hipotesis atau hasil yang berbeda atau serupa dengan setiap percobaan
terkait dilakukan oleh peneliti lain. Ingat bahwa setiap percobaan tidak selalu
harus menunjukkan perbedaan besar atau kecenderungan untuk menjadi
penting.Hasil yang negatif juga perlu dijelaskan dan mungkin merupakan
sesuatu yang penting untuk diubah dalam penelitian Anda.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 136


7. Kesimpulan
Bagian ini hanya menyatakan bahwa peneliti berpikir mengenai setiap
data yang disajikan berhubungan kembali pada pertanyaan yang dinyatakan
dalam pendahuluan.Dengan mengacu pada bagian pendahuluan dan
kesimpulan, seorang pembaca harus memiliki ide yang baik dari penelitian ini,
meski pun hanya rincian spesifik.

8. Daftar Pustaka
Semua informasi (kutipan) yang didapat peneliti harus ditulis sesuai
abjad pada bagian ini.Hal tersebut berguna untuk pembaca yang ingin merujuk
pada literatur asli.Perhatikan bahwa referensi yang dikutip benar-benar
disebutkan pada jurnal Anda.

B. Formulasi pemilihan masalah


A. Masalah
Seperti telah dikemukakan bahwa pada dasarnya penelitian itu
dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data yang antara lain dapat
digunakan untuk memecahkan masalah. Untuk itu setiap penelitian yang akan
dilakukan harus selalu berangkat dari masalah. Seperti dinyatakan oleh Emory
( 1985 ) bahwa, baik penelitian murni maupun terapan, semuanya berangkat
dari masalah, hanya untuk penelitian terapan hasilnya
langsung dapat digunakan untuk membuat keputusan.
Jadi setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari
masalah, walaupun diakui bahwa memilih masalah penelitian sering
merupakan hal yang paling sulit dalam proses penelitian
Masalah adalah kesenjangan (discrepancy) antara apa yang seharusnya

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 137


(harapan) dengan apa yang ada dalam kenyataan sekarang. Kesenjangan
tersebut dapat mengacu ke ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, politik,
sosial budaya, pendidikan dan lain sebagainya.Penelitian diharapkan mampu
mengantisipasi kesenjangan-kesenjangan tersebut. Masalah yang perlu dijawab
melalui penelitian cukup banyak dan bervariasi misalnya masalah dalam bidang
pendidikan saja dapat dikategorikan menjadi beberapa sudut tinjauan yaitu
masalah kualitas, pemerataan, relevansi dan efisiensi pendidikan (Riyanto,
2001:1) Salah satu jenis penelitian dalam bidang pendidikan adalah peneltian
tindakan, yang dilakukan dengan menerapkan metode-metode pengajaran
ketika proses belajar berlangsung di kelas dengan harapan meningkatkan
prestasi belajar siswa.
Peneliti dalam penelitian tindakan ialah melakukan identifikasi dan membuat
perumusan masalah yang memungkinkan diteliti lewat penelitian
tindakan.Lebih lanjut dikemukakan bahwa kedudukan perumusan atau
formulasi masalah penelitian merupakan suatu langkah awal yang menentukan
keberhasilan langkah-langkah selanjutnya. Orang menyatakan bahwa jika
peneliti berhasil merumuskan masalah penelitian dengan baik dan benar, berarti
ia telah melampaui separo jalan. Dengan rumusan masalah yang jelas dan
tajam, maka peneliti akan mampu meletakkan dasar teori dan atau kerangka
konseptual pemecahan masalah, hipotesis tindakan akan dapat dirumuskan
karena berdasarkan rumusan masalah dapat diidentifikasi dan ditetapkan
alternatif solusinya atau tindakan tepat yang perlu dilakukan. Demikian pula
data apa yang harus dikumpulkan untuk mengkaji atau sebagai bahan refleksi
atas tindakan yang telah dan sedang dilakukan untuk memperbaiki,
meningkatkan dan melakukan perubahan ke arah yang lebih baik sesuai dengan
apa yang diharapkannya dalam penelitian tindakan.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 138


Perlu disadari bahwa masalah penelitian tindakan mempunyai ciri atau
karakteristik yang berbeda dengan penelitian konvensional yang biasa
dilakukan para peneliti pendidikan di perguruan tinggi. Peneliti tidak berada di
luar apa yang diteliti, tetapi berada di dalamnya (as an inquiry on practice from
within), di mana guru sebagai peneliti terlibat langsung dalam pelaksanaan
penelitian tindakan. Oleh karena itu, diharapkan dengan memilih masalah yang
tepat, guru sebagai peneliti selain dapat melakukan perbaikan, peningkatan dan
atau perubahan proses pembelajaran yang lebih baik, berdampak pula terhadap
diri guru, yaitu menumbuhkan sikap dan kemauan untuk selalu berupaya
memperbaiki, meningkatkan dan melakukan perubahan atau timbulnya budaya
berdinamika dan menimbulkan budaya untuk meneliti atau menjadikan dirinya
sebagai guru peneliti (teacher as researcher in his/ her classroom).

B. Sumber Masalah
Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya
dengan apa yang benar – benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara
aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan. Stonner ( 1982
) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila
terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang
direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetensi.
Jika masalah penelitian konvensional peneliti dapat diperoleh dari bahan
bacaan, laporan penelitian, makalah, diskusi dan lain sebagainya, dan pencarian
dilakukan secara induktif-deduktif, maka masalah penelitian tindakan harus
bersumber dari guru sendiri. Harus merupakan hasil refleksi atau masalahnya
sendiri dan bukan berasal dan orang lain, misalnya lembaga riset.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 139


Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2007:80), mengemukakan pertanyaan-
pertanyaan berikut untuk menolong mencari fokus permasalahan.
Apayang sekarang sedang terjadi?
1. Apakah yang sedang berlangsung itu mengandung permasalahan?
2. Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasinya?
3. Saya ingin memperbaiki . . .
4. Saya mempunyai gagasan yang ingin saya cobakan di kelas . ..
5. Apa yang dapat saya lakukan dengan hal semacam itu?

Apabila pertanyaan-pertanyaan di atas diperhatikan, dan guru atau


dosen menemukan pertanyaan tentang apa yang sebenarnya terjadi di kelas,
maka benarlah guru atau dosen telah menemukan fokus permasalahan untuk
penelitian kelas. Bersiap-siaplah untuk melakukan langkah-langkah
selanjutnya. Sebagai contoh, ada beberapa kemungkinan dalam permasalahan
yang ditemukan terjadi dalam aspek-aspek pembelajaran seperti:
1. Suasana kelas yang kurang mendukung kelancaran proses belajar
mengajar.
2. Metode pembelajaran yang kurang tepat untuk membahas pokok kajian.
3. Buku teks yang tidak mendukung.
4. Media pembelajaran yang tidak ada atau kurang.
5. Sistem penilaian yang tidak sesuai, dan aspek lain yang mungkin dinilai
kurang.

Sebagai contoh, salah satu masalah yang disebutkan di atas ialah sistem
penilaian yang kurang tepat sehingga mengganggu proses belajar peserta didik.
Hal ini perlu dipikirkan sebagai suatu permasalahan yang mungkin dapat
diperiksa melalui tindakan karena memang hal itu tercakup dalam bidang

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 140


Penelitian Tindakan Kelas, dan guru berpendapat juga bahwa sistem penilaian
itu perlu diperbaiki.

Untuk lebih menjelaskan bagaimana mengidentifikasi dan mencari


permasalahan dan kemudian dipilih guru atau dosen sebagai fokus masalah
yang akan dijadikan bidang penelitian, berikut ini beberapa contoh:

1. Pengembangan model teknik non-tes bentuk inkuiri dalam evaluasi


hasilbelajar bahasa Indonesia di kelas 5 SD.
2. Upaya meningkatkan keterampilan menulis paragraf induktuf melalui
pendekatan cooperative learning
3. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam berbicara melalui
pembelajaran isu-isu kontroversial
4. Pendekatan inkuiri dalam pembelajaran membaca pemahaman sebagai
upaya untuk menigkatkan proses belajar mengajar dan prestasi akademik
mahasiswa
5. Banyak hal dalam aspek-aspek yang disebut di atas yang dapat secara
terinci terus dikembangkan menjadi fokus permasalahan.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah merupakan
kesenjangan antara yang di harapkan dengan yang terjadi, maka rumusan
masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya
melalui pengumpulan data. Namun demikian terdapat kaitan erat antara masalah
dengan rumusan masalah, karean setiap rumusan masalah penelitian harus
didasarkan pada masalah.
Sebelum diuraikan bagaimana merumuskan masalah penelitian, terlebih
dahulu akan dibahas apa yang dimaksud dengan masalah. Masalah adalah

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 141


kesenjangan (gap) antara harapan dengan kenyataan, antara apa yang diinginkan
atau yang dituju dengan apa yang terjadi atau faktanya. Kembali kepada contoh
judul penelitian tersebut diatas, itu bersumber kepada masalah penelitian yang
ada, yakni kesenjangan antara harapan (imunisasi polio pada anak akan selalu
berkesinambungan memperoleh imunisasi polio I, polio II dan polio III), tetapi
kenyataannya atau yang terjadi tidak demikian (sebagian besar dari anak balita
hanya memperoleh imunisasi polio I saja). Contoh lain adalah penyuluhan dan
kampanye tentang posyandu di Indonesia telah meluas. Berbagai media dan cara
telah dilakukan baik oleh instansi kesehatan maupun diluar kesehatan, baik oleh
petugas maupun masyarakat sendiri
Dengan upaya-upaya tersebut diharapkan posyandu menjadi milik
masyarakat dan dimanfaatkan, dikembangkan dan dipelihara oleh masyarakat.
Tetapi dari hasil penelitian Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
FKM-UI pada tahun 1990, baru sekitar 40% masyarakat mengembangkan,
memelihara dan memanfaatkan posyandu. Disinilah adanya kesenjangan atau
gap dan inilah masalah penelitian.Mengenai bagaimana memilih masalah
penelitian yang baik, pada uraian-uraian sebelumnya telah dijelaskan. Memilih
masalah penelitian yang baik dan yang akan digunakan untuk kepentingan
program maupun untuk kepentingan penulisan ilmiah dapat digunakan kriteria-
kriteria yang akan diuraikan dalam bab lain. Merumuskan masalah penelitaian
ini dapat dilakukan dalam bentuk pernyataan (problema statement) dan juga
dalam bentuk pertanyaan (research question).Contoh : Posyandu di wilayah
Kabupaten Bogor sudah merata, hampir tiap RW telah mempunyai posyandu.
Penyuluhan-penyuluhan tentang imunisasi telah berjalan dengan baik di
posyandu-posyandu. Namun angka drop out imunisasi polio masih tinggi,
sekitar 75%. Hal ini berarti, kesinambungan imunisasi polio bagi anak balita di
Kabupaten Bogor tersebut rendah.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 142


Dari pernyataan penelitian ini kemudian dapat dilanjutkan dengan pertanyaan
penelitian :
1. Mengapa kesinambungan imunisasi polio bagi anak balita di Kabupaten
Bogor rendah (mengapa angka drop out imunisasi polio tinggi) ?
2. Faktor-faktor apa yang menyebabkan atau mempengaruhi
ketidaksinambungan

D. Bentuk-Bentuk Rumusan Masalah Penelitian


Seperti telah dikemukakan bahwa rumusan masalah itu merupakan suatu
pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.
Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini di kembangkan berdasarkan
penelitian menurut tingkat eksplanasi.Bentuk masalah dapat dikelompokkan
kedalam bentuk masalah deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
a. Rumusan masalah Deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang
berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variable atau lebih (
variable yang berdiri sendiri ). Jadi dalam penelitian ini penelitian tidak
membuat pernamdingan variable itu pada sampel yang lain, dan mencari
hubungan variable itu dengan variable yang lain. Penelitian semacam ini
untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif.

Contoh rumusan masalah deskriptif :


1. Seberapa baik kinerja Departemen Pendidikan Nasional ?
2. Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negri
Berbadan

b. Rumusan Masalah Komparatif

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 143


Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang
membandingkan keberadaan suatu variable atau lebih pada dua atau lebih
sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
Contoh rumusan masalah komparatif :
1. Adakah perbedaan prestasi belajar antara murid dari sekolah negeri dan
swasta ? ( variable penelitian adalah prestasi belajar pada dua sampel
yaitu sekolah negeri dan swasta )
2. Adakah perbedaan disiplin kerja guru antara sekolah di Kota dan di
Deasa ?( satu variable dua sampel )

c. Rumusan Masalah Asosiatif


Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang
bersifat menanyakan hubungan antara dua variable atau lebih. Terdapat tiga
bentuk hubungan yaitu :
1. Hubungan Simetris
Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variable atau lebih
yang kebetulan munculnya bersamaan.Jadi bukan hubungan kausal
maupun interaktif.
Contoh rumusan masalah adalah sebagai berikut :
a. Adakah hubungan antara jumlah es yang terjual dengan jumlah
kejahatan terhadap murud sekolah ? ( variable pertama adalah penjual
es dan ke dua adalah kejahatan ). Hal ini berarti yang menyebabkan
jumlah kejahatan bukan karena es yang terjual .mungkin logikanya
adalah sebagai berikut : pada saat es banyak terjual itu pada musim
liburan sekolah, pada saat murid-murid banyak yang piknik ke tempat
wisata. Karena banyak murid yang piknik maka di situ banyak
kejahatan.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 144


b. Adakah hubungan anatara rumah yang dekat rel kereta api dengan
jumlah anak ?
c. Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah
murid sekolah ?
2. Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi
disini ada variabel independen t(variabel yang mempengaruhi) dan
dependen (dipengaruhi), contoh :
a. Adakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar anak
? (pendidikan orang tua variabel independen dan prestasi belajar
variabel dependen)
b. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala SMK terhadap
kecepatan lulusan memperoleh pekerjaan? (kepemimpinan variabel
independen dan kecepatan memperoleh pekerjaan variabel dependen)
c. Seberapa besar pengaruh tata ruang kelas terhadap efisiensi
pembelajaran di SMA ?
3. Hubungan interaktif/resiprocal/timbal balik
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling
mempengaruhi.Di sini tidak diketahui mana variabel independen dan
dependen.Contoh :
a. Hubungan antara mativasi dan prestasi belajar anak SD di Kecamatan
A. Di sini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi tetapi
juga prestasi dapat mempengaruhi motivasi.
b. Hubungan anatara kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdasan dapat
menyebabkan kaya, demikian juga orang yang kaya dengan
meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 145


E. Cara Merumuskan Masalah
1. Permasalah adalah kesenjangan (gap) antara das sollen (apa yang
seharusnya) dan das sein ( apa yang ada)
2. Uraikan pendekatan konsep untuk menjawab masalah yang diteliti, hipotesis
yang akan diuji atau dugaan yang akan dibuktikan. Dalam perumusan
masalah dapat dijelaskan defenisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan
penelitian.
3. Telah memunculkan konsep-konsep tertentu. Misal: attitudes, social
distence, effectiveness, credibility, dll.
4. Sumber permasalahan dapat diperoleh dari
a. Bacaan : jurnal, laporan hasil penelitian, skripsi, tesis, disertasi, buku teks,
internet, dll.
b. Seminar, lokakarya, diskusi, dll.
c. Pernyataan pemegang otoritas
d. Pengamatan
e. Pengalaman
f. Intuisi, dll

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih permasalahan :


1. Masalah harus memberi sumbangan pada pengembangan ilmu atau untuk
kepentingan praktis
2. Biaya, waktu, tenaga, sarana dan prasarana yang tersedia
3.Bekal kemampuan teknis
4. Penguasaan metode yang diperlukan

Rumusan masalah disusun dengan memperhatikan :

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 146


1. Sebaiknya dalam bentuk kalimat tanya
2. Hendaknya informasi (pada makna)
3. Memberi petunjuk untuk pengumpulan datanya

Dalam memformulasikan atau merumuskan masalah, kiranya peneliti perlu


memperhatikan beberapa ketentuan yang biasanya berlaku yaitu dengan
memperhatikan:
1. Aspek substansi;
2. Aspek formulasi; dan
3. Aspek teknis.

Dari sisi aspek substansi atau isi yang terkandung, perlu dilihat dari
bobot atau nilai kegunaan manfaat pemecahan masalah melalui tindakan seperti
nilai aplikatifnya untuk memecahkan masalah serupa/mirip yang dihadapi guru,
kegunaan metodologik dengan diketemukannya model tindakan dan
prosedurnya, serta kegunaan teoritik dalam memperkaya atau mengoreksi teori
pembelajaran yang berlaku. Sedang dari sisi orisinalitas, apakah pemecahan
dengan model tindakan itu merupakan suatu hal baru yang belum pernah
dilakukan guru sebelumnya. Jika sudah pernah berarti hanya merupakan
pengulangan atau replikasi saja.
Pada aspek formulasi, seyogyanya masalah dirumuskan dalam bentuk
kalimat interogatif (pertanyaan), meskipun tidak dilarang dirumuskan dalam
bentuk deklaratif (pernyataan). Hendaknya dalam rumusan masalah tidak
terkandung masalah dalam masalah, tetapi lugas menyatakan secara eksplisit dan
spesifik tentang apa yang dipermasalahkan.
Dan aspek teknis, menyangkut kemampuan dan kelayakan peneliti untuk
melakukan penelitian terhadap masalah yang dipilih. Pertimbangan yang dapat

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 147


diajukan seperti kemampuan teoritik dan metodologik pembelajaran, penguasaan
materi ajar, kemampuan metodologi penelitian tindakan, kemampuan fasilitas
untuk melakukan penelitian seperti dana, waktu, tenaga, dan perhatian terhadap
masalah yang akan dipecahkan. Oleh karena itu, disarankan untuk berangkat dari
permasalahan sederhana tetapi bermakna, guru dapat melakukan di kelasnya dan
tidak memerlukan biaya, waktu, dan tenaga yang besar.

C. Ragam Baha Artikel Ilmiah


Ragam Bahasa Tulis Ragam bahasa merupakan variasi penggunaan bahasa.
Ragam bahasa dapat dibedakan berdasar pada (a) pokok pembicaraan, (b) media
yang digunakan, dan (c) hubungan antara komunikator dengan komunikan.
Selanjutnya dalam tulisan ini hanya akan dibahas ragam bahasa dari sudut media
yang digunakan yakni ragam bahasa tulis dan dari sudut hubungan antara
komunikator dengan komunikan. Dilihat dari hubungan komunkator dan
komunikan, perbedaan ragam bahasa tulis dan ragam lisan ada dua macam. Pertama
berhubungan dengan peristiwanya, yakni bila digunakan ragam tulis partisipan
tidak berhadapan secara langsung. Akibatnya bahasa yang digunakan harus lebih
jelas sebab berbagai sarana pendukung yang digunakan dalam bahasa lisan seperti
isyarat, pandangan dan aggukkan tidak dapat digunakan. Itulah sebabnya mengapa
ragam tulis lebih cermat .Pada ragam tulis, fungsi subjek, predikat, objek dan
keterangan serta hubungan antar fungsi itu harus nyata.Pada ragam lisan partisipan
pada umumnya bersemuka sehingga fungsi-fungsi itu kadang terabaikan.Meskipun
demikian, mereka dapat saling memahami maksud yang dikemukakan karena
dibantu dengan unsur paralinguistik.Orang yang halus rasa bahasanya sadar bahwa
kalimat ragam tulis berbeda dengan ragam ujaran.Oleh karena itu, sepatutnya
mereka berhati-hati dan berusaha agar kalimat yang ditulis ringkas dan jelas.Bentuk
akhir ragam tulis tidak jarang merupakan hasil beberapa kali penyuntingan.Hal

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 148


kedua yang membedakan ragam tulis dan lisan berkaitan dengan beberapa upaya
yang digunakan dalam ujaran, misalnya tinggi rendah, panjang pendek, dan
intonasi kalimat yang tidak terlambang dalam tata tulis maupun ejaan. Dengan
demikian, penulis perlu merumuskan kembali kalimatnya jika
ingin menyampaikan jangkauan makna yang sama lengkapnya. Lain halnya
dengan ragam lisan, penutur dapat memberikan tekanan atau jeda pada bagian
tertentu agar maksud ujarannya dapat dipahami.Jadi, ragam bahasa tulis memiliki
karakteristik khusus dibandingkan ragam bahasa lisan. Karakteristik tersebut
adalah (1) ragam bahasa tulis memiliki banyak penanda metalingual, (2) kalimat
berstruktur lengkap, dan (3) klausanya sederhana tetapi memiliki kepadatan kata
dan isi (Brown,1985; Ansari,1999). 2. Sifat-Sifat Bahasa yang Digunakan dalam
Artikel Ilmiah Secara umum penggunaan bahasa dalam artikel ilmiah harus
mengacu pada sifat-sifat bahasa meliputi sifat (a) objektif, (b) impersona, (c) teknis,
dan (d) praktis (Gay, 1981; Saragih.1999).
A. Objektif Bahasa yang objektif adalah bahasa yang menggambarkan sesuatu
pengalaman yang bagi semua khalayak pemakai bahasa, representasi
pengalaman linguistik itu dipandang sama. Sebaliknya bahasa subjektif
menggambarkan sesuatu pengalaman (oleh penulisnya) yang berbeda dengan
pengalaman yang dipahami oleh khalayak dalam memahami representasi
pengalaman itu karena penulis membawa pertimbangan sikap, pendapat, dan
komentar pribadi. Jadi, keobjektifan bahasa dapat ditingkatkan dengan
meniadakan atau meminimalkan pendapat dan sikap pribadi tersebut. Karena
bahasa subjektif wujud dalam bentuk epitet atau ekspresi emosional, modalitas,
proses mental, dan makna konotatif maka keobjektifan dapat dicapai dengan
meniadakan atau meminimalkan penggunaan bahasa dengan ciri subijektif di
atas. Berikut contoh perbandingan teks dengan pemakaian makna objektif dan
subjektif. Aspek Subjektif Objektif Epitet Jelas, sistem itu tidak baik. Sistem

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 149


itu tidak digunakan Ekspresi emosional Hebat, penelitian itu sangat Penelitian
itu berkontribusi luar biasa pada pengembangan teori. Modalitas Data
selalu/pasti diproses di Data diproses di laboratorium laboratorium Proses
Mental Model Kemmis lebih Model Kemmis sesuai disenangi dibandingkan…
untuk jenis penelitian ini. Makna konotatif Action Research menjadi Action
Research sedang primadona saat ini. digalakkan saat ini.
B. Impersona Keimpersonaan bahasa memperlihatkan ketidakterlibatan penulis
artikel dalam teks artikel ilmiah yang disusunnya. Pada teks artikel ilmiah tidak
digunakan bentuk pronomina saya, kami, kita, atau penulis dengan tujuan untuk
menghindari paparan persona (subjektif). Meskipun kita akui bahwa karya
ilmiah tidak wujud tanpa keterlibatan penulis, retotika ilmu menuntut agar
dalam teks keterlibatan itu tidak ditampilkan. Untuk mempertahankan
keimpersonaan teks sehingga tidak terlihat keterlibatan penulis, digunakan
kalimat pasif sebagaimana terlihat dalam contoh berikut. Sampel ditentukan
secara acak.bukan Saya/kami/penulis memilih sampel secara acak. Bahasa
dibagi ke dalam empat kategori.bukan Saya/kami/penulis membagi bahasa ke
dalam empat kategori.
C. Teknis Dengan kespesifikannya, istilah teknis digunakan dalam artikel ilmiah.
Tidak ada satu disiplin ilmu tanpa istilah teknis.Teknis maksudnya dalam
konteks tulisan istilah yang digunakan berhubungan dengan istilah dalam satu
disiplin ilmu.Akan tetapi, penggunaan singkatan (akronim) yang belum lazim
disarankan tidak digunakan. Penggunaan singkatan dilakukan dengan
menampilan bentuk penuh terlebih dulu dari uraian akronim yang akan dibuat
diikuti bentuk singkatan dalam tanda kurung pertama. Dalam teks berikutnya
bentuk singkatan itu dapat digunakan secara konsisten. Misalnya, Pada tahun
2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) akan mulai diberlakukan.
Namun, sampai saat ini para guru maupun kepala sekolah masih belum

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 150


memahami KBK tersebut. Bahkan sekolah belum memiliki contoh KBK yang
…. Penggunaan ungkapan Kur’94 atau uang logam limpul dan bentuk yang
sama lainnya harus diganti mennjadi Kurikulum 1994 dan uang logam lima
puluh rupiah.
D. Praktis Kepraktisan bahasa artikel ilmiah ditandai dengan penggunaan teks
yang ekonomis dan tidak taksa (ambigiuous). Sebagai contoh kata diteliti dan
digalakkan berdasarkan prinsip ini dapat digunakan sebagai pengganti
mengadakan penelitian dan naik daun karena bentukan pertama lebih ekonomis
dan tidak mengandung ketaksaan. Namun, bentuk frase berdasar pada, terdiri
atas, sesuai dengan, bergantung pada tidak dapat diubah menjadi berdasar,
terdiri, sesuai, dan bergantung walaupun bentuk tersebut lebih singkat dan
hemat karena bentuk yang pertama merupakan bentuk yang sudah dibakukan
dalam bahasa Indonesia.

Syarat-Syarat Penggunaan Bahasa dalam Artikel Ilmiah Penggunaan bahasa


dalam bentuk tulisan formal seperti karya tulis ilmiah harus mengikuti syarat-syarat
tertentu. Pertama, secara morfologis bahasa dalam artikel ilmiah harus lengkap.
Dalam hal ini wujud setiap kata yang dipakai harus mengandung afiksasi yang
lengkap seperti: diuraikan, mempertentangkan, memiliki dan sebagainya. Kata-
kata lain yang tanpa afiksasi juga harus dimunculkan dalam bentuk yang lengkap.
Kata-kata seperti tidak, sudah dan sebagainya tidak dapat ditulis dengan bentuk tak
atau udah.Kedua, secara sintaksis bahasa dalam artikel ilmiah harus lengkap yakni
memuat unsur-unsur subjek, predikat, dan objek yang dinyatakan secara eksplisit.
Sering ditemukan dalam tulisan ilmiah bentuk pelesapan subjek dalam
kalimat kompleks padahal secara sintaksis subjek tersebut tidak memiliki
rujukan yang sama dengan subjek pada kalimat induknya atau subjek kedua ini
telah jauh terpisah dari subjek petamanya. Sebagai contoh dalam kalimat “Artikel

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 151


ini…diperuntukkan bagi peminat kebahasaan…. Lain dari itu, juga memberi
bantuan pengetahuan….” Verba ―memberi‖ tidak memiliki subjek yang merujuk
pada ‖artikel‖ yang berada pada kalimat sebelumnya. Pada kalimat ―Dengan ini
meminta kesediaan Anda untuk menyajikan….”, verba ―meminta‖ yang juga tidak
bersubjek diharapkan merujuk pada subjek dalam paragraf sebelumnya. Satu
kalimat kompleks dapat saja memiliki satu subjek dengan dua dua predikat
bilamana subjek yang dilesapkan itu mempunyai hubungan anaforik dengan subjek
yang masih dipertahankan.Kalimat (2) berikut adalah kalimat lengkap yang
dibentuk dari kalimat (l). (l) Saya masuk kuliah tahun 1987, saya selesai kuliah
tahun 1992 dan sekarang akan diwisuda. Para wisudawan berbaris menuju
aula.Para wisudawan menerima ijazah dari dekan secara bergiliran. (2) Saya masuk
kuliah tahun 1987, selesai tahun 1992 dan akan diwisuda. Para wisudawan berbaris
menuju aula.Mereka menerima ijazah dari dekan secara bergiliran.
Ketiga, bahasa dalam artikel ilmiah harus tepat makna dan tunggal arti.
Penulis artikel ilmiah harus menimbang-nimbang secara seksama setiap kata,
ungkapan dan bentuk sintaksis sehingga apa yang dimengerti pembaca sama
dengan yang dimaksud penulis. Istilah-istilah kembar seperti fonologi- fonetik-
fonemik harus dipilih penggunaannya sehingga tidak menimbulkan makna yang
keliru seperti terlihat dalam kalimat Katz dan Postal (1999) mengemukakan
pendapatnya bahwa bahasa terdiri atas tiga komponen; sintaksik, fonetik, dan
semantik. Komponen kedua dalam kalimat di atas seharusnya fonologi bukan
fonetik karena kedua kata tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Ketepatan
makna dan ketunggalan arti berarti pula penghindaran dari berbagai
ambiguitas.Perhatikan kalimat berikut. (3) Pria dan wanita yang masih bersekolah
tidak diijinkan mengikuti kampanye pemilu. Keterangan yang masih bersekolah
dapat menerangkan frase pria dan wanita atau hanya wanita saja seperti terlihat
dalam bagan berikut.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 152


(a) pria dan wanita yang bersekolah
(b) pria dan wanita yang bersekolah
Bila hanya wanitanya yang bersekolah maka kalimat harus diubah
menjadi―Wanita yang bersekolah dan pria tidak diijinkan mengikuti
kampanye pemilu”.Keempat, bahasa dalam artikel harus mengikuti kaidah–
kaidah sintaktik.Penggunaan kalimat dalam karangan ilmiah harus berupa
kalimat yang efektif yakni kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan
kaidah tatabahasa, tidak berbelit-belit, tidak bertentangan dengan kebenaran
nalar, dan ringkas.Salah satu contoh kesalahan sintaktis adalah pemakaian kata
daripada di belakang verba. Kesalahan ini terjadi karena penulis atau pembicara
tidak dapat membedakan subkategori verba secara intuitif menjadi transitif-
taktransitif sehingga apa yang seharusnya langsung diikuti objek disisipi
penyeling daripada. Pengertian fungsi sintaktik seperti subjek, predikat, dan
objek tampaknya masih belum jelas. Misalnya, fungsi subjek yang seharusnya
berwujud nomina masih dilanggar seperti pada kalimat berikut. (4) Para dosen
diwajibkan untuk apel pada tanggal 17 Agustus 2003. (5) *Bagi para dosen PNS
diwajibkan untuk apel pada tanggal 17 Agustus 2003. Para dosen pada (4)
merupakan satu frasa nomina dan karenanya layak menjadi subjek. Tetapi bila
ditambahkan preposisi bagi seperti pada (5) maka kategori sintaktiknya tidak
lagi nomina sehingga tidak bisa berfungsi sebagai subjek. Dengan kata lain,
subjek tidak dapat didahului kata depan kecuali bila kata depan tersebut
difungsikan sebagai pengantar keterangan seperti dalam contoh kalimat
―Dalam artikel ini dikemukakan contoh kalimat efektif” Terakhir yakni
kelima, bahasa artikel ilmiah harus padat isi dan bukan padat kata. Dalam
mengungkapkan pikiran ke dalam bentuk bahasa, hal pertama yang harus jelas
adalah konsep utama yang ingin dikemukakan penulis. Selanjutnya konsep
utama ini dilengkapi dengan subkonsep lain yang relevan. Setelah semua itu

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 153


sampailah pada pemilihan kata, frase, dan bentuk sintaksis yang akan dapat
mengungkapkan gambaran ide penulis sejelas mungkin dengan penggunaan
kata yang seekonomis mungkin. Sebagai contoh bila penulis ingin berbicara
tentang penemu mesin uap maka selain ada nama James Watt maka konsep ini
harus dilengkapi dengan subkonsep lain seperti Inggris, mesin uap, abad 16,
insinyur, penemu, dan asal. Berdasarkan prinsip padat isi maka kalimat yang
dibuat adalah (6) dan bukan kalimat (5) berikut ini. (5) James Watt adalah
seorang insinyur yang berasal dari Inggris.Dia menemukan mesin uap pada
abad ke-16. (17 kata) (6) James Watt, seorang insinyur Inggris, menemukan
mesin uap pada abad ke-26. (l0 kata) . Dengan demikian, ciri utama bahasa
tulisan cenderung menggunkan klausa sederhana yakni klausa tunggal dengan
kepadatan leksikal tinggi. Kalimat “Indonesia telah berhasil membangun
ekonominya yang membawa perubahan besar terhadap budayanya khususnya
budaya yang terdapat di daerah pedesaan” yang terdiri atas tiga klausa dapat
ditulis menjadi “Keberhasilan pembangunan ekonomi Indonesia secara khusus
mengubah budaya masyarakat
pedesaan”sehingga memiliki kepadatan leksikal. Konsekuensi dari prinsip ini
menyebabkan artikel sangat ketat dalam pemakaian kata sehingga umumnya
menjadi sukar diperpendek lagi.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 154


PERTANYAAN

1. Proses penulisan makalah secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga tahap
yaitu…..(a)
a. tahap prapenulisan, tahap penulisan dan tahap revisi
b. tahap merevisi,penulisan dan mengkonsul
c. tahap merencanakan,pemikiran dan penulisan
d. tahan pengutipan,penulisan dan revisi
e. tahap pembaharuan,pemikiran dan penulisan

2. Urarain tahapan penulisan pokok masalah yang benar adalah:


(1) Topik, tesis, dan judul
(2) Pengembangan/identifikasi masalah
(3) Akses informasi/teori
(4) Kerangka karangan
(5) simpulan, sintesis, abstrak/ikhtisar
(6) Pengutipan pendapat
(7) Daftar pustaka/daftar rujukan
Jawaban yang benar adalah…… (c)
a. 1-4-3-6-5-2-7
b. 1-3-2-4-6-5-7
c. 1-2-3-4-5-6-7
d. 1-4-3-6-5-7-2
e. 1-4-3-5-6-7-2

3. Secara umum penggunaan bahasa dalam artikel ilmiah harus mengacu pada sifat-
sifat bahasa meliputi sifat,kecuali…..(e)

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 155


a. objektif
b. Impersona
c. Teknis
d. Praktis
e. Bahasa
4. Bahasa yang menggambarkan sesuatu pengalaman yang bagi semua khalayak
pemakai bahasa, representasi pengalaman linguistik itu dipandang sama.
Merupakan pengertian dari…..
a. bahasa yang proyektif
b. bahasa
c. kalimat
d. bahasa yang objektif
e. bahasa komulatif

5. Karakteristik ragam bahasa tulis meliputi,kecuali…… (a)


a. ragam bahasa tulis memiliki banyak penanda metalingual
b. memiliki bahasa yang lengkap
c. kalimat yang tepat
d. bahasa lugas
e. bahasa yang menggambarkan sesuatu pengalaman yang bagi semua khalayak
pemakai bahasa, representasi pengalaman linguistik itu dipandang sama.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 156


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PROSES BELAJAR MENGAJAR
No. Dok : Modul Tgl.Diterbitkan : Paraf :
Bahasa indonesia Agustus Ka. Prodi
2015/2016 Kebidanan

BAHAN AJAR
BAHASA INDONESIA

DI SUSUN OLEH :
SUPRAPTO, M
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PRODI KEBIDANAN CURUP
T.A 2015/2016

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 157


PENDAHULUAN

1. IDENTIFIKASI MATA KULIAH


KODE : bd 5.103
BEBAN/JUMLAH SKS: 2 SKS/ P:1 T:1
PENEMPATAN : SEMESTER 1

2. STANDAR KOMPETENSI
a. Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa mampu memahami tentang
penyusunan jurnal ilmiah
b. Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa mampu menerapkan penyusunan
jurnal ilmiah

3. KOMPETENSI DASAR
a. Memahami tentang penyusunan jurnal ilmiah
b. Memahami tentang sistematika penyusunan jurnal ilmiah

4. DESKRIPSI
Mata kuliah ini membahas mengenai penyusunan jurnal ilmiah yang
meliputi etika artikel penulisan ilmiah, sistematika membuat jurnal ilmiah.

5. WAKTU
2 x 170 menit

6. MANFAAT
Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara penyusunan karya ilmiah

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 158


7. PETUNJUK BELAJAR
a. Sebelum PBM dimulai mahasiswa membaca buku mengenai penyusunan jurnal
ilmiah
b. Review penyusunan jurnal ilmiah
c. Menggunakan mode ceramah, tanya jawab dan diskusi dalam pembelajaran
d. Memperbanyak referensi sebagai bahan bacaan agar mudah memahami materi
pembelajaran yang di berikan

8. TUJUAN AKHIR PEMBELAJARAN


Pada akhir pembelajaran mahasiswa mampu :
a. Memahami pengertian jurnal ilmiah
b. Memahami tentang etika jurnal ilmiah
c. Memahami tentang sistematika jurnal ilmiah
d. Memahami tentang penyusunan jurnal ilmiah
e. Memahami definisi, tujuan serta prosedur penyusunan jurnal ilmiah
f. Mahasiswa menyusun jurnal ilmiah sesuai dengan prosedur yang baik dan
benar.
9. REFERENSI
Aminuddin. 2011. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru
Algensindo.

Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Depdiknas.2002.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Bakti Husada.

Hidayat, Kosadi. 2001. Perencanaan Pengajaran Bahasa Indonesia. Trimitra


Mandiri. (tanpa keterangan kota penerbit)

Zain, Badudu. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Sinar


Harapan.

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 159


PEMBELAJARAN
PENYUSUNAN JURNAL ILMIAH

A Pengertian
Jurnal diartikan sebagai sarana komunikasiuntuk melaporkan sebuah
peristiwa atau gagasan kapada publik secara berkala biasanya dalam bentuk
makalah. Contoh jurnal yaitu jurnal akademika, jurnal nadwa dan lain-lain.
Artikel jurnal ilmiah termasuk tulisan ilmiah populer. Di sebut tulisan
ilmiah populer karena tema yang di bahas adalah masalah aktual dan di sajikan
dalam bahasa yang muda di cernaoleh pembaca.

B Penyusunan jurnal ilmiah


langkah penyusunan artikel jurnal ilmiah
a) Syarat penulisan artikel, meliputi
• Teknikal artinya seseorang penulis artikel mampu mengoperasikan
peralatan kerja
• Mental artinya bahwa etika kita menulis artikel harus memiliki mental yang
kuat, jiwa yang tegar dan tekad yang bulat.
• Senang membaca (reading habit) artinya bahwa untuk menjadi penulis
yang baik kita juga harus menjadi pembaca yang baik
• Intelektual artinya bahwa seorang penulis artike harus memiliki
kemampuan berpikir kritis, logis, cermat, bervisi, akademis, sistematis
serta analisis
• Sosikultur artinya bahwa seorang penulis penting melakukan kontak sosila
dan mampu beradaptasi terhadap lingkingan sosialnya.
b) Anatomi artikel

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 160


1. Judul (head)
2. Penulis (by name)
3. Pendahuluan (intro)
4. Isi (contets)
5. Penutup (closing)
c) Teknik menulis artikel
Teknik menulis artikel mengandung konsep 5W+1H
1. Teknik menulis judul
2. Teknik menulis intro
3. Teknik menuliskan isi
4. Teknik menulis penutup

C. Etika Penulisan Jurnal Ilmiah


Etika penulisan artikel ilmiah pada jurnal, disajikan kewajiban etika bagi
penulis dari American Cemical Society ( ACS 1996) :
 Kewajiban utama penulis adalah mempresentasikan hasil penelitiannya secara
akurat dan secara objektif membahasa hasil penelitian tersebut
 Penulis harus menyadari bahwa setiap halaman merupakan suatu sumber
penting dan memerlukan biaya
 Laporan utama suatu penelitian harus di tulis secara rinci dan menyertakan
referensi tentang informasi yang di ambil dari sumber umum (public reference)
sehingga dapat di telusuri kembali oleh penelitian
 Penulis harus merujuk hasil-hasil penelitian lainya yang mempengaruhi wujud
penelitian yang di lakukan
 Pemecahan laporan penelitian harus dihindari

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 161


 Saat mengajukan sebuah manuskrip untuk di publikasikan harus menyampaikan
ke pihak editor jika ada manuskrip yang berkaitan sedang di revisi atau di proses
oleh editor lain
 Penulis harus menyatakan sumber dari setiap informasi yang di kutip
 Sebuah penelitian ada kalanya menjadi pijakan untuk mengritik penelitian
lainnya

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 162


D. Sistematika Penulisan Jurnal Ilmiah
Judul
Nama penulis
Unit kerja, alamat lengkap
Abstrak
I. Pandahuluan
II. Metode penelitian
III. Hasil dan pembahasan
IV. Kesimpulan dan saran
Daftar isi
Referensi

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 163


PERTANYAAN
1. Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa yang tampak dalam
harian-harian dan majalah-majalah. Pengertian bahasa jurnalistik tersebut merupakan
ngertian bahasa menurut... (c)
a. Rosihan Anwar
b. JS Badudu
c. S.Wojowasito
d. Asep Syamsul M. Romli
e. Dewabrata

2. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih masalah penelitian


yaitu... (a)
a. Memilikinilai penelitian
b. Penyaluran suatu ide
c. Pengumpulan fakta
d. Narasumber yang ada
e. Menentukan bentuk tulisan

3. Dibawah ini merupakan maksud tulisan artikel. Kecuali.. (e)


a. Mengimbau atau mengajak.
b. Memberitahu atau memberi informasi.
c. Melarang
d. Memengaruhi
e. Memahami

4. Penulisan sistematika Artikel Jurnalistik terdiri dari salah satunya. yaitu... (e)
a. Menentukan bentuk tulisan

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 164


b. Pengumpulan fakta
c. Target observasi
d. Target narasumber
e. Perencanaan liputan
5. Perhatikan susunan dibawah ini
1) Tentukan tema
2) Buatlah kesimpulan
3) Rumuskan ide pokok atau masalah
4) Kembangkan tema dan pembahasan sesuai dengan jenis artikel.
5) Tetapkan tujuan penulisan
Susunan yang tepat dalam langkah-langkah menulis artikel... (d)
a. 1) - 5) - 4) - 3) - 2)
b. 1) - 5) - 2) - 4) - 3)
c. 3) - 4) - 5) - 2) - 1)
d. 1) - 5) - 3) - 4) – 2)
e. 3) - 4) - 1) - 2) - 5)

Modul / Pengertian dan ciri-ciri bahasa Page 165

Anda mungkin juga menyukai