Anda di halaman 1dari 5

NAMA : GUSMAINI (SMK N 1 Rao Selatan)

No.Peserta PPG : 19080252510035

Forum Diskusi : M2 KB 2

Soal

1. Anda diskusikan hakikat dan perbedaan dari : profesi, profesional, profesionalisasi,


profesionalitas dan profesionalisme dari guru
2. Anda berikan kejelasan beda antara paradigma profesi guru abad 21 dengan paradigma profesi
guru sebelumnya
3. Anda kemukakan strategi peningkatan profesionalisme guru berkelanjutan yang berorientasi
pada tuntutan era digitalisasi pendidikan

Jawaban

1. Hakikat dan Perbedaan dari :


a. Profesi
Profesi menunjuk pada suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian,
tanggung jawab, dan kesetiaan terhadap profesi. Suatu profesi secara teori tidak bisa
dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih atau disiapkan untuk itu. (Dedi
Supriadi: 1999). Guru merupakan suatu pekerjaan profesional, yang memerlukan suatu
keahlian khusus sehingga kedudukan guru dalam proses pembelajaran masih belum dapat
digantikan oleh mesin secanggih apapun. Keahlian khusus inilah yang membedakan
profesi guru dengan profesi yang lainnya. Guru merupakan suatu pekerjaan profesional,
yang memerlukan suatu keahlian khusus sehingga kedudukan guru dalam proses
pembelajaran masih belum dapat digantikan oleh mesin secanggih apapun. Keahlian
khusus inilah yang membedakan profesi guru dengan profesi yang lainnya. Peran guru
adalah melakukan transformasi kultur bukan hanya transfer pengetahuan.
Sebagai suatu profesi guru memiliki kode etik yang perlu dipegang. National
Education Association (NEA) menyatakan suatu profesi bidang pendidikan harus
memiliki komitmen kepada peserta didik dan komitmen kepada profesi. Komitmen
kepada peserta didik berarti seorang guru mengutamakan kemaslahatan peserta didik.
Komitmen kepada profesi berarti guru sebagai tenaga pendidik perlu terus meningkatkan
kompetensi yang menjadi ciri khusus dari profesinya. Profesi kependidikan itu menurut
NEA menuntut syarat-syarat; (1) merupakan aktivitas intelektual, (2) menggeluti suatu
batang tubuh ilmu khusus, (3) memerlukan proses pendidikan lama, (4) menjanjikan karir
hidup dan keanggotaan permanen, (5) memerlukan latihan jabatan berkesinambungan, (6)
karir hidup dan keanggotaan tetap, (5) menentukan standar baku sendiri, (7)
mengutamakan layanan dibanding kepentingan pribadi, dan (8) memiliki organisasi
profesi yang kuat.

Prinsip Profesi Guru

 Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.


 Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan
akhlak mulia.
 Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang
tugas.
 Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
 Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
 Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja
 Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan
dengan belajar sepanjang hayat
 Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
 Memiliki organisasi profesional yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang
berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

Karena guru sebagai profesi, berdasarkan kriterian tersebut sudah barang tentu tidak
semua orang yang mengajar bisa disebut guru. Dan secacara otomatis para guru
adalah profesional. Semua itu merupakan tantangan dan tuntutan agar ke depan guru
brtindak profesional.

b. Profesional
profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran,
atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan
pendidikan profesi. Guru sebagai tenaga profesional mengandung arti bahwa
pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi
akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap
jenis dan jenjang pendidikan tertentu.
Profesional secara kebahasaan berarti expert (ahli) atau specialist (seorang spesialis).
Pengertian umum sering dimaksud dengan seorang yang bekerja baik dengan keras,
tanpa menunjuk pada pekerjaan tersebut sebagai profesi atau tidak.
Jadi, profesional adalah orang yang menyandang suatu profesi dan berpenampilan
dalam melakukan pekerjaannya sesuai dengan profesinya.

Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban:

1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu,


serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni;
3. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin,
agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan
status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
4. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru,
serta nilai-nilai agama dan etika; dan
5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa

c. Profesionalisasi

Profesionalisasi adalah proses peningkatan kualifikasi maupun kemampuan para


anggota profesi dalam mencapai kriteria yang standar dalam penampilannya sebagai suatu
anggota suatu profesi. Profesionalisasi seorang guru secara garis besar ditentukan oleh
tiga faktor yaitu :

1) Faktor internal guru

Yakni kemampuan guru untuk menjadi seorang guru yang profesional


memegang peranan sangat penting. Faktor internal ini justru yang
mempercepat proses terwujudnya guru-guru yang profesional. Upaya yang
dilakukan dalam profesionalisasi perlu diarahkan pada terbentuknya
kesadaran pada diri setiap guru agar mereka secara sukrela meningkatkan
profesionalisasinya sehingga menjadi guru profesional.

2) Kondisi lingkungan tempat kerja

Kondisi lingkungan tempat kerja juga sangat menentukan keberhasilan


profesionalisasi guru profesional. Sebab, meskipun sudah dilakukan
profesionalisasi agar guru menjadi profesional, namun apabila lingkungan
tempat kerja tidak kondusif apalagi tidak memberikan penghargaan kepada
guru profesional maka upaya profesionalisasi juga akan menuju jalan buntu.
Akibatnya, guru yang semula memiliki semangat juang yang tinggi dalam
mengemban profesinya menjadi tak berdaya dan acuh tak acuh dengan
profesinya itu. Hasilnya, guru tidak lagi menjadi profesional, apalagi
berusaha untuk menjadi profesional.

3) Kebijakan pemerintah

Kebijakan pemerintah dalam profesionalisasi guru profesional ini


terutama terkait dengan award dan punishment. Award diberikan kepada guru
profesional (yang telah menunjukkan kinerja dengan profesionalisme tinggi),
sekaligus diberikan kepada mereka yang selalu berusaha meningkatkan
keprofesionalannya. Punishment diberikan kepada guru yang tidak bekerja
secara profesional. Apabila kebijakan pemerintah ini dijalankan, maka
profesionalisasi guru profesional akan semakin mudah mencapai sasaran.

d. Profesionalitas
profesionalitas guru adalah kemampuan yang dimiliki dan
ditunjukkan guru dalam melaksanakan tugas mengajar dalam mewujudkan
tujuan pembelajaran dan pendidikan. Seorang guru dapat dikatakan
profesional apabila dalam pelaksanaan tugas mengajar memiliki kompetensi
sesuai dengan standar ideal yang telah ditetapkan. Kompetensi tersebut
sebagai syarat utama agar dirinya dapat menciptakan pembelajaran yang
berkualitas, sehingga pentransferan pengetahuan, pemahaman, kemampuan
dan keterampilan dapat berlangsung secara efektif sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Kompetensi itu tidak datang dengan sendirinya,
melainkan yang diperolehnya melalui pendidikan atau pelatihan secara
khusus dalam bidang keguruan. Melalui pendidikan atau pelatihan yang
diperoleh dari lembaga keguruan, dirinya dibekali pengetahuan, kemampuan
dan keterampilan yang berkaitan dengan pelasanaan tugas mengajar.
Kemampuan dan keterampilan itu yang diaplikasikannya dalam memajukan
lembaga pendidikan.
Profesionalitas guru dapat diukur dari seberapa banyak siswa yang
diajarnya mengerti, memiliki pengetahuan, pemahaman dan kompetensi dari
materi yang diajarkan yang ditunjukkan dari hasil evaluasi. Guru profesional
tidak hanya mengajar dengan mengejar terselesainya materi pelajaran saja,
melainkan harus dapat mewujudkan kompetensi siswa dari apa yang
diajarkannya. Guru profesional tidak hanya mampu mengajar bagi siswanya,
melainkan dirinya juga menjadi bagian dari masyarakat belajar. Dalam arti
dirinya tidak hanya puas dengan kemampuan yang dimilikinya melainkan
juga meningkatkan kemampuannya agar tujuan pembelajaran dan pendidikan
dapat terwujud sebagai bentuk pertanggung jawaban dan komitmennya
kepada masyarakat.
e. Profesionalisme
Guru adalah pekerja profesi oleh karena itu harus menjunjung
profesionalisme. Pengertian umum profesionalisme menunjukkan kerja keras secara
terlatih tanpa adalanya persyaratan tertentu. Pemahaman secara scientific
profesionalisme menunjuk pada ide, aliran, atau pendapat bahwa suatu profesi harus
dilksanakan oleh profesional denganmengacu kepada profesionalisme (Wirawan:
2001). Dedi Supriadi (1999) mengatakan bahwa bahwa profesionalisme menunjuk
pada derajat penampilan seseorang sebagai profesional atau penampilan suatu
pekerjaan sebagai profesi, ada yang profesionalismenya tinggi, sedang, dan rendah.
Profesionalisme juga mengacu kepada sikap dan komitmen anggota profesi untuk
bekerja berdasarkan standar yang tinggi dan kode etik profesi.

Dengan demikian profesionalisme merupakan performance quality dan


sekaligus sebagai tuntutan perilaku profesional dalam melaksanakan tugasnya.
Konsekuensinya guru sebagai profesional dituntut untuk bisa bekerja dalam koridor
profesionalisme.

2. Paradigma profesi guru abad 21 dengan paradigma profesi guru sebelumnya

Perubahan paradigma pendidik tidak dapat dilepaskn dari peran guru karena berbagai
informasi terkini senantiasa mengalir kepada siswa atas kerja keras yang dilakukannya.
Bahwa diluar itu ada media lain yang membantu siswa bukan berarti peran guru harus
ditiadakan. Guru abad 21 memiliki karakteristik ynag spesifik dibanding dengan guru pada
abad-abad sebelumnya. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Memiliki semangat juang dan etos kerja yang tinggi disertai kualitas keimanan dan
ketakwaan yang mantap.
b. Mampu memanfaatkan iptek sesuai tuntutan lingkungan sosial budaya disekitarnya
c. Berprilaku profesional tinggi dalam mengemban tugas dan menjalankan profesi
d. Memiliki wawasan ke depan yang luas dan tidak picik dalam mengemban tugas
dan menjalankan profesi.
e. Memiliki keteladanan moral serta rasa estetika yang tinggi.
f. Mengembangkan prinsip kerja bersaing dan bersanding.
Perubahan paradigma profesi guru abad 21 dengan paradigma profesi guru sebelumnya
dapat dilihat di bawah ini :
a. Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa
b. Dari satu arah menuju interaktif
c. Dari isolasi menuju lingkungan jejaring
d. Dari pasif menuju aktif-menyelidiki
e. Dari maya/abstrak menuju konteks dunia nyata
f. Dari pribadi menuju pembelajaran berbasis tim
g. Dari luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan
h. Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru
i. Dari alat tunggal menuju alat multimedia
j. Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif
k. Dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan
l. Dari usaha sadar tunggal menuju jamak
m. Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak
n. Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan
o. Dari pemikiran faktual menuju kritis
p. Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan
3. Strategi peningkatan profesionalisme guru berkelanjutan yang berorientasi pada
tuntutan era digitalisasi pendidikan

Menurut Permennegpan dijelaskan bahwa pengembangan keprofesian berkelanjutan


(PKB) terdiri dari 3 komponen, yaitu pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya
inovatif. Salah satu kegiatan PKB adalah melakukan pengembangan diri melalui 2 cara; (1)
diklat fungsional dan 2) kegiatan kolektif. Diklat fungsional berupa kegiatan pendidikan atau
latihan yang bertujuan untuk mencapai standar kompetensi profesi dalam kurun waktu
tertentu. Kegiatan kolektif adalah kegiatan bersama dalam forum ilmiah untuk mencapai
standar kompetensi atau di atas standar kompetensi profesi yang ditetapkan. Contoh;
1) Anda mengikuti diklat pengembangan media di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan
(Diklat Fungsional)
2) Anda mengikuti pertemuan Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP), kelompok kajian, diskusi terbatas, simposium, bedah buku, video
conference, dan sebagainya (kegiatan kolektif).
Melaksanakan penelitian tindakan kelas juga merupakan upaya untuka
pengembangan diri karena PTK bertujuan meningkatkan mutu pembelajaan sekaligus
meningkatkan profesionalisme guru.
Selain itu guru profesional di era digital pada dasarnya adalah guru yang memiliki
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Namun pada pelaksanaan
keempat kompetensi tersebut memerlukan dukungan teknologi digital dengan berbagai
macam dan ragamnya. Dengan demikian, guru profesional di era digital adalah guru yang
dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya berbasis pada teknologi digital. penggunaan
teknologi digital dapat dilakukan oleh guru pada kegiatan belajar mengajar, pelayanan
administrasi, penugasan dan evaluasi. Untuk itu, pengusaan guru terhadap sistem, website dan
tool harus disediakan secara lengkap dan berkelanjutan. keberadaan teknologi digital sebagian
dapat menggantikan atau membantu peran guru terutama pada aspek pengajaran yang
bertumpu pada transfer of knowledge and tekhnology and skill, namun tidak dapat
menggantikan peran guru sebagai pendidik, yang bertugas membentuk karakter, mental,
kepribadian, sikap dan tabi’at melalui penanaman nilai-nilai luhur, yang berbasis pada agama
dan nilai-nilai budaya luhur yang dilakukan dengan cinta kasih, melalui keteladanan,
bimbingan, latihan, pembiasaan, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai