Qwqs QDQWDQWDEWW
Qwqs QDQWDQWDEWW
ILUSTRASI KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. AD
Usia : 37 tahun
Tanggal lahir : 25 April 1928
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SD
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Pisanyan, Jatinegara
No. Rekam Medis : 02-42-15-15
Tempat rawat : Bangsal RSP
Tanggal pemeriksaan : 7 April 2019
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan bengkak pada leher kanan yang sudah berlangsung sejak 1 minggu
yang lalu. Bengkak awalnya kecil, namun semakin lama semakin membesar. Bengkak
berupa benjolan keras berwarna kemerahan, nyeri, tidak bisa digerakkan. Bengkak
disertai nyeri yang menjalar hingga ke kepala dan mual. Bengkak juga disetai rasa
meriang yang intensitasnya naik turun sejak 1 minggu yang lalu. Pertama kali bengkak,
pasien mengoleskan blau pada benjolan tersebut sebanyak 2 kali. Saat tidak membaik,
pasien berobat ke klinik dan diberikan antibiotik dan obat mual. Pemberian obat tidak
membuat pasien merasa lebih baik. Pasien akhirnya berobat ke puskesmas dan dirujuk ke
RSUP Persahabatan. Pasien mengatakan sehari-harinya sering lapar, sering haus, dan
sering BAK. Tidak ada penurunan berat badan sebelum periode sakit. Pasien merasa
lebih kurus sejak sakit. Pasien kadang – kadang merasa kesemutan.
Pasien tidak pernah memiliki riwayat penyakit serupa. Pasien tidak ada riwayat operasi
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien sudah menikah dan dan bekerja sebagai pemilik toko klontong
C. PEMERIKSAAN FISIK
2. Pemeriksaan lain
D. Pemeriksaan Penunjang
E. RINGKASAN
Pasien datang dengan keluhan bengkak pada leher kanan sejak 1 minggu yang lalu. Bengkak
semakin lama semakin membesar, keras, kemerahan, nyeri menjalar ke kepala, dan tidak bisa
digerakkan. Pasien juga merasa mual dan meriang sejak 1 minggu yang lalu. Pasien
mengatakan sehari-harinya sering lapar, sering haus, dan sering BAK. Pasien merasa lebih
kurus sejak sakit. Pasien kadang – kadang merasa kesemutan. Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan peningkatan frekuensi nadi (116x/menit) dan pernafasan (21x/menit). Hasil
pemeriksaan lab ditemukan peningkatan leukosit-neutrofil (20.300-87,3%), peningkatan
GDS (382 mg/dL), Keton +, penurunan natrium (125 mEq/L), klorida (29 mEq/L), pCO2
(26,7 mmHg), pO2 (75,7 mmHg), dan HCO3- (17,1 mEq/L).
F. DAFTAR MASALAH
1. Abses Submandibular
2. Ketoasidosis Diabetikum
G. PENGKAJIAN
1. Abses Submandibular
Bengkak pada leher kanan yang memberat dan membesar sejak 1 minggu SMRS.
Bengkak berupa benjolan keras berwarna kemerahan, nyeri menjalar ke kepala,
tidak bisa digerakkan. Bengkak juga disetai rasa meriang yang intensitasnya naik
turun sejak 1 minggu yang lalu. Pemberian antibiotik tidak membuat pasien
merasa lebih baik.
Pasien mengatakan sehari-harinya sering lapar, sering haus, dan sering BAK.
Tidak ada penurunan berat badan sebelum periode sakit. Pasien merasa lebih
kurus sejak sakit. Pasien kemungkinan menderita diabetes yang dapat menjadi
faktor yang memperparah terbentuknya abses.
c. Pemeriksaan penunjang
d. Rencana diagnosis
DPL
Aspirasi pus dan kultur
e. Rencana terapi
Drainase abses
2. Ketoasidosis Diabetikum
Pasien mengatakan sehari-harinya sering lapar, sering haus, dan sering BAK.
Pasien merasa lebih kurus sejak sakit. Pasien kadang – kadang merasa kesemutan.
Pasien merasa mual.
b. Pemeriksaan fisik
Takikardi
c. Pemeriksaan penunjang
Keton (+)
d. Rencana diagnosis
Elektrolit
Pemeriksaan monofilament
ABI
Profil lipid
Balance cairan
e. Rencana terapi