Anda di halaman 1dari 3

Clinical governance di rumah sakit

Baik buruknya rumah sakit ditentukan dari mutu klinik. Mutu klinik disini ditentukan
dari kinerja dokter spesialis di rumah sakit. Definisi clinical governance adalah kerangka
kerja dimanua organisasi pelayanan kesehatan nasional yang dapat terukur untuk
peningkatan yang berkelanjutan untuk kualitas dari pelayanan dan menjaga pelayanan
yang berstandar tinggi dengan membuat lingkungan yang didalamnya terdapat
keunggulan di pelayanan klinis yang berkembang.
Peningkatan mutu dilakukan dengan cara memadukan pendekatan manajemen,
organisasi, klinik secara Bersama. Clinical governance bertugas memastikan bahwa telah
terdapat sistem untuk memonitor kualitas pelayanan kilinis yang berfungsi dengan baik.
Sistem clinical governance dilakukan dalam kegiatan:
a. Audit klinis
b. Manajemen efetif bagi kolega klinis yang berkinerja buruk
c. Manajemen resiko
d. Praktik klinis berbasis pada bukti (evidence based)
e. Pelaksanaan bukti efektivitas klinik
f. Pengembangan ketrampilan kepemimpinan bagi klinisi
g. Pendidikan berkelanjutan bagi semua staf klinis
h. Audit feedback bagi konsumen.
Dalam membangun clinical governance hal mendasar yang harus dilakukan adalah
perubahan sikap dan kultur kerja yang baik untuk meningkatkan motivasi kerja dan
kualitas dalam pemberian pelayanan yang nantinya dibutuhkan untuk mendapatkan
kepercayaan dari kelompok klinis. Sehingga sistem cilical governance dapat berjalan
dengan baik.
Komite medik dan komite keperawatan bertanggung jawab dalam pelaksanaan
clical governance di rumah sakit. Namun dalam impleemntasinya dibeberapa rumah sakit
komite terrsebut mengalami kesulitan. Hal ini disebabakan kepemimpinan klinik dan
sistem governance yang kurang mendukung.
Clinical governance merupakan bagian dari corporate governance. Hal ini terkait
engan wewenang untuk menerima, memperpanjang atau mengakhiri hubungan kerja
dengan dokter. Kerangka tim dari clinical governance adalah : praktik klinik, dukungan
program, dukungan korporasi/bisnis.
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (MK3RS)

Memiliki peran penting dalam meingkatkan produktifitas Rumah Sakit. MK3RS adalah
upaya pelayanan yang bersifat preventif, promotive, kuratif dan rehabilitatif bagi semua
stakeholder RS dan lingkungan kerja yang kondusofuntuk mencapai drajat kesehatan
yang tinggi dengan tujuan akhir produktifitas yang efisien. MK3RS adalah suatu proses
kegiatan yang dimulai dari tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian yang bertujuan untuk membudayakan K3 RS.
Upaya K3RS menyangkut tenaga kerja, metode kerja, alat kerja dan lingkungan kerja. 3
komponen dari K3 yaitu kapasitas kerja, beban kerja, lingkungan kerja.
Bahaya yang dapat muncul disebabkan dari beberapa faktor : fisik, kimia, biologi,
ergonomic, psikososial. Yang nantinya akan menyebabkan Penyakit Akibat Kerja (PAK)
bila bahaya tersebeut dibiarkan begitu saja.
Rumah sakit harus memiliki sistem tanggap darurat dalam Manajemen K3RS, mengingat
bencana/kecelakaan bisa terjadi kapan saja dan mengganggu aktifitas serta
menimbulkan kerugian bagi rumah sakit.
Sistem MK3RS meliputi:
1. Komitmen dan kebijakan.
Harus diwujudkan dalam kebijakan tertulis dan diketahui seluruh pegawai. Serta
menyediakan semua sumber daya untuk pelaksanaan K3RS. Hal ini dapati dibuktian
dengan membuat wadah khusu K3 dalam struktur organisasi RS.
2. Perencanaan.
Perencanaan mengacu pada standar sistem manajemen K3RS antara lain self
assessment akreditasi dan SMK3. Perencanaan meliputi
a. Identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian faktor resiko..
b. Membuat peraturan dan pedoman seperti SOP yang dievalualiasi, diperbarui,
ddisososialisaikan.
c. Tujuan dan sasaran
d. Indikator kinerja yang terukur.
e. Program K3.
3. Pengorganisasian
Pelaksanaan K3RS sangat tergantung dari tanggung jawab manajemn dan petugas
terhadap tugas dan kewajiban masin-masing serta kerjasam dalam K3RS. Oleh
karena itu diperlukan aturan yang jelas mengenai polap mebagian tanggungjawab.
4. Tugas dan fungsi organisasi pelaksana K3RS
Memeberikan rekomendasi dan pertimbangan kepada direktur terkait K3.
Merumuskan kebijakan, peraturan, pedoman,panduan pelaksanaan dan prosedur
K3. Membuat program K3RS.
5. Struktur Organisasi
Berada satu tingkat dibawah direktur dan bertangungjawab langsnyng kepada
direktur. Beranggotakan minimal ketua, sekretaris dan anggota.
6. Mekanisme kerja
K3RS mengumpulkan data dan informasi mengenai pelaksanaan K3RS
7. Langkah penyelenggaraan
a. Tahap persoapan
Terdiri dari menyatakan komitmen, menetapkan cara penetapan K3 di RS,
pembentukan organisasi/unit pelaksanan K3RS, membentuk kelompok kerja
K3 RS, menteapkan sumberdaya yang diperlukan.
b. Tahap Pelaksanaan
Dintaranya terdapar penyulihan dan pelatihan K3 RS kepada semua pegawai,
pengobatan pekerja, menciptakan lingkungan kerja yang baik, pengawasan
terhadap sumber bahaya, surveillens kesehtan pekerja.
c. Tahap Pemantauan dan evaluasi
Dilakukan dalam bentuk pencatatan dan pelaporan kejadian/kegiatan K3, KAK,
PAK. Inspeksi dan pengujian K3 secara berkala. Audit K3 untuk memastikan
dan menilai pengelolan K3, potensi bahaya.

Anda mungkin juga menyukai