Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MANAJEMEN BENCANA

ReviewJurnal Kardiopulmnal

Disusun oleh :
Martha Desideria Budi Rahayu (1610301292)
Kuslum Nur Hidayat (1610301286)
Nurul Fitriati (1610301276)
Arif Surahman (1610301270)
Wendi F Nugraha (1610301256)

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA


1. PENDAHULUAN

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi

akibat pelepasan energy dari dalam secara tiba – tiba yang menciptakan gelombang

seismic. Gempa bumi biasanya disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi).

Gempa juga pernah terjadi di Bantul Yogyakarta pada 2006 silam pada tanggal 27 Mei

dengan skala 5,9 Skala Richter. Akibat dari gempa ini banyak menyebabkan korban jiwa

yang mengalami cedera dan luka – luka, bahkan ada pula yang meninggal dunia, serta

puluhan sampai ratusan rumah hancur. Adapula yang mengalami syok akibat bencana

gempa tersebut. Sehingga perlu dilakukan penanganan yang cepat dan tepat. Resusitasi

Jantung Paru (RJP) pertama kali digunakan di tahun 1960. Selama kurun waktu 40 tahun

sejak diperkenalkannya RJP modern, telah banyak perubahan dan perkembangan. RJP

dilakukan dengan memberikan bantuan ventilasi, kompresi dada, dan mengembalikan

sirkulasi ke dalam kondisi normal. Hanya 10 % dari pasien yang dapat bertahan hidup

setelah mendapatkan resusitasi. Menurut American Heart Association bahwa rantai

kehidupan mempunyai hubungan erat dengan tindakan resusitasi jantung paru. RJP

biasanya di pelajari oleh dokter, perawat dan para medis lainya, akan tetapi di Amerika

RJP di pelajari oleh orang-orang yang bertugas di publik (keramaian orang), seperti

satpam, polisi, petugas stasiun dan pekerja publik lainnya. Setiap tahun RJP menolong

ribuan nyawa di Ameriksa Serikat. Lebih dari 5 juta warga amerika mendapat pelatihan

RJP dari American Heart Association dan American Red Cross Course. Definisi

Resusitasi atau reanimasi mengandung arti harfiah menghidupkan kembali, dimaksudkan

usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah suatu episode henti jantung berlanjut

menjadi kematian biologis. Resusitasi Jantung Paru (RJP) atau Cardiopulmonary


Resuscitation (CPR) adalah prosedur kegawatdaruratan medis yang ditujukan untuk

serangan jantung dan pada henti napas. RJP adalah kombinasi antara bantuan pernapasan

dan kompresi jantung yang dilakukan pada korban serangan jantung. pada dewasa ini

pemberian nafas buatan bisa diganti dengan mengunakan masker ataupun bagging, ini

dilakukan untuk pencegahan terjadi penularan suatu infeksi.

2. ISI

Peran fisioterapi pada kondisi gawat darurat sebelum dilakukan evakuasi sangat

penting, untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kecacatan. Bantuan hidup dasar

merupakan tindakan pertama yang dilakukan untuk pasien dengan kondisi syok. Adapun

langkah-langkah dalam melakukan BHD adalah

a. Dangerous

b. Respons

c. Emergency call

d. Circulation

e. Airway

f. Breathing

Kondisi pasien yang sudah mendapatkan perawatan lebih lanjut dirumah sakit, fisioterapi

juga berperan dalam menjaga gerak dan fungsi pasien. Karena pada saat mengalami syok

terjadi kekakuan dalam otot-otot pernafasan pasien sehingga mengganggu dalam gerak

sangkar thorak. Disini fisioterapi bisa memberikan intervensi berupa latihan- latihan

breathing exercise. Dan melatih menggerakkan extremitas atas.


3. KESIMPULAN

Dalam penanganan kegawat daruratan dengan kondisi syok seorang penolong

harus mampu atau mengusai tentang dasar-dasar BHD. Karena prevalensi keberhasilan

dari pemberian BHD tersebut sanngatlah sinngkat. Golden time penanganan BHD

berkisar antara 1-3 menit saja. Dalam pemberian nafas buatan, untuk penceghan

tertularnya suatu infeksi bisa dengan menggunakan masker ataupun bagging.

4. REFERENSI

Min Ko RJ, et al. Emerg Med J 2016Compression-only cardiopulmonary resuscitation in

improving bystanders’ cardiopulmonary resuscitation

Anda mungkin juga menyukai