Anda di halaman 1dari 64

HALAMAN JUDUL

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI


NILAI-NILAI DASAR PERAN DAN KEDUDUKAN
APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

OPTIMALISASI REFERENSI PEKERJAAN RUANG


PELAYANAN PEMERIKSAAN UMUM
DI PUSKESMAS WEDUNG I KABUPATEN DEMAK

Disusun oleh:
Nama : dr. NOOR EVA DWI NOVITASARI
NIP : 19861104 201903 2 001
Golongan/ Angkatan : III / I
No. Presensi :8
Jabatan : DOKTER AHLI PERTAMA
Unit Kerja : UPTD PUSKESMAS WEDUNG I
Coach : Sriyatun, S. Kep, MM
Mentor : dr. URIP SUPRIHADI, M.Kes

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN I


PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK
BEKERJA SAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI JAWA TENGAH
2019
HALAMAN PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR


PERAN DAN KEDUDUKAN APARATUR SIPIL NEGARA

Judul : Optimalisasi Referensi Pekerjaan Ruang


Pelayanan Pemeriksaan Umum di Puskesmas
Wedung I Kabupaten Demak

Disusun Oleh :
Nama : dr. NOOR EVA DWI NOVITASARI
NIP : 19861104 201903 2 001

Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada :

Hari, tanggal : Jumat, 26 April 2019


Tempat : Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
Kabupaten Demak

Demak, 26 April 2019


Menyetujui,
Coach, Mentor,

Sriyatun, S. Kep, MM dr. URIP SUPRIHADI, M. Kes


NIP. 19690112 198903 2 005 NIP. 19681010 200003 1 012

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Optimalisasi Referensi Pekerjaan Ruang Pe di

Puskesmas Wedung I Kabupaten Demak


Nama : dr. NOOR EVA DWI NOVITASARI
NIP : 19861104 201903 2 001
Unit Kerja : UPTD PUSKESMAS WEDUNG I

Telah diseminarkan,
Di : Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten
Demak
Hari, tanggal : Senin, 29 April 2019

Peserta Pelatihan Dasar

dr. NOOR EVA DWI NOVITASARI


NIP. 198611042019032001

Coach, Mentor,

Sriyatun, S. Kep, MM dr. URIP SUPRIHADI, M. Kes


NIP. 19690112 198903 2 005 NIP. 19681010 200003 1 012

Narasumber

Ir. WAHYU KUSNOWIBOWO, MT


NIP. 19590120 199003 1 003

iii
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-
Nya penulisan rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan pada waktunya.
Sebagai bagian penting dari Latihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan I
Kabupaten Demak tahun 2019 bekerjasama dengan Balai Pengembangan
Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Jawa Tengah, kegiatan yang ada
dalam rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat mencerminkan nilai-nilai
dasar profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) meliputi materi tentang
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, komitmen Mutu dan Anti Korupsi
(ANEKA) yang dapat diterapkan di tempat kerja.
Penulis menyadari dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini tidak
akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada
kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Kepala BPSDMD Provinsi Jawa Tegah beserta jajarannya yang telah
memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan dasar CPNS Golongan III
2. Pemerintah Kabupaten Demak
3. Ir. Wahyu Kusnowibowo, MT selaku penguji atas saran masukan yang
diberikan untuk perbaikan rancangan aktualisasi ini.
4. Sriyatun, S.Kep, M.M., selaku coach atas semua inspirasi, dorongan,
masukan dan bimbingannya dalam membuat rancangan aktualisasi ini,
5. dr. Urip Suprihadi, M. Kes, selaku mentor atas semua arahan, motivasi,
dukungan, masukan dan bimbingan selama perancangan program
aktualisasi,
6. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan
memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat
diinternalisasikan dan diaktualisasikan di instansi.
7. Seluruh Panitia, dan Binsuh yang telah membantu dan menfasilitasi
kegiatan latsar.
8. Segenap keluarga besar Puskesmas Wedung I Kabupaten Demak
9. Seluruh keluarga atas dukungannya selama ini.
10. Keluarga besar peserta Latsar Golongan III Angkatan I tahun 2019

iv
Penulis sadar bahwa rancangan laporan aktualisasi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap masukan dari berbagai
pihak membuat rancangan laporan menjadi lebih baik sehingga rancangan
ini dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan dan pelaporan aktualisasi nilai
dasar ASN, serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua
pihak yang membutuhkan.

Demak, 26 April 2019

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iii
PRAKATA ................................................................................................ iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii
DAFTAR TABEL .................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Identifikasi Isu.......................................................................................... 4
C. Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan ............................................... 10
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 10
E. Tujuan ...................................................................................................... 10
F. Manfaat .................................................................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 12
A. Sikap dan Perilaku Bela Negara ........................................................ 12
B. Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil ....................................................... 14
C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI ........................................ 26
BAB III PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA ....................... 32
A. Profil Organisasi ................................................................................... 32
B. Tugas Jabatan Peserta Diklat ............................................................ 35
C. Role Model .............................................................................................. 37
BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI ............................... 38
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan
Nilai ANEKA............................................................................................ 38
A. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala ............................... 50
BAB V PENUTUP ................................................................................... 52
A. Kesimpulan ............................................................................................. 52
B. Saran ........................................................................................................ 54
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 55
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... 56

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 UPTD Puskesmas Wedung I ........................................... 32


Gambar 3.2 Struktur Organisasi Puskesmas Wedung I....................... 35
Gambar 3.3 Role Model ....................................................................... 37

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Identifikasi Isu ...................................................................... 5


Tabel 1.2 Analisis APKL ...................................................................... 6
Tabel 1.3 Indikator USG ...................................................................... 8
Tabel 1.4 Parameter Analisis USG ...................................................... 8
Tabel 1.5 Analisis USG ........................................................................ 9
Tabel 3.1 Data Demografi Puskesmas Wedung I ................................ 33
Tabel 4.1 Kegiatan Rancangan Aktualisasi ......................................... 39
Tabel 4.2 Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi ............ 47
Tabel 4.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala....................... 50

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara pasal 1, Aparatur Sipil Negara yang
kemudian disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Berdasarkan UU tersebut pegawai ASN diangkat oleh pejabat
pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan
peraturan perundang-undangan. Sedangkan pegawai negeri sipil yang
kemudian disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki tiga fungsi penting, yaitu sebagai
pelayan publik, pelaksana kebijakan, serta perekat dan pemersatu bangsa.
ASN juga memiliki peran yang amat penting dalam rangka menciptakan
masyarakat yang madani yang taat hukum, berperadaban modern,
demokratis, adil, makmur, dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan
pelayanan kepada masyarakat. Dalam menjalankan peran dan tugasnya
tersebut ASN diikat oleh asas, prinsip, nilai dasar, serta kode etik dan kode
perilaku yang tertuang dalam UU Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara.
Namun, dewasa ini dalam menjalankan tugas dan perannya ASN
masih menghadapi berbagai tantangan dalam mencapai tujuan. Tantangan
tersebut dapat berasal dari dalam dan luar. Kondisi birokrasi di Indonesia
pun masih menjadi hambatan dalam pembangunan yang ditandai dengan
masih rendahnya kinerja pelayanan birokrasi dan masih tingginya angka
korupsi di Indonesia. Hal ini tergambar dari beberapa laporan kinerja
pemerintah seperti The Global Competitiveness Report 2014-2015 (World
Economic Forum 2014) dimana Indonesia menempati peringkat 37 dari 140

1
2

negara. Laporan Bank Dunia melalui Worldwide Governance Indicators


juga menunjukkan bahwa efektifitas pemerintahan (Government
Effectiveness) Indonesia masih sangat rendah yaitu -0,01 pada tahun 2014.
Selain itu, Indeks Persepsi Korupsi (Corruption Perceptions Index)
Indonesia berdasarkan data dari Transparancy International juga masih
rendah pada nilai indeks 34 dari nilai indeks bersih korupsi 100 dan berada
pada ranking 107 dari 175 negara pada tahun 2014.
Untuk menghadapi tantangan-tantangan yang ada, UU No. 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan bahwa instansi
pemerintah wajib memberikan pendidikan dan pelatihan terintegrasi bagi
calon pegawai negeri sipil (CPNS) selama 1 tahun masa percobaan.
Pendidikan dan pelatihan tersebut mengedepankan penguatan nilai-nilai
dan pembangunan karakter untuk mencetak PNS yang berkualitas
berlandaskan nilai-nilai dasar yang meliputi akuntabilitas, nasionalisme,
etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi yang kemudian disingkat
ANEKA. Dengan adanya pendidikan dan pelatihan tersebut diharapkan
CPNS yang akan diangkat menjadi PNS dapat menjadi PNS yang
berkarakter dan profesional sehingga dapat menjalankan peran dan
fungsinya dengan baik.
Sesuai peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI No
tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Prajabatan Golongan I, II,
dan III maka penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (diklat) dilakukan
dengan pola baru. Setelah pembentukan nilai-nilai dasar ASN yang
mencakup ANEKA, agenda penting yang harus dilakukan oleh peserta
pendidikan dan pelatihan adalah habituasi. Agenda habituasi memfasilitasi
peserta untuk melakukan proses aktualisasi melalui pembiasaan diri
terhadap kompetensi yang telah diperoleh melalui mata diklat yang telah
dipelajari. Selain itu, dalam proses habituasi peserta dibekali dengan
konsepsi dan tahap aktualisasi, penyusunan dan penyajian rancangan
aktualisasi, pelaksanaan aktualisasi di tempat kerja, dan penyajian hasil
aktualisasi di tempat kerja dengan menyajikan bukti belajar yang relevan.
3

Aktualisasi nilai dasar merupakan suatu proses untuk menjadikan


kelima nilai dasar menjadi aktual / nyata terjadi / sesungguhnya ada sesuai
dengan tugas fungsi pokok sebagai Penjaga Tahanan. Aktualisasi tersebut
disesuaikan dengan nilai dasar ANEKA dan mata diklat lain, tugas pokok
dan fungsi serta visi dan misi unit kerja, kegiatan yang sehari-hari dilakukan
di unit kerja, modifikasi agar terjadi peningkatan kualitas pelayanan dan
dapat juga berupa inovasi yang sebelumnya belum pernah dilakukan.
Puskesmas Wedung I merupakan salah satu instansi yang digunakan untuk
mengaktualisasikan nila-nilai dasar tersebut.
Berkaitan dengan pembentukan PNS yang profesional, penulis
sebagai dokter umum di Puskesmas Wedung I mengidentifikasi
kekurangan-kekurangan yang perlu mendapat perhatian serius guna
mencapai tujuan untuk membentuk PNS yang profesional dan dalam
rangka mewujudkan visi dan misi organisasi. Melalui kegiatan aktualisasi
yang menerapkan konsep nilai dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika
publik, komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA) maka penulis berharap
dapat memberikan kontribusi melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat solutif
dan inovatif sehingga nantinya bisa menjadi ASN yang profesional sebagai
penjaga tahanan di Lembaga Pemasyarakatan.
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa
isu atau problematika yang ditemukan di instansi tempat bekerja, yaitu di
Puskesmas Wedung I. Isu-isu yang menjadi dasar rancangan aktualisasi ini
bersumber dari aspek: (1) whole of government, (2) layanan publik, dan (3)
manajemen ASN. Kegiatan-kegiatan aktualisasi yang diangkat berasal dari
tugas pokok dan fungsi (Tupoksi), Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), inovasi
dan inisiatif penulis yang disetujui mentor dan coach, serta penugasan
atasan.
Penerapan nilai Aparatur Sipil Negara didalam pelayanan publik masih
kurang terinternalisasi. Salah satunya adalah kurang optimalnya referensi
pekerjaan ruang pelayanan pemeriksaan umum Puskesmas Wedung I. Hal
4

ini terjadi karena referensi pekerjaan yang sudah ada belum tersusun
secara baik dan lengkap sesuai PMK no. 75 Tahun 2004.
Mengingat betapa pentingnya optimalisasi referensi pekerjaan di
ruang pelayanan pemeriksaan umum demi kelancaran penyelenggaraan
pelayanan, maka diperlukan perencanaan yang matang, pelaksanaan yang
sarat dengan kerja keras, semangat dan integritas tinggi, serta pelaporan
yang penuh dengan pengawasan, efektif dan efisien.
Berdasarkan alasan tersebut penulis merancang kegiatan aktualisasi
dengan menerapkan nilai-nilai ANEKA sehingga dapat memberikan
kontribusi terhadap organisasi yang diharapkan mampu mengatasi
kendala-kendala yang ada pada Puskesmas Wedung I.
Berdasarkan uraian diatas, penulis juga menyeleksi isu-isu yang ada antara
lain: (1) Kurang maksimalnya pengelolaan pengaduan pelayanan di
Puskesmas Wedung I; (2) Kurang optimalnya referensi pekerjaan ruang
pelayanan pemeriksaan umum di Puskesmas Wedung I; (3) Kurangnya
pengelolaan dan pencegahan infeksi di ruang pelayanan pemeriksaan
umum Puskesmas Wedung I; (4) Kurangnya pengelolaan dan
pemeliharaan barang di ruang ruang pelayanan pemeriksaan umum
Puskesmas Wedung I; (5) Kurang lengkapnya laporan kelaikan barang di
Puskesmas Wedung I; dengan dua metode yaitu Metode APKL dan Metode
USG. Selanjutnya, penulis mendapatkan isu yang menjadi isu utama yaitu
tentang kurang optimalnya referensi pekerjaan poli umum Puskesmas
Wedung I

B. Identifikasi Isu
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa
isu atau problematika yang ditemukan di instansi tempat bekerja, yaitu di
Puskesmas Wedung I. Isu-isu yang menjadi dasar rancangan aktualisasi ini
bersumber dari aspek: (1) whole of goverment, (2) layanan publik, dan (3)
manajemen ASN. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan berasal dari tugas
5

pokok dan fungsi (Tupoksi), Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), inovasi dan
inisiatif penulis yang disetujui mentor dan coach.
Adapun daftar isu yang diperoleh dengan Agenda Ketiga Pelatihan
Dasar CPNS (Manajemen ASN, WoG dan Pelayanan Publik) pada unit
kerja penulis yang dirumuskan bersama dengan pihak mentor dapat
ditampilkan pada tabel 1.1 berikut :
Tabel 1.1 Identifikasi Isu
Kondisi yang
No Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini
Diharapkan
1. Kurang Pelayanan Pengelolaan Setiap bulan
maksimalnya Publik pengaduan dilakukan evaluasi
pengelolaan pelayanan belum terhadap
pengaduan dilakukan secara pengaduan
pelayanan di rutin pelayanan yang
Puskesmas ada
Wedung I
2. Kurang optimalnya Manajemen Referensi Referensi
referensi ASN pekerjaan ruang pekerjaan ruang
pekerjaan ruang pelayanan pelayanan
pelayanan pemeriksaan pemeriksaan
pemeriksaan umum belum umum tersusun
umum di tersusun dengan dengan rapi
Puskesmas rapi
Wedung I
3. Kurangnya Whole of Pengelolaan dan Pengelolaan dan
pengelolaan dan Government pencegahan pencegahan
pencegahan infeksi di ruang infeksi di ruang
infeksi di ruang pelayanan pelayanan umum
pelayanan pemeriksaan berjalan dengan
pemeriksaan umum masih baik
umum Puskesmas kurang
Wedung I
4. Kurangnya Manajemen Pengelolaan dan Pengelolaan dan
pengelolaan dan ASN pemeliharaan pemeliharaan
pemeliharaan barang di ruang barang di ruang
barang di ruang pelayanan pelayanan
pelayanan pemeriksaan pemeriksaan
pemeriksaan umum kurang umum dilakukan
umum Puskesmas maksimal dengan maksimal
Wedung I
6

Kondisi yang
No Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini
Diharapkan
5. Kurang Manajemen Laporan kelaikan Laporan kelaikan
lengkapnya ASN barang dilakukan barang dilakukan
laporan kelaikan kurang maksimal secara maksimal
barang di
Puskesmas
Wedung I

1. Penetapan Isu
a. Penetapan Kualitas Isu
Berdasarkan identifikasi isu yang telah dipaparkan, perlu
dilakukan proses identifikasi isu untuk menentukan isu mana yang
merupakan prioritas yang dapat dicarikan solusi oleh penulis. Proses
identifikasi isu tersebut menggunakan dua alat bantu penetapan
kriteria kualitas isu. Kriteria pertama adalah APKL (Aktual,
Probematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan). Aktual artinya benar-
benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat.
Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya. Kekhalayakan artinya
isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Sedangkan
Kelayakan artinya isu yang masuk akal dan realistis serta relevan
untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Analisis APKL
disajikan dalam Tabel 1.2.
Tabel 1.2. Analisis APKL

Kriteria
No Isu Keterangan
A P K L
1 Kurang maksimalnya pengelolaan + + + + Memenuhi
pengaduan pelayanan di Puskesmas syarat
Wedung
2 Kurang optimalnya referensi + + + + Memenuhi
pekerjaan ruang pelayanan syarat
pemeriksaan umum di diPuskesmas
Wedung I
7

Kriteria
No Isu Keterangan
A P K L
3 Kurangnya pengelolaan dan + + + + Memenuhi
syarat
pencegahan infeksi di ruang
pelayanan pemeriksaan umum
Puskesmas Wedung I

4 Kurangnya pengelolaan dan + + - + Tidak


memenuhi
pemeliharaan barang di ruang
syarat
pelayanan pemeriksaan umum
Puskesmas Wedung I
5 Kurang lengkapnya laporan kelaikan + + - + Tidak
memenuhi
barang di Puskesmas Wedung I
syarat

Berdasarkan tabulasi APKL seperti tercantum pada tabel di atas,


ditemukan tiga isu utama yang memenuhi syarat, yaitu sebagai berikut :
1) Kurang maksimalnya pengelolaan pengaduan pelayanan di
Puskesmas Wedung I.
2) Kurang optimalnya referensi pekerjaan ruang pelayanan
pemeriksaan umum di Puskesmas Wedung I.
3) Kurangnya pengelolaan dan pencegahan infeksi di ruang
pelayanan pemeriksaan umum Puskesmas Wedung I.
Dari ketiga isu yang problematik di atas, ditetapkan isu paling
prioritas menggunakan analisis USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)
yang mempertimbangkan tingkat kepentingan, keseriusan, dan
perkembangan setiap variabel dengan rentang skor 1-5, sesuai matriks
pada Tabel 1.4. Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu,
mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan. Seriousness
(keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut terhadap
produktivitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan
sistem atau tidak, dan sebagainya. Growth (berkembangnya masalah),
8

yaitu apakah masalah tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit


dicegah. Tabel indikator analisis USG dapat dilihat pada tabel 1.3 dan
parameter analisis USG dapat dilihat pada tabel 1.4 berikut :
Tabel 1.3. Indikator USG
No Komponen Keterangan
1 2 3
1 Urgency Seberapa mendesak isu tersebut dibahas
dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta
seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan
isu
2 Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas
dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan
penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang
ditimbulkan masalah-masalah lain kalu
masalah penyebab isu tidak dipecahkan (bisa
mengakibatkan masalah lain)
3 Growth Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah
penyebab isu akan semakin memburuk jika
dibiarkan.

1.4. Parameter Analisis USG


PARAMETER
Skor G
Urgency Seriousness
rowth
1 2 3 4
1 Isu tidak mendesak Isu tidak begitu serius Isu lamban
untuk segera untuk di bahas karena berkembang
diselesaikan tidak berdampak ke
hal yang lain
2 Isu kurang mendesak Isu kurang serius Isu kurang
untuk segera untuk segera dibahas cepat
diselesaikan karena tidak kurang berkembang
berdampak ke hal
yang lain
3 Isu cukup mendesak Isu cukup serius Isu cukup cepat
untuk segera untuk segera dibahas berkembang,
diselesaikan karena akan segera dicegah
berdampak ke hal
yang lain
9

PARAMETER
Skor G
Urgency Seriousness
rowth
1 2 3 4
4 Isu mendesak untuk Isu serius untuk Isu cepat
segera diselesaikan segera dibahas berkembang
karena akan untuk segera
berdampak ke hal dicegah
yang lain
5 Isu sangat mendesak Isu sangat serius Isu sangat
untuk segera untuk segera dibahas cepat
diselesaikan karena akan berkembang
berdampak ke hal untuk segera
yang lain dicegah

Hasil dari penetapan isu menggunakan APKL selanjutnya akan


diperingkatkan untuk segera ditindaklanjuti, maka penulis menggunakan
analisis USG yang dijelaskan pada tabel 1.5 berikut :

Tabel 1.5. Analisis USG


No Isu U S G Jml Prioritas
1 Kurang maksimalnya pengelolaan
pengaduan pelayanan di Puskesmas 4 4 3 11 3
Wedung I
2 Kurang optimalnya referensi pekerjaan
ruang pelayanan pemeriksaan umum
5 5 4 14 1
Puskesmas Wedung I

3 Kurangnya pengelolaan dan pencegahan


infeksi di ruang pelayanan pemeriksaan
5 4 4 13 2
umum Puskesmas Wedung I.

Dari analisis USG yang telah dilakukan, Isu “Kurang optimalnya


referensi pekerjaan ruang pelayanan pemeriksaan umum Puskesmas
10

Wedung I” mendapat prioritas pertama untuk diselesaikan dengan


perolehan skor USG 14.
C. Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan
Berdasar hasil identifikasi isu di atas didapatkan isu “Kurang
optimalnya referensi pekerjaan ruang pelayanan pemeriksaan umum
Puskesmas Wedung I”. Isu di atas sangat penting untuk dilakukan
pemecahannya, karena jika isu tersebut tidak diselesaikan, maka akan
timbul akibat, yaitu penyelenggaraan pelayanan pemeriksaan umum
tidak bisa berjalan dengan baik yang berakibat kepuasan pelanggan
tidak tercapai maksimal.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah pada perancangan
aktualisasi ini adalah
1. Bagaimana rancangan kegiatan aktualisasi sesuai prinsip Peran
dan kedudukan ASN dalam pelayanan publik untuk menyelesaikan
permasalahan kurang optimalnya referensi pekerjaan ruang
pelayanan pemeriksaan umum di Puskesmas Wedung I?
2. Bagaimana rancangan kegiatan aktualisasi sesuai Nilai Dasar ASN
untuk menyelesaikan permasalahan kurang optimalnya referensi
pekerjaan ruang pelayanan pemeriksaan umum Puskesmas
Wedung I?
E. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada perancangan aktulisasi ini adalah
1. Optimalnya referensi pekerjaan ruang pelayanan pemeriksaan
umum Puskesmas Wedung I sesuai Prinsip Peran dan Kedudukan
ASN.
2. Optimalnya referensi pekerjaan ruang pelayanan pemeriksaan
umum Puskesmas Wedung I sesuai nilai dasar ASN (ANEKA).
F. Manfaat
Manfaat rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
11

a. Mampu memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasikan


nilai-nilai dasar PNS yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.
b. Menjadi dokter umum yang mampu menjalankan fungsi
sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik dan perekat dan
pemersatu bangsa yang memiliki integritas dan profesional di
lingkungan Puskesmas Wedung I pada khususnya dan
Kabupaten Demak pada umumnya.
2. Bagi Instansi Puskesmas Wedung I
a. Mendukung visi dan misi Puskesmas Wedung I
b. Meningkatkan pelayanan terbaik kepada masyarakat
Kecamatan Wedung I secara menyeluruh dan
berkesinambungan.
3. Bagi masyarakat
a. Mendapatkan pelayanan yang lebih prima dari Puskesmas
Wedung I.
b. Meningkatnya derajat kesehatan.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Sikap dan Perilaku Bela Negara


Upaya mewujudkan aparatur yang berintegritas dan profesional,
perlu ditumbuhkan kesadaran para PNS untuk merubah pola pikirnya
sejalan dan searah dengan reformasi birokrasi pemerintah. Dengan
perubahan pola pikir diharapkan PNS mampu mengembangkan pola
pikir yang positif dan meminimalisasi pola pikir dirinya yang negatif. Hal
ini berarti akan mensukseskan tugas dan peranan PNS sebagai abdi
negara, abdi masyarakat, dan pelayan masyarakat.
Semestinya selaku PNS selalu sadar untuk tidak mengendorkan
semangat kerja dan profesionalitas kerja serta berusaha sekuat tenaga
untuk merubah cara pandang dari bekerja untuk uang menjadi bekerja
untuk ibadah serta dari berpikir linier menuju berpikir sistem. Menyadari
bahwa bekerja untuk melayani masyarakat bukan sebaliknya. Bersikap
terbuka dan optimis terhadap perubahan bukannya tertutup (menolak)
atau pesimis adanya perubahan. Kesadaran dan kemauan untuk
merubah hal tersebut diatas akan mudah dilakukan bilamana seorang
PNS mampu menggeser dan merobohkan dinding mental pembatas
(mental block) yang ada pada dirinya. Mental block yang ada dalam
pikiran seseorang inilah yang menghambat dirinya untuk mau bergerak
dan mau berubah untuk mencapai impian, tujuan, harapan, keinginan
ataupun perubahan yang lebih baik dalam kehidupannya. Pola pikir
PNS agar senantiasa terdorong berpola pikir, bersikap dan berperilaku
positif sesungguhnya telah dipikirkan dan diakomodir oleh pemerintah.
Dengan adanya Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang
Disiplin PNS dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban selaku PNS
sebagai berikut:
1. Mengucapkan sumpah/janji PNS.
2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan;

13
13

3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang


Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Pemerintah;
4. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
6. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat
PNS;
7. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
8. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan;
9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
10. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui
ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau
Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
11. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
12. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
13. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
14. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
15. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
16. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karier; dan
17. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
Pola pikir positif yang demikianlah yang membentuk konsep diri
selaku PNS. Adapun konsep diri PNS adalah sebagai berikut:
1. Bekerja sebagai Ibadah;
2. Menghindari sikap tidak terpuji;
3. Bekerja secara profesional;
14

4. Berusaha meningkatkan kompetensi dirinya secara terus menerus;


5. Pelayan dan pengayom masyarakat;
6. Bekerja berdasarkan peraturan yang berlaku;
7. Tidak rentan terhadap perubahan dan terbuka serta bersikap
realistis.
Disamping itu sebagai parameter kinerja di akhir tahun, PNS juga
mendapatkan laporan kinerja pegawai dan/atau berupa Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) yang tertuang dalam
Peraturan Pemerintah nomor 10 tahun 1979, terdiri atas delapan
norma-norma sikap perilaku: 1. Kesetiaan 2. Prestasi Kerja 3.
Tanggung Jawab 4. Ketaatan 5. Kejujuran 6. Kerjasama 7. Prakarsa,
dan 8. Kepemimpinan.

B. Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil


Nilai-nilai dasar adalah nilai yang sangat dibutuhkan dalam tugas
jabatan PNS secara profesional sebagai pelayan masyarakat. Nilai-nilai
dasar tersebut meliputi: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Kelima nilai-nilai dasar ini
diakronimkan menjadi “ANEKA” yang dijabarkan sebagai berikut:

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah Kewajiban untuk memberikan
pertanggung jawaban atau untuk menjawab dan menerangkan
kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif
suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau
berkewenangan untuk meminta keterangan atau
pertanggungjawaban.
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban
yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab
yang menjadi amanahnya. Dengan demikian kepercayaan
masyarakat (public trust) kepada birokrasi akan semakin menguat
karena aparaturnya mampu berperan sebagai kontrol demokrasi,
15

mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan serta


meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
a. Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus
diperhatikan, yaitu :
1) Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari
atas ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang
penting dalam menciptakan lingkungannya.
2) Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok/instansi.
3) Integritas : konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan
keyakinan.
4) Tanggung Jawab : kesadaran manusia akan tingkah laku
atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di
sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban.
5) Keadilan : kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
6) Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan
akuntabilitas.
7) Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam
lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara
akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan
kapasitas.
8) Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab
harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang
menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
9) Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
b. Jenis-jenis Akuntabilitas
16

Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:


1) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas
yang pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya
kepada otoritas yang lebih tinggi.
2) Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability),
akuntabilitas yang pertanggungjawabannya kepada
masyarakat luas.
c. Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan yaitu :
1) Akuntabilitas Personal
2) Akuntabilitas Individu
3) Akuntabilitas Kelompok
4) Akuntabilitas Organisasi
5) Akuntabilitas Stakeholder
d. Aspek Akuntabilitas
Terdapat beberapa aspek dalam akuntabilitas, antara lain :
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (accountability is a
relationship)
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is
results oriented)
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
(accountability requires reporting)
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability is
meaningless without consequences)
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (accountability
improves performance)

2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai
bangsa dan negara sendiri; sifat nasional; kesadaran keanggotaan
dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-
sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas,
17

integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat


kebangsaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya
sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan
negara. Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap PNS memiliki
orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan
negara. Nasionalisme merupakan pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya
yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. PNS dapat mempelajari
bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki
karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan
kebangsaannya.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang
harus diperhatikan, yaitu :
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
18

6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan


menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain

b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap


1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan
suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa
selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap
orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
19

2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan


bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar
Bhinneka Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
20

nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan


persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-
cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-
hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut :
a. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
21

1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.


2) Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan
dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat
evaluasi.
3) Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan
tindakan faktual.
b. Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu :
1) Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
2) Dimensi Modalitas
3) Dimensi Tindakan Integritas Publik
c. Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara
Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya
kepada publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
22

14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang


demokratis sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran
baik/ buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai
negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder.
a. Nilai-nilai Komitmen Mutu:
1) Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat
mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan
efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang
telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu
hasil kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari
performans untuk mencapai target (rencana) mutu,
kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya,
melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan.
2) Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga,
dan pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi
organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku,
uang dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan
jumlah keluaran tertentu.
3) Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam
(internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa juga
karena ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal
misalnya permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik
23

harus mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif,


sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter dan mindset baru sebagai aparatur
penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam
bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda
dengan sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
4) Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu
menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan
pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas
pelayanan sehingga pelanggan menjadi puas dalam
pelayanan.
b. Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam
mengevaluasi kualitas pelayanan, yaitu:
1) Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
2) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam
memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan
serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;
3) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap;
4) Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya;
5) Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.
Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi. Pada
level puncak (corporate level) bertanggung jawab atas mutu
layanan institusi secara keseluruhan untuk membangun citra
24

kelembagaan dan keunggulan bersaing. Pada level strategic


business unit level tanggung jawab mutu berkaitan dengan
penetapan diversifikasi mutu pada setiap unit kerja sesuai dengan
target masing-masing. Pada level fungsional bertanggung jawab
atas mutu hasil setiap layanan yang diberikan di unit-unit
pendukung. Sedangkan pada level unit dasar tanggung jawab mutu
berkaitan dengan aktivitas/ rencana aksi yang dilaksanakan di
masing-masing unit kerja.

5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin “corruption” (Fockema
Andrea: 1951) atau “corruptus” (Webster Student Dictionary: 1960).
Selanjutnya dikatakan bahwa “corruption” berasal dari kata
“corrumpere”, suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa latin
tersebut kemudian dikenal istilah “coruption, corrupt” (Inggris),
“corruption” (Perancis) dan “corruptive/korruptie” (Belanda).
Korupsi secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian.
Korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena
dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik
dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan
yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun
waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka
panjang. Korupsi menurut UU No. 20 Tahun 2001 didefinisikan
sebagai tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya
diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara. menurut UU No.
31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana
korupsi yang terdiri dari: (1) kerugian keuangan negara, (2) suap-
menyuap, (3) pemerasan, (4) perbuatan curang, (5) penggelapan
dalam jabatan, (6) benturan kepentingan dalam pengadaan, dan (7)
25

gratifikasi. Semua jenis tersebut merupakan delik-delik yang


diadopsi dari KUHP (pasal 1 ayat 1 sub c UU no.3/71)
a. Nilai-Nilai Anti Korupsi
Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
1) Kejujuran
Jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak
berbohong, dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat
yang sangat penting dalam kehidupan pegawai, tanpa sifat
jujur pegawai tidak akan dipercaya dalam kehidupan
sosialnya.
2) Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi
seorang pegawai dalam kehidupan di tempat kerja dan di
masyarakat.
3) Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses
mendewasakan diri yaitu dengan tidak bergantung pada
orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung
jawabnya
4) Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan
5) Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu
perbuatan yang salah baik itu disengaja maupun tidak
disengaja. Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan
dan kesadaran akan kewajiban menerima dan
menyelesaikan semua masalah yang telah dilakukan.
6) Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan,
dimana kemauan menimbulkan asosiasi dengan
ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja,
26

pendirian, pengendalian diri, keberanian, ketabahan,


keteguhan, tenaga, kekuatan dan pantang mundur.
7) Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup
boros, hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat
memenuhi semua kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara
merupakan parameter penting dalam menjalin hubungan
antara sesama karena prinsip ini akan mengatasi
permasalahan kesenjangan sosial, iri, dengki, tamak, egosi
dan juga menghindari dari keinginan yang berlebihan.
8) Keberanian
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan
dalam bentuk berani mengatakan dan membela
kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani
bertanggungjawab dan lain sebagainya.
9) Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah,
tidak memihak.

C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Kedudukan ASN dalam NKRI yaitu
1. Pegawai ASN berkedudukan sabagai Aparatur Negara.
2. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh
Pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
Intervensi semua Golongan dan Parpol.
3. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai
politik.
4. Kedudukan ASN berada di Pusat, Daerah dan Luar Negeri, namun
demikian Pegawai ASN merupakan satu kesatuan.
Bagian Ketiga Peran Pasal 12 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, pegawai ASN
berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas pemerintahan
27

dan penyelenggaraan pembangunan tugas umum nasional melalui


pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas
dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Setiap kegiatan yang dilakukan PNS pasti terdapat
konsekuensi baik berupa penghargaan maupun sanksi,semestinya
sebagai PNS kita tidak boleh melalaikan kewajiban kita di kantor.
Dengan adanya Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang
Disiplin PNS dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban selaku PNS
sebagai berikut:
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Pemerintah;
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat
PNS;
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan;
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui
ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau
Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
28

14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan


karier; dan
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN
harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik

1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan
nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya ASN yang kedudukan atau status jabatan
PNS dalam sistem birokrasi selama ini belum sempurna untuk
menciptakan birokrasi yang profesional (Fatimah & Irawati, 2016).
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi Manajemen PNS dan Manajemen PPPK.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola
karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun
dan jaminan hari tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen Aparatur
Sipil Negara, 2014).

2. Whole of Government (WoG)


Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
29

lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan


pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan
publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan dengan menunjuk sejumlah
kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan (Suwarno &
Sejati, 2016).
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan
publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan
bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu
tertentu (Shergold & lain-lain, 2004).
Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil Indonesia
adalah:
a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan lebih
baik, selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan
dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong
pentingnya WoG.

b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan


kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa
kompetisi antar sektor dalam pembangunan.

c. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta


bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya potensi
disintegrtasi bangsa.

3. Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala
bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009
tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau
30

rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan


pelayanan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah.
Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat
diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free rider problem,
non-rivalry, dan non-excludable, serta cara mengkonsumsinya
dapat dilakukan secara kolektif. Perkembangan paradigma
pelayanan: Old Public Administration (OPA), New Public
Management (NPM) dan seterusnya menjadi New Public Service
(NPS).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan,
responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien,
aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan. Fundamen Pelayanan
Publik yaitu:
a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai
amanat konstitusi.
b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga
negara.
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk
mencapai hal-hal strategis untuk memajukan bangsa di masa
yang akan datang.
d. Pelayanan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan warga negara tetapi juga untuk proteksi.
BAB III
PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Profil Organisasi
Puskesmas Wedung I merupakan salah satu Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD) sebagai kepanjang tanganan dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Demak yang bertanggung jawab terhadap
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya sesuai dengan tanggung
jawabnya. Puskesmas Wedung I terletak di Kecamatan Wedung,
tepatnya di Jalan Angin-angin No. 8, Kabupaten Demak.
Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

Gambar 3.1 UPTD Puskesmas Wedung I

1. Kondisi Geografis
Wedung sebagai salah satu wilayah di kabupaten demak yang
terletak di pesisir pantai laut jawa dengan luas wilayah seluas 93.876
ha merupakan 11 % dari seluruh wilayah di kabupaten demak. Oleh
karena itu kecamatan wedung merupakan kecamatan yang paling

32
33

lebar di kabupaten demak . Tanah di kecamatan wedung terdiri dari


5.457 ha tanah sawah dan 4.419 ha tanah kering.
2. Kondisi Demografi
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Wedung I tahun 2018
berjumlah 52.314 jiwa, yang terdiri dari 26.499 orang laki-laki dan
25.815 orang perempuan. Rincian jumlah penduduk per kelurahan
adalah sebagai berikut:

JUMLAH PENDUDUK
LUAS KEPADATAN
(WNI)
NO KELURAHAN JUMLAH KK RW RT
WILAYAH PENDUDUK
L P Total
(Km2) (Jiwa/Km2)

1 Wedung 9,85 1.252 6.062 6.272 12.334 2.548 12 54


2 Ngawen 2,5 884 1119 1.090 1.209 624 3 13
3 Ruwit 4,72 935 2.244 2.168 4.412 1.542 7 17
4 Mandung 0,98 1.895 968 889 1.857 486 2 9
5 Buko 6,44 793 2.594 2.513 5.107 1.469 7 24
6 Kenduren 4,2 1.591 3.433 3.250 6.683 1.809 6 39
Berahan
7 9,61 875 4.331 4.077 8.408 2.327 9 43
Wetan
8 Berahan Kulon 9,58 168 819 788 1.607 484 3 6
9 Bungo 7,2 991 3.660 3.469 7.129 1.981 8 35
10 Tempel 2,71 948 1.269 1.299 2.568 723 3 10
TOTAL 57,79 905 26.499 25.815 52.314 13.993 60 250

3. Visi, Misi, Nilai, dan Tujuan Organisasi


a. Visi dan Misi
1) Visi
Terwujudnya masyarakat Demak yang agamis lebih
sejahtera, mandiri, maju, kompetitif, kondusif,
berkepribadian dan demokratis.
2) Misi
a) Menjadikan nilai-nilai agama melekat pada setiap
kebijakan pemerintah dan perilaku masyarakat
b) Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang lebih
bersih, efektif, efisien, dan akuntabel
c) Meningkatkan kedaulatan pangan dan ekonomi
kerakyatan berbasis potensi lokal serta mengurangi
tingkat pengangguran
34

d) Mengakselerasikan pembangunan infrastruktur


strategis, pembangunan kewilayahan dan
menyerasikan pembangunan antara kota dan desa
e) Meningkatkan Pelayanan Pendidikan, kesehatan dan
perlindungan sosial sesuai standar
f) Menciptakan keamanan, ketertiban dan lingkungan
yang kondusif
g) Mengembangkan kapasitas pemuda, olahraga, seni-
budaya, meningkatkan keberdayaan perempuan,
perlindungan anak dan mengendalikan pertumbuhan
penduduk
h) Mewujudkan kualitas pelayanan Investasi dan
meningkatkan kualitas pelayanan publik.
i) Mengoptimalkan pengelolaan Sumber Daya Alam
berwawasan lingkungan
b. Motto
Melayani dengan santun
c. Nilai
Untuk mendorong motivasi kerja dan kesungguhan dalam
mencapai kinerja maka diperlukan suatu nilai- nilai yang
disepakati bersama.
Tata Nilai tersebut adalah :
1) Santun berkomunikasi
2) Santun berprofesional
3) Santun beradvokasi
d. Tujuan Organisasi
Menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan, upaya
kesehatan masyarakat, administrasi dan pengelolaan
manajemen serta dapat menjalankan fungsi sebagai wahana
pendidik tenaga kesehatan sesuai harapan dan kebutuhan
masyarakat.
35

5. Struktur Organisasi
Organisasi Puskesmas disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Demak berdasarkan kategori, upaya kesehatan dan beban kerja
Puskesmas. Organisasi Puskesmas Wedung I terdiri dari Kepala
Puskesmas, Kepala Sub bagian tata usaha, Penanggungjawab
UKM dan keperawatan kesehatan Masyarakat, Penanggungjawab
UKP, Kefarmasian, Laboratorium dan Penanggungjawab Jaringan
pelayanan puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan.

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Puskesmas

B. Tugas Jabatan Peserta Diklat


1. Tugas Aparatur Sipil Negara
Undang-Undang Aparatur Sipil Negara No. 5 Tahun 2014
Pasal 11 menjelaskan bahwa tugas ASN adalah:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
36

c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan


Republik Indonesia.
2. Fungsi pokok : Penanggungjawab semua tindakan medis pada
semua unit pelayanan
3. Tugas Pokok Dokter Umum
a. Melaksanakan tugas pelayanan kepada pasien puskesmas
b. Melakukan tindakan Medis
c. Memberikan pelayanan rujukan
d. Menerima konsultasi tentang pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan oleh pasien dan keluarga pasien
e. Membina petugas dalam meningkatkan mutu pelayanan ( QA )
f. Membina perawat dan bidan dalam melaksanakan program
kegiatan puskesmas
g. Membantu manajemen dalam kegiatan supervisi kegiatan
puskesmas (Induk, Pustu, Pusling, PKD)
h. melaksanakan Membantu manajemen dalam memonitor dan
mengevaluasi kegiatan puskesmas
i. Melaksanakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) di
posyandu balita, lansia dan kelompok masyarakat
j. Meningkatkan upaya kesehatan di lingkungan sekolah dengan
penyuluhan, pembinaan kader UKS
37

C. Role Model

Gambar 3.3 Role model

Nama : Drs. Joko Sutanto


Jabatan : Wakil Bupati Demak
Beliau merupakan seorang wakil bupati yang penuh integritas. Awal
karir beliau adalah sebagai PNS yang menjabat sebagai Kaur Bangdes
Kecamatan Guntur Kabupaten Demak pada tahun 1981. Selama bekerja
sebagai PNS sampai sekarang menjadi seorang wakil bupati, beliau tetap
menjadi sosok yang sederhana, inovatif, disiplin, tegas dan ramah kepada
bawahan serta masyarakat. Sikap Keteladanan beliau patut dijadikan role
model.
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan


Nilai ANEKA

Unit Kerja : Puskesmas Wedung I Kabupaten Demak

Isu yang diangkat : Kurang optimalnya referensi pekerjaan


ruang pelayanan pemeriksaan umum di Puskesmas Wedung I.

Gagasan penyelesaian isu :


1. Pendataan referensi pekerjaan ruang pelayanan pemeriksaan
umum yang sudah ada.
2. Pemetaan referensi pekerjaan ruang pelayanan pemeriksaan
umum yang belum ada.
3. Pemenuhan referensi pekerjaan ruang pelayanan pemeriksaan
umum.
4. Sosialisasi referensi pekerjaan ruang pelayanan pemeriksaan
umum.
5. Pembuatan dokumen keeper referensi pekerjaan ruang pelayanan
pemeriksaan umum.

44
39
Tabel 4.1 Kegiatan Rancangan Aktualisasi
Kontribusi Dampak
Keterkaitan Penguatan
Tahapan Output/Hasil terhadap Visi
No Kegiatan Kegiatan Nilai-Nilai
Kegiatan Kegiatan Misi
dengan ANEKA Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Pendataan 1. Melakukan Adanya persamaan 1. Dalam Visi: Dengan Jika tidak
referensi konsultasi persepsi dengan menerapkan Terwujudnya melakukan dilakukan
pekerjaan dengan kepala puskesmas suatu gagasan, masyarakat pendataan pendataan
ruang kepala dilakukan Demak yang sesuai dengan referensi
pelayanan puskesmas konsultasi agamis lebih tata nilai: pekerjaan
pemeriksaan dengan pimpinan. sejahtera, Santun yang sudah
umum yang (Nasionalisme, mandiri, maju, berkomunikasi ada akan
sudah ada Pancasila sila kompetitif, Santun menyebabkan
ke-4) kondusif, berprofesional tidak
Sumber: SKP 2. Saat berkepribadian efisiennya
berkonsultasi dan demokratis. dalam proses
dengan Kepala pemenuhan
Puskesmas, Misi: referensi
dengan sikap Meningkatkan pekerjaan
sopan, hormat, pelayanan
ramah, jujur, pendidikan,
bertanggung kesehatan dan
jawab. perlindungan
(Etika Publik) sosial sesuai
standar (Misi 5)
3. Menggunakan Mewujudkan
data-data yang kualitas
akurat pelayanan
(Akuntabilitas, Investasi dan
Anti korupsi) meningkatkan
40
2. Melakukan Adanya Saat kualitas
koordinasi kesepakatan berkoordinasi pelayanan
dengan teman dengan teman dengan teman publik (Misi 8)
sejawat sejawat sejawat
menggunakan
nilai kerjasama
(Nasionalisme,
sila ke-3)
Berkoordinasi
secara efektif
(Komitmen
Mutu)
Jujur
(Anti Korupsi)
3. Mencocokkan Adanya daftar Dalam
dokumen referensi pekerjaan mencocokkan
referensi yang sudah sesuai dokumen
pekerjaan dengan PMK 75 menggunakan
yang ada Tahun 2004 ketelitian,
apakah sudah kejelasan dan
sesuai dengan kecermatan
aturan yang (Akuntabilitas)
ada di PMK
75 Tahun Bekerja secara
2004 efektif dan efisien
(Komitmen Mutu
2. Pemetaan 1. Konsultasi Adanya persamaan 1. Dalam Visi: Dengan Jika tidak
referensi dengan kepala persepsi dengan menerapkan Terwujudnya melakukan dilakukan
pekerjaan puskesmas kepala puskesmas suatu gagasan, masyarakat pemetaan pemetaan
ruang dilakukan Demak yang sesuai dengan referensi
pelayanan konsultasi agamis lebih tata nilai: pekerjaan
pemeriksaan dengan pimpinan. sejahtera, yang belum
41
umum yang (Nasionalisme, mandiri, maju, Santun ada akan
belum ada Pancasila sila kompetitif, berkomunikasi menyebabkan
ke-4) kondusif, Santun tidak
Sumber: SKP 2. saat berkepribadian berprofesional efisiennya
berkonsultasi dan demokratis. dalam proses
dengan Kepala pemenuhan
Puskesmas dan Misi: referensi
teman sejawat Meningkatkan pekerjaan
dengan sikap pelayanan
sopan, hormat, pendidikan,
ramah, jujur, kesehatan dan
bertanggung perlindungan
jawab. sosial sesuai
(Etika Publik) standar (Misi 5)
3. saat Mewujudkan
berkonsultasi kualitas
menggunakan pelayanan
data-data yang Investasi dan
akurat meningkatkan
(Akuntabilitas, kualitas
Anti korupsi) pelayanan
Saat publik (Misi 8)
Adanya berkoordinasi
kesepakatan dengan teman
dengan teman sejawat
sejawat menggunakan
nilai kerjasama
(Nasionalisme,
sila ke-3)
Berkoordinasi
secara efektif
42
(Komitmen
Mutu)
Jujur
(Anti Korupsi)
2. Melakukan Adanya daftar Dalam melakukan
pemetaan referensi pekerjaan pemetaan secara
referensi ruang pelayanan cermat dan teliti
pekerjaan pemeriksaan (Akuntabilitas)
ruang umum yang belum Bekerja secara
pelayanan ada di Puskesmas efektif dan efisien
pemeriksaan (Komitmen Mutu
umum yang
belum ada
sesuai PMK
75 Tahun
2004
3. Pemenuhan 1. Melakukan Adanya persamaan 1. Dalam Visi: Melakukan JIka tidak
referensi konsultasi persepsi mengenai menerapkan Terwujudnya pemenuhan dipenuhi,
pekerjaan dengan referensi pekerjaan suatu gagasan, masyarakat referensi pelayanan di
ruang Kepala ruang pelayanan dilakukan Demak yang pekerjaan ruang
pelayanan Puskesmas pemeriksaan konsultasi agamis lebih sesuai dengan pelayanan
pemeriksaan umum yang akan dengan pimpinan. sejahtera, tata nilai: pemeriksaan
umum dipenuhi (Nasionalisme, mandiri, maju, Santun umum tidak
Pancasila sila kompetitif, Berkomunikasi bisa berjalan
Sumber: SKP ke-4) kondusif, Santun dengan baik
2. Saat berkepribadian berprofesional
berkonsultasi dan demokratis.
dengan Kepala
Puskesmas, Misi:
dengan sikap Meningkatkan
sopan, hormat, pelayanan
ramah, jujur, pendidikan,
43
bertanggung kesehatan dan
jawab. perlindungan
(Etika Publik) sosial sesuai
standar (Misi 5)
3. Saat Mewujudkan
berkonsultasi kualitas
menggunakan pelayanan
data-data yang Investasi dan
akurat meningkatkan
(Akuntabilitas, kualitas
Anti korupsi) pelayanan
Saat publik (Misi 8)
berkoordinasi
2. Melakukan Adanya dengan teman
koordinasi kesepakatan sejawat
dengan teman dengan teman menggunakan
sejawat sejawat nilai kerjasama
(Nasionalisme,
sila ke-3)
Berkoordinasi
secara efektif
(Komitmen
Mutu)
Jujur
(Anti Korupsi)
Dalam melakukan
pemenuhan
referensi
3. Melakukan Adanya referensi pekerjaan
pemenuhan pekerjaan ruang menggunakan
referensi pelayanan ketelitian dan
pekerjaan ruang pemeriksaan kecermatan
44
pelayanan umum yang sudah (Akuntabilitas)
pemeriksaan tersusun lengkap
umum

4. Sosialisasi 1. Melakukan Adanya 1. Berkoordinasi Visi: Melakukan Jika tidak


referensi koordinasi kesepakatan dengan Terwujudnya sosialisasi dilakukan
pekerjaan dengan kepala dengan kepala melakukan masyarakat sesuai dengan sosialisasi,
ruang puskesmas Puskesmas musyawarah. Demak yang tata nilai: pemberi
pelayanan untuk waktu tentang waktu (Nasionalisme, agamis lebih Santun pelayanan di
pemeriksaan pelaksanaan pelaksanaan Pancasila sila sejahtera, berkomunikasi
ruang
umum sosialisasi dan sosialisasi dan ke-4) mandiri, maju, Santun
pihak-pihak pihak-pihak yang 2. Saat kompetitif, berprofesional pelayanan
Sumber : yang akan akan diundang berkonsultasi kondusif, Santun pemeriksaan
SKP diundang dengan Kepala berkepribadian beradvokasi umum kurang
Puskesmas dan demokratis. memahami
dengan sikap tentang
sopan, hormat, Misi: referensi
ramah, jujur, Meningkatkan pekerjan
bertanggung pelayanan tersebut
jawab. pendidikan,
(Etika Publik) kesehatan dan
2. Membuat Tercetaknya Membuat perlindungan
undangan undangan undangan sosial sesuai
sosialisasi sosialisasi sosialisasi standar (Misi 5)
menggunakan Mewujudkan
ketelitian dan kualitas
kecermatan pelayanan
(Akuntabilitas) Investasi dan
Membuat meningkatkan
undangan kualitas
menggunakan
45
bahasa yang pelayanan
sopan publik (Misi 8)
(Etika Publik)
Membuat
undangan yang
sederhana
(Anti Korupsi)
3. Mendistribusika Tersampaikannya Mendistribusikan
n undangan ke undangan undangan
pihak-pihak sosialisasi ke dilakukan dengan
yang diundang pihak-pihak yang penuh tanggung
diundang jawab dan disiplin
(Anti Korupsi)
4. Melakukan Terlaksananya Melakukan
sosialisasi sosialisasi dengan sosialisasi
referensi lancar tertib. referensi
pekerjaan ruang pekerjaan secara:
pelayanan Terisinya daftar Tertib
pemeriksaan hadir. (Nasionalisme,
umum sila ke-3)
Peserta memahami Efektif
tentang referensi (Komitmen
pekerjaan ruang Mutu)
pelayanan Dengan sopan,
pemeriksaan ramah
umum (Etika Publik)
5. Pembuatan 1. Menghadap Adanya 1. Berkoordinasi Visi: Membuat Jika tidak
dokumen Kepala kesepakatan dengan Terwujudnya dokumen membuat
keeper Puskesmas format dokumen melakukan masyarakat keeper sesuai dokumen
referensi konsultasi keeper musyawarah. Demak yang dengan tata keeper
pekerjaan format agamis lebih nilai: referensi
ruang sejahtera, pekerjaan
46
pelayanan dokumen (Nasionalisme, mandiri, maju, Santun yang ada tidak
pemeriksaan keeper Pancasila sila kompetitif, berprofesional bisa tersusun
umum ke-4) kondusif, dengan rapi
2. Saat berkepribadian dan
Sumber: berkonsultasi dan demokratis. menyulitkan
Inovasi dengan Kepala saat pencarian
Puskesmas Misi: referensi
dengan sikap Meningkatkan pekerjaan
sopan, hormat, pelayanan
ramah, jujur, pendidikan,
bertanggung kesehatan dan
jawab. perlindungan
(Etika Publik) sosial sesuai
3. Format yang standar (Misi 5)
dibuat sederhana Mewujudkan
(Anti Korupsi) kualitas
4. Efisien dan pelayanan
inovatif Investasi dan
2. Melakukan Adanya dokumen (Komitmen meningkatkan
pembuatan keeper mutu) kualitas
dokumen Dokumen keeper pelayanan
keeper yang efisien, publik (Misi 8)
orientasi mutu
dan sederhana
(Komitmen
Mutu, Anti
Korupsi)
47
JADWAL RANCANGAN AKTUALISASI
OPTIMALISASI REFERENSI PEKERJAAN RUANG PELAYANAN PEMERIKSAAN UMUM DI PUSKESMAS
WEDUNG I
KABUPATEN DEMAK
Tabel 4.2. Jadwal Aktualisasi
Juni
Mei Minggu
minggu
No Kegiatan ke- ke- Bukti Kegiatan
1 2 3 4 1 2
11) Pendataan referensi pekerjaan ruang a. b.
a. Foto kegiatan konsultasi dengan kepala
puskesmas
pelayanan pemeriksaan umum yang sudah
b. Foto kegiatan koordinasi dengan teman
ada.
sejawat
2) c. Foto Hard file (formulir check list)
referensi pekerjaan ruang pelayanan
pemeriksaan umum yang sudah ada
d. Foto referensi pekerjaan yang sudah
ada
21) Pemetaan referensi pekerjaan ruang a. a.
b. Foto kegiatan konsultasi dengan kepala
puskesmas
pelayanan pemeriksaan umum yang belum
b. Foto kegiatan koordinasi dengan teman
ada.
sejawat
2)
48
c. Foto Hard file (formulir check list)
referensi pekerjaan ruang pelayanan
pemeriksaan umum yang belum ada
31) Pemenuhan referensi pekerjaan ruang a. a.
b. Foto kegiatan konsultasi dengan kepala
puskesmas
pelayanan pemeriksaan umum.
b. Foto kegiatan koordinasi dengan teman
2)
sejawat
3) c. Foto Hard file (formulir check list)
referensi pekerjaan ruang pelayanan
pemeriksaan umum yang sudah
terpenuhi
41) Sosialisasi referensi pekerjaan ruang a. a.
b. Foto kegiatan konsultasi dengan Kepala
Puskesmas
pelayanan pemeriksaan umum.
b. Foto/video kegiatan sosialisasi referensi
2)
pekerjaan ruang pelayanan
3) pemeriksaan umum
c. Undangan untuk peserta kegiatan
sosialisasi referensi pekerjaan ruang
pelayanan pemeriksaan umum
d. Absensi kegiatan sosialisasi referensi
pekerjaan ruang pelayanan
pemeriksaan umum
e. Notulen kegiatan
49
51) Pembuatan dokumen keeper referensi a. a.
b. Foto kegiatan konsultasi dengan Kepala
Puskesmas
pekerjaan ruang pelayanan pemeriksaan
c. Draft desain dokumen keeper
umum.
d. Dokumen keeper
2) e. Foto dokumen keeper
50

A. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala


Kegiatan habituasi rancangan aktualisasi nilai – nilai dasar ASN akan dilaksanakan pada tanggal 30 April 2019 -
sampai dengan 12 Juni 2019 di Puskesmas Wedung I. Dalam pelaksanaannya dimungkinkan terjadinya kendala-
kendala yang berisiko menghambat kegiatan yang telah direncanakan menjadi kurang optimal. Oleh karena itu
diperlukan antisipasi untuk menghadapi kendala-kendala tersebut, sehingga dampak yang menghambat kegiatan
tersebut dapat diminimalisir. Antisipasi dalam menghadapi kendala-kendala selama aktualisasi dapat dijelaskan lebih
lanjut pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Antisipasi dan Strategi Menghadapi
No. Kegiatan Kendala
Kendala
1. 3) Pendataan referensi pekerjaan ruang File referensi kegiatan yang Mencari file dengan cermat,
sudah ada belum memakai waktu setelah
pelayanan pemeriksaan umum yang sudah
ditemukan menyelesaikan pekerjaan di
ada. Puskesmas antara jam 14.00-
15.00.
2. 3) Pemetaan referensi pekerjaan ruang Sumber referensi pekerjaan Bertanya kepada teman sejawat,
sulit dicari mencari sumber-sumber terkait
pelayanan pemeriksaan umum yang belum
referensi pekerjaan ruang
ada. pelayanan pemeriksaan umum

3. 4) Pemenuhan referensi pekerjaan ruang Terlalu banyak referensi Memakai waktu luang untuk
pekerjaan yang harus memenuhi
pelayanan pemeriksaan umum.
dipenuhi
51

Antisipasi dan Strategi Menghadapi


No. Kegiatan Kendala
Kendala
4. 4) Sosialisasi referensi pekerjaan ruang Kehadiran peserta rendah Bagi peserta yang belum hadir,
dilakukan sosialisi hasil notulensi
pelayanan pemeriksaan umum.
rapat di grup WA Puskesmas

5. 3) Pembuatan dokumen keeper referensi Dokumen referensi Membuat daftar ceklis sebagai
pekerjaan terlalu banyak panduan di dalam dokumen keeper
pekerjaan ruang pelayanan pemeriksaan
tersebut
umum.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Simpulan dari rancangan aktualisasi dan habituasi ini adalah
terdapat 5 (lima) kegiatan yang telah dibuat untuk menyelesaikan isu
“Kurang optimalnya referensi pekerjaan ruang pelayanan pemeriksaan
umum di Puskesmas Wedung I”. Kegiatan tersebut meliputi :
1. Pendataan referensi pekerjaan ruang pelayanan pemeriksaan
umum yang sudah ada.
2. Pemetaan referensi pekerjaan ruang pelayanan pemeriksaan
umum yang belum ada.
3. Pemenuhan referensi pekerjaan ruang pelayanan pemeriksaan
umum.
4. Sosialisasi referensi pekerjaan ruang pelayanan pemeriksaan
umum.
5. Pembuatan dokumen keeper referensi pekerjaan ruang pelayanan
pemeriksaan umum.
Dari setiap rancangan kegiatan yang dilaksanakan di Puskesmas
Wedung I terdapat nilai-nilai dasar ANEKA dan peran kedudukan ASN
yang harus dimiliki setiap ASN guna menjalankan tugas dan perannya
dengan maksimal sehingga dapat menjadi ASN yang profesional dan
berintegritas tinggi.
Rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat mewujudkan visi
Puskesmas Wedung I yaitu terwujudnya Puskesmas yang berkualitas
menuju Wedung I sehat.
Melalui rancangan aktualisasi yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, penulis berharap mampu mengimplementasikan dan
menghabituasi nilai-nilai dasar ANEKA dan peran kedudukan ASN
dengan baik ketika melaksanakan kegiatan aktualisasi di Puskesmas
Wedung I.

57
53
54

B. Saran
Untuk melaksanakan kegiatan yang sudah dirancang, sebaiknya
dilakukan dengan menerapkan prinsip WoG, menaati semua peraturan
berkaitan dengan managemen ASN, dan berorientasi pada pelayanan
publik yang bisa memuaskan pengguna layanan. Selain dapat terealisasi
dengan baik penulis juga berharap kegiatan dalam rancangan ini dapat
dilakukan secara berkelanjutan dan mendukung visi misi organisasi.
59

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara,2015.Akuntabilitas Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara,2015.Nasionalisme Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara,2015.Etika Publik Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara,2015.Komitmen Mutu Modul Pendidikan
dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta:Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara,2015.Anti Korupsi Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara,2017.Pelayan Publik Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara,2017.Whole of Government Modul Pelatihan
Dasar Calon PNS. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara,2017.Manajemen ASN Modul Pelatihan
Dasar Calon PNS. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.
61

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap : dr. Noor Eva Dwi Novitasari

2. Formasi Jabatan : Dokter Ahli Pertama

3. NIP : 198611042019032001

4. Tempat dan Tanggal Lahir : Banjarnegara, 04 November 1986

Kel. Kalicilik, RT 02 RW 01, Kec.


5. Alamat Rumah :
Demak, Kab. Demak
6. Nomor HP : 081327042431
Jalan Angin-angin No. 8, Wedung,
7. Alamat Kantor :
Demak

8. Alamat e-mail : nooreve86@gmail.com


57

B. Riwayat Pendidikan

1. SD N Krandegan II : 1993 – 1999

2. SLTP N 1 Banjarnegara : 1999 – 2002

3. SMA N 1 Banjarnegara : 2002 – 2005


S1 Kedokteran Universitas Islam
4. : 2005 – 2009
Sultan Agung Semarang
Profesi Dokter Universitas Islam
5. : 2009 - 2011
Sultan Agung Semarang

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini
adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di
kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya
sanggup menerima sanksi.
Demak, 29 April 2019
Penyusun,

dr. Noor Eva Dwi Novitasari


NIP. 198611042019032001

Anda mungkin juga menyukai