Hal439-446 Radiarta PDF
Hal439-446 Radiarta PDF
net/publication/275834041
CITATIONS READS
4 2,398
2 authors, including:
Nyoman Radiarta
Institute for Marine Research and Observation
86 PUBLICATIONS 305 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Nyoman Radiarta on 05 May 2015.
ABSTRAK
Budidaya ikan air tawar dengan keramba jaring apung (KJA) telah memberikan kontribusi
yang cukup besar bagi peningkatan produksi perikanan, menyediakan lapangan kerja,
dan perbaikan perekonomian masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan
pemetaan distribusi keramba jaring apung ikan air tawar di Waduk Cirata, Jawa Barat.
Data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah multi temporal data satelit
Advanced Land Observing Satellite (ALOS) Advance Visible and Near Infrared
Radiometer type 2 (AVNIR-2) tanggal 27 Juni 2008 dan 27 September 2008. Validasi
data satelit telah dilakukan melalui survei lapangan pada tanggal 17 April 2009. Hasil
klasifikasikan data satelit dan estimasi luasan menunjukkan adanya peningkatan luasan
KJA dari 892 ha pada bulan Juni 2008 menjadi 949 ha pada bulan September 2008,
sedangkan luasan waduk menunjukkan penurunan yaitu 5.839 ha pada bulan Juni
2008 menjadi 4.818 ha pada bulan September 2008. Hasil pemetaan dan estimasi
luasan dari penelitian ini berguna sebagai data dasar yang dapat dimanfaatkan untuk
perencanaan dan pengelolaan waduk yang lebih baik.
KATA KUNCI: keramba jaring apung, remote sensing, Waduk Cirata, ALOS
AVNIR-2
439
J. Ris. Akuakultur Vol. 4 No. 3, Desember 2009: 439-446
440
Pemetaan distribusi keramba jaring apung ..... (I Nyoman Radiarta)
6 o4 4 ’ S 6 o4 4 ’ S
6 o4 6 ’ S 6 o4 6 ’ S
6 o4 8 ’ S 6 o4 8 ’ S
Gambar 1. Lokasi penelitian di Waduk Cirata, Jawa Barat ditampilkan dengan ALOS
AVNIR-2 tanggal 27 Juni 2008, kombinasi kanal 431: merah, hijau dan biru
Figure 1. Study area at Cirata Reservoir, West Java presented using ALOS AVNIR-
2 June 27, 2008, band 431: Red Green Blue (RGB)
441
J. Ris. Akuakultur Vol. 4 No. 3, Desember 2009: 439-446
Gambar 2. Alur analisis pemetaan distribusi keramba jaring apung ikan air tawar di Waduk
Cirata, Jawa Barat
Figure 2. Analysis flowchart for mapping of fresh water fish cage culture distribution in
Cirata Reservoir, West Java
Klasifikasi terbimbing dilakukan untuk Institute, USA). Analisis SIG meliputi: subset,
memperoleh data/informasi tentang tutupan clipping, klasifikasi data dan penghitungan
lahan di lokasi penelitian. Secara umum, luasan waduk dan KJA.
klasifikasi data inderaja terbagi atas dua jenis
klasifikasi yaitu klasifikasi terbimbing HASIL DAN BAHASAN
(supervised classification) dan klasifikasi tak
Secara umum kondisi lingkungan perairan
terbimbing (unsupervised classification)
waduk dipengaruhi oleh faktor lingkungan dari
(Lillesand and Kiefer, 2000). Untuk
dalam dan dari luar waduk. Faktor dari dalam
memperoleh hasil klasifikasi tutupan lahan
waduk dapat berupa aktivitas pemanfaatan
dengan mengunakan klasifikasi terbimbing,
waduk (contohnya KJA, rekreasi/pariwisata
maka diperlukan data kondisi lapangan (ground
dan penangkapan), klimatologi (cuaca, iklim,
truth). Data ini digunakan sebagai sample atau
angin dan musim) dan kondisi limnologi waduk
area of interest untuk mengklasifikasikan data
(ekologi, biologi, fisik, dan kimia perairan).
satelit (Lillesand and Kiefer, 2000). Data
Sedangkan faktor dari luar waduk sangat
lapangan tutupan lahan di lokasi penelitian
tergantung pada tipe tutupan lahan yang
diperoleh dari peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)
terdapat di area resapan (catchment area)
skala 1:25000 lembar 1209-223 (Ciranjang) dan
waduk. Masing-masing tutupan lahan akan
1209-241 (Maniis). Kedua peta RBI tersebut
memberikan pengaruh yang berbeda terhadap
adalah keluaran Bakosurtanal tahun 1999.
kondisi perairan waduk (Xiaoyan et al., 2002).
Pada penelitian ini, data inderaja dianalisis Jenis tutupan lahan hasil klasifikasi citra satelit
dengan menggunakan Erdas Image 8.5 (ERDAS ALOS AVNIR-2 tanggal 27 September 2008 di
Atlanta, GA,USA). Selanjutnya analisis spasial sekitar Waduk Cirata disajikan pada Gambar 3.
(SIG) dilakukan dengan menggunakan ArcGIS Tutupan lahan dengan dominasi
9.3 (The Environmental System Research perkampungan/kota akan memberikan
442
Pemetaan distribusi keramba jaring apung ..... (I Nyoman Radiarta)
6o4 2 ’ S
6o4 4 ’ S
6o4 6 ’ S
Tutupan lahan (Land cover)
Hutan (Forest)
Pemukiman (Settlement)
Perkebunan (Plantation)
Pertanian (Agriculture field)
Tanah kosong (Land)
Waduk (Reservoir)
Sungai (River)
107 o 15’E 107 o 18’E 107 o 21’E
Gambar 3. Tutupan lahan di sekitar Waduk Cirata klasifikasi dengan data ALOS AVNIR-
2 tanggal 27 September 2008
Figure 3. Land cover surrounding Cirata Reservoir classified from ALOS AVNIR-2
data acquired on September 27, 2008
pengaruh negatif terhadap kondisi perairan Berdasarkan data tutupan lahan hasil
waduk, dikarenakan pasokan limbah yang klasifikasi data ALOS AVNIR-2 tanggal 27 Sep-
berasal dari rumah tangga ataupun industri. tember 2008 (Gambar 3), menunjukkan pada
Sumarwoto et al. (1990) dalam penelitiannya aliran Sungai Cikundul, Cibalagung, Cisokan,
tentang indek kesesuaian kualitas perairan Ciratum, dan Cilangkap perlu dimonitor dan
untuk perikanan KJA di Waduk Saguling dan dilakukan pemantauan secara berkala, karena
Cirata menyimpulkan bahwa, indek kesesuaian sungai-sungai tersebut berasosiasi dengan
kualitas perairan di Waduk Saguling kondisinya tutupan lahan (diantaranya pemukiman,
lebih rendah dibandingkan dengan Waduk pertanian, dan perkebunan) yang diyakini
Cirata. Hal ini disebabkan karena banyaknya memberikan pengaruh yang besar terhadap
limbah dari Kota Bandung, Cimahi dan limbah dan pengkayaan nutrient ke dalam
Padalarang yang masuk ke Waduk Saguling waduk.
melalui Sungai Citarum.
Daerah di sekitar Waduk Cirata dipengaruhi
Pemantauan tingkat kesesuaian kualitas air oleh dua musim yaitu musim kering (sekitar
terhadap sungai-sungai besar yang bagian bulan Mei—September) dan musim penghujan
hilirnya berhubungan dengan perkampungan/ (sekitar bulan Oktober—April). Rata-rata
kota dan berhulu di waduk perlu dilakukan curah hujan bulanan adalah 67 – 155 mm saat
secara berkala sehingga pengaruhnya musim kering dan 169 – 328 mm saat musim
terhadap kegiatan perikanan budidaya dapat hujan (Hayami et al., 2008). Kondisi ini
diminimalkan. Selain perkampungan/kota, tentunya akan mempengaruhi luasan waduk
aktivitas pertanian, perkebunan dan hutan (garis pantai) pada setiap musimnya.
dapat pula sebagai sumber pengkayaan Pemantauan dengan data satelit ALOS AVNIR-
nutrien bagi waduk yang dapat menurunkan 2 untuk dua waktu yang berbeda menunjukkan
mutu air waduk. Kajian yang dilakukan oleh total luasan waduk yang cukup berbeda yaitu
Xiaoyan (Xiaoyan et al., 2002) mengenai 5839 ha pada bulan Juni 2008 dan 4818 ha
karakteristik sumber polusi di DAS Waduk pada bulan September 2008 (Tabel 1, Gambar
Miyun, Beijing, China menyimpulkan bahwa 4A). Luasan waduk tahun 2008 tidak jauh
penyumbang terbesar pengkayaan nutrien ke berbeda dengan luasan waduk yang dihitung
dalam waduk secara berturut-turut adalah tahun 2002 dengan data satelit Landsat ETM+
lahan pertanian, hutan, dan padang rumput. yaitu 5.794 ha pada bulan April dan 4.664 ha
443
J. Ris. Akuakultur Vol. 4 No. 3, Desember 2009: 439-446
pada bulan September (Radiarta et al., 2005). mendukung pengelolaan yang berkelanjutan.
Namun dari dua estimasi (penelitian ini dan Peningkatan luasan KJA dapat berindikasi pada
Radiarta et al., 2005) tersebut menunjukkan peningkatan jumlah unit KJA yang dioperasikan
bahwa luasan waduk tidak pernah mencapai diwaduk. Dari Gambar 4B tersebut dapat dilihat
luasan awal saat dioperasikan yaitu 6200 Ha. bahwa penempatan KJA belakangan ini sudah
Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh tidak lagi memenuhi kriteria kesesuaian lahan
dua faktor yaitu (1) faktor pemanfaatan untuk pengembangan perikanan KJA di waduk.
data satelit yang dianalisis pada penelitian Penempatan KJA yang sesuai dan pemantauan
(penelitian ini dan Radiarta et al., 2005) tidak distribusi KJA serta mengurangi jumlah yang
pada saat puncak musim penghujan dan (2) ada dapat berimplikasi pada peningkatan total
faktor adanya kecendrungan berkurangnya produksi dan tetap terjaganya kualias perairan
volume air yang ditampung dalam waduk. waduk.
Kecendrungan berkurangnya volume air ini, Penelitian mengenai hubungan antara
kemungkinan besar berhubungan dengan jumlah KJA dan produksi maksimal yang
pengaruh pemanasan global yang terjadi (IPCC, dilakukan Abery et al. (2002) di Waduk Cirata
2007). Saat ini, masalah pemanasan global menyimpulkan bahwa jumlah maksimal KJA
telah menjadi topik penelitian hangat di- di Waduk Cirata adalah 20300 KJA untuk
berbagai bidang, meliputi klimatologi, ekologi, mencapai produksi maksimum sekitar 25375
ekosistem, perikanan (tangkap dan budidaya), ton per tahun. Sedangkan menurut Coasta-
dan bidang lainnya. Pierce (1998), daya dukung Waduk Cirata untuk
Berdasarkan data ALOS AVNIR-2, penelitian KJA adalah sekitar 10.600 KJA. Peningkatan
ini berhasil mengestimasi luasan KJA di Waduk jumlah KJA tidak selalu berakibat pada
Cirata untuk dua waktu yang berbeda (Tabel peningkatan jumlah produksi. Produksi
1). Gambar 4B menunjukkan distribusi spasial maksimum per KJA di Waduk Cirata terpantau
KJA di Waduk Cirata. Hasil estimasi tersebut pada tahun 1995 (sekitar 2300 kg per KJA),
menunjukkan adanya peningkatan luasan area namun setelah itu terjadi penurunan produksi
KJA dari 892 Ha pada bulan Juni 2008 menjadi yaiu sekitar 400 kg per KJA di tahun 2002
949 Ha pada bulan September 2008. Jika (Abery et al., 2002). Peningkatan jumlah KJA
dihitung rasio pemanfatan lahan untuk KJA dan yang melebihi daya dukung dapat menim-
luasan waduk juga menunjukkan peningkatan bulkan efek negatif bagi lingkungan perairan
sekitar 5%, yaitu dari 15% pada bulan Juni 2008 yaitu penurunan kualitas perairan yang
menjadi 20% pada bulan September 2008. berakibat sering terjadinya tingkat kematian
Luasan KJA yang diperoleh dari penelitian ini ikan. Kondisi ini secara umum akhirnya akan
belum dapat membedakan antara KJA yang berakibat pada penurunan produksi baik
masih berfungsi atau KJA yang tidak berfungsi. produksi per KJA maupun total produksi.
Namun estimasi luasan dan tampilan distribusi KESIMPULAN
spasial KJA dari penelitian ini dapat dijadikan
sebagai data dasar bagi pemantauan Sejak dioperasikannya Waduk Cirata tahun
perkembangan KJA di Waduk Cirata guna 1987, keberadaan KJA yang ada semakin
Tabel 1. Proporsi luasan waduk (ha), luasan distribusi KJA (ha), dan rasio (%) pada
waktu pemantauan yang berbeda
Table 1. Proportion of reservoir area (ha), cage culture distribution area (ha), and
ratio (%) based on different time acquisition
*)
Perbandingan antara luasan KJA dengan luasan waduk (Ratio between cage culture area
and reservoir area)
444
Pemetaan distribusi keramba jaring apung ..... (I Nyoman Radiarta)
(A1) Waduk (Reservoir), 27 Juni 2008 (A2) Waduk (Reservoir), 27 September 2008
(B1) KJA (Cage culture), 27 Juni 2008 (B2) KJA (Cage culture), 27 September 2008
Gambar 4. Karakteristik Waduk Cirata, Jawa Barat pada waktu pemantauan yang
berbeda: (A) tampilan geografis waduk dan (B) distribusi KJA
Figure 4. Characteristic of Cirata Reservoir, West Java based on different
time of acquisition: (A) geographic view of the reservoir and (B)
distribution of cage culture
bertambah jumlahnya. Penambahan jumlah KJA diperoleh dari penelitian ini dapat menjadi
ini disinyalir telah melebihi daya dukung acuan bagi pihak perencana demi terlaksana-
waduk. Beberapa efek negatif telah nya pengelolaan waduk yang berkelanjutan.
ditimbulkan oleh makin bertambahnya jumlah
KJA tersebut, di antaranya menurunnya DAFTAR ACUAN
kualitas perairan didalam waduk yang pada
Abery, N.W., Sukadi, F., Budhiman, A.A.,
akhirnya berpengaruh terhadap produksi
Kartamihardja, E.S., Koeshendrajana, S.,
perikanan KJA yang dihasilkan. Dengan
Buddhiman, & De Silva, S.S. 2005. Fisheries
menggunakan satelit data ALOS AVNIR-2,
and cage culture of three reservoirs in
penelitian ini berhasil menggambarkan
West Java, Indonesia: a case study of
secara spasial kondisi yang mempengaruhi
ambitious development and resulting
keberlanjutan kegiatan perikanan budidaya KJA
interactions. Fisheries Management and
di waduk yang meliputi aspek dari luar (jenis
Ecology, 12: 315–330.
tutupan lahan sekitar waduk) dan aspek dari
dalam (luasan waduk dan KJA). Hasil klasifikasi Costa-Pierce, B.A. 1998. Constraints to the
dan estimasi menunjukkan bahwa, terjadi sustainability of cage aquaculture for
peningkatan luasan KJA dari bulan Juni ke bulan resettlement from hydropower dams in
September, sedangkan luasan waduk (garis Asia: an Indonesian case study. Journal of
pantai) mengalami penurunan. Penelitian ini Environment and Development, 7: 333–
membuktikan bahwa data satelit ALOS 363.
AVNIR-2 dapat dimanfaatkan untuk memetakan Effendie, I., Nirmala, K., Hasan Saputra, U.,
distribusi KJA di dalam waduk. Hasil yang Sudrajat, A.O., Zairin, M., & Kurokura, H.
445
J. Ris. Akuakultur Vol. 4 No. 3, Desember 2009: 439-446
2005. Water quality fluctuations under Radiarta, I N., Prihadi, T.H., & Sunarno, T. 2005.
floating net cages for fish culture in Lake Pemantauan perikanan budi daya berbasis
Cirata and its impact on fish survival. KJA di Waduk Cirata dengan menggunakan
Fisheries Science, 71: 972–977. multi-temporal data landsat 7. Warta
FAO. 2009. Global aquaculture and capture Penelitian Perikanan Indonesia, 11(2), p.
fisheries production. http://www.fao.org/ 2—8.
fishery/topic/16140/en. Didownload tgl 10 Radiarta, I N., Saitoh, S-I., & Miyazono, A., 2008.
Juni 2009. GIS-based multi-criteria evaluation models
Hayami, Y., Ohmori, K., Yoshino, K., & Garno, for identifying suitable sites for Japanese
Y.S. 2008. Observation of anoxic water scallop (Mizuhopecten yessoensis)
mass in a tropical reservoir: the Cirata aquaculture in Funka Bay, southwestern
Reservoir in Java, Indonesia. Limnology, 9: Hokkaido, Japan. Aquaculture, 284: 127-
81-87. 135.
Igarashi, T. 2001. ALOS mission requirement Radiarta, I N. & Saitoh, S-I., in press. Biophysi-
and sensor specifications. Advance Space cal models for Japanese scallop,
Research, 28: 127-131. Mizuhopecten yessoensis, aquaculture site
Igarashi, T. 2002. Overview of NASDA’s earth selection in Funka Bay, Hokkaido, Japan
observation remote sensing. Advanced using remotely sensed data and geo-
Space Research, 29: 1,619-1,624. graphic information system. Aquaculture
International. doi: 10.1007/s10499-008-
IPCC. 2007. Summary for policymakers. In:
9212-8.
Climate change 2007: the physical science
basis. Contribution of working group I to Soemarwoto, O., Roem, C.M., Herawati, T., &
the fourth assessment report of the Costa-Pierce, B.A. 1990. Water quality
intergovernmental panel of climate change suitability of Saguling and Cirata reservoirs
[Solomon, S., D. Qin, M. Manning, Z. Chen, for development of floating net cage
M. Marquis, K.B. Averyt, M. Tignor and H.L. aquaculture. In: B.A. Costa-Pierce, O.
Miller (eds.)]. Cambridge University Press, Soemarwoto (eds) Reservoir Fisheries and
Cambridge, United Kingkom and New York, Aquaculture Development for
NY, USA. Resettlement in Indonesia. Manila,
Philippines: ICLARM, Technical Report 23,
JAXA. 2006. ALOS/AVNIR-2 Level 1 product
p. 18–111.
format description. Revision J. JAXA- Earth
Observation Research Center, 140 pp. Xiaoyan, W., Yixun, W., Tingfang, L., Wei, H.,
Qiuju, H., & Hongfen, Z. 2002. Characteris-
Lillesand, T.M. & Kiefer, R.W. 2000. Remote
tics of non-point source pollution in the
Sensing and Image Interpretation. Fouth
Watershed of Miyun Reservoir, Bejing,
Edition. John Wiley&Son, New York, USA,
China. Chinese Journal of Geochemistry,
736 pp.
21: 89-95.
446