Anda di halaman 1dari 5

KLINIK PRATAMA PMI KABUPATEN BOYOLALI

Jl. Randu Asri (Ngebong) Siswodipuran Boyolali 57311


Email: kab_boyolali@pmi.or.id Web: boyolalikab.pmi.or.id

KEPUTUSAN KEPALA KLINIK PRATAMA PMI KABUPATEN BOYOLALI


Nomor : ........./............/........./2019

TENTANG

SASARAN KESELAMATAN PASIEN KLINIK PRATAMA PMI KABUPATEN BOYOLALI


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

KEPALA KLINIK PRATAMA PMI KABUPATEN BOYOLALI

Menimbang : a. bahwa dalam upaya memberikan pelayanan klinis yang bermutu


perlu meningkatkan keselamatan pasien;
b. bahwa untuk meningkatkan keselamatan pasien perlu
menetapkan sasaran – sasaran keselamatan pasien;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu
menetapkan Keputusan Kepala Klinik Pratama PMI Kabupaten
Boyolali tentang Sasaran Keselamatan Pasien;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
Permenkes Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
2.
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 09 tahun
3. 2014,tentang Klinik;
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal
4.
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2017,tentang Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan
5.
Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
6.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KLINIK TENTANG SASARAN KESELAMATAN
PASIEN KLINIK PRATAMA PMI KABUPATEN BOYOLALI
Kesatu : Menentukan sasaran keselamatan pasien sebagaimana terlampir
dalam keputusan ini.
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka
akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di :
Pada tanggal :
KEPALA KLINIK PRATAMA PMI KABUPATEN BOYOLALI

dr. Isna Rifana Fitriani

L
AMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA KLINIK ………….
NOMOR / / /2018
TENTANG SASARAN KESELAMATAN PASIEN
SASARAN KESELAMATAN PASIEN

Tujuan dari ditetapkannya sasaran keselamatan pasien adalah untuk mendorong


perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang
bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus
berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan ini.

Untuk meningkatakan keselamatan pasien perlu dilakukan pengukuran terhadap


sasaran – sasaran keselamatan pasien.

Indikator pengukuran sasaran keselamatan pasien seperti pada tabel berikut ini:

NO INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN TARGET


1. Tidak Terjadinya Kesalahan Identifikasi Pasien 100%
2 Tidak terjadinya komunikasi yang tidak efektif 100%
3 Tidak Terjadinya Kesalahan Pemberian Obat 100%
Kepada Pasien
4. Tidak Terjadinya Kesalahan Prosedur Tindakan 100%
Medis dan Keperawatan
5. Pengurangan Terjadinya Risiko Infeksi di Klinik 100 %
6. Tidak Terjadinya Pasien Jatuh 100%

1. Tidak terjadinya Kesalahan Identifikasi Pasien

Identifikasi pasien yang tepat meliputi tiga detail wajib, yaitu: nama, tanggal lahir,
nomor rekam medis pasien. Kegiatan identifikasi pasien dilakukan pada saat
pemberian obat, pengambilan spesimen atau pemberian tindakan.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang
teridentifikasi tepat yang disurvei pada suatu unit pelayanan dibagi jumlah seluruh
pasien yang dilayani pada unit pelayanan tersebut.

Jumlah pasien yang teridentifikasi tepat


X 100%
Jumlah seluruh pasien yang dilayani

2. Tidak terjadinya komunikasi yang tidak efektif

Membangun komunikasi yang efektif diantara pemberi layanan agar meminimalisir


kesalahan-keslahan yang terjadi akibat komunikasi yang tidak efektif. Komunikasi
efektif akan mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien. Teknis
komunikasi efektif menggunakan TULBAKON.

Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah komunikasi efektif


diantara semua komunikasi yang disurvei pada unit pelayanan tersebut.

Jumlah komunikasi yang teridentifikasi efektif


X 100%
Jumlah seluruh komunikasi yang ada

3. Tidak Terjadinya Kesalahan Pemberian Obat Kepada Pasien


Ketepatan pemberian obat kepada pasien dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan
identifikasi pada saat memberikan obat kepada pasien.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang
dilayani oleh bagian farmasi dikurangi kejadian kesalahan pemberian obat dibagi
jumlah seluruh pasien yang mendapat pelayanan obat.

Jumlah pasien yg dilayani – kejadian kesalahan pemberian obat


X 100%
Jumlah pasien yang mendapat pelayanan obat

4. Tidak Terjadi Kesalahan Prosedur Tindakan Medis dan Keperawatan

Dalam melaksanakan tindakan medis dan keperawatan, petugas harus selalu


melaksanakannya sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Identifikasi pasien yang
akan mendapatkan tindakan medis dan keperawatan perlu dilakukan sehingga tidak
terjadi kesalahan dalam pemberian prosedur. Pengukuran indikator dilakukan
dengan cara menghitung jumlah tindakan yang dilakukan dikurangi kejadian
kesalahan prosedur tindakan dibagi dengan seluruh tindakan medis yang dilakukan.

Jumlah tindakan medis dan keperawatan yang dilakukan – kejadian kesalahan


prosedur
X
100%
Jumlah seluruh tindakan medis dan keperawatan yang dilaksanakan

5. Pengurangan Terjadinya Risiko Infeksi di Klinik Pratama PMI Kabupaten Boyolali

Agar tidak terjadi risiko infeksi, maka semua petugas wajib menjaga kebersihan
tangan dengan cara mencuci tangan 6 langkah dengan menggunakan sabun dan air
mengalir. Enam langkah Cuci tangan pakai sabun (CTPS) harus dilaksanakan pada
lima keadaan, yaitu:
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Setelah kontak dengan pasien
3. Sebelum tindakan aseptik
4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.

Pengukuran terjadinya risiko infeksi di Puskesmas dilakukan dengan cara


menghitung jumlah petugas yang melakukan cuci tangan pakai sabun (CTPS) 6
langkah pada 5 keadaan tersebut di atas yang disurvei dibagi dengan jumlah
petugas pelayanan klinis yang disurvei.

Jumlah petugas yang melakukan CTPS 6 langkah pada 5 keadaan


X 100%
Jumlah semua petugas pelayanan klinis yang disurvei

6. Tidak Terjadinya Pasien Jatuh


Setiap pasien yang dirawat di Klinik dilakukan pengkajian terhadap kemungkinan
risiko jatuh untuk meminimalkan risiko jatuh. Pencegahan terjadinya pasien jatuh
dilakukan dengan cara:
a. Memberikan identifikasi resiko jatuh pada setiap pasien yang memiliki resiko
jatuh
b. Memberikan intervensi kepada pasien yang beresiko serta memberikan
lingkungan yang aman.

Pengukuran terhadap tidak terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara


menhitung jumlah pasien yang dirawat dikurangi kejadian pasien jatuh dibagi
dengan jumlah semua pasien yang dirawat.

Jumlah pasien yg dirawat – kejadian pasien jatuh


X 100%
Jumlah semua pasien yang dirawat

Kepala
Klinik……………………………….
.

dr………………………………………..

Anda mungkin juga menyukai