Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN PERTEMUAN KEMITRAAN BIDAN DUKUN

TINGKAT PUSKESMAS RIUNG


TANGGAL 21 JUNI 2019

I. PENDAHULUAN
Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia masih belum
memuaskan, terbukti dari masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) DAN
Angka Kematian Bayi (AKB). Kematian dan kesakitan ibu hamil, bersalin,
nifas dan bayi baru lahir masih merupakan masalah besar dinegara
berkembang termasuk Indoesia. Di Negara – negara miskin, sekitar 25 –
50% kematian wanita usia subur disebabkan oleh masalah yang berkaitan
dengan kehamilan, persalinan dan nifas. WHO memperkirakan diseluruh
dunia setiap tahunnya lebih dari 585 ibu meninggal pada saat hamil atau
bersalin.

II. LATAR BELAKANG


Kemitraan bidan dengan dukun adalah suatu bentuk kerjasama bidan
dengan dukun yang paling menguntungkan dengan prinsip keterbukaan,
kesetaraan, dan kepercayaan dalam upaya untuk menyelamatkan ibu dan
bayi, dengan menempatkan bidan sebagai penolong persalinan dan
mengalihfungsikan dukun dari penolong persalinan menjadi mitra dalam
merawat ibu dan bayi pada masa nifas dengan berdsarkan kesepakatan
yang telah dibuatantara bidan dengan dukun, serta melibatkan seluruh
unsur/ elemen masyarakat yang ada.

Di dalam kemitraan bidan dan dukun bayi mempunyai peran dan


tanggung jawab masing masing. Oleh sebab itu perlu diberi pengertian
bahwa peran dukun bayi tidakkalah penting dibandingkan perannya
dahulu. Proses perubahan peran dukun menuju peran barunya yang
berbeda,memerlukan suatu adaptasi 3 hubungan interpersonal yang baik
antara bidan dan dukun.

WHO menganjurkan agar setiap ibu hamil sedikitnya melakukan 4 kali


kunjungan selama periode antenatal, yaitu 1 kali pada trimester pertama, 1
kali pada trimester kedua, 2 kali dalam trimester ketiga dengan
pelayanan/standar minimal 10T.

Cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau melalui kunjungan baru


(KI). Untuk Puskesmas Riung cakupan KI TAHUN 2016 : 67,39% Dari target
100%, tahun 2017 : 70%dan tahun 2018 : 77,25%, dari data tersebut tiap
tahunnya terjadi peningkatan tetapi semuanya masih di bawah target.

Sampai saat ini keberadaan dukun bayi sebagai orang kepercayaan


dalam pemeriksaan kehamilan dari awal sampai dengan pertolongan
persalinan, sosok yang dihormati dan berpengalaman sangat dibutuhkan
oleh masyarakat keberadaanya. Berbeda dengan keberadaan bidan yang
rata – rata masih muda dan belum seluruhnya mendapatkan kepercayaan
dari masyarakat.

Sehingga perlu dicari suatu kegiatan yang dapat membuat kerjasama


yang saling menguntungkan antara bidan dengan dukun bayi dengan
harapan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan akan berpindah
dari dukun bayi ke bidan. Dengan demikian kunjungan KI dapat
ditingkatkan, dan kematian ibu dan bayi diharapkan dapat diturunkan
dengan mengurangi resiko yang mungkin terjadi selama kehamilan biar
dideteksi lebih dini sehingga persalinan bisa di rencanakan sesuai kasus
yang ditemukan.

III. TUJUAN
Tujuan Umum : Meningkatnya akses ibu dan bayi terhadap pelayanan
kebidanan berkualitas.

Tujuan Khusus :

1) Meningkatkan rujukan persalinan, pelayanan antenatal, nifas dan bayi


oleh dukun ke tenaga kesehatan yang kompeten.
2) Meningkatkan alih peran dukun dari penolong persalinan menjadi mitra
bidan dalam pemeriksaan antenatal, pertolongan persalinan, menjadi
mitra bidan dalam merawat ibu nifas dan bayinya.
3) Meningkatkan persalinan oleh tenaga kesehatan yangmemiliki kompetensi
kebidanan.

IV. METODE
Metode yang digunakan dalam pertemuan ini adalah presentase dan
diskusi.

V. PESERTA
Narasumber : Dinas kesehatan kabupaten

Dukun bayi : 12 orang

Bidan Desa : 8 orang


VI. WAKTU DAN TEMPAT
Hari/tanggal : Jumat, 21 Juni 2019

Tempat : Aula Puskesmas Riung

VII.JADWAL KEGIATAN
1) Pembukaan oleh MC
2) Doa
3) Sambutan Kepala Puskesmas
4) Pembukaan kegiatan
5) Snack
6) Pembahasan materi kemitraan bidan dan dukun
7) Diskusi
8) Istirahat makan siang
9) Kesepakatan
10) Penutup

VIII. BIAYA
Biaya kegiatan kemitraan bidan dan dukun bersumber dana dari
Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) tahun 2019.

IX. PENUTUP
Kerjasama yang saling menguntungkan antara bidan dengan dukun bayi
sangat diperlukan untuk memindahkan persalinan dari dukun bayi ke
bidan.

Dengan demikian kematian ibu dan bayi dapat diturunkan dengan


mengurangi resiko yang mungkin terjadi bila ANC dan persalinan tidak
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten dengan menggunakan
pola kemitraan bidan dengan dukun.

Demikian laporan kegiatan kemitraan bidan dan dukun tingkat


puskesmas Riung tahun 2019.

Anda mungkin juga menyukai