Masa Lactati
Masa Lactati
MASA LAKTASI
Disampaikan Pada,
Penyuluhan Kesehatan di PIH
Kepanitraan Klinik Senior Bagian Obstetri dan Ginekologi
Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan
Oleh,
FITRIN SIRAIT
NIM. 98021029
Pembimbing,
Masa laktasi adalah suatu tata laksana menyeluruh yang menyangkut laktasi dan
penggunaan ASI (air susu ibu), yang menuju suatu keberhasilan menyusui untuk
pemeliharaan kesehatan ibu dan bayinya. Managemen laktasi ini harus dipahami oleh
tenaga kesehatan agar dapat melaksanakan tugas sebagai promotor penggunaan ASI. 1
PERIODE PRE-NATAL
•
Lakukan persiapan putting susu agar lentur dengan mengompres
masing-masing putting selama 2 – 3 menit dengan kapas dibasahi minyak.
Tarik dan putar putting ke arah luar 20 kali dan ke dalam 20 kali. Pijat daerah
areola untuk membuka saluran susu. Bila keluar cairan oleskan ke putting dan
sekitarnya. 2
6. Gizi yang bermutu
•
Kebutuhan tambahan kalori 300 kalori/hari terutama protein.
•
Pemberian preparat besi dan asam folat.
•
Tidak melakukan diet untuk menurunkan berat badan.
•
Cara hidup sehat. 1
• Vitamin
• Tidak ada pembatasan makanan
• Penurunan berat badan jangan lebih dari 500 gram/minggu
11. Istirahat yang cukup. 1
1. Sangat ideal bila dalam 7 hari setelah pulang dari rumah sakit, si ibu dihubungi atau
dikunjungi untuk melihat perkembangan atau situasi rumahnya, persoalan biasanya
timbul pada minggu pertama.
2. Adanya sarana pelayanan atau konsultasi bila secara mendadak si ibu mendapat
persoalan dengan laktasi dan menyusui.
3. Adanya keluarga atau teman yang membantu di rumah. 1
Posisi ibu/bayi yang benar saat menyusui dapat dicapai bila bayi menyusui dengan
tubuh yang menempel betul pada ibu. Mulut bayi membuka lebar, sebagian areola tertutup.
Mulut dan dagu menempel betul pada payudara. ASI dihisap pelan-pelan dan kuat. Putting
susu ibu tidak terasa sakit dan putting dan lengan bayi berada pada satu garis lurus. 1,2
Penilaian kecukupan ASI dari sejak lahir sampai dengan usia 4 – 6 bulan adalah:
1. Beart badan dan tinggi badan sesuai dengan kurve pertumbuhan.
2. Bayi banyak mengompol, sampai 6 kali atau lebih dalam sehari. Tiap menyusui
dengan kuat, kemudian melemah dan tertidur. 2
3. Bayi sering buang air besar berwarna kuning berbiji.
4. Bayi setidaknya menyusui 10 – 12 kali/hari
5. Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap selesai menyusui.
6. Bayi tampak puas, sewaktu merasa lapar, bangun dan tidur cukup. 3
1. Pada ibu:
• Refleks prolaktin
Sewaktu menyusui rangsangan dari saraf sensorik putting dikirim ke hypothalamus
yang memacu keluarnya prolaktin yang kemudian merangsang sel kelenjar
memproduksi ASI.
• Let down refleks
Keluar ASI karena kontrol mioepitel sekeliling duktus laktiferus dengan pengaruh
oksitosin. Melalui refleks ini terjadi kontraksi rahim membantu lepasnya plasenta
dan mengurangi perdarahan. 2
2. Pada Bayi
•
Rooting Refleks, bila bibirnya dirangsang akan membuka mulut dan
berusaha mencari putting untuk menyusu.
•
Refleks menghisap, bila ada sesuatu yang merangsang langit-langitnya.
•
Refleks menelan, timbul bila ada cairan di rongga mulut. 2
Tindakan memompa air susu atau memerahnya secara manual mungkin diperlukan
untuk pertama kalinya, namun dalam beberapa hari kemudian ini biasanya mereda dan
bayi sudah dapat menetek kembali secara normal.
2. Mastitis
Penanganan
Hal ini paling penting dalam menilai kecukupan bayi terhadap ASI adalah kenaikan
berat badan bayi. Bila gizi ibu cukup, cara menyusui benar, percaya diri akan kemauan dan
kemampuan menyusui bayinya, serta tidak memiliki kelainan payudara, pada 4 – 6 bulan
pertama usia bayi akan terjadi kenaikan berat badan yang baik. 2
Terjadi karena bayi diberi susu formula dalam botol bergantian dengan menyusui
pada ibu. Mekanisme menyusu dan minum dari botol sangat berlainan. Bayi yang minum
susu botol tidak perlu berusaha keras karena air susu dapat keluar tanpa diisap. Oleh
karena itu, bayi terbiasa minum susu botol enggan menyusu dari ibunya.
Untuk mencegah bayi bingung putting, usahakan bayi hanya menyusu ibu dengan
cara menyusui yang benar, lebih sering dan lama, sesuai keinginan bayi. Ibu perlu lebih
sabar dan telaten waktu menyusui dan melakukan perawatan pasca persalinan. 2
DAFTAR PUSTAKA