Bab 1 Ok
Bab 1 Ok
PENDAHULUAN
bahwa kesehatan adalah keadaan sehat seseorang, baik secara fisik, mental,
spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
fokus dalam pengendalian PTM. Salah satu penyebab PTM di Indonesia adalah
pola hidup masyarakat yang tidak sehat, dimana dapat menyebabkan beberapa
penyakit seperti penyakit jantung dan pembuluh darah. Penyakit ini merupakan
penyakit penyumbang terbesar penyakit yang di karenakan oleh gaya hidup yang
tidak sehat, seperti diabetes mellitus, jantung koroner, stroke, ateriosklerosi dan
ekstremitas bawah. Dalam istilah lain digunakan penyakit pembuluh darah perifer,
penyakit oklusif arteri perifer, dan penyakit arteri ekstremitas bawah, dalam
juta orang memiliki PAP di seluruh dunia, dengan spektrum gejala dari tidak ada
Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah salah suatu kondisi medis yang dimana
disebabkan oleh adanya sumbatan pada arteri yang menyuplai darah ke bagian
ekstremitas atas dan ekstremitas bawah khususnya tungkai tangan dan kaki. Arteri
dalam kondisi ini tersumbat karena adanya aterosklerosis. Aterosklerosis ini dapat
melibatkan hampir semua cabang arteri utama pada tubuh yang dikenal sebagai
Penyebab awal dari penyakit ini yaitu ditandai oleh timbulnya nyeri, kram,
sakit pada otot saat melakukan aktivitas. Sejalan dengan bertambah buruknya
penyumbatan karena kolesterol ini, otot pun akan terasa sakit walaupun
beristirahat dan dapat memungkinkan pula terjadinya kematian pada jaringan yang
ada.
Saat ini, diperkirakan lebih dari 202 juta orang di dunia menderita PAP
(Fowkes at all, 2013:382).2 Hasil ini didapatkan dari penelitian American Society
of Cardiology pada tahun 2006, dimana Indonesia diikut sertakan sebagai subyek
penelitian dari 24 negara yang tergabung dalam penelitian ini. Data prevalensi
PAP lainya didapat dari sebuah penelitian di beberapa Negara, yang dimana
Indonesia menjadi salah satu subjek penelitian ini. Hasil dari penelitian tersebut
Peripheal Artery Disease (PAD) sebagai indeks pergelangan kaki-brakialis < 0,9
yang dimana 3,9% dari 1554 pria dan 3,3% dari 1759 wanita (Murabito 2002).4
bahkan kematian pada penderitanya. Pasien dengan PAP juga memiliki risiko
lima kali lebih besar dan terjadinya serangan jantung dan memiliki kemungkinan
terjadinya stroke dan kematian hingga 2-3 kali lebih besar (Regensteiner JG at
all, 2008:13).2
Salah satu dari faktor resiko terjadinya PAP adalah hipertensi yang
salah satu manifestasinya dan terdapat 21% di antara penderita hipertensi yang
Untuk saat ini di Indonesia belum banyak studi yang membahas masalah
Hasil telusur ke Rumah Sakit Umum Daerah Kota Sabang, penulis tidak
menemukan data jumlah pasien yang menderita PAP karena rekam medik Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Sabang hanya berfokus kepada penyakit besar seperti
diabetes mellitus (DM) dan tidak menghitung berapa jumlah pasien yang
darah perifer lainnya. Hal ini menyebabkan sulitnya untuk mengetahui secara
pasti berapa jumlah kasus pasien dengan PAP di Kota Sabang. Selain itu diyakini
juga bahwa dengan tidak fokusnya manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Sabang terhadap penyakit tersebut berakibat kurangnya informasi kepada pasien
Dengan melihat fenomena pada kasus PAP dan belum banyaknya studi yang
membahas masalah PAP khususnya di Aceh dan di Kota Sabang. Oleh karena itu
penyakit PAP, karena menurut penulis banyak hal yang dapat dilakukan untuk
mengurangi atau mencegah resiko tejadinya PAP. Salah satunya dengan cara
menerapkan pola hidup sehat seperti tidak merokok, istirahat yang cukup,
tentang kasus ini dalam sebuah Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Post Operasi
Amputasi Pedis Sinistra ec. PAP di Ruang Kelas II Rumah Sakit Umum
Pedis Sinistra ec. PAP di Ruang Kelas II Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Sabang?”.
sebagai perawat.
1.3.2 Tujuan khusus
amputasi pedis sinistra ec. PAP di Ruang Kelas II Rumah Sakit Umum
pada Ny.S dengan post operasi amputasi pedis sinistra ec. PAP di Ruang
operasi amputasi pedis sinistra ec. PAP di Ruang Kelas II Rumah Sakit
dengan post operasi amputasi pedis sinistra ec. PAP di Ruang Kelas II
dengan post operasi amputasi pedis sinistra ec. PAP di Ruang Kelas II
Penulis membatasi karya tulis ilmiah ini pada kasus post operasi amputasi
pedis sinistra ec. PAP di Ruang Kelas II Rumah Sakit Umum Daerah Kota Sabang
evaluasi.
1.5 Manfaat Penulisan
keperawatan pada pasien dengan post operasi amputasi pedis sinistra ec. PAP dan
asuhan keperawatan medical bedah pada pasien dengan post operasi amputasi
Adapun manfaat bagi institusi adalah sebagai lahan baca untuk menambah
Manfaat bagi pasien dan keluarga adalah untuk mengurangi dampak buruk
dari PAP bagi pasien dan meningkatkan derajat kesehatan pasien dan dapat