Masalah Umum
Tyler Miller [living in environment] mengatakan bahwa alam rusak karena krisis spiritual dan
krisis pemikiran manusia. Alam, lingkungan rusak, tercemar, terdegradasi, gundul yang
berbahaya bagi manusia. Salah satunya dipengaruhi oleh cara pandang pragmatis
memandang alam. Membabat, memotong, mengeruk tanpa reklamasi, reboisasi,. Bahkan
dalam banyak kasus pemda demi atas alasan pendapatan asli daerah [PAD] membabi buta
membabat hutan. Secara spiritual di dalam banyak ajaran bahwa alam itu bagian dari
kesatuan wujud semesta, manusia, dan tuhan. Tak boleh dirusak. Al-Qur’an dan Hadis
dijelaskan bahwa alam dunia ini akan rusak disebabkan oleh tangan orang-orang yang
durhaka. Mereka sangat serakah dalam mengeksploitasi kekayaan alam, mereka tidak
mempedulikan tentang akibatnya. Sekarang sudah banyak kerusakan didarat, dilaut, dan
diudara. Akibatnya banyak bencana yang terjadi sana-sini, seperti banjir, gempa, gunung
meletus, angin puting beliung, dan ada lagi yang sangat mengkhawatirkan yaitu issu akan
terjadinya pemanasan global. Sekarang hutan banyak yang rusak karena banyaknya
penebang liar dan tidak adanya lagi penghijauan kembali. Dalam hal ini Rosulullah S.a.w.
sangat tidak menyukai, malahan Rosulullah S.a.w. melarang dengan haditsnya yang
diriwayatkan oleh beberapa sahabatnya. Untuk itu didalam pembahasan yang ini kami akan
mencoba menjelaskan apa yang telah disampaikan oleh hadits Rosulullah S.a.w. Islam
adalah agama rahmatan lil alamin yang didalamnya tidak hanya mengatur hubungan
manusia dengan Tuhannya saja tapi pada lingkungan sosial dan juga pada lingkungan alam
sekitar .
Hadis
من كانت له ارض فليزرعها أوليمنحها اخاه فإن.م. قال رول هللا ص: قال.ع.حديث أبى هريرة ر
)( اخرجه البخارى.ابى فليمسك أرضه
ض ْ َم ْن َكان: قال رسول هللا عليه وسلم:ْث أَ ِبى ُه َري َْرة َ رضى هللا عنه قال
ٌ َت لَهُ ا َ ْر ُ َح ِدي
)(اخرجه البخارى فى كتاب المزاعة.ُضه َ فَ ْليَ ْز َر ْع َها ا َ ْو ِليَ ْمن َْح َها اَخَاهُ فَإ ِ ْن أَبَى فَ ْلي ُْم ِس ْك أ َ ْر
ِي ِ فى ْال َم
ْ اء الدَّائِ ِم الَّذ ِ الَ َيب ُْو لَ َّن أ َ َح ُد ُك ْم.م.س ْو ُل هللاِ ص
ُ قَا َل َر: قَا َل.ع.ع ْن ا َ ِب ْي ُه َر ي َْرة َ ر
َ
)ى ث ُ َّم يُ ْغت َ ِس ُل فِ ْي ِه (رواه ا لبخاريْ ال َي ْج ِر
) ( رواه مسلم. عن بيع فضل الماء.م. نهى رسول هللا ص:عن جابربن عبد هللا قال
Terjemah
“ Hadist Jabir bin Abdullah r.a. dia berkata : Ada beberapa orang dari kami mempunyai
simpanan tanah. Lalu mereka berkata: Kami akan sewakan tanah itu (untuk
mengelolahnya) dengan sepertiga hasilnya, seperempat dan seperdua. Rosulullah S.a.w.
bersabda: Barangsiapa ada memiliki tanah, maka hendaklah ia tanami atau serahkan
kepada saudaranya (untuk dimanfaatkan), maka jika ia enggan, hendaklah ia
memperhatikan sendiri memelihara tanah itu. “ (HR. Imam Bukhori dalam kitab Al-
Hibbah)
Artinya: “Abu Hurairah r.a berkata bahwa Nabi SAW bersabda, “Siapa yang memiliki
tanah, hendaknya menanaminya atau memberikannya kepada saudaranya, jika tidak,
boleh menahannya. (Dikeluarkan oleh imam Bukhari, Kitab “Pertanian”Bab:
“Paravsahabat menolong sebagian kepada sebagian yang lain dari sahabat Nabi”)
Penjelasan
Manusia di ciptakan Allah dari Tanah dan meminta manusia untuk memakmurkannya.
Karenanya manusia tidak boleh menelantarkan tanah. ع َها ْ ض فَ ْل َي ْز َر
ٌ َت لَهُ ا َ ْر
ْ َم ْن َكانJika kamu
punya tanah maka tanamilah.
Islam sangat menghargai tanah yang merupakan karunia Allah SWT. Jika orang yang
memiliki tanah luas, namun tidak sanggup mengurusi atau memanfaatkan tanahnya dengan
tanaman yang bermanfaat, ia harus menyerahkan tanah, baik dengan cara menghibahkannya
atau menyewakan kepada orang lain yang memiliki waktu luang untuk menggarap tanah
tersebut. Dengan demikian, tanah tersebut tidak terlantar dan dapat bermanfaat bagi
kepentingan manusia. Selain itu, agar terhindar dari tabdir (pemborosan) yang dilarang oleh
agama. Seseorang yang di beri karunia oleh Allah SWT berupa tanah misalnya, harus berusaha
untuk memanfaatkannya, agar dapat menghasilkan sesuatu untuk bekal ibadah kepada-Nya.
Jika tidak, ia dapat di kategorikan sebagai orang yang kufur nikmat, dan di ancam oleh Allah
SWT, dengan siksaan yang berat.
Dalam Islam menjaga harmoni lingkungan sebagai tugas dan perintah agama [QS. 2: 29,
QS.30: 41, QS. 7: 56] . Namun demikian, pesan agama belum mampu menjawab realitas
lingkungan. Terutama pandangan belum utuh dalam melihat lingkungan. Lingkungan
belum dipandang sebagai satu kesatuan sistem dari kehidupan manusia yang seharusnya
dipelihara dan dilindungi untuk menjaga keseimbangan hidup manusia [QS 11:61].
Kerusakan hutan dan penjarahan hutan menyebabkan hutan mengalami degradasi.,
Pengerukan topsoil tanah, mengakibatkan kerusakan struktur dan kesuburan tanah.
“Dan ingatlah juga tatkalaTuhanmu memaklumkan, “sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti
Kami akan menam,bah nikmat kepadamu,dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.(QS. Ibrahim ayat 7)
Salah satu cara agar tanah tersebut tetap bermanfaat adalah dengan menyewakan
kepada orang lain atau memberikannya. Dengan demikian disamping tidak menelantarkan
tanah, pemiliknya juga telah menolong orang lain dengan memberinya pekerjaan.
Sebaliknya apabila tanah tersebut tetap tidak dipelihara, selain kufur nikmat, secara
tidak langsung ia pun telah berbuat aniaya terhadap saudaranya yang miskin. Padahal ia mampu
menolong saudaranya dengan memberinya pekerjaan, yakni menggarap tanahnya. Mereka yang
tidak mau menyewakan atau memberikan tanahnya kepada orang lain, diperintahkan oleh
Rasulullah SAW untuk menahan tanah tersebut. Hal itu menunjukan bahwa islam sangat
memperhatikan lingkungan dan kemaslahatan bagi umatnya. Salah satu cara untuk menggarap
tanaman adalah dengan cara memberikan kelebihan air. Air sangat penting dalam kehidupan
manusia. Begitu pula dalam menggarap tanaman karena air yang teratur sangat berpengaruh
terhadap hasil tanaman. Oleh karena itu, bagi mereka yang memiliki kelebihan air memberikan
kelebihan air tersebut kepada orang lain. Dengan demikian orang lain pun dapat menanam
tanaman dengan baik dan rumput-rumput yang biasa dimakan vinatang ternak dapat tumbuh
subur sehingga para pengembala tidak kesusahan untuk mencari rumput bagi binatang
gembalaan mereka.
Perbuatan seperti itu tentu saja sangat terpuji karena telah memberikan kemudahan
kepada orang lain, sekaligus lebih mempererat persaudaraan diantara mereka. Sebaliknya
apabila ia kikir, tidak mau memberikan sebagian air nya yang lebih, hal itu memicu pertengkaran
yang tidak mustahil akan menimbulkan korban. Keadaan seperti itu banyak terjadi di
masyarakat, padahal menurut sebagian ulama fiqih, air bukan milik siapapun meskipun berada
pada tanahnya dan Rasulullah SAW melarang untuk menjualnya. Dalam sebuah hadis
disebutkan:
) ( رواه مسلم. عن بيع فضل الماء.م. نهى رسول هللا ص:عن جابربن عبد هللا قال
Artinya:” Dari jabir Ibn Abdullah bahwa Rasulullah SAW melarang untuk menjual kelebihan air.”
(HR. Muslim)
Dalam Menyikapi larangan Rasulullah SAW tersebut, Para ulama memiliki perbedaan
pendapat , antara lain sebagai berikut:
a. Ada yang berpendapat bahwa larangan menjual air lebih tersebut bukanlah haram, tetapi
hanya larangan tanjih ( larangan untuk membersihkan).
b. Ada yang berpendapat bahwa larangan tersebut haram hukumnya. Ini kalau kelebihan air
tersebut diperuntukkan untuk menumbuhkan rumput bagi binatang ternak dilapangan,
padahal rumput sendiri hukumnya mubah. Jadi, menurut mereka dapat dianalogikan bahwa
orang yang menjual kelebihan air sama dengan menjual lapangan tersebut yang dimubahkan
bagi siapa saja.
Perlu diingat bahwa kelebihan air pada hadis tersebut adalah bila pemiliknya ( pemilik
sumur,kolam) tidak memerlukan kelebihan air tersebut. Tentu saja sangat berbeda hukumnya
dengan air yang sengaja diolah untuk dijual, seperti air mineral, air ledeng, dan sebagainya. Ini
tidak termasuk kategori di atas karena air seperti itu sengaja diolah untuk diperjulbelikan dan
pengolahannya pun memerlukan biaya yang cukup besar.
ٌان ا َ ْو َب ِه ْي َمة
ٌ س َ ُعا فَ َيأ ْ ُك ُل ِم ْنه
َ طي ٌْر ا َ ْواِ ْن ُ س ا َ ْو َي ْز َر
ً ع زَ ْر ُ ام ْن ُم ْس ِل ٍم َي ْغ ِر
ِ َم:َْث اَن ٍَس رضى هللا عنه قَال ُ َح ِدي
) (اخرجه البخارى فى كتاب المزاعة.ٌص َدقَة َ اِالَّ َكانَ لَهُ ِب ِه
“ Hadits dari Anas r.a. dia berkata: Rosulullah S.a.w. bersabda : Seseorang muslim
tidaklah menanam sebatang pohon atau menabur benih ke tanah, lalu datang burung
atau manusia atau binatang memakan sebagian dari padanya, melainkan apa yang
dimakan itu merupakan sedekahnya “. (HR. Imam Bukhori)
Hadis diatas mengandung anjuran agar semua manusia khususnya umat islam,
menanam tanaman yang berguna, baik bagi manusia maupun binatang. Apabila tanamanمم.ص
tersebut telah berbuah dan dimakan oleh manusia ataupun binatang, maka ia akan mendapat
pahala sedekah dari setiap buah yang dimakan, sekalipun buah tersebut dicuri. Dalam riwayat
lain dinyatakan:
ص َدقَةٌ َو َماَ ُس اِالَ َكانَ َما أ َ َك َل ِم ْنهُ لَه ُ َما ِم ْن ُم ْس ِل ٍم يَ ْغ ِر.م.س ْو ُل هللاِ ص ُ قَا َل َر:َ قَال.ع.ع ْن َجابِ ٍر رَ
َص َدقَةٌ َوالَ يَ ْرزَ ؤُ هُ أ َ َح ٌد إِال َ َ
َ ُص َدقة َو َما أ َك َل الطي ُْر فَ ُه َو له ٌ َ َ َ َ ٌ َ
َ ُص َدقة َو َما أ َكال السبُ ُع فَ ُه َو له َ ْ
َ ُس َرقَ ِمنهُ له َ
ٌ
)ص َدقَة (رواه مسلم َ
َ َُكانَ له
Artinya:”Dari jabir r.a berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Tiada seorang muslim pun yang
menenem tanaman, kecuali apa yang dimakan, dan yang di curi dari tanaman tersebut, baginya
adalah pahala sedekah: dan apa yang dimakan oleh binatang, baginya adalah pahala sedekah;
dan apa yang dimakan burung dari tanaman tersebut baginya adalah pahala sedekah. Pahala
tersebut tidak dapat dikurangi oleh seorangpun dan baginya (penanaman) pahala sedekah.”
(HR.Muslim).
Hal itu menggambarkan betapa islam sangat menghargai usaha manusia untuk
memakmurkan dan memanfaatkan tanah. Karena tanaman yang di tanam pasti akan bermanfat
bagi manusia maupun bagi makhluk-makhluk Allah lainnya. Maka setiap orang hendaknya tidak
boleh egois, yakini menanam tanaman untuk dinikmati sendiri. Jika cara berfikirnya seperti itu,
orang yang sudah tua dipastikan tidak kan mau menanam tanaman karena ia merasa tidak akan
mungkin memakan buahnya. Seyogianya ai berfikir bahwa manfaat dari sebuah tanaman tidak
hanya buahnya, tetapi pahala yang akan diterimnaya apabila buah dari tanaman tersebut
dimakan oleh manusia atau binatang.
Perbuatan seperti itu akan membawa kemaslahatan, baik untuk tanah dirinya, orang lain,
dan binatang. Apalagi jika tanaman tersebut merupakan tanaman yang jika buahnya sangat
disukai oleh manusi dan binatang.
Hadis diatas juga mengandung anjuran untuk berbuat baik kepada semua makhluk Allah
SWT. Dengan menanam pohon, berarti dia telah memberikan tempat kepada binatang untuk
hinggap atau tempat bertengger dan mendapatkan sumber makanan ketika pohon tersebut
berbuah.
Dari hadis diatas allah telah memulyakan orang yang menanam tanaman dengan suatu
balasan menjadi sadaqah baginya , walaupun tidak ada salah satu dari mahluk –mahluk allah
yang mengambilnya , hal itubisa kita fahami bahwa tanaman sebenarnya sangat dibutuhkan dan
sangat berguna bagi manusia, hewan dan juga tanah, dan alam . itu terbukti dengan adanya
ogsigen yang terkandung dari sebuah tanaman atau pohon yang sangat dibutuhkan manusia dan
hewan untuk kesehatan dan kelanjutan hidup.
Dan hal ini juga ditegaskan dengan adanya beberapa hadis lain yang juga memberi kabar
bahwa menanam pohon adalah sadaqah walaupun pohon atau tanaman itu tidak dimakan oleh
manusia atau mahluk allah yang lain hal inin sesuai dengan hadis nabi yang berbunyi ;
عن احمد والطبراني الجميع الكبير قال عن ابو د رداع ر ضي هللا عنه الحشا مي قال
من غرس غر سا لم ياء كل منه اد مي وال خلق من خلق هللا اال كان له صد قة
Barang siapa menanam bibit tanaman (sekalipun ) yang tidak dimakan oleh manusia dan
tidak pula oleh mahluk allah melainkan allah menuliskan sadaqah baginya.
Asbababul wurud hadis diatas adalah : Ada seorang laki- laki berpapasan dengan abu
dardak ketika dia menanam bibit pohon didamaskus maka orang tersebut berkata kepadanya ,
apakah anda melakukan hal ini ? padahal jika anda adalah sahabat rasulullah SAW. ? . maka abu
dardak menjawab , janganlah terlalu terburu- buru memberi penilaian kepadaku , aku
mendengar rasulullah SWA bersabda .
Barang siapa menanam bibit tanaman (sekalipun ) yang tidak dimakan oleh manusia dan
tidak pula oleh mahluk allah melaikan allah menuliskan sadaqah baginya
Dengan adanya hadis ini dapat mendorong seseorang untuk mengelola tanah dengan
tanaman , atau dengan melakukan usaha pertanian ,atau dengan memanfaatkan tanah kosong
untuk dijadikan sebuah kebun atau pekarangan , karena allah pesti akan menuliskan sebuah
pahala sadaqah baginya . sehingga orang islam akan bersemangat untuk melakukan sesuatu
yang bermamfaat baginya dan bagi alam sekitarnya , hal ini juga menunjukkan bahwa ajaran
islam sangat memperdulikan lingkungan dan menunjukkan bahwa semua perbuatan orang islam
tidak sia- sia dan perbuatannya pasti akan mendapatkankan pahala atau balasan yang setimpal
sesuai dengan apa yang ia kerjakan , walaupun hanya dengan menanam sebuah bibit tanaman
yang belum tentu dimakan oleh manusia atau hewan .subhanallah .
Pada dasarnya Allah S.w.t. telah melarang kepada manusia agar tidak merusak hutan, hal ini
sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Baqoroh ayat 11 :
“ Dan apabila dikatakan kepada mereka : Janganlah kamu membuat kerusakan dimuka
bumi “
Dan dalam surat Al-Baqoroh ayat 204-205. 204. Dan di antara manusia ada orang yang
ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas
kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras.
205.Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan
padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai
kebinasaan[130].
Dalam ayat diatas, Allah menjelaskan sifat-sifat orang munafiq dan tindakannya
di muka bumi ini. Informasi yang disampaikan Al-Qur’an bahwa sebagian dari manusia,
kata-kata dan ucapannya tentang kehidupan dunia menarik sekali, sehingga banyak yang
terpedaya. Ia pintar dan pandai menyusun kata-kata dengan gaya yang menawan. Orang
munafiq seperti inilah yang selalu merusak bumi. Tanam-tanaman dan hutan-hutan
menjadi rusak, lingkungan dicemari, buah-buahan dan binatang ternak dibinasakan.
Apalagi kalau mereka sedang berkuasa, dimana-mana mereka berbuat sesuka hatinya.
Gambaran ayat ini sejalan dengan firman Allah dalam surat Ar-Rum 30 ayat 41-42 :
Faedah
1. Hadis di atas member rambu rambu untuk memperhatikan alam sebagai bagian
yang tak terpisah darikehidupan manusia.
2. Larangan untuk menjual sisa air. Larangan ini berusaha menjaga agar semua
pemilik tanah mempunyai hak menggunakan air. Sehingga tak boleh dijual
belikan.
3. Menyuruh umat islam untuk menjaga tanah, menggarap untuk menjaga
kesuburan. Tak boleh menelantarkan tanah.