Makalah Kelangsungan Makhluk Hidup
Makalah Kelangsungan Makhluk Hidup
B. Adaptasi
1. Pengertian
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungan hidupnya. Ada beberapa cara penyesuaian diri
yang dapat dilakukan, yaitu dengan cara penyesuaian bentuk organ
tubuh, penyesuaian kerja organ tubuh, dan tingkah laku dalam
menanggapi perubahan lingkungan. Dari pengertian adaptasi tersebut,
ada tiga macam bentuk adaptasi, yaitu:
a. adaptasi fisiologi
b. adaptasi tingkah laku,
c. adaptasi morfologi.
Adaptasi terlihat dari adanya perubahan bentuk luar atau dalam suatu
makhluk hidup sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan tempat
hidupnya. Perubahan ini bersifat tetap dan khas untuk setiap jenis
sehingga bisa diwariskan kepada keturunannya.
2. Jenis-jenis Adaptasi
a. Adaptasi fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian diri makhluk hidup melalui
fungsi kerja organ-organ tubuh supaya bisa bertahan hidup. Adaptasi
ini berlangsung di dalam tubuh sehingga sulit untuk diamati.
1. Ikan air laut menghasilkan urine yang lebih pekat dibandingkan
dengan ikan sungai. Ikan air laut menghasilkan urine lebih pekat
dibandingkan dengan ikan sungai. Hal ini dikarenakan kadar
garam air laut lebih tinggi dari pada kadar garam air tawar.
Tingginya kadar garam menyebabkan ikan kekurangan air
sehingga ikan harus banyak minum. Akibatnya, .kadar garam
dalam darahnya menjadi tinggi sehingga untuk mengurangi
kepekatan cairan dalam tubuhnya, ikan mengeluarkan urine yang
pekat.
2. Kekebalan serangga terhadap insektisida akan meningkat
(menjadi kebal) karena penggunaan insektisida secara
terusmenerus.
3. Hewan-hewan herbivor beradaptasi terhadap makanan secara
fisiologis. Sapi, kambing, kerbau, dan domba merupakan hewan
herbivor yang dapat mencerna zat makanan di dalam lambung.
Rayap dan Teredo navalis yang hidup di kayu galangan kapal
dapat mencerna kayu denganbantuan enzim selulose.Selain
hewan, manusia dan tumbuhan dapat beradaptasi dengan
lingkungannya secara fisiologi.
4. Tubuh manusia mampu menambah jumlah sel darahmerah
apabila berada di pegunungan yang lebih tinggi. Hal tersebut
dapat mengikat oksigen lebih banyak untuk mencukupi kebutuhan
sel-sel tubuh.
5. Mata manusia dapat menyesuaikan dengan intensitas cahaya yang
diterimanya. Ketika di tempat gelap, maka pupil kita akan
membuka lebar. Sebaliknya di tempat yang terang, pupil kita akan
menyempit. Melebar atau menyempitnya pupil mata adalah upaya
untuk mengatur intensitas cahaya.
Jumlah sel darah merah orang yang hidup di daerah pantai lebih
sedikit dibandingkan orang yang tinggal di daerah pegunungan.
Hal ini disebabkan karena tekanan parsial oksigen di daerah
pantai lebih besar dibandingkan daerah pegunungan. Jika tekanan
parsial oksigen rendah, maka dibutuhkan lebih banyak sel darah
merah untuk mengikat oksigen. Tekanan parsial oksigen adalah
perbandingan kadar oksigen di udara dibandingkan dengan kadar
gas lain di udara.
6. Bau yang khas pada bunga dapat mengundang datangnya
serangga untuk membantu penyerbukan. Bunga jenis ini
menghasilkan madu atau nectar, dan serbuk sarinya mudah
melekat. Akar dan daun pada tumbuhan tertentu dapat
menghasilkan zat kimia yang berbau khas yang dapat
menghambat tumbuhan lain di dekatnya. Contoh di atas termasuk
dalam adaptasi fisiologi.
Mimikri Bunglon
Mimikri adalah kemampuan untuk meniru bentuk, suara, dan tingkah
laku seperti hewan lain sehingga akan dikira predator atau hewan
yang beracun atau berbahaya. Migrasi juga merupakan bentuk
adaptasi tingkah laku dengan cara bergerak dari satu kawasan ke
kawasan lain dan kemudian kembali lagi. Hewan bermigrasi dengan
berbagai alasan antara lain memperoleh iklim yang baik, makanan
yang cukup, tempat yang lebih aman, dan kepentingan
perkembangbiakan.
Hewan yang hidup di daerah kutub atau daerah yang mengalami
pergantian empat musim yang perbedaan suhunya ekstrim, biasanya
melakukan hibernasi. Hibernasi adalah tidur dalam jangka waktu yang
lama ketika suhu lingkungan rendah. Aktivitas tubuh seperti denyut
jantung dan napas sangat pelan sehingga hanya memerlukan
energi/makanan yang sedikit. Contohnya kelelawar, ular, dan beruang
kutub. Selama hibernasi hewan menggunakan lemak dalam tubuh
sebagai sumber energi.
Kucing mengincar mangsanya dengan cara mendekam. Ketika mangsa
mendekat dan lengah, maka kucing akan meloncat dan menerkam
mangsanya. Tingkah laku demikian untuk menghemat energi. Lain
halnya dengan cicak. Cicak akan memutuskan ekornya pada saat
berada dalam ancaman. Paus naik ke permukaan air ketika akan
mengambil oksigen untuk pernapasannya. Hewan rayap itu buta,
untuk menemukan jalan dia membuat terowongan dari tanah yang
dapat menuntunnya menuju ke tempat makanan atau sarangannya.
c. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian makhluk hidup melalui
perubahan bentuk organ tubuh yang berlangsung sangat lama untuk
kelangsungan hidupnya. Adaptasi ini sangat mudah dikenali dan
mudah diamati karena tampak dari luar.
Meskipun hewan dapat bergerak bebas, hewan juga melakukan
beragam adaptasi morfologi untuk menyesuaikan dengan tempat
hidup dan jenis makanannya. Adaptasi morfologi berupa penyesuaian
tubuh hewan seperti ukuran dan bentuk gigi, penutup tubuh, dan alat
gerak hewan. Gigi disesuaikan dengan jenis makanannya, sehingga
gigi hewan pemakan daging berbeda dengan hewan pemakan
tumbuhan. Penutup tubuh seperti rambut, duri, sisik, dan bulu yang
tumbuh dari kulit disesuaikan dengan kondisi lingkungannya sehingga
dapat membantu hewan untuk tetap bertahan hidup. Contoh yang lain
adalah variasi tulang belakang dan sirip pada ikan pari disebabkan
perbedaan suhu saat pertumbuhannya, jenis kelamin kura-kura
ditentukan oleh variasi temperatur saat inkubasi (pengeraman), serta
bentuk paruh dan kaki burung bervariasi sesuai dengan jenis makanan
dan habitatnya.
2) Tumbuhan Hidrofit
Tumbuhan hidrofit adalah tumbuhan yang hidup di air. Adaptasi
morfologi yang dilakukan antara lain memiliki rongga udara di antara
sel-sel tubuhnya sehingga dapat mengapung. Daunnya lebar dan
stomata terletak di permukaan atas. Contoh tumbuhan hidrofit adalah
kangkung, eceng gondok, dan teratai.
3) Tumbuhan Higrofit
Tumbuhan higrofit adalah tumbuhan yang hidup di lingkungan lembab
dan basah. Adaptasinya yaitu mempunyai daun yang tipis dan lebar.
C. Seleksi Alam
Dalam kehidupan sehari-hari, seleksi berarti pemilihan, dan alam
berarti segala sesuatu yang ada di sekitar makhluk hidup. Jadi, seleksi
alam adalah pemilihan makhluk hidup yang dapat hidup terus dan
tidak dapat hidup terus yang dilakukan oleh lingkungan sekitar dan
terjadi secara alamiah. Bisa juga diartikan sebagai musnahnya
beberapa makhluk hidup karena tidak dapat menyesuaikan diri.
1. Faktor penyeleksi alam
Seleksi alam ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Suhu lingkungan
Di daerah dingin dijumpai hewan-hewan mamalia yang
berbulu tebal, sedangkan di daerah tropis hewan mamalianya berbulu
tipis. Dalam hal ini, yang menjadi faktor penyeleksi adalah suhu
lingkungan. Karena hewan mamalia yang berbulu tipis umumnya tidak
akan bisa menyesuaikan diri pada lingkungan yang bersuhu sangat
rendah sehingga hewan tersebut akan tereliminasi dan punah.
Beruang kutub berbulu tebal untuk membuatnya tetap hangat. Selain
bulunya, beruang kutub juga mempunyai lapisan lemak yang
digunakan untuk menghangatkan tubuhnya.
b. Makanan
Setiap makhluk hidup memerlukan makanan. Makanan adalah
kebutuhan primer makhluk hidup. Makanan akan menjadi faktor
penyeleksi jika terjadi perebutan makanan. Makhluk hidup yang kuat
dan mempertahankan makanannya akan dapat berlangsung hidup,
sebaliknya hewan yang lemah dan tidak mampu bersaing dalam
perebutan makanan akan tereliminasi dan punah.
c. Cahaya matahari
Faktor matahari berhubungan dengan penyeleksian tumbuhan tingkat
tinggi yang berklorofil. Karena tumbuhan menggunakan cahaya
matahari untuk pembentukan makanan.