Undang yang berisi aturan-aturan yang bersifat umum menjadi pedoman bagi
tindakan terhadap individu. Adanya aturan itu dan pelaksanaan aturan tersbut
1
menimbulkan kepastian hukum.
1
Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 58.
34
35
summa lex, summa crux” yang artinya adalah hukum yang keras dapat
perbuatan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan, dan kedua, berupa
dengan adanya aturan yang bersifat umum itu individu dapat mengetahu apa
saja yang boleh dibebankan atau dilakukan oleh Negara terhadap individu.
hukum sebagai sesuatu yang otonom yang mandiri, karena bagi penganut
aliran ini, tujuan hukum tidak lain sekedar menjamin terwujudnya oleh
2
Dosminikus Rato, Filasafat Hukum Mencari dan Memahami Hukum, PT Presindo,
Yogyakarta, 2010, hlm. 59.
3
Riduan Syahrani, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, Citra Aditya, Bandung, 1999, hlm.
23.
36
hukum orang tidak tahu apa yang harus diperbuatnya dan akhirnya timbul
keresahan. Tetapi terlalu menitik beratkan pada kepastian hukum, terlalu ketat
mentaati peraturan hukum akibatnya kaku dan akan menimbulkan rasa tidak
adil.
kejelasan akan hak dan kewajiban menurut hukum. Tanpa ada kepastian
hukum maka orang akan tidak tahu apa yang harus diperbuat, tidak
mengetahui perbuatanya benar atau salah, dilarang atau tidak dilarang oleh
baik dan jelas dalam suatu Undang-Undang dan akan jelas pula penerapanya.
hukum mungkin sebaiknya tidak dianggap sebagai elemen yang mutlak ada
setiap saat, tapi sarana yang digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi
hukum pertanahan.
B.
8
Ibid, hlm. 69-70.
9
Ibid, hlm. 150.
39
Agraria.
biaya tersebut.
bahwa pemegang hak atas tanah juga berkewajiban mendaftarkan hak atas
tanahnya, yaitu :
10
menurut ketentuan-ketentuan yang dimaksud dalam Pasal 19.
tanah, meliputi :
Dengan pendaftaran tanah dapat diketahui dengan pasti status hak yang
didaftar, yaitu apakah Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna
10
Ibid, hlm. 150-152
41
a. Data fisik
Data fisik adalah keterangan mengenai letak, batas, dan luas bidang
b. Data yuridis
dan satuan rumah susun yang didaftar, pemegang hak dan pihak lain
atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun, dan hak-hak lain yang
surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian hak
menyebut surat-surat tanda bukti hak, tetapi tidak menyebut apa nama
11
bukti hak yang berupa sertipikat.
Sertipikat hak atas tanah berisi data fisik dan data yuridis. Esensi
sertipikat hak atas tanah adalah surat tanda bukti hak atas bidang tanah
yang berisi salinan buku tanah yang memuat data fisik dan data yuridis,
dan surat ukur yang memuat data fisik. Maksud diterbitkan sertipikat
dan data yuridis yang telah didaftar dalam buku tanah. Sertipikat hanya
boleh diserahkan kepada pihak yang namanya tercantum dalam buku tanah
yang bersangkutan sebagai pemegang hak atau kepada pihak lain yang
12
dikuasakan olehnya.
tanah, yaitu :
c. Sertipikat Hak Guna Bangunan atas tanah Negara dan atas tanah Hak
Pengelolaan
d. Sertipikat Hak Pakai atas tanah Negara dan atas tanah Hak Pengelolaan
11
Ibid, hlm. 161.
12
Ibid, hlm. 162.
43
C. Pendaftaran Tanah
ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini dan dimulai pada tanggal yang
pembukuan dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis,
dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-
satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi
44
bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan
13
pertahanan, termasuk penerbitan tanda buktinya dan pemeliharaannya.
14
sebagai berikut. :
dasarnya meliputi:
1) Data fisik
2) Data yuridis
13
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia (sejarah pembentukan UUPA),
Djambatan, Jakarta, Op.Cit, hlm. 455.
14
Fairuz Syifa Arifin, Pembaharuan Agraria Nasional (PAN) Dengan Program
Sertipikat Tanah Melalui Prona Guna Menyukseskan Tertib Adinistrasi Pertanahan Di Kabupaten
Pemalang, tesis Magister Kenotariatan, Program Pascasarjana, UNDIP, Semarang, hlm. 24-25.
45
Yaitu data mengenai nama hak atas tanah, siapa pemegang haknya,
cadastre).
Sertipikat tanah terdiri atas salinan buku tanah yang memuat data
yuridis dan surat ukur yang memuat data fisik hak, yang dijilid menjadi
olehnya.
1960)
Pemerintah.
Ayat (2) : Pendaftaran tanah tersebut dalam ayat (1) Pasal ini
meliputi :
46
tersebut
menteri Agraria.
Tanah (dicabut)
Tanah.
Tanah.
Pada Masa ini hanya dokumen yang tercatat dalam buku pendaftaran
berlisensi.
hak untuk mendaftarkan hak atas tanah yang ada padanya sesuai dengan
15
ketentuan yang berlaku.
15
Djoko Prakosa dan Budiman Adi Purwanto, Eksistensi Prona Sebagai Pelaksana
Mekanisme Fungsi Agraria, Op.Cit, hlm .19.
16
Hasan Wargakusumah, Loc.Cit.
49
dapat membuktikan, bahwa merekalah yang berhak atas tanah itu, hak
apa yang dipunyai dan tanah yang manakah yang dihaki. Tujuan ini
yang bersangkutan.
dicapai dengan memberikan sifat terbuka bagi umum pada data yang
disimpan.
yang bersangkutan dengan mudah pula akan dapat mengetahui status dan
kedudukan hukum dari pada tanah-tanah yang dihadapi, letak, luas, batas-
17
batas, siapa empunya dan beban-beban apa yang ada diatasnya.
Recht kadaster atau kadaster hak adalah suatu bentuk kadaster yang
hukum atas tanah. Dalam lalu lintas hukum (Rechts Verkeer) mengenai
17
Notonagoro, Politik Hukum dan Pembangunan Agraria di Indonesia, CV. Pancuran
Tujuh, Jakarta, 1974, hlm. 5.
18
A.P Parlindungan, Pendaftaran Tanah di Indonesia (Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997), Mandar Maju, Bandung, 1999, hlm. 20.
50
keterangan atau inventarisasi mengenai: hak atas tanah (status hukum hak
atas tanah); siapa pemegang haknya (subjek haknya); hak-hak lain, beban-
beban lain yang ada diatas tanah; kegiatan dalam bidang teknis ge
kepastian letak, batas dan luas tanah yang menjadi objek hak atas tanah;
dengan jenis hak atas tanah, subyek hak, dan obyek haknya menjadi nyata.
mempunyai.
51
yang berbatasan.
d. Kepastian hukumnya
19
membantu pemerintah dalam penetapan IPEDA.
pertanahan.
19
Djoko Prakosa dan Budiman Adi Purwanto, Eksistensi Prona Sebagai Pelaksana
Mekanisme Fungsi Agraria, Op.Cit, hlm. 21.
52
sumbernya.
pelaksanaan pendaftaran hak tanggungan atas tanah hak milik. Hal ini juga
hukum dari pada tanah tertentu yang dihadapinya, letak, luas dan batas-
21
batas hukumnya.
20
Irawan Soerojo, Kepastian Hukum Atas Tanah Di Indonesia, Op.Cit, hlm. 172.
21
Effendi Perangin, Loc.Cit.
53
e. Dengan biaya yang bisa dijangkau oleh semua orang yang hendak
pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-
22
perundang-undangan dijamin kepastian hukum selama tidak dibuktikan.
mudah melihat hak-hak apa serta beban-beban apa saja yang ada atau
siapapun juga dan dapat dialihkan yang merupakan salah satu azas yang
23
melekat kepada hak-hak yang bersifat kebendaan.
22
Muchtar Wahid, Analisis Terhadap Deskriptif Terhadap Kepastian Hukum Hak Milik
Atas Tanah, Sinopsis Pengukuhan Gelar Doktor Program Pascasarjana Universitas Hasanudin
Makasar, 2005, hlm. 38.
23
Sri Soedewei Maschun Sofyan, Hukum Perdata: Hak Jaminan Atas Tanah, Liberty,
Yogyakarta, hlm. 6.
55
hukum.
dengan hak yang dibuktikan dengan suatu akta, dalam akta tersebut
didaftar oleh Pejabat Pendaftaran Tanah (PPT). Sikap dari PPT dalam
56
sistem ini bukan aktanya yang didaftar tetapi hak-hak yang diciptakan
sistem ini sertipikat hak atas tanah adalah merupakan alat bukti yang
paling lengkap tentang hak dari pemilik yang tersebut didalamnya dan
atau penipuan.
hukumnya
hak atas tanah yang paling lengkap serta tidak dapat diganggu gugat.
Ganti rugi terhadap pemilik sejati adalah melalui dana asuransi. Untuk
berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data
yuridis yang termuat didalamnya, sepanjang data fisik dan data yuridis
tersebut sesuai dengan data yang ada dalam surat ukur dan buku tanah
sebaliknya, data fisik dan data yuridis yang tercantum didalamnya harus
diterima sebagai data yang benar, baik dalam melakukan perbuatan hukum
24
Bachtiar Effendi, Pendaftaran Tanah Di Indonesia dan Peraturan-Peraturan
Pelaksanaanya, Op.Cit, hlm. 32.
58
pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat
di dalamnya” dan Ayat (2) “Dalam hal sudah diterbitkan sertipikat secara
sah.........., maka pihak lain yang merasa mempunyai hak atas tanah itu
tidak dapat lagi menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila dalam jangka
menuntut kembali tanahnya itu. Konsep inilah yang diambil oleh Hukum
hak atas tanah semua lalai untuk menggunakan tanahnya sesuai dengan
sifat dan tujuan haknya, serta membiarkan hak atas tanahnya dikuasai dan
didaftarkan oleh pihak lain yang beritikad baik dan ia tidak mengajukan
25
Maria Sumarjono, Kebijakan Pertanahan antara Regulasi dan Implementasi, Buku
Kompas, Jakarta, 2006, hlm. 183.
59
Undang Pokok Agraria. Selama ini orang yang tercantum dalam sertipikat
selalu dihadapkan pada kemungkinan adanya gugatan dari pihak lain yang
merasa berhak atas sebidang tanah. Tetapi dengan penetuan batas waktu
tersebut, maka orang yang tercantum namanya dalam sertipikat akan bebas
statusnya sebagai pemilik hak atas tanah akan terus dilindungi sepanjang
tanah itu diperoleh dengan itikad baik dan dikuasai secara nyata oleh
yang murni (negara tidak menjamin kebenaran data yang disajikan dalam
dalam bukti hak, namun bukti hak tersebut dikategorikan sebagai bukti hak
yang kuat (selama tidak ada putusan hakim yang menyatakan sebaliknya
maka data yang disajikan dalam bukti hak tersebut merupakan data yang
Agraria
tanggal 2 april 1834 (stbl. 1834 nomor 27) yaitu aturan pertama kali
60
dan peralihan mengenai semua benda tetap serta semua akta dengan
mana benda tetap itu dibebani hipotik berikut semua akta cessienya
bukti, maka logikanya negara bertanggung jawab atas data yang disajikan,
hak itu serta "sahnya" peralihan dan pembebanan hak tersebut. Pasal 32
mengenai semua benda tetap atau tidak bergerak serta semua akta dengan
semua akta cessie hanyalah sah, jika dibuat dimuka apa yang disebut
itu sahnya pemindahan hak tidak hanya dapat dibuktikan dengan tanda
26
tersebut dalam sertipikat hak atas tanahnya. Asas ini secara nyata diatur
pembuktian yang kuat”. Juga diatur dalam Pasal 32 ayat (1) Peraturan
tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai
data fisik dan data yuridis sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai
data fisik dan data yuridis tersebut sesuai dengan data yang ada dalam
surat ukur dan buku tanah hak yang bersangkutan”. Artinya hukum hanya
26
Maria Sumardjono, Aneka Masalah Hukum Agraria, Puspita Serangkum, 1982, hlm 25.
62
27
seseorang juga harus mengokohkannya sebagai pemegang hak yang ada.
Termasuk mereka yang akan dapat terhindari dari biaya pengurusan yang
masih dianggap terlalu mahal dan jangka waktu yang lama. Oleh karena
hutang/ditanggungkan.
27
Hasan Basri Nata Menggala, Pembatalan dan Kebatalan Hak Atas Tanah, Tugu Jogja
Pustaka, Yogyakarta, hlm. 4-5