Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bayi baru lahir normal adalah bayi lahir yang melewati masa
penyesuaian pada minggu pertama kehidupannya. Sedangkan waktu di
dalam uterus ibu bayi aman, hangat dan makan dengan baik. Setelah lahir
bayi harus menyesuaikan pada pola untuk makan, bernapas dan tetap
hangat (Asuhan Bayi Baru Lahir, 2000).
Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2002, angka kematian bayi baru lahir sebesar 45/1000 kelahiran hidup
dan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: infeksi, asfiksia
neonatorum, trauma kelahiran, cacat bawaan (seperti labio plato skisis),
penyakit yang berhubungan dengan prematuritas dan dismaturitas,
imaturitas dan lain-lain.
Secara umum, perawatan bayi baru lahir berpusat pada ibu dan
keluarga agar pemberian asuhan keperawatan aman dan berkualitas
dalam mengenali fokus dan adaptasi yang berorientasi terhadap
kebutuhan fisik dan psikososial bayi baru lahir. Riset menunjukkan
bahwa kontak dini yang diperpanjang antara orangtua-bayi baru lahir
lebih besar secara signifikan dibandingkan dengan risiko infeksi (Stright,
2005).

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh peneliti di Dinas


Kesehatan Kabupaten Sukoharjo diperoleh informasi bahwa tahun 2009
AKB sebesar 10,36 per 1.000 kelahiran hidup, AKB tahun 2010 sebesar
10 per 1.000 kelahiran hidup dan AKB tahun 2011 sebesar 9 per 1.000
kelahiran hidup. AKB di Kabupaten Sukoharjo sudah menurun dari tahun
ke tahun, namun belum memenuhi target yang telah ditetapkan oleh
Kabupaten (Renstra 2011-2015) yaitu sebesar 8 per 1.000 kelahiran
hidup. Penyebab kematian neonatal tertinggi di Kabupaten Sukoharjo
tahun 2011 adalah BBLR, sedangkan untuk penyebab kematian bayi

1
tertinggi adalah pneumonia dan kelainan saluran pencernaan. Menurut
Notoatmodjo (2003), BBLR disebabkan oleh faktor kurangnya zat gizi
pada saat ibu hamil. Dalam hal ini kekurangan zat gizi pada ibu hamil
dapat dilihat dari status gizinya.
Lima puskesmas dengan jumlah kematian bayi tertinggi adalah
Puskesmas Grogol sebanyak 18 kematian bayi, Puskesmas Polokarto,
Puskesmas Mojolaban, dan Puskesmas Baki masing-masing sebanyak 14
kematian bayi serta Puskesmas Sukoharjo sebanyak 13 kematian bayi.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian terhadap Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Normal pada
By.Ny.A umur 2 jam di Puskesmas Grogol Sukoharjo

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Bayi Baru Lahir Normal ?
2. Bagaimana cara menentukan kriteria Bayi Baru Lahir Normal ?
3. Apa saja tanda bahaya Bayi Baru Lahir Normal ?
4. Bagaimana penanganan Bayi Baru lahir Normal ?

C. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Normal diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang keadaan
dan masalah-masalah yang mungkin terjadi pada bayi baru lahir
dengan pendekatan Managemen Kebidanan menurut Varney dan
melaksanakan asuhan secara komprehensif.
b. Tujuan Khusus
Mampu melaksanakan:
1. Pengkajian data baik subjektif maupun objektif bayi baru lahir
normal pada Bayi Ny.A umur 2 jam
2. Interpretasi data dasar pada bayi baru lahir normal pada Bayi Ny.A
umur 2 jam
3. Diagnosa potensial pada bayi baru lahir normal pada Bayi Ny.A umur
2 jam

2
4. Tindakan segera pada bayi baru lahir normal pada Bayi Ny.A umur 2
jam
5. Perencanaan tindakan pada bayi baru lahir normal pada Bayi Ny.A
umur 2 jam
6. Pelaksanaan tindakan pada bayi baru lahir normal pada Bayi Ny.A
umur 2 jam
7. Evaluasi tindakan pada bayi baru lahir normal pada bayi Ny.A umur 2
jam
8. Melakukan dokumentasi pada bayi baru lahir normal pada payi Ny.A
umur 2 jam.

D. MANFAAT
1. Bagi Institusi
Sebagai bahan evaluasi dan memberi sumbangan teoritis dalam
memberikan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal
2. Bagi puskesmas
Sebagai sumbangan teoritis dalam memberikan Asuhan Kebidanan
pada Bayi Baru Lahir Normal
3. Bagi mahasiswa
Menambah wawasan dan pengetahuan yang luas tentang asuhan
kebidanan bayi baru lahir normal sebagai penerapan ilmu yang didapat
selama praktik lapangan
4. Bagi masyarakat
Memberi edukasi mengenai asuhan kebidanan dan perawatan bayi baru
lahir selama di rumah

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. TEORI MEDIS
1. Pengertian Bayi Baru Lahir Normal

BBL Normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu


sampai 42 minggu dengan berat badan 2500-4000 gram. (Asuhan
Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga, 1993)

BBL Normal adalah bayi yang dikeluarkan hasoil konsepsi


melalui jalan lahir dan dapat hidup diluar dengan berat 2500-4000
gram, dengan usia kehamilan 36-42 minggu, menangis spontan dan
bernafas spontan, teratur dan tonus otot baik. (Asuhan Persalinan
Normal, 2003)

BBL Normal adalah adaptasi fisiologi yang sangat berguna


bagi bayi untuk menjaga kelangsungan hidupnya diluar uterus, artinya
nantinya bayi harus dapat melakukan sendiri segala kegiatan untuk
mempertahankan hidupnya. (Perawatan Ibu Bersalin, Fitramaya 2000)

BBL Normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 2500-4000


gram. (Depkes, RI 1998 hal 93)

2. Kriteria Bayi Baru lahir Normal


a. Berat badan : 2500-4000 gram
b. Panjang badan : 48-52 cm
c. Lingkar dada : 30-35 cm
d. Lingkar kepala : 33-35 cm
e. Masa kehamilan 37-42 minggu
f. Detak jantung menit-menit pertama 180x/menit, kemudian
menurun 120-140x/menit
g. Pernafasan pada menit pertama 80x/menit, kemudian menurun
46x/menit
h. Warna kulit kemerahan

4
i. Kuku agak panjang dan lemas
j. Genetalia
1. Wanita labia mayora sudah menutupi labia minora
2. Laki-laki testis sudah turun
k. Reflek hisap dan menelan, reflek moro sudah baik
l. Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama
m. Suhu 36,5o C-37,5o C.

3. Tanda Bahaya Bayi Baru lahir Normal


Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir harus diwaspadai,
dideteksi lebih dini untuk segera dilakukan penanganan agar tidak
mengancam nyawa bayi. Tanda-tanda bahaya baru lahir yang harus
diwaspadai pada bayi baru lahir, yaitu:
1. Hipotermi/Suhu Tubuh Dingin
Pengertian
Hipotermi yaitu dimana suhu tubuh bayi di bawah 36oC serta
kedua tangan dan kaki teraba dingin, sedang suhu normal adalah
36,5oC - 37,5oC. Hipotermi pada bayi baru lahir dapat berakhir
dengan kematian karena dapat menyebabkan penyempitan pembuluh
darah dan dapat berujung kematian. Hipotermi dapat dibedakan
menjadi 2 bagian yaitu: hipotermi sedang, dimana suhu badan bayi
berkisar 32oC-36oC dan hipotermi berat yaitu dimana suhu badan
bayi mencapai dibawah 32oC.
Gejala Hipotermi
Hipotermi pada bayi baru lahir dapat diketahui dari gejala-
gejala sebagai berikut yaitu bayi tidak mau minum/menyusu, tampak
lesu dan mengantuk, tubuh bayi teraba dingin, dan dalam keadaan
berat denyut jantung bayi bisa menurun dan kulit tubuh bayi
mengeras

Penyebab Hipotermi
Kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir dapat
disebabkan karena lingkungan, udara yang terlalu dingin, pakaian

5
yang basah, dan sebagainya. Mekanisme kehilangan panas pada bayi
baru lahir adalah sebagai berikut:

a. Radiasi yaitu dari objek ke panas bayi misalnya bayi ditimbang


tanpa alas
b. Evaporasi yaitu penguapan cairan yang melekat pada kulit
misalnya pada air ketuban yang melekat pada tubuh bayi dan
tidak cepat dikeringkan.
c. Konduksi yaitu sesuatu yang melekat ditubuh bayi misalnya
pakaian bayi yang basah tidak langsung diganti.
d. Konveksi yaitu penguapan dari tubuh ke udara contohnya angin
disekitar tubuh bayi.

Penanganan Hipotermi

a. Segera menghangatkan bayi di dalam inkubator atau melalui


penyinaran lampu.
b. Menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu dan Bayi
diletakkan telungkup di dada ibu agar terjadi kontak kulit
langsung ibu dan bayi. Untuk menjaga agar bayi tetap hangat,
tubuh ibu dan bayi harus berada dalam satu pakaian. Sebaiknya
ibu menggunakan pakaian longgar berkancing depan.
c. Bila tubuh bayi masih dingin dapat juga menggunakan selimut
atau kain hangat yang disetrika terlebih dahulu, yang digunakan
untuk menutupi tubuh bayi dan ibu. Lakukanlah berulang kali
sampai tubuh bayi hangat.
d. Selalu menjaga kehangatan bayi, bungkus bayi dengan kain
kering kemudian diselimuti dan pakaikan topi agar terhindar dari
kehilangan panas.
e. Beri ASI sesering mungkin dan jangan dijadwalkan dalam
pemberian ASI. ASI peras sebagai salah satu alternatif lainnya
agar bayi tidak kekurangan cairan atau dehidrasi.
f. Pantau terus suhu tubuh bayi setiap jam sampai normal.

6
g. Ibu harus selalu mengamati tanda kegawatan pada bayi, bila
terlihat bayi sakit berat segera bawa ke tempat pelayan kesehatan

2. Hipertermi / Demam
Pengertian
Demam adalah suhu tubuh yang meningkat, dimana tubuh
terasa panas dan suhunya naik sampai 38oC, sementara suhu normal
berkisar 36,5oC-37,5oC. Demam pada suhu 37,8oC-40oC tidak
berbahaya dan tidak mengakibatkan kerusakan otak, kecuali jika
suhunya melebihi 41,7oC yang berlangsung dalam jangka lama.
Lebih lanjut, demam yang disebabkan oleh infeksi tidak cepat naik
dan suhu tidak akan melebihi 41,2oC
Gejala
Sebelumnya kita sudah banyak mengetahui tentang demam
yang sering terjadi. Kalau demam tubuh teraba panas, bayi agak
rewel, dan biasanya minum kurang. Gejala /demam pada bayi baru
lahir yaitu: suhu tubuh bayi lebih dari 37,5°C, Frekuensi pernafasan
bayi lebih dari 60/menit, terlihatnya tanda-tanda dehidrasi yaitu berat
badan menurun, turgor kulit kurang, banyaknya air kemih berkurang.
Penanganan Hipertermi/Demam
Penanganan demam dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Bayi dipindahkan ke ruangan yang sejuk dengan suhu kamar
berkisar 26oC-28°C.
b. Tanggalkan seluruh pakaian dan jangan menggunakan selimut.
c. Kompres dengan cara mencelup handuk kecil ke air hangat
terlebih dahulu, tambahkan kehangatan air jika suhu tubuh bayi
semakin tinggi. Dengan demikian perbedaan air kompres dengan
suhu tubuh tidak terlalu berbeda. Jika air kompres terlalu dingin,
hal ini justru akan mengerutkan pembuluh darah bayi akibatnya
panas tubuh tidak mau keluar. Bayi jadi semakin menggigil untuk
mempertahankan suhu tubuhnya.
d. Memberi ASI sebanyak-banyaknya dan sesering mungkin,
masuknya cairan yang banyak kemudian dikeluarkan lagi dalam

7
bentuk urine merupakan salah satu cara untuk menurunkan suhu
tubuh.
3. Kejang
Pengertian
Kejang pada bayi baru lahir ialah kejang yang terjadinya
pada usia bayi 0-28 hari. Kejang pada bayi baru lahir disebabkan
karena gangguan sistem saraf pusat, kelainan metabolik atau
penyakit lain yang dapat menyebabkan kerusakan otak. Kejang
bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan gejala dari gangguan
saraf pusat, lokal atau sistemik
Gejala
Bentuk kejang pada bayi baru lahir dapat berupa tremor,
hiperaktif, kejang-kejang, tiba-tiba menangis melengking, tonus otot
menghilang disertai atau tidak dengan hilangnya kesadaran, gerakan
tidak menentu, mengedip-ngedipkan mata, gerakan mulut seperti
mengunyah dan menelan. Setiap gerakan yang tidak biasa pada bayi
baru lahir apabila berlangsung berulang-ulang dan periodik, harus
dicurigai kemungkinan merupakan bentuk dari kejang
Penyebab Kejang
Beberapa yang dapat menyebabkan kejang, yaitu:
a. Gangguan vaskular seperti perdarahan.
b. Gangguan metabolisme.
c. Infeksi seperti meningitis dan sepsis
Penanganan Kejang
Kejang pada neonatus suatu keadaan darurat dan memerlukan
tindakan cepat untuk mencegah bertambahnya kerusakan susunan
saraf yang dapat menimbulkan gejala sisa dikemudian hari. Untuk
itu sebaiknya bayi harus segera dirawat di rumah sakit dengan sarana
yang lengkap
Jika bayi kejang jangan tunggu lama, segera bawa ke dokter.
Penanganan pertama yang bisa dilakukan yaitu:

8
a. Buka seluruh pakaian untuk memudahkan sirkulasi panas tubuh
bayi.
b. Perlu dilakukan tindakan secepatnya untuk mencegah kerusakan
otak lebih lanjut.
c. Orangtua sudah seharusnya perlu lebih mendapat informasi
mengenai kondisi bayinya ketika kejang dan sebaiknya segera
dirawat di rumah sakit dengan fasilitas yang lengkap.
4. Ikterus/Bayi Kuning
Pengertian
Ikterus adalah kuning pada kulit atau pada bagian putih
matanya yang disebabkan oleh kadar bilirubin yang tinggi dalam
darah bayi. Ikterus fisiologis timbul pada hari kedua dan ketiga serta
tidak mempunyai dasar patologis atau tidak ada potensi menjadi kern
ikterus. Ikterus dianggap patologis jika terdapat salah satu keadaan
berikut: Ikterus pada hari pertama kehidupan, kadar bilirubin
meningkat lebih cepat dari 5 mg/hari, pada bayi cukup bulan ikterus
memanjang hingga melebihi minggu pertama atau lebih dari dua
minggu pada bayi prematur.
Gejala
Gejala ikterus yaitu: kulit tubuh tampak kuning, bisa diamati
dengan cahaya matahari dan menekan sedikit kulit untuk
menghilangkan warna karena pengaruh sirkulasi darah.
Penyebab
Ikterus disebabkan oleh kadar billirubin yang tinggi dalam
darah bayi. Bilirubin berasal dari pemecahan sel-sel darah merah
yang tidak diperlukan yang terjadi secara normal pada bayi baru
lahir, billirubin diekskresikan dari tubuh bayi melalui tinja. Jika tidak
dikeluarkan dapat menyebabkan ikterus.
Penanganan
Pada bayi baru lahir dengan warna kekuningan karena proses
alami (fisiologis), tidak berbahaya dan akan hilang tanpa
pengobatan. Prinsip pengobatan warna kekuningan pada bayi baru

9
lahir adalah menghilangkan penyebabnya. Cara lain untuk upaya
mencegah peningkatan kadar pigmen empedu (bilirubin) dalam
darah, hal ini dapat dilakukan dengan:
a. Susui sesering mungkin sesuai kebutuhannya, ini akan
membuatnya sering buang air kecil, membuang sisa kimia dan
membersihkan dari sistem tubuhnya.
b. Beri ASI eksklusif
c. Beri paparan sinar matahari pagi di bawah pukul 09.00 sesering
mungkin tanpa mengenakan pakaian maksimal 1 jam, ini dapat
membantu tubuh bayi mengurai bilirubin.
5. Muntah
Pengertian
Muntah ada beberapa macam yaitu ada muntah karena
kekenyangan susu atau di masyarakat sering disebut ’gumoh’,
muntah seperti ini yang keluar hanya sejumlah kecil cairan susu.
Namun ada muntah yang cukup serius karena gangguan lambung.
Muntah adalah pengeluaran isi lambung melalui mulut dengan
bantuan kontraksi otot perut.
Gejala
Gejala pada muntah biasa atau gumoh yaitu bayi terlihat
sehat, baru selesai menyusui dan muntah hanya berupa cairan susu
dalam jumlah kecil. Sebenarnya gumoh adalah bukan muntah jadi
tidak perlu dicemaskan pada bayi yang sehat, karena ini hanya
disebabkan kekenyangan dan udara yang menyebabkan bayi
kembung. Bila bayi terus muntah maka ini akan dapat mengancam
kesehatannya, bayi dapat kekurangan cairan, semua isi lambung
keluar, kurang gizi, dan sebagainya.
Penyebab
Ada beberapa penyebab muntah pada bayi yaitu dapat
disebabkan karena bayi kekenyangan atau kembung. Penyebab ini
hal yang biasa dan tidak perlu di khawatirkan. Namun penyebab lain
dari muntah yang mengkhawatirkan dan perlu penanganan segera

10
yaitu muntah yang penyebabnya adalah infeksi. Selain itu penyebab
lazim muntah pada bayi disebabkan karena obstruksi anatomik,
gangguan metabolik, infeksi dan makan berlebihan.
Penanganan
Penanganan muntah atau gumoh pada bayi yaitu:
memperhatikan dalam pemberian susu, kemudian bayi disendawakan
setiap selesai menyusui dengan meletakkan kepalanya di bahu atau
di atas lutut, atau di pangkuan. Sedang penanganan muntah pada
bayi yang dicurigai karena infeksi saluran pencernaan atau adanya
penyakit lain maka segera bawa ke tempat pelayanan kesehatan
terdekat.

4. Penanganan Bayi Baru Lahir


Menurut Prawirohardjo, (2002) tujuan utama perawatan bayi segera
sesudah lahir adalah:
1. Membersihkan jalan nafas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila
bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan
nafas dengan cara sebagai berikut:
a. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan
hangat
b. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah kebelakang
c. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan
jari tangan yang dibungkus kassa steril
d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok
kulit bayi dengan kain
2. Memotong dan merawat Tali Pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir
tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi,
kecuali pada bayi kurang bulan. Klem tali pusat 3 cm dari perut bayi
kemudian mengurut tali pusat ke arah perut ibu dan klem 2 cm dari
klem yang pertama kemudian lindungi tali pusat dengan tangan kiri

11
dan tangan yang lain menggunting tali pusat dengan gunting tali
pusat.
3. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi
Pada waktu bayi lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu
badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk
membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus diselimuti dengan
kain hangat dan kering.
4. Memberi Vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru lahir
normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K dengan dosis 0,5mg
secara IM pada 1/3 paha kiri.
5. Memberi Obat Tetes Mata atau salep Mata
Obat mata eritromisin 0,5% atau tetra siklin 1% dianjurkan untuk
pencegahan penyakit mata karena klamida (penyakit menular
seksual). Obat mata perlu diberikan pada jam pertama setelah
persalinan.
6. Identifikasi bayi
a. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di
tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat
bayi.
b. Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang
halus dan tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak
mudah lepas.
c. Pada alat identifikasi harus tercantum : nama (bayi, Ny,) tanggal
lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap.
d. Disetiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan
nama, tanggal lahir dan nomor identifikasi.
7. Pemantauan Bayi Baru Lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui
aktifitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan
bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong
persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.

12
2 jam pertama sesudah lahir meliputi :
a. Kemampuan menghisap kuat atau lemah
b. Bayi tampak aktif atau lunglai
c. Bayi kemerahan atau kebiruan

B. TEORI MANAJEMEN
1. Managemen Kebidanan 7 langkah Varney
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh Bidan
kepada individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan
dengan cara bertahap dan sistematis, melalui suatu proses yang disebut
Managemen Kebidanan. Managemen Kebidanan menurut Varney
merupakan suatu proses pemecahan masalah, digunakan sebagai
metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan
teori ilmiah, penemuan-penemuan ketrampilan dalam rangkaian atau
tahapan yang logis dan berfokus pada pasien. Langkah-langkah dari
asuhan kebidanan yaitu:
1. Langkah 1 Pengumpulan Data Dasar
Mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien. Pada langkah ini
dilakukan dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan
untuk mengevaluasi keadaan pasien secara lengkap.
1) Identitas pasien
2) Riwayat kesehatan
3) Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan
4) Meninjau data laboratorium

2. Langkah 2 Interpretasi Data


Identifikasi yang benar terhadap diagnosis/ masalah dan
kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi yang benar atas dasar
data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah
dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan

13
masalah/diagnosis yang spesifik. Diagnosis kebidanan adalah
diagnosis yang telah ditegakkan oleh Bidan dalam lingkup praktek
kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata nama)
diagnosis kebidanan.
Standar nomenklatur diagnosis kebidanan tersebut adalah :
1) Diagnosis dan telah disyahkan oleh profesi
2) Berhubungan langsung dengan praktis kebidanan
3) Memiliki ciri khas kebidanan
4) Didukung oleh Clinical Judgement dalam praktek kebidanan
5) Dapat diselesaikan dengan pendekatan managemen kebidanan
3. Langkah 3 Mengidentifikasi Diagnosis/Masalah Potensial
Mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang telah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan, bidan dapat bersiap-siap
bila diagnosis/ masalah potensial benar-benar terjadi.

4. Langkah 4 Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan Yang


Memerlukan Penanganan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh Bidan /
dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan lainnya sesuai dengan kondisi pasien. Data
baru dikumpulkan dan dievaluasi kemungkinan bisa terjadi
kegawatdaruratan dimana bidan harus bertindak segera untuk
kepentingan keselamatan jiwa ibu dan anak.
5. Langkah 5 Merencanakan asuhan yang Menyeluruh
Melakukan perencanaan menyeluruh yang merupakan
kelanjutan dari manajemen terhadap diagnosis yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh
tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi
pasien/ masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman

14
antisipasi terhadap wanita tersebut apakah dibutuhkan penyuluhan,
konseling dan apakan merujuk pasien atau masalah yang lain.
6. Langkah 6 Melaksanakan perencanaan
Rencana yang menyeluruh dilakukan dengan efisien dan
aman. Pada saat bidan berkolaborasi dengan dokter untuk
menangani pasien yang mengalami komplikasi, maka bertanggung
jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan yang menyeluruh
tersebut. Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan
biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan pasien.

7. Langkah 7 Evaluasi
Melakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan sesuai sengan kebutuhan
sebagaimana yang telah teridentifikasi di dalam masalah dan
diagnosis.

15
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL

PADA BAYI NY. A UMUR 2 JAM DI PUSKESMAS GROGOL

SUKOHARJO

I. PENGKAJIAN DATA
Tanggal : 10 September 2016
Jam : 06.00 WIB
Tempat : Poned

A. Data Subjektif
1. Identitas
a. Bayi
Nama : By. Ny. “A’
Umur : 2 jam
Jenis kelamin : laki-laki
Tanggal lahir : 10 september 2016
Jam : 04.00 WIB
b. Orang tua
Nama ibu : Ny. A
Umur : 20 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kutu 01/08, Telukan, Grogol, Sukoharjo

Nama ayah : Tn. D


Umur : 22 tahun

16
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kutu 01/08, Telukan, Grogol, Sukoharjo

2. Riwayat kehamilan sekarang


a. Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang pertama dan
tidak pernah keguguran.
HPHT : 16 Desember 2015
HPL : 25 September 2016
Umur kehamilan : 37 +5 minggu
b. Ibu melakukan ANCsebanyak 7 kali
Trimester I : ANC 2 kali
Keluhan : mual, muntah, pusing
Nasehat : makan sedikit tapi sering
Trimester II : ANC 2 kali
Keluhan : pusing
Nasehat : makan makanan bergizi ct: sayuran hijau,
buah-buahan dan istirahat yang cukup
Trimester III : ANC 3 kali
Keluhan : sering BAK dan pegal-pegal bagian
pinggang

Tempat ANC : Bidan

Kenaikan BB : 10kg

3. Riwayat persalinan sekarang


a. Kala I
Mulai pukul 23.00 sampai 03.45 WIB
DJJ : 150x/menit
Ketuban pecah jam 03.45 WIB warna jernih
b. Kala II
Jenis persalinan spontan normal dengan presentasi kepala dan di
tolong oleh Bidan. Bayi lahir pukul 04.00 WIB bayi menangis

17
kuat, gerakan aktif dan warna kulit kemerahan, anus (+), cacat
bawaan (-).
BB : 2500 gram
PB : 47 cm
LK : 31 cm
LD : 30 cm
JK : laki-laki

c. Kala III
Plasenta lahir spontan jam 04.10 WIB lengkap dengan berat
500 gram dan panjang tali pusat 50cm.
d. Kala IV
Dilakukan pemantauan jam 04.10 WIB hingga 2jam berikutnya
dengan perdarahan 150cc, TFU 2 jari dibawah pusat.
e. Lama Persalinan
Kala I : 4 jam 30 menit
Kala II : 15 menit
Kala III : 10 menit
Kala IV : 2 jam
Jumlah 8 jam 55 menit
1 5 10
APGAR SCORE menit Menit menit
A: Appearance colour (warna kulit) 2 2 2
P: Pulse/Heart rate (frekuensi jantung) 2 2 2
G: Grimace (reaksi terhadap rangsang) 2 2 2
A: Activity (tonus otot) 1 2 2
R: Respiration (usaha nafas) 1 1 2
Jumlah 8 9 10

18
4. Riwayat kehamilan, persalinan nifas yang lalu
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang pertama dan belum
pernah mengalami keguguran.
5. Riwayat penyakit dalam keluarga
Ibu mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit menular seperti Hepatitis, TBC, menurun seperti
Hipertensi, Asma, DM dan menahun seperti jantung.
6. Kebutuhan Dasar
a. Nutrisi
Makan/minum : ASI
Jenis : ASI colostrum
Porsi : On Demand
Cara pemberian : menyusu langsung ke puting susu ibu
setelah bayi dibersihkan
Keluhan : ASI belum keluar dengan lancar
b. Eliminasi
BAK : pertama kali tanggal 10 september 2016
jam 06. 15 WIB
Warna : kuning jernih
Bau : khas urin
Jumlah : 1x ganti popok
BAB : pertama kali tanggal 10 september 2016
jam 06.00 WIB
Warna : hijau kehitaman
Bau : khas mekonium
Jumlah : 1x ganti popok
Konsistensi : lembek
c. Istirahat
Tidur : bayi dapat tidur nyenyak 1jam
Keluhan : tidak ada

19
B. Data Objektif
1. Keadaan umum : baik
2. Vital Sign
S : 36,5 oC
RR : 46x/menit
N : 136x/menit
3. Antropometri
BB : 2500 gram PB : 47cm
LD : 31cm LK : 30cm
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : bentuk kepala mesochepal, tidak ada caput
sucedanum, dan cepal hematoma, rambut merata
UUB lunak.
b. Muka : bersih, bentuk simetris, tidak odema
c. Mata : simetris, conjungtiva merah muda, sklera putih,
ada reflek berkedip
d. Hidung : bersih, simetris, tidak ada pernafasan cuping
hidung
e. Mulut : warna merah muda, bibir normal, lidah bersih
f. Telinga : bersih, simetris, tidak ada serumen abnormal
g. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar limfe, tyroid
h. Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada,
pernafasan teratur
i. Abdomen : bentuk bulat, tidak ada perdarahan sekitar tali
pusat
j. Genetalia : kulit menutupi gland penis, ada lubang uretra,
testis sudah turun pada skrotum
k. Ekstremitas
Atas : simetris, tidak ada odema, jumlah jari lengkap
Bawah : simetris, tidak ada odema, jumlah jari lengkap
l. Anus : ada, tidak ada kelainan pada anus

20
5. Gerak Reflek
a. Rooting : terdapat reflek mencari puting susu saat diberi
rangsangan dengan kelingking di dekat mulut
b. Sucking : terdapat reflek mengisap saat bayi menyusu
c. Swallowing: terdapat reflek menelan saan bayi minum ASI
d. Moro : terdapat reaksi akan memeluk karena terdapat
rangsangan seperti mengubah posisi bayi tiba-tiba
e. Tonic neck: terdapat reaksi perubahan posisi kepala bila
kepala dimiringkan ke satu sisi
f. Gaspring : terdapat reaksi menggenggam ketika jari
diletakkan ditelapak tangan bayi
g. Babinski : terdapat reaksi menggerakkan kaki saat telapak
kaki bayi diberi goresan dari bawah ke atas

II. INTERPRETASI DATA


Tanggal : 10 September 2016
Jam : 05.30 WIB
A. Diagnosa Kebidanan
Bayi Ny.A umur 2 jam neonatus normal, cukup bulan sesuai dengan
masa kehamilan.
B. Dasar
1. Data Subjektif
Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya dengan normal pada
tanggal 10 september 2016 jam 04.00 WIB.
2. Data Objektif
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Vital sign
Suhu : 36,5oC
Nadi : 140x/menit
Respirasi : 44x/menit
d. Apgar Score : 1 menit 8; 5 menit 9; 10 menit 10

21
e. Antropometri
BB : 2500 gram
PB : 47 cm
LD : 31 cm
LK : 30 cm
f. Warna kulit : kemerahan
g. Tali pusat : masih basah
h. Cacat bawaan : tidak ada
i. Anus : berlubang
3. Masalah
Tidak ada

III. DIAGNOSA POTENSIAL


Tidak ada
IV. ANTISIPASI
Tidak ada
V. RENCANA TINDAKAN
Tanggal : 10 september 2016
Jam : 05.33 WIB
1. Observasi keadaan umum dan Vital sign
Rasionalisasi : untuk mengetahui keadaan umum dan kesadaran bayi
baru lahir
2. Melakukan IMD bayi selama 1 jam diperut ibu
Rasionalisasi : untuk menjaga kehangatan bayi dan meningkatkan ikatan
batin antara ibu dan bayi.
3. Memberikan vitamin K dan HB0 1jam setelah vitamin K dan salep mata
pada bayi
Rasionalisasi : mencegah penyakit hepatitis dan mencegah infeksi pada
mata serta mencegah rabun senja
4. Mempertahankan kehangatan bayi
Rasionalisasi : mencegah hipotermi dan menjaga kondisi bayi agar tetap
hangat

22
5. Penuhi kebutuhan rasa aman dan nyaman bagi bayi
Rasionalisasi : agar bayi terhindar dari berbagai infeksi dan menjaga
bayi tidak rewel
6. Penuhi kebutuhan nutrisi dan eliminasi bayi
Rasionalisasi : agar bayi tidak hipoglikemi dan memantau proses
eliminasi
7. Beritahu ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir dan segera datang ke
petugas kesehatan apabila bayi mengalami salah satu tanda bahaya
tersebut.
Rasionalisasi : agar ibu mengetahui apa saja tanda bahaya bayi baru
lahir, dan ssegera mendapatkan tindakan apabila bayinya mengalami
tanda bahaya tersebut.

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 10 September 2016
Jam : 05.35 WIB
1. Mengobservasi keadaan umum dan vital sign dengan hasil
Keadaan umum : baik BAB (+)
VS S: 36,5oC BAK(+)
R: 44x/menit
N: 140x/menit
2. Melakukan Vitamin K dengan dosis 1mg di paha kiri anterolateral dan
vaksin Hb0 dengan dosis 0,5ml di paha kanan anterolateral serta
memberikan salep mata pada mata kanan kiri bayi
3. Mempertahankan kehangatan tubuh bayi dengan cara:
a. Memberikan pakaian yang mudah menyerap keringat dan selimuti
dengan kain yang kering dan hangat
b. Menjauhkan bayi dari paparan suhu dingin seperti AC
4. Memenuhi kebutuhan rasa aman dan nyaman :
a. Memenuhi kebutuhan rasa aman dengan cara cuci tangan sebelum
memegang bayi dan setelah memegang bayi
b. Memandikan bayi minimal 6jam setelah lahir

23
c. Segera mengganti popok dan pakaian apabila basah karena BAB,
BAK, maupun keringat
d. Menjaga tali pusat bayi dalam keadaan bersih dan kering
e. Mendekatkan bayi dengan ibu agar bayi merasa aman dan nyaman
5. Memberikan ASI Eksklusif pada bayi minimal selama 6 bulan dan
disarankan pada ibu untuk menyusui setiap 2-3jam sekali atau menyusui
sesering mungkin dan tidak dijadwalkan (On Demand).
6. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir :
a. Bayi tampak lemah dan tidak mau menyusu
b. Bayi sulit bernafas atau lebih dari 60x/menit
c. Tali pusat berdarah, nanah, dan mengeluarkan cairan berbau busuk
d. Suhu bayi dibawah 36,5oC atau diatas 37,5oC
e. Kulit bayi berwarna kekuningan atau kebiruan pada 24jam pertama
setelah lahir
f. Bayi tidak buang air besar selama 3hari atau tidak berkemih dalam
24jam

VII. EVALUASI
Tanggal : 10 september 2016
Jam : 05. 40 WIB
1. Hasil pemeriksaan didapatkan
VS S: 36,5oC
R: 44x/menit
N: 140x/menit
2. Bayi telah diberikan vitamin, vaksin Hb0, dan salep mata
3. Bayi telah dibedong dengan menggunakan kain bersih dan kering
sehingga bayi dalam keadaan hangat
4. Bayi sudah terasa aman dan nyaman
5. Bayi sudah terpenuhi nutrisinya dengan diberikan ASI
6. Ibu mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir dan mengerti akan segera
menghubungi tenaga kesehatan terdekat apabila bayi mengalami salah
satu tanda bahaya tersebut

24
DATA PENGEMBANGAN

Tanggal : 10 september 2016

Jam : 16.00 WIB

I. Data Subjektif
a. Ibu mengatakan bayinya sudah menyusu dengan kuat
b. Ibu mengatakan ASInya belum keluar dengan lancar
c. Ibu mengatakan bayinya BAB 1xberupa mekonium konsistensi lunak
warna hijau kehitaman dan BAK 2x konsistensi cair warna kuning jernih
d. Ibu mengatakan bayinya dapat tidur nyenyak 2jam
II. Data Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : composmentis
3. Vital Sign S: 36,5oC N: 136x/menit R: 46x/menit
4. Warna kulit : kemerahan
5. Tangis bayi : kuat
6. Tali pusat terbungkus kasa, tidak berbau, tidak berdarah, dan tidak
mengeluarkan cairan.
III. Assesment
Bayi Ny. A umur 12 jam lahir normal, spontan, langsung menangis, gerakan
aktif, warna kulit kemerahan, anus positif dan tidak ada cacat bawaan.
IV. Planning
Tanggal : 10 september 2016
Jam : 16.05 WIB
1. Observasi keadaan umum dan vital sign
Rasionalisasi : mengetahui keadaan umum dan kondisi bayi saat ini
2. Beritahu ibu cara merawat bayi sehari-hari
Rasionalisasi : memberi pengetahuan dan ketrampilan pada orang tua bayi
untuk merawat bayinya dengan benar

25
3. Memandikan bayi dengan menggunakan air hangat dan menggunakan
sabun
Rasionalisasi : untuk menjaga kebersihan bayi agar tetap bersih, segar dan
terhindar dari kuman yang menyebabkan infeksi
4. Beritahu ibu bahwa ibu boleh pulang
V. Implementasi
Tanggal : 10 september 2016
Jam : 16.10 WIB
1. Mengobservasi KU dan vital sign
2. Memberitahu ibu cara merawat bayi sehari-hari
a. Memberikan ASI sesuai kebutuhan 2-3jam sekali, bisa dimulai hari
pertama
b. Menjaga bayi dalam keadaan hangat dan kering dengan mengganti
popok dan selimut sesuai keperluan
c. Menjaga tali pusat tetap kering dan ditutup dengan kasa steril
d. Menjaga keamanan bayi dengan selalu mendekatkan bayi dengan ibu
atau keluarganya
3. Memandikan bayi dengan menggunakan air hangat dan menggunakan
sabun
4. Memberitahu ibu dan bayi boleh pulang jam 16.30 WIB
VI. Evaluasi
Tanggal : 10 september 2016
Jam : 16.35 WIB
1. Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Vital sign S: 36,5oC N: 136x/menit R: 46x/menit
2. Ibu sudah mengerti dan bersedia mengikuti anjuran cara merawat bayi
sehari-hari
3. Bayi sudah dimandikan
4. Ibu dan bayi pulang jam 16.45 WIB

26
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini kami akan mengevaluasi tindakan yang dilakukan di


lahan praktik dengan teori yang ada. Dalam menjelaskan hal tersebut, kami
menggunakan langkah-langkah manajemen kebidanan atau 7 Langkah varney
yang meliputi pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, tindakan segera,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

A. PENGKAJIAN DATA
Pada kasus ini pengkajian dilakukan pada tanggal 10 September 2016
pukul 05.00 WIB pada Bayi Ny.A lahir pada tanggal 10 September 2016
pukul 04.00 WIB jenis kelamin laki-laki umur 2 jam.

Data objektif yang didapatkan adalah keadaan bayi baru lahir baik,
langsung menangis kuat, warna kulit kemerahan, gerakan aktif dan tidak ada
tanda bahaya umum. Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil yaitu suhu
badan 36,5oC yang menunjukkan suhu bayi normal. Kemudian frekuensi
pernafasan bayi 46x/menit, tidak terdapat tarikan dinding dada, pernafasan
teratur, kemudian Nadi bayi 136x/menit yang menunjukkan normal, anus
positif dan tidak ada cacat bawaan.

B. INTERPRETASI DATA
Dalam kasus ini didapatkan diagnosa kebidanan bahwa Bayi Ny.A
umur 2 normal, cukup bulan sesuai dengan masa kehamilan. Dengan data
dasar yang diperoleh dari data subjektif yaitu Bayi Ny.A umur 2 jam normal
tanpa kelainan. Sedangkan data objektif ditemukan hasil pemeriksaan pada
bayi Ny.A tidak terdapat tanda bahaya umum, bayi lahir menangis kuat,
gerakan aktif dan warna kulit kemerahan, tidak ada cacat bawaan. Menurut
diagnosa yang diberikan, tidak ditemukan masalah yang menyertai hingga
membutuhkan antisipasi pencegahan maupun tindakan segera lebih lanjut.

27
C. DIAGNOSA POTENSIAL
Pada kasus ini tidak terdapat diagnosa potensial karena tidak ada data
yang mendasari bahwa bayi membutuhkan tindakan antisipasi atau
pencegahan. Sehingga langkah penentuan diagnosa potensial tidak terdapat
perbedaan dengan teori yang ada.

D. TINDAKAN SEGERA

Pada kasus ini tidak terdapat tindakan yang harus segera dilakukan
karena tidak ada data yang mendasari bahwa bayi membutuhkan tindakan
segera seperti kolaborasi maupun melakukan rujukan. Sehingga langkah
penentuan tindakan segera tidak terdapat perbedaan dengan teori.

E. RENCANA TINDAKAN

Berdasarkan diagnosa, maka rencana tindakan yang ditentukan adalah


rencana tindakan untuk memberikan Asuhan Kebidanan pada Bayi Lahir
Normal.Rencana yang diberikan adalah memberitahu ibu mengenai keadaan
bayinya kemudian memberikan asuhan kebidanan mengenai cara menjaga
rasa aman, nyaman, dan menjaga kehangatan bayi serta cara pemberian
nutrisi bayi. Kemudian memberi konseling kepada ibu mengenai tanda
bahaya bayi baru lahir normal.

Pada praktek di lapangan, penentuan rencana tindakan sudah sesuai


dengan teori yaitu memberikan asuahn kebidanan mengenai cara merawat
bayi baru lahir serta memberikan konseling mengenai tanda bahaya bayi baru
lahir.

F. PELAKSANAAN

Langkah pelaksanaan merupakan melaksanakan suatu tindakan sesuai


dengan rencana tindakan yang telah ditetapkan. Berdasarkan perencanaan,
maka tindakan yang dilakukan pada kasus bayi baru lahir normal adalah
memberitahu ibu bahwa keadaan bayi sehat dan normal. Selanjutnya
memberikan Asuhan Kebidanan mengenai cara merawat bayi baru lahir

28
sehari-hari seperti menjaga rasa aman, nyaman, dan menjaga kehangatan
bayi, cara pemberian ASI sebaiknya tidak dijadwalkan dan memberikan ASI
sesering mungkin. Kemudian memberikan konseling mengenai tanda bahaya
bayi baru lahir seperti bayi tidak mau menyusu kemungkinan bayi mengalami
kelainan pada bibir dan langit-langit, bayi mengantuk dan tidak sadar
kemungkinan bayi mengalami infeksi atau gangguan sistem syaraf, bayi sulit
bernafas (>60x/menit) dan terjadi retraksi dinding dada, bayi merintih dan
kurang aktif, warna kulit bayi membiru atau sangat kuning dari muka sampai
seluruh tubuh, bayi muntah atau kembung kemungkinan saluran pencernaan
bagian atas buntu dan apabila bayi tidak mengeluarkan mekonium
kemungkinan saluran pencernaan bawah buntu (ada kelainan), dan tali pusat
berwarna kemerahan, berbau busuk terdapat nanah (pus) bahkan keluar darah.
Selanjutnya memberitahu ibu apabila bayi mengalami salah satu tanda bahaya
tersebut segera datang ke tenaga kesehatan agar bayi mendapat tindakan.

G. EVALUASI
Evaluasi merupakan langkah untuk menilai seberapa efektif asuhan
telah diberikan. Menurut Rukiah, dkk (2013) evaluasi merupakan langkah
untuk mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan pada klien apakan benar-benar telah terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan
masalah rencana tersebut.

Dalam kasus ini, ibu dapat bersikap kooperatif dengan asuhan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan bayinya.
Selain itu ibu memahami dan bersedia merawat bayinya sesuai dengan asuhan
yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan. Kemudian ibu akan datang ke
tenaga kesehatan apabila bayinya mengalami salah satu tanda bahaya bayi
baru lahir.

29
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan kasus diatas, asuhan kebidanan yang diberikan pada Bayi


Baru Lahir Normal Ny.A umur 2jam bayi lahir normal diatas tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktek dalam memberikan Asuhan Kebidanan
Bayi Baru Lahir Normal. Bayi lahir spontan langsung menangis kuat, gerakan
aktif, dan warna kulit kemerahan. ibu mengetahui keadaan bayinya saat ini
dan bersedia mengikuti anjuran unruk merawat bayinya sehari-hari sesuai
dengan asuhan yang sudah diberikan oleh tenaga kesehatan. Kemudian ibu
sudah mengerti tanda bahaya bayi baru lahir dan bersedia kembali ke tenaga
kesehatan apabila bayinya mengalami salah satu tanda bahaya tersebut.

B. SARAN
1. Bagi Pasien
Diharapkan pasien dapat bersikap kooperatif agar asuhan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan dapat berjalan dengan lancar dan
dapat dipraktikkan oleh ibu sendiri di rumah
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan diharapkan mampu memberikan asuhan yang tepat
kepada pasien dengan menggabungkan pengetahuan, pengalaman dan
teori teori hasil penelitian yang dapayt dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Diperlukan juga ketrampilan komunikasi yang baik
agar terjalin komunikasi yang baik dengan pasien.
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan mampu mengkaji ulang asuhan yang diberikan
di lahan praktik sehingga dapat dijadikan pembelajaran di dalam
institusi dan di lahan praktik selanjutnya.

30
DAFTAR PUSTAKA

Stright, B. R. (2005) Keperawatan ibu-bayi baru lahir. Jakarta: EGC.

BARBARA. 2005. PANDUAN Belajarkeperawatan Ibu Bayi Baru Lahir.


Jakarta: EGC.
Winknjsastro, Hanifa. (2005.Ilmu Kebidanan Ed 3. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka
Staf Pengajar IKA-FKUI, (1Ilmu Kesehatan Anak). Jakarta : EGC

Behrman, dkk.(2000). Ilmu kesehatan Anak Nelson Vol 3. Jakarta: EGC

31

Anda mungkin juga menyukai