Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Satuan Acara Penyuluhan ini disusun untuk memenuhi tugas Praktik Klinik
Keperawatan Anak RSIA KLATEN
DISUSUN OLEH :
Nama Kelompok :
1. RATNA PUSPITA SARI (1702073)
2. RETNO WAHYUNINGSIH (1702074)
3. SAKKA FAFARACH E. P. (1702076)
4. SASA CITRA S.H. (1702077)
5. SEKAR TRISNANINGRUM (1702078)
6. UMI ARIFAH ( 1702081)
7. WAHYU RATNA SEJATI (1702083)
8. WULANDARI (1702084)
9. YENI OCTAFIANTI (1702085)
A. Topik
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara
optimal. Dalam kondisi dirawat di Rumah Sakit, aktivitas bermain ini tetap
dilaksanakan. Namun harus disesuaikan kondisi anak. Pada saat dirawat di Rumah
Sakit,anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak
menyenangkan,seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut
dampak dari yang ada dilingkungan Rumah Sakit. Untuk itu dengan melakukan
permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan sress yang dialaminyakarena
dengan melakukan permainan anak dapat mengalihkan rasa sakitnya(distraksi)
dan relaksasi melalui kesenangannya dalam melakukan permainan. Tujuan
bermain di Rumah Sakit pada prisipnya adalah agar dapat melanjutkan fase
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas
anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting
bagi mental, emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan
dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada anak saat anak sakit atau anak di
Rumah Sakit (wong, 2011)
B. Sasaran
Pasien RSIA Klaten.
Sasaran :Anak-anak dikelas bangsal Anak RSIA klaten
Target :Anak-anak usia 0-7 tahun
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dalam teknik bermain adalah untuk merangsang
perkembangan anak-anak sesuai dengan tingkatan usia dan tingkat
kemampuannya serta dapat membantu mengurangi tingkat kecemasan dan
ketakutan yang dirasakan oleh anak-anak akibat hospitalisasi.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam melakukan terapi bermain ini adalah:
a. Untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak.
b. Untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak.
c. Untuk menembangkan kemampuan komunikasi anak.
d. Untuk mengembangkan kemampuan sosialisasi pada anak.
e. Untuk memenuhi rasa emosional anak.
D. Materi
1. Definisi
Bermain adalah dunia anak-anak sebagai bahasa yang paling universal,
meskipun tidak pernah dimasukkan sebagai salah satu dari ribuan bahasa yang
ada di dunia. Melalui bermain, anak-anak dapat mengekspresikan apapun
yang mereka inginkan. Menurut Groos (Schaefer et al, 2012) bermain
dipandang sebagai ekspresi insting untuk berlatih peran di masa mendatang
yang penting untuk bertahan hidup (Nurhayati, 2011).
Bermain juga menjadi media terapi yang baik bagi anak-anak bermasalah
selain berguna untuk mengembangkan potensi anak. Menurut Nasution (Cit
Martin, 2012), bermain adalah pekerjaan atau aktivitas anak yang sangat
penting. Melalui bermain anak akan semakin mengembangkan kemampuan
dan ketrampilan motorik anak, kemampuan kognitifnya melalui kontak
dengan dunia nyata, menjadi eksis di lingkungannya, menjadi percaya diri dan
masih banyak lagi manfaat lainnya (Martin, 2012). Bermain adalah cerminan
kemampuan fisik, intelektual, emosional dan social dan bermain merupakan
media yang baik untuk belajar karena bermain, anak akan berkata-kata, belajar
menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukan
dan mengenal waktu, jarak serta suara (Wong, 2013). Bermain adalah
kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginannya sendiri dan memperoleh
kesenangan (Foster, 2014)
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah “Kegiatan yang
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-haro karena bermain sama
dengan kerja pada orang dewasa yang dapat menurunkan stress anak, belajar
berkomunikasi dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan lingkungan,
belajar mengenal dunia dan meningkatkan kesejahteraan mental serta social
anak”
2. Fungsi Bermain
a. Membantu Perkembangan Sensorik dan Motorik
Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan melakukan
rangsangan pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini aktivitas
anak dapat mengeksplorasi alam sekitarnya sebagai contoh bayi dapat
dilakukan rangsangan taktil, audio visual melalui rangsangan ini
perkembangan sensorik dan motorik akan meningkat. Hal tersebut dapat
dicontohkan sejak lahir anak yang telah dikenalkan atau dirangsang
visualnya maka anak dikemudian hari kemampuan visualnya akan lebih
menonjol seperti lebih cepat mengenal sesuatu yang baru dilihatnya.
Demikian juga pendengaran, apabila sejak bayi dikenalkan atau
dirangsang melalui suara-suara maka daya pendengaran di kemudian hari
anak lebih cepat berkembang dibandingkan tidak ada stimulasi sejak dini.
b. Membantu Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan. Hal ini dapat
dilihat pada saat anak bermain, maka anak akan mencoba melakukan
komunikasi dengan bahasa anak, mampu memahami obyek permainan
seperti dunia tempat tinggal, mampu membedakan khalayan dan
kenyataan, mampu belajar warna memahami bentuk ukuran dan berbagai
manfaat benda yang digunakan dalam permainan, sehingga fungsi
bermain pada model demikian akan meningkatkan perkembangan kognitif
selanjutnya.
c. Meningkatkan Sosialisasi Anak
Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, sebagai contoh dimana
pada usia bayi anak akan merasakan kesenangan terhadap kehadiran orang
lain dan merasakan ada teman yang dunianya sama, pada usia toddler anak
sudah mencoba bermain dengan sesamanya dan ini sudah mulai proses
sosialisasi satu dengan yang lain, kemudian bermain peran seperti bermain
berpura-pura menjadi seorang guru, jadi seorang anak, menjadi seorang
bapak, menjadi seorang ibu dan lain-lain, kemudian pada usia prasekolah
sudah mulai menyadari akan keberadaan teman sebaya sehingga harapan
anak mampu melakukan sosialisasi dengan teman dan orang lain.
d. Meningkatkan Kreatifitas
Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas, dimana anak
mulai belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu
memodifikasi objek yang akan digunakan dalam permainan sehingga anak
akan lebih kreatif melalui model permainan ini, seperti bermain bongkar
pasang mobil-mobilan.
e. Meningkatkan Kesadaran Diri
Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk
eksplorasi tubuh dan merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang
merupakan bagian dari individu yang saling berhubungan, anak mau
belajar mengatur perilaku, membandingkan dengan perilaku orang lain.
f. Mempunyai Nilai Terapeutik
Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman sehingga
adanya stress dan ketegangan dapat dihindarkan, mengingat bermain dapat
menghibur diri anak terhadap dunianya.
g. Mempunyai Nilai Moral Pada Anak
Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada anak, hal
ini dapat dijumpai anak sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya
dirumah, disekolah dan ketika berinteraksi dengan temannya dan juga ada
beberapa permainan yang memiliki aturan-aturan yang harus dilakukan
tidak boleh dilanggar.
3. Manfaat bermain
Manfaat yang didapat dari bermain, antara lain:
a. Membuang ekstra energy.
b. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang,
otot dan organ-organ.
c. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
d. Anak belajar mengontrol diri.
e. Berkembang berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang
hidupnya.
f. Meningkatnya daya kreativitas.
g. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada
disekitar anak.
h. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan
kedukaan.
i. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lain.
j. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
k. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.
4. Macam-macam Bermain
a. Bermain aktif.
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh
dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri.Bermain aktif meliputi:
1) Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa
alat permainan tersebut, memerhatikan, mengocok-ocok
apakan ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-
kadang berusaha membongkar.
2) Bermain konstruksi(Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi
rumah-rumahan.
3) Bermain drama(Dramatic Play)
Misalnya adalah bermain sandiwara boneka, main rumah-
rumahan dengan teman-temannya.
4) Bermain fisik.
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
b. Bermain pasif.
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bermain
aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan
keletihannya. Contoh; melihat gambar di buku/majalah, mendengar
cerita atau music, menonton televise dsb. Dalam kegiatan bermain
kadang tidak dapat dicapai keseimbangn dalam bermain, yaitu apabila
terdapat hal-hal seperti di bawah ini:
1) Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak
mempunyai energy untuk aktif bermain.
2) Tidak ada variasi dari alat permainan.
3) Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
4) Tidak mempunyai teman bermain.
5. Alat Permainan Edukatif (APE)
Adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak,
disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna
untuk :
a. Perkembangan aspek fisik, yaitu kegiatan –kegiatan yang dapat
menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, terdiri dari motorik
kasar dan halus. Contoh alat bermain motorik kasar:sepeda, bola, mainan
yang ditarik dan didorong,tali,dll. Motorik halus: gunting, pensil, bola,
balok,lilin,dll.
b. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat
yang benar. Contoh alat permainan : buku bergambar ,buku cerita,
majalah, radio, tape, TV, dll.
c. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran,
bentuk, warna dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita,
puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.
d. Pengembangan aspek social,khususnya dalam hubungannya dengan
interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat. Contoh alat permainan
:alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali,
dan lain-lain.
E. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam bermain.
1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
ketrampilan yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
F. Factor yang mempengaruhi aktivitas bermain.
1. Tahap perkembangan.
2. Jenis kelamin anak
3. Status kesehatan anak
4. Lingkungan yang tidak mendukung
5. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak
Contoh kegiatan :
L. Stategi kegiatan
1. Metode
2. Kegiatan
NO Tahap Kegiatan Respon yang
diharapkan
M. Waktu pelaksanaan
Hari/tanggal : Kamis,15 Maret 2019
Waktu : 10.15 WIB – 11.00 WIB
Tempat : RSIA Klaten
N. EVALUASI
1. Evaluasi Stuktural.
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan
klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.
b. Posisi tempat dilantai.
c. Adik-adik sepakat untuk mengikuti kegiatan.
d. Alat yang digunakaan dalam kondisi baik.
e. Leader ,Co-leader,Fasilitator, Observer berperan sebagaimana mestinya.
2. Evaluasi Proses.
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-Leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi adik-adik dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu Leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab
dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok
yang berfungsi sebagai evaluator kelompok.
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir.
3. Evaluasi hasil
a. Diharapkan anak dan mampu menjelaskan,memperhatikan apa yang sudah
diajarkan.
b. Menyampaikan perasaan setelah melakukan kegiatan.
c. Anak menyatakan rasa senang.
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan ini menyatakan bahwa Satuan Acara Penyuluhan dengan judul “ Terapi Bermain”
telah disetujui pada :