1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada umumnya manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan dan kelangsungan hidupnya
sehari-hari serta untuk mendapatkan balas jasa atas pekerjaannya yaitu berupa bonus dan
gaji/upah yang di berikan perusahaan kepada karyawannya. Bonus yang di berikan di luar dari
gaji bertujuan untuk memotivasi karyawan agar menunjukkan kinerjanya yang lebih baik.
Faktor-faktor tersebut sebenarnya dapat dikelola dengan sebuah sistem yang dapat membantu
untuk seorang manajer mengambilan keputusan. Sistem pendukung keputusan dalam dunia
komputerisasi sudah sangat berkembang pesat, dengan sistem ini manusia dapat memperoleh
informasi dalam mendukung keputusan. Sistem Pendukung Keputusan atau SPK merupakan
bagian dari sistem informasi yang berbasis computer (Palandi dan Pudyastuti, 2014.). Terdapat
beberapa langkah pada sistem pendukung keputusan yaitu menjelaskan masalah, pengumpulan
data yang relevan, pengolahan data menjadi informasi, dan menentukan alternatif solusi.
Penelitian ini menggunakan metode profile matching dalam sistem pendukung keputusan yang
menghasilkan sebuah aplikasi sistem pendukung keputusan penerimaan bonus karyawan yang
bisa digunakan pada perusahaan. Metode ini adalah metode yang sering digunakan sebagai
variabel prediktor yang ideal yang harus dipenuhi oleh subyek yang diteliti, bukannya tingkat
Pada setiap perusahaan pasti memiliki cara-cara tersendiri dalam menentukan karyawan
berprestasi. Hal ini penting karena dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan tingkat
produktivitas dan kinerja mereka melalui kinerja para karyawan yang telah termotivasi dengan
system pemberian bonus yang ada dalam perusahaan tersebut. Namun terkadang dalam proses
prosedur yang baku dalam menetapkan persyaratan bagi seseorang karyawan yang akan
mendapat bonus pada periode tertentu,sehingga tiap karyawan tidak mengetahui apa saja syarat
berprestasi, maka dari itu perusahaan harus menetapkan kriteria-kriteria yang tepat dalam
memberikan syarat penilaian karyawan terbaik. Hal tersebut pula yang terjadi pada
CV.Mimosa Semarang dimana tidak adanya prosedur yang jelas bagi karyawan untuk
mengetahui kriteria penentuan karyawan berprestasi. Pada perusahaan ini aspek yang
diperhitungkan dalam pemilihan karyawan berprestasi hanya berdasar pada tingkat absensi dan
produktifitas mereka, dan hal tersebut juga sangatlah mudah untuk dimanipulasi dan sangat
kental dengan subjektifitas pimpinan perusahan dalam menentukan hasil akhir (Timothy,
2018). Alasan mengapa penilaian dari pimpinan perusahaan dalam menilai karyawan
berprestasi pada sector produksi kurang tepat karena direktur atau pimpinan perusahaan tidak
mengetahui 100% segala aktivitas yang ada pada area produksi karena sangat jarang bagi
direktur perusahaan berada di area produksi sehingga sulit bagi direktur perusahaan menilai
kinerja/performa masing-masing karyawan. Hal tersebut yang membuat penilaian dari direktur
perusahaan menjadi kurang tepat. Namun peneliti mengetahui bahwa pimpinan perusahaan
akan menjadikan kriteria-kriteria yang menjadi dasar penilaian pimpinan perusahaan selama
ini sebagai dasar penilaian penentuan karyawan berprestasi menggunakan metode profile
matching yang membuat keinginan pimpinan perusahaan dalam mencari karyawan berprestasi
Profile Matching merupakan suatu proses dan tahap yang penting dalam manajemen SDM
dimana terlebih dahulu akan ditentukan kompetensi atau kemampuan yang diperlukan pada
pemegang jabatan (Rachma, 2003). Dalam proses profile matching secara garis besar
dihasilkan maka bobot nilainya semakin besar yang berarti memiliki peluang lebih besar untuk
karyawan menempati posisi tersebut (Martha dan Saputra, 2015) maka dari itu sangatlah
bermanfaat jika metode atau cara penghitungan profile matching diterapkan dalam perusahaan
ini, agar memberi kejelasan bagi para karyawan mengenai prosedur perhitungan dan
menjauhkan dari subjektifitas pemimpin dalam penetuan hasil akhir penentuan karyawan
2.1 Bonus
karena memenuhi sasaran kinerja”. Pemberian bonus yang dilakukan perusahaan dimaksudkan
untuk meningkatkan produktifitas kerja dan semangat kerja karyawan. Penentuan besarnya
pemberian bonus adalah kebijakan perusahaan, tidak ada ketetapan yang pasti mengenai bonus
yang akan diberikan. Menurut Dessler (1997) menyatakan bahwa “Tidak ada aturan yang
pasti mengenai system perhitungan bonus dan beberapa perusahaan tidak memiliki formula
Pengertian Sistem Pendukung Keputusan adalah DSS atau Decision Support System yang
pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam
situasi yang semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorang pun
tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Kurniawan dan Kusrini, 2016).
Pengambilan keputusan adalah proses pemilihan alternatif tindakan yang bertujuan untuk
sistematis terhadap suatu permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi informasi
serta ditambah dengan faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan. Menurut Keen dan Scoot Morton SPK atau Sistem Pendukung Keputusan adalah
Terdapat beberapa jenis alat atau metode dalam Sistem Pendukung Keputusan untuk
penilaian kinerja karyawan yang dapat digunakan oleh perusahaan-perusahaan barang atau
jasa.Diantaranya adalah metode Profile Matching (yang akan digunakan), metode Simple
Profile Matching
individu dengan kompetensi jabatan sehingga dapat diketahui perbedaan kompetensinya atau
yang disebut juga sebagai GAP, semakin kecil gap yang dihasilkan seseorang maka bobot
nilainya juga semakin besar yang berarti memiliki peluang lebih besar bagi karyawan untuk
menempati suatu posisi/jabatan tertentu. Profile Matching menganggap bahwa terdapat tingkat
predictor variables ideal yang harus dimiliki seseorang. Dalam hal ini tidak berarti tingkat
minimal yang harus dipenuhi atau dilewati.Persyaratan untuk setiap profil jabatan ditentukan
dengan skala 1 sampai 5. Makin tinggi tingkatannya, makin penting prioritas profil tersebut
terhadap suatu jabatan. Tujuan penilaian potensi adalah untuk membandingkan profil pribadi
seorang karyawan dengan profil jabatan yang bersangkutan. Dengan profile matching, orang-
orang atau karyawan yang diangkat adalah mereka yang paling mendekati profil ideal
Menurut Rahma (2003) Profile Matching merupakan suatu proses yang sangat penting
dalam manajemen SDM dimana terlebih dahulu ditentukan kompetensi (kemampuan) yang
diperlukan oleh suatu jabatan. Kompetensi/kemampuan tersebut haruslah dapat dipenuhi oleh
Sedangkan menurut Handojo (2011), dalam proses profile matching secara garis besar
sehingga dapat diketahui perbedaan kompetensinya (disebut juga gap), semakin kecil gap yang
dihasilkan maka bobot nilainya semakin besar yang berarti memiliki peluang lebih besar untuk
karyawan menempati posisi tersebut (Martha dan Saputra, 2015). Asumsi yang ada pada
metode profile matching adalah pada saat melakukan perhitungan nilai total jumlah persentase
yang dihitung atau yang diinputkan harus sama dengan 100, pada metode profile matching
Range atau jarak dalam pemberian atau penentuan bobot nilai harus konsisten jaraknya antara
satu dengan lainnya. Untuk penentuan core dan secondary factor pada tiap aspek harus
memiliki minimal satu kriteria / subaspek untuk core factor dan secondary factor.
Penelitian Terdahulu
1. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN
Permasalahan :
Saat ini penilaian kinerja karyawan berprestasi pada PT. Sarana Inti Persada (SIP) masih
dilakukan dengancara yang subjektif sehingga membuat hasil penilaian tidak tepat dan akurat.
(SPK) pemilihan karyawan berprestasi dengan menggunakan metode Profile Matching yang
tingkat variabel prediktor yang ideal yang harus dimiliki oleh tiap karyawan,dan bukannya
Kesimpulan :
Hasil akhir dari proses perhitungan dengan merode ini adalah ranking atau peringkat dari
tertentu.Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dihitung sebelumnya, dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai hasil dari penelitian adalah sebagai berikut : Penerapan metode
berprestasi khusunya di PT. Sarana Inti Persada (SIP) dengan menentukan aspek atau kriteria
MATCHING(Setiawan, 2017)
Permasalahan :
PT. Matakar Kendari merupakan perusahaan yang bergerak dibidang Multidistributor dimana
perusahaan ini memasarkan berbagai macam produk seperti makanan, minuman, obat-
obatan,kosmetik dan lain-lain. Untuk pemberian bonus salesman disetiap periodenya pimpinan
masih menentukan dengan cara manual tanpa adanya sistem komputer yang mungkin dapat
memberikan data yang akurat dan bisa memberikan keputusan yang baik dan tepat.
pelaksanaan pembuatan keputusan yang lebih objektif dan menyediakan rekomendasi yang
tepat.
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil studi literatur,analisis, perancangan, implementasi dan pengujian sistem ini,
1. Aplikasi yang dibangun dapat membantu pihak perusahaan untuk mempercepat proses
perangkingan salesman calon penerima bonus yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah
ditentukan dari perusahaan. 2. Penerapan metode profile matching memberikan hasil yang
lebih akurat dari pada menggunakan perhitungan manual. Sebab, pada metode profile matching
telah memasukkan standar penilaian yang harus dipenuhi oleh masing-masing salesman.
Permasalahan :
berprestasi. Prosedur pemilihan karyawan berprestasi tidak dinilai secara subjektif saja,
melainkan ada beberapa pihak yang ikut dilibatkan.Pimpinan unit, dosen, dan mahasiswa ikut
terlibat dalam memilih karyawan berprestasi melalui kuesioner yang diberikan oleh LPM
kinerja. Prosedur pengisian kuesioner masih dilakukan secara manual, yaitu dengan mengisi
kertas kuesioner kemudian dikumpulkan kembali ke LPM. Hal ini tentunya menyebabkan
ketidakefisiensian waktu dalam hal pengumpulan kuesioner dan penilaian kuesioner yang
jumlahnya banyak karena melibatkan seluruh karyawan. Berdasarkan hal tersebut, penelitian
ini mengkaji bagaimana membuat mekanisme pendukung keputusan dengan metode profile
Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan manual dan pengujian sistem yang sudah diteliti, maka dapat
• Perhitungan pemilihan karyawan berprestasi dengan metode profile matching kurang tepat
karena metode ini menggunakan perhitungan nilai standar yang nantinya dapat menghasilkan
nilai akhir yang nantinya tidak sesuai dengan penilaian yang sebenarnya. Akan tetapi hal
tersebut dapat diantisipasi jika peneliti tidak menggunakan nilai standar atau nilai ideal, namun
Permasalahan :
Penilaian dan keputusan manajemen yang bersifat subyektif, tidak transparan, dan
menimbulkan potensi kurangnya rasa keadilan, akan mengakibatkan kinerja karyawan menjadi
kurang optimal, jenjang karir tidak jelas, dan kinerja akan menurun. Bagi organisasi yang
memiliki karyawan cukup banyak, apabila pengelolaan data personalia dilakukan secara
manual, maka jenjang karir dari tiap karyawan terutama berkaitan dengan promosi jabatan
menjadi kurang efektif dan efisien. Hal ini akan berakibat keputusan yang di ambil pihak
Kesimpulan :
Penilaian kinerja dengan menggunakan profile matching akan menghasilkan kandidat yang
dinilai layak untuk suatu jabatan tertentu. Hal ini dapat diperoleh melalui perhitungan dan
perbandingan profil kandidat terhadap profil jabatan yang menitikberatkan pada penilaian
aspek kapasitas intelektual, sikap kerja dan perilaku kandidat. Keadaan dimana jumlah
kdanidat yang diusulkan lebih banyak dari jabatan yang kosong, sistem akan melakukan
perankingan kandidat hingga diperoleh nilai bobot kompetensi tertinggi yang berpeluang
mengisi jabatan tersebut. Output dari proses profile matching berupa laporan-laporan yang
berfungsi sebagai data pendukung dan bahan pertimbangan bagi manajemen dalam rangka
1. Obyek Penelitian
Objek Penelitian pada penelitian kali ini adalah Kompetensi dari tiap karyawan
produksi dengan standart kompetensi atau kompetensi jabatan yang telah ditentukan oleh
perusahaan. Indikator yang dinilai dalam kompetensi karyawan antara lain skill/kemampuan,
2. Lokasi Penelitian
Lokasi atau tempat penelitian dilakukan di kawasan Industri Candi Semarang, Jl.Gatot
Menurut Arikunto (2002) populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam
suatu ruang lingkup dan waktu yang kitatentukan.Jadi populasi berkaitan dengan data, bukan
manusianya. Kalau tiap manusia masing-masing memberi suatu data, maka besarnya atau
ukuran populasi akan sama dengan banyaknya manusia. Populasi adalah keseluruhan subjek
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan produksi pada CV.Mimosa Semarang
dengan jumlah karyawan produksi sebanyak 34 orang dari total 52 orang karyawan yang ada,
34 orang karyawan yang dijadikan sumpel penelitian adalah sebagai subjek penelitian karena
kebijakan program pemberian bonus yang dilakukan perusahaan hanya diperuntukan untuk
karyawan bagian produksi dengan alasan bahwa karyawan produksi memegang peranan yang
paling penting dalam kegiatan operasional perusahaan, juga memiliki tingkat resiko yang tinggi
dan memiliki tingkat kenyamanan kerja yang rendah dibandingkan jabatan lain. Sampel
merupakan sebagian populasi yang dianggap representative yang diambil dengan teknik
tertentu dan teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan cara purposive
sampling. Penarikan sampel perlu dilakukan mengingat jumlah populasi yang terlalu besar.
Keabsahan sampel terletak pada sifat dan karakteristiknya, bukan pada besar atau banyaknya