1
5.1.1 Tangga Umum dengan Beda Tinggi 3,5 m
5.1.1.1 Dimensi Tangga
Beda tinggi elevasi lantai, H : 350 cm
Lebar bordes, Lb : 150 cm
Tinggi tanjakan, O : 17,5 cm
Lebar injakan, A : 30 cm
H 350
= =20 buah
Jumlah anak tangga, nat : O 17 ,5
400−20
=190 cm
Lebar tangga : 2
Panjang tangga :
A×nat =30×10=300 cm
175
Syarat sudut tangga :
(
30 °< tan−1
300)< 50°
20 19 18 17 16 15 14 13 12 11
0.20 4.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1.90
0.175
0.175
0.175
1.75
0.30
0.30
0.30
1.75
2
5.1.1.2 Perencanaan Tebal Pelat Tangga dan Bordes
Tebal pelat tangga dan bordes direncanakan seragam sehingga momen
inersia pelat tangga sama besarnya dengan momen inersia pelat bordes.
Bentang bersih arah memanjang pelat tangga :
c. Beban Hidup
3
kN
wL 4, 79
= m2 (berdasarkan tabel 2.3)
c. Beban Hidup
kN
wL 4, 79
= m2 (berdasarkan tabel 2.3)
4
Gambar 5.2 Diagram Momen M11
5
Gambar 5.4 Diagram Momen M12
Dari analisa elemen hingga dengan bantuan program analisa struktur
diperoleh momen yang bekerja pada pelat tangga dan bordes sebagai berikut :
Momen positif :
= 240 MPa
f c '−28
β1 =
0, 85− ( 7 ) =0, 85− (30−28
7 )
=0, 836
ρbalance =
0,85 . β1 . f c ' 600 0, 85×0,836×30 600
× = × =0, 03197
fy 600+f y 400 600+400
1,4 1,4
= =0, 0035
ρmin = f y 400
ρmaks =
0,75. ρbalance =0,75×0,03197=0,02397
1. Tulangan Lentur (tulangan atas)
6
Ø
tp p
.
D
b
Tebal pelat (tp) = 150 mm
Selimut beton (p) = 20 mm
Lebar pelat per meter (b) = 1000 mm
Tulangan lentur rencana (D) = D13, fy 400 Mpa
Tulangan susut rencana (Ø) = Ø10, fy 240 Mpa
Mutu beton (fc') = 30 Mpa
1 1
t p −p− 2 D=150−20− 2 13=123 ,5 mm
Tinggi efektif (d) =
M u = 25,415kN .m
Mu 25 , 415 x 106
= =1, 851
Rn = Φ .b . d 2
0,9×1000×123 , 52
ρ perlu =
0,85 . f c '
fy ( √
1− 1−
2. Rn
=
0, 85 . 30
0, 85. f c ' 400 )
1− 1−
2 .1, 851
0, 85. 30 ( √
=0, 00481 )
Karena
ρmin <ρ perlu<ρ maks , maka ρaktual= ρ perlu =0, 00481
2
As perlu = ρaktual .b . d=0,00481×1000×123 , 5=594 , 049mm
1 1
As 1tul = 4
. π . D2 = 4 ×3,14×13 2=132 , 732mm 2
tp p
.
D
b
Tebal pelat (tp) = 150 mm
7
Selimut beton (p) = 20 mm
Lebar pelat per meter (b) = 1000 mm
Tulangan lentur rencana (D) = D13, fy 400 Mpa
Tulangan susut rencana (Ø) = Ø10, fy 240 Mpa
Mutu beton (fc') = 30 Mpa
1 1
t p −p− 2 D=150−20− 2 13=123 ,5 mm
Tinggi efektif (d) =
M u = 13,570kN .m
Mu 13 , 570 x 106
= =1, 047
Rn = Φ .b . d 2
0,9×1000×123 , 52
ρ perlu =
0,85 . f c '
fy ( √
1− 1−
2. Rn
=
0, 85 . 30
0, 85. f c ' 400 )
1− 1− ( √
2. 1, 047
0, 85. 30
=0, 00267 )
Karena
ρ perlu <ρmin <ρ maks , maka ρaktual= ρmin =0,00350
2
As perlu = ρaktual .b . d=0,00350×1000×123 , 5=432 , 250 mm
1 1
As 1tul = 4
. π . D2 = 4 ×3,14×13 2=132 , 732mm 2
3. Tulangan Susut
Berdasarkan SNI 2847-2013 Pasal 7.12.1, tulangan untuk tegangan susut
dan suhu tegak lurus terhadap tulangan lentur harus disediakan dalam pelat
struktural dimana tulangan lentur menerus dalam satu arah.
Berdasarkan SNI 2847-2013 Pasal 7.12.2.1, luas tulangan susut dan suhu
harus menyediakan paling sedikit memiliki rasio luas tulangan terhadap luas
bruto penampang beton, pelat yang menggunakan batang tulangan ulir atau
tulangan kawat last fy = 420 MPa tidak kurang dari 0,0018.
Direncanakan menggunakan tulangan susut dan suhu Ø10, maka :
Tebal pelat, (tp) = 150 mm
Lebar pelat per meter, (b) = 1000 mm
8
As perlu
≥0, 0018
As bruto , jadi luas tulangan susut dan suhu yang diperlukan :
2
As perlu = 0, 0018. b . t p=0,0018×1000×150=270 mm
As 1tul =
1
4
. π . φ2 =1 4 ×3, 14×102 =78 ,540 mm 2
As1tul 78 , 540
b. =1000× =290 ,888≈250 mm
S perlu = As perlu 270
5.1.1.5 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan, diperoleh perencanaan penulangan tangga tipe 1
sebagai berikut :
Penulangan pelat tangga dan bordes
Tulangan lentur (atas) : D13 - 200 mm
Tulangan lentur (bawah) : D13 - 250 mm
Tulangan susut : Ø10 - 250 mm
9
±3.50
0.175
0.175
0.175
D13-200
±1.75
0.30
0.30 Ø10-250
0.30 D13-250
D13-250
D13-200
Ø10-250
±0.00
A
3.00 1.50
300
175
D13-250
D13-200
Ø10-250
Detail A
Gambar 5.5 Penulangan Tangga Tipe 1
5.2 Perencanaan Ramp
Ramp merupakan alternatif rute/jalan yang dipakai sebagai akses
penyandang bagi orang cacat, lansia, dan orang-orang yang tidak bisa
menggunakan tangga sehingga mudah untuk naik ke tempat yang lebih tinggi.
Namun dalam perencanaan ini, ramp akan digunakan sebagai akses
kendaraan motor yang akan naik ke lantai 1 untuk parkir.
10
5.2.1 Dimensi Ramp
Beda tinggi elevasi lantai, H : 350 cm
Lebar ramp (Ly) : 150 cm
Panjang datar ramp, L : 400×4=1600 cm
√ H 2+ L2 = √3502 +16002 =409 , 46 cm
Panjang miring ramp (Lx) : 4 4
350
tan−1 =12 ,339 °
Sudut ramp : 1600
16.00
1.50
3.50
11
f
t min =
L
24 (
0,4 + y =
1500
700 24 )
0,4+
400
700 (
=60 , 714 mm )
Maka direncanakan tebal pelat ramp (tp) = 100 mm
Berat dinding pasangan batako (HB 10) dan plesteran 2x1,5cm, tinggi 1 m
wD = [ 1,2
kN
m2 (
+ 2×1,5 cm×0, 21
kN
m2
/ cm
)]×1 m=1, 83 kN m
c. Beban Hidup
kN
wL 1, 92
= m2 (berdasarkan tabel 2.3)
12
Gambar 5.7 Diagram Momen M11
13
Gambar 5.9 Diagram Momen M12
Dari analisa elemen hingga dengan bantuan program analisa struktur
diperoleh momen yang bekerja pada pelat ramp sebagai berikut :
Momen positif :
14
Penulangan pelat ramp direncanakan dengan data perencanaan sebagai
berikut :
f c' = 30 MPa ;
f y = 400 MPa ;
f yw
= 500 MPa
f c '−28
β1 =
0, 85− ( 7 )=0, 85−(30−28
7 )
=0, 836
ρbalance =
0,85 . β1 . f c ' 600 0, 85×0,836×30 600
× = × =0, 03197
fy 600+f y 400 600+400
1,4 1,4
= =0, 0035
ρmin = f y 400
ρmaks =
0, 75. ρbalance =0,75×0, 03197=0,02397
1. Tulangan Lentur (tulangan atas)
Ø
tp p
.
D
b
Tebal pelat (tp) = 100 mm
Selimut beton (p) = 20 mm
Lebar pelat per meter (b) = 1000 mm
Tulangan lentur rencana (D) = D10, fy 400 Mpa
Mutu beton (fc') = 30 Mpa
1 1
t p −p− 2 D=100−20− 2 10=75 mm
Tinggi efektif (d) =
M u = 1,529kN .m
Mu 1,529 x 106
= =0,302
Rn = Φ .b . d 2
0,9×1000×752
ρ perlu =
0,85 . f c '
fy ( √
1− 1−
2. Rn
=
0, 85. f c ' 400 )
0, 85 . 30
1− 1− ( √
2 .0, 302
0, 85. 30
=0, 00076 )
Karena perlu minρ <ρ
maks , maka <ρ
aktual min ρ = ρ =0,00350
Konversi tulangan konvensional ke wiremesh M7
15
fy 400
As perlu . =262 ,500× =210 mm
Asw perlu = f yw 500
1 1
4
. π . M 2 .b 4
×3, 14×7 2 ×1000
= =256 , 563 mm2
Asw aktual = sw 150
tp p
.
D
b
Tebal pelat (tp) = 100 mm
Selimut beton (p) = 20 mm
Lebar pelat per meter (b) = 1000 mm
Tulangan lentur rencana (D) = D10, fy 400 Mpa
Mutu beton (fc') = 30 Mpa
1 1
t p −p− 2 D=100−20− 2 10=75 mm
Tinggi efektif (d) =
M u = 0,878kN .m
Mu 0,878 x 10 6
= =0,184
Rn = Φ .b . d 2
0,9×1000×752
ρ perlu =
0,85 . f c '
fy ( √
1− 1−
2. Rn
=
0, 85 . 30
0, 85. f c ' 400 )
1− 1−
2. 0, 184
0, 85. 30 ( √
=0, 00267 )
Karena
ρ perlu <ρmin <ρ maks , maka ρaktual= ρmin =0,00350
Konversi tulangan konvensional ke wiremesh M7
fy 400
As perlu . =262 ,500× =210 mm
Asw perlu = f yw 500
1 1
4
. π . M 2 .b 4
×3, 14×7 2 ×1000
= =256 , 563 mm2
Asw aktual = sw 150
16
Kontrol luas tulangan aktual
Asw perlu < Asw aktual
2 2
210 mm <256 , 563 mm .....OK
5.2.5 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan, diperoleh perencanaan penulangan ramp sebagai
berikut :
Penulangan pelat ramp
Tulangan lentur (atas) : Wiremesh M7-150
Tulangan lentur (bawah) : Wiremesh M7-150
17
M7-150 M7-150 M7-150 M7-150
I I
M7-150
Detail A
Potongan I - I
Gambar 5.10 Penulangan Ramp
18
Instalasi lift yang baik adalah yang menghasilkan waktu menunggu pada
setiap lantai yang minimal, kecepatan yang seimbang, angkutan vertikal yang
cepat, pemuatan dan penurunan yang cepat pada setiap lantai.
Kriteria yang menentukan kualitas pelayanan lift adalah :
A. Waktu Perjalanan Bolak-balik Lift (Round Trip Time)
Waktu perjalanan hanya dapat dihitung secara pendekatan, karena
perjalanan lift antar lantai tidak sama. Kecepatan lift yang ditentukan baru
tercapai setelah bergerak beberapa lantai dulu karena ada inverter.
Secara pendekatan, waktu perjalanan bolak-balik lift terdiri atas :
1. Pintu lift terbuka di lantai dasar, (n-1) 2 detik
2. Penumpang memasuki lift di lantai dasar perlu waktu 1,5 detik/orang dan
untuk lift dengan kapasitas m orang perlu waktu 1,5 detik
3. Pintu lift tertutup kembali, 2 detik
4. Pintu lift terbuka setiap lantai tingkat, (n-1) 2 detik
5. Penumpang meninggalkan lift setiap lantai dalam satu zone sebanyak (n-1)
lantai, (n-1) x m/(n-1) x 1,5 detik
6. Pintu lift tertutup kembali setiap lantai tingkat, (n-2) 2 detik
7. Perjalanan bolak-balik satu zone, 2(n-1)h/s detik
Jadi, waktu perjalanan bolak-balik yang diperlukan adalah :
(2 h+ 4 s ) ( n−1 )+ s ( 3 m+4 )
T=
s
dimana : T = waktu perjalanan bolak-balik lift (detik)
h = tinggi antar lantai (m)
s = kecepatan rata-rata lift (m/detik)
n = jumlah lantai dalam satu zone
m = daya angkut / kapasitas lift
19
a. Perkantoran : 25 – 45 detik
b. Flat : 50 – 120 detik
c. Hotel : 40 – 70 detik
d. Asrama : 60 – 80 detik
T
WT =
N
dimana : WT = waktu tunggu (detik)
N = jumlah lift
T = waktu perjalanan bolak-balik lift (detik)
C. Daya Angkut (Handling Capacity)
Daya angkut lift tergantung dari kapasitas dan frekuensi pemuatannya
yang diukur untuk jangka waktu 5 menit pada jam sibuk (rush hour).
5×60×m
HC=
WT
dimana : HC = daya angkut (orang)
WT = waktu menunggu (detik)
m = kapasitas lift (75 kg/orang)
Beban puncak lift dihitung berdasarkan persentase pendekatan terhadap
jumlah penghuni gedung yang harus diangkut lift dalam waktu 5 menit pada
jam sibuk yaitu :
a. Perkantoran : 4% x jumlah penghuni gedung
b. Flat : 3% x jumlah penghuni gedung
c. Hotel : 5% x jumlah penghuni gedung
Data untuk penafsiran jumlah penghuni gedung :
a. Perkantoran : 4 m2/orang
b. Flat : 3 m2/orang
c. Hotel : 5 m2/orang
20
Kapasitas angkut (m) = 11 orang
Kecepatan rata-rata (s) = 60 m/min
2.00
= 1 m/det
6.00
3.20
5.3.4 Kesimpulan
Jumlah lift yang diperlukan = 1 buah
Kecepatan lift = 1 m/det
Kapasitas penumpang lift = 11 orang
Kapasitas muatan lift = 750 kg
Dimensi-dimensi lift dapat dilihat pada lampiran.
21