Anda di halaman 1dari 21

BAB V

PERENCANAAN UTILITAS BANGUNAN

5.1 Perencanaan Tangga


Tangga merupakan konstruksi yang dirancang untuk menghubungkan dua
lantai yang memiliki jarak vertikal satu sama lain, untuk mendapatkan desain
tangga yang aman dan nyaman, dalam perencanaan perlu diperhatikan mengenai
bentuk serta ukurannya. Adapun komponen-komponen yang termasuk dalam
struktur tangga adalah :
a. Anak Tangga
Merupakan elemen dari tangga yang perlu perhatian cukup penting, karena
sering dilalui untuk naik turun pengguna. Permukaan anak tangga harus benar-
benar aman dan nyaman agar terhindar dari kemungkinan kecelakaan karena licin
atau terlalu sempit.
Anak tangga terdiri dari tanjakan (optrede) dengan tinggi berkisar 17-20 cm
dan injakan (antrede) dengan panjang berkisar 20-30 cm.
b. Bordes
Bordes biasa juga disebut landing merupakan bagian dari tangga yang
berfungsi sebagai tempat beristirahat sebelum menaiki atau menuruni anak tangga
selanjutnya, bordes juga berfungsi sebagai pengubah arah tangga. Umumnya
keberadaan bordes setelah anak tangga ke 15.
Gedung ini direncanakan memiliki 3 tipe tangga dengan dimensi yang
berbeda, yaitu :
1. Tangga tipe 1, tangga umum dengan beda tinggi antar lantai 3,5 m
2. Tangga tipe 2, tangga umum dengan beda tinggi antar lantai 4 m
3. Tangga tipe 3, tangga umum dengan beda tinggi antar lantai 3 m
Asumsi-asumsi yang digunakan :
 Pada perencanaan struktur tangga, pelat tangga dan bordes diasumsikan dengan
perletakan sendi pada kedua ujungnya agar diperoleh momen lapangan yang
lebih besar. Sedangkan pada perencanaan struktur utama, tangga dan bordes
diasumsikan dengan perletakan jepit.
 Anak tangga hanya dianggap beban dan tidak memberikan kontribusi terhadap
kekakuan penampang.

1
5.1.1 Tangga Umum dengan Beda Tinggi 3,5 m
5.1.1.1 Dimensi Tangga
 Beda tinggi elevasi lantai, H : 350 cm
 Lebar bordes, Lb : 150 cm
 Tinggi tanjakan, O : 17,5 cm
 Lebar injakan, A : 30 cm
H 350
= =20 buah
 Jumlah anak tangga, nat : O 17 ,5
400−20
=190 cm
 Lebar tangga : 2
 Panjang tangga :
A×nat =30×10=300 cm
175
 Syarat sudut tangga :
(
30 °< tan−1
300)< 50°

: 30 °<30 ,256 °<50 ° .....OK


3.00 1.50
1.90

20 19 18 17 16 15 14 13 12 11

0.20 4.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1.90

0.175
0.175
0.175
1.75

0.30
0.30
0.30
1.75

Gambar 5.1 Rencana Tangga Tipe 1

2
5.1.1.2 Perencanaan Tebal Pelat Tangga dan Bordes
Tebal pelat tangga dan bordes direncanakan seragam sehingga momen
inersia pelat tangga sama besarnya dengan momen inersia pelat bordes.
Bentang bersih arah memanjang pelat tangga :

L=√ 32+1, 752 =3,473 m


Tangga direncanakan sebagai pelat satu arah, karena pelat hanya memiliki
tumpuan di kedua sisinya. Berdasarkan SNI 2847-2013 Pasal 9.5.a, untuk
komponen pelat masif satu arah dengan satu ujung menerus, tebal minimum pelat
adalah :
f
t min=
L
24 (
0,4 + y =
3473
700 24 )
0,4+
400
700 (
=140 , 578 mm )
Maka direncanakan tebal pelat tangga dan bordes (tp) = 150 mm

5.1.1.3 Analisis Pembebanan


Adapun analisis pembebanan yang bekerja pada pelat tangga maupun pelat
bordes meliputi :
a. Beban mati, yang terdiri dari berat sendiri pelat, berat anak tangga dan berat
penutup lantai
b. Beban hidup, berdasarkan SNI 1727-2013

1. Pembebanan Pelat Tangga


a. Beban Mati
Berat pelat tangga tp = 15 cm (
kN kN
q1 0, 15 m×24 3
=3,6
= m m2

b. Beban Mati tambahan


Berat anak tangga (O) = 17,5 cm
1 kN kN
q2 2
×0, 175m×24 =2,1
= m m3 2

Berat finishing anak tangga berupa adukan 2 cm dan keramik 1 cm


q3 = (2 cm×0, 21 kN m . cm)+( 1 cm×0,24 kN m . cm)=0, 66 kN m
2 2 2

Total beban mati tambahan :


kN
wD ( q 2 +q 3 ) =( 2,1+0, 66 ) =2,76
= m2

c. Beban Hidup

3
kN
wL 4, 79
= m2 (berdasarkan tabel 2.3)

2. Pembebanan Pelat Bordes


a. Beban Mati
Berat pelat bordes tb = 15 cm
kN kN
q1 0, 15 m×24 =3,6
= m3 m2

b. Beban Mati tambahan


Berat finishing anak tangga berupa adukan 2 cm dan keramik 1 cm

wD = (2 cm×0, 21 kN m / cm )+(1 cm× 0,24 kN m / cm )=0, 66 kN m


2 2 2

c. Beban Hidup
kN
wL 4, 79
= m2 (berdasarkan tabel 2.3)

5.1.1.4 Perencanaan Penulangan Pelat Tangga dan Bordes


Analisis gaya-gaya dalam untuk perencanaan tangga dan bordes dilakukan
dengan bantuan program analisa struktur. Adapun diagram momen hasil analisis
tersebut dapat ditampilkan sebagai berikut :

4
Gambar 5.2 Diagram Momen M11

Gambar 5.3 Diagram Momen M22

5
Gambar 5.4 Diagram Momen M12
Dari analisa elemen hingga dengan bantuan program analisa struktur
diperoleh momen yang bekerja pada pelat tangga dan bordes sebagai berikut :
 Momen positif :

M r 1=M 11 +|M 12|=0,003+|0,187|=0,19 kN . m


M r 2=M 22 +|M 12|=13, 383+|0,187|=13 ,57 kN .m
 Momen negatif :

M r 1=M 11 −|M 12|=−4, 151−|−2,153|=−6, 304 kN .m


M r 2=M 22−|M 12|=−23 ,262−|−2,153|=−25 ,415kN .m
Penulangan pelat tangga dan pelat bordes direncanakan sama, dengan data
perencanaan sebagai berikut :
f c' = 30 MPa ;
f y = 400 MPa ;
f yt

= 240 MPa
f c '−28
β1 =
0, 85− ( 7 ) =0, 85− (30−28
7 )
=0, 836

ρbalance =
0,85 . β1 . f c ' 600 0, 85×0,836×30 600
× = × =0, 03197
fy 600+f y 400 600+400
1,4 1,4
= =0, 0035
ρmin = f y 400
ρmaks =
0,75. ρbalance =0,75×0,03197=0,02397
1. Tulangan Lentur (tulangan atas)

6
Ø

tp p
.
D
b
Tebal pelat (tp) = 150 mm
Selimut beton (p) = 20 mm
Lebar pelat per meter (b) = 1000 mm
Tulangan lentur rencana (D) = D13, fy 400 Mpa
Tulangan susut rencana (Ø) = Ø10, fy 240 Mpa
Mutu beton (fc') = 30 Mpa
1 1
t p −p− 2 D=150−20− 2 13=123 ,5 mm
Tinggi efektif (d) =
M u = 25,415kN .m
Mu 25 , 415 x 106
= =1, 851
Rn = Φ .b . d 2
0,9×1000×123 , 52
ρ perlu =

0,85 . f c '
fy ( √
1− 1−
2. Rn
=
0, 85 . 30
0, 85. f c ' 400 )
1− 1−
2 .1, 851
0, 85. 30 ( √
=0, 00481 )
Karena
ρmin <ρ perlu<ρ maks , maka ρaktual= ρ perlu =0, 00481
2
As perlu = ρaktual .b . d=0,00481×1000×123 , 5=594 , 049mm
1 1
As 1tul = 4
. π . D2 = 4 ×3,14×13 2=132 , 732mm 2

As1tul 132 , 732


b. =1000× =223 , 437≈200 mm
S perlu = As perlu 594 ,049

Jadi, direncanakan tulangan D13 - 200 mm


2. Tulangan Lentur (tulangan bawah)
Ø

tp p
.
D
b
Tebal pelat (tp) = 150 mm

7
Selimut beton (p) = 20 mm
Lebar pelat per meter (b) = 1000 mm
Tulangan lentur rencana (D) = D13, fy 400 Mpa
Tulangan susut rencana (Ø) = Ø10, fy 240 Mpa
Mutu beton (fc') = 30 Mpa
1 1
t p −p− 2 D=150−20− 2 13=123 ,5 mm
Tinggi efektif (d) =
M u = 13,570kN .m
Mu 13 , 570 x 106
= =1, 047
Rn = Φ .b . d 2
0,9×1000×123 , 52
ρ perlu =

0,85 . f c '
fy ( √
1− 1−
2. Rn
=
0, 85 . 30
0, 85. f c ' 400 )
1− 1− ( √
2. 1, 047
0, 85. 30
=0, 00267 )
Karena
ρ perlu <ρmin <ρ maks , maka ρaktual= ρmin =0,00350
2
As perlu = ρaktual .b . d=0,00350×1000×123 , 5=432 , 250 mm
1 1
As 1tul = 4
. π . D2 = 4 ×3,14×13 2=132 , 732mm 2

As1tul 132 , 732


b. =1000× =307 , 073≈250 mm
S perlu = As perlu 432 ,250
Jadi, direncanakan tulangan D13 - 250 mm

3. Tulangan Susut
Berdasarkan SNI 2847-2013 Pasal 7.12.1, tulangan untuk tegangan susut
dan suhu tegak lurus terhadap tulangan lentur harus disediakan dalam pelat
struktural dimana tulangan lentur menerus dalam satu arah.
Berdasarkan SNI 2847-2013 Pasal 7.12.2.1, luas tulangan susut dan suhu
harus menyediakan paling sedikit memiliki rasio luas tulangan terhadap luas
bruto penampang beton, pelat yang menggunakan batang tulangan ulir atau
tulangan kawat last fy = 420 MPa tidak kurang dari 0,0018.
Direncanakan menggunakan tulangan susut dan suhu Ø10, maka :
Tebal pelat, (tp) = 150 mm
Lebar pelat per meter, (b) = 1000 mm

8
As perlu
≥0, 0018
As bruto , jadi luas tulangan susut dan suhu yang diperlukan :
2
As perlu = 0, 0018. b . t p=0,0018×1000×150=270 mm
As 1tul =
1
4
. π . φ2 =1 4 ×3, 14×102 =78 ,540 mm 2

As1tul 78 , 540
b. =1000× =290 ,888≈250 mm
S perlu = As perlu 270

Jadi, direncanakan tulangan Ø10 - 250 mm

5.1.1.5 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan, diperoleh perencanaan penulangan tangga tipe 1
sebagai berikut :
 Penulangan pelat tangga dan bordes
Tulangan lentur (atas) : D13 - 200 mm
Tulangan lentur (bawah) : D13 - 250 mm
Tulangan susut : Ø10 - 250 mm

9
±3.50

0.175
0.175
0.175

D13-200
±1.75
0.30
0.30 Ø10-250
0.30 D13-250
D13-250
D13-200
Ø10-250

±0.00
A

3.00 1.50

300
175

D13-250
D13-200
Ø10-250

Detail A
Gambar 5.5 Penulangan Tangga Tipe 1
5.2 Perencanaan Ramp
Ramp merupakan alternatif rute/jalan yang dipakai sebagai akses
penyandang bagi orang cacat, lansia, dan orang-orang yang tidak bisa
menggunakan tangga sehingga mudah untuk naik ke tempat yang lebih tinggi.
Namun dalam perencanaan ini, ramp akan digunakan sebagai akses
kendaraan motor yang akan naik ke lantai 1 untuk parkir.

10
5.2.1 Dimensi Ramp
 Beda tinggi elevasi lantai, H : 350 cm
 Lebar ramp (Ly) : 150 cm
 Panjang datar ramp, L : 400×4=1600 cm
√ H 2+ L2 = √3502 +16002 =409 , 46 cm
 Panjang miring ramp (Lx) : 4 4
350
tan−1 =12 ,339 °
 Sudut ramp : 1600
16.00

1.50
3.50

4.00 4.00 4.00 4.00

Gambar 5.6 Rencana Ramp

5.2.2 Perenanaan Tebal Pelat Ramp


Rasio bentang bersih pelat ramp arah memanjang terhadap arah memendek :
L x 409 , 46
β= = =2,730
L y 150
Karena β ≥ 2 maka ramp direncanakan sebagai pelat satu arah. Berdasarkan
SNI 2847-2013 Pasal 9.5.a, untuk komponen pelat masif satu arah dengan satu
ujung menerus, tebal minimum pelat adalah :

11
f
t min =
L
24 (
0,4 + y =
1500
700 24 )
0,4+
400
700 (
=60 , 714 mm )
Maka direncanakan tebal pelat ramp (tp) = 100 mm

5.2.3 Analisis Pembebanan


Adapun analisis pembebanan yang bekerja pada pelat ramp meliputi :
a. Beban mati, yang terdiri dari berat sendiri pelat ramp dan berat plesteran kasar
b. Beban hidup, berdasarkan SNI 1727-2013

1. Pembebanan Pelat Ramp


a. Beban Mati
Berat pelat ramp tt = 10 cm
kN kN
q1 0,1 m×24 =2,4
= m3 m2

b. Beban Mati tambahan


Berat finishing ramp berupa plesteran kasar 1,5cm
kN kN
wD 1,5 cm×0, 21 / cm=0,315
= m2 m2

Berat dinding pasangan batako (HB 10) dan plesteran 2x1,5cm, tinggi 1 m

wD = [ 1,2
kN
m2 (
+ 2×1,5 cm×0, 21
kN
m2
/ cm
)]×1 m=1, 83 kN m
c. Beban Hidup
kN
wL 1, 92
= m2 (berdasarkan tabel 2.3)

5.2.4 Perencanaan Penulangan Pelat Ramp


Analisis gaya-gaya dalam untuk perencanaan pelat ramp dilakukan dengan
bantuan program analisa struktur. Adapun diagram momen hasil analisis tersebut
dapat ditampilkan sebagai berikut :

12
Gambar 5.7 Diagram Momen M11

Gambar 5.8 Diagram Momen M22

13
Gambar 5.9 Diagram Momen M12
Dari analisa elemen hingga dengan bantuan program analisa struktur
diperoleh momen yang bekerja pada pelat ramp sebagai berikut :
 Momen positif :

M r 2=M 22 +|M 12|=0, 878+|0,00039|=0, 87839 kN . m


 Momen negatif :

M r 2=M 22−|M 12|=−1, 529−|0,00033|=−1,52933 kN .m

14
Penulangan pelat ramp direncanakan dengan data perencanaan sebagai
berikut :
f c' = 30 MPa ;
f y = 400 MPa ;
f yw
= 500 MPa
f c '−28
β1 =
0, 85− ( 7 )=0, 85−(30−28
7 )
=0, 836

ρbalance =
0,85 . β1 . f c ' 600 0, 85×0,836×30 600
× = × =0, 03197
fy 600+f y 400 600+400
1,4 1,4
= =0, 0035
ρmin = f y 400
ρmaks =
0, 75. ρbalance =0,75×0, 03197=0,02397
1. Tulangan Lentur (tulangan atas)
Ø

tp p
.
D
b
Tebal pelat (tp) = 100 mm
Selimut beton (p) = 20 mm
Lebar pelat per meter (b) = 1000 mm
Tulangan lentur rencana (D) = D10, fy 400 Mpa
Mutu beton (fc') = 30 Mpa
1 1
t p −p− 2 D=100−20− 2 10=75 mm
Tinggi efektif (d) =
M u = 1,529kN .m
Mu 1,529 x 106
= =0,302
Rn = Φ .b . d 2
0,9×1000×752
ρ perlu =

0,85 . f c '
fy ( √
1− 1−
2. Rn
=
0, 85. f c ' 400 )
0, 85 . 30
1− 1− ( √
2 .0, 302
0, 85. 30
=0, 00076 )
Karena perlu minρ <ρ
maks , maka <ρ
aktual min ρ = ρ =0,00350
Konversi tulangan konvensional ke wiremesh M7

15
fy 400
As perlu . =262 ,500× =210 mm
Asw perlu = f yw 500
1 1
4
. π . M 2 .b 4
×3, 14×7 2 ×1000
= =256 , 563 mm2
Asw aktual = sw 150

Kontrol luas tulangan aktual 


Asw perlu < Asw aktual
2 2
210 mm <256 , 563 mm .....OK
2. Tulangan Lentur (tulangan bawah)
Ø

tp p
.
D
b
Tebal pelat (tp) = 100 mm
Selimut beton (p) = 20 mm
Lebar pelat per meter (b) = 1000 mm
Tulangan lentur rencana (D) = D10, fy 400 Mpa
Mutu beton (fc') = 30 Mpa
1 1
t p −p− 2 D=100−20− 2 10=75 mm
Tinggi efektif (d) =
M u = 0,878kN .m
Mu 0,878 x 10 6
= =0,184
Rn = Φ .b . d 2
0,9×1000×752
ρ perlu =

0,85 . f c '
fy ( √
1− 1−
2. Rn
=
0, 85 . 30
0, 85. f c ' 400 )
1− 1−
2. 0, 184
0, 85. 30 ( √
=0, 00267 )
Karena
ρ perlu <ρmin <ρ maks , maka ρaktual= ρmin =0,00350
Konversi tulangan konvensional ke wiremesh M7
fy 400
As perlu . =262 ,500× =210 mm
Asw perlu = f yw 500
1 1
4
. π . M 2 .b 4
×3, 14×7 2 ×1000
= =256 , 563 mm2
Asw aktual = sw 150

16
Kontrol luas tulangan aktual 
Asw perlu < Asw aktual
2 2
210 mm <256 , 563 mm .....OK

5.2.5 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan, diperoleh perencanaan penulangan ramp sebagai
berikut :
 Penulangan pelat ramp
Tulangan lentur (atas) : Wiremesh M7-150
Tulangan lentur (bawah) : Wiremesh M7-150

17
M7-150 M7-150 M7-150 M7-150

I I

M7-150

Detail A

Potongan I - I
Gambar 5.10 Penulangan Ramp

5.3 Perencanaan Lift


Salah satu alat transportasi vertikal dalam bangunan bertingkat banyak
adalah lift atau elevator, alat ini akan memakan volume gedung yang akan
menentukan efisiensi gedung. Pemilihan kapasitas lift akan menentukan jumlah
lift yang mempengaruhi pula kualitas pelayanan gedung.

18
Instalasi lift yang baik adalah yang menghasilkan waktu menunggu pada
setiap lantai yang minimal, kecepatan yang seimbang, angkutan vertikal yang
cepat, pemuatan dan penurunan yang cepat pada setiap lantai.
Kriteria yang menentukan kualitas pelayanan lift adalah :
A. Waktu Perjalanan Bolak-balik Lift (Round Trip Time)
Waktu perjalanan hanya dapat dihitung secara pendekatan, karena
perjalanan lift antar lantai tidak sama. Kecepatan lift yang ditentukan baru
tercapai setelah bergerak beberapa lantai dulu karena ada inverter.
Secara pendekatan, waktu perjalanan bolak-balik lift terdiri atas :
1. Pintu lift terbuka di lantai dasar, (n-1) 2 detik
2. Penumpang memasuki lift di lantai dasar perlu waktu 1,5 detik/orang dan
untuk lift dengan kapasitas m orang perlu waktu 1,5 detik
3. Pintu lift tertutup kembali, 2 detik
4. Pintu lift terbuka setiap lantai tingkat, (n-1) 2 detik
5. Penumpang meninggalkan lift setiap lantai dalam satu zone sebanyak (n-1)
lantai, (n-1) x m/(n-1) x 1,5 detik
6. Pintu lift tertutup kembali setiap lantai tingkat, (n-2) 2 detik
7. Perjalanan bolak-balik satu zone, 2(n-1)h/s detik
Jadi, waktu perjalanan bolak-balik yang diperlukan adalah :
(2 h+ 4 s ) ( n−1 )+ s ( 3 m+4 )
T=
s
dimana : T = waktu perjalanan bolak-balik lift (detik)
h = tinggi antar lantai (m)
s = kecepatan rata-rata lift (m/detik)
n = jumlah lantai dalam satu zone
m = daya angkut / kapasitas lift

B. Waktu Tunggu (Waiting Time)


Jumlah lift dapat dihitung berdasarkan daya angkut pada beban puncak
saat sibuk. Sebagian lift tersebut dipakai untuk lalu lintas antar lantai, sehingga
untuk gedung perkantoran perlu ditambah 20 – 40 persen, sebab waktu
menunggu di lantai dasar dapat memanjang lebih dari satu menit.
Waktu menunggu bervariasi menurut jenis gedung antara lain :

19
a. Perkantoran : 25 – 45 detik
b. Flat : 50 – 120 detik
c. Hotel : 40 – 70 detik
d. Asrama : 60 – 80 detik
T
WT =
N
dimana : WT = waktu tunggu (detik)
N = jumlah lift
T = waktu perjalanan bolak-balik lift (detik)
C. Daya Angkut (Handling Capacity)
Daya angkut lift tergantung dari kapasitas dan frekuensi pemuatannya
yang diukur untuk jangka waktu 5 menit pada jam sibuk (rush hour).
5×60×m
HC=
WT
dimana : HC = daya angkut (orang)
WT = waktu menunggu (detik)
m = kapasitas lift (75 kg/orang)
Beban puncak lift dihitung berdasarkan persentase pendekatan terhadap
jumlah penghuni gedung yang harus diangkut lift dalam waktu 5 menit pada
jam sibuk yaitu :
a. Perkantoran : 4% x jumlah penghuni gedung
b. Flat : 3% x jumlah penghuni gedung
c. Hotel : 5% x jumlah penghuni gedung
Data untuk penafsiran jumlah penghuni gedung :
a. Perkantoran : 4 m2/orang
b. Flat : 3 m2/orang
c. Hotel : 5 m2/orang

5.3.1 Perhitungan Waktu Perjalanan Bolak-balik Lift


Dalam perencanaan ini dicoba menggunakan lift dengan data :

20
Kapasitas angkut (m) = 11 orang
Kecepatan rata-rata (s) = 60 m/min

2.00
= 1 m/det
6.00

Jumlah tingkat gedung (n) = 10 tingkat


Jarak antar lantai rata-rata (h) = 4 m

3.20

4.00 (2 . h+4 . s ) . ( n−1 ) +s. ( 3. m+4 )


T = s
(2×4 +4×1 ) ×( 10−1 ) +1× ( 3×11+ 4 )
= 1
= 145 det
5.3.2 Perhitungan Beban Puncak Lift

Luas netto lantai


A
: n = 38 m×22 m=836 m
2

Sehingga, beban puncak lift : L =


An 836 m 2
4. 2
=4 × =8, 36≈9 orang
4m 4 m2

5.3.3 Perhitungan Jumlah Lift


Daya angkut (HC) = Beban puncak (L)
5×60×m 300×m×N
=
HC = WT T 
300×m×N
L=
T
Sehingga, jumlah lift yang diperlukan :
L .T 9×145
= =0, 395≈1 buah
N = 300 .m 300×4

5.3.4 Kesimpulan
Jumlah lift yang diperlukan = 1 buah
Kecepatan lift = 1 m/det
Kapasitas penumpang lift = 11 orang
Kapasitas muatan lift = 750 kg
Dimensi-dimensi lift dapat dilihat pada lampiran.

21

Anda mungkin juga menyukai