Anda di halaman 1dari 8

PEMAPARAN PEMERIKSAAN FISIK DAN JURNAL

INDERA PENGECAPAN

Disusun Oleh :

Margaretta Hernita E.D.P (1633027) Dewi Rosita (1633030)


Astri Febrika (1633038) Tika Dewi (1633035)
Wulan Dari (1633031) Wayan Widhiarta (1633032)
Yosi Vannesia (1633029) Andy Orlando (1633034)
Edo Sanjaya

Dosen Pengampu:
Ns. Aniska Indah Fari., M.kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS
PALEMBANG
2018
Pemeriksaan Fisik Pada Mulut
Pemeriksaan Fisik pada mulut hanya dilakukan Inspeksi:

Inspeksi
1. Berdiri agak jauh dari klien, cium aroma nafasnya, normalnya tercium
segar, beberapa berbau nafas yang abnormal adalah sebagai berikut:
a. bau aseton (seperti buah), umumnya ditemukan pada klien dengan
diabetes melitus yang mengalami ketoasidosis atau penderita
diabetes melitus engan nutrisi yang tidak terkendali.
b. bau amoniak: disebabkan peningkatan kadar urea dalam tubuh, bisa
ditemukan pada klien dengan gagal ginjal kronik.
c. bau ganggren: bau seperti makan busuk, biasa ditemukan pada klien
dengan abses paru (markum, 2003).
d. bau foetor hepatik: ditemukan pada klien, hepatikum (markum,
2003).
2. lipatan nasolabia normalnya terletak ditengah. Lihat adanya kelainan
kongenital seperti sumbing. bibir terletak tepat dibawah wajah, warna
bibir merah muda, lembab, tidak tampak kering (pecah-pecah), tidak
tampak sianosis.
3. Pada penderita herpes biasanya tampak vesikel disekitar bibir. Vesikel ini
akan pecah dan akan meninggalkan krustae disekitar bibir.
4. jika klien memakai gigi palsu, lepaskan dahulu. Lihat kelengkapan gigi
klien, lihat warna gusi (normalnya berwarna merah muda). Perhatikan
adanya karies dentis, gigi berlobang, atau gigi yang tanggal.
1. . perhatikan adanya stomatitis (radang mukosa) dan kelembapan mulut,
lihat adanya sariawan/moniliasis/leukoplakia.
2. posisi lidah tepat ada ditengah. Perhatikan kebersihan lidah, lidah yang
kotor bisa ditemukan pada kebersihan mulut yang kurang, demam tifoid,
pasien koma.
3. posisi uvula tepat ditengah, normalnya berwarna merah muda.
4. perhatikan kondisi tonsil. Tonsil diperiksa apakah meradang atau tidak.
Kadang ditemukan nanah yang melekat pada tonsil (gonore) atau selaput
yang berwarna putih keperakan (difteri). Ukuran besar tonsil
didokumentasikan dengan hal-hal sebagai berikut.
a. T0 : sudah dilakukan tonsilektomi (tidak ada tonsil)
b. T1 : ukuran tonsil normal
c. . T2 : terjadi pembesaran tonsil tetapi tidak mencapai garis tengah
d. . T3 : terjadi pembesaran tonsil dan mencapai garis tengah
e. T4 : terjadi pembesaran tonsil dan sudah mencapai garis tengah

Soal Diskusi:
1. Stadium-stadium Ca Lidah?
2. Apakah saliva mempengaruhi 5 rasa (asin, manis, pahit, asam, umami) ?
3. Rasa pedas timbul pada lidah yang mana?
4. Kenapa ketika sakit lidah identik dengan rasa pahit?
5. Kenapa saat sakit lidah terdapat bercak putih?
6. Bagaimana kesimpulan kalau motorik terganggu dan sensorik tidak
terganggu?

Jawaban:
1. Stadium Ca lidah.
Stadium kanker lidah lidah I
Dinyatakan mengidap kanker lidah stadium I , jika hasil pemeriksaan
menunjukan laporan berupa: ukuran tumor sebesar 2cm, serangan kanker
belum menyerang getah bening dan belum menjalar ke luar bagian kepala
dan leher.
a) Stadium II.
Menunjukan tumor >2 cm , tetapi kurang dari / sama dengan 4 cm
serangan kanker belum menyerang kelenjar getah bening dan belum
mejalar keluar bagian kepala dan leher.
b) Stadium III.
Terdapat empat hasil pemeriksaan:
 Pertama, hasil kurang dari 4 cm atau telah tumbuh ke bagian sisi lidah
epiglotis, belum menyerang getah bening, dan belum menjalar ke bagian
kepala dan leher.

 Kedua, hasil pemeriksaan menujukan laporan berupa: ukuran tumor


sebesar 2 cm atau kurang. Serangan kanker menyerang 1 kelenjar getah
bening di samping tumor( primer) yang sama dengan ukuran 3cm. Juga
penyebaran belum menyebar ke luar bagian kepaala dan leher

 Ketiga, ukuran tumor lebih dari 2 cm tetapi kurang dari atau sama dengan
4 cm serangan menyerang 1 kelenjar getah bening di samping tumor(
primer) yang sama dengan ukuran 3 cm, juga menjalar ke bagian kepala
dan leher.

 Keempat, ukuran lebih dari 4 cm atau telah tumbuh ke bagian sisi lidah
epiglotis menyerang 1 kelenjar getah bening , di samping tumor ( primer)
yang sama dengan ukuran 5 cm. Penyebaran kanker belum menjalar ke
luar bagian kepala dan leher.

c) Stadium IV
Dibagi menjadi 3 kategori:
 4A ada 6 kemungkinan terjadi.
Pertama, tumor telah tumbuh di laring, langit-langit mulut, tualang
rahang bawah atau otot pterygoid medial, Serangan kanker
belummenyerang kelenjar getah bening. Juga belum menjalar
keluar bagian kepala dan leher.
Kedua, tumor telah tumbiuh di laring, di langit-langit mulut, tulang
pterygoid medial. Serangan kanker menyerang satu kelenjar getah
bening, disamping tumor ( primer) yang sama dengan ukuran 3 cm
atau kurang dari dimensi terbesarnya. Juga penyebaran belum
menyerang ke kepala dan leher.
Ketiga, hasil pemeriksaan menunjukkan laporan berupa; ukuran
tumor sebesar 2 cm atau kurang dari dimensi terbesarnya. Menuju
kelenjar getah bening berukuran 3-6 cm atau kurang (dapat berada
di satu sisi atau kedua sisi, tunggal ataupun jamak). Juga,
penyebarannya belum menjalar ke kepala dan leher
Keempat, ukuran tumor lebih dari 2 cm, tetapi kurang dari atau
sama dengan 4 cm dari dimensinya. Kanker telah menyebar menuju
kelenjar getah beningberukuran 3-6 cm atau kurang ( dapat berada
di satu sisi ataupun jamak). Penyebarannya belum menjalar ke
kepala dan leher.
Kelima, tumor telah tumbuh berukuran lebih dari 4 cm atau telah
tumbuh ke bagian epiglotis. Kanker telah menyebar menuju
kelenjar getah bening berukuran 3-6 cm . juga penyebarannya
belum menjalar ke kepala dan leher.
Keenam, tumor teleh tumbuh di langit-langit mulut tulang rahang
bawah atau otot pteryoid medial. Kanker telah menyebar menuju
kelenja getah bening berukuran 3-6 cm. Penyebarannya belum
sampai kepala dan leher.

 4B 2 kemungkinan terjadi.
Pertama, tumor telah menyerang otot lateral pterygoid lempeng
pterygoid samapi ke sisis nasofaring, ke bagian dasar tengkorak atau
seluruhnya di sekitar arteri karotid. Kanker bisa terjadi belum
menyerang kelenjar getah bening dengan ukuran yang beragam pada
sisi manapun. Juga penyebarannya belum menjarlar kepala dan leher.
Kedua, ukuran tumor bisa beragam dan berada di beberapa tempat.
Ada yang menyebar menuju kelnjar getah bening atau lebih., dan
ukurannya lebih dari 6 cm. Penyebaranya belum menjala kepala dan
leher.
 4C
Stadium tertinggi kanker lidah dengan kata lain stadium terparah
yang bisa dialami. Ukuran tumor beragam dan bisa berada di
beberapa tempat. Kanker bisa jadi belum menyerang kelenjar getah
beningataupun telah menyerang kelenjar getah bening dengan
ukuran yang beragam pada sisi manapun. Ada bukti penyebaran di
luar kepa maupun leher ( yakni; paru-paru, tulang, otak, dan lain-
lain).

2. Orang sakit. Orang coba keempat adalah seorang pria berusia 20 tahun dan
sedang flu. Hasil yang didapatkan adalah adanya penurunan berbagai
sensasi, baik asin, asam, pahit, manis, pedas, maupun umami. Hasil ini
sesuai dengan teori, yaitu pada orang dengan flu akan merasakan hambar.
Hal ini dikarenakan proses pengecapan rasa tidak hanya dilakukan oleh
lidah tapi juga dibantu oleh hidung. Bau yang kuat dari suatu makanan
dapat mempengaruhi kuncup pengecapan. Secara skema dapat ditulis
bahwa makanan dan minuman merangsang ujung-ujung syaraf pengecap
yang terdapat di papila. Sehingga, orang coba hampir sama sekali tidak
dapat merasakan rasa apapun. Hasil praktikum menunjukan penurunan
kepekaan terhadap rasa asin dan asam, sensasi normal, dan sensasi rasa
pahit tinggi. Penurunan sensasi rasa asin dan asam dapat disebabkan
karena keadaan xerostomia dimana jumlah saliva menurun.

3. Pedas itu bukan rasa melainkan sensasi panas terbakar yang dirasakan
papila. Rasa pedas sendiri sering timbul oleh cabai, merica yang
disebabkan oleh senyawa capsaicin yang terkandung dalam cabai.
Capsaicin berhubungan dengan papila bagian manapun lidah. Ketika
capsaicin menyentuh papila sudah, saraf tersebut akan mengirim sinyal
pada otak berupa sinyal rasa sakit seakan lidah kita sedang terbakar.
4. Saliva merupakan perantara dari tastant dan reseptor. Saliva dapat
membantu terbentuknya ikatan antara tastant dengan reseptor dengan cara
melarutkan tastant didalam saliva. Saat saliva menurun, maka kepekaan
terhadap tastant akakn ikut menurun. Menurut dasa teori, sensasi rasa
manis seharusnya menurun, namun pada orang coba, sensasi rasa manis
masih normal. Keadaan ini mungkin terjai bila orang coba hanya
mengalami sakit ringan, reseptor rasa manis yang terpengaruh oleh flu
hanya sedikit, pengaruh persepsi, rendahnya saliva dan faktor individu
lainnya.

5. Lidah putih sering berhubungan dengan kebersihan mulut. Lidah


seseorang bisa menjadi putih saat benjolan kecil (papila) yang melengkung
membengkak hingga kemudian meradang. Bakteri, jamur, kotoran,
makanan, dan sel mati semuanya bisa terjebak diantara papila yang
membesar. Hal inilah yang akhirnya membuat lidah menjadi berwarna
putih.
Adapun faktor-faktor yang juga bisa menyebabkan lidah putih:
 Jarang menyikat gigi dan melakukan flossing
 Mulut kering
 Bernapas melalui mulut
 Dehidrasi
 Memakan banyak makanan bertekstur lunak
 Iritasi karena gigi yang tajam
 Demam

6. Khusus untuk pengecapan itu belum tentu karena untuk kesimpulannya itu
belum tentu apabila motoriknya terganggu sensoriknya tidak terganggu
karena motorik dan sensorik khusus pengecapan berbeda dengan motorik
yang lain kalau motorik lain bisa dibilang suatu sistem yang
berkesinambungan antara motorik dan reflek itu tidak bisa dipisahkan.
Sebagai contoh saat kita memegang cangkir yang berisi air panas kita akan
merasakan panas dan reflek untuk melepaskan benda panas tersebut
gerakan reflek tersebut disebut motorik secara spontan.

Anda mungkin juga menyukai