Mutu pelayanan kebidanan adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan
kebidanan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan
tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta di pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai
dengan kode etik dan standar pelayanan profesi kebidanan yang telah ditetapkan.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang
diarahkan untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang
berkualitas. Layanan kebidanan ini diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang
diberikannya dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya
keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera.
Menurut para ahli ada beberapa pendapat tentang penyampaian beberapa mutu sebagai
berikut yaitu:
Menurut Din ISO 8402 (1986) Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu
barang atau jasa, yang di dalamnya terkandung sekaligus pengertian rasa aman atau pemenuhan
kebutuhan para pengguna Mutu merujuk pada tingkat kesempurnaan dalam memberikan
kepuasan pada pengguna layanan.
Menurut JCAHO (1993) Mutu adalah tingkat dimana pelayanan kesehatan pasien
mendekati hasil yang diharapkan dan mengurangi faktor-faktor yang tidak diinginkan,
Layanan kesehatan bermutu juga merupakan suatu layanan kesehatan yang dibutuhkan, dalam
hal ini akan ditentukan oleh profesi layanan kesehatan, dan sekaligus diinginkan baik oleh
pasien/konsumen ataupun masyarakat serta terjangka.
Menurut Winston Dictionary (1956) Mutu adalah tingkat kesempurnaan dan
penampilan sesuatu yang sudah diamati, dan sifat yang dimiliki oleh suatu program. (
Donabedian,1980 )
Sedangkan beberapa ahli juga berpendapat tentang pengertian tentang mutu pelayanan kesehatan:
1. Menurut Azhrul Aswar (1996) mutu pelayanan kesehatanadalah pelayanan
kesehatan yang dapat memuaskan setiap jasa pemakai pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
tingkat kepuasan rata- rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode
etik profesi.
2. Menurut Mary R.Zimmerman mutu pelayanan kesehatanadalah Memenuhi dan
melebihi kebutuhan serta harapan pelanggan melalui peningkatan yang berkelanjutan atas
seluruh proses yang meliputi pasien, keluarga, dan lainnya yang datang untuk mendapatkan
pelayanan dokter, dan karyawan.
3. Menurut Djoko Wijono mutu pelayanan kesehatan adalahpenampilan yang pantas
atau sesuai (yang berhubungan dengan standar-standar) dan suatu intervensi yang diketahui
aman, yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah
mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan,
ketidakmampuan dan kekurangan gizi.
A.Standarisasi (Standardisation)
Standarisasi berguna untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang
bermutu, ditetapkanlah standarisasi institusi kesehatan. Izin menyelenggarakan pelayanan
kesehatan hanya diberikan kepada institusi kesehatan yang memenuhi standar yang telah
ditetapkan. Dengan adanya ketentuan tentang standarisasi, yang lazimnya mencakup tenaga dan
saran, yang berfungsi sebagai institusi kesehatan yang tidak memenuhi syarat. Standarisasi ini
merupakan suatu pernyataan tentang mutu yang diharapkan yang menyangkut masukan proses
dari system pelayanan kesehatan.
B. Perizinan (licensure)
Meskipun standarisasi telah terpenuhi, bukan berarti mutu pelayanan kesehatan selalu dapat
dipertanggung jawabkan. Untuk mencegah pelayanan kesehatan yang tidak bermutu, standarisasi
perlu diikuti dengan perizinan yang lazimnya ditinjau secara berkala. Izin menyelenggarakan
pelayanan kesehatan hanya diberikan kepada institusi kesehatan dan atau tenaga pelaksana yang
memenuhi persyaratan. Lisensi ini merupakan proses administasi yang dilakukan oleh
pemerintah atau yang berwewenang berupa surat izin praktik yang diberikan kepada tenaga
profesi yang telah teregistrasi untuk pelayanan mandiri.
Seberapa penting mutu dalam pelayanan
kebidanan
1.Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal, banyak syarat yang harus dipenuhi.
Syara- syarat itu antara lain yaitu sebagai berikut:
tersedia (available),
wajar (appropriate),
berkesinambungan (continue),
dapat diterima (acceptable),
dapat dicapai (accesible),
dapat dijangkau (affordable),
efisien (efficient) serta bermutu (quality).
Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu banyak upaya yang dapat
dilakukan, jika upaya tersebut dilaksanakan secara terarah dan terencana dikenal dengan nama
program menjaga mutu (Quality Assurance Program).
2. Tujuan
Tujuan program menjaga mutu mencakup dua hal yang bersifat pokok, yang jika disederhanakan
dapat diuraikan sebagai berikut:
A. Tujuan antara
Tujuan antara yang ingin dicapai oleh program menjaga mutu ialah diketahuinya mutu
pelayanan. Jika dikaitkan dengan kegiatan program menjaga mutu, tujuan ini dapat dicapai
apabila masalah serta prioritas masalah mutu berhasil ditetapkan.
B. Tujuan akhir
Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh program menjaga mutu ialah makin meningkatnya mutu
pelayanan. Jika dikaitkan dengan kegiatan program menjaga mutu, tujuan ini dapat dicapai
apabila masalah dan penyebab masalah mutu berhasil diatasi.
3. Syarat
Syarat program menjaga mutu banyak macamnya, beberapa dari persyaratan yang dimaksud dan
dipandang penting ialah:
A. Bersifat khas.
Syarat pertama yang harus dipenuhi adalah harus bersifat khas, dalam arti jelas sasaran, tujuan
dan tata cara pelaksanaannya serta diarahkan hanya untuk hal-hal yang bersifat pokok saja.
b. Mampu melaporkan setiap penyimpangan.
Syarat kedua yang harus dipenuhi ialah kemampuan untuk melaporkan setiap penyimpangan
secara tepat, cepat dan benar. Untuk ini disebut bahwa suatu program menjaga mutu yang baik
seyogianya mempunyai mekanisme umpan balik yang baik.
c. Fleksibel dan berorientasi pada masa depan.
Syarat ketiga yang harus dipenuhi ialah sifatnya yang fleksibel dan berorientasi pada
masa depan. Program menjaga mutu yang terlau kaku dalam arti tidak tanggap terhadap setiap
perubahan, bukanlah program menjaga mutu yang baik.
Syarat keempat yang harus dipenuhi ialah harus mencerminkan dan sesuai dengan
keadaan organisasi. Program menjaga mutu yang berlebihan, terlalu dipaksakan sehingga tidak
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, tidak akan ekonomis dan karena itu bukanlah suatu
program yang baik.
e. Mudah dilaksanakan.
Syarat kelima adalah tentang kemudahan pelaksanaannya, inilah sebabnya sering dikembangkan
program menjaga mutu mandiri (Self assesment). Ada baiknya program tersebut dilakukan
secara langsung, dalam arti dilaksanakan oleh pihak-pihak yang melaksanakan pelayanan
kesehatan .
f. Mudah dimengerti.
Syarat keenam yang harus dipenuhi ialah tentang kemudahan pengertiannya. Program
menjaga mutu yang berbelit-belit atau yang hasilnya sulit dimengerti, bukanlah suatu program
yang baik.
4. Manfaat.
Apabila program menjaga mutu dapat dilaksanakan, banyak manfaat yang akan diperoleh.
Berikut ini beberapa manfaat yang didapatkan antara lain:
Dapat lebih meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan.
Dapat lebih meningkatkan efesiensi pelayanan kesehatan.
Dapat lebih meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
Dapat melindungi pelaksana pelayanan kesehatan dari kemungkinan munculnya gugatan hukum.