2. Anamnesis
Suatu serangan migren dapat menyebabkan sebagian atau seluruh tanda dangejala, sebagai berikut:
a. Nyeri sedang sampai berat, kebanyakan penderita migren merasakan nyerihanya pada satu sisi
kepala, hanya sedikit yang merasakan nyeri pada keduasisi kepala.
b. Sakit kepala berdenyut atau serasa ditusuk-tusuk.
c. Rasa nyerinya semakin parah dengan aktivitas fisik.
d. Saat serangan nyeri kepala penderita tidak dapat melakukan aktivitassehari-hari.
e. Disertai mual dengan atau tanpa muntah.
f. Fotofobia dan atau fonofobia..
g. Apabila terdapat aura, paling sedikit terdapat dua dari karakteristik di bawah ini:
Sekurangnya satu gejala aura menyebar secara bertahap 5 menit,dan/atau dua atau lebih gejala
terjadi secara berurutan.
Masing-masing gejala aura berlangsung antara 5-60 menit
Setidaknya satu gejala aura unilateral
Aura disertai dengan, atau diikuti oleh gejala nyeri kepala dalam waktu 60 menit.
Faktor Pencetusa.
a. Menstruasi biasa pada hari pertama menstruasi atau sebelumnya/ perubahanhormonal.
b. Puasa dan terlambat makan.
c. Makanan misalnya akohol, coklat, susu, keju dan buah-buahan,mengandung MSG.
d. Cahaya kilat atau berkelip.
e. Banyak tidur atau kurang tidur
f. Faktor herediterg.
g. Faktor psikologis: cemas, marah, sedih
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik, tanda vital dalam batas normal, pemeriksaan
neurologis normal. Temuan-temuan yang abnormal menunjukkansebab-sebab sekunder, yang
memerlukan pendekatan diagnostik dan terapiyang berbeda
4. Kriteria Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala klinis dan pemeriksaanfisik umum dan
neurologis.
Kriteria diagnosis Migren tanpa Aura.
a) Sekurang-kurangnya terjadi 5 serangan yang memenuhi kriteria B-D.
b) Serangan nyeri kepala berlangsung selama 4 – 72 jam (tidak diobati atautidak berhasil
diobati).
c) Nyeri kepala mempunyai sedikitnya dua diantara karakteristik berikut :
o Lokasi unilateral
o Kualitas berdenyut
o Intensitas nyeri sedang atau berat
o Keadaan bertambah berat oleh aktivitas fisik atau penderita menghindariaktivitas
fisik rutin (seperti berjalan atau naik tangga).
d) Selama nyeri kepala disertai salah satu dibawah ini :
o Nausea dan atau muntah
o Fotofobia dan fonofobia
e) Tidak ada yang lebih sesuai dengan diagnosis lain dari ICHD-3 dan transient ischemic
attack harus dieksklusi.
5. Diagnosis Banding
Tension Type Headach
Nyeri kepala klaster
Nyeri kepala servikogenik
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah rutin, elektrolit, kadar gula darah, dll (atas indikasi, untukmenyingkirkan penyebab
sekunder)
b. CT scan kepala / MRI kepala (untuk menyingkirkan penyebab sekunder) Neuroimaging
diindikasikan pada :
o Sakit kepala yang pertama atau yang terparah seumur hidup penderita.
o Perubahan pada frekuensi keparahan atau gambaran klinis pada migren.
o Pemeriksaan neurologis yang abnormal.
o Sakit kepala yang progresif atau persisten.
o Gejala-gejala neurologis yang tidak memenuhi kriteria migrentanpa aura atau hal-hal lain
yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
o Defisit neurologis yang persisten.
o Hemikrania yang selalu pada sisi yang sama dan berkaitan dengangejala-gejala neurologis
yang kontralateral.
o Respon yang tidak adekuat terhadap terapi rutin.
o Gejala klinis yang tidak biasa.
7. Tatalaksana.
A. Terapi abortif migrain:
a. Abortif non spesifik : analgetik, obat anti-inflamasi non steroid(OAINS).
b. Abortif spesifik : triptan, dihidroergotamin, ergotamin, diberikan jikaanalgetik atau
OAINS tidak ada respon.
Risiko medication overuse headache (MOH) harus dijelaskan ke pasien,ketika memulai terapi
migrain akut
Kepustakaan
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014tentang Panduan Praktik
Klinis bagi Dokter di Fasilitas PelayananKesehatan Primer, 2014.
2. Standar Kompetensi Dokter Spesialis Neurologi Indonesia, KNI PPPerdossi,2015.
3. Diagnosis dan Penatalaksanaan Nyeri kepala, Konsensus Nasional V Pokdi Nyeri Kepala
Perdossi, 2016.
4. Hidayati, The Clinician’s Aprroach to the Management of Headache, MNJ, Vol.02, No.02, Juli
2016.