Anda di halaman 1dari 4

ANATOMI OTAK

Saya tidak menemukan   


DEFINISI NYERI KEPALA
Nyeri kepala merupakan keluhan yang paling sering dikeluhkan oleh pasien saat datang ke dokter,
baik ke dokter umum maupun neurolog. Sampai saat ini nyeri kepala masih merupakan masalah. Masalah
yang diakibatkan oleh nyeri kepala mulai dari gangguan pada pola tidur, pola makan, depresi sampai
kecemasan.
Menurut kriteria IHS yang diadopsi oleh PERDOSSI, nyeri kepala dibedakan menjadi nyeri kepala
primer dan sekunder. 90% nyeri kepala masuk dalam kategori nyeri kepala primer, 10% sisanya masuk
dalam kategori nyeri kepala sekunder. Disebut nyeri kepala primer apabila tidak ditemukan adanya
kerusakan struktural maupun metabolik yang mendasari nyeri kepala. Disebut nyeri kepala sekunder
apabila nyeri kepala didasari oleh adanya kerusakan struktural atau sistemik.
MIRGREN
1. Pengertian
Migren adalah suatu istilah yang digunakan untuk nyeri kepala primer, nyeri kepala
berulang dengan menifestasi serangam selama 4-72 jam . karakteristik nyeri kepala unilateral,
nerdenyut, intensitas sedang tau berat, bertambah berat dengan aktivitas fisik yang rutin dan diikuti
dengan mausea dan ataufotobia dan fonofobia,
migren bila tidak diterapi akan berlangsung antara 4-72jam dan yang klasik terdiri atas 4
fase yaitu fase prodromal (kurang lebih 25% kasus), fase aura (kurang lebih 15% kasus fase nyeri
kepala dan fase ponstdromal.

2. Anamnesis
Suatu serangan migren dapat menyebabkan sebagian atau seluruh tanda dangejala, sebagai berikut:

a. Nyeri sedang sampai berat, kebanyakan penderita migren merasakan nyerihanya pada satu sisi
kepala, hanya sedikit yang merasakan nyeri pada keduasisi kepala.
b. Sakit kepala berdenyut atau serasa ditusuk-tusuk.
c. Rasa nyerinya semakin parah dengan aktivitas fisik.
d. Saat serangan nyeri kepala penderita tidak dapat melakukan aktivitassehari-hari.
e. Disertai mual dengan atau tanpa muntah.
f. Fotofobia dan atau fonofobia..
g. Apabila terdapat aura, paling sedikit terdapat dua dari karakteristik di bawah ini:
 Sekurangnya satu gejala aura menyebar secara bertahap 5 menit,dan/atau dua atau lebih gejala
terjadi secara berurutan.
 Masing-masing gejala aura berlangsung antara 5-60 menit
 Setidaknya satu gejala aura unilateral
 Aura disertai dengan, atau diikuti oleh gejala nyeri kepala dalam waktu 60 menit.
Faktor Pencetusa.
a. Menstruasi biasa pada hari pertama menstruasi atau sebelumnya/ perubahanhormonal.
b. Puasa dan terlambat makan.
c. Makanan misalnya akohol, coklat, susu, keju dan buah-buahan,mengandung MSG.
d. Cahaya kilat atau berkelip.
e. Banyak tidur atau kurang tidur
f. Faktor herediterg.
g. Faktor psikologis: cemas, marah, sedih

3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik, tanda vital dalam batas normal, pemeriksaan
neurologis normal. Temuan-temuan yang abnormal menunjukkansebab-sebab sekunder, yang
memerlukan pendekatan diagnostik dan terapiyang berbeda

4. Kriteria Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala klinis dan pemeriksaanfisik umum dan
neurologis.
Kriteria diagnosis Migren tanpa Aura.
a) Sekurang-kurangnya terjadi 5 serangan yang memenuhi kriteria B-D.
b) Serangan nyeri kepala berlangsung selama 4 – 72 jam (tidak diobati atautidak berhasil
diobati).
c) Nyeri kepala mempunyai sedikitnya dua diantara karakteristik berikut :
o Lokasi unilateral
o Kualitas berdenyut
o Intensitas nyeri sedang atau berat
o Keadaan bertambah berat oleh aktivitas fisik atau penderita menghindariaktivitas
fisik rutin (seperti berjalan atau naik tangga).
d) Selama nyeri kepala disertai salah satu dibawah ini :
o Nausea dan atau muntah
o Fotofobia dan fonofobia
e) Tidak ada yang lebih sesuai dengan diagnosis lain dari ICHD-3 dan transient ischemic
attack harus dieksklusi.
5. Diagnosis Banding
 Tension Type Headach
 Nyeri kepala klaster
 Nyeri kepala servikogenik
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah rutin, elektrolit, kadar gula darah, dll (atas indikasi, untukmenyingkirkan penyebab
sekunder)
b. CT scan kepala / MRI kepala (untuk menyingkirkan penyebab sekunder) Neuroimaging
diindikasikan pada :
o Sakit kepala yang pertama atau yang terparah seumur hidup penderita.
o Perubahan pada frekuensi keparahan atau gambaran klinis pada migren.
o Pemeriksaan neurologis yang abnormal.
o Sakit kepala yang progresif atau persisten.
o Gejala-gejala neurologis yang tidak memenuhi kriteria migrentanpa aura atau hal-hal lain
yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
o Defisit neurologis yang persisten.
o Hemikrania yang selalu pada sisi yang sama dan berkaitan dengangejala-gejala neurologis
yang kontralateral.
o Respon yang tidak adekuat terhadap terapi rutin.
o Gejala klinis yang tidak biasa.
7. Tatalaksana.
A. Terapi abortif migrain:
a. Abortif non spesifik : analgetik, obat anti-inflamasi non steroid(OAINS).
b. Abortif spesifik : triptan, dihidroergotamin, ergotamin, diberikan jikaanalgetik atau
OAINS tidak ada respon.
Risiko medication overuse headache (MOH) harus dijelaskan ke pasien,ketika memulai terapi
migrain akut

 Analgetik dan OAINS


a. Aspirin 500 - 1000 mg per 4-6 jam
b. Ibuprofen 400 – 800 mg per 6 jam
c. Parasetamol 500 -1000 mg per 6-8 jam untuk terapi migrain akutringan sampai
sedang.
d. Kalium diklofenak (powder) 50 -100 mg per hari dosis tunggal.
 Antimuntah
a. Antimuntah oral atau per rektal dapat digunakan untuk mengurangigejala mual
dan muntah dan meningkatkan pengosongan lambung.
b. Metokloperamid 10mg atau donperidone 10mg oral dan 30mgrektal.
 Triptana.
a. Triptan oral dapat digunakan pada semua migran berat jika
serangansebelumnya belum dapat dikendalikan dengan analgesik sederhana.
b. Sumatriptan 30mg, Eletriptan 40-80 mg atau Rizatriptan 10 mg
 Ergotamin
a. Ergotamin tidak direkomendasikan untuk migrain akut.

B. Terapi profilaksi migrain:


 Prinsip umum :
o Obat harus dititrasi perlahan sampai dosis efektif atau maksimumuntuk
meminimalkan efek samping.
o Obat harus diberikan 6 sampai 8 minggu mengikuti dosis titrasi.
o Pilihan obat harus sesuai profil efek samping dan kondisi komorbid pasien.
o Setelah 6-12 bulan profilaksi efektif, obat dihentikan secara bertahap.
 Beta bloker
o Propanolol 80-240 mg per hari sebagai terapi profilaksi lini pertama.
o Timolol 10-15 mg dua kali/hari, dan metropolol 45- 200 mg/hari,dapat sebagai
obat profilaksi alternatif
 Antiepilepsi
o Topiramat 25-200 mg per hari untuk profilaksi migrain episodik dankronik
o Asam valproat 400-1000 mg per hari untuk profilaksi migrainepisodik
 Antidepresi
o Amitriptilin 10-75mg, untuk profikasi migraine
 Obat antiinflamasi non steroid
o Ibuprofen 200 mg 2 kali sehari

Kepustakaan
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014tentang Panduan Praktik
Klinis bagi Dokter di Fasilitas PelayananKesehatan Primer, 2014.
2. Standar Kompetensi Dokter Spesialis Neurologi Indonesia, KNI PPPerdossi,2015.
3. Diagnosis dan Penatalaksanaan Nyeri kepala, Konsensus Nasional V Pokdi Nyeri Kepala
Perdossi, 2016.
4. Hidayati, The Clinician’s Aprroach to the Management of Headache, MNJ, Vol.02, No.02, Juli
2016.

Anda mungkin juga menyukai