Abstract
The construction of engineering faculty at the university of moren can be may be able to meet
terms of education facilities.Building of engineering faculty university of moren is school
buildings, so that including buildings class viii.The building has six floors of with total
building area of 11.664 m2.The roof of the building planned use of concrete plate.The shear
wall planned in central structure of the floor ground until the floor 5 to hold earthquake force
direction x of 7609 kg.m and direction y of 6879 kg.m
A structure for the faculty engineering university moren use 03-1726-2012 sni , SNI T-15-
1991-03 , sni 2847-2013 , SNI03-1965-1990, and SNI 07-2529-1991.Planning the structure
down include the stake , tiebeam , pilecap .While stuktur upper covering concrete plate ,
floor plates , stairs, beam , column , and shearwall .In counting the moments and reaction on
buildings it uses 2000 v.14 sofware sap
The results of result in planning the plate with thick 20 cm to floor ground and 12 cm
pelat 1 until 5 to the floor and the roof .Design planning a beam B1 = 450 x 700, B2 = 350 x
500 , B3 =350 x 600, B4 = 300 x 450.Design planning a column K1 = 800 x 800.Design
planning foundation piles 50 cm in the depth 18 meters .
G-SMART Jurnal Teknik Sipil Unika Soegijapranata Semarang | ISSN : 2620-5297 (online)
Volume 2 | Nomor 1 | Juni 2018 2
D (kg/m2)adalah beban mati yang termasuk bangunan kelas VIII, dan
L (kg/m2)adalah beban hidup masuk kedalam kategori risiko ke IV,
Lr(kg/m2) adalah beban hidup atap sehingga Faktor keutamaan gempa (Ie)=
E (kg/m2) adalah beban gempa (SNI 03- 1,5 dan R = 8 (SNI-1726-2012).
1726-2012)
Wi d i.x,y
2
R (kg/m2) adalah beban hujan
W (kg/m2) adalah beban angin Tx,y 6,3
g Fi.x,y d i.x,y
S (kg/m2) adalah beban salju
Keterangan:
2.3.2. PembebananGempa T = waktu getar alami (detik)
Menggunakan Analisa Statik Wi= berat lantai ke-i (kg)
Ekivalen Fi∙x,y= gaya gempa lantai ke-i (kg)
Beban gempa adalah semua beban Waktu getar struktur dikontrol dengan
statik ekivalen yang bekerja pada gedung caraT. Rayleigh dengan syarat selisih
atau bagian gedung yang menirukan waktu getar (T) dengan waktu getar hasil
pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa analisis vibrasi 3 dimensi, tipelat boleh
menurut Peraturan Pembebanan Indonesia melebihi 20 %.
untuk Gedung (PPIUG) tahun 1983.
Dalam Tugas Akhir ini, untuk beban 2.3.3. Perhitungan Tangga
gempa dilakukan dengan menggunkan Gaya momen maksimum pada
peraturan terbaru Perencanaan Ketahanan perhitungan tangga ini diperoleh dari hasil
Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung output menggunakan program SAP 2000
SNI-1726-2012. Rumus yang digunakan v.14 yang kemudian diolah dengan rumus
sebagai berikut. sebagai berikut :
𝑴𝒖
Mn = 𝟎,𝟖
Wi H i
k
Fi. V d = h – Cv – 2
Ø
Wi H i
k
Mu = Cc × z
Keterangan: Mu= 0,85 ×𝑓𝑐 ′× a × b × (d-a/2)
Fi= beban gempa pada lantai tingkat ke-i Ts = Cc
(ton) As × fy= 0,85×𝑓𝑐 ′× a × b
V= beban geser dasar nominal (ton)
Wi= berat lantai tingkat ke-i (ton) Kontrol pembatasan luas tulangan
Hi= ketinggian lantai tingkat ke-i (meter) minimum tangga dapat menggunakan
K = eksponen yang terkait dengan perioda rumus sebagai berikut :
struktur
Sedangkan beban gempa dasar As min = 0,25 % × b × h
1
gedung yaitu beban horisontal lateral 4
𝜋 ×ø2 ×1.000
dihitung dengan persamaan: Jarak(S) = 𝐴𝑠
V Cs W As tulangan bagi= 20% × As tulangan
utama
Keterangan:
V= beban geser dasar nominal (ton) 2.3.4. Perhitungan Balok
W= berat seismic efektif (ton)
Cs= koefisien respons seismik Balok merupakan salah satu komponen
struktur yang menopang pelat lantai, beban
Pada Tugas Akhir ini Fakultas Teknik yang terjadi pada balok akan ditopang oleh
Universitas Moren yang menggunakan balok dan didistribusikan ke kolom.
struktur rangka beton bertulang merupakan Perencanaan struktur balok mengacu buku
bangunan sebagai fasilitas pendidikan “Desain Beton Bertulang, edisi ke-5 jilid
G-SMART Jurnal Teknik Sipil Unika Soegijapranata Semarang | ISSN : 2620-5297 (online)
Volume 2 | Nomor 1 | Juni 2018 3
1”, penulis Jack C. McCormac. Satuan 𝑀𝑛1 = 𝐴𝑠1 𝑓𝑦
yang digunakan adalah A.S. Analisis 𝑀𝑛2 = 𝐴𝑠 ′𝑓𝑦 (𝑑 − 𝑑′)
desain balok, sebagai berikut : 𝑀𝑛 = 𝑀𝑛1 + 𝑀𝑛2
A. Desain penampang balok 𝑀𝑢 = ∅𝑀𝑛 .
Rumus untuk menentukan luas 𝐴𝑠 𝑚𝑘𝑠 = ∅𝜌𝑏 𝑏𝑑 + 𝐴𝑠 ′
penampang dan tulangan tarik pada balok
sebagai berikut : Rumus lanjutan apabila tulangan tekan
𝑤𝑢 = 1,2𝐷 + 1,6𝐿. belum meleleh :
𝑤 𝑙2 ∈𝒔 ′
𝑀𝑢 = 𝑢8 . 𝑓𝒔′ = 𝑓𝑦
𝑓𝑦
𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,75𝜌𝑏 . 29×106
𝐴𝑠 ′𝑓𝑠 ′
𝛽 = 0,85(untuk beton maksimal fc’ 4000 𝐴𝑠2 =
𝑓𝑦
psi)
0,85𝛽1 𝑓𝑐 ′ 87000 𝐴𝑠1 = 𝐴𝑠 − 𝐴𝑠2
𝜌𝑏 = ( )( ) 𝐴𝑠1 𝑓𝑦
𝑓𝑦 87000 + 𝑓𝑦 𝑎 =
0,85𝑓𝑐 ′𝑏
3√𝑓𝑐 ′ 200 𝑎
𝜌𝑚𝑖𝑛 = , tipelat boleh kurang dari 𝑐 =
𝑓𝑦 𝑓𝑦
𝑀𝑢 1 𝜌𝑓𝑦 0,85
= 𝜌𝑓𝑦 (1 − 17 ). 𝑓𝑦
∅𝑏𝑑2 𝑓𝑐 ′ ∈𝒔 ′ <
2
𝑏𝑑 = (dimensibalok) 29 × 106
∈𝒔 ′
𝑓𝒔′ = 𝑓 𝑓𝑦
𝑦
B. Desain tulangan tarik balok 29×106
Luas minimum tulangan yang 𝐴𝑠 ′𝑓𝑠 ′
diperlukan untuk menahan gaya tarik 𝐴𝑠2 =
𝑓𝑦
balok dihitung dengan rumus :
𝐴𝑠1 = 𝐴𝑠 − 𝐴𝑠2
𝐴𝑠 = 𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑏𝑑 … 𝐴𝑠1 𝑓𝑦
𝑎=
0,85𝑓𝑐 ′𝑏
C. Desain tulangan tekan balok 𝑎
Luas minimum tulangan yang 𝑐=
0,85
diperlukan untuk menahan gaya tarik 𝑎
balok dihitung dengan rumus : 𝑀𝑢 = ∅ [𝐴𝑠1 𝑓𝑦 (𝑑 − ) + 𝐴𝑠 ′𝑓𝑠 ′(𝑑 − 𝑑′)]
2
Rumus untuk menghitung luas 𝑓′
𝐴𝑠 𝑚𝑘𝑠 = ∅𝜌𝑏 𝑏𝑑 + 𝐴𝑠 ′ 𝑓𝑠 .
penampang tulangan tekan yang 𝑦
G-SMART Jurnal Teknik Sipil Unika Soegijapranata Semarang | ISSN : 2620-5297 (online)
Volume 2 | Nomor 1 | Juni 2018 4
𝑠 = 𝐴𝑣 𝑓𝑦 /50𝑏𝑤 . 𝐴𝑠 = 𝜌𝑏𝑑.
𝑑
Jarak maksimum = 2 ≤ 24 inci jika, C. Desain tulangan geser kolom
𝑉𝑠 ≤ 4√𝑓𝑐 ′𝑏𝑤 𝑑 Rumus untuk menghitung luas
𝑑 penampang dan jarak tulangan geser
Jarak maksimum = 4 ≤ 12 inci jika, kolom sebagai berikut :
𝑉𝑠 > 4√𝑓𝑐 ′𝑏𝑤 𝑑. 𝑢
∅𝑉𝑐 = 2∅ (1 + 2000𝐴
𝑁
) √𝑓𝑐 ′𝑏𝑤 𝑑.
𝑉𝑠 tipelat boleh >8√𝑓𝑐 ′𝑏𝑤 𝑑. 𝑔
Sengkang diperlukan jika,
Jarak praktis minimum mendekati 3 atau 4 1
inci. 𝑉𝑢 > 2 ∅𝑉𝑐 .
Rumus jika diperlukan sengkang,
2.3.5. Perhitungan Kolom
𝑠 = 𝐴𝑣 𝑓𝑦 𝑑/𝑉𝑠 .
Bagian dalam struktur yang memiliki
peran untuk menopang beban dari balok 𝑉𝑠 = (𝑉𝑢 − ∅𝑉𝑐 )/ ∅..
dan plat lantai yang kemudian disalurkan
Jarak maksimum untuk menentukan
ke pondasi adalah kolom. Perhitungan
tulangan geser minimum,
kolom struktur mengacu pada buku
𝑠 = 𝐴𝑣 𝑓𝑦 /50𝑏𝑤
“Desain Beton Bertulang, edisi ke-5 jilid 𝑑
1”, penulis Jack C. McCormac. Satuan Jarak maksimum = 2 ≤ 24 inci jika,
yang digunakan adalah A.S. Analisis 𝑉𝑠 ≤ 4√𝑓𝑐 ′𝑏𝑤 𝑑.
desain kolom, sebagai berikut : 𝑑
Jarak maksimum = 4 ≤ 12 inci jika,
A. Desain dimensi kolom
Rumus untuk menentukan dimensi kolom 𝑉𝑠 > 4√𝑓𝑐 ′𝑏𝑤 𝑑.
sebagai berikut :
𝑃𝑢 = 1,2𝐷 + 1,6𝐿.. 𝑉𝑠 tipelat boleh >8√𝑓𝑐 ′𝑏𝑤 𝑑
𝑃𝑢 = ∅0,80[0,85𝑓𝑐 ′(𝐴𝑔 − 𝐴𝑠𝑡 ) + 𝑓𝑦 𝐴𝑠𝑡 ].
2.3.6. Perhitungan Pondasi Tiang
(Persamaan ACI 10-2)
Pancang
𝐴𝑔 = luas penampang kolom
Rumus-rumus yang digunakan antara
atau, lain :
𝑃𝑢
𝐴𝑔 = 0,6𝑓 . 1. Perhitungan daya dukung tiang pancang
′ 𝑐
Asumsi yang digunakan, berdasarkan hasil sondir (Metode
𝐴𝑠𝑡 = 0,02𝐴𝑔 Schmertmann-Nottingham, 1975)
qc1 qc 2
B. Desain tulangan kolom Qp Ap .
Pada kolom yang hanya dibebani 2
aksial, kebutuhan tulangan dihitung
dengan rumus,
𝑃𝑢 = 1,2𝐷 + 1,6𝐿..
𝑃𝑢 = ∅0,80[0,85𝑓𝑐 ′(𝐴𝑔 − 𝐴𝑠𝑡 ) + 𝑓𝑦 𝐴𝑠𝑡 ]
𝐴𝑠𝑡 = luas tulangan kolom
Pada kolom yang dibebani aksial dan
lentur, kebutuhan tulangan dihitung
dengan rumus,
𝛾
𝜌 = ℎℎ .
𝑀𝑢
𝑒= . Gambar Error! No text of specified
𝑃𝑢
∅𝑃𝑛 𝑒 style in document..2 Perhitungan Data
= dengan interpolasi grafik maka
𝐴𝑔 ℎ Dukung Ujung
didapatkan 𝜌
G-SMART Jurnal Teknik Sipil Unika Soegijapranata Semarang | ISSN : 2620-5297 (online)
Volume 2 | Nomor 1 | Juni 2018 5
Sumber : Manual Pondasi Tiang
Edisi 3 (2005) Kapasitas daya dukung ultimit
ditentukan dengan persamaan sebagai
Untuk mendapatkan daya dukung berikut :
selimut tiang maka digunakan rumus
berikut: Qu = Qp + Qs
8D z L
Q s K s , c . f s . As . f s . As
Keterangan :
z 0 8D z 8 D Qu = kapasitas daya dukung aksial
ultimit tiang pancang (ton)
Qp = kapasitas tahanan di ujung tiang
Faktor koreksi gesekan selimut tiang pada (ton)
sondir listrik dapat dilihat pada Gambar Qs = kapasitas tahanan kulit (ton)
2.3 dan pada sondir mekanis pada Gambar
2.4 Besarnya faktor aman yang telah
banyak digunakan untuk perancangan
pondasi tiang pancang, sebagai berikut
:
𝑄𝑢
Qa = 2,5
Keterangan :
Qa = kapasitas tiang ijin (ton)
Qu = kapasitas daya dukung aksial
ultimit tiang pancang (ton)
N’60 = CN × N60
qp= 3 × N’60 × 100
Qp = qp / Ap
G-SMART Jurnal Teknik Sipil Unika Soegijapranata Semarang | ISSN : 2620-5297 (online)
Volume 2 | Nomor 1 | Juni 2018 6
2.3.7. Perhitungan Pilecap Spesi dengan tebal 1 cm = 21 kg/m2
Perhitunganpilecap mengacu pada Pasangan bata merah = 250 kg/m2
buku “Desain Pondasi Tahan Gempa”. Plafon dan penggantung = 18 kg/m2
Penulis Anugrah Pamungkas dan Erny Keramik = 24 kg/m2
Harianti. Satuan yang digunakan adalah
SI. Analisis desain pilecap, sebagai berikut
:
𝐵 ′ = 𝑙𝑝 − 𝑙𝑘
𝑞 ′ = 2400𝐴𝑔 Beban hidup yang digunakan: (PPIUG
𝑃𝑢 1983 Tabel 3.1)
𝑀𝑢 = 2 ( ) 𝑠 − 0,5𝑞𝐵 2 a. Gudang, Janitor, Lavatory, Kantin,
4
𝑎 Selasar
𝜑𝑀𝑛 = 𝜑𝐴𝑠 𝑓𝑦 (𝑑 − ) = 250 kg/m2
2
𝐴𝑠 𝑓𝑦 b. Tangga dan bordes = 300 kg/m2
𝑎 = c. Lantai ruang perpustakaan, ruang
0,85𝑓𝑐 ′𝑏
TU,Ruang dosen,
2.3.8. Perhitungan TieBeam Ruang dekan, Ruang rapat, Ruang
kelas,
Menurut buku “Desain Pondasi Tahan Ruang BEM, Ruang senat,
Gempa” yang ditulis oleh Anugrah Koperasi, Ruang komputer
Pamungkas dan Erny Harianti, satuan yang = 400 kg/m2
digunakan adalah SI. Berikut rumus yang d. Atap = 100 kg/m2
digunakan pada perhitungan perencaantie Koefisien reduksi beban hidup
beam: untuk gempa sebesar 0,5 sedang untuk
√𝑓𝑐 ′ portal dan balok induk sebesar 0,9
𝐴𝑠 𝑚𝑖𝑛 = 𝑏𝑑 Tipe balok induk yang direncanakan
4𝑓𝑦
yaitu 450 x 700 dan 350 x 500
1,4 𝑏𝑑
𝐴𝑠 𝑚𝑖𝑛 = 2. Sedangkan tipe balok anak yang
𝑓𝑦 direncanakan adalah 350 x 600 dan
6𝐸𝐼∆𝑆 300 x 450.
∆𝑀 =
𝐿𝑠 2 3. Kolom
𝐴𝑠 𝑓𝑦 Tipe kolom yang direncanakan adalah
𝑎 = kolom persegi dengan dimensi 800 mm ×
0,85𝑓𝑐 ′ 𝑏
𝑎 800 mm. Jika ternyata hasil SAP 2000
𝑀𝑛 = 𝐴𝑠 𝑓𝑦 (𝑑 − ) v14 tipelat memenuhi syarat, maka
2
dimensi akan diubah agar memenuhi
2.4 Asumsi-asumsi syarat teknis dan ekonomis.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam Beban merata (q) yang berasal dari
perencanaan gedung ini adalah: beban pelat ekivalen maupun berat
sendiri balok dan pelat akan diterima
1. Struktur utama dibuat dari konstruksi
oleh balok anak dan atau balok induk.
beton bertulang dan atap
Sistem pembebanan didasarkan pada
menggunakan pelat beton,
anggapan bahwa balok anak dan balok
Beban mati yang digunakan: (PPIUG
induk merupakan konstruksi yang
1983)
menerima beban secara bersamaan.
Beton bertulang = 2400 Beban-beban tersebut akan
kg/m3 didistribusikan ke kolom oleh balok
Pasir = 1800 yang kemudian diteruskan ke pondasi,
kg/m3 4. Tebal dinding pasangan batu bata
setengah batu 15 cm,
G-SMART Jurnal Teknik Sipil Unika Soegijapranata Semarang | ISSN : 2620-5297 (online)
Volume 2 | Nomor 1 | Juni 2018 7
5. Aplikasi yang digunakan untuk Pada setiap lantai di gedung terdapat
perhitungan mekanika adalah SAP tangga yang memiliki dimensi tipikal.
2000 v. 14, Posisi tangga yaitu:
6. Pondasi yang direncanakan adalah 1. Tebal Plat 1 = 0,15 m
tiang pancang dengan mengacu 2. Panjang Tangga =3m
kemampuan daya dukung tanah juga 3. Tinggi Tangga =4m
lapisan tanah di daerah Kranggan 4. Lebar anak tangga =3m
Semarang. 5. Panjang bordes = 2,5 m
6. Tinggi bordes =2m
3. Metodologi penelitian 7. Optrede/tanjakan = 0,1818 m
3.1 Tinjauan Umum 8. Antrede/injakan = 0,3 m
Dalam perencanaan khususnya untuk 9. Jumlah anak tangga = 21 buah
struktur Gedung Fakultas Teknik Sipil 10. Beban rumah tinggal = 300 kg/m3
Universitas MorenSemarang terdapat 11. Berat jenis beton = 2400 kg/m2
beberapa langkah yang perlu dilakukan. 12. Sudut ( α ) =31,22o
Berikut ini adalah langkah-langkahnya Dari hasil perhitungan mekanika teknik
yaitu: menggunakan program komputer SAP
1. Survei Lokasi 2000 v.14 maka didapatkan desain struktur
2. Design Arsitektural tangga. BordesDengan tebal 150 mm
3. Pembuatan Rencana Kerja dan Syarat digunakan tulangan D13-175 mm.Plat
Syarat (RKS) tangga Dengan tebal 150 mm digunakan
4. Analisis dan perencanaan struktur
tulangan utama D13-175 mm.
5. Gambar struktur
6. Perhitungan RAB
4.3 Perhitungan Gaya Gempa
7. Pembuatan time schedule Berdasarkan SNI 03-1726-2012analisis
beban gempa pada struktur gedung
4. Analisis dan Pembahasan direncanakan dengan tujuan Menghindari
4.1 Perhitungan Plat Lantai terjadinya korban jiwa manusia oleh
Analisa perhitungan pelat lantai dan runtuhnya gedung akibat gempa yang kuat.
pelat atap disesuaikan dengan beban yang Membatasi kerusakan gedung akibat
dipikul tiap lantai dan bentuk pelat gempa ringan sampai sedang, sehingga
mengikuti bentuk denah balok. Struktur masih dapat diperbaiki. Mengurangi
pelat seluruhnya menggunakan beton kon- ketipelatnyamanan penghunian bagi
vensional dengan material bahan meng- penghuni gedung ketika terjadi gempa
gunakan beton K-350 (fc’ = 29,05 MPa), ringan sampai sedang.
dan baja tulangan fy = 240 MPa.
Perencanaan pelat lantai untuk Tabel 4.1Distribusi gaya geser horisontal
lantaiground, tebal pelat lantai adalah 200 total akibat gempa arah x dan y
mm dengan penulangan arah-x Ø10-75dan
arah-y Ø10-75.Perencanaan pelat lantai Lantai Fi x (kg) Fi y (kg)
untuk lantai 1-5, tebal pelat lantai adalah ground 0 0
120 mm dengan penulangan arah-x Ø10- 1 2023,8 1827
100 dan arah-y Ø10-75. Sedangkan 2 3520 3179
perencanaan pelat lantai untuk lantai 1-5, 3 4936 4460
tebal pelat lantai adalah 120 mm dengan 4 6289 5685
penulangan arah-x Ø10-150 dan arah-y 5 7609 6879
Ø10-125. atap 5621 5083
G-SMART Jurnal Teknik Sipil Unika Soegijapranata Semarang | ISSN : 2620-5297 (online)
Volume 2 | Nomor 1 | Juni 2018 9
1) TB1 = (40×60) cm Pamungkas, Anugrah. dan Harianti, Erny.,
2) TB2 = (30×45) cm (2013), Desain Pondasi Tahan
Gempa, Andi, Yogyakarta.
d. Pondasi (K-450)
PPIUG-1983, (1983), Pedoman Peraturan
Menggunakan pondasi tiang pancang
Pembebanan Indonesia untuk Rumah
dengan bentuk lingkaran dengan
dan Gedung,
diameter 50 cm dengan kedalaman
SNI 1726-2012, (2012), Tata Cara
18 meter.
Perencanaan Ketahanan Gempa
1. Perhitungan struktur ini menggunakan
untuk Struktur Bangunan Gedung
SAP 2000 Version 17.2.0 Build 1140
dan Non Gedung, Badan
2. Hasil perhitungan rencana anggaran Standardisasi Nasional, Jakarta
biaya struktur gedung ini + profit dan Suryoatmono, Bambang .1990 . Beton
PPN sebesar Rp 36.239.801.000- Bertulang Suatu Pendekatan Dasar.
Bandung: PT. Eresco.
b. Saran
Saran yang bisa digunakan untuk SNI 03-1726-2012
menyempurnakan tugas akhir
perencanaan ini seperti :
1. Angka-angka asumsi yang akan
digunakan untuk membebani struktur
harus diperhatikan agar mengurangi
kesalahan dalam perhitungan.
Sedangkan untuk dimensi struktur
(balok, kolom, pelat) sebaiknya dicek
terlebih dahulu dengan menggunakan
program apakag sudah memenuhi
persyaratan keamanan
2. Memasukkan angka ke dalam program
SAP dengan cermat dan teliti agar
tipelat terjadi kesalahan
3. Dalam perhitungan anggaran biaya
juga harus diperhatikan supaya nilai
dari gedung sesuai dengan realita yang
ada.
DAFTAR PUSTAKA
GEC FT Unpar, 2005, Manual Pondasi
Tiang Edisi 3, Bandung
McCormac, J.C., (2004), “Desain Beton
Bertulang Edisi Kelima Jilid 1”,
Erlangga, Jakarta.
McCormac, J.C., (2004), “Desain Beton
Bertulang Edisi Kelima Jilid 2”,
Erlangga, Jakarta.
G-SMART Jurnal Teknik Sipil Unika Soegijapranata Semarang | ISSN : 2620-5297 (online)
Volume 2 | Nomor 1 | Juni 2018 10