Pendahuluan
Hubungan antara vitamin D dengan infeksi sudah diketahui lebih dari seratus
tahun yang lalu, pertama kali diteliti pada anak dengan ricket lebih rentan terkena
kedokteran dan fisiologi diberikan pada Niels Finsen untuk penemuan paparan
sinar matahari terapi efektif untuk tuberculosis (TB) cutaneous. Hal ini dipahami
ketiga dibandingkan dengan trimester ketiga pada ibu hamil. Faktor utama yang
menentukan konsentrasi vitamin D selama periode janin dan bayi baru lahir
adalah konsentrasi vitamin D ibu. Kadar vitamin D yang rendah pada ibu
bayi baru lahir terutama pada bayi preterm.2 Grant WB (2009) melaporkan bahwa
1
insufisiensi vitamin D adalah faktor risiko sepsis. Vitamin D mengatur ekspresi
endogen peptida antimikroba pada sel imun dan meningkatkan potensial vitamin
D memodulasi respons imun terhadap infeksi.3 Pada referat ini berfokus dalam
Metabolisme Vitamin D
vitamin D3 diperoleh dari baik produk olahan susu atau melalui konversi
menjadi vitamin D3 dalam proses panas. Vitamin D (D2 atau D3 atau keduanya)
akan diangkut ke hati dan terikat oleh alfa globulin (vitamin D binding protein)
dan sebagian kecil oleh albumin dan lipoprotein. Dalam hati, oleh enzim
berbagai faktor, beberapa yang paling penting adalah hormon paratiroid, fosfor,
2
kalsium dan fosfat di usus meningkatkan 1,25-dihydroxyvitamin D yang
Tanpa vitamin D, hanya 10-15% calsium dan 60% fosfat dari makanan yang
merubah kalsium dan fosfat dari tulang serta mempertahankan kadar kalsium dan
fosfat dalam darah.4,5 Proses metabolisme dan absorpsi Vitamin D dapat dilihat
pada gambar 1.
3
Gambar 1. Metabolisme vitamin D pada hati.8
4
Fisiologi Vitamin D
dan efek lainnya pada organ tubuh lain. 1,25(OH)2D memiliki peranan
imunitas alami melalui peningkatan kemotaxis dan fagositosis oleh makrofag dan
Oleh karena itu, risiko bayi baru lahir dengan defisiensi vitamin D tinggi pada ibu
defisiensi vitamin D dan semakin meningkat dengan faktor risiko warna kulit
gelap, tinggal di daerah ketinggian, serta kurang terkena paparan sinar matahari. 9
Park dkk (2016) melaporkan bahwa 91.7% bayi preterm (usia gestasi <37
minggu) adalah defisiensi vitamin D, 51.5% defisiensi berat (usia gestasi <32
minggu). Tidak terdapat perbedaan statistik antara usia gestasi dan berat badan
lahir antara kelompok defisiensi vitamin D berat dan tidak berat. Pada studi Park
dkk (2016) 80% bayi preterm (usia gestasi <32 minggu) adalah defisiensi vitamin
adalah 14.3 ng/mL. Usia gestasi dan berat badan lahir ikut berpengaruh pada
kejadian defisiensi vitamin D.2 Studi Choi dkk (2015) melaporkan risiko lebih
5
tinggi defisensi vitamin D diamati pada trimester pertama dibandingkan trimester
preterm dibandingkan bayi aterm.5 Burris dkk (2012) melaporkan bahwa 25%
bayi dengan usia gestasi <32 minggu dan 7% bayi dengan usia gestasi 32-36
minggu mengalami defisiensi vitamin D, serta bayi dengan usia gestasi <32
rendah pada bayi preterm saat lahir berhubungan peningkatan kebutuhan oksigen,
menejelaskan rendahnya kadar vitamin D pada ibu dan anak berhubungan dengan
ASI hanya mengandung vitamin D 20 IU/L dan lebih rendah jika ibu juga
vitamin D pada ibu dengan faktor risiko tinggi melahirkan bayi preterm dengan
memberikan suplementasi vitamin D pada ibu hamil dan menyediakan ASI yang
6
Vitamin D dan Sistem Imun
Vitamin D memiliki peranan penting pada banyak fungsi sistem imun alamiah.
Sistem imun alamiah diawali pada sistem epithelial sebagai barrier antara bakteri
dan virus pada lingkungan dan host.14 Antimicrobial peptides (AMPs) adalah
komponen utama pada sistem imun alamiah dan memiliki efek antibakteri,
antiviral dan antifungal yang cukup luas. Manusia memiliki dua kelompok AMPs,
defensins dan cathelicidins, yang bersifat bakterisida melalui formasi pada pori sel
Studi Liu dkk (2007) menunjukkan terdapat stimulasi lain pada makrofag manusia
oleh ligan TLR dan sirkulasi 25(OH)D mengatur ekspresi VDR (vitamin D
7
Gambar 2. Mekanisme antara metabolism vitamin D dan aksinya pada
sistem imunitas alami.1
Sistem imunitas didapat sangat tergantung dengan vitamin D. Lebih dari 100 gen
D.1
8
Defisiensi Vitamin D pada Sepsis
Telah diketahui bahwa pasien dengan sepsis memiliki prevalensi tinggi defisiensi
yang diinduksi endotoksin Salmonella enteritidis dan diukur kadar plasma vitamin
absolut kadar protein Gc pada sepsis awitan dini dan prognostik untuk tingkat
vaskular. Kadar serum vitamin D menurun pada sepsis (25(OH) D). Begitu juga
dengan kadar plasma cathelicidin sangat rendah pada pasien kritis dengan sepsis
dibandingkan dengan pasien kritis tanpa sepsis. Temuan ini menunjukkan bahwa
(cathelicidin).1
diperlukan untuk menjelaskan hubungan antara vitamin D dan AMP pada pasien
dengan penyakit kritis. Hal yang menarik adalah baik kadar cathelicidin maupun
9
defensins tidak dapat memprediksi kematian. Studi McKinney dkk (2011)
menemukan risiko kematian cukup tinggi pada pasien ICU dengan defisiensi
vitamin D (Relative Risk 1.81) dan direkomendasi untuk memeriksa kadar 25(OH)
penemuan agen antibiotic baru dan poten, serta diagnosis yang lebih baik. Sepsis
bertanggungjawab pada 30-50% total kematian bayi baru lahir terutama bayi
preterm. Studi Seliem dkk (2016) di Mesir persalinan pervaginam berisiko paling
tinggi dengan frekuensi sepsis dan dapat dicegah dengan strelisasi yang baik dan
pencegahan intrapartum.17
Pehlivan dkk (2003) menemukan status vitamin D bayi dipengaruhi oleh secara
pada bayi baru lahir tergantung pada status vitamin D ibu.19 Insufisiensi vitamin D
populasi bayi dan anak. Vitamin D memiliki efek immunomodulatori poten yang
defensins. Vitamin D juga menstimulasi gen yang memperkuat tautan sel epitel
10
barrier dan memodulasi sistem imun secara lansung pada aktivasi sel T. Sebagai
memulai respon imun terhadap pathogen spesifik diinduksi oleh vitamin D. Telah
terbukti bahwa vitamin D adalah modulator sistem imunitas alami dan adaptive.
Bukti terbaru menunjukkan variasi yang bermakna pada kadar 25(OH)D yang
defisiensi vitamin D dan sepsis, pemberian vitamin D pada pasien sepsis dapat
pada sepsis. Peranan vitamin D pada sistem imun alami dan didapat pada sepsis
preterm perlu penelitian lebih lanjut karena terbatasnya jumlah penelitian yang
fokus pada bayi preterm termasuk implikasi klinis terhadap manajemen terapi
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Watkins RR, Yamschikov AV, Lemonovich TL, Salata RA. The role of
vitamin D deficiency in sepsis and potential therapeutic implications.
Elsevier. 2011;07:321-26
2. Park SH, Lee GM, Moon JE, Kim HM. Severe vitamin D deficiency in
preterm infants: maternal and neonatal clinical features. Korean J Pediatr
2015;58(11):427-33
3. Grant WB. Solar ultraviolet-B irradiance and vitamin D may reduce the risk
of septicemia. Dermato-Endocrinology. 2009;1:1-6.
9. Lee JE, Lee WK, Jeon GW, Sin JB. Vitamin D Status in Early Preterm
Infants. Neonatal Med 2016 August;23(3):143-50
10. Choi R, Kim S, Yoo H, Cho YY, Kim SW, Chung JH, et al. High prevalence
of vitamin D deficiency in pregnant Korean women: the first trimester and the
winter season as risk factors for vitamin D deficiency. Nutrients 2015;7:3427-
48.
11. Burris HH, Rifas-Shiman SL, Camargo CA, Jr., Litonjua AA, Huh SY, Rich-
Edwards JW, et al. Plasma 25-hydroxyvitamin D during pregnancy and
small-for-gestational age in black and white infants. Ann Epidemiol
2012;22:581-6.
12
13. Cetinkaya M, Çekmez F, Erener-Ercan T, Buyukkale G, Demirhan A,
Aydemir G, et al. Maternal/neonatal vitamin D deficiency: a risk factor for
bronchopulmonary dysplasia in preterms? J Perinatol 2015;35:813-7.
14. Chesney RW. Vitamin D and the magic mountain: the antiinfectious role of
the vitamin. J Peds 2010;156:698-703.
15. Liu PT, Stenger S, Tang D, Modlin RL. Cutting edge: vitamin D mediated
human antimicrobial activity against Mycobacterium tuberculosis is
dependent on the induction of cathelicidin. J Immunol 2007;179:2060-3.
16. McKinney JD, Bailey BA, Garrett LH, Peiris P, Manning T, Peiris AN.
Relationship between vitamin D status and ICU outcomes in veterans. J Am
Med Dir Assoc 2011;12:208-11.
17. Seliem MS, Haie OMA, Mansour AI, Salama SSME. The relation between
vitamin D level and increased risk for early-onset neonatal sepsis in full-term
infants. Medical Research Journal 2016, 15:16–21
19. Pehlivan I, Hatun S, Aydogan M, Babaog LK, Go-kalp AS. Maternal vitamin
D deficiency and vitamin D supplementation in healthy infants. Turk J
Pediatr 2003; 45:315–320.
13
1
Watkins RR, Yamschikov AV, Lemonovich TL, Salata RA. The role of vitamin D deficiency in
sepsis and potential therapeutic implications. Elsevier. 2011;07:321-26
2
Park SH, Lee GM, Moon JE, Kim HM. Severe vitamin D deficiency in preterm infants: maternal
and neonatal clinical features. Korean J Pediatr 2015;58(11):427-33
3
Grant WB. Solar ultraviolet-B irradiance and vitamin D may reduce the risk of septicemia.
Dermato-Endocrinology. 2009;1:1-6.
4
Aly H, Abdel-Hady H. Vitamin d and the neonate: an update. Journal of Clinical Neonatology.
2015;4(1):1-7
5
Bikle D. Non classic actions of vitamin D. J Clin Endocr Metab 2009;94:26-34.
6
Holick MF. Vitamin D deficiency. N Engl J Med 2007;357:266-81.
7
DeLuca HF. Overview of general physiologic features and functions of vitamin D. Am J Clin
Nutr 2004;80:1689-96
8
Casey CF, Slawson DC, Neal LR. Vitamin D supplementation in infants, children, and
adolescents. AAFP 2010;81(6):745-8.
9
Lee JE, Lee WK, Jeon GW, Sin JB. Vitamin D Status in Early Preterm Infants. Neonatal Med
2016 August;23(3):143-50
10
Choi R, Kim S, Yoo H, Cho YY, Kim SW, Chung JH, et al. High prevalence of vitamin D
deficiency in pregnant Korean women: the first trimester and the winter season as risk factors
for vitamin D deficiency. Nutrients 2015;7:3427-48.
11
Burris HH, Rifas-Shiman SL, Camargo CA, Jr., Litonjua AA, Huh SY, Rich-Edwards JW, et al.
Plasma 25-hydroxyvitamin D during pregnancy and small-for-gestational age in black and white
infants. Ann Epidemiol 2012;22:581-6.
12
Onwuneme C, Martin F, McCarthy R, Carroll A, Segurado R, Murphy J, et al. The association
of vitamin D status with acute. J Pediatr 2015;166:1175-80.
14
13
Çetinkaya M, Çekmez F, Erener-Ercan T, Buyukkale G, Demirhan A, Aydemir G, et al.
Maternal/neonatal vitamin D deficiency: a risk factor for bronchopulmonary dysplasia in
preterms? J Perinatol 2015;35:813-7.
14
Chesney RW. Vitamin D and the magic mountain: the antiinfectious role of the vitamin. J Peds
2010;156:698-703.
15
Liu PT, Stenger S, Tang D, Modlin RL. Cutting edge: vitamin D mediated human antimicrobial
activity against Mycobacterium tuberculosis is dependent on the induction of cathelicidin. J
Immunol 2007;179:2060-3.
16
McKinney JD, Bailey BA, Garrett LH, Peiris P, Manning T, Peiris AN. Relationship between
vitamin D status and ICU outcomes in veterans. J Am Med Dir Assoc 2011;12:208-11.
17
Seliem MS, Haie OMA, Mansour AI, Salama SSME. The relation between vitamin D level and
increased risk for early-onset neonatal sepsis in full-term infants. Medical Research Journal 2016,
15:16–21
18
Cetinkaya M, Cekmez F, Buyukkale G, Erener-Ercan T, Demir F, Tunc T, et al. Vitamin D
deficiency is associated with EOS sepsis in term infants. J Perinatol 2015; 35:39–45.
19
Pehlivan I, Hatun S, Aydogan M, Babaog LK, Go-kalp AS. Maternal vitamin D deficiency and
vitamin D supplementation in healthy infants. Turk J Pediatr 2003; 45:315–320.
15