Anda di halaman 1dari 7

KONSEP ISLAM RAHMATAL LIL ‘ALAMIN

SEBAGAI SOLUSI PERMASALAHAN BANGSA


Irwan, S.Sos.I, M.Ag

Rumah Soekarno Rumah Bersejarah


Bumi Raflesia Icon Bengkulu
Sebelum Saya Mulai Berdakwah
Sambutlah Salam Terlebih Dahulu

‫السلما عليكم ورحمة ا وبركاته‬


‫الحمدل الذي امرناباالعدل والحسان والصلةاوالسلما على خير البيا ن سيد نا‬
‫ومولنا محمد وعلي اله واصحا به ا لي يوما البيان اما بعد‬

Dewan hakim yang arif dan bijaksana


Hadirin Walhadirat Anggota Korpri Sebangsa dan setanah air yang saya banggakan

Berbicara mengenai Islam tidak lepas dari Kepribadian Rasulullah SAW sebagai uswah
bagi umatnya. Pertanyaannya adalah Mengapa Rasulullah dijadikan Model Oleh Allah
SWT dalam kehidupan kita?? Ada 2 alasan untuk menjawab pertanyaan di atas. Pertama,
Karena Rasulullah SAW Merupakan Manusia seutuhnya sama seperti kita. Ini Hadirin,
menyangkut “predice position”. Berpikir pada tatanan keseimbangan, Rasulullah SAW
manusia seutuhnya maka sudah sepantasnya, apabila kita mencontohkan Rasulullah
SAW. Tetapi walaupun demikian hadirin, Rasululah SAW tidaklah manusia seperti

umumnya ‫بشرل كلبشر‬ disinilah letak Uswahnya Rasulullah. Contohnya, Rasulullah


tidur, kitapun tidur. Tetapi tidurnya Rasulullah hanya matanya yg tidur tetapi hatinya
tetap tidak pernah tidur, lalu bagaimana dengan kita? Kalau tidurnya kita, Tidur total,
mata dan hati tidur semua... betul hadirin???
Alasan Kedua, Mengapa Rasulullah dijadikan contoh. Karena Rasulullah merupakan
sosok yang multi dimensi. Menurut teori, Sesuatu itu bisa kita jadikan contoh kalau dia
bersifat multi. Rasul tidak hanya menjadi panglima di medan perang, Rasul Juga sebagai
seorang guru bagi muridnya, Rasul Juga mubalig dalam dakwahnya, Rasul juga suami
dan ayah yang hebat bagi Keluarganya. Tapi bedanya dengan kita, Rasulullah dalam
setiap apapun statusnya selalu menjadi Uswah bagi yang lain. Bahkan Imam Busairi
Mengatakan

‫كانه وهوفرد من جل لته في عشكر حين تلقا ه و في حشم‬


“Kehebatan Rasulullah itu sama diposisi manapun berada, baik di tengah khalayak
ramai atau di kesendiriannya,”
Analoginya hadirin, Orang hebat banyak, Tapi Orang hebat dimana-mana?? Langka lo.....
Kita lihat Rasulullah, lagi duduk hebat, lagi tidur hebat, lagi jalan hebat, di Masjid hebat,
di Medan Perang hebat, di depan keluarganya hebat, bahkan di depan musuhpun
Rasulullah hebat. Tapi kalau kita hebatnya hanya setempat, sedang di kantor hebat,
kalau ngak ada kita kita di omongin orang sekantor. Betul Hadirin...

Nah, Hadirin Karena itulah Rasulullah diutus untuk Rahmatal Lil’alamin “Sebagai
Rahmat Bagi Semesta Alam”. Oleh karena itu izin kan saya menyampaikan dakwah
Alquran yang berjudul “Konsep Islam Rahmatal Lil ‘alamin sebagai solusi permasalahan
bangsa”. Sebagai Landasan Allah berfirman dalam Alquran Surah Al Anbiya’ ayat 107

‫وما ارسلنا ك ال رحمة للعا لمين‬


Artinya : Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam.

Hadirin Walhadirat Rahima Kumullah


Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah
telah menjadikan Rasulullah SAW sebagai rahmat bagi semesta Alam. Barang Siapa yang
menerima rahmat dan mensyukuri nikmat niscaya dia akan bahagia di dunia maupun di
akhirat. Sebaliknya barang siapa yang menolak dan menentangnya niscaya dia akan
merugi di dunia maupun di akhirat.
Dr. Najih Ibrahim salah seorang ulama mesir mengatakan ayat tersebut jelas
menyampaikan bahwa Rasulullah SAW diutus sebagai rahmat bagi semesta alam. Bukan
hanya untuk muslim saja, tetapi untuk semua manusia dan makhluk lainnya.
Ayat tersebut di perjelaskan pula oleh sabda Rasulullah yang diriwayatkan abu hurairah

ra, Rasul bersabda ‫ا نما بعثت لتمم مكا رما ال خل ق‬ (Sesungguhnya aku diutus oleh
Allah untuk menyempurnakan Akhlak Yang Mulia)
Kalau ingin melihat Islam Seutuhnya, maka lihatlah pribadi rasulullah SAW, Kalau ingin
melihat pribadi Rasulullah SAW sepenuhya, maka lihatlah pada akhlaknya. Akhlak
Rasulullah terbagi menjadi 3 bagian. Yang Pertama, akhlak kita kepada Allah yaitu
perilaku dan sikap kita kepada Allah SWT sebagai khalik yaitu beribadah melaksanakan
perintah Allah dan Meninggalkan laranganNYA. Sebagaimana Firman Allah dalam surah
adzzariyat ayat 56:

‫جلن يواعلنعن ي‬
‫س إنلل لنييععدبددونن‬ ‫ت اعل ن‬
‫يويما يخليعق د‬
Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.
Prof. Dr. Muhammad Quraish shihab dalam tafsir almisbah Menjelaskan ayat tersebut

diakhiri dengan kalimat ‫لنييععدبددونن‬ bahwa Allah tidak menciptakan manusia melainkan
tujuannya adalah mengakhiri dari aktivitas kita sehari-hari adalah beribadah kepada
Allah. Jadi kewajiban kita semata-mata beribadah kepada Allah. Baik ibadah yang kita
kerjakan ikhlas atau kita kerjakan karena terpaksa. Namun Sayang seribu kali sayang
hadirin Pada kenyataannya, ketika kita diuji oleh Allah dengan serba kesusahan kita
mengakui sebagai hamba Allah, setelah kita di uji jadi kaya malah kita jadi Hamba Harta,
hamba Materi bahkan hamba jabatan. Betul... Kalau hamba Allah atas pengakuan Allah
itu mahal harganya hadirin, tapi kalau hamba Allah keluar dari mulut manusia, itu hanya
anggapan saja. Mengapa? Karena itu hanya pengakuan boleh-boleh saja, Tapi adakan
yang dapat menjamin, pengakuan Hamba Allah dari Allah sekaligus, itulah yang tidak
ada satupun yang tahu. Contoh, bapak-bapak ibuk-ibuk Kenalkan dengan Gubernur
DKI?? Terus Satu persatu saya tanya, Apakah Pak Gubernur Kenal dengan Bapak dan
Ibuk. Orang mengakui boleh-boleh saja, Tapi soal diakui atau tidak itu tidak ada yang
tau. Oleh karena itu kita harus menjaga akhlak kita kepada Allah.

Hadirin Yang Berbahagia


Yang Kedua, Akhlak Kepada Sesama Manusia. Pada hakikatnya manusia adalah makhluk
sosial yang membutuhkan orang lain. Maka bagaimana kita dapat saling menghargai dan
menyayangi sebagaimana kita menghargai dan menyayangi diri kita sendiri. Apalagi
Sebagai warga negara Kebersamaan Perlu Kita Bangun. Negara Indonesia ini merupakan
Negara Besar, yang terkenal dengan Untaian Zamrud Khatulistiwa, Hijau, Ranau, Subur
Makmur. Buminya yang subur di atasnya tumbuh segala jenis tanaman hidup, di bawah
perut bumi Indonesia ada Minyak Bumi, Gas dan Batu Bara serta Lautannya tumbuh dan
berkembang berbagai jenis ikannya. Kekayaan alam Indonesia ini di kuasai sepenuhnya
oleh negara, Tetapi harus digunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat
Indonesia, sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar 1945 Pasal 33. Itulah sebagai
alasan mengapa kita harus membangun kebersamaan. Dalam Islam telah diajarkan
Betapa penting membangun kebersamaan tersebut, seperti Bagaimana menata
masyarakat di dalam Masjid sebagai rumah Ibadah. Coba lihat siapa saja yang masuk ke
masjid Copot Sendal Lepas Sepatu. Betul Hadirin?? Dan inilah yang seharusnya kita
bangun dalam bangsa ini, jangan sampai ada masyarakat yang terkotak-kotak karena
ada perbedaan status mereka. Bangsa Indonesia ini sangat kuat dengan prinsip Bhineka
Tunggal Ika, kita ini beragam tapi tetap satu, Islam juga mengajarkan betapa pentingnya
arti nasionalisme. Oleh karena itulah Islam harus kita terjemahkan dalam skala
Rahmatal Lil ‘alamiin.

Hadirin Walhadirat Sebangsa dan setanah Air yg saya banggakan


Yang Ketiga, Akhlak kepada makhluk Allah di luar manusia yaitu alam. Akhlak kepada
alam merupakan tingkah laku kita kepada lingkungan sekitar kita. Mulai dari menjaga
sampai kepada bagaimana kita berbuat baik kepada seluruh ciptaan Allah yang ada di
alam semesta. Memperlakukan alam sesuai dengan fungsinya. Pernahkah kita berpikir
hadirin, Mengapa akhir-akhir ini Alam kurang bersahabat kepada kita? Barang kali kita
yang tidak pernah ramah kepada alam. Hadirin, kalau kita berpikir pada tatanan
keseimbangan. Airkan bukan musuh, tetapi air adalah teman. Sebagai teman seharusnya
mereka kita berikan tempat untuk perlindungan. Kalau mereka tidak punya tempat lagi
lalu mau kemana mereka?? Yang akhirnya Longsor, Gempa Bumi, Banjir dan Tsunami
yang kita terima. Nauzubillah

Lalu timbul pertanyaan, Bagaimanakah Konsep Islam Rahmatal Lil ‘alamin dengan
keadaan Bangsa Indonesia saat ini?? Watak pokok dari Islam adalah Rahmatal Lil
‘alamin. Islam juga memiliki kaidah-kaidah untuk memelihara, menjaga, mengamankan
nilai-nilai yang dimilikinya. Oleh Karena itu Alquran mengajarkan kita dalam Surah
Assyura ayat 40 Allah Berfirman :

‫ب ُّالظظاَّلممميِنن‬ ‫صنلنح ُّنفأ نججيرهي ُّنعنلىَ ُّ ظ م‬


‫ا ُّإمظنيه ُّنل ُّييِمح ب‬ ‫سييِنئةة ُّممجثلينهاَّ ُّنفنمجن ُّنعنفاَّ ُّنوأن ج‬
‫سييِنئةَة ُّ ن‬
‫}نونجنزايء ُّ ن‬

Artinya : Dan Balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, Maka barang siapa
memaafkan dan berbuat baik. Maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya
Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.

Hadirin, coba lihat konsep perdamaian dalam ayat di atas. Dipersilahkan kita manusia
menjadi manusia, tapi diberikan peluang menjadi malaikat. Kalau kita tidak salah, lalu di
tampar seseorang, balaslah dengan menampar sekuat kamu di tampar, karena itu
manusiawi. Tapi kalau mau jadi malaikat

‫فمن عفا و اصلح فا جره علي ا‬


siapa yang memberi maaf dan mencari jalan damai itu yang terbaik dan itu yang
memperoleh pahala. Kalau kita berbuat baik kepada orang baik, itu sudah biasa. Tapi
kalau justeru kita berbaik kepada orang yang berbuat jahat kepada kita, itu lah manusia
luar biasa. Jadi, sebagai seorang muslim dalam bangsa ini kita punya keyakinan Islam
adalah agama yang benar. Tapi keyakinan itu bukan menjadi kesempatan kita untuk
menghina agama lain, itu juga tidak menjadi peluang kita bisa melecehkan orang lain.
Ketegasan dalam beragama disini adalah ketegasan dalam berkeyakinan bahwa agama
Islam adalah agama yg benar.

Lalu, apa hikmah yang dapat kita ambil dari Konsep Islam rahmatal lil ‘alamiin sebagai
abdi negara?
Yang pertama, sebagai abdi negara kita harus menumbuhkan sifat jujur, kalau dalam
bahasa seniman “jangan ada dusta di antara kita”
Selama ini mengapa masalah dalam bangsa Ini tidak pernah usai hadirin, Karena banyak
kita yang pandai bermain minyak diatas air, mengunting dalam lipatan, manis kalau
berhadapan, lain bicara kalau di belakang, Mulutnya bicara Jihad terhadap Korupsi,
Tetapi di belakang diam-diam melindungi koruptor. Itu kan ada dusta diantara kita,
hadirin... kejujuran itu dimulai dari diri kita sendiri sebagaimana Rasul bersabda dalam
riwayat imam albukhari

‫انا ا ول وا جب على ما امرتكم به‬


Apapun yang aku perintahkan kepadamu, aku pelaksana pertama. Maka perintah
Rasulullah adalah perintah yang berwibawa, Ajarannya diikuti Orang, Karena Rasul
memakai prinsip ini. Lidahnya adalah hatinya dan ucapan adalah perbuatannya.
Sehingga orang tidak ragu-ragu dalam melaksanakan perintahnya. Tidak ada sedikitpun
yang Rasul sembunyikan. Seharus begitulah ketika kita diberikan jabatan sebagai atasan
kepada bawahan.
Kedua, Berlaku lah adil dalam menetapkan hukum, terutama kepada diri sendiri.
Kenyataannya saat ini Masyarakat merasa keadilan itu sepertinya mahal. Bahkan
keadilan itu seperti pisau “ Tajam kebawah dan tumpul Ke atas”. Asalkan yang kecil
salah, hukuman cepat sekali prosesnya. Sebaliknya ketika orang besar yang salah,
banyak yang diam seribu bahasa. Seolah-olah disembunyikan dengan serapat-rapatnya.
Nauzubillah..

Pada Akhirnya dapat saya simpulkan bahwa, kita harus bisa menghadirkan Islam dalam
menciptakan kedamaian bagi bangsa kita ini, karena Islam Rahmat bagi semesta Alam.
Hendaknya sebagai aparatur sipir negara akhlak Rasulullah selalu kita amalkan dalam
kehidupan sehari agar terealisasi Islam rahmatal Lil Alamin di tengah masyarakat.
Sehingga negara Indonesia yang kita cintai ini menjadi Negeri yang Baldatun Toyyibatun
Warobbun Gafur.... Amiin

Demikian yang dapat saya uraikan, Mohon maaf atas segala kesalahan, dan terima kasih
atas segala perhatiannya. Saya akhiri dg sebuah pantun

Di atas piring ada cumi-cumi


Enak dimakan saat MTQ Korpri
Kalau kita sering Silaturahmi
Hidup Berkah Murah Rezeki

‫والسلما عليكم ورحمة ا وبركاته‬

Anda mungkin juga menyukai