DI SUSUN OLEH :
REYNALDI U.SAPAE
1713201032
IV/A
2019
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT DIARE
DI WILAYAH UPT PUSKESMAS WINONG,
KECAMATAN KEMIRI, KABUPATEN PURWOREJO
PERIODE JANUARI – SEPTEMBER TAHUN 2012
Diare merupakan salah satu penyebab angka kematian dan kesakitan tertinggi pada
anak, terutama anak berumur kurang dari 5 tahun (balita). Di negara berkembang, sebesar 2
juta anak meninggal tiap tahun karena diare, dimana sebagian kematian tersebut terjadi di
begara berkembang. Berdasarkan laporan WHO, kematian karena diare di negara
berkembang diperkirakan sudah menurun 4,6 juta kematian pada tahun 1982 menjadi 2 juta
kematian pada tahun 2003 (WHO,2003).
Diare merupakan penyebab kematian no. 4 (13,2%) pada semua umur dalam
kelompok masyarakat dalam kelompok menular. Proporsi diare sebagai penyebab kematian
no. 1 pada bayi post natal (31,4%) dan anak balita (25,2%) (Hasil Riskesdas,2007).
Salah satu langkah dalam pencapaian target MDGs adalah menurunkan kematian
anak menjadi 2/3 bagian dari tahun 1990 sampai tahun 2015. Berdasarkan survey kesehatan
rumah tangga (SKRT), studi mortalitas dan riset kesehatan dasar dari tahun ke tahun
diketahui bahwa diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia.
Penyebab utama kematian akibat diare adalah tata laksana yang tidak tepat baik di rumah
maupun di sarana kesehatan. Untuk menurunkan kematian karena diare perlu tata laksana
yang cepat dan tepat.
Diare hingga kini masih menjadi salah satu penyebab utama kesakitan dan
kematian. Epidemiologi penyakit diare dapat ditemukan pada seluruh daerah geografis dunia
dan kasus diare dapat terjadi pada semua kelompok umur, tetapi penyakit berat dengan
kematian yang tinggi terutama terjadi pada bayi dan anak balita. Di negara berkembang anak-
anak menderita diare lebih dari 12 kali dalam setahun, dan menjadi penyebab kematian
dengan Case Fatality Rate 15% sampai dengan 34% dari semua kematian, kebanyakan terjadi
pada anak-anak (Aman, 2004).
Berdasarkan data UPT Puskesmas Winong pada bulan Maret 2012 bahwa telah
ditemukan penderita diare sebanyak 242 kasus, maka untuk itu dilakukan Penyelidikan
Epidemiologi oleh tim penyelidikan penyakit diare Dinas Kesehatan Kab. Purworejo serta
tim dari petugas UPT Puskesmas Winong dengan melakukan analisa terhadap berbagai
faktor yang berhubungan dengan terjadinya penyakit diare di wilayah tersebut.
a. Memastikan kebenaran kasus Kejadian Luar Biasa Diare yang dilaporkan dan luasnya
penyebaran.
c. Mengetahui faktor lingkungan baik fisik maupun sosial yang berhubungan dengan
diare.
Diare merupakan salah satu penyebab angka kematian dan kesakitan tertinggi
pada anak, terutama anak berumur kurang dari 5 tahun (balita). Di negara berkembang,
sebesar 2 juta anak meninggal tiap tahun karena diare, dimana sebagian kematian tersebut
terjadi di begara berkembang. Berdasarkan laporan WHO, kematian karena diare di negara
berkembang diperkirakan sudah menurun 4,6 juta kematian pada tahun 1982 menjadi 2 juta
kematian pada tahun 2003 (WHO,2003).
Diare merupakan penyebab kematian no. 4 (13,2%) pada semua umur dalam
kelompok masyarakat dalam kelompok menular. Proporsi diare sebagai penyebab kematian
no. 1 pada bayi post natal (31,4%) dan anak balita (25,2%) (Hasil Riskesdas,2007).
Salah satu langkah dalam pencapaian target MDGs adalah menurunkan kematian
anak menjadi 2/3 bagian dari tahun 1990 sampai tahun 2015. Berdasarkan survey kesehatan
rumah tangga (SKRT), studi mortalitas dan riset kesehatan dasar dari tahun ke tahun
diketahui bahwa diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia.
Penyebab utama kematian akibat diare adalah tata laksana yang tidak tepat baik di rumah
maupun di sarana kesehatan. Untuk menurunkan kematian karena diare perlu tata laksana
yang cepat dan tepat.
Komunitas
a. Pengumpulan data (identifikasi kasus dan masalah kesehatan serta informasi terkait
lainnya).
Data yang dikumpulkan adalah data epidemiologi yang jelas, tepat, dan ada
hubungannya dengan penyakit yang bersangkutan.
g. Umpan Balik
Surveilans merupakan kegiatan yang berjalan terus menerus, maka umpan balik
kepada sumber-sumber (pelapor) mengenai arti data dan kegunaannya setelah diolah
merupakan tindakan yang penting.
Pada penyusunan studi kasus ini penulis menggunakan sumber data yang berupa :
1. Data Primer
Data primer diperoleh dari subjek pengambilan kasus yaitu dari hasil wawancara
langsung dengan subjek pengambilan kasus dan observasi langsung yang dilakukan pada
subjek pengambilan kasus.
2. Data Sekunder
Data sekunder digunakan untuk mendukung data primer dan diperoleh dari dokumen
Puskesmas Kedungmundu. Selain itu data juga didapat dari buku teks yang dipakai sebagai
sumber referensi.
1. Letak Geografis
UPT Puskesmas Winong merupakan salah satu Puskesmas dari 27 Puskesmas
yang ada di Kabupaten Purworejo yang terletak di Kecamatan Kemiri dengan luas
wilayah 29,8 km2. Secara administrasi wilayah kerja UPT puskesmas Winong terdiri dari
13 desa binaan dan 5.753 Rumah Tangga. Wilayah kerja UPT Puskesmas Winong dengan
batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Bruno
Sebelah Timur : Kecamatan Gebang
Sebelah Selatan : Kecamatan Bayan
Sebelah Barat : Kecamatan Pituruh
2. Keadaan Demografi
a. Distribusi penduduk
Jumlah penduduk sebanyak 20.774 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki
sebanyak 10.675 jiwa (51%) dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 10.099 jiwa
(49%). Jumlah rumah tangga 5.753 KK dengan rata-rata jiwa per rumah tangga 3,61.
Sedangkan kepadatan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Winong adalah 697 jiwa
per kilometer persegi.
3. Kepadatan Penduduk
Rata-rata kepadatan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Winong mencapai
2
697,1 jiwa/km dengan rata-rata jumlah anggota per keluarga 3,6 jiwa.
LUAS KEPADATAN
JUMLAH
NO DESA WILAYAH PENDUDUK
PENDUDUK
(km2) per km2
Dari table 3.1 di atas diketahui bahwa desa dengan penduduk terpadat adalah
Desa Loning (1522,64 jiwa /km2) dan terendah adalah Desa Girimulyo (164,85
jiwa/km2). Sedangkan desa dengan wilayah terluas adalah adalah desa rebug (2,4 km2)
dan desa dengan wilayah tersempit adalah Wonosuko (1 km2).
F. Analisis data
Kasus
Diare 0 0 23 11 36 52 51 69
Kasus Diare
80
70
60
Axis Title
50
40
30
20
10
0
Mar Apri Agu Sep
Jan Feb Mei Juni Juli Okt Nov Des
et l st t
Kasus Diare 0 0 23 11 36 52 51 69 0 0 0 0
Berdasarkan hasil investigasi, tidak ditemukan kasus pada bulan Januari-
Februari. Namun,pada bulan Maret terdapat 23 kasus diare dan jumlah kasus diare
semakin meningkat hingga bulan Agustus yaitu sebanyak 69 kasus. Sehingga jumlah
kasus secara keseluruhan adalah 242 kasus.
G. Penyelidikan penyebab
Infeksi oleh agen penyebab terjadi bila makan makanan / air minum yang
terkontaminasi tinja / muntahan penderita penyakit diare. Penularan langsung juga dapat
terjadi bila tangan tercemar dipergunakan untuk menyuap makanan.
H. Mengambil tindakan