Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH SEMINAR

PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA


LEACHING
(D-3)

Disusun oleh:

Rianne Nabilah (D1121151023)


Archie Pradipta (D1121151024)
Penny Aulia (D1121151025)

LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018
LEMBAR PENGESAHAN MAKALAH SEMINAR
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
LEACHING
(D-5)

Disusun oleh:

Rianne Nabilah (D1121151023)


Archie Pradipta (D1121151024)
Penny Aulia (D1121151025)

Yogyakarta, 7 Agustus 2018

Disahkan Oleh,
Assisten Pembimbing

(Edwin Riwu Gah)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya,sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan praktikum
“Leaching” ini tepat pada waktunya.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Danang Jaya, M.T. selaku Kalabid Praktikum Pemisahan Difusional
2. Edwin Riwu Gah selaku asisten pembimbing Praktikum Pemisahan
Difusional
3. Rekan-rekan sesame praktikan atas kerjasama yang baik
4. Segenap pihak dan staff Laboratorium Dasar Teknik Kimia UPN “
Veteran”
Penyusun menyadari adanya kekurang pada laporan ini oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi
kesempurnaan laporan selanjutnya.
Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi para
pembaca, khususnya mahasiswa jurusan Teknik Kimia.

Yogyakarta, Agustus 2018

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... v
DAFTAR ARTI LAMBANG .....................................................................vi
INTISARI ................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
I.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
I.2 Tujuan Percobaan ..................................................................................... 1
I.3 Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 2
BAB II PELAKSANAAN PERCOBAAN ................................................. 7
II.1 Alat dan Bahan ....................................................................................... 7
II.2 Cara Kerja ............................................................................................... 8
II.3 Bagan Alir ............................................................................................... 8
II.4 Analisa Perhitungan ................................................................................ 10
BAB III Hasil Percobaan dan Pembahasan ............................................11
III.1 Hasil Percobaan ....................................................................................11
III.2 Pembahasan ..........................................................................................12
BAB IV Kesimpulan ..................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................16
LAMPIRAN ..................................................................................................17

iv
v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Pengamatan................................................................................13


Tabel 2. Densitas Larutan NaCl dengan Berat Larutan NaCl dalam Larutan...14
Tabel 3. Tabel Waktu Leaching dengan Kadar NaCl dalam Larutan...............14
Tabel 4. Waktu Leaching dengan Efisiensi.......................................................15
C −C
Tabel 5. Hubungan Waktu Leaching dengan 𝑌 = −𝑙𝑛 [𝐶 AS−𝐶 A ].....................17
𝐴𝑆 𝐴0

Tabel 6. Hubungan antara berat larutan garam dengan densitas larutan


garam.................................................................................................................22
Tabel 7. Hubungan antara kadar garam dengan densitas larutan garam...........23
Tabel 8. Hubungan antara densitas larutan garam dengan kadar garam...........24
Tabel 9. Hubungan antara waktu leaching dengan kadar garam......................25
Tabel 10. Hubungan antara waktu leaching dengan kadar garam....................26
Tabel 11. Hubungan antara y data dan y hitung dengan persen kesalahan.......27
Tabel 12. Hubungan antara waktu leaching dengan efisiensi leaching............28
Tabel 13. Hubungan antara waktu leaching dengan kadar garam....................29
Tabel 14. Hubungan antara y data dan y hitung dengan persen kesalahan......30

vi
DAFTAR ARTI LAMBANG

A : Luas permukaan partikel dalam, (cm2 )

CA : Konsentrasi padatan dalam waktu t (gmol/menit)

CAS : Kelarutan kejenuhan zat padat terlarut A dalam larutan (gmol/ml)

D : Diameter bungkusan padatan


KL : Koefisien transfer massa volumetris (ml/cm2menit)

NA : Kecepatan transfer massa (gmol/menit)

t : Waktu (menit)

V : Volume aquadest (ml)

Wt : Berat larutan total (gram)

η : Effisiensi Leaching (%)

ρ : Densitas garam NaCl (gram/ml)

vii
INTISARI

Leaching dalam industri kimia memegang peranan penting terutama


dalam satu unit pemisah, misalnya untuk memisahkan gula dari bit dengan
memakai air panas, pengambilan minyak sayur dari biji-bijian seperti kedelai
dengan memakai pelarut organik dan juga banyak lagi pada produk farmasi yang
didapatkan dari akar-akaran dan daun-daunan.

Operasi Leaching adalah mengalirkan solvent cair dalam umpan. Umpan


14 gram garam dapur dan 10 gram pasir ditempatkan dalam tabung sample,
dimana umpan tersebut dalam keadaan diam. Sedangkan pelarutnya adalah
aquadest yang diuapkan terlebih dahulu dala labu leher tiga, kemudian uap ini
diembunkan dalam kondensor. Hasil ekstraksi berupa larutan garam dapur yang
ditampung dalam labu leher tiga kemudian selang waktu 8 menit dari labu leher
tiga diambil larutan garam dengan menggunakan pipet kemudian dimasukan
piknometer sehingga berat NaCl dan densitasnya dapat dicari. Percobaaan ini
diulangi sampai berat NaCL konstan.

Hasil percobaan, selama 8 menit waktu leaching kadar garam yang


terekstrak adalah sebesar % dengan effisiensi %. Dengan bertambahnya waktu
leaching, maka kadar NaCl yang terekstrak dan effisiensi leaching bertambah
besar. Hal ini dikarenakan oleh semakin banyak mol garam yang terekstrak
kedalam larutan.

Kata Kunci: Leaching, Ekstraksi, Solvent

viii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Leaching merupakan salah satu unit operasi yang sudah lama dipakai
dalam industri kimia. Leaching dalam industri kimia memegang peranan
penting terutama dalam satu unit pemisah.
Dalam industri mineral atau tambang di alam biasanya ditemukan
dalam keadaan yang tidak murni atau tercampur dengan senyawa lain untuk
dapat digunakan pada proses selanjutnya, senyawa tersebut biasanya
diperlukan dalam keadaan murni sehingga perlu adanya pemisahan
senyawa-senyawa tersbut. Salah satu metode yang digunakan adalah
ekstraksi.
Ekstraksi bertujuan untuk mengualarkan suatu komponen campuran
dan zat padat atau zat cair dengan bantuan suatu pelarut ekstraksi padat cair
(leaching) biasanya banyak digunakan dalam industri metologi alumunium,
cobalt, mangan, nikel, dan timah. Digunakan pulan dalam industri kopi,
minyak kedelai, teh dan juga pembuatan gula. Ekstraksi bertujuan untuk
mengeluarkan suatu komponen campuran dan zat padat atau zat cair dengan
bantuan suatu pelarut.

I.2 Tujuan Percobaan


1. Mempelajari hubungan antara kadar garam (NaCl) dalam larutan dengan
waktu leaching
2. Mempelajari hubungan antara persentase garam (%NaCl) yang
terekstraksi terhadap garam mula-mula (effisiensi leaching) dengan
waktu leaching
3. Menentukan koefisien transfer massa pada proses leaching

1
I.3 Tinjauan Pustaka
Ekstraksi zat padat (leaching) merupakan suatu proses pemisahan zat
padat yang solute dari suatu campuran dengan padatan lain yang tidak
terlarut (inert) dengan menggunakan pelarut (solvent). Dalam penggunaan
campuran mineral dalam jumlah besar dan tidak terhingga, leaching dipakai
sebagai pemisah.
Dalam proses pemisahan yang digunakan untuk mengeluarkan suatu
komponen campuran dari zat atau cairan dengan bantuan pelarut cair
dimana teknik pemisahan ini digolongkan menjadi 2 kategori, yaitu:
1. Leaching atau ekstraksi zat padat (solid extraction), yaitu digunakan
untuk melarutkan zat yang dapat larut dari campurannya dengan zat
padat yang tidak dapat larut.
2. Ekstraksi zat cair (liquid extraction), yaitu digunakan untuk
memisahkan dua zat cair yang saling bercampur dengan
menggunakan suatu pelarut yang melarutkan salah satu dalam
campuran tersebut. Leaching tidak banyak berbeda dari pencucian zat
dari hasil filtrasi.
Dalam leaching, kuantitas zat mampu larut (soluble) yang dikeluarkan
biasanya lebih banyak bila dibandingkan dengan pencucian filtrasi biasa,
dan sifat-sifat zat padat mungkin mengalami perubahan dalam operasi
leaching. Umpan yang berbentuk kasar, keras dan butiran-butiran besar
mungkin akan terdisintegrasi menjadi bubur atau lumpur, bila bahan
mampu larut yang terkandung didalamnya dikeluarkan.
(Mc. Cabe, 1990)
Dalam proses leaching dapat dijumpai dua tahap yaitu :
1. Terjadinya kontak antara zat padat dengan zat padat yang akan di
pisahkan, sehingga akan terjadi perpindahan massa dari butiran zat padat
ke zat pelarut.
2. Pemisahan yang akan menghasilkan suatu larutan yang merupakan residu
campuran padatan. (Brown G.G ,1978)

2
Pada proses leaching biasanya memungkinkan berlangsung pada
temperatur tinggi dihasilkan daya larut tertinggi suatu padatan didalam
pelarut . Viskositas dari suatu cairan sangat rendah dan difusivitasnya sangat
besar pada temperatur tinggi,sehingga meningkatkan proses leaching.
(Treybal,1981)
Makin luas permukaan bidang kontak antara solid dengan solvent
maka solid yang terekstraksi akan lebih banyak atau proses leaching akan
berjalan baik. Leaching dapat dilakukan secara batch dan kontinyu. Pada
umumnya leaching mempunyai tiga langkah yang harus dilakukan yaitu :
1. Pencampuran zat padat dengan campuran yang akan di pisahkan dari
zat penyusun.
2. Penambahan zat terlarut pada langkah pertama yang menyebabkan
fase campuran yang sempurna sehingga perpindahan massa dan panas
berlangsung baik.
3. Pemisahan kedua fase yang telah membentuk kesetimbangan
Agar proses leaching dapat berjalan dengan baik,maka perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Campuran padatan harus mempunyai densitas yang lebih besar dari
pada solvent.
2. Campuran padatan bersifat selektif permiabel aktif sehingga terjadi
kontak antara solvent yang membawa partikel-partikel.
3. Campuran padatan mempunyai permukaan aktif sehingga terjadi
kontak antara solvent dan padatannya.
4. Partikel yang akan dipisahkan harus bisa keluar dari pori-pori dan
dapat larut dalam solvent.
5. Solvent harus merupakan cairan yang hanya dapat melarutkan
konstituen yang dikehendaki saja.
Sebelum proses leaching dilakukan, terlebih dahulu harus
diperhatikan sifat-sifat fisika dan kimia dari bahan yang digunakan sebagai
umpan. Hal ini diperlukan untuk keperluan dalam menentukan jenis solvent
dan macam peralatan yang digunakan. Maksudnya adalah untuk

3
menghindari kerusakan alat dan demi kelancaran proses. Disamping itu,
faktor lain yang mempengaruhi jalannya proses adalah faktor tekanan dan
suhu. terutama pada proses kelarutan solute. Sebenarnya pengaruh tekanan
pada proses kelarutan solute adalah kecil dan dapat diabaikan, kecuali pada
tekanan tinggi.
Dalam proses leaching ini, metode operasinya sangat sederhana
karena dilakukan single stage operation dengan anggapan proses berjalan
steady state. Keadaan ini dapat digunakan dengan mengadakan kontak fase
antara campuran zat dan solvent nya sehingga memperoleh kesetimbangan
fase. Selain membutuhkan waktu yang lama, cara ini juga memberikan
produk yang terlalau sedikit, sehingga tidak banyak digunakan. Yang
banyak digunakan adalah cara multi stage operation karena operasinya lebih
sempurna dan produk yang dihasilkan lebih banyak.
(Brown,G.G.,1978)
Apabila suatu bahan akan dipisahkan dari padatan menuju pelarut,
maka kecepatan transfer massa dari permukaan zat padat menuju cairan
adalah faktor kontrol. Hal ini sesungguhnya tidak berlawanan atau berbeda
dalam fase padat, jika bahan tersebut adalah suatu bahan murni. Persamaan
ini akan diperoleh jika terjadi sistem batch.
Kecepatan transfer massa zat terlarut A yang akan dipisahkan
terhadap larutan dengan volume (m3) adalah

NA
= K L (CAS − CA
A
(Treybal,1985)
Dimana :
NA : Kecepatan transfer massa, gmol/menit
A : Luas permukaan partikel dalam, cm2
KL : Koefisien transfer massa volumetris, cm3/menit
CA : Konsentrasi padatan dalam waktu t, gmol/menit
CAS : Kelarutan kejenuhan zat padat terlarut A dalam larutan, gmol/ml

4
Neraca massa zat x pada cairan disekitar alat ektraktor proses dapat
dinyatakan dengan :
𝑀𝑖𝑛 − 𝑀𝑜𝑢𝑡 − 𝑀𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 = 𝑀𝑎𝑐𝑐

𝑑𝐶𝐴
0 − 0 + 𝐾𝐿 𝐴(𝐶𝐴𝑆 − 𝐶𝐴 ) − 0 = 𝑉
𝑑𝑡

𝑑𝐶𝐴
𝑉 = 𝐾𝐿 𝐴(𝐶𝐴𝑆 − 𝐶𝐴 )
𝑑𝑡

𝑑𝐶𝐴
𝑉 = 𝑁𝐴 = 𝐾𝐿 𝐴(𝐶𝐴𝑆 − 𝐶𝐴 )
𝑑𝑡

𝑑𝐶𝐴 𝐾𝐿 𝐴
− = 𝑑𝑡
(𝐶𝐴𝑆 − 𝐶𝐴 ) 𝑉
dengan mengintegralkan dari t = 0 → t = t dan CA = CA0 → CA = CA ,
diperoleh
𝐶𝐴
𝑑𝐶𝐴 𝐾𝐿 𝐴 𝑡
−∫ = ∫ 𝑑𝑡
𝐶𝐴0 (𝐶𝐴𝑆 − 𝐶𝐴 ) 𝑉 0

C −C 𝐾𝐿 𝐴
Jadi intergralnya 𝑙𝑛 [𝐶 AS−𝐶 A ] = vs t
𝐴𝑆 𝐴0 𝑉

Ada empat faktor penting yang harus diperhatikan dalam operasi ekstraksi :
1. Partikel
Ukuran partikel mempengaruhi kecepatan ekstraksi. Semakin kecil ukuran
partikel maka areal terbesar antara padatan terhadap cairan
memungkinkan terjadi kontak secara tepat. Semakin besar pertikel, maka
cairan yang akan mendifusi akan memerlukan waktu yang relatif lama.
2. Faktor pengaduk
Semakin cepat laju putaran pengaduk partikel akan semakin terdistribusi
dalam permukaan kontak akan semakin lebih luas terhadap pelarut .
Semakin lama waktu pengadukan berarti difusi dapat berlangsung terus
dan lama pengadukan harus dibatasi pada harga optimum agar dapat

5
optimum agar konsumsi energi tidak terlalu besar . Pengaruh faktor
pendasukan ini hanya ada bila laju pelarutan pelarutan memungkinkan.
3. Temperature
Pada banyak kasus , kelarutan material akan diekstraksikan , akan
meningkat dengan temperature dan akan menambah kecepatan ekstraksi

6
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN

II.1 Alat dan Bahan


1. Alat-alat yang digunakan : 2. Bahan yang digunakan :
a. Timbangan a. NaCl (garam dapur )
b.Gelas arloji b. Pasir
c. Piknometer c. Aquades
d. Kertas saring

Gambar Rangkaian Alat

Gambar 1. Rangkaian alat ekstraksi leaching


Keterangan alat :
1. Pemanas 9. Pompa vakum
2. Termometer 10. Statif
a. titik didih 11. Labu penampung
b. titik embun
3. Labu leher tiga
4. Isolasi
5. Pendingin
6. Tabung pengaman
7. Penjepit
8. Tabung pemanas

7
II.2 Cara Kerja
Pertama timbang piknometer kosong dan lakukan teraan suhu
piknometer pada saat ditimbang, kemudian timbang pasir dan garam dapur
dengan berat masing-masing 15grm dan 10 gram lalu campur pasir dan garam
dapur serta bungkus dengan kertas saring dan ukur diameternya dan masukan
kedalam tabung sampel. Setelah itu isi labu leher 3 dengan aquadest sampai
volume 350ml, lalu hidupkan pemanas dan pendingin balik sampai aquades
sampai mendidih dan menguap hingga uap melewati pendingin balik dan
berembun. Kemudian catat titik embun, titik didih, dan waktu mula-mula
leaching (t=0) pada saat embun atau tetesan pertama menetes kedalam tabung
sampel, lalu setelah selesai matikan pemanas pada selang waktu menit,
kemudian alirkan larutan garam yang telah tereaksi kedalam labu leher tiga
dengan cara buka kran penjepit lalu tutup kran kembali dan hidupkan pompa
vakum, lakukan sampai tidak ada lagi ekstrak yang keluar dari tabung sampel.
Setelah itu ambil larutan garam dari labu leher tiga secukupnya. Dinginkan
lalu masukan ke dalam piknometer pada suhu sesuai dengan suhu peneraan
piknometer, timbang piknometer dan isi untuk mengetahui berat larutan . hasil
dari pengukuran, hitung rapat massa atau densitas larutan garam. Kembalikan
larutan yang dimasukkan dalam piknometer ke dalam labu leher tiga. Lakukan
langkah di atas hingga diperoleh densitas yang konstan. Ulangi setiap selang
waktu menit.
II.3 Bagan Alir

Menimbang pasir dan garam dapur dengan berat masing-masing dengan berat 14
gram dan 10 gram

Mencampur pasir dan garam dapur dan membungkusnya dengan kertas saring
dan mengukur diameternya,kemudian masukan kedalam tabung sample

2
Mengisi labu leher tigaa dengan aquadest pada volume 350 ml

Menghidupakan pemanas dan pendingin sampai aquadest mendidih dan


menguap hingga uap melewati pendingin dan mengembun

Mencatat titik embun dan titik didih dan mencatat waktu mula-mula leaching
(t=0) saat embun atau tetesan pertama menetes ke tabung sampel

Matikan pemanas pada selang waktu menit

Mengalirkan larutan garam yang terekstraksi kedalam labu leher tiga dengan
membuka kran penjepit lalu menutupnya kembali

Menghidupkan pompa vacum untuk menghisap ekstrak yang masih tertinggal sampai
tidak ada lagi ekstrak yang keluar dari tabung sampel

Mengambil larutan garam dari labu leher tiga secukupnya lalu didinginkan,
kemudian masukan kedalam piknometer pada suhu yg sesuai dengan peneraan
piknometer

Mengukur rapat massa atau densitasnya

Mengulangi langkah-langkah diatas sampai didapatkan berat yang konstan

3
II.4 Analisa Perhitungan
a. Perhitungan untuk peneraan piknometer
Suhu aquadest : t °C
Berat piknometer kosong : a gr
Berat piknometer + aquadest : b gr
Berat aquades : (b-a) gr
Densitas aquadest pada suhu t oC : c 𝑔𝑟⁄𝑚𝑙
(𝑏−𝑎)
Volume aquadest = volume piknometer : 𝑐
ml

b. Perhitungan untuk mencari densitas larutan garam


Berat piknometer kosong : a gr
Berat larutan garam + piknometer : d gr
Berat larutan garam : (d-a) gr
(𝑑−𝑎)
Densitas larutan garam : 𝑔𝑟⁄𝑚𝑙
(𝑏−𝑎)

c. Perhitungan mencari berat larutan garam


volume larutan garam – volume aquades : z ml
berat larutan garam : 𝑧 × 𝜌 gr

d. Perhitungan mencari kadar NaCl


Dihitung dengan korelasi antara densitas, suhu dan kadar NaCl (data tabel
korelasi 3-121, hal 3-94, perry).

e. Perhitungan mencari effisiensi leaching


Garam terekstraksi : (𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛)(𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑁𝑎𝐶𝑙)
𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖
Effisiensi leaching : × 100%
𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎

4
BAB III
PEMBAHASAN

III.1 Hasil Percobaan

Berat garam (NaCl) : 14 gram


Berat pasir : 10 gram
Volume aquadest dalam labu : 250 ml
Berat piknometer kosong : 15,57 gram
Berat piknometer + aquadest : 40,65 gram
Berat aquadest dalam piknometer : 25,08 gram
Densitas aquadest : 0,9962 gr/ml
Volume piknometer : 25,1757 ml
Diameter padatan : 4 cm
Suhu aquadest : 28 °C
Tabel III.1. Hasil Pengamatan

Waktu Suhu (°C) Berat Piknometer


Berat Larutan
No leaching +Larutan Garam
T didih T embun Garam (gr)
(menit) (gr)
1 8 96 30 40,72 25,15
2 16 98 30 40,99 25,42
3 24 99 30 41,2 25,63
4 32 99 30 41,34 25,77

5
III.2 Pembahasan
Dari data-data yang diperoleh dari hasil percobaan, maka didapatkan densitas
NaCl tiap 5 menit.

Tabel III.2. Hubungan antara berat larutan garam dengan densitas larutan garam

Waktu leaching Berat Larutan Densitas Larutan


No
(menit) Garam NaCl (gr/ml)
1 8 25,15 0,999
2 16 25,42 1,0097
3 24 25,63 1,018
4 32 25,77 1,0236

III.2.a Hubungan waktu leaching dan kadar NaCl dalam larutan


Dari data percobaan yang diperoleh, bila dibuat perhitungan untuk
memperoleh kadar NaCl seperti pada lampiran, akan diperoleh hubungan sebagai
berikut:
Tabel III.3. Hubungan antara waktu leaching dengan kadar garam
Waktu leaching Densitas larutan Kadar NaCl dalam
No
(menit) NaCl larutan (%)

1 8 0,999 0,4164
2 16 1,0097 1,9429
3 24 1,018 3,1286
4 32 1,0236 3,9286

Dari tabel diatas dengan menggunakan persamaan fungsi kuadrat, diperoleh


𝑦 = (−0,0028)𝑥 2 + 0,26𝑥 − 1,5 dan didapat persen kesalahan rata-rata sebesar
1,1056 %.

6
5
kadar NaCl 4
y = -0.0028x2 + 0.26x - 1.4846
(%) 3 R² = 1
2 y data
1
y hitung
0
0 5 10 15 20 25 30 35
waktu (menit)

Gambar 3.1 Hubungan antara waktu leaching dengan kadar garam

Dari grafik 3.1 diketahui bahwa semakin lama waktu leaching maka akan
semakin tinggi pula kadar NaCl dalam larutan yang diperoleh, karena waktu kontak
semakin lama sehingga jumlah garam yang terekstraksi atau terlarut semakin besar.

III.2.b Hubungan waktu leaching dengan efisiensi leaching


Tabel III.4.waktu leaching dan efisiensi leaching
Waktu leaching Berat Larutan NaCl
No Efisiensi (%)
(menit) terekstraksi (gram)

1 8 1,04 7,4286
2 16 4,9044 35,0314
3 24 7,9623 56,8736
4 32 10,0533 71,8093

Dari data percobaan diatas, bila dibuat perhitungan untuk memperoleh


effisiensi akan diperoleh hubungan sebagai berikut dengan persamaan :
𝑦 = (−0,05)𝑥 2 + 4,7𝑥 − 27 dan didapat persen kesalahan rata-rata, sebesar
0,385 %.

7
80
effisiensi leaching (%) y = -0.0495x2 + 4.6665x - 26.794
60
R² = 1
40
y data
20
y hitung
0
0 5 10 15 20 25 30 35
waktu (menit)

Gambar III.2. Grafik hubungan antara waktu dengan efisiensi leaching

Dengan melihat grafik 3.2 dapat diketahui bahwa semakin lama waktu
leaching maka akan semakin besar effisiensi yang diperoleh, hal ini juga disebabkan
oleh garam yang terekstraksi atau terlarut semakin besar.

III.2.c Penentuan besarnya koefisien transfer massa


Dari data percobaan diatas, bila dibuat perhitungan untuk memperoleh
besarnya koefisien transfer massa akan diperoleh hubungan sebagai berikut:

Tabel III.5. waktu leaching dengan 𝑦


waktu 𝐶𝑎𝑠 − 𝐶𝑎
𝑚𝑜𝑙 𝑦 = −ln ( )
No. leaching Ca( ) 𝐶𝑎𝑠 − 𝐶𝑎0
𝑚𝐿
(menit)
1 8 0,0171 0,028
2 16 0,0173 0,0283
3 24 0,0174 0,0284
4 32 0,0175 0,0286

Dari hasil perhitungan diperoleh besarnya koefisien transfer massa


𝑐𝑚
(KC),yaitu: 0,0234 .
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

8
BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Dengan mengambil data hasil pengamatan dan hasil perhitungan maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hubungan antara waktu leaching dengan kadar garam yaitu berbanding lurus.
Semakin lama waktu leaching maka semakin besar pula kadar garam, begitu
pun sebaliknya. Diperoleh persamaan
2. Hubungan antara waktu leaching dengan efisiensi leaching yaitu berbanding
lurus. Semakin lama waktu leaching maka semakin besar pula efisiensinya,
begitu pun sebaliknya.
Diperoleh persamaan
3. Besarnya koefisien transfer massa (KL), yaitu

IV.2 Kritik dan Saran


Ada beberapa saran untuk proses leaching yaitu pada colokan listrik yang
digunakan untuk menghidupkan pompa vakum sebaiknya diperbaiki agar
keselamatan praktikan terlindungi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Brown, G.G., 1973,”Unit Operation”, 3rd edition, Jhon Willey and sons, Inc.,
New York.

Hardjono,1980,”Diktat Operasi Teknik Kimia”, Fakultas Teknik UGM,


Yogyakarta.

Perry, J.H., 1984,”Cheemical Engineering Hand Book”, 6th edition, Mc Graw


Hill Book Company, New York.

Treyball, 1981,”Mass Transfer Operation”, 3rd edition, Mc Graw Hill Book


Company, New York.

10
LAMPIRAN
DATA PERCOBAAN

Berat garam (NaCl) : 14 gr


Berat pasir : 10 gr
Volume aquades dalam labu leher tiga : 250 ml
Berat piknometer kosong : 15,57 gr
Berat piknometer kosong + aquades : 40,65 gr
Berat aquades : 25,08 gr
Densitas aquades : 0,9962 gr/ml
Volume piknometer : 25,1757 ml
Diameter padatan : 4 cm
Suhu aquades : 28˚C

Tabel 1. Hasil Pengamatan

densitas
waktu berat pikno + berat larutan
No Tdidih Tembun larutan
(menit) larutan garam (gr)
garam

1 8 96 30 40,72 25,15 0,9990


2 16 98 30 40,99 25,42 1,0097
3 24 99 30 41,2 25,63 1,0180
4 32 99 30 41,34 25,77 1,0236

A. PERHITUNGAN
1. Menera Piknometer
Berat Aquadest dalam piknometer = (Berat pikno + aquadest) – (Berat
kosong pikno)
= 40,65 gr – 15,57 gr
= 25,08 gr
Densitas pada suhu 28˚C = 0,9962 gr/ml

11
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡
Volume Aquadest = 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡
25,08
= 0,9962 = 25,1757 ml

2. Densitas Larutan
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
ρ larutan NaCl = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

Pada percobaan 1, tabel 1 :


25,15
ρ larutan NaCl = 25,1757

= 0,999 gr/ml
Dengan cara yang sama, diperoleh data untuk percobaan lain :
Tabel 2. Hubungan Waktu dengan densitas NaCl
No waktu (menit) ρ larutan NaCl
1 8 0,999
2 16 1,0097
3 24 0,018
4 32 1,0236

3. Kadar NaCl dalam larutan


Percobaan yang dilakukan pada suhu 28˚C
Dari perry’s chemical engineering handbook tabel 2-88 didapat data :
Pada T 25˚C, didapat densitas NaCl 1,00409 gr/ml
Pada T 40˚C, didapat densitas NaCl 0,99908 gr/ml
Untuk 1% kadar NaCl dalam larutan akan didapat densitas :
40 − 28 0,99908 − 𝑥
=
40 − 25 0,99908 − 1,00409
12 0,99908 − 𝑥
=
15 −0,00501
−0,06012 = 14,9862 − 15𝑥
−15,0463 = −15 𝑥
𝑥 = 1,0031 gr/ml

12
Maka ρ larutan NaCl pada suhu 28˚C dengan kadar 1% adalah 1,00391
gr/ml. Dengan cara yang sama akan diperoleh densitas larutan NaCl pada
kadar 2%,4%,8%,12%.
Tabel 2. Hubungan kadar NaCl dengan densitas NaCl pada masing
masing suhu.
densitas larutan NaCl
No kadar (%)
25 28 40
1 1 1,00409 1,0031 0,99908
2 2 1,01112 1,0101 1,00593
3 4 1,0253 1,0242 1,01977
4 8 1,05412 1,0529 1,04798
5 12 1,08365 1,0823 1,07699

Menghitung kadar NaCl dalam larutan pada densitas tertentu pada 28˚C
Untuk percobaan 1 :
Pada densitas 1,0031 gr/ml dengan cara interpolasi, maka akan didapatkan
kadar NaCl dalam larutan.
2−1 1,0101 − 1,0031
=
2−𝑥 1,0101 − 0,999
1 0,007
=
2−𝑥 0,0111
0,0111 = 0,014 − 0,007𝑥
−0,0029 = −0,007 𝑥
𝑥 = 0,4164%
Sehingga, kadar NaCl dalam larutan pada densitas 0,999 gr/ml sebesar
0,4164%.

13
Dengan cara yang sama akan diperoleh data untuk percobaan lain :
Tabel 3. Hubungan densitas NaCl dengan kadar NaCl
No. Densitas NaCl kadar NaCl
1 0,999 0,4164
2 1,0097 1,9429
3 1,018 3,1286
4 1,0236 3,9286

4. Berat larutan garam total


𝑤𝑡 = 𝜌𝑁𝑎𝐶𝑙 ∙ 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝑔𝑟
= 0,999 ∙ 250 ml = 249,75 gr
𝑚𝑙

Dengan cara yang sama, akan diperoleh data untuk percobaan lain :
Tabel 4. Hubungan densitas NaCl dengan berat larutan NaCl total

No. Densitas NaCl berat larutan NaCl total (gr)

1 0,999 249,75
2 1,0097 252,425
3 1,018 254,5
4 1,0236 255,9

5. Berat larutan NaCl yang terekstraksi


Berat terekstraksi = 𝑤𝑡 ∙ 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑁𝑎𝐶𝑙 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
= 249,75 ∙ 0,4164%
= 1,04 gr

14
Dengan cara yang sama, akan diperoleh data untuk percobaan lain :
Tabel 5. Hubungan kadar NaCl dalam larutan dengan berat NaCl total dan
berat NaCl terekstrak

kadar NaCl dalam berat NaCl terekstrak


No. wt (gr)
larutan % (gr)
1 0,4164 249,75 1,04
2 1,9429 252,425 4,9044
3 3,1286 254,5 7,9623
4 3,9286 255,9 10,0533

6. Effisiensi leaching
𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
η= × 100%
𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚 𝑚𝑢𝑙𝑎 − 𝑚𝑢𝑙𝑎
Pada percobaan 1 :
1,04
η= × 100%
14
= 7,4286%

Dengan cara yang sama, akan diperoleh data untuk percobaan lain:
Tabel 6. Hubungan waktu dengan berat larutan NaCl total,berat NaCl
terekstrak dan effisiensi

waktu berat larutan NaCl berat larutan NaCl effisiensi


No.
(menit) total (gr) terekstrak (gr) (%)
1 8 249,75 1,04 7,4286
2 16 252,425 4,9044 35,0314
3 24 254,5 7,9623 56,8736
3 32 255,9 10,0533 71,8093

15
7. Mencari % kesalahan
a. Hubungan kadar garam dalam larutan dengan waktu leaching
Tabel 7. Hubungan waktu dengan kadar NaCl dalam larutan

No. waktu (menit) kadar NaCl dalam larutan (%)

1 8 0,4164
2 16 1,9429
3 24 3,1286
4 32 3,9286

Dari data – data diatas dapat persamaan garis lurus yang merupakan
hubungan antara kadar garam dalam larutan dengan waktu leaching
dengan persamaan garis polynomial orde 2 :
𝑦 = 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐
Ket :
y= kadar garam
x = waktu
a,b,c = konstanta
dengan metode least square :
∑𝑦 = 𝑎∑𝑥 2 + 𝑏∑𝑥 + 𝑛𝑐
∑𝑥𝑦 = 𝑎∑𝑥 3 + 𝑏∑𝑥 2 + 𝑐∑𝑥
∑𝑥 2 𝑦 = 𝑎∑𝑥 4 + 𝑏∑𝑥 3 + 𝑐∑𝑥 2
Tabel 8. Menghitung menggunakan least square
No. x y x2 x3 x4 xy x2y
1 8 0,4164 64 512 4096 3,3312 26,6496
2 16 1,9429 256 4096 65536 31,0864 497,3824
3 24 3,1286 576 13824 331776 75,0864 1802,074
4 32 3,9286 1024 32768 1048576 125,7152 4022,886
∑ 80 9,4165 1920 51200 1449984 235,2192 6348,992

16
Sehingga persamaannya menjadi :
9,4165 = 1920𝑎 + 80𝑏 + 4𝑐............(1)
235,2192 = 51200𝑎 + 1920𝑏 + 80𝑐.........(2)
6348,992 = 1449984𝑎 + 51200𝑏 + 1920𝑐.........(3)
Eliminasi persamaan (1) & (2), didapatkan persamaan :
−187,5568 = −51200𝑎 + (−1280)𝑏..........(4)
Eliminasi persamaan (2) & (3), didapatkan persamaan :
−56298,496 = −17694720 − 409600𝑏........(5)
Eliminasi persamaan (4) & (5), didapatkan nilai a :
a = -0,0028
Eliminasi dan substitusi persamaan (1) & (2), didapatkan nilai :
b = 0,26
c = -1,5
jadi, didapatkan persamaan regresi liniernya, yaitu :
𝑦 = −0,0028𝑥 2 + 0,26𝑥 − 1,5

Dengan persamaan diatas, dapat dihitung % kesalahan :


𝑦ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 − 𝑦𝑑𝑎𝑡𝑎
%𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = × 100%
𝑦𝑑𝑎𝑡𝑎
Data percobaan 1 :
Y hitung = −0,0028(8)2 + 0,26(8) − 1,5
= −0,1792 + 2,08 − 1,5
= 0,4008
0,4008 − 0,4164
%𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = × 100%
0,4164
= 3,7464%

17
Dengan cara yang sama, akan diperoleh data untuk percobaan lain :
Tabel 9. Menghitung %kesalahan
No x y data y hitung % kesalahan
1 8 0,4164 0,4008 3,7464
2 16 1,9429 1,9432 0,0154
3 24 3,1286 3,1272 0,0447
4 32 3,9286 3,9528 0,6160

Persen kesalahan rata – rata = 1,1056%


5
4
kadar NaCl

y = -0.0028x2 + 0.26x - 1.4846


3 R² = 1
(%)

2 y data
1
y hitung
0
0
Gambar 5
grafik 1. 10 15 antara
Hubungan 20 waktu
25dengan
30kadar35
garam (NaCl)
waktu (menit)

b. Hubungan effisiensi leaching berdasarkan berat zat terlarut mula – mula


dengan waktu leaching
Tabel 10. Mencari effisiensi leaching

waktu (menit) effisiensi (%)

8 7,4286
16 35,0314
24 56,8736
32 71,8093

Dari data diatas dapat grafik hubungan antara effisiensi leaching dengan
waktu, pada persamaan :
𝑦 = 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐
Ket :
y= kadar garam
x = waktu

18
a,b,c = konstanta
Tabel 11. Menghitung menggunakan least square
No. X y x2 x3 x4 xy x2y
1 8 7,4286 64 512 4096 59,4288 475,4304
2 16 35,0314 256 4096 65536 560,5024 8968,038
3 24 56,8736 576 13824 331776 1364,966 32759,19
4 32 71,8093 1024 32768 1048576 2297,898 73532,72
∑ 80 171,1429 1920 51200 1449984 4282,795 115735,4

Sehingga persamaannya menjadi :


171,1429 = 1920𝑎 + 80𝑏 + 4𝑐 ...........(1)
4282,795 = 51200𝑎 + 1920𝑏 + 80 𝑐..........(2)
115735,4 = 1449984𝑎 + 51200𝑏 + 1920𝑐...........(3)
Eliminasi persamaan (1) & (2), didapatkan persamaan :
−3439,748 = −51200𝑎 − 1280𝑏..........(4)
Eliminasi persamaan (2) & (3), didapatkan persamaan :
−1035865,6 = −17694720𝑎 − 409600𝑏............(5)
Eliminasi persamaan (4) & (5), didapatkan nilai :
a = -0,05
substitusi & eliminasi persamaan (1) & (2), didapatkan nilai :
b = 4,7
c = -27
jadi, didapatkan persamaan regresi liniernya, yaitu :
𝑦 = −0,05𝑥 2 + 4,7𝑥 − 2,7
Dengan persamaan diatas, dapat dihitung % kesalahan :
𝑦ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 − 𝑦𝑑𝑎𝑡𝑎
%𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = × 100%
𝑦𝑑𝑎𝑡𝑎

19
Data percobaan 1 :
Y hitung = −0,05(8)2 + 4,7(8) − 2,7
= −3,2 + 37,6 − 2,7
= 7,4
7,4 − 7,4286
%𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = × 100%
7,4286
= 0,385%

Dengan cara yang sama, akan diperoleh data untuk percobaan lain :
Tabel 12. Menghitung %kesalahan
x y data y hitung % kesalahan
8 7,4286 7,40 0,3850
16 35,0314 35,40 1,0522
24 56,8736 57,00 0,2222
32 71,8093 72,20 0,5441

Persen kesalahan rata – rata = 0,5509%

80
effisiensi leaching (%)

y = -0.0495x2 + 4.6665x - 26.794


60
R² = 1
40
y data
20
y hitung
0
0 5 10 15 20 25 30 35
waktu (menit)

Gambar grafik 2. Hubungan antara waktu leaching dengan effisiensi leaching


8. Menentukan koefisien transfer massa
Menggunakan persamaan sebagai berikut :
𝐶𝑎𝑠−𝐶𝑎 𝐾𝑙𝑎∙𝐴
ln [ ]=[ ]
𝐶𝑎𝑠−𝐶𝑎0 𝑉
dengan persamaan pendekatan, yaitu : y = a + bx
misal :

20
𝐶𝑎𝑠 − 𝐶𝑎
𝑦 = −𝑙𝑛 [ ]
𝐶𝑎𝑠 − 𝐶𝑎0
𝐾𝑙𝑎 ∙ 𝐴
𝑏=[ ]
𝑉
Dari Perry’s Chemical Engineer’s Handbook (tabel 2-88) didapat kelarutan
NaCl dalam air pada suhu 30˚C = 36,3 gr NaCl/gr aquades
Tembun konstan, maka :
36,3
𝐶𝑎𝑠 = 58,5 = 0,6205gmol/ml

𝐶𝑎0 = 0
𝜌𝑁𝑎𝐶𝑙 0,999
𝐶𝑎 = = = 0,0171
𝐵𝑀 58,5

Dengan cara yang sama, diperoleh data untuk percobaan lain :


Tabel 13. Menghitung menggunakan metode least square

(Cas-Ca)-
No Ca y x xy x2
(Cas-Ca0)
1 0,0171 0,9724 0,028 8 0,224 64
2 0,0173 0,9721 0,0283 16 0,4528 256
3 0,0175 0,972 0,0284 24 0,6816 576
4 0,0177 0,9718 0,0286 32 0,9152 1024
∑ 0,1133 80 2,2736 1920

Dari data diatas, dapat dibuat regresi linier sebagai berikut :


∑𝑦 = 𝑏∑𝑥
∑𝑥𝑦 = 𝑏∑𝑥 2
sehingga didapatkan nilai :
b = 1,174 ∙ 10−3
maka nilai koefisien transfer massa (KL) dapat dicari, yaitu :
𝐾𝑙 ∙ 𝐴
𝑏=[ ]
𝑉
𝑏∙𝑉
𝐾𝑙 = [ ]
𝐴

21
𝐴 = 𝜋𝑟 2
𝐴 = 3,14 ∙ 22
𝐴 = 12,56 cm2
1,174∙10−3 ∙250
Kl = 12,56
𝑐𝑚
= 0,0254
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

22
RANGKAIAN ALAT

32

23

Anda mungkin juga menyukai