Disusun oleh:
Disusun oleh:
Disahkan Oleh,
Assisten Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya,sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan praktikum
“Leaching” ini tepat pada waktunya.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Danang Jaya, M.T. selaku Kalabid Praktikum Pemisahan Difusional
2. Edwin Riwu Gah selaku asisten pembimbing Praktikum Pemisahan
Difusional
3. Rekan-rekan sesame praktikan atas kerjasama yang baik
4. Segenap pihak dan staff Laboratorium Dasar Teknik Kimia UPN “
Veteran”
Penyusun menyadari adanya kekurang pada laporan ini oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi
kesempurnaan laporan selanjutnya.
Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi para
pembaca, khususnya mahasiswa jurusan Teknik Kimia.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... v
DAFTAR ARTI LAMBANG .....................................................................vi
INTISARI ................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
I.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
I.2 Tujuan Percobaan ..................................................................................... 1
I.3 Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 2
BAB II PELAKSANAAN PERCOBAAN ................................................. 7
II.1 Alat dan Bahan ....................................................................................... 7
II.2 Cara Kerja ............................................................................................... 8
II.3 Bagan Alir ............................................................................................... 8
II.4 Analisa Perhitungan ................................................................................ 10
BAB III Hasil Percobaan dan Pembahasan ............................................11
III.1 Hasil Percobaan ....................................................................................11
III.2 Pembahasan ..........................................................................................12
BAB IV Kesimpulan ..................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................16
LAMPIRAN ..................................................................................................17
iv
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR ARTI LAMBANG
t : Waktu (menit)
vii
INTISARI
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
I.3 Tinjauan Pustaka
Ekstraksi zat padat (leaching) merupakan suatu proses pemisahan zat
padat yang solute dari suatu campuran dengan padatan lain yang tidak
terlarut (inert) dengan menggunakan pelarut (solvent). Dalam penggunaan
campuran mineral dalam jumlah besar dan tidak terhingga, leaching dipakai
sebagai pemisah.
Dalam proses pemisahan yang digunakan untuk mengeluarkan suatu
komponen campuran dari zat atau cairan dengan bantuan pelarut cair
dimana teknik pemisahan ini digolongkan menjadi 2 kategori, yaitu:
1. Leaching atau ekstraksi zat padat (solid extraction), yaitu digunakan
untuk melarutkan zat yang dapat larut dari campurannya dengan zat
padat yang tidak dapat larut.
2. Ekstraksi zat cair (liquid extraction), yaitu digunakan untuk
memisahkan dua zat cair yang saling bercampur dengan
menggunakan suatu pelarut yang melarutkan salah satu dalam
campuran tersebut. Leaching tidak banyak berbeda dari pencucian zat
dari hasil filtrasi.
Dalam leaching, kuantitas zat mampu larut (soluble) yang dikeluarkan
biasanya lebih banyak bila dibandingkan dengan pencucian filtrasi biasa,
dan sifat-sifat zat padat mungkin mengalami perubahan dalam operasi
leaching. Umpan yang berbentuk kasar, keras dan butiran-butiran besar
mungkin akan terdisintegrasi menjadi bubur atau lumpur, bila bahan
mampu larut yang terkandung didalamnya dikeluarkan.
(Mc. Cabe, 1990)
Dalam proses leaching dapat dijumpai dua tahap yaitu :
1. Terjadinya kontak antara zat padat dengan zat padat yang akan di
pisahkan, sehingga akan terjadi perpindahan massa dari butiran zat padat
ke zat pelarut.
2. Pemisahan yang akan menghasilkan suatu larutan yang merupakan residu
campuran padatan. (Brown G.G ,1978)
2
Pada proses leaching biasanya memungkinkan berlangsung pada
temperatur tinggi dihasilkan daya larut tertinggi suatu padatan didalam
pelarut . Viskositas dari suatu cairan sangat rendah dan difusivitasnya sangat
besar pada temperatur tinggi,sehingga meningkatkan proses leaching.
(Treybal,1981)
Makin luas permukaan bidang kontak antara solid dengan solvent
maka solid yang terekstraksi akan lebih banyak atau proses leaching akan
berjalan baik. Leaching dapat dilakukan secara batch dan kontinyu. Pada
umumnya leaching mempunyai tiga langkah yang harus dilakukan yaitu :
1. Pencampuran zat padat dengan campuran yang akan di pisahkan dari
zat penyusun.
2. Penambahan zat terlarut pada langkah pertama yang menyebabkan
fase campuran yang sempurna sehingga perpindahan massa dan panas
berlangsung baik.
3. Pemisahan kedua fase yang telah membentuk kesetimbangan
Agar proses leaching dapat berjalan dengan baik,maka perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Campuran padatan harus mempunyai densitas yang lebih besar dari
pada solvent.
2. Campuran padatan bersifat selektif permiabel aktif sehingga terjadi
kontak antara solvent yang membawa partikel-partikel.
3. Campuran padatan mempunyai permukaan aktif sehingga terjadi
kontak antara solvent dan padatannya.
4. Partikel yang akan dipisahkan harus bisa keluar dari pori-pori dan
dapat larut dalam solvent.
5. Solvent harus merupakan cairan yang hanya dapat melarutkan
konstituen yang dikehendaki saja.
Sebelum proses leaching dilakukan, terlebih dahulu harus
diperhatikan sifat-sifat fisika dan kimia dari bahan yang digunakan sebagai
umpan. Hal ini diperlukan untuk keperluan dalam menentukan jenis solvent
dan macam peralatan yang digunakan. Maksudnya adalah untuk
3
menghindari kerusakan alat dan demi kelancaran proses. Disamping itu,
faktor lain yang mempengaruhi jalannya proses adalah faktor tekanan dan
suhu. terutama pada proses kelarutan solute. Sebenarnya pengaruh tekanan
pada proses kelarutan solute adalah kecil dan dapat diabaikan, kecuali pada
tekanan tinggi.
Dalam proses leaching ini, metode operasinya sangat sederhana
karena dilakukan single stage operation dengan anggapan proses berjalan
steady state. Keadaan ini dapat digunakan dengan mengadakan kontak fase
antara campuran zat dan solvent nya sehingga memperoleh kesetimbangan
fase. Selain membutuhkan waktu yang lama, cara ini juga memberikan
produk yang terlalau sedikit, sehingga tidak banyak digunakan. Yang
banyak digunakan adalah cara multi stage operation karena operasinya lebih
sempurna dan produk yang dihasilkan lebih banyak.
(Brown,G.G.,1978)
Apabila suatu bahan akan dipisahkan dari padatan menuju pelarut,
maka kecepatan transfer massa dari permukaan zat padat menuju cairan
adalah faktor kontrol. Hal ini sesungguhnya tidak berlawanan atau berbeda
dalam fase padat, jika bahan tersebut adalah suatu bahan murni. Persamaan
ini akan diperoleh jika terjadi sistem batch.
Kecepatan transfer massa zat terlarut A yang akan dipisahkan
terhadap larutan dengan volume (m3) adalah
NA
= K L (CAS − CA
A
(Treybal,1985)
Dimana :
NA : Kecepatan transfer massa, gmol/menit
A : Luas permukaan partikel dalam, cm2
KL : Koefisien transfer massa volumetris, cm3/menit
CA : Konsentrasi padatan dalam waktu t, gmol/menit
CAS : Kelarutan kejenuhan zat padat terlarut A dalam larutan, gmol/ml
4
Neraca massa zat x pada cairan disekitar alat ektraktor proses dapat
dinyatakan dengan :
𝑀𝑖𝑛 − 𝑀𝑜𝑢𝑡 − 𝑀𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 = 𝑀𝑎𝑐𝑐
𝑑𝐶𝐴
0 − 0 + 𝐾𝐿 𝐴(𝐶𝐴𝑆 − 𝐶𝐴 ) − 0 = 𝑉
𝑑𝑡
𝑑𝐶𝐴
𝑉 = 𝐾𝐿 𝐴(𝐶𝐴𝑆 − 𝐶𝐴 )
𝑑𝑡
𝑑𝐶𝐴
𝑉 = 𝑁𝐴 = 𝐾𝐿 𝐴(𝐶𝐴𝑆 − 𝐶𝐴 )
𝑑𝑡
𝑑𝐶𝐴 𝐾𝐿 𝐴
− = 𝑑𝑡
(𝐶𝐴𝑆 − 𝐶𝐴 ) 𝑉
dengan mengintegralkan dari t = 0 → t = t dan CA = CA0 → CA = CA ,
diperoleh
𝐶𝐴
𝑑𝐶𝐴 𝐾𝐿 𝐴 𝑡
−∫ = ∫ 𝑑𝑡
𝐶𝐴0 (𝐶𝐴𝑆 − 𝐶𝐴 ) 𝑉 0
C −C 𝐾𝐿 𝐴
Jadi intergralnya 𝑙𝑛 [𝐶 AS−𝐶 A ] = vs t
𝐴𝑆 𝐴0 𝑉
Ada empat faktor penting yang harus diperhatikan dalam operasi ekstraksi :
1. Partikel
Ukuran partikel mempengaruhi kecepatan ekstraksi. Semakin kecil ukuran
partikel maka areal terbesar antara padatan terhadap cairan
memungkinkan terjadi kontak secara tepat. Semakin besar pertikel, maka
cairan yang akan mendifusi akan memerlukan waktu yang relatif lama.
2. Faktor pengaduk
Semakin cepat laju putaran pengaduk partikel akan semakin terdistribusi
dalam permukaan kontak akan semakin lebih luas terhadap pelarut .
Semakin lama waktu pengadukan berarti difusi dapat berlangsung terus
dan lama pengadukan harus dibatasi pada harga optimum agar dapat
5
optimum agar konsumsi energi tidak terlalu besar . Pengaruh faktor
pendasukan ini hanya ada bila laju pelarutan pelarutan memungkinkan.
3. Temperature
Pada banyak kasus , kelarutan material akan diekstraksikan , akan
meningkat dengan temperature dan akan menambah kecepatan ekstraksi
6
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
7
II.2 Cara Kerja
Pertama timbang piknometer kosong dan lakukan teraan suhu
piknometer pada saat ditimbang, kemudian timbang pasir dan garam dapur
dengan berat masing-masing 15grm dan 10 gram lalu campur pasir dan garam
dapur serta bungkus dengan kertas saring dan ukur diameternya dan masukan
kedalam tabung sampel. Setelah itu isi labu leher 3 dengan aquadest sampai
volume 350ml, lalu hidupkan pemanas dan pendingin balik sampai aquades
sampai mendidih dan menguap hingga uap melewati pendingin balik dan
berembun. Kemudian catat titik embun, titik didih, dan waktu mula-mula
leaching (t=0) pada saat embun atau tetesan pertama menetes kedalam tabung
sampel, lalu setelah selesai matikan pemanas pada selang waktu menit,
kemudian alirkan larutan garam yang telah tereaksi kedalam labu leher tiga
dengan cara buka kran penjepit lalu tutup kran kembali dan hidupkan pompa
vakum, lakukan sampai tidak ada lagi ekstrak yang keluar dari tabung sampel.
Setelah itu ambil larutan garam dari labu leher tiga secukupnya. Dinginkan
lalu masukan ke dalam piknometer pada suhu sesuai dengan suhu peneraan
piknometer, timbang piknometer dan isi untuk mengetahui berat larutan . hasil
dari pengukuran, hitung rapat massa atau densitas larutan garam. Kembalikan
larutan yang dimasukkan dalam piknometer ke dalam labu leher tiga. Lakukan
langkah di atas hingga diperoleh densitas yang konstan. Ulangi setiap selang
waktu menit.
II.3 Bagan Alir
Menimbang pasir dan garam dapur dengan berat masing-masing dengan berat 14
gram dan 10 gram
Mencampur pasir dan garam dapur dan membungkusnya dengan kertas saring
dan mengukur diameternya,kemudian masukan kedalam tabung sample
2
Mengisi labu leher tigaa dengan aquadest pada volume 350 ml
Mencatat titik embun dan titik didih dan mencatat waktu mula-mula leaching
(t=0) saat embun atau tetesan pertama menetes ke tabung sampel
Mengalirkan larutan garam yang terekstraksi kedalam labu leher tiga dengan
membuka kran penjepit lalu menutupnya kembali
Menghidupkan pompa vacum untuk menghisap ekstrak yang masih tertinggal sampai
tidak ada lagi ekstrak yang keluar dari tabung sampel
Mengambil larutan garam dari labu leher tiga secukupnya lalu didinginkan,
kemudian masukan kedalam piknometer pada suhu yg sesuai dengan peneraan
piknometer
3
II.4 Analisa Perhitungan
a. Perhitungan untuk peneraan piknometer
Suhu aquadest : t °C
Berat piknometer kosong : a gr
Berat piknometer + aquadest : b gr
Berat aquades : (b-a) gr
Densitas aquadest pada suhu t oC : c 𝑔𝑟⁄𝑚𝑙
(𝑏−𝑎)
Volume aquadest = volume piknometer : 𝑐
ml
4
BAB III
PEMBAHASAN
5
III.2 Pembahasan
Dari data-data yang diperoleh dari hasil percobaan, maka didapatkan densitas
NaCl tiap 5 menit.
Tabel III.2. Hubungan antara berat larutan garam dengan densitas larutan garam
1 8 0,999 0,4164
2 16 1,0097 1,9429
3 24 1,018 3,1286
4 32 1,0236 3,9286
6
5
kadar NaCl 4
y = -0.0028x2 + 0.26x - 1.4846
(%) 3 R² = 1
2 y data
1
y hitung
0
0 5 10 15 20 25 30 35
waktu (menit)
Dari grafik 3.1 diketahui bahwa semakin lama waktu leaching maka akan
semakin tinggi pula kadar NaCl dalam larutan yang diperoleh, karena waktu kontak
semakin lama sehingga jumlah garam yang terekstraksi atau terlarut semakin besar.
1 8 1,04 7,4286
2 16 4,9044 35,0314
3 24 7,9623 56,8736
4 32 10,0533 71,8093
7
80
effisiensi leaching (%) y = -0.0495x2 + 4.6665x - 26.794
60
R² = 1
40
y data
20
y hitung
0
0 5 10 15 20 25 30 35
waktu (menit)
Dengan melihat grafik 3.2 dapat diketahui bahwa semakin lama waktu
leaching maka akan semakin besar effisiensi yang diperoleh, hal ini juga disebabkan
oleh garam yang terekstraksi atau terlarut semakin besar.
8
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Dengan mengambil data hasil pengamatan dan hasil perhitungan maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Hubungan antara waktu leaching dengan kadar garam yaitu berbanding lurus.
Semakin lama waktu leaching maka semakin besar pula kadar garam, begitu
pun sebaliknya. Diperoleh persamaan
2. Hubungan antara waktu leaching dengan efisiensi leaching yaitu berbanding
lurus. Semakin lama waktu leaching maka semakin besar pula efisiensinya,
begitu pun sebaliknya.
Diperoleh persamaan
3. Besarnya koefisien transfer massa (KL), yaitu
9
DAFTAR PUSTAKA
Brown, G.G., 1973,”Unit Operation”, 3rd edition, Jhon Willey and sons, Inc.,
New York.
10
LAMPIRAN
DATA PERCOBAAN
densitas
waktu berat pikno + berat larutan
No Tdidih Tembun larutan
(menit) larutan garam (gr)
garam
A. PERHITUNGAN
1. Menera Piknometer
Berat Aquadest dalam piknometer = (Berat pikno + aquadest) – (Berat
kosong pikno)
= 40,65 gr – 15,57 gr
= 25,08 gr
Densitas pada suhu 28˚C = 0,9962 gr/ml
11
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡
Volume Aquadest = 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡
25,08
= 0,9962 = 25,1757 ml
2. Densitas Larutan
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
ρ larutan NaCl = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
= 0,999 gr/ml
Dengan cara yang sama, diperoleh data untuk percobaan lain :
Tabel 2. Hubungan Waktu dengan densitas NaCl
No waktu (menit) ρ larutan NaCl
1 8 0,999
2 16 1,0097
3 24 0,018
4 32 1,0236
12
Maka ρ larutan NaCl pada suhu 28˚C dengan kadar 1% adalah 1,00391
gr/ml. Dengan cara yang sama akan diperoleh densitas larutan NaCl pada
kadar 2%,4%,8%,12%.
Tabel 2. Hubungan kadar NaCl dengan densitas NaCl pada masing
masing suhu.
densitas larutan NaCl
No kadar (%)
25 28 40
1 1 1,00409 1,0031 0,99908
2 2 1,01112 1,0101 1,00593
3 4 1,0253 1,0242 1,01977
4 8 1,05412 1,0529 1,04798
5 12 1,08365 1,0823 1,07699
Menghitung kadar NaCl dalam larutan pada densitas tertentu pada 28˚C
Untuk percobaan 1 :
Pada densitas 1,0031 gr/ml dengan cara interpolasi, maka akan didapatkan
kadar NaCl dalam larutan.
2−1 1,0101 − 1,0031
=
2−𝑥 1,0101 − 0,999
1 0,007
=
2−𝑥 0,0111
0,0111 = 0,014 − 0,007𝑥
−0,0029 = −0,007 𝑥
𝑥 = 0,4164%
Sehingga, kadar NaCl dalam larutan pada densitas 0,999 gr/ml sebesar
0,4164%.
13
Dengan cara yang sama akan diperoleh data untuk percobaan lain :
Tabel 3. Hubungan densitas NaCl dengan kadar NaCl
No. Densitas NaCl kadar NaCl
1 0,999 0,4164
2 1,0097 1,9429
3 1,018 3,1286
4 1,0236 3,9286
Dengan cara yang sama, akan diperoleh data untuk percobaan lain :
Tabel 4. Hubungan densitas NaCl dengan berat larutan NaCl total
1 0,999 249,75
2 1,0097 252,425
3 1,018 254,5
4 1,0236 255,9
14
Dengan cara yang sama, akan diperoleh data untuk percobaan lain :
Tabel 5. Hubungan kadar NaCl dalam larutan dengan berat NaCl total dan
berat NaCl terekstrak
6. Effisiensi leaching
𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
η= × 100%
𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚 𝑚𝑢𝑙𝑎 − 𝑚𝑢𝑙𝑎
Pada percobaan 1 :
1,04
η= × 100%
14
= 7,4286%
Dengan cara yang sama, akan diperoleh data untuk percobaan lain:
Tabel 6. Hubungan waktu dengan berat larutan NaCl total,berat NaCl
terekstrak dan effisiensi
15
7. Mencari % kesalahan
a. Hubungan kadar garam dalam larutan dengan waktu leaching
Tabel 7. Hubungan waktu dengan kadar NaCl dalam larutan
1 8 0,4164
2 16 1,9429
3 24 3,1286
4 32 3,9286
Dari data – data diatas dapat persamaan garis lurus yang merupakan
hubungan antara kadar garam dalam larutan dengan waktu leaching
dengan persamaan garis polynomial orde 2 :
𝑦 = 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐
Ket :
y= kadar garam
x = waktu
a,b,c = konstanta
dengan metode least square :
∑𝑦 = 𝑎∑𝑥 2 + 𝑏∑𝑥 + 𝑛𝑐
∑𝑥𝑦 = 𝑎∑𝑥 3 + 𝑏∑𝑥 2 + 𝑐∑𝑥
∑𝑥 2 𝑦 = 𝑎∑𝑥 4 + 𝑏∑𝑥 3 + 𝑐∑𝑥 2
Tabel 8. Menghitung menggunakan least square
No. x y x2 x3 x4 xy x2y
1 8 0,4164 64 512 4096 3,3312 26,6496
2 16 1,9429 256 4096 65536 31,0864 497,3824
3 24 3,1286 576 13824 331776 75,0864 1802,074
4 32 3,9286 1024 32768 1048576 125,7152 4022,886
∑ 80 9,4165 1920 51200 1449984 235,2192 6348,992
16
Sehingga persamaannya menjadi :
9,4165 = 1920𝑎 + 80𝑏 + 4𝑐............(1)
235,2192 = 51200𝑎 + 1920𝑏 + 80𝑐.........(2)
6348,992 = 1449984𝑎 + 51200𝑏 + 1920𝑐.........(3)
Eliminasi persamaan (1) & (2), didapatkan persamaan :
−187,5568 = −51200𝑎 + (−1280)𝑏..........(4)
Eliminasi persamaan (2) & (3), didapatkan persamaan :
−56298,496 = −17694720 − 409600𝑏........(5)
Eliminasi persamaan (4) & (5), didapatkan nilai a :
a = -0,0028
Eliminasi dan substitusi persamaan (1) & (2), didapatkan nilai :
b = 0,26
c = -1,5
jadi, didapatkan persamaan regresi liniernya, yaitu :
𝑦 = −0,0028𝑥 2 + 0,26𝑥 − 1,5
17
Dengan cara yang sama, akan diperoleh data untuk percobaan lain :
Tabel 9. Menghitung %kesalahan
No x y data y hitung % kesalahan
1 8 0,4164 0,4008 3,7464
2 16 1,9429 1,9432 0,0154
3 24 3,1286 3,1272 0,0447
4 32 3,9286 3,9528 0,6160
2 y data
1
y hitung
0
0
Gambar 5
grafik 1. 10 15 antara
Hubungan 20 waktu
25dengan
30kadar35
garam (NaCl)
waktu (menit)
8 7,4286
16 35,0314
24 56,8736
32 71,8093
Dari data diatas dapat grafik hubungan antara effisiensi leaching dengan
waktu, pada persamaan :
𝑦 = 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐
Ket :
y= kadar garam
x = waktu
18
a,b,c = konstanta
Tabel 11. Menghitung menggunakan least square
No. X y x2 x3 x4 xy x2y
1 8 7,4286 64 512 4096 59,4288 475,4304
2 16 35,0314 256 4096 65536 560,5024 8968,038
3 24 56,8736 576 13824 331776 1364,966 32759,19
4 32 71,8093 1024 32768 1048576 2297,898 73532,72
∑ 80 171,1429 1920 51200 1449984 4282,795 115735,4
19
Data percobaan 1 :
Y hitung = −0,05(8)2 + 4,7(8) − 2,7
= −3,2 + 37,6 − 2,7
= 7,4
7,4 − 7,4286
%𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = × 100%
7,4286
= 0,385%
Dengan cara yang sama, akan diperoleh data untuk percobaan lain :
Tabel 12. Menghitung %kesalahan
x y data y hitung % kesalahan
8 7,4286 7,40 0,3850
16 35,0314 35,40 1,0522
24 56,8736 57,00 0,2222
32 71,8093 72,20 0,5441
80
effisiensi leaching (%)
20
𝐶𝑎𝑠 − 𝐶𝑎
𝑦 = −𝑙𝑛 [ ]
𝐶𝑎𝑠 − 𝐶𝑎0
𝐾𝑙𝑎 ∙ 𝐴
𝑏=[ ]
𝑉
Dari Perry’s Chemical Engineer’s Handbook (tabel 2-88) didapat kelarutan
NaCl dalam air pada suhu 30˚C = 36,3 gr NaCl/gr aquades
Tembun konstan, maka :
36,3
𝐶𝑎𝑠 = 58,5 = 0,6205gmol/ml
𝐶𝑎0 = 0
𝜌𝑁𝑎𝐶𝑙 0,999
𝐶𝑎 = = = 0,0171
𝐵𝑀 58,5
(Cas-Ca)-
No Ca y x xy x2
(Cas-Ca0)
1 0,0171 0,9724 0,028 8 0,224 64
2 0,0173 0,9721 0,0283 16 0,4528 256
3 0,0175 0,972 0,0284 24 0,6816 576
4 0,0177 0,9718 0,0286 32 0,9152 1024
∑ 0,1133 80 2,2736 1920
21
𝐴 = 𝜋𝑟 2
𝐴 = 3,14 ∙ 22
𝐴 = 12,56 cm2
1,174∙10−3 ∙250
Kl = 12,56
𝑐𝑚
= 0,0254
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
22
RANGKAIAN ALAT
32
23