Anda di halaman 1dari 8

5.

1 Pendahuluan

Beban-beban yang bekerja pada struktur, baik yang berupa beban gravitasi
(berarah vertical) maupun beban lain, seperti beban angin (dapat berarah horizontal).
Atau juga beban karena susut dan beban karena perubahan temperature.
Menyebabkan adanya lentur dan deformasi pada elemen struktur. Lentur pada balok
merupakan akibat dari adanya regangan yang timbul karena adanya beban luar.

Apabaila bebanya bertambah, maka pada balok terjadi deformasi dan regangan
perubahan yang mengakibatkan timbulnya (atau bertambahnya) retak lentur di
sepanjang bentang balok. Bila beban nya semakin bertambah, pada akhrinya dapat
terjadi keruntuhan elemen struktur, yaitu pada saat beban luarnya mencapai kapasitas
elemen taraf pembebanan demikian disebut keadaan limit dari keruntuhan pada
lentur. Karena itulah perencanaan harus mendesain penampang elemen balok
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi retak berlebihan pada saat beban bekerja. Dan
masih mempunyai keamanan yang cukup dan kekuatan cadaangan untuk menahan
beban dan tegangan tanpa mengalami keruntuhan.

Tegangan-tegangan lentur merupakan hasil dari moemn lentur luar. Tegangan


ini hampir selalu menentukan dimensi geometris penampang beton bertulang. Proses
desain yang mencakup pemilihan dan analisis penampang biasanya di mulai dengan
pemenuhan persyaratan terhadap lentur. Kecuali untuk komponen struktur yang khusus
seperti fondasi. Setelah itu factor-faktor lain seperti kapasitas geser, defleksi, retak, dan
panjang penyaluran tulangan dianalisis sampai memenuhi persyaratan.

Meskipun data masukan untuk analisis penampang berbeda dengan data


masukan yang di perlukan pada desain, pada hakikatnya dedain juga merupakan analisis.
Pada desain ukuran penampang nya menentukan apakah penampang tersebut dapat
dengan aman memikul beban luar yang diperlukan. Mendalami prinsip-prinsip dasar
prosedur analisa akan sangat memudahkan penentuan desain penampang. Prinsip-
prinsip mekanika dasar mengenai keseimbangan merupakan hal yang harus terpenuhi
untuks etiap keadaan pembebanan.

Jika suatu balok terbuat dari material yang elastic linier, isotropis, dan
homogeny. Maka tegangan lentur maksimumnya dapat di peroleh dengan rumus lentur
balok yang terkenal, yaitu f = Mc/I. Pada keadaan beban batas, balok beton bertulang
bukanlah material yang homogeny, juga tidak elastic sehingga rumus lentur balok
tersebut tidak dapat di gunakan untuk menghitung tegangannya. Akan tetapi prinsip-
prinsip dasar mengenai teori lentur masih dapat digunakan pada analisis penampang
melintang balok beton bertulang. Gambar 5.1 memperlihatkan balok beton bertulang
diatas dua tumpuan sederhana. Jika balok ini direncanakan sedemikian rupa sehingga
semua materialnya (beton dan tulangan baja) mencapai kapasitasnya sebelum runtuh,
ini berarti bahwa beton dan baja tersebut akan runtuh secara simultan pada saat
kekuatan batas balok tercapai. Diagram tegangan dan regangan pada keadaan ini di
perlihatkan pada Gambar 5.2

Asumsi-asumsi yang di gunakan dalam menetapkan perilaku penampang adalah


sebagai berikut :

1. Distribusi regangan dianggap linier. Asumsi ini berdasarkan hipotesis Bernoulth.


Yaitu penampang yang datar sebelum mengalami lentur akan tetap datar dan
tegak lurus terhadapap sumbu netral setelah mengalami lentur.
2. Regangan pada beton dan baja di sekitarnya sama sebelum terjadi retak pada
beton atau leleh pada baja.
3. Beton lemah terhadap tarik. Beton akan retak pada taraf pembebanan kecil,
yaitu sekitar 10% dari kekuatan tekannya. Akibatnya bagian beton yang
mengalami tarik pada penampang diabaikan dalm perhitungan analisis dan
desain. Juga tulangan tarik yang ada dianggap memikul gaya tarik tersebut.

Agar keseimbangan gaya horizontal terpenuhi, gaya tekan C pada beton dan gaya tarik T
pada tulangan harus saling mengimbangi, jadi haruslah

C=T (5.1)

Simbol – symbol yang ada pada gambar 5.2 di defenisikan sebagai berikut :

B = Lebar balok yang tertekan

D = tinggi balok di ukur dari tepi serat yang tertekan ke titik berat luas beton

H = tinggi total balok

As = luas tulangan tarik

Ec = Regangan pada tepi serat yang tertekan

Es = Regangan pada taraf tulangan baja yang tertarik

F’c = kekuatan tekan beton

Fs = tegangan pada tulangan baja yang tertarik

Fy = kekuatan leleh tulangan tarik

C = Jarak garis netral diukur dari tepi serat yang tertekan


5.2 BLOK SEGIEMPAT EKUIVALEN

Distribusi tegangan tekan actual yang terjadi pada penampang mempunyai


bentuk parabola seperti yang di perlihatkan pada gambar 5.2 (c). Menghitung volume
blok tegangan tekan yang berbentuk parabola bukanlah hal yang mudah. Karena itu
Whitney mengusulkan agar digunakan blok tegangan segiempat ekuivalen yang dapat
digunakan untuk menghitung gaya tekan – tanpa harus kehilangan ketelitiannya.

Yang berarti juga dapat digunakan untuk menghitung kekuatan lentur


penampang. Blok tegangan ekuivalen ini mempunyai tinggi a dan tegangan tekan rata-
rata sebesar 0,85 f’c seperti terlihat pada gambar 5.2d. besarnya a adalah 𝛽1 𝐶 yang
ditentukan dengan menggunakan koefisien 𝛽1 sedemikian rupa sehingga luas blok
segiempat ekuivalen kurang lebih sama dengan blok tegangan yang berbebtuk parabola.
Dengan cara demikian gaya tekan C pada dasarnya sama untuk kedua jenis distribusi
tegangan.

Harga 0,85 f’c untuk tegangan rata-rata dari balok tegangan segiempat
ekuivalen di tentukan berdasarkan hasil percobaan pada beton yang berumur lebih dari
28 hari. Berdasarkan penilitian yang pernah dilakukan, regangan maksimum yaitu
diizinkan adalah 0,003 in. Harga ini di pakai pada ACI sebagai harga batas yang masih
aman. Meskipun pada akhir-akhir ini ada usulan mengenai bentuk distribusi tegangan
ekuivalen. Seperti, misalnya yang berbentuk trapezium, blok segiempat ekuivalen ini
merupakan salah satu bentuk yang digunakan pada standart analisis dan desain beton
bertulang. Perilaku tulangan baja dianggap elastoplasis seperti di perlihatkan oleh
Gambar 5.3(a)

Dengan menggunakan smeua asusmsi diatas, diagram distribusi tegangan yang


di perlihatkan pada gambar 5.2(d). Dengan mudah kita dapat menghitung gaya tekan C
sebesar 0,85 fc ba. Yaitu volume blok tekan pada atau dekat keadaan di batas, yaiut
apabila baja tarik telah leleh (Es > Ey). Gaya tarik T dapat di tulis dengan Asfy. Jadi
persamaan keseimbangan 5.1 dapat di tulis sebagai :

0.85 f’c ba =Asfy

Atau
𝐴𝑠𝑓𝑦
A=
0,85 𝑓′ 𝑐𝑏

Momen tahapan penampang, yaitu kekuatan nominal Mn. Dapat ditulis sebagai :

Mn = (Asfy) jd atau Mn = (0,85 f’c ba)jd


Dimana jd adalah lengan momen, yaitu jarak antara gaya tarik dan tekan yang
membentuk kopel. Dengan menggunakan blok tegangan segiempat ekuivalen dari
gambar 5.2(d). maka lengan momennya adalah :
𝑎
Jd = d - 2

Jadi momen tahanan nominalnya adalah :


𝑎
Mn = Asfy (d - 2)

Karena C = T. Maka persamaan momen dapat di tulis sebagai :


𝑎
Mn = 0.85f’c ba (d - 2)

Hal 37

Dimana 𝜔 = p fy / f’c Persamaan 5.5b kadang – kadang ditulis sebagai Mn = Rbd²

Dimana R = 𝜔𝑓 ′ 𝑐(1 − 0,59 𝜔)

Persamaan 5.5 dan 5.6 sangat diperlukan dalam membuat kurva yang diperlukan dalam
analisis dan desain. Plot harga R untuk balok bertulangan tunggal diperlihatkan pada
gambar 5.4.

Jika fc, fy, b, d, dan A diberikan untuk suatau penampang segiempat, dan
baloknya direncanakan sedemikian rupa sehingga keruntuhan terjadi secara simultan,
yaitu lelehnya tulangan tarik dan hancurnya beton yang tertekan. Maka kekuatan
momen tahanan dapat diperoleh dengan persamaan 5.4 atau 5.5 dimana As dan a pada
rumus ini diganti dengan Asb (luas tulangan baja balanced) dan ab (tinggi blok
segiempat balanced). Akan tetapi, Karena alasan – alasan tertentu yang akan dibahas
berikut ini balok, seharusnya direncanakan agar runtuh terhadap tarik, yaitu terjadi leleh
pada tulangan tarik sebelum terjadi kehancuran beton yang tertekan.

Berdasarkan jenis keruntuhan yang dialami – apakah akan terjadi leleh tulangan
tarik ataukah hancurnya beton yang tertekan – balok dapat dikelompokkan ke dalam
tiga kelompok sebagai berikut :

1. Penampang balanced. Tulangan tarik mulai leleh tepat pada saat beton
mencapai regangan batasnya dan akan hancur karena tekan. Pada awal
terjadinya keruntuhan, regangan tekan yang diizinkan pada serat tepi yang akan
tertekan adalah 0,003 in./in. Sedangkan regangan baja sama dengan regangan
lelehnya, yaitu Ey = fy/Ec. Distribusi regangan pada penampang balok dalam
keadaan balanced di perlihatkan sebagai garis Aci pada Gambar 5.3b.
2. Penampang over-reinforced. Keruntuhan ditandai dengan hancurnya beton yang
tertekan. Pada saat awal keruntuhan, regangan baja Es yang terjadi masih lebih
kecil daripada regangan lelehnya, Ey, sebagaimana yang diperlihatkan dengan
garis Ab² pada gambar 5.3 (b). Dengan demikian tegangan baja fs juga lebih kecil
daripada tegangan lelehnya, Ey, kondisi ini terjadi apabila tulangan yang
digunakan lebih banyak daripada yang diperlukan dalam keadaan balanced.
3. Penampang under-reinforced. Keruntuhan ditandai dengan terjadinya lelehnya
pada tulangan baja, sebagaimana yang ditunjukkan dengan garis Aa3 pada
gambar 5.3(b). Tulangan baja ini terus bertambah panjang dengan
bertambahnya regangan diatas Ey. Kondisi penampang yang demikian dapat
terjadi apabila tulangan tarik yang dipakai pada balok kurang dari yang
diperlukan untuk kondisi balanced.

Dapat dicatat dari posisi netral c, b, dan a bahwa garis netral akan
bergeser kea rah tepi yang tertekan untuk penampang balok yang under-
reindorced pada saat terjadinya keruntuhan, perilaku ini sesuai dengan hasil
percobaan bahwa retak lentur menjalar terus kearah serat yang tertekan sampai
beton hancur. Perlu pula diketahui bahwa jarak vertical antara titik-titik c, b, dan
a ke tepi yang tertekan sangat bergantung pada angka tulangan p = As/bd dan
tidak begitu berbeda karena regangannya cukup kecil.

Keruntuhan pada beton mendadak karena beton adalah material yang


getas. Dengan demikian hampir semua peraturan perencanaan
merekomendasikan perenecanaan balok dengan tulangan yang bersifat under-
reinforced untuk memberikan peringatan yang cukup, seperti defleksi yang
berlebihan, sebelum terjadinya keruntuhan. Pada struktur yang statis tak tentu,
keruntuhan yang daktail diperlukan agar terjadi redistribusi momen. Jadi, untuk
balok, peraturan ACI membatasi tulangan maksimum baja sampai 75% dari yang
diperlukan pada penampang balanced. Akan tetapi, untuk tujuan praktis, angka
tulangan As/bd diharapkan tidak melebihi 0.5 pb untuk menghindari tulangan
yang terlalu rapat, juga agar beton dapt dengan mudah dicor. Jika angka
penulangan yang ada adalah p dan angka penulangan pada keadaan balanced
adalah pb, maka harus dipenuhi :

P ≤ 0,75 pb (5.7a)

Peraturan ACI ini juga menuliskan tulangan minimum sebesar :


200
P> 𝑓𝑦
(5.7b)

Dimana fy dinyatakan dalam psi, untuk memperhitungkan adanya tegangan-


tegangan akibat perubahan temperature, juga untuk menjamin keruntuhan
daktail pada kondisi tarik.
5.3 ANGKA TULANGAN BALANCED

Untuk menganalisis satu balok. Kita harus menghitung angka tulangan


maksimum yang di izinkan, yaitu 0,75 pb. Untuk penampang segiempat yang
hanya ditulangi pada sisi yang tertarik, besarnya pb hanya merupakan fungsi
kekuatan beton dan sifat baja, yaitu modulus elastisitas Es dan kekuatan leleh fy,
tidak bergantung pada geometri penampang. Dengan menggunakan diagram
distribusi regangan pada Gambar 5.2 untuk kondisi regangan balanced dan dari
segitiga – segitiga yang serupa, maka hubungan antara tinggi sumbu netral, c (
cb untuk kondisi balanced ) dan tinggi efektif d dapat di tulis sebagai :
𝑐𝑏 0,003
=
𝑑 0,003+𝑓𝑦/𝐸𝑠

Jika Es diambil sebesar 29 x 10^6 psi, maka :


𝑐𝑏 87.000
𝑑
= 87.000+𝑓𝑦 (5.8a)

Hubungan antara tinggi balok tegangan segiempat ekuivalen a dengan tinggi


sumbu netral c adalah :

a = 𝛽1 𝑐

Besarnya factor tinggi blok tegangan 𝛽1 adalah sebagai berikut :

Dengan demikian, untuk kondisi regangan balanced. Tinggi blok tegangan


segiempat ekuivalen adalah :

a = 𝛽1 𝑐b

Keseimbangan gaya horizontalnya adalah :

Asbfy = 0,85 f’c bab

Atau
𝐴𝑠𝑏 0.85 𝑓𝑐𝑎𝑏
Pb = 𝑏𝑑
= 𝑓𝑦 𝑑
Dari persamaan 5.8 angka tulangan balanced menjadi :
0,85𝑓𝑐 87.000
P b = 𝛽1 𝑓𝑦
= 87.000+𝑓𝑦

Dimana fc dan fy dinyatakan dalam psi. Jadi, jika f’c dan fy diketahui, maka angka
tulangan yang di izinkan pb dan juga 0,75 pb dapat dengan langsung diperoleh tanpa
harus mengetahui geometri penampang baloknya.

Harga angka tulangan maksimum yang di izinkan p untuk balok bertulangan


tunggal diberikan pada table 5.1 baik untuk satuan pounds maupun satuan SI harga –
harga ini adalah 75% dari angka tulangan balanced sehingga dapat langsung digunakan
tanpa harus menghitungnya kembali dengan rumus di atas.

Table 5.1 ANGKA TULANGAN MAKSIMUM YANG DI IZINKAN ( 0,75 X 10^4 ) UNTUK
BALOK YANG HANYA BERTULANGAN TARIK (BALOK BERTULANGAN TUNGGAL) a

TABEL

a Harga-harga angka tulangan, baik untuk standar ACI maupun satuan SI identik karena
p adalah besaran tak berdimensi. Sebagai contoh, ACI 318 M – 83 membulatkan harga
konversi fy = 60.000 psi menjadi 400 MPa dan untuk f’c = 3.000 psi menjadi 21 MPa yang
berarti p = 160 seperti tercantum di atas.

5.4 ANALISIS BALOK BERTULANGAN TUNGGAL YANG MENGALAMI LENTUR

Langkah perhitungan yang diperlihatkan dengan diagram alir pada Gambar 5.5 dapat
digunakan unutk menganalisis suatu balok, baik untuk perhitungan dengan tangan
maupun dengan bantuan computer. Diagram alir ini dibuat dengan menggunakan
metode analisis yang disajikan pada bab 5.2 contoh di bawah ini mengilustrasikan
penggunaan diagram alir pada gambar 5.5

Gambar 5.5 hal 91

Hal 93

5.4.1 Contoh 5.1 : Analisis lentur balok bertulangan tunggal (hanya mempunyai tulangan
tarik )

Balok beton bertulang (fc = 4.000 psi atau 27,58 MPa) mempunyai penampang
melintang seperti yang di perlihatkan pada gambar 5.6. Tentukan apakah balok ini over-
reinforced ataukah under-reinforced, dan tentukan pula apakah balok ini memenuhi
persyaratan ACI untuk angka tulangan maksimum maupun angka tulangan minimum,
apabila :
a) Fy = 60.000 psi (413,4 MPa) dan
b) Fy = 40.000 psi (275,6 MPa).

Solusi

a) Dari persamaan 5.9 untuk kondisi balanced

0,85𝑓𝑐 87.000
Pb = 𝛽1 =
𝑓𝑦 87.000+𝑓𝑦

F’c = 4.000 psi


Fy = 60.000 psi
𝛽1 = 0,85 untuk fc = 4.000 psi

Dengan demikian :
0,85 𝑥 4000 87.000
Pb = 0,85 ( 60.000
) 87.000+60.000 = 0,029

Asb = pbbd = 0,029 x 10 x 18

= 5.22 in^2 (3367 mm²) < As = 6 in.² (3870 mm²)


6,0
P = 10 𝑥 18 = 0,033

Jadi, penampang ini over reinforced karena As > asb atau p> pb dan tidak
memenuhi persyaratan ACI untuk daktilitas dan penulangan maksimum yang
diizinkan.

Hal 94

Anda mungkin juga menyukai