Anda di halaman 1dari 7

PERATURAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT UMUM PRIMA MEDIKA

NOMOR: 075/PERDIR/RSPM/IV/2015
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN SEDASI DI RUMAH SAKIT UMUM PRIMA MEDIKA

DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT UMUM PRIMA MEDIKA


Menimbang :
a. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit Umum
Prima Medika dalam upaya pelayanan sedasi di rumah sakit maka
diperlukan penyelenggaraan sedasi yang baik di lingkungan Rumah
Umum Sakit Prima Medika;
b. bahwa agar penyelenggaraan sedasi di Rumah Sakit Umum Prima
Medika tersebut pada diktum a dapat berjalan dengan baik maka
perlu adanya Peraturan Direktur tentang Kebijakan Pelayanan sedasi
sebagai landasan bagi penyelenggaraan di Rumah Sakit Umum
Prima Medika;
c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada diktum a dan b diatas
perlu ditetapkan Kebijakan Pelayanan sedasi di Rumah Sakit Umum
Prima Medika dengan Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Umum
Prima Medika;

Mengingat :
1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan;
2. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
147/MENKES/PER/I/2010 Tentang Perijinan Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
519/MENKES/SK/VII/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
pelayanan Anestesiologi dan Terapi Intensif di Rumah Sakit;
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
012/MENKES/PER/I/2012 Tentang Akreditasi;
6. SK Kepala Dinas Kesehatan No :
445/02/RSU.11.VII.12/Dikes tentang Ijin Operasional Rumah Sakit;
7. Surat Keputusan Direktur PT Surya Prima Cipta
Nomor : 01/SK/PT SCP/VII/2012 Tentang Penunjukan Direktur RSU
Prima Medika.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :

PERTAMA : PERATURAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT UMUM PRIMA


MEDIKA TENTANG PELAYANAN SEDASI RUMAH SAKIT UMUM
PRIMA MEDIKA;

KEDUA : Kebijakan Pelayanan Sedasi Rumah Sakit Umum Prima Medika


sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini

KETIGA : Evaluasi dan pengawasan pelaksanaannya oleh Direktur pelayanan Medis


dengan melibatkan Manager yang terkait sesuai dengan tugas dan
fungsinya;

KEEMPAT : Peraturan Direktur Utama ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkannya
dan akan dilakukan perubahan apabila dikemudian hari terdapat terdapat
kekeliruan dan akan ditinjau setiap 3 (tiga)tahun sekali.
Evaluasi dalam pengawasan, pelaksanaan mutu Pelayanan Anestesi
melibatkan Kelompok Staf Medik Anestesi.

Ditetapkan di : Denpasar
Pada tanggal, : 06 April 2015
Direktur Utama RSU. Prima Medika

dr. Endrawati W. Manuaba, MMR


NIK. 203001
Lampiran :
Peraturan Direktur Utama RSU Prima Medika
Nomor : 075 /PERDIR/RSPM /IV/2015
Tanggal : 06 April 2015
Tentang

KEBIJAKAN PELAYANAN SEDASI RSU PRIMA MEDIKA


1. Pelayanan Sedasi diklasifikasikan menjadi :
a. Pelayanan Sedasi Ringan
b. Pelayanan Sedasi Sedang
c. Pelayanan Sedasi Dalam
2. Pelaksana pemberi pelayanan Sedasi terhadap masing-masing tingkatan sedasi
yaitu
a. Pelayanan Sedasi Ringan dilakukan oleh spesialis dalam bidangnya yang
memiliki SIP di RSU Prima Medika dan memiliki kopetensi sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan yaitu mampu melakukan teknik sedasi,
melakukan monitoring tepat, menanggulangi komplikasi, mampu
menggunakan bahan antidotum, dan mampu melakukan basic life support
(BLS).
b. Pelayanan Sedasi sedang dan dalam dilakukan oleh spesialis Anestesi.
3. Pelayanan sedasi diberikan kepada:
a. Pada pasien Pediatrik
b. Pada pasien Dewasa
c. Pada pasien Geriatri
4. Pelayanan Sedasi di RSU Prima Medika dilakukan di unit kamar operasi
maupun diluar kamar operasi antara lain:
1. Pelayanan Sedasi Ringan dilakukan di Radiologi, Endoscopy, Bayi tabung,
ICU.
2. Pelayanan Sedasi Sedang dan Dalam dilakukan di Radiologi, Endoscopy,
Bayi tabung, ICU, VK, dan Kamar operasi.
5. Pelayanan Sedasi di RSU Prima Medika dilakukan 24 jam termasuk pada pasien
kegawat daruratan dan pasien ini mendapatkan prioritas utama dengan tujuan
untuk menyelamatkan nyawa pasien.
6. Pelayanan Sedasi yang diberikan harus dapat memenuhi kebutuhan pelayanan
Sedasi dari disiplin terkait serta sesuai dengan bentuk pelayanan Sedasi yang
dimiliki di RSU Prima Medika.
7. Setiap pelayanan Sedasi harus melalui proses penerimaan, penilaian,
perencanaan dan persiapan. Persiapan meliputi persiapan puasa, persiapan alat
dan obat khusus, sarana pemantauan yang dibutuhkan, dan persiapan ruang
rawat.
8. Setiap pelayanan sedasi yang dilakukan oleh DPJP Anestesi harus melalui proses
komunikasi dan pemberian informasi serta mendapat persetujuan sedasi dari
pasien atau keluarga pasien.
9. Setiap memberikan pelayanan Sedasi harus dipastikan alat:
a. Pelayanan sedasi ringan: ada monitor EKG, oksimetri, tabung oksigen dan
perlengkapannya suction dengan perlengkapannya, ada trolley emergency,
ada obat Nalokson hidrokloridadan flumazenil.
b. Pelayanan sedasi sedang: ada monitor EKG, oksimetri, tabung oksigen dan
perlengkapannya suction dengan perlengkapannya, ada trolley emergency,
ada obat Nalokson hidrokloridadan flumazenil.
c. Pelayanan sedasi berat: ada monitor EKG, oksimetri, tabung oksigen dan
perlengkapannya suction dengan perlengkapannya, ada trolley emergency,
ada obat Nalokson hidrokloridadan flumazenil, dan persediaan alat untuk
pemasangan IV akses.
10. Pelayanan Sedasi dapat dibedakan dari obat-obat dan dosis yang digunakan
dengan tujuan untuk suatu tindakan/prosedur
Sedasi dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Pelayanan Sedasi Ringan adalah pemberian obat-obatan yang menyebabkan
kondisi dimana pasien masih berespon normal terhadap perintah verbal,
namun fungsi kognitif dan koordinasi fisik terganggu, akan tetapi reflek
jalan nafas dan ventilasi serta fungsi kardiovaskular tidak dipengaruhi. Obat
yang termasuk dalam sedasi ringan adalah.
DEWASA
a) Midazolam (0,5 mg/kg; dosis max 20 mgh):......mg Pox1
- Jika tingkat yang ddinginkan dari obat penenang tidak tercapai, dapat
memberikan (0,25-0,5mg/kg) =........mg PO setelah 15-30 menit
- Jika tingkat yang diinginkan dari obat penenang tidak tercapai dapat
diberikan (0,01-0,05mg/kg) =-------mgIVx-----dose(s) 5 menit
terpisah (mak 3 dosis dan dosis total, dosis total 0,1 mg /kg selain
dosis PO)
b) Midazolam (0,02-0,1 mg/kg; dosis max 2 mg):......mg IVx1
- Jika tingkat yang ddinginkan dari obat penenang tidak tercapai, dapat
diberikan (0,02-0,05mg/kg)=........mg IVX -----dose(s) 5 menit
terpisah (max 3 dosis total, dosis total maksimum 0,1 mg/ kg)
c) Fentanil (0,25-0,5 mcg/kg) ----------mcg IV x1
- Jika tingkat yang diinginkan analgesia tidak tercapai dapat diberikan
(0,25-0,5mcg)/kg=........mcg IVx ------dosis(s) 5 menit terpisah (max
3 dosis total, dosis total maksimum 1 mcg/kg)
d) Diazepam: oral (5 mg), IV (5 mg), rectal (5 mg). Pemberian obat-obat
tersebut diberikan bolus pelan-pelan (selama 1 menit), bila obat diberikan
secara IV.
PEDIATRIK
Pada pasien pediatrik menggunakan obat Chloral hydrat
a) Hipnotik dosis (30-50mg/kg saat tidur atau 1,5 g/m2, maksimum 1000
mg dosis tunggal).
b) Sedatif dosis (25 mg/kg/hari dibagi menjadi 3-4 dosis setelah makan,
maksimum 500 mg/dosis).
Bila diperlukan sedasi yang lebih dalam dalam suatu kondisi tertentu
diwajibkan untuk melakukan konsultasi dengan dr Anestesi .
b. Pelayanan Sedasi Sedang adalah pemberian obat-obatan yang menyebabkan
penurunan kesadaran tetapi masih berespon terhadap rangsangan verbal dan
rangsangan taktil ringan, jalan nafas ventilasi masih terjaga dengan baik dan
fungsi kardiovaskular masih terjaga baik. Obat-obat sesuai dengan obat yang
dipakai pada layanan sedasi minimal yang mempunyai efek sesuai dengan
layanan sedasi sedang ditambah dengan Fropopol 1-2 mg/kg BB diberikan
secara intravena pelan-pelan.
c. Pelayanan Sedasi Dalam adalah pemberian obat-obatan yang menyebabkan
penurunan kesadaran dimana pasien sulit dibangunkan tapi masih bisa
berespon terhadap rangsangan nyeri berulang, jalan nafas dan fungsi
ventilasi spontan kemungkinan terganggu, sehingga memerlukan bantuan
untuk mempertahankan kelapangan jalan nafas dan mempertahankan
ventilasi yang adekuat, fungsi kardiovaskular biasanya masih terjaga baik.
Obat-obat sesuai dengan obat yang dipakai pada layanan sedasi minimal
yang mempunyai efek sesuai dengan layanan sedasi sedang ditambah
dengan Fropopol 1-2 mg/kg BB diberikan secara intrvena pelan-pelan.
11. Setiap pelayanan sedasi harus dilakukan pemantauan selama pre, durante dan
post sedasi:
1. Pelayanan Sedasi Ringan:
a. Pada saat pre sedasi dilakukan pemantauan terhadap tensi, nadi, RR dan
saturasi dan dilakukan penilaian nyeri (direkam sebelum sedasi pada
catatan sedasi).
b. Pada saat Durante sedasi dilakukan pemantauan terhadap tensi, nadi,
RR dan saturasi setiap 5 menit, dilakukan penilaian nyeri serta
dilakukan penilaian terhadap kedalaman sedasi (direkam dalam catatan
sedasi).
Dewasa menggunakan Ramsay score:
1. Cemas, gelisah
2. Kooperatif, tenang
3. Respon cepat terhadap ketokan di dahi atau suara keras
4. Respon lambat terhadap ketokan di dahi atau suara keras
5. Tidak ada respon
Nilai: 1 dan 2 termasuk sedasi ringan
3 termasuk sedasi sedang
4 dan 5 termasuk sedasi berat
Pediatrik menggunakan RASS score:
1. Tidak sadar penuh tetapi berespon terhadap suara (kontak dan buka
mata lebih dari 10 detik).
2. Tidak sadar penuh tetapi berespon terhadap suara (kontak dan buka
mata kurang dari 10 detik).
3. Bergerak dan buka mata dengan suara keras (tetapi tidak bisa kontak dan
buka mata.
4. Tidak ada respon terhadap suara tetapi bisa buka mata dengan
rangsangan.
5. Tidak ada respon
Nilai: 1 dan 2 termasuk sedasi ringan
3 termasuk sedasi sedang
4 dan 5 termasuk sedasi berat
c. Pada saat post sedasi dilakukan pemantauan terhadap tensi, nadi, RR dan
saturasi setiap 15 menit sampai stabil dan kembali ke kondisi awal,
dilakukan penilaian nyeri serta dilakukan pemantauan kedalaman sedasi
seperti diatas, (direkam dalam catatan sedasi).
2. Pelayanan Sedasi Sedang
a. Pada saat pre sedasi dilakukan pemantauan terhadap tensi, nadi, RR dan
saturasi dan dilakukan penilaian nyeri (direkam sebelum sedasi pada
catatan sedasi).
b. Pada saat Durante sedasi dilakukan pemantauan terhadap tensi, nadi,
RR dan saturasi setiap 5 menit, dilakukan penilaian nyeri serta
dilakukan penilaian kedalaman sedasi, (direkam dalam catatan sedasi).
c. Pada saat post sedasi dilakukan pemantauan terhadap tensi, nadi, RR
dan saturasi setiap 15 menit sampai stabil dan kembali ke kondisi awal,
dilakukan penilaian nyeri serta penilaian kedalaman sedasi (direkam
dalam catatan sedasi).
3. Pelayanan Sedasi Dalam
a. Pada saat pre sedasi dilakukan pemantauan terhadap tensi, nadi, RR dan
saturasi dan dilakukan penilaian nyeri (direkam sebelum sedasi pada
catatan sedasi.
b. Pada saat Durante sedasi dilakukan pemantauan terhadap tensi, nadi,
RR dan saturasi setiap 5 menit, dilakukan penilaian nyeri serta penilaian
kedalaman sedasi, (direkam dalam catatan sedasi).
c. Pada saat post sedasi dilakukan pemantauan terhadap tensi, nadi, RR
dan saturasi setiap 15 menit sampai stabil dan kembali ke kondisi awal,
dilakukan penilaian nyeri serta penilaian kedalaman sedasi (direkam
dalam catatan sedasi).
12. Penatalaksanaan jika pasien mengalami syok karena pemberian sedasi:
a. Memberikan O2 dengan masker
b. Jika saturasi kurang dari 85% walaupun sudah diberikan O2 maka:
1) Berikan Flumazenil ( 0.01 mg/kg/dosis: max 0,2 mg)=-----mg IV
setiap 1 menit sampai max dosis 5 dari dosis total, bila diberikan
sedasi Midazolam.
2) Berikan Nalokson (0,001mg/kg,dosis minimal 0.01 mg)=----mgIV
setiap 2 menit sampai ada peningkatan keadaan pasien , biladiberikan
sedasi Fentanil
Pengadaannya dengan mengencerkan 1 ml (1 mg) dalam larutan Nacl
0.9% 9 ml, untuk konsentrasi 0,1mg/ml.
13. Tindakan Sedasi dilakukan seragam di seluruh rumah sakit.
14. Semua proses sedasi harus tercatat atau didokumentasikan secara terpisah
didalam status anestesi (catatan Sedasi).
15. Setiap pemberi pelayanan sedasi bertanggungjawab untuk :
1) Ikut mengembangkan, menanamkan dan menjaga agar kebijakan serta
prosedur pelayanan Sedasi yang ada terus dikembangkan dan diperbaiki
2) Menjaga program pengendalian kualitas yang telah dibentuk serta
melaksanakannya.
3) Mengawasi dan meninjau seluruh pelayanan Sedasi yang telah dibentuk
serta melaksanak

Ditetapkan di :Denpasar
Pada tanggal : 06 April 2015
Direktur Utama RSU. Prima Medika

dr. Endrawati W. Manuaba, MMR


NIK. 203001

Anda mungkin juga menyukai