BAB I
STATUS PASIEN
1.2 ANAMNESIS
Tanggal pemeriksaan : 13 Juni 2019
Keluhan Utama : Mulas-mulas sejak 5 jam SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD Kebidanan RSUD Waled Kabupaten Cirebon
pada tanggal 13 Juni 2019 pukul 12.20 WIB, G1P0A0 dengan usia
kehamilan 42 minggu. Pasien mengeluhkan mulas-mulas seperti ingin
melahirkan yang dirasakan sejak 5 jam sebelum masuk rumah sakit,
dirasakan semakin lama semakin teratur dan kuat. Pasien mengatakan
tidak ada air-air atau lendir bercampur darah yang keluar dari jalan lahir
pasien. Gerak janin masih aktif dirasakan pasien. BAB (+), BAK (+)
seperti biasa dan diketahui memiliki tekanan darah tinggi sejak 1 bulan
2
b. Status Obstetrikus
Pemeriksaan fisik luar :
- TFU : 33 cm
- DJJ : 142 x/menit, reguler
- His : 1 x 10” / 10’
Palpasi :
- Leopold I : TFU 33cm dan persentasi bokong
- Leopold II : punggung teraba di kiri, bagian kecil teraba di kanan
- Leopold III : presentasi kepala
- Leopold IV : sudah masuk PAP (divergen)
Pemeriksaan fisik dalam :
- V/V : Tidak ada kelainan
- VT : Dinding vagina licin, portio tebal lunak, Ø 2 cm,
ketuban (+),
4
1.4 RESUME
Seorang perempuan datang ke IGD Kebidanan RSUD Waled
Kabupaten Cirebon pada tanggal 13 Juni 2019 pukul 12.20 WIB, G1P0A0
dengan usia kehamilan 42 minggu. Pasien mengeluhkan mulas-mulas seperti
ingin melahirkan yang dirasakan sejak 5 jam sebelum masuk rumah sakit,
dirasakan semakin lama semakin teratur dan kuat. Pasien mengatakan tidak
ada air-air atau lendir bercampur darah yang keluar dari jalan lahir pasien.
Gerak janin masih aktif dirasakan pasien. BAB (+), BAK (+) seperti biasa
dan diketahui memiliki tekanan darah tinggi sejak 1 bulan sebelum masuk
rumah sakit saat kontrol di Puskesmas Cibogo (tekanan darah 150/90mmHg).
Riwayat tekanan darah tinggi sebelum dan selama kehamilan disangkal.
Keluhan ini disertai dengan adanya bengkak minimal pada kedua kaki.
Namun tidak disertai nyeri kepala, pandangan kabur, nyeri ulu hati ataupun
mual dan muntah. Karena keluhan tersebut, pasien memeriksakan diri ke
Puskesmas Cibogo lalu dirujuk ke RSUD Waled.
Pasien menyangkal memiliki riwayat penyakit sebelumnya dan
menjalani operasi sebelumnya. Pasien mengaku bahwa menstruasinya lancar
dan pertama kali mendapatkannya yaitu usia 14 tahun dengan siklus yg
teratur selama 28 hari. Pada riwayat obstetri tidak ada, karena pasien belum
pernah melahirkan. Riwayat ANC dilakukannya setiap bulan di bidan desa
setempat, imunisasi TT sudah dilakukannya dua kali pada kehamilan saat ini
dan sudah melakukan USG. Pasien juga mengaku sudah menikah selama 1
tahun.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum baik tampak sakit
sedang, kesadaran composmentis, tekanan darah 160/90 mmHg, nadi 88
x/menit, respirasi 21 x/menit, suhu 36,6 °C. Pada pemeriksaan status
generalis dalam batas normal. Pada pemeriksaan obstetrik di pemeriksaan
luar didapatkan TFU 33 cm, DJJ 142 x/menit reguler, his 1 x 10” / 10’. Pada
pemeriksaan leopold I ditemukan TFU 33cm dan presentasi bokong, leopold
II teraba punggung di sebelah kiri dan kanan berupa benda-benda kecil,
5
1.7 PENATALAKSANAAN
a. Protap PEB : MgSO4 10cc + RL 10cc bolus pelan 10-15 menit
b. Maintenance PEB : MgSO4 15cc + RL 500cc dalam 6 jam
c. Nifedipine 2 x 10mg
d. Metildopa 3 x 500mg
e. Drip oxytocin 5 IU + IVFD D5% 500cc 20tpm
f. Observasi TTV, his, DJJ, jumlah pengeluaran urin
g. Jika tidak ada kemajuan: Pro Seksio secaria
1.8 PROGNOSIS
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 2 Preeklampsia
9
Gambar 2. Atherosis.8
Parameter Keterangan
Tekanan darah 1. TD sistol ≥ 140mmHg atau diastole ≥
90 mmHg pada dua kali pengukuran
setidaknya dengan selisih 4 jam, pada usia
17
DAN
Proteinuria Protein urine kuantitatif ≥ 300mg/24 jam
Atau
Protein/rasio keratin ≥ 0,3mg/dL
Pemeriksaan carik celup urine +1 (hanya jika
protein urine kuantitatif tidak tersedia).
Atau jika tidak ada proteinuria hipertensi yang baru timbul
dengan awitan salah satu dari :
Trombositopenia Hitung trombosit <100.000/µL
Insufisiensi ginjal Konsentrasi keratin serum >1,1mg/dL atau
lebih dari dua kali kadarnya dan tidak
terdapat penyakit ginjal lainnya
Gangguan fungsi hati Konsentrasi transaminase lebih dari dua kali
normal
Edema paru
Gangguan serebral atau
penglihatan
4) Pemeriksaan Penunjang
Preeklamsia berat/eklamsi18 :
a) Pemeriksaan laboratorium: Pemeriksaan Hb, Ht, Lekosit, Trombosit,
urin lengkap.
b) Pemeriksaan elektrolit Na, K, Ca, dan Cl; kadar glukosa, Urea N,
Kreatinin, SGOT, SGPT, analisa gas darah, asam urat darah.
c) Pemeriksaan KTG
d) Pemeriksaan foto rontgen thoraks
e) Pemeriksaan USG
e. Penatalaksanaan
1) Preeklampsia berat
18
Adanya tanda-tanda IUGR
NST nonreaktif dengan profil biofisik abnormal
Terjadinya oligohidramnion.4,18
Laboratorik
Adanya tanda-tanda “sindrome HELLP” khususnya
menurunnya trombosit dengan cepat.4,18
c) Perawatan konservatif
Indikasi perawatan konservatif ialah bila keamilan preterm ≤ 37
minggu tanpa disertai tanda-tanda impending eclampsia dengan
keadaan janin baik.
Diberi pengobatan yang sama dengan pengobatan medikamentosa
Observasi dan evaluasi sama seperti pengelolaan secara aktif,
kehamilan tidak diakhiri.
MgSO4 dihentikan bila sudah mencapai tanda-tanda preeklampsia
ringan, selambat-lambatnya dalam waktu 24 jam.
Bila setelah 24 jam tidak ada perbaikan, keadaan ini dianggap
sebagai kegagalan pengobatan medikamentosa dan harus
diterminasi.
Penderita boleh dipulangkan bila penderita kembali ke gejala
preeklampsia ringan.4,18
d) Pengelolaan Obstetrik
Cara terminasi kehamilan belum inpartu18 :
Dilakukan induksi persalinan bila skor bishop ≥ 6. Bila perlu
dilakukan pematangan serviks dengan misoprostol. Induksi
persalinan harus sudah mencapai kala II dalam waktu 24 jam.
Bila tidak, induksi persalinan gagal, dan harus disusul dengan
seksio sesarea.
Indikasi seksio sesarea18 :
Syarat persalinan pervaginam tidak terpenuhi
Terdapat kontraindikasi persalinan pervaginam
Induksi persalinan gagal
21
f. Pencegahan
Deteksi dini preeklampsia akan bermanfaat bila memang dapat
ditemukan dan ada upaya untuk mencegahnya. Berbagai upaya
pencegahan yang pernah dilakukan umumnya dilaksanakan melalui
intervensi nutrisi dan farmakologi.2
Berbagai metode pencegahan preeklampsia yang pernah digunakan
antara lain2,19 :
1) Perbaikan nutrisi – diet rendah garam dan tinggi protein, suplementasi
kalsium, magnesium, seng dan asam linoleat.
22
DAFTAR PUSTAKA
14. Martin Jr, Magan EF, Isler CM. HELLP Syndrome : The Scope of Disease
and Treatmeant in Belfort MA, Thornton S, Saade GR. Hypertension in
Pregnancy, Marcel Dekker, Inc. New York, 2003, 17-37.
15. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Diagnosis dan Tatalaksana Pre-
Eklampsia. Jakarta : Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia
Himpunan Kedokteran Feto Maternal (POGI). 2016.
16. Canadian Hypertensive Disorders of Pregnancy Working Group, Diagnosis,
Evaluation, and Management of the Hypertensive Disorders of Pregnancy:
Executive Summary. Journal of Obstetrics Gynecology Canada. 2014: 36(5);
416-438.
17. Tranquilli AL, Dekker G, Magee L, Roberts J, Sibai BM, Steyn W, Zeeman
GG, Brown MA. The classification, diagnosis and management of the
hypertensive disorders of pregnancy: a revised statement from the ISSHP.
Pregnancy Hypertension: An International Journal of Women;s
Cardiovascular Health 2014: 4(2):99-104.
18. Panduan Praktis Klinis Obstretri dan Ginekologi. Bandung : Dep./SMF
Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran UNPAD RSUP. DR. Hasan
Sadikin. 2015.
19. Chesley LC. Hypertensive disorders in pregnancy. New York : Appleton-
century-crofts 1978.