Anda di halaman 1dari 10

HASIL FETOMATERNAL PADA PLASENTA PREVIA- STUDI

RETROSPEKTIF DI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN

Abstrak
Latar belakang: prevalensi plasenta previa ditemukan bervariasi antara 0,5% dari
semua kehamilan. Plasenta previa adalah salah satu penyebab utama perdarahan
antepartum dan juga penyebab penting morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal
di India.
Metode: Ini adalah studi retrospektif yang dilakukan di departemen OBG, Mandya
Institute of Medical Science, untuk periode lima tahun dari Januari 2011 hingga
Desember 2015. Semua kasus plasenta previa selama kehamilan yang diterima
selama periode ini dimasukkan dalam penelitian ini. Semua catatan kasus diperoleh
dari bagian catatan medis dan dianalisis dengan cermat untuk mengetahui kejadian,
berbagai jenis plasenta previa, gambaran klinis dan kaitannya dengan cara
persalinan, berat lahir, dan morbiditas ibu, dan perinatal.
Hasil: Prevalensi plasenta previa 0,2% dan lebih sering ditemukan pada wanita
multipara (75,8%). Tipe yang paling umum adalah tipe 1 plasenta previa di 23
(37,2%) kasus diikuti oleh tipe 2 dalam 19 kasus (30,6%). 13 kasus (20,9%) adalah
plasenta previa lengkap yang mirip dengan penelitian yang dilakukan oleh Vaishali
et al. Dari 62 kasus, 10 (16,1%) memiliki PPH atonik dan 2 kasus menjalani
histerektomi peripartum. Semua kasus kematian perinatal adalah antara 28 hingga
30 minggu dengan berat antara 1-1,2 kg terkait dengan plasenta previa lengkap
dalam 3 kasus dan tipe 3 (tidak lengkap) dalam 2 kasus. Tidak ada kematian ibu
dalam penelitian ini.
Kesimpulan: Mengelola kasus plasenta previa selama kehamilan merupakan
tantangan besar bagi setiap dokter kandungan di kebidanan saat ini, karena
peningkatan risiko komplikasi ibu dan perinatal.

Kata kunci: Placenta previa, berbaring rendah, Pendarahan per vagina, Pendarahan
Antepartum
Pendahuluan

Plasenta previa didefinisikan sebagai keadaan plasenta sebagian atau


seluruhnya di segmen bawah rahim. Prevalensi plasenta previa baru-baru ini,
diperkirakan sekitar 0,5% dari semua kehamilan, dan peningkatan ini berhubungan
dengan peningkatan operasi caesar.1 Plasenta previa merupakan penyebab utama
morbiditas dan mortalitas ibu karena terkait dengan perdarahan antepartum masif
dan perdarahan intra-partum.2

Faktor risiko adalah usia tua, multiparitas, kelahiran sesar sebelumnya,


aborsi, merokok, kokain, dan janin laki-laki.3 Pada pasien previa, perdarahan
postpartum sangat besar, yang meningkatkan komplikasi ibu. Faktor risiko untuk
perdarahan masif dan transfusi adalah usia tua, aborsi, operasi caesar sebelumnya,
mioma uterus, peningkatan BMI, peningkatan berat neonatal, dan plasenta previa
lengkap.4

Plasenta previa juga dikaitkan dengan plasentasi abnormal dan kelahiran


prematur. Riwayat dan jumlah persalinan sesar sebelumnya penting untuk
mendapatkan plasenta previa dan plasentasi abnormal pada kehamilan berikutnya.5

Diperlukan untuk Pembelajaran

Plasenta previa adalah salah satu penyebab utama kematian ibu dan perinatal yang
menyebabkan 35% kasus perdarahan antepartum. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui berbagai presentasi klinis dan hasil janin dalam kasus plasenta previa
di rumah sakit pendidikan.
Metode

Ini adalah studi retrospektif yang dilakukan di departemen OBG, Mandya Institute
of Mandya untuk periode lima tahun dari Januari 2011 hingga Desember 2015.
Semua kasus plasenta previa yang didiagnosis secara klinis atau ultrasonografi
dimasukkan dalam penelitian ini. Semua catatan kasus diperoleh dari bagian rekam
medis, MIMS, Mandya dan dianalisis dengan cermat untuk mengetahui prevalensi,
faktor risiko yang dikaitkan dengan etiologi plasenta previa, berbagai presentasi
klinis, dan jenis plasenta previa, temuan intra-operasi, hasil manajemen perinatal
dan ibu.

Kriteria Inklusi

 Semua kasus plasenta previa yang didiagnosis secara klinis dan


ultrasonografi diterima selama periode penelitian
 Usia kehamilan> 28 minggu

Kriteria Eksklusi

 Usia kehamilan <28 minggu


 Penyebab lain pendarahan antepartum.
Hasil

Tabel 1: Insidensi plasenta previa menurut usia ibu.

Usia Jumlah Kasus (62)


< 20 Tahun 2
20-25 Tahun 37
26-30 Tahun 20
>30 Tahun 3

Dalam penelitian kami, 37 kasus (59,6%) ditemukan pada kelompok usia 20-
25 tahun dan 32,2% (20 kasus) ditemukan pada kelompok usia 26-30 tahun.

Dalam penelitian kami, plasenta previa ditemukan pada 21 kasus (33,8%) di


gravid 2, diikuti oleh gravid 3 di 17 kasus (27,4%) dan primigravida di sekitar 15
kasus (24,1%)

Tabel 2: Insidensi Plasenta Previa Sehubungan Dengan Gravida

Gravida Jumlah Kasus (62)


Primi 15
Gravida 2 21
Gravida 3 17
Gravida 4 5
Gravida 5 4
Tabel 3: Insidensi Plasenta Previa Sehubungan Dengan Paritas

Paritas Jumlah Kasus (62)


Para 1 34
Para 2 10
Para 3 3

Dari 36 kasus (72,3%) adalah para 1, diikuti oleh para 2 dalam 10 kasus (21,2%).

Tabel 4: Kejadian Terkait Dengan Jenis Plasenta Previa

Jenis Plasenta Previa Jumlah Kasus (62)


Tipe 1 (Letak Rendah) 23
Tipe 2 (Marginal) 19
Tipe 3 (inkomplit) 7
Tipe 4 (Komplit) 13

Plasenta letak rendah adalah jenis plasenta previa yang paling umum pada 23
(37,2%) kasus, diikuti oleh tipe 2 pada 19 kasus (30,6%). Plasenta previa sentral
ditemukan pada 13 (20,9%) kasus dan tipe 3 dalam 7 (11,2%) kasus.
Tabel 5: Insidensi dari Berbagai Jenis Presentasi pada Plasenta Previa

Jenis Presentasi Jumlah Kasus (62)


Kepala 37
Breech 15
Transversal 6
Oblik 4

Presentasi yang paling umum adalah presentasi kepala untuk 37 kasus (59,6%),
diikuti oleh 15 (24,1%) kasus dan 6 (9,6%) kasus presentasi transversal, 4 kasus
presentasi oblik.

Tabel 6: Insidensi Plasenta Previa Sehubungan Dengan Periode Kehamilan

Usia Kehamilan (Minggu) Jumlah Kasus (62)


28-34 19
34-37 10
38-42 33

Dari 62 kasus, 33 kasus (53,2%) hadir pada usia kehamilan 38-42 minggu, 19
(30,6%) kasus pada 28-34 minggu diikuti oleh 10 (16,1%) kasus antara 34 hingga
37 minggu.

Dua kasus plasenta previa tipe 1 (letak rendah) dari 30 dan 32 minggu
disampaikan oleh PTVD dan satu kasus tipe 2 anterior dengan IUD (Inta Uterine
Death) disampaikan melalui rute vagina. 95,1% kasus diberikan oleh LSCS dan
mayoritas oleh LSCS darurat. Mereka menunjukkan perdarahan per vagina di 50
(84,7%) kasus dan 9 (15,4%) kasus dilakukan oleh LSCS elektif.
Tabel 7: Hubungan Cara Kelahiran Pada Plasenta Previa

Cara Kelahiran Jumlah Kasus (62)


PTVD 3
LSCS 59

Tabel 8: Insidensi Plasenta Previa Berdasarkan Berat Lahir

Berat Lahir Jumlah Kasus (62)


<2 Kg 17
2-2,5 kg 15
2,6-3 kg 16
>3 kg 14

Dari 62 kasus, 32 (51,6%) kasus memiliki berat lahir <2,5 kg dan 30 (48,3%)
kasus> 2,5 kg.

Tabel 9: Hubungan Komplikasi Ibu akibat Plasenta Previa

Jenis Komplikasi Jumlah Kasus (62)


Atonik PPH 10
Histerektomi 2
Syok Hemoragik 4

Dari 62 kasus, 10 (16,1%) kasus memiliki Atonic PPH, 4 (6,4%) kasus adalah PPH
derajat ringan dan 6 (9,6%) kasus memiliki tingkat PPH mayor, dimana 4 kasus
menjadi kasus syok hemoragik. Dari 4 kasus ini, 2 kasus dikendalikan oleh medis
dan bedah (ligasi uterus bilateral) dan 2 kasus dilakukan histerektomi karena PPH
yang tidak terobati.
Tabel 10: Jumlah Transfusi Darah Dalam Kasus Plasenta Previa

Unit Jumlah Kasus


1 Unit 29
2 Unit 19
3 Unit 6
4 Unit dan lebih 8

Tabel 11: Distribusi Jenis Kelamin pada Bayi Yang Dilahirkan

Jenis Kelamin Jumlah Kasus


Laki-laki 35
Perempuan 27

Semua kasus plasenta previa menerima transfusi darah dan 8 (12,9%) kasus
menerima lebih dari 4 unit darah diikuti oleh 6 (9,6%) kasus yang membutuhkan 3
unit.

Dari 62 kasus, 35 adalah bayi laki-laki dan 27 bayi perempuan.

Diskusi

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi berbagai jenis plasenta previa


dan gambaran klinis dan komplikasi fetomaternal yang diterima selama Januari
2011 hingga Desember 2015.

Prevalensi plasenta previa 62 kasus, diantara 32.160 kasus yang dikirimkan


terhitung 0,2% yang mirip dengan studi oleh Kollman M et al (0,15%).

59 kasus dialami sebelum usia 30 tahun yang mirip dengan penelitian oleh
Kaur B (77%)

Plasenta previa lebih sering ditemukan pada wanita multipara (75,8%) yang
mirip dengan penelitian yang dilakukan oleh faiz.
Tipe yang paling umum adalah tipe 1 plasenta previa di 23 (37,2%) kasus
diikuti oleh tipe 2 dalam 19 kasus (30,6%). 13 kasus (20,9%) adalah plasenta previa
lengkap yang mirip dengan penelitian yang dilakukan oleh Vaishali et al. (22,7%).8

33 kasus (53,2%) adalah sesuai masa kehamilan dan 29 kasus (46,8%)


dialami oleh kehamilan prematur.

3 kasus (4,8%) dilahirkan melalui vagina dan 59 kasus (95,2%) dilahirkan


melalui LSCS.

30 (48,3%) bayi yang dilahirkan lebih dari 2,5 kg dan 32 (51,8%) bayi kurang
dari 2,5 kg.

Dari 62 kasus, 10 (16,1%) mengalami PPH atonik yang mirip dengan


penelitian oleh Bhatt AD (15%).

19 kasus dimasukkan ke NICU karena kelahiran prematur dan ada 5 kematian


perinatal. Semua kasus kematian perinatal adalah antara 28 hingga 30 minggu
dengan berat antara 1-1,2 kg terkait dengan tipe 4 plasenta previa dalam 3 kasus
dan tipe 3 plasenta previa dalam 2 kasus. Hal ini berkorelasi dengan penelitian yang
dilakukan oleh Jain S.10

Tidak ada kematian ibu selama periode penelitian. Namun 2 pasien dengan
plasenta previa sentral memiliki PPH atonik yang tidak dapat diatasi yang tidak
dapat dikendalikan oleh operasi medis dan konservatif yang membutuhkan
histerektomi peripartum.
Kesimpulan

Pengelolaan kasus plasenta previa selama kehamilan merupakan tantangan


besar bagi setiap dokter kandungan di kebidanan saat ini karena peningkatan risiko
komplikasi ibu dan perinatal. Dengan demikian, perawatan antenatal yang baik
termasuk pemeriksaan antenatal yang lebih sering, koreksi anemia selama periode
antenatal, mengantisipasi komplikasi dengan berkonsultasi dengan dokter
kandungan senior, mengedukasi pasien mengenai komplikasi seperti prematuritas,
perlunya transfusi darah, dan komplikasi jarang seperti histerektomi serta
mengambil bantuan dokter anak untuk mengurangi komplikasi perinatal yang
terkait.

Anda mungkin juga menyukai