Anda di halaman 1dari 6

e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI


PADA PASIEN RAWAT JALAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TAGULANDANG
KABUPATEN SITARO
Nur Afni Karim
Franly Onibala
Vandri Kallo
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi
Email: nurafni_k@yahoo.co.id
Abstract:Hypertension is a condition in which an increase in systolic blood pressure ≥130
mmHg and diastolic pressure ≥80 mmHg. Hypertension is a worldwide health problem that
continues to increase. Physical activity is any body movement produced by skeletal muscle and
requires energy expenditure. The purpose of this study was to determine the relationship of
physical activity with the degree of hypertension in outpatients in the work area of Tagulandang
Public Health Center of SITARO Regency. Design the research is using observational analytic,
using Cross Sectional approach. The sample is 40 respondents taken by using purposive
sampling technique. Data were collected from respondents using physical activity
questionnaire sheet and observation sheet for degree of hypertension.Statistics Test Result Chi-
Square of physical activity relation with degree of hyperetensi 95% (α≤0.05) and result
obtained p value 0.039. Conclusion that there is relationship between physical activity with
degree of hypertension in outpatient in work area of Tagulandang Public Health Center of
SITARO Regency.
Keywords: Physical activity, degree of hypertension
Abstrak:Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik ≥
130 mmHg dan tekanan diastolik ≥ 80 mmHg. Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang
terjadi diseluruh dunia yang terus meningkat. Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang
dihasilkan oleh otot rangka dan memerlukan pengeluaran energi. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan derajat hipertensi pada pasien rawat jalan di
wilayah kerja Puskesmas Tagulandang Kabupaten SITARO. Desain Penelitian yaitu
menggunakan observasional analitik, dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional.
Sampel sebanyak 40 responden yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Data dikumpulkan dari responden dengan menggunakan lembar kuesioner aktivitas fisik dan
lembar observasi untuk derajat hipertensi. Hasil Uji Statistik Chi-Square hubungan aktivitas
fisik dengan derajat hiperetensi 95% (∝≤ 0.05) dan hasil diperoleh pvalue0.039. Kesimpulan
yaitu terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan derajat hipertensi pada pasien rawat jalan
di wilayah kerja Puskesmas Tagulandang Kabupaten SITARO.
Kata Kunci: Aktivitas fisik, derajat hipertensi

1
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

PENDAHULUAN penyakit tidak menular, hipertensi berada di


Hipertensi atau tekanan darah tinggi posisi ke tiga.
merupakan masalah kesehatan yang terjadi Hasil observasi di Puskesmas
di seluruh dunia. Berdasarkan data World Tagulandang fenomena dan kasus
Health Organization (WHO) tahun 2013, hipertensi cukup banyak, sehingga peneliti
menyatakan bahwa terjadi peningkatan tertarik untuk melakukan penelitian di
jumlah orang yang menderita hipertensi Tagulandang dan juga karena peneliti
dari 600 juta pada tahun 1980 menjadi 1 berdomisili di Tagulandang. Hasil
milyar pada tahun 2008. Di perkirakan akan wawancara dari beberapa masyarakat yang
terus meningkat pada tahun 2020 sekitar berkunjung ke puskesmas diperoleh
1,56 milyar orang dewasa akan hidup keterangan bahwa mereka jarang
dengan hipertensi (Kemenkes RI, 2014). melakukan aktivitas seperti olahraga atau
Tekanan darah tinggi atau hipertensi jalan sehat setiap pagi, sering kali
merupakan penyakit yang ditandai dengan melanggar dan tidak mematuhi anjuran dan
peningkatan tekanan darah yang melebihi larangan dari dokter, mengkonsumsi garam
normal. Penyakit hipertensi salah satunya dapur, serta mengkonsumsi daging di acara-
dipengaruhi oleh pekerjaan yang menguras acara tertentu dan setelah mengkonsumsi
aktivitas masyarakat. Aktivitas yang sehat makanan beresiko dapat menyebabkan
dan makanan yang sehat merupakan kekambuhan hipertensi. Dan juga
pilihan tepat untuk menjaga diri terbebas masyarakat di Tagulandang lebih memilih
dari hipertensi (Susilo & Wulandary, 2011). naik kendaraan seperti sepeda motor
Penelitian yang dilakukan oleh daripada jalan kaki kalau kemana-mana
Muliyati, Syam, Sirajuddin (2011) dalam walaupun jaraknya dekat.
jurnal hubungan pola konsumsi natrium dan Berdasarkan uraian dalam latar
kalium serta aktivitas fisik dengan kejadian belakang diatas maka, peneliti tertarik
hipertensi di RSUP DR. Wahidin untuk meneliti tentang hubungan aktivitas
Sudirohusodo Makasar menunjukan bahwa fisik dengan derajat hipertensi pada pasien
ada hubungan antara aktivitas fisik dengan rawat jalan di wilayah kerja Puskesmas
hipertensi. Responden sebanyak 64,4% Tagulandang Kabupaten SITARO.
memiliki aktivitas ringan menderita
hipertensi, sedangkan 35,6% responden METODE PENELITIAN
yang beraktivitas sedang tidak menderita Desain Penelitian ini menggunakan
hipertensi. penelitian observasioanal analitik, dengan
Kurangnya aktivitas fisik meningkatkan menggunakan pendekatan Cross Sectional.
resiko menderita hipertensi. Orang yang Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh
tidak aktif cenderung mempunyai frekuensi pasien hipertensi yang ada di Puskesmas
denyut jantung yang lebih tinggi sehingga Tagulandang sebanyak 135 orang. Pada
otot jantungnya harus bekerja lebih keras penelitian ini pengambilan sampel
pada setiap kontraksi, makin besar dan dilakukan dengan teknik purposive
sering otot jantung memompa, maka makin sampling dan diperoleh sampel sebanyak 40
besar tekanan yang dibebankan pada arteri responden sesuai dengan kriteria inklusi
sehingga tekanan darah akan meningkat responden yang menderita hipertensi dan
(Anggara & Prayitno, 2013). yang bersedia menjadi responden dan
Berdasarkan data awal yang diambil di menandatangani informed consent.
Puskesmas Tagulandang Kabupaten Instrumen penelitian yang digunakan yaitu
SITARO di peroleh data penderita lembar kuesioner aktivitas fisik Riskesdas
hipertensi yang berkunjung ke Puskesmas Total MET: ringan + sedang + berat Skor
dari bulan Juli-September sebesar 135 total hasil perhitungan dikelompokan
orang. Dari data yang diperoleh sepuluh kedalam tiga kategori tingkat aktivitas fisik:

2
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

Ringan: MET<600menit/minggu, Sedang: Berdasarkan tabel 2 menunjukan


MET 600-3000 menit/minggu, Berat: MET bahwa jenis kelamin terbanyak adalah
≥3000 menit/minggu. Untuk mengukur perempuan dengan jumlah responden 27
variabel derajat hipertensi peneliti orang (67.5%) dan jumlah responden paling
menggunakan lembar observasidengan alat sedikit adalah laki-laki yaitu 13 orang
sphygmomanometer dan stetoskop untuk (32,5%).
mengukur tekanan darah. Untuk menilai
kategori derajat hipertensi berdasarkan Tabel 3 Distribusi frekuensi
kriteria AHA 2017 yaitu: Tinggi= 120- berdasarkan pekerjaan
129/<80 mmHg, Hiperensi Stadium I= 130- Pekerjaan n %
139/80-89 mmHg, Hipertensi Stadium II= IRT 18 45
>140/>90 mmHg. Nelayan 5 12.5
Data analisis melalui analisis univariat dan Petani 5 12.5
bivariat dengan menggunakan uji Chi PNS 4 10
Square dengan tingkat kemaknaan 95% Wiraswasta 8 20
(𝛼 ≤ 0,05). Uji statistik tersebut Jumlah 40 100
menggunakan program komputer. Jika hasil Sumber: Data Primer, 2018
statistik menunjukkan p≤ 0,05itu artinya
terdapat hubungan yang bermakna antar Berdasarkan tabel 3 menunjukan bahwa
aktivitas fisik dengan derajat hipertensi, dan dari status pekerjaan yang terbanyak yaitu
jika p> 0,05 tidak terdapat hubungan IRT dengan jumlah responden 18 orang
antara aktivitas fisik dengan derajat (45%) dan paling sedikit yaitu PNS dengan
hipertensi. jumlah responden 4 orang (10%).

HASIL dan PEMBAHASAN Tabel 4 Distribusi responden


Hasil Penelitian berdasarkan aktivitas fisik
Tabel 1 Distribusi frekuensi AktivitasF n %
berdasarkan umur isik
Umur n % Ringan 0 0
Sedang 28 70
38-45 12 30
Berat 12 30
46-55 17 42.5
56-65 9 22.5 Jumlah 40 100
>65 2 5 Sumber: Data Primer, 2018
Jumlah 40 100
Sumber: Data Primer, 2018 Berdasarkan tabel 4 menunjukan bahwa
responden dengan aktivitas fisik sedang
Berdasarkan tabel 1 menunjukan bahwa sebanyak 28 orang (70%) dan responden
responden terbanyak berada pada umur 46- dengan aktivitas berat sebanyak 12 orang
55 tahun dengan jumlah 17 orang (42.5%) (30%).
dan responden paling sedikit berada pada Tabel 5 Distribusi responden
umur >65 tahun yaitu 2 responden (5%). berdasarkan derajat hipertensi
Tabel 2 Distribusi frekuensi Derajat n %
berdasarkan jenis kelamin Hipertensi
Jenis Kelamin n % Tinggi 0 0
Laki-laki 13 32.5 Stadium I 8 20
Perempuan 27 67.5 Stadium II 32 80
Jumlah 40 100 Jumlah 40 100
Sumber: Data Primer, 2018 Sumber: Data Primer, 2018

3
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

Berdasarkan tabel 5 menunjukan bahwa obesitas yang menyatakan sebagian besar


responden dengan hipertensi derajat I responden memilki aktivitas fisik sedang
sebanyak 8 orang (20%) dan responden yaitu sebanyak 51 responden (53%) dan 14
dengan hipertensi derajat II sebanyak 32 responden (14,6%) memiliki aktivitas berat.
orang (80%). Aktivitas fisik merupakan setiap gerakan
tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka
Tabel 6 Hubungan Aktivitas Fisik yang memerlukan pengeluaran energi.
dengan Derajat Hipertensi pada Pasien Aktifitas fisik latihan olahraga (exercise)
Rawat Jalan di Wilayah Kerja merupakan bagian dari aktifitas fisik atau
Puskesmas Tagulandang dapat dikatakan latihan olahraga (exercise)
Aktivit Derajat Hipertensi Total P
adalah aktifitas fisik yang terencana,
as Fisik value
Hiperte Hiperte terstruktur, berulang, dan bertujuan untuk
nsi nsi memelihara kebugaran fisik (Welis & Rifki,
Stadiu Stadiu 2013). Berdasarkan hasil penelitian
mI m II sebanyak 70% responden yang melakukan
n % n % n % aktifitas fisik sedang seperti mencuci
Berat 5 62.5 7 22 12 30 0.039
pakaian, menyampu, mencuci piring,
Sedang 3 37.5 25 78 28 70 menyetrika dan memasak dan sebanyak
Jumlah 8 32 40
100 100 100
30% responden yang melakukan aktifitas
Sumber: Data Primer, 2018 fisik berat seperti menimbah air, menebang
pohon dan mencangkul. Aktivitas fisik
Tabel diatas menunjukan bahwa berat, sedang maupun ringan tergantung
responden yang memiliki aktivitas fisik pada jenis kegiatan, intensitas dalam sehari,
sedang dengan derajat hipertensi stadium I durasi dan frekuensi kegiatan.
sebanyak 3 orang (37.5%) dan responden Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa
yang memiliki aktivitas fisik sedang dengan sebagian besar responden mengalami
derajat hipertensi stadium II sebanyak 25 hipertensi stadium II sebanyak 32
orang (78%). Sedangan responden yang responden (80%), dikarenakan di pengaruhi
memiliki aktivitas fisik berat dengan derajat oleh gaya hidup seperti mengkonsumsi
hipertsni stadium I sebanyak 5 orang garam dapur yang berlebihan, mereka juga
(62.5%) dan responden yang memiliki jangan mengontrol ke dokter, sering
aktivitas fisik berat dengan derajat hipertsni melanggar aturan yang dianjurkan, jarang
stadium II sebanyak 7 orang (22%). Hasil melakukan aktivitas dan masyarakat di
analisis menggunakan uji chi-square pada Tagulandang tinggal di pesisir pantai dan
tingkat kepercayaan 95% di peroleh nilai p hipertensi stadium I sebanyak 8 responden
= 0,039. Atau probabilitas dibawah 0,05. (20%). Adapun Faktor risiko terjadinya
Dengan demikian Ha diterima yaitu ada hipertensi seperti faktor yang tidak dapat
hubungan antara aktivitas fisik dengan dikontrol (keturunan, jenis kelamin dan
derajat hipertensi pada pasien rawat jalan di individu dituntut untuk mengarahkan
wilayah kerja Puskesmas Tagulandang tenaga yang cukup besar (Sutomo, 2009).
Kabupaten SITARO. Hasil tabel silang antara variabel
Aktivitas Fisik dengan Derajat Hipertensi
Pembahasan pada Pasien Rawat Jalan di peroleh
Hasil penelitian menunjukan bahwa responden dengan aktivitas fisik sedang dan
responden paling banyak dengan aktivitas derajat hipertensi stadium II yaitu 25
fisik sedang. Hal ini sejalan dengan jurnal responden (78%) dan aktivitas berat dengan
yang diteliti oleh Manurung (2009) dengan derajat hipertensi stadium I yaitu 5
judul pengaruh karakteristik, genetik, responden (22%). Kemudian, responden
pendapatan keluarga, pendidikan ibu, pola dengan aktivitas fisik sedang dengan derajat
makan dan aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi stadium I yaitu 3 responden

4
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

(37,5%) dan aktivitas fisik berat dengan Tantan, 2007).Hal ini juga sejalan dengan
derajat hipertensi stadium II yaitu 7 penelitian yang dilakukan oleh Mulyati,
responden (62,5%) dikarenakan ada faktor Syam & Sirajuddin (2011) dalm jurnal
lain yang mempengaruhinya seperti, stres hubungan pola konsumsi natrium dan
dan penggunaan obat-obatan dengan dosis kalium serta aktivitas fisik dengan kejadian
yang tidak sesuai. Hasil uji statistik dengan hipertensi pada pasien rawat jalan di RSUP
menggunakan uji alternatif dari Chi-Square DR. Wahidin Sudirohusodo Makasar
diperoleh nilai p value sebesar 0.039 lebih menyatakan bahwa ada hubungan antara
kecil dari 0.05 (p=0.039<α) yang berarti aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi.
bahwa ada hubungan yang signifikan antara Kondisi tekanan darah yang tinggi
aktivitas fisik dengan derajat hipertensi menambah beban jantung dan arteri.
pada pasien rawat jalan di wilayah kerja Jantung harus bekerja lebih keras dari
Puskesmas Tagulandang. Hal ini selajan normal yang ditentukannya (Dalimartha
dengan jurnal yang diteliti oleh dkk, 2008). Pentingnya berolaraga dan
Siringoringon & Jemadi (2013) dengan bergerak badan sejak kecil demi
judul faktor-faktor yang berhubungan terbentuknya otot-otot jantung yang lebih
dengan hipertensi pada lansia di desa Sigaol tangguh. Jantung yang tangguh tetap kuat
Kabupaten Samosir terdapat hubungan memompa darah kendati menghadapi
antara aktivitas fisik dengan rintangan pipa pembuluh darah yang sudah
hipertensi.Aktivitas fisik dalam penelitian tidak utuh lagi. Jantung yang terlati sejak
ini dikategorikan menjadi tiga kategori usia muda ototnya lebih tebal dan kuat
yaitu aktivitas ringan, sedang, dan berat. disbanding yang tidak terlatih (Welis &
Aktivitas fisik yang teratur membantu Rifki, 2013).Dapat disimpulkan responden
meningkatkan efisiensi jantung secara yang mempunyai aktivitas fisik sedang
keseluruhan. Mereka yang secara fisik aktif cenderung lebih besar beresiko terkena
umumnya mempunyai tekanan darah yang hipertensi tetapi begitu sebaliknya
lebih rendah dan jarang terkena tekanan responden yang memiliki aktivitas fisik
darah tinggi (Marliani & Tantan, 2007).Hal berat cenderung lebih sedikit berisiko
ini juga sejalan dengan penelitian yang terkena hipertensi. Jadi aktivitas fisik
dilakukan oleh Sulistiyowati (2010) dalam responden mempengaruhi terjadinya
judul faktor-faktor yang berhubungan hipertensi.
dengan kejadian hipertensi di kampung
Botton Kelurahan Magelang Kecamatan SIMPULAN
Magelang Tengah Kota Megelang Sebagian besar responden melakukan
menyatakan bahwa ada hubungan yang aktivitas sedang. Sebagian besar responden
signifikan antara aktivitas fisik dengan memiliki derajat hipertensi pada kategori
hipertensi di kampung Botton Kelurahan stadium II. Terdapat hubungan yang
Magelang Kecamatan Magelang Tengah signifikan antara aktivitas fisik dengan
Kota Megelang.Kegiatan fisik yang derajat hipertensi pada pasien rawat jalan di
dilakukan secara teratur dapat wilayah kerja Puskesmas Tagulandang
menyebabkan perubahan-perubahan Kabupaten SITARO.
misalnya jantung akan bertambah kuat
pada otot polosnya sehingga daya tampung DAFTAR PUSTAKA
besar dan konstruksi atau denyutannya kuat AHA. (2017). Pedoman Tekanan Darah
dan teratur, selain itu elastisitas pembuluh Baru American College of
darah akan bertambah karena adanya Cardiology.
relaksasi dan vasodilatasi sehingga http://www.acc.org/latest-in-
timbunan lemak akan berkurang dan cardiology/articles/2017/11/08/11/4
meningkatkan kontrksi otot dinding 7/mon-5pm-bp-guideline-aha-2017
pembuluh darah tersebut (Marliani & diakses 08 NOvember 2017.

5
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

Anggara., & Prayitno, N. (2013). Faktor- Sulistiyowati. (2010). Faktor-faktor yang


faktor yang Berhubungan dengan Berhubungan dengan Kejadian
Tekanan Darah di Puskesmas Hipertensidi Kampung Botton
Telaga Murni Cikalang Barat. Kelurahan Magelang Tengah Kota
Jurnal Ilmiah Kesehatan 5(1); Magelang.Skripsi. Diakses 05
Januari 2013. Diakses 04 Oktober Februari 2018.
2017.
Sutomo, B. (2009). Menu Sehat Penakluk
Dalimartha, S dkk. (2008). Care Your Self Hipertensi. Jakarta: DeMedika
Hipertensi. Penebar Plus: Depok. Pustaka.

Kemenkes RI. (2014). Pusat Data dan Welis, W., & Rifki, M. (2013). Gizi untuk
Informasi Kementrian Kesehatan Aktivitas Fisik dan Kebugaran.
RI. www.depkes.go.iddiakses 17 Jakarta: Pustaka Pelajar
Oktober 2017

Manurung, N. (2009). Pengaruh


Karakteristik, Genetik, Pendapatan
Keluarga, Pendidikan Ibu, Pola
Makan dan Aktivitas Fisik terhadap
Kejadian Obesitas.Tesis. FKM
USU. Diakses 24 Januari 2018

Marliani, L & Tantan, H. (2007). 100


Question & Answer Hipertensi,
Jakarta: PT Elex Media
Kompuntindo Kelompok Gramedia.

Muliyati, H., Syam, A., & Sirajuddin,S.


(2011). Hubungan Pola Konsumsi
Natrium dan Kalium Serta Aktivitas
Fisik dengan Kejadian Hipertensi
pada Pasien Rawat Jlkan di RSUP
DR. Wahidin Sudirohusodo
Makasar. Media Gizi Masyarakat .
Indonesia. Vol.1,no.1 Agustus
2011. Diakses 04 Oktober 2017.

Siringoringon, M., & Jemadi. (2013).


Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan Hipertensi pada Lansia di
Desa Singaol Simbolon Kabupaten
Samosir. Diakses 24 Januari 2018.

Susilo, Y., & Wulandary, A. (2011). Cara


Jitu Mengatasi Hipertensi.
Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai