Anda di halaman 1dari 20

Jantung dan EKG bagi Penderita Angina Pectoralis

Christy Cahya Resky Dampung

102014219

E6

Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat Korespondensi Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510


Email: CHRISTY.2014fk219@civitas.ukrida.ac.id

Abstract

The heart is a vital organ that functions to pump blood, which is the circulatory system that
transport systems of the body. This circulation system starts from the mother's womb and
continues throughout life as a vital channel for the transport of materials required absolute
body. The heart itself has a structure that has four rooms, dextrum atrium, atrial sinistrum,
ventriculus dexter and sinister ventricle. At the heart wall is composed of three different
layers namely endocardium, myocardium, and epicardium. The ECG is recorded or action
potential depolarization wave generated by the heart muscle fibers with the tools to record it
is electrocardiograph (electrocardiograph). If there is an abnormality such as angina
pectoralis, can be checked with this tool.

Keywords

Cardiac, electrocardiogram, angina pectoralis.

Abstrak

Jantung merupakan organ penting yang berfungsi untuk memompa darah yang merupakan
sistem sirkulasi yaitu sistem transport tubuh. Sistem sirkulasi ini dimulai dari dalam
kandungan ibu dan terus berlanjut sepanjang hayat sebagai saluran vital untuk mengangkut
bahan mutlak yang dibutuhkan tubuh. Jantung itu sendiri memiliki struktur yaitu memiliki 4
ruang, atrium dextrum, atrium sinistrum, ventriculus dexter, dan ventrikel sinister. Pada
dinding jantung terdiri dari tiga lapisan berbeda yaitu endokardium, miokardium, dan
epikardium. Adapun EKG (elektrokardiogram) yaitu rekaman gelombang depolarisasi atau
potensial aksi yang dihasilkan oleh serat otot jantung dengan alat untuk merekamnya yaitu
elektrokardiograf (electrocardiograph). Bila terjadi suatu kelainan seperti angina pectoralis,
dapat di periksa dengan alat ini.

Kata kunci
Jantung, elektrokardiogram, angina pectoralis

Pendahuluan

Dalam tubuh manusia terdapat sebuah organ yaitu jantung yang sangat berperan penting
dalam kelangsungan hidup seseorang. Ini karena sistem sirkulasi yaitu sistem transport tubuh.
Dimana sejak dalam kandungan, janin memiliki cadangan makanan yang terbatas,
mengandalkan pembentukan cepat sistem sirkulasi yang dapat berinteraksi dengan sirkulasi
ibu untuk menyerap dan menyebarkan pasokan yang sangat penting untuk kelangsungan
hidup dan pertumbuhan jaringan yang sedang berkembang. Dari sini sistem sirkulasi akan
terus berlanjut sepanjang hayat sebagai saluran vital untuk mengangkut bahan mutlak yang
dibutuhkan tubuh.1

Bila bagian tubuh mengalami suatu gangguan seperti angina pectoralis yang adalah nyeri
dada atau rasa tidaknyaman di dada yang terjadi karena otot jantung tidak mendapatkan
cukup oksigen dan merupakan gejala penyakit jantung koroner yang paling banyak terjadi 2,
maka dapat mengganggu aktivitas hidup seseorang. Oleh sebab itu di perlukan pemeriksaan
EKG yaitu rekaman gelombang depolarisasi atau potensial aksi yang dihasilkan oleh serat
otot jantung dengan alat untuk merekamnya yaitu elektrokardiograf (electrocardiograph). 3

Struktur Jantung

Makroskopis

Jantung adalah organ berupa otot, berbetuk kerucut, berongga dan dengan basisnya di atas
dan puncaknya di bawah. Apeksnya miring ke sebelah kiri Berat jantung kira-kira 300 gram.
Dua pertiga jantung terletak disebelah kiri garis midsternal. Jantung dilindungi mediastinum.
Batas kanan jantung terdiri dari vena Cava Superior, Atrium Kanan. Batas kiri jantung terdiri
dari arteri Pulmonalis, atrium kiri, Ventrikel kiri. Batas bawah jantung terdiri dari ventrikel
kanan.4
Jantung mempunyai tiga permukaan : facies sternocostalis (anterior), facies diaphragmatica
(inferior), dan basis cordis (facies posterior). Jantung juga mempunyai apex yang arahnya ke
bawah, depan, dan kiri.4
 Facies sternocostalis, terutama terdiri dari atrium dextrum dan ventrikel sinistra yang
dipisahkan satu sama lain oleh sulcus atrioventricularis.
 Facies diaphragmatica, terutama dibentuk oleh ventriculus dexter dan sinister yang
dipisahkan oleh sulcus interventricularis posterior. Permukaan inferior atrium dextrum
tempat bermuara vena cava inferior juga membentuk facies diaphragmatica.
 Basis Cordis, atau facies posterior terutama dibentuk oleh atrium sinistrum, tempat
bermuara empat vena pulmonalis. Basis cordis terletak berlawanan dengan apex cordis.
 Apex Cordis, dibentuk oleh ventrikel sinister menghadap depan dan terletak di kiri
bawah.
Sulcus external membagi jantung ke dalam 4 ruang dan menghasilkan suatu celah yang
disebut sulcus. Sulcus coronaria mengelilingi jantung, membagi atria dari ventrikel. Sulcus
ini mengandung arteri coronaria kanan, vena cardia kecil, sinus coronarius, dan cabang
circumflexa dari arteri coronaria kiri. Sulcus interventricular anterior dan posterior membagi
2 ventrikel. Sulcus interventricular anterior berada pada permukaan anterior jantung dan
mengandung arteri interventricular anterior dan vena cardiac besar. Sulcus interventricular
posterior berada pada permukaan diaphragmatik jantung dan mengandung arteri
interventricular posterior dan vena cardia media.4

Jantung terdiri atas 4 ruang : atrium dextrum, atrium sinistrum, ventriculus dexter, dan
ventrikel sinister. Atrium dextrum terletak anterior terhadap atrium sinistrum dan ventriculus
dexter anterior terhadap ventrikel sinister.4

Dinding jantung terdiri atas 3 lapisan : bagian luar epicardium (lamina visceral pericardium
serosa), pada lapisan tengah terdapat myocardium yang terdiri atas otot jantung, dan lapisan
dalam terdapat endocardium yang terdiri atas selapis endotel.

 Atrium dextrum

Atrium Dextrum terdiri atas atrium propria dan auricular dextra. Pada permukaan
jantung, tempat pertemuan atrium kanan dan auricula kanan terdapat sebuah sulcus
vertikal yaitu sulkus terminalis, yang pada permukaan dalamnya berbentuk rigi disebut
crista terminalis. Bagian utama atrium yang terletak posterior terhadap crista terminalis
berdinding licin pada masa embrio berasal dari sinus venosus. Bagian atrium di anterior
rigi berdinding kasar atau trabekulasi oleh karena tersusun atas berkas-berkas serabut
otot yaitu musculi pectinati, yang berjalan dari crista terminalis ke auricula dextra.4

Muara pada Atrium Dextrum4


 Vena Cava Superior bermuara ke bagian atas atrium dextrum. Vena cava superior
mengembalikan darah ke jantung dari setengah bagian atas tubuh.
 Vena Cava Inferior bermuara ke bagian bawah atrium dextrum. Vena cava inferior
mengembalikan darah ke jantung dari setengah bagian bawah tubuh.
 Sinus Coronarius mengalirkan sebagian besar darah dari dinding jantung bermuara
ke atrium dextrum, diantara vena cava inferior dan ostium atrioventriculare
dextrum.
 Ostium Atriventriculare dextrum terletak anterior terhadap vena cava inferior dan
dilindungi oleh valva tricuspidalis.

Pada atrium dextrum juga terdapat fossa ovalis dan annulus ovalis yang keduanya
terletak di septum interatriale yang memisahkan atrium kiri dan kanan.

 Ventriculus dexter

Ventriculus dexter berhubungan dengan atrium dexter melalui ostium atrioventriculare


dextrum dan truncus pulmonalis melalui ostium trunci pulmonalis. Pada dinding
ventriculus terdapat rigi-rigi yang dibentuk oleh berkas-berkas otot disebut trabeculae
carneae. Trabeculae carneae terdiri atas tiga jenis. Pertama musculi papillares, menonjol
ke dalam melekat melalui basisnya pada dinding ventrikel, puncaknya dihubungkan oleh
tali-tali fibrosa (chordae tendinae) ke cuspis valva tricuspidalis. Jenis kedua melekat
dengan ujungnya pada dinding ventrikel dan bebas pada bagian tengahnya, salah satunya
adalah trabecula septomarginalis, menyilang rongga ventrikel dari septa ke dinding
anterior. Jenis ketiga hanya terdiri dari rigi-rigi yang menonjol.4

Valva tricuspidalis terdiri atas tiga cuspis yang dibentuk oleh lipatan endocardium
disertai sedikit jaringan fibrosa. Basis cuspis melekat pada cincin fibrosa rangka jantung,
sedangkan ujung bebas dan permukaan ventrikularnya dilekatkan pada chordae
tendineae. 4

Valva trunci pulmonalis terdiri atas tiga valvula semilunaris. Pinggir bawah dan samping
setiap cuspis melengkung melekat pada dinding arteri. Ketiga valvula semilunaris
tersusun sebagai berikut : satu terletak posterior (valvula semilunaris sinistra) dan dua
terletak anterior (valvula semilunaris anterior dan dextra).4

 Atrium Sinistrum
Strukturnya sama seperti atrium dextrum, terdiri atas rongga utama dan auricula.
Dibelakang atrium sinistrum terdapat sinus obliquus pericardii serosa dan pericardium
fibrosa memisahkannya dari esofagus. Bagian dalam atrium sinistrum licin, tetapi
auricula sinistra mempunyai rigi-rigi otot seperti auricula dextra.4

Muara pada Atrium Sinistrum4

Empat vena pulmonale, atrioventricularis sinister, auricular.

 Ventriculus Sinister

Ventriculus sinister berhubungan dengan atrium sinistrum melalui ostium


atrioventriculare sinistrum dan dengan aorta melalui ostium aorta. Terdapat trabeculae
carnae, dua buah musculi papillares yang besar, tetapi tidak terdapat trabecula
septomarginalis.4

Valva Bicuspid (mitralis) melindungi ostium atrioventriculare. Terdiri atas dua cuspis,
yang strukturnya sama dengan cuspis pada valva tricuspidalis. Perlekatan chordae
tendineae ke cuspis dan musculi paillares sama seperti valva tricuspidalis.4

Valva aorta melindungi ostium aortae. Satu cuspis terletak dianterior (valvula
semilunaris dextra) dan dua cuspis terltetak di dinding posterior (valvula semilunaris
sinistra dan posterior). Dibelakang setiap cuspis dinding aorta menonjol membentuk
sinus aortae. Sinus aortae anterior tempat asal arteria coronaria dextra, dan sinus
posterior sinus posterior sinistra tempat asal arteri coronaria sinistra.4

Mikroskopis

Jantung merupakan kerangka utuh yang tersusun atas jaringan ikat padat dan merupakan
tempat melekatnya serat otot yang bekerja aktif. Unsur utamanya adalah annulus fibrosus,
yang melingkari basis dari aorta, arteria pulmonalis, dan katup atrioventriculare. Annuli yang
berhubungan dengan pembuluh besar terdiri atas tiga lekukan. Lekukan yang terdapat pada
daun posterior kiri dari katup aorta memiliki penebalan segitiga yang disebut trigonum
fibrosum yang menyatu dengan annulus pada katup mitral dan menjadi tempat perlekatan
bagi daun anterior katup ini. Penebalan sejenis dari lekukan pada daun posterior dari katup
aorta menjadi tempat perlekatan bagi daun septal katup trikuspid dan berlanjut ke bawah
sebagai septum membranaseum atas tipis, yaitu bagian dari septum interventriculare.5
Annulus fibrosus di sekitar katup atrioventrikulare memastikan tidak adanya hubungan antara
miokard atrium dan ventrikel sehingga hubungan listrik merupakan satu-satunya hubungan
yang dapat terjadi diantara keduanya melalui jaringan konduksi khusus dari berkas
atrioventrikular. Hal tersebut terjadi untuk mempertahankan peristiwa teratur dalam siklus
jantung. Pada manusia, annulus hanya mengandung sedikit serat elastin tetapi mengandung
banyak jaringan kolagen padat.5

Dinding jantung terdiri atas tiga lapisan berbeda. Ketiga lapisan itu adalah sebagai berikut.6

 Endokardium, (endo berarti ‘di dalam’; cardia berarti ‘jantung’) adalah lapisan tipis
endothelium, suatu jairngan epitel yang unik dan melapisi bagian dalam selurun sistem
sirkulasi, bukan hanya jantung.
 Miokardium, (myo berarti ‘otot’; cardia berarti ‘jantung’), lapisan tengah yang terdiri
dari oto jantung, membentuk sebagian besar dinding jantung.
 Epikardium (epi berarti ‘di atas’; cardia berarti ‘jantung’) merupakan suatu bagian atau
membran tipis di bagian luar yang membungkus jantung. Epikardium terdiri dari
perikardium viseral dan parietal. Epikardium terdiri atas epitel selapis gepeng dan terdiri
atas fibrosa dan serosa.

Miokardium terdiri dari berkas-berkas serat otot yang saling menjalin dan tersusun spiral
melingkari jantung. Susunan tersebut disebabkan oleh pemutaran komplek syang terjadi pada
jantung selama proses perkembangan mudigah. Akibatnya, sewaktu ventrikel berkontraksi
dan memendek, garis tengah bilik ventrikel berkurang sekaligus disertai penarikan apex ke
atas ke arah bagian atas jantung dengan gerakan memutar. Hal ini menimbulkan efek
“memeras” yang secara efisien menumbulkan tekanan pada darah di dalam bilik tertutup dan
mengarahkannya ke atas, ke lubang nasuk arteri-arteri besar yang keluar dari pangkal
ventrikel.6

Tiap-tiap sel otot jantung saling berhubungan untuk memebentuk serat yang bercabang-
cabang dengan sel-sel yang berdekatan dihubungkan ujung ke ujung pada struktur khusus
yang dikenal dengan diskus interkalaris (intercalated disc). Di dalam sebuah diskus
interkalaris, terdapat dua jenis pertautan membran, yaitu desmosome dan gap junction.
Desmosome merupakan sebuah taut lekat yang secara mekanis menyatukan sel-sel otot
jantung. Pada daerah tertentu, di sepanjang diskus interkalaris, kedua membran yang saling
berhadapan saling mendekat untuk memebentuk gap junction, yaitu bagian dengan resistensi
istrik yang rendah dan memungkinkan potensial aksi menyebar dengan mudah. Tidak
terdapat gap junction di antara sel-sel kontraktil (sel-sel yang berfungsi untuk kontraksi)
atrium dan ventrikel.6

Lapisan luar epikardium, yaitu perikardium parietal adalah membran fibrosa yang kuat,
mampu melekatkan jantung dan menambatkan jantung sehingga jantung tetap berada pada
posisinya di dalam rongga thorax. Disisi lain, lapisan dalam, yang langsung melekat pada
jantung, lapisan perikardium viseral mampu menghasilkan cairan perikardium encer, yang
menghasilkan perluamsan untuk mencegah gesekan antara lapisan-lapisan perikardium ketika
jantung berdenyut.6

Secara anatomis, ventrikel kiri mempunyai otot yang lebih tebal dan bentuknya menyerupai
lingkatan. Kondisi ini akan mempermudah pembentukan tekanan yang tinggi selama
ventrikel berkontraksi.7

Fungsi Jantung

Meskipun secara anatomis jantung adalah organ tunggal namun sisi kanan dan kiri jantung
berfungsi sebagai dua pompa terpisah. Jantung dibagi menjadi paruh kanan dan kiri serta
memiliki empat rongga, satu rongga atas dan stu rongga bawah di masing-masing paruh.
Rongga-rongga atas, atrium, menerima darah yang kembali ke jantung dan memindahkannya
ke rongga bawah, vetrikel, yang memompa darah dari jantung. Pembuluh yang
mengembalikan darah dari jaringan ke atrium adalahh vena, dan membawa darah dari
ventrikel ke jaringan adalah arteri. Kedua paruh jantung dipisahkan oleh septum, suatu partisi
otot kontinyu yang mencegah pencampuran darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini
penting sangat penting karenan separuh kanan jatung menerima dan meompa darah miskin
O2, sementara sisi kiri jantung menerima dan memompa darah kaya O2. Jadi jantung
berfungsi sebagai pompa ganda.1

Vaskularisasi Ekstremitas Superior

Arteri axillaris

Arteri ini menyuplai dinding regio axillaris dan daerah-daerah yang terkait dan berlanjut
sebagai suplai darah utama untuk ekstremitas superior yang lebih distal. Arteri subclavia di
regio cervicalis menjadi arteri axillaris pada margo lateral costa 1 dan melintasi regio
axillaris, menjadi arteri brachialis pada tepi inferior m. teres major.8

Umumnya terdapat 6 cabang yang muncul dari A. axillaris 8:


 Satu cabang A. thoracica superior/ thoracalis suprema berasal dari bagian pertama.
 Dua cabang A. thoracoacromialis dan arteria thoracica lateralis/ thoracalis lateralis,
berasal dari bagian kedua.
 Tiga cabang, A. subscapularis, A. circumflexa anterior humeri dan A. circumflexa
posterior humeri, berasal dari bagian ketiga.

A. thoracica superior

Arteri ini berukuran kecil dan berasal dari permukaan anterior bagian pertama A. axillaris dan
juga menyuplai daerah bagian atas dinding medial dan anterior regio axillaris.8

A. thoracoacromialis

Arteri ini pendek dan berasal dari permukaan anterior bagian kedua A. axillaris tepat di
posterior dan tepi medial (superior) m. pectorlis minor. Arteri ini melengkung disekitar tepi
superior muskulus, menembus clavipectoralis dan langsung terbagi menjadi 4 cabang ramus
pectoralis, R. deltoideus, R. clavicularis, dan R. acromialis yang menyuplai dinding anterior
regio axillaris dan regio yang terkait. R. pectoralis berperan dalam suplai darah untuk
mamma dan R. deltoideus melintas kedalam trigonum clavipectorale untuk berjalan bersama
v. cephalica dan menyuplai struktur di dekatnya.8

A. thoracica lateralis

Arteri ini berasal dari permukaan anterior bagian kedua A. axillaris, posterior dari tepi lateral
(inferior) pectoralis minor. Arteri ini berjalan sepanjang tepi musculus ke dinding cavitas
thoracis dan menyuplai dinding anterior dan medial regio axillaris.8

A. supscapularis

Arteri ini merupakan cabang terbesar A. axillaris dan menjadi suplai darah utama ke diding
posterior regio axillaris. Arteri ini juga berperan dalam suplai darah regio scapularis
posterior. Arteri ini berasal dari permukaan posterior bagian ketiga A. axillaris sedikit
mengikuti tepi inferior m. subscapularis, lalu bercabang menjadi dua cabang terminal, A.
circumflexa scapulae dan A. thoracodorsalis.8

A. circumflexa anterior humeri


Arteri ini lebih kecil bia dibandingkan dengan A. circumflexa posterior humeri dan berasal
dari sisi lateral bagian ketiga A. axillaris. Arteri ini lewat di anterior dari collum chirurgicum
humeri dan beranatomosis dengan A. circumflexa posterior humeri.8

A. circumflexa posterior humeri

Arteri ini berasal dari permukaan lateral bagian ketiga A. axillaris, langsung di posterior dari
tempat keluarnya A. circumflexa anterior humeri. Arteri ini melengkung megelilingi A.
collum chirurgicum humeri dan menyuplai musculi disekitarnya dan sendi glenohumeralia.
Arteri ini juga beranastomosis dengan A. circumflexa anterior humeri dan dengan cabang-
cabang dari A. profunda brachii, A. suprascapularis, dan A. thoracoacromialis.8

Arteri brachialis

Arteri utama brachium, A. brachialis, berada di kompartemen anterior. Berawal sebagai


kelanjutan arteri regio axillaris pada tepi bawah m. teres major. Arteri ini berakhir tepat di
distal dari sendi cubiti, untuk bercabang menjadi A. radialis dan A. ulnaris. Cabang-cabang
A. brachialis pada brachium termasuk yang berdekatan dengan musculi dan dua vasa
collateralis ulnaris, yang berperan pada jaringan arteri disekitar sendi cubiti. Cabang tabahan
adalah A. profunda brachii dan A. nutriciae humeri, yang lewat melalui foramen di facies
anteromedialis corpus humeri.8

A. profunda brachii

Arteri ini adalah cabang terbesar dari A. brachialis, melintas ke dalam dan menyuplai
kompartemen posterior brachium. Cabang-cabang A. profunda brachii menyupai muscui
didekatnya dan beranastomosis dengan A. circumflexa posterior humeri. Arteri ini berakhir
sebagai dua vasa collateralis, yang berperan dalam jaringan anastomosis arteriae di sekitar
sendi cubiti.8

Arteri radialis

Arteri ini berasal dari A. brachialis kira-kira pad collum radii dan lewat sepanjang aspectus
lateralis antebrachium. Pada bagian distal antebrachium, A. radialis berada langsung di lateral
dari tendon besar m. fleksor carpi radialis dan langsung di anterior dari m. pronator quadratus
dan ujung distal radius. Arteri ini akan meninggalkan antebrachium lewat di sekitar sisi
lateral carpus, dan menembus aspectus posterolateralis manus diantara basis metacarpalia I
dan II. Arteri ini memiliki rami musculares yang berperan dalam suplai musculi extensorum
pada sisi radialis antebrachium.8 Cabang-cabang A. radialis berawal dari antebrachium
termasuk8:

 A. recurrens radialis, berkontribusi pada anyaman anastomosis disekitar sendi cubiti dan
untuk banyak pembuluh darah yang menyuplai musculi pada sisi lateral antebrachium.
 R. carpalis palmaris, berkontribusi untuk anyaman anastomosis pembuluh-pembuluh
darah yang menyuplai tulang-tulang carpal dan sendi-sendi.
 Cabang yang agak besar, R. palmaris superficialis, yang beranastomosis dengan arcus
palmaris superficialis yang dibentuk oleh A. ulnaris.

Arteri Ulnaris

Arteri ini lebih besar daripada A. radialis dan menuruni sisi medial antebrachium. Arteri ini
meninggalkan fossa cubitalis dengan melintas di sebelah dalam dari m. pronator teres dan
kemudian melalui antebrachium di bidang antara m. flexor carpi ulnaris dan flexor digitorum
profundus. Arteri ini meninggalkan antebrachium, memasuki manus dengan melintas di
lateral dari tulang pisiforme dan superficial dari retinaculum flexorum di carpus dan
melengkung di atas palmar8. Cabang-cabang A. ulnaris yang keluar di antebrachium8:

 A. recurrens unlanris dengan rami anterior dan posterior, berkontribusi pada anyaman
anastomosis pembuluh-pembuluh darah disekitar sendi cubiti.
 Banyak R. muscularis , yang menyuplai musculi di sekitarnya.
 A. interrosea communis, yang terbagi menjadi A. interrosea anterior dan poterior.
 Dua A. carpalia kecil ( R. carpalis dorsalis dan R. carpalis palmaris) yang menyuplai
carpus.

Vena axillaris

Vena ini berawal dari tepi bawah m. teres major dan merupakan lanjutan dari V. basilica
yang merupakan vena superficialis yang mengalirkan darah permukaan posteromedial manus
dan antebrachium dan menembus fascia profundus dipertengahan brachium. Umumnya
cabang-cabang V. axillaris mengikuti cabang-cabang A. axillaris. Cabang lain meliputi V.
brachiales, yang mengikuti A. brachialis dan V. cephalica.8

Vena cephalica
Adalah vena superficialis yang mengalirkan darah bagian lateral dan posterior manus,
antebrachium, dan brachium. Vena ini nantinya akan melintas ke superior pada aspectus
anterolateralis brachium dan melalui dinding anterior regio axillaris untuk mencapai vena
axillaris.8

Vena basilica

Melintas verticalis diseparuh bagian brachium, menembus brachia profundus untuk berada di
medial dari A. brachialis dan kemudian menjadi V. axillaris pada tepi bawah m. teres major.
V. brachialis bergabung dengan V. vena basilica, atau V. axillaris.8

Sistem Kardiovaskuler

Siklus Jantung

Siklus jantung mencakup periode dari akhir kontraksi (sistol) dan relaksasi (diastol) jantung
sampai akhir sistol dan diastol berikutnya. Kontraksi jantung mengakibatkan perubahan
tekanan dan volume darah dalam jantung dan pembuluh utama yang mengatur pembukaan
dan penutupan katup jantung serta aliran darah yang melalui ruang-ruang dan masuk ke
arteri.9
Peristiwa mekanik dalam siklus jantung9:

 Selama masa diastol (relaksasi), tekanan dalam atrium dan ventrikel sama-sama rendah,
tetapi tekanan atrium lebih besar dari tekanan ventrikel.

 Atrium secara pasif terus – menerus menerima darah dari vena (vena cava superior
dan inferior, vena pulmonal).
 Darah mengalir dari atrium menuju ventrikel melalui katup A-V yang terbuka.
 Tekanan ventrikular mulai meningkat saat ventrikel mengembang untuk menerima
darah yang masuk.
 Katup semilunar aorta dan pulmonar menutup karena tekanan dalam pembuluh-
pembuluh lebih besar daripada tekanan dalam ventrikel.
 Sekitar 70% pengisian ventrikular berlangsung sebelum sistol atrial.

 Akhir diastole ventrikular, nodus S-A melepas impuls, atrium berkontraksi dan
peningkatan tekanan dalam atrium mendorong tambahan darah sebanyak 30% ke dalam
ventrikel.
 Sistole ventrikular. Aktivitas listrik menjalar ke ventrikel yang mulai berkontraksi.
Tekanan dalam ventrikel meningkat dengan cepat dan mendorong katup A-V untuk
segera menutu.
 Ejeksi darah ventrikular ke dalam arteri

 Tidak semua darah ventrikular dikeluarkan saat kontraksi. Volume sistolik akhir
darah yang tersisa pada akhir sistole adalah sekitar 50 ml.
 Isi sekuncup (70 ml) adalah perbedaan volume diastole akhir (120 ml) dan volume
sistole akhir (50 ml).

 Diastole ventricular

 Ventrikel berepolarisasi dan berhenti berkontraksi. Tekanan dalam ventrikel


menurun tiba-tiba sampai di bawah tekanan aorta dan trunkus pulmonary, sehingga
katup semilunar menutup (bunyi jantung kedua).
 Adanya peningkatan tekanan aorta singkat akibat penutupan katup semilunar aorta.
 Ventrikel kembali menjadi rongga tertutup dalam periode relaksasi isovolumetrik
karena katup masuk dan katup keluar menutup. Jika tekanan dalam ventrikel
menurun tajam dari 100 mmHg samapi mendekati nol, jauh di bawah tekanan
atrium, katup A-V membuka dan siklus jantung dimulai kembali.

Kegiatan Listrik Jantung

Jantung merupakan system elektromekanikal dimana signal untuk kontraksi otot jantung
timbul akibat penyebaran arus listrik di sepanjang otot jantung. Jantung mempunyai
kemampuan Autorhytmicity yang memiliki karakteristik yaitu Sel Jantung memiliki fungsi
mekanik dan elektrik serta terdiri dari filament-filamen kontraktil yang jika terstimulasi akan
saling berinteraksi sehingga sel miokard akan berkontraksi, Kontraksi sel otot jantung yang
berhubungan dengan perubahan muatan listrik disebut depolarisasi dan pengembalian muatan
listrik disebut Repolarisasi. Rangakain proses ini disebut potensial aksi. Sel Miokard bersifat
depolarisasi spontan yang berfungsi sebagai back up sel pacu jantung jika terjadi disfungsi
nodal sinus atau kegagalan propagansi depolarisasi dengan manifestasi klinis berupa
aritmia.10
Sistem konduksi terdiri dari10:
 Nodal Sinoatrial (SA)
Nodal SA merupakan sekumpulan sel yang terletak di bagian sudut kanan atas atrium
kanan dengan ukuran panjang 10-20 mm dan lebar 2-3 mm serta merupakan pacemaker
jantung. Nodal SA mengatur ritme jantung (60-100X/menit) dengan mempertahankan
kecepatan depolarisasi serta mengawali siklus jantung ditandai dengan sistol atrium.
Impuls dari nodal SA menyebar pertama sekali ke atrium kanan lalu ke atrium
kiri(melalui berkas bachman) yang selanjutnya diteruskan ke nodal atrioventrikular(AV)
melalui traktur intermodal.
 Nodal Atrioventrikular (AV)
Nodal AV terletak dekat septum interatrial bagian bawah, di atas sinus koronarius dan di
belakang katup tricuspid yang berfungsi memperlambat kecepatan konduksi sehingga
memberi kesempatan atrium mengisi ventrikel sebelum sistol ventrikel serta melindungi
ventrikel dari stimulasi berlebihan atrium seperti pada fibrilasi atrial. Nodal AV
menghasilkan impuls 40-60X/menit dan kecepatan konduksi 0.05 meter/detik. Impuls
dari nodal AV akan diteruskan ke berkas His.
Berkas His terbagi atas berkas kanan dan kiri. Berkas His kiri terbagi menjadi berkas
anterior kiri,posterior dan septal. Berkas kanan menyebarkan impuls ke ventrikrl
kanan,sedangkan berkas kiri menyebarkan impuls ke septum inter-ventrikel dan ventrikel
kiri dengan kecepatan konduksi 2 meter/detik. Berkas-berkas tersebut bercabang cabang-
cabang kecil atau serabut purkinje yang tersebar mulai dari septum interventrikel sampai
ke muskulus papilaris dan menghasilkan impuls 20-40X/menit dengan kecepatan
konduksi 4 meter/detik. Impuls listrik menyebar mulai dari endokardium-miokardium
dan terkahir sampai epikardium,yang selanjutnya otot jantung akan bergerak dan
memompa darah keluar dari ruang ventrikel ke pembuluh darah arteri.
Fase potensial aksi jantung terdiri dari beberapa fase (Dharma Surya.Sistematika
Interpretasi EKG Pedoman Praktis.Jakarta.EGC.2008.h.1-4) :
 Fase 0
Depolarisasi cepat : terjadi pemasukan cepat Na+ dari luar sel ke dalam sel melalui
saluran Na+. Ion K+ bergerak ke luar sel dan Ca++ bergerak lambat masuk ke dalam
sel melalui saluran Ca++ . Sel akan terdepolarisasi dan dimulailah kontraksi jantung
ditandai dengan kompleks QRS pada EKG. Selanjutnya terjadi repolarisasi segera
terjadi dari 3 fase( Fase1,2,3).
 Fase 1 :
Repolarisasi dini : Saluran Na+ akan menutup sebagian sehingga memeperlambat
aliran Na+ ke dalam sel. Pada saat bersamaaan, Cl- masuk ke dalam sel dan K+
keluar melalui saluran K+. Alhasil terjadi penurunan jumlah ion positif dalam sel
yang menimbulkan gelombang defleksi negative kecil pada kurva potensial aksi.
 Fase 2 :
Fase Plateau : Terjadi pemasukan lambat Ca++ ke dalam sel melalui saluran Ca++.
Ion K+ terus keluar dari sel melalui saluran K+. fase iini ditandai dengan segmen ST
pada EKG.
 Fase 3 :
Repolarisasi Cepat akhir : Terjadi downslope potensuil aksi, diamana K+ bergerak
cepat keluar sel. Saluran Ca++ dan Na+ tertutup sehingga Ca++ dan Na+ tidak bisa
masuk ke dalam sel. Pengeluaran cepat K+ menyebabkan suasana elektrik di dalam
sel menjadi negative. Hal ini menjelaskan terjadinya gelombang T pada EKG. Jika
saluran K+ dihambat,terjadi pemanjangan potensil aksi.
 Fase 4 :
Resting membrane potensial : kembali pada keadaan istirahat, Na+ dijumpai banyak
di dalam sel serta K+ banyak di luar sel. Pompa Na+ K+ akan diaktivasi untuk
mengeluarkan Na+ dan memasukkan K+ ke dalam sel. Jantung mengalami polarisasi
(siap untuk stimulus berikutnya).

Elektrokardiogram

Impuls atau gelombang depolarisasi yang dicetuskan di jantung akan menyebar ke segala
arah. Konduksi impuls di seluruh jantung akan menimbulkan aliran listrik yang juga akan
menyebar ke jaringan di sekitar jantung. Bahkan, impuls ini ada pula yang menyebar sampai
ke permukaan tubuh. Penyebaran aliran listrik pada saat depolarisasi dalam satu siklus
jantung akan memberikan gambaran rekaman yang khas. Aliran listrik yang berasal dari
jantung ini dapat dideteksi dan direkam melalui elektroda yang ditempelkan pada permukaan
kulit pada posisi tertentu. Rekaman perubahan listrik yang menyertai siklus jantung ini
disebut elektrokardiogram atau EKG. Jadi, EKG adalah rekaman gelombang depolarisasi atau
potensial aksi yang dihasilkan oleh serat otot jantung. Alat yang digunakan untuk
merekamnya adalah elektrokardiograf (electrocardiograph).3
Aliran listrik yang dihasilkan oleh otot jantung dalam satu denyutan mengubah polaritas dan
potensial listrik pada sisi tersebut dlam waktu yang sangat singkat. Kadang-kadang,
perubahan potensial listrik dapat terjadi dalam waktu kurang dari 0,01 detik. Karena itu, alat
yang akan digunakan untuk merekamnya harus mampu merespons perubahan potensial listrik
yang sedemikian cepatnya.3

Hubungan Siklus Jantung Dengan Elektrokardiogram

Gelombang EKG dalam satu siklus jantung terdiri dari satu gelombang P, satu kompleks
QRS, dan satu gelombang T. Kompleks QRS sebenarnya terdiri dari tiga gelombang yang
terpisah, yaitu gelombang Q, gelombang R, dan gelombang S. Gelombang P dan kompleks
QRS merupakan gelombang depolarisasi, sedangkan gelombang T adalah gelombang
repolarisasi.6

Gelombang P merupakan potensial listrik yang muncul saat atrium berdepolarisasi. Jadi,
gelombang P terjadi sebelum kontraksi atrium. Bagian awal gelombang P merepresentasikan
aktivitas listrik di atrium kanan. Bagian tengah gelombang P menunjukkan selesainya
aktivasi aktrium kanan dan permulaam aktivasi atrium kiri. Sedangkan, bagian akhir
gelombang P merupakan aktivitas listrik di atrium kiri. Gelombang P merupakan defleksi
pertama yang terekan dari suatu siklus jantung. Bentuknya kecil, licin, dan puncaknya
berbentuk lengkungan.6

Kompleks QRS merupakan potensial listrik yang muncul sewaktu ventrikel berdepolarisasi.
Jadi, kompleks ini terjadi sebelum kontraksi ventrikel dimulai atau dengan kata lain
merupakan representasi penyebaran aktivitas listrik di miokardium ventrikel. Resultan
kekuatan listrik yang dihasilkan dari depolarisasi ventrikel ini terekan dalam bentuk defleksi
yang tinggi dan runcing. Defleksi yang runcing dan tinggi ini ditandai dengan huruf QRS
tanpa memandang apakah defleksi itu positif (ke atas) atau negatif (ke bawah).6

Gelombang T merupakan potensial listrik yang muncul sewaktu ventrikel pulih dari
depolarisasi. Dengan demikian, gelombang ini muncul pada stadium repolarisasi. Dalam
keadaan normal, stadium repolarisasi ventrikel ini terjadi dalam waktu 0,25 sampai 0,35 detik
setelah depolarisai otot ventrikel. Gelombang T lebih kecil dan lebar atau tidak setajam
kompleks QRS, walaupunkeduanya merupakan gelombang potensial listrik yang terjadi di
ventrikel. Perbedaan tersebut timbul karena repolarisasi biasanya terjadi lebih lambat dari
depolarisasi.6
Gelombang repolarisasi atrium biasanya tidak muncul pada gambar rekaman EKG karena
repolarisasi atrium terjadi pada saat yang bersamaan dengan depolarisasi ventrikel yang
memiliki gelombang yang lebih besar dari gelombang repolarisasi atrium.6

Terkadang, dibelakang gelombang T muncul gelombang lain yang dinamakan gelombang U


yang hanya dapat muncul pada beberapa orang saja. Gelombang U biasanya kecil, sering
tidak begitu jelas, dan sumber aktivitas listriknya belum diketahui dengan pasti. Dengan
munculnya gelombang U, gambaran gelombang T sekaligus U nampak seperti unta berpunuk
dua.6

Interval P-Q atau P-R adalah ukuran panjang mulai dari awal gelombang P sampai ke awal
kompleks QRS. Jadi interval ini merupakan waktu konduksi dari eksitasi atrium ke eksitasi
ventrikel. Interval P-Q merupakan waktu yang diperlukan oleh impuls untuk berjalan dari
atrium melalui nodus AV, berkas His, dan serat purkinje hingga mulai berdepolarisasinya
otot ventrikel.6

Segmen S-T adalah panjang mulai dari akhir kompleks QRS sampai ke awal gelombang T.
Segmen S-T ini merupakan representasi periode saat semua bagian ventrikel berada dalam
keadaan depolarisasi yang menyeluruh dan tumpang tindih dengan awal repolarisasi sehingga
saling menetralkan. Repolarisasi ini dapat melewati segmen S-T pada derajat tertentu,.Bagian
awal segmen ini, yaitu lanjutan kompleks QRS dinamakan “J” yang merupakan singkatan
dari juction point atau tempat sambungan. Kurva segmen S-T pada gambar rekaman EKG
normal perlahan-lahan bersambung dengan bagian asenden gelombang T sehingga batas
antara segmen S-T ini dengan gelombang T tidak jelas. Jadi, pada gambar rekaman EKG
normal, tidak harus terlihat segmen S-T dengan gelombang T.6

Kalibrasi Voltase Dan Kalibrasi Waktu Pada EKG

Rekaman EKG dibuat dengan garis-garis kalibrasi yang sesuai pada kertas rekaman EKG.
Garis kalibrasi horizontal pada kertas EKG adalah garis kalibrasi voltase. Garis kalibrasi
horizontal ini diatur sedemikian rupa, sehingga 10 kotak kecil ke atas maupun bawah setara
dengan 1 milivolt dengan positivitas ke arah ats dan kenegativitas ke arah bawah.11

Garis kalibrasi vertikal pada kertas EKG adalah garis kalibrasi waktu. Setiap inci pada arah
horizontal setara dengan satu detik. Setap inci dibagi atas 5 interval oleh garis-garis vertikal
yang lebih tebal; jadi, jarak horizontal antar interval adalah 0,20 detik. Setiap interval dibagi
pula oleh garis-garis vertikal yang lebih halus menjadi 5 (lima) kotak kecil untuk tiap
interval. Dengan demikian, jarak horizontal antar kotak kecil adalah 0,04 detik.11

Menentukan Denyut Jantung Dari EKG

Kecepatan denyut jantung dapat dihitung dengan mudah dari gambar rekaman EKG karena
kecepatan denyut jantung merupakan resiprokal interval waktu antara dua denyutan yang
berurutan. Bila interval waktu antara dua denyutan yang berurutan adalah 1 (satu) detik,
denyut jantung adalah 60 kali/menit. Jadi, cara untuk menghitung denyut jantung adalah
didahului dengan menentukan jarak (interval waktu) antara dua denyutan yang berurutan,
misalnya dengan mengukur jarak antara puncak gelombang R ke puncak gelombang R
berikutnya. Kecepatan denyut jantung adalah 60 dibagi jarak (interval waktu) antara dua
denyutan yang berurutan tersebut.11

Untuk menghasilkan perbandingan standar, rekaman EKG rutin terdiri dari dua belas sistem
elektroda konvensional, atau lead. Saat sebuah mesin elektrokardiograf dihubungkan dengan
elektroda pencatat di dua titik tubuh, susunan spesifik dari tiap-tiap pasangan koneksi itu
disebut lead atau sadapan.12

Sadapan Einthoven (I, II, III)

Sadapan-sadapan ini dihasilkan dari gaya-gaya listrik yang diteruskan dari jantung melalui
empat kabel elektrode yang diletakkan di kedua tangan dan kaki. Masing-masing LA (left
arm), RA (right arm), LF (left foot), RF (right foot).11 Dari empat kabel elektrode ini aka
dihasilkan beberapa sudut atau sadapan sebagai berikut.3

 Sadapan I. sadapan I dihasilkan dari perbedaan potensial lsitrik antara RA yang


dibuat bermuatan negatif dan LA yang dibuat bermuatan positif sehingga arah listrik
jantung bergerak ke sudut 0 derajat (sudutnya ke arah lateral kiri). Dengan demikian,
bagian lateral jantung dapat dilihat oleh sadapan I.
 Sadapan II. Sadapan II dihasilkan dari perbedaan antara RA yang dibuat bermuatan
negatif dan LF yang bermuatan positif. Dengan demikian, bagian inferior jantung
dapat dilihat oleh sadapan II.
 Sadapan III. Sadapan III dihasilkan dari perbedaan antara LA yang dibuat bermuatan
negatif dan LF yang dibuat bermuatan positif. Dengan demikian, bagian inferior
jantung dapat dilihat oleh sadapan III.
 Augmented Extremity Lead Goldberger (aVR,aVL,aVF)
Sadapan ini diletakkan pada kedua lengan dan kaki dengan menggunakan kabel seperti
yang digunakan pada sadapan Einthoven. Vektor dari sadapan unipolar akan
menghasilkan sudut pandang terhadap jantung dalam arah vertikal.11
 Sadapan aVL. Sadapan aVL dihasilkan dari perbedaan antara muatan LA yang
dibuat bermuatan positif dengan RA dan LF yang dibuat. Dengan demikian, bagian
lateral jantung dapat dilihat juga oleh sadapan aVL.
 Sadapan aVF. Sadapan aVF dihasilkan dari perbedaan antara muatan LF yang dibuat
bermuatan positif dengan RA dan LA dibuat indifferent. Dengan demikian, bagian
inferior jantung selain sadapan II dan III dapat juga dilihat oleh sadapan aVF.
 Sadapan aVR. Sadapan aVR dihasilkan dari perbedaan antara muatan RA yang
dibuat bermuatan positif dengan LA dan LF dibuat indifferent.
 Sadapan Precordial Wilson
Penempatan dilakukan berdasarkan pada urutan kabel-kabel yang terdapat pada mesin
EKG yang dimulai dari nomor C1-C6.11
 V1: Ruang interkostal IV garis parasternal kanan.
 V2: Ruang interkostal IV garis parasternal kiri.
 V3: Pertengahan antara V2 dan V4.
 V4: Ruang interkostal V garis midklavikula kiri.
 V5: Sejajar V4 garis aksila depan.
 V6: Sejajar V4 dan V5 garis mid-aksila kiri.

Enzim

Enzim kardiovaskular terdiri dari 2 jenis yaitu Enzim Fungsional dan Enzim Non
Fungsional.13
 Enzim Fungsional
Merupakan enzim yang selalu ada dalam sirkulasi darah,dibuat di dalam hati,memiliki
kadar yang besar dalam jaringan. Contoh Lipoprotein Lipase, Proenzim pembekuan
darah dan Pemecahan Bekuan darah.
 Enzim Non Fungsional
Merupakan enzim yang tidak berfungsi dalam darah,substratnya juga tidak diketemukan
di dalam darah, kadarnya sedikit dan juga merupakan suatu indikator untuk menentukan
diagnosa dan prognosa suatu penyakit. Contoh Alkaline fosfatase, Amilase pancreas,
Lipase, GOT(Glutamic Oxaloacetic Transminase) dan GPT( Glutamic pyruvic
Transmiase).
Analisis enzim jantung dalam plasma merupakan bagian dari profil diagnostik yang
berhubungan dengan trombosis atau emboli serebri yang meliputi riwayat,gejala,dan
elektrokardiogram untuk mendiagnosis infark miokard. Enzim dilepaskan dari sel bila sel
mengalami cedera dan membrannya pecah. Kebanyakan enzim tidak spesifik dalam
hubungannya dengan organ tertentu yang rusak. Ada beberapa enzim jantung antara lain
:
 Laktat Dehidrogenase(LDH) dan isoenzimnya.
Ada 5 macam LD isoenzim(LD1-LD5). Masing-masing mempunyai berat molekul
sekitar 134.000 kDa. Mereka mengandung kombinasi subunit H dan M. Jantung
mengandung lebih banyak LD1 sedangkan hati dan otot mengandung LD5.
Pemeriksaan LD isoenzim dilakukan dengan cara elektroforesis. Enzim ini
meningkat pada penyakit Lekimia akut,Lekimia kronis yang kambuh dan karsinoma
generalisata.
 Kreatinin Kinase(CK).
CK adalah enzim yang dianalisis untuk mendiagnosis infark jantung akut dan
merupakan enzim pertama yang meningkat. Gangguan serebri juga juga
dihubungkan dengan nilai kadar CK dan CK-MB total abnormal. Enzim ini
meningkat di dalam otot lurik dan digunakan untuk mendiagnosis kelainan pada otot
lurik dan otot jantung.
 C-Reactive protein(CRP)
CRP merupakan anggota dari protein pentraxin. Kadarnya akan meningkat 100X
dalam 24-48 jam setelah terjadi luka jaringan seperti
meningitis,ensefalitis,thrombosis serebri dan stroke hemoragik. CRP disintesis dan
disekrsi oleh hati sebagai respons terhadap sitokin,terutama bahwa IL 6.
Peningkatan kadar CRP adalah nonspesifik tetapi merupakan pertanda respons fase
akur yang sensitive terhadap senyawa infeksius,stimulus imunologis,kerusakan
jaringan dan inflamasi akut lain. Inflamasi kronis merupakan komponen yang
penting dalam perkembangan dan progresi aterosklerosis.Kadar CRP berhubungan
juga dapat dengan disfungsi endotel.
Kesimpulan

Jantung merupakan organ yang berfungsi sebagai pompa yang memiliki empat ruang yaitu
dua ventrikel dan dua atrium serta dindingnya memiliki tiga lapisan berbeda yaitu
endokardium, miokardium, dan epikardium. Bila terjadi suatu kelainan seperti angina
pectoralis perlu melakukan pemeriksaan EKG dengan alat untuk merekamnya yaitu
elektrokardiograf (electrocardiograph) guna menentukan kegiatan kelistrikan jantung,
penyebab angina serta kesehatan jantung.

Daftar Pustaka

1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC. 2012. h. 327-
328
2. Delima. Faktor determinan gejala angina pektoris pada masyarakat yang belum pernah
terdiagnosis penyakit jantung. Jakarta: Majalah kedokteran Indonesia. 2009; 59 (11): h.
519
3. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 17. Jakarta: EGC; 1998.h.552
4. Moore KL.Anatomi Klinis Dasar.Jakarta.Penerbit Hipokrates.2006.h.56-67
5. Fawcett, DW. Buku ajar histologi. Jakarta: EGC; 2002.h.360
6. Sherwood L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2001.h.257-93
7. Muttaqin A. Pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
kardiovaskular. Jakarta; Salemba Medika; 2009.h.2-32
8. Drake RL, Vogl AW, Mitchell AWM. Dasar-dasar anatomi. Elsevier: Singapura. 2012.
hal. 363- 392
9. Gibson J. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Edisi 2. Jakarta. EGC. 2003.
h.102-3.107-9
10. Dharma Surya.Sistematika Interpretasi EKG Pedoman Praktis.Jakarta.EGC.2008.h.1-4
11. Dharma S. Sistematika interpretasi EKG: pedoman praktis. Jakarta: EGC; 2009.h.7-9
12. Herman RB. Buku ajar fisiologi jantung. Jakarta: EGC; 2010.h.48-124
13. Muttaqin A. Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan gangguan system
kardiovaskular.Jakarta.EGC.2004.h.151-2

Anda mungkin juga menyukai